PENDAHULUAN
bakalan,
1.2.1. TujuanKegiatan
Adapun tujuan dari Praktik Kerja Lapang ini adalah;
1. Untuk mengetahui manajemen penggemukan sapi potong yang baik.
Pada Kandang kelompok BeriukTinjal.
2. Untuk mengetahui permasalahan yang dihadapi dalam usaha
penggemukan sapi potong pada kandang kelompok BeriukTinjal.
3. Untuk membandingkan teori dan kondisi nyata dilapangan dalam hal
penggemukan sapi potong pada kandang kelompok BeriukTinjal.
BAB II
KEGIATAN PRAKTIK KERJA LAPANG
2.1.
2.2.
d. Sebelah Barat
: Rumah H. Jafar
PEMBINA
Puskeswan Ampenan
PII
SEKRETARIS
Munajah F.
SEKSI
KEAMANAN
Supardi
BENDAHARA
H. Zainudin
SEKSI
KEBERISHAN
Nurseni
SEKSI
KEBERISHAN
Sabri
SEKSI PEMASARAN
& BIBIT
Ibrahim
Anggota
M. Junaidi
M. Hafiz
Rasyad
H. Sayuti
Subri
2.3.
6. Abdullah
7. Nursaat
8. Saat
9. Aliman
10. sahabudin
2.3.1
Manajemen Penggemukan
Usaha penggemukan sapi ada beberapa faktor yang mempengaruhi
system penggemukan ternak sapi adalah teknik pemberian pakan, umur dan
kondisi sapi yang akan digemukan, serta lama penggemukan. Menajemen
penggemukan yang digunakan di kelompok ternak Beriuk Tinjal adalah
manajemen penggemukan dengan system kereman.
Cara penggemukan sapi yang paling efektif adalah penggemukan sapi
yang dikurung di dalam kandang atau lazim disebut system kereman.
7
Penggemukan dengan cara ini disamping dapat meningkatkan nilai jual sapid
an juga dapat menhasilkan pupuk yang berasal dari kotoran sapi.
Cara penggemukan sapi Bali yang ada di kelompok ternak Beriuk
Tinjal dengan sistem kereman dilakukan dengan teknologi pemeliharaan
sebagai berikut :
1. Sapi dipelihara dalam kandang terus menerus dan tidak di
gembalakan.
2. Semua kebutuhan ternak sapi, baik berupa pakan dan air minum
disediakan oleh peternak secara tak terbatas
3. Cara penggemukan sistem ini mengutamakan pemberian pakan
berupa campuran rumput, leguminosa dan pakan tambahan atau
penguat.
4. Sapi Bali yang digemukan tidak dijadikan tenaga kerja, hal ini
bertujuan agar pakan yang dikonsumsi sepenuhnya diubah menjadi
daging dan lemak sehingga pertumbuhan bobot badan meningkat
secara cepat.
5. Pada awal masa penggemukan ternak sapi terlebih dahulu
diberikan obat cacing dan di injeksi vitamin B komplek.
6. Dengan lama penggemukan berkisar 3 6 bulan. Tergantung dari
keadaan ternak dan bobot badan sapi yang digemukan.
Untuk mencapai tujuan penggemukan yang maksimal dari usaha
penggemukan sapi dengan memperhatikan manajemen penggemukan yang
mencangkup beberapa hal, antara lain :
1) Manajemen Bakalan (Breeding)
8
Pertumbuhan cepat
bakalan
yang
diseleksi
diharapkan
memiliki
kecepatan
sekitar 2-3 tahun dengan bobot badan awal sekitar 230 kg. Dan cara peternak
untuk mengetahui umur dari sapi yang akan di beli yaitu dengan melihat
giginya karena penetuan umur ternak yang dijadikan bakalan berpengaruh
terhadap kecepatan pertumbuhan sebab ternak yang lebih muda memiliki
kecepatan pertumbuhan lebih baik dan kebanyakan yang dipilih adalah sapi
Bali jantan karena sapi Bali jantan memiliki pertumbuhan yang lebih baik
dibandingkan sapi Bali betina.
Bakalan yang telah dibeli langsung diberikan obat cacing dan suntik
vitamin B komplek agar terhindar dari penyakit dan meningkatkan system
imun dari sapi bakalan tersebut. Bakalan dipisah terlebih dahulu dari sapi-sapi
yang lain agar jika terdapat penyakit tidak menular ke ternak sapi yang lain.
2) Kebutuhan Pakan (Feeding Management)
Dalam usaha penggemukan sapi, ketersediaan pakan sapi yang
mencukupi merupakan factor kedua penentuan kesuksesan dari usaha
penggemukan karena pakan yang diberikan adalah untuk memperoleh
pertambahan bobot badan secara maksimal. Pakan yang diberikan memiliki
tingkat palabilitas (tingkat kesukaan), mengandung zat gizi yang diperlukan
tubuh, tidak beracun, dan tidak tercemar oleh kotoran atau bibit penyakit.
Jenis pakan yang berikan oleh peternak yang ada dikelompok ternak Beriuk
Tinjal antara lain :
dan pada sore hari pada jam 16:00 17:00 dengan pemberian pakan
30-35 kg/ hari. Pakan hijuan yang diberikan antara lain : rumput gajah,
rumput lapangan, alang-alang, leguminosa yang mana memiliki
kandungan gizi yang baik. Peternak mengandalkan rumput lapangan
yang ada di dekat lintasan bandara lama namun jika rumput disana di
pangkas habis maka peternak akan memberikan pakan berupa
leguminosa lebih banyak dibandingkan rumput. Terkadang peternak
akan membeli pakan untuk satu karung Rp 10.000 dengan berat pakan
yang dibeli sekitar 28-30 kg/karung. Hijauan segar memiliki
kandungan air yang tinggi yakni > 65%. Hijauan banyak mengandung
karbohidrat dalam bentuk gula sederhana, pati dan fruktosa yang
sangat berperan dalam menghasilkan energi.
Pakan tambahan
Pakan tambahan yang diberikan adalah dedak yang dicampurkan
dengan air lalu di campurkan denga pakan. Pakan dedak diberikan sekitar
3 kg dengan pemberian dalam 1 minggu 2 kali. Tujuaan diberikannya
pakan tambahan adalah untuk melengkapai kekurangan gizi dari pakan
hijauan yang diberikan pada ternak.
Dedak padi dini merupakan hasil samping pada pabrik padi dalam
memproduksi beras. Dedak merupakan bagian kulit ari beras pada waktu
dilakukan pemutihan beras. Harga dedak yagn dijual saat ini berkisar Rp
2.500/kg. pakan tambahan berasal dari dedak lebih murah dari pakan
yang lain karena tidak bersaing dengan kebutuhan manusia. Protein dedak
11
berikisar 12-14%, lemak sekitar 7-9%, serat kasar 8-13 % dan abu sekitar
9-12% (Murni et al., 2008).
Proporsi pemakaian dedak dalam ransum ternak bergantung pada
tujuan pemeliharaan ternak. Secara umum dapat dianjurkan pemberian
dedak untuk ruminansia adalah 30-40% dari BK yang dikonsumsi.
3) Heading Management
Heading management adalah suatu upaya penanganan yang
dilakukan seseorang dalam melaksanakan usaha penggemukan sapi.
Heading dalam usaha penggemukan disebut juga manajemen yang
dilakukan dalam menggemukan sapi, seperti masalah perkandangan
sebelum sapi bakalan itu masuk, perlakuan saat bakalan masuk, sanitasi
kandang, pengendalian penyakit dan pemanfaatan limbah.
a. Perkandangan
Kandang yang digunakan dalam pemeliharaan sapi di
keleompok ternak beriuk tinjal yaitu dengan menggunakan kandang
kolektif secara intensif (tidak di gembalakan) dan juga dengan system
head to head yaitu kepala ternak yang saling berhadapan dengan
12
Alas kandang
Untuk lantai kandang yang digunakan di kelompok ternak
Peralatan kandang
Kandang dilengkapi dengan tempat pakan yang telah
Ukuran kandang
13
Tempat pakan berukuran panjang 160 cm dan lebar 60 cm, dan tinggi
dalam tempat pakan 48 cm.
Tipe kandang
Tipe kandang yang biasanya kita kenal ada dua yaitu tipe kandang
14
dan daging). Setelah itu di injeksi lagi dengan vitamin B kompleks untuk
mempercepat proses penyembuhan dan menambah kekebalan system imun sapi yang
di injeksi pada bagian intramuscular di leher yaitu penyuntikan di dalam daging.
Pencegahan sebelum timbulnya penyakit harus dilakukan antara lain dengan
membersihkan kandang dan membersihkan saluran pembuangan agar air seni atau air
kencing tidak tergenang dan menyebabkan timbulnya berbagai penyakit karena
lingkungan
akan
berpengaruh
penting
terhadap
pertumbuhan
dan
proses
penggemukan sapi itu sendiri. Seperti yang terlihat pada gambar 5 dibawah.
a.
b.
c.
d.
Limbah dari kandang yang berasal dari kotoran ternak yang masing-masing
menghasilkan sekitar 10-12 kg/hari. Feses sapi ini di tampung diladang atau disawah
peternak dan dibiarkan hingga mengering lalu di jadikan pupuk dengan cara
menaburnya di ladang sayur atau di sawah sebagai pupuk organik. Pupuk ini tidak di
jual karena sebagian besar masyarakat berprofesi petani sayur sehingga pupuk yang
ada dikandang digunakan sebagai tanaman sayur mereka.
menggunakan pita ukur dan perhitungan rumus Denmark dalam pendugaan bobot
badan sapi. Berikut table perhitungan dalam pendugaan bobot sapi dengan
menggunakan rumus Denmark. Pengukuran dan perhitungan menggunakan 10 ekor
sapi Bali sebagai pembanding dari 20 ekor.
Rumus Denmark
No.Sapi
LD (cm)
141
252,81 kg
144
262,44 kg
140
249,64 kg
156
302,76 kg
152
289,00 kg
146
268,90 kg
152
289,00 kg
146
268,90 kg
147
272,25 kg
10
151
285,61 kg
Rata-rata
147,5
274,13 kg
BB=(LD+18)2/100
Jadi dari 20 ekor sapi Bali rata-rata Lingkar dada 147,5 cm dengan rata-rata
bobot badan akhir atau panen 274,13 kg atau 274 kg dalam satu priode penggemukan.
Disini dapat kita ketahui PBBH dari ternak sapi Bali yang digemukkan dalam 1
priode penggemukan dengan mengetahui BB awal dan BB akhir.
PBBH = BB akhir BB awal / 90 hari
274 kg -230 kg / 90 hari = 0.5 kg atau 500 gram/hari
19
Harga jual sapi yang telah digemukkan selama 3 bulan adalah Rp 12.000.000
dengan bobot badan sapi Bali sekitar 274 kg. adapun harga hidup sapi Bali adalah
Rp 12.000.000/274 kg = Rp 43.795 kg
Perhitungan analisis usaha juga memberikan gambaran jumlah modal yang
harus disediakan untuk memulai usaha penggemukan sapi. Analisis usaha
penggemukan sapi potong dihitung mulai dari peternak mendatangkan bakalan
dewasa berumur sekitar dua tahun. Setiap usaha diusahakan untunk mendatangkan
untung, begitu juga dengan usaha penggemukan.
Dalam satu tahun dilakukan 4 kali priode penggemukan dengan biaya tetap
dan biaya variable sebegai berikut :
Biaya Tetap :
2) Sekop
3) Cangkul
4)
Tali
6) Ember
Biaya variabel
Gaji pegawai = Rp 0
Biaya tetap
Penyusutan kandang dalam satu tahun
= Rp 55.000.000/10 tahun = Rp 5.500.000
Penyusutan peralatan
-
Argo 4 Unit
= Rp 250.000 x 4/3tahun
= Rp 333.333
Cangkul 2 Unit
= Rp 20.000
Sekop 2 unit
= Rp 26.000
Sabit 17 unit
= Rp 425.000
Tali
Ember
= Rp 340.000+
21
Rp 1.145.110
Total biaya tetap : Penyusutan kandang + Penyusutan peralatan
Rp 5.500.000 + Rp 1.145.110 = Rp 6.645.110
Biaya variabel
Penggemukan dalam 1 tahun 4 priode (1 priode 3 bulan)
Sapi bakalan = Rp 8.000.000 x 20 ekor sapi x 4 priode
= Rp 640.000.000
Pakan
= Rp 72.000.000 (dalam
= Rp 54.000.000
Listrik
= Rp 240.000
= Rp 20.000 x 12 bulan
Rp 766.240.000
Total produksi : biaya tetap + biaya variabel
Rp 6.645.110 + Rp 766.240.000 = Rp 772.885.110
Harga sapi setelah penggemukan selama 3 bulan atau 1 priode penggemukan =
Rp 12.000.000
Hasil jual : Rp 12.000.000 x 20 ekor x 4 priode = Rp 960.000.000
Keuntungan dalam 1 tahun : Harga Jual Biaya Produksi
Rp 960.000.000 - Rp 772.885.110 = Rp 187.114.890
Jadi dalam 4 priode pemeliharaan dalam satu tahun memperoleh keuntungan sebesar
Rp 187.114.890
22
B/C Ratio
Pendapatan
Total biaya produksi
23
24
BAB IV
PERMASALAHAN DAN PEMECAHANNYA
4.1. Permasalahan
Adapun masalah yang dihadapi selama kegiatan PKL adalah
1. Masih rendah dalam memperhatikan sanitasi kandang dan kebersihan
kandang.
2. Pemanfaatan limbah yang tidak di olah secara benar menjadi pupuk
kompos.
3. Lantai kandang yang sebagian masih belum disemen sehingga timbulnya
genangan air akibat dari kotoran sapi sendiri.
4.2. Pemecahan
Adapun cara untuk menanggulangi atau mengatasi permasalahan yang
terjadi adalah sebagai berikut :
1. Memperhatikan kebersihan kandang dan saluran pembuangan kotoran
dengan cara membersihkannya 3 hari sekali.
2. Limbah yang berasal dari kotoran sapi sebaiknya dibuat pupuk kompos
dengan pencampuran bahan dalam pembuatannya guna pengoptimalan
pupuk yang mana tidak hanya kotoran sapi saja namun juga ada bantuan
dari mikroba yang berasal dari campuran seperti EM4 guna
meningkatkan kualitas unsur hara tanah yang akan berdampat pada
pertumbuhan tanaman.
3. Lantai kandang di semen secara keseluruhan dengan kemiringan 5 cm
agar mudah dibersihkan dan supaya air kencing tidak tergenang yang
dapat menimbulkan penyakit.
BAB V
25
27
DAFTAR PUSTAKA
Anonim.2009.
Panduan
budidaya
ternak
potong.
Alamat
website
28
LAMPIRAN 1.
Data Pribadi Mahasiswa PKL
Nama
: Kadri Abdullah
NIM
Agama
: Islam
Jurusan
: Ilmu Peternakan
Program Studi
: S1 Ilmu Peternakan
Fakultas
: Peternakan
Universitas
: Universitas Mataram
IPK
: 3,15
Alamat
No. HP
: 082339612797
29
Tanggal
Jenis Kegiatan
Hasil Kegiatan
Jam Kerja
Jumat
20/5/201
6
13:0015:00
Sabtu
21/5/201
6
06:0009:00
Paraf
Fasilitator
30
Senin
23/5/201
6
Selasa
24/5/201
6
Rabu
25/5/201
6
Kamis
26/5/201
6
07:2009:45
06:0010:00
06:0009:00
06:0009:00
31
(lantai kandang)
-
Jumat
27/5/201
6
Sabtu
28/5/201
6
Senin
30/5/201
6
Selasa
31/5/201
6
06:0010:00
06:0009:00
07:0010:00
06:0009:00
32
Rabu
1/6/2016
Membersihkan kandang
Membersihkan tempat pakan
Membersihkan & mengumpulkan
kotoran sapi
Berbincang dengan peternak
mengenai
Kamis
2/6/2016
Jumat
3/6/2016
- Mengetahui ukuran-ukuran
kandang (P x L kandang, dan P x
L x T tempat pakan)
- Dapat berkenal dengan sebagian
para peternak
- Membangtu para peternak dalam
membersih kandang
06:0009:00
06:0009:00
07:0010:20
33
Sabtu
4/6/2016
Senin
6/6/2016
Selasa
7/6/2016
Rabu
8/6/2016
06:0010:00
06:0009:00
06:0009:00
06:0009:00
34
dengan peternak.
Kamis
9/6/2016
Jumat
10/6/201
6
Sabtu
11/6/201
6
Senin
13/6/201
6
semakin baik
06:0009:00
06:0009:30
06:0008:00
06:0010:00
35
Selasa
14/6/201
6
Rabu
15/6/201
6
Kamis
16/6/201
6
06:0008:00
06:0009:00
06:0009:00
36
Jumat
17/6/201
6
Sabtu
18/6/201
6
Senin
20/6/201
6
Selase
21/6/201
6
Rabu
22/6/201
6
06:0009:00
06:0009:00
06:0009:00
06:0009:40
06:0008:00
37
Kamis
23/6/201
6
Jumat
24/6/201
6
Sabtu
25/6/201
6
06:0008:00
06:0009:00
06:0009:00
38
Senin
28/6/201
6
Selasa
29/6/201
6
Rabu
30/6/201
6
06:0008:00
06:0008:00
06:0009:00
39
Mengetahui/menyetuji
u:
Pimpinan
Cap dan Tanda Tangan
(
)
H. JaFar
40