Disusun Oleh :
Nama
Stambuk
: 14 777 039
Tutor
BAB I
I.
SKENARIO 1
Wanita, 33 tahun, PIIA0, datang ke poliklinik dengan keluhan keputihan
yang berbau dan banyak. Menurut pasien, bau ini makin bertambah terutama
setelah berhubungan seksual dengan suami.
II.
KATA SULIT
1. PIIA0 : sudah mengalami partus 2 kali dan tidak pernah abortus
2. Keputihan adalah cairan yang keluar dari alat genetalia wanita yang
normalnya tidak berbau, tdk berwarna dan tdk gatal
III.
KATA KUNCI
1. Wanita 33 tahun
2. Riwayat PllA0
3. Keputihan yang berbau dan banyak
4. Bau bertambah setelah berhubungan seksual
IV.
PERTANYAAN
1. Jelaskan keputihan secara fisiologis dan patologis !
2. Apakah etiologi dari keputihan ?
3. Jelaskan anatomi dan fisiologi sistem genetalia wanita !
4. Bagaimana langkah-langkah penegakan diagnosis ?
5. Mengapa bau bertambah setelah berhubungan seksual ?
6. Apakah faktor resiko dari keputihan ?
7. Bagaimanakah pencegahan dari keputihan ?
8. DD
V.
JAWABAN
1. Keputihan secara fisiologis dan patologis
A. Keputihan Fisiologi
Ciri-cirinya :
Biasanya jernih / putih
Tidak gatal
Tidak mewarnai pakaian dalam
Tidak berbau dan
Terdiri atas cairan yang kadang kadang berupa mukus yang
mengandung banyak epitel dengan leukosit jarang5
B. Keputihan Patologis
Terjadi peningkatan volume (khususnya jika membasahi pakaian),
terdapat bau yang khas, perubahan konsisten maupun perubahan
warna. Dan penyebab utama adalah infeksi
Ciri-cirinya :
Pada cairan banyak mengandung leukosit
Warna agak kekuning-kuningan sampai hijau
Kental, berbau
Dan gatal
2. Etiologi Keputihan
A. Penyebab Non Patologis :
Saat menjelang Menstruasi, atau setelah Menstruasi
Rangsangan Seksual, saat wanita hamil
Stress, baik fisik maupun psikologis
B. Penyebab Patologis :
Infeksi Jamur (kebanyakan jamur Candida albicans)
Vagina
dan Uterus
A. Vagina
Secara
anatomis
vagina
glikogen yang meningkat pada masa setelah ovulasi dan berkurang pada
saat akhir masa siklus.
Produksi glikogen pada epitel vagina dipengaruhi oleh estrogen.
Hormon ini menstimulasi epitel vagina sehingga dapat memproduksi dan
menyimpan glikogen dalam jumlah yang besar, yang kemudian dilepaskan
pada lumen vagina untuk membasahi daerah sekitarnya. Secara alami,
flora normal vagina akan memetabolisme glikogen membentuk asam laktat
yang bertanggung jawab dalam merendahkan suasana pH vagina, terutama
saat pertengahan siklus menstruasi. Suasana asam ini sangat berperan
dalam mencegah invasi bakteri patologis.
B. Cervix Uterus
Cervix uterus merupakan bagian yang menghubungkan vagina dengan
tuba tuerina melalui ostium external canalis cervicalis yang dilapisi oleh
membran mucosa yang disebut endocervix. Bagian ini mengandung mucus
yang disekresikan oleh kelenjar tubular yang dilapisi oleh epitel kolumner
dan dipenuhi oleh sel silia.
Aktivitas sekresi kelenjar pada endocervix diregulasi oleh estrogen
dan mencapai jumlah maximal pada masa ovulasi. Fungsi sekret
endocervicalis adalah memberi lubrikasi selama hubungan seksual terjadi
dan berperan sebagai sawar yang melindungi dari invasi bakteri.
Selama ovulasi, mukus pada cervix menjadi lebih encer, berair dan
pHnya lebih alkali disbanding sebelumnya, kondisi ini dibuat sedemikian
rupa agar dapat mendukung migrasi sperma. Selain itu terjadi pula
peningkatan jumlah ion dalam mukus sehingga terbentuk kristal kristal
yang menyerupai pakis. Secara klinis, hal ini dapat digunakan sebagai
pendeteksi saat yang tepat untuk melakukan fertilisasi.Setelah masa
ovulasi, mukus cervix menjadi lebih kental dan asam.
Ada sejumlah flora normal pada vagina dan cervix, namun yang
paling sering ditemui adalah Lactobacillus acidophilus. Bakteri ini mampu
b. Pencucian vagina
c. Pemakaian antibiotic
d. Hubungan seksual
e. Perubahan hormon saat hamil dan menstruasi
f.
7. Pencegahan terjadinya keputihan :
Pola hidup sehat yaitu diet yang seimbang, istirahat yang cukup,
hindari
rokok
dan
alkohol
serta
hindarai
stres
yang
berkepanjangan.
Selalu setia pada pasanga. Hindari promiskuitas atau gunakan
kondom untuk mencegah penularan penyakit menular
Selalu menjaga kebersihan daerah pribadi dengan menjaganya agar
tetap kering dan tidak lembap misalnya dengan menggunakan
celana dengan bahan yang menyerap keringat, hindari pemakainan
celana yang terlalu ketat. Biasakan untuk mengganti pembalut,
pentylainer pada waktunya untuk mencegah bakteri berkembang
biak.
Biasakan membasuh dengan cara yang benar tiap kali buang air
yaitu dari arah depan ke belakang.
Penggunaan cairan pembersih vagina sebaiknya tidak berlebihan
karena dapat mematikan flora normal vagina. Jika perlu lakukan
konsultasi medis dahilu sebelum menggunakan cairan pembersih
vagina.
BAB II
TROKOMONIASIS VAGINALIS
Definisi
1.
Omidazol
DAFTAR PUSTAKA