Anda di halaman 1dari 14

ANALISA KESIAPAN LABORATORIUM STIKES PERINTIS

DALAM MENGHADAPI BENCANA GEMPA BUMI DAN KEBAKARAN


Bovin Kurniawan, Izni Triana Putri, Puja Arisman Pratama, Rahmiyati, Silvia Prima sella,Vivi
Prestiwi, Yennia Eka Putry
Program studi DIV Teknologi laboratorium medik
STIKes Perintis Sumbar
Email: amirahmi1122@gmail.com

ABSTRAK
Laboratorium merupakan tempat yang dilengkapi peralatan untuk
melangsungkan eksperimen dalam sains atau melakukan pengujian dan analisis.
Yang tidak terlepas dengan kemungkinan terjadinya kasus gempa bumi di
padang pada tanggal 31 sepetember 2009, yang menghancurkan setengah kota
padang. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kesiapan dalam menghadapi
bencana darurat gempa. Penelitian ini menggunakan metode observasi dengan
mengumpulkan beberapa data yang diambil dari pengamatan yang kami
lakukan.Berdasarkan penelelitian yang telah kami lakukan dapat diketahui
Laboratorium STIKes Perintis belum sepenuhnya siap menghadapi bencana
seperti kurangnya fasilitas menghadapi bencana gempa bumi dan kebakaran.
Kata kunci : Laboratorium, bencana, STIKes Perintis.

PENDAHULUAN
Keadaan darurat (emergency) menurut Federal Emergency Management
Agency atau FEMA dalam emergency management Guide for Bussiness and
Industry (1993) merupakan segala kejadian yang tidak direncanakan yang
dapat menyebabkan kematian atau injury yang signifikan pada para pekerja,
pelanggan atau masyarakat umum, atau kejadian yang dapat mematikan
bisnis atau usaha, menghentikan kegiatan operasional menyebabkan
kerusakan fisik atau lingkungan, atau sesuatu yang dapat mengancam
kerugian fasilitas keuangan atau reputasi perusahaan di mata masyarakat.
Bencana adalah peristiwa atau rangkaian peristiwa yang mengancam atau
mengganggu kehidupan dan penghidupan masyarakat yang disebabkan oleh
faktor alam dan non alam maupun faktor manusia,sehingga menimbulkan
korban jiwa manusia,kerusakan lingkungan,kerugian harta benda dan
dampak psikologis. (Perka BNPB No 10,2008)
Bencana alam adalah bencana yang diakibatkan oleh peristiwa atau
serangkaian peristiwa yang disebabkan oleh alam antara lain berupa gempa
bumi, tsunami, gunung meletus, banjir, kekeringan, angin topan dan tanah
longsor.(UU No 24 Tahun 2007)
Bencana gempa bumi termasuk bencana yang banyak memakan korban
jiwa, contohnya saja gempa bumi yang terjadi di padang Sumatra barat pada
tanggal 31 september 2009 yang berkekuatan 7,6 SR yang memakan korban
jiwa sebanyak 1100 orang tewas dan ribuan terperangkap dalam runtuhan
bangunan. (USGS, 2010).

Laboratorium stikes perintis sumbar sebagai salah satu sarana tempat


pembelajaran bagi para mahasiswanya tidak terlepas dari kemungkinan
terjadinya kasus kebakaran,gempa,kecelakan,maupun malapetaka lainnya.
Oleh karena itu sudah menjadi keharusan bagi pihak stikes perintis sumbar
membuat sebuah perencanaan program persiapan penanggulangan keadaan
darurat atau bencana alam.
Bencana alam gempa bumi akan terus berulang karna Indonesia
merupakan daerah sangat rawan gempa, baik vulkanik maupun tekntonik,
yang disebut sebagai sabuk api fasifik. Setiap sektor harus dipersiapkan
terkait dengan kesiap siagaan dalam menghadapi gempa bumi. Salah satu
nya di laboratorium.Laboratorium adalah tempat riset ilmiah, eksperimen,
pengukuran ataupun pelatihan ilmiah dilakukan.(Wikipedia Indonesia tahun
2015)
Kebakaran adalah suatu nyala api, baik kecil ataupun besar pada tempat
yang tidak kita kehendaki, merugikan pada umumnya sukar dikendalikan.
(Perda DKI, 1992).Menurup Depnaker UNDP ILO,(1987) menyebutkan
kerugian akibat kebakarakan dan segala akibat yang ditimbulkan disebabkan
adanya ketimpangan seperti tidak adanya sarana deteksi/alarm, sistem
deteksi/alarm tidak berfungsi, alat pemadam api tidak sesuai/tidak memadai,
alat pemadam api tidak berfungsi, sarana evakuasi tidak tersedia.
METODE PENELITIAN
Penelitian dilakukan pada tanggal 25-26 Januari 2016 berlokasi di STIKes
Perintis Sumbar. Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah
observasi yang kami lakukan selama 2 hari dengan mengumpulkan datadata kemudian mengolah dan menganalisisnya.

Hasil dan pembahasan


Menurut (WHO, 2007) Bencana merupakan sebuah gangguan serius
terhadap fungsi komunitas atau masyarakat yang menyebabkan dampak luas
terhadap manusia, material, kerugian ekonomi atau lingkuangan yang melebihi
kemampuan masyarakat yang terkena dampak atau masyarakat tidak bias untuk
mengatasinya dengan menggunakan sumberdayanya sendiri.Fasilitas peringatan
bahaya bencana gempa bumi di laboratorium stikes perintis.

a. Pintu darurat.

Gambar 1. (pintu darurat lab STIKes perintis)


Foto diatas merupakan pintu darurat di laboratorium stikes perintis.
Laboratorium stikes perintis memiliki satu pintu utama, yaitu di bagian
depan laboratorium. Pintu utama terbuat dari kaca yang dapat membuka
ke dalam ruangaan laboratorium. Pintu utama tersebut memiliki lebar
kurang lebih 180 cm dan tinggi 200 cm. pintu utama tersebut belum
terpenuhi untuk pelindung dari potensi bahaya yang di sebabkan oleh
gempa bumi. Karena pintu utama tersebut terbuat dari kaca.
Pintu darurat hanya terdepat di lantai satu dan berjumlah satu buah
pintu darurat. Pintu darurat terletak di bagian belakang laboratorium kimia
dan di samping terdapat tangga darurat. Dan adapun pintu darurat terebut
dari kayu memiliki lebar lebih kurang 67 cm dan tinggi 213 cm.
Pintu darurat membuka ke arah dalam, lalu pintu darurat berhubung
langsung dengan tangga darurat. Namun pintu darurat tersebut selalu
dalam keadaan terkunci. Dalam sebuah laboratorium stikes perintis belum
memunuhi standar yang telah di tetapkan. Setidaknya di sebuah
laboratorium itu memiliki minimal dua pintu darurat, yaitu di bagian sisi
kanan ataupun di bagian sisi kiri laboratorium.

b. Tangga darurat

Gambar 2 (Tangga Darurat STIKes perintis)


Tangga merupakan salah satu sarana naik turun dan keluar masuk
laboratorium stikes perintis dengan memiliki 3 buah tangga yang menjadi
tangga naik turun utama menuju lantai dua dan lantai 3. Tangga utama
terletak di bagian depan bagian resepsionis. Yang memiliki pegangan
untuk pengaman pada samping kanan yang berupa besi mengkilat. Lebar
tangga 153 cm.
Tangga darurat terdapat di bagian belakang dekat pintu darurat.
Laboratorium stikes perintis khususnya terdapat dua buah tangga darurat
dilantai satu dan lantai dua. Dan fasilitias tersebut sudah memenuhi
standar. Memingat laboratorium hanya memiliki tiga lantai. Dan hal
tersebut sudah mencukupi.

c. Petunjuk arah

Gambar 3 (Petunjuk Arah di Laboratorium STIKes perintis)


Petunjuk arah menuju tangga darurat dapat dilihat di setiap di dinding
dekat tangga darurat. Petunjuk arah jalan ke tangga darurat berbentuk
persegi panjang yang di dalam nya terdapat arah panah yang digunakan
untuk penunjuk ke arah ke pintu darurat.di laboratorium stikes perintis
terdapat enam buah petunjuk arah yang terdapat di lantai satu sebanyak tiga
buah, dan dilantai dua terdapat dua buah petunjuk arah. Dan dilantai tiga
terdapasatu penunjuk arah.dan hal tersebut sudah bisa dikatakan sudah
memenuhi standar keselamatan bila terjadi bencana gempa bumi. Sehingga
jika terjadi bencana memudahkan mahasiswa stikes perintis untuk mencari
pintu daruat.

d. Peta petunjuk jalur evakuasi

Gambar 3
Gambar diatas merupakan peta penunjuk jalur evakuasi yang biasanya
terdapat di gedung-gedung bertingkat. Peta petunjuk jalur evakuasi
dihunakan untuk memudahkan pengguna laboratorium mencari pintu darurat
bila terjadi bencana. Namun, di laboratorium stikes perintis tidak memiliki
peta petunjuk evakuasi, Tetapi di laboratorium stikes perintis hanya memiliki
denah ruangan yang terdapat di laboratorium stikes perintis, Seperti pada
gambar berikut.

Gambar 4 (Denah Laboratorium STIKes Perintis)


Pada gambar tersebut tidak terdapat petunjuk jalan keluar atau exit door
hanya memuat denah ruangan laboratorium di STIKes Perintis.
Berdasarkan

Peraturan

Tenaga

Kerja

dan

Transmigrasi

No:PER.04/MEN/1980, alat pemadan api ringan adalah alat yang ringan


serta mudah dilayani oleh satu orang untuk memadamkan api pada mula
terjadi kebakaran.

Fasilitas Peringatan Bahaya Bencana Kebakaran di Laboratorium STIKes


Perintis Sumbar.
a. Alarm kebakaran

Gambar 5(Alarm kebakaran)


Alarm Kebakaran merupakan alat yang dirancang untuk mendeteksi
terjadi kebakaran pada area yang dipasang. Alarm kebakaran didisain
khusus untuk mengeluarkan bunyi yang bising dan flash camp / lampu
indicator dipanel control dan bunyi. Bunyi dan lampu indicator sebagai
signal untuk memberitahu kepada operator / penghuni bangunan jika
sedang terjadi kebakaran pada lokasi ruang yang telah di instalasi dengan
sistem alarm kebakaran ini. bunyi alarm di hasilkan oleh alarm bell atau
motor sirine, sedangkan flash / lampu bahaya di hasilkan oleh indicating
lamp/strobo fire alarm.
Di laboratorium stikes perintis terdapat tiga buah alarm di setiap
lantainya.Fasilitas penunjang lainnya adalah.

b. Alat pendeteksi asap

.
Gamabar 6 (Alat Pendeteksi Asap )
Detektor asap adalah untuk mendeteksi kebakaran & asap, Semua
detektor asap terdiri dari dua bagian dasar: sensor untuk merasakan asap
dan tanduk elektronik sangat keras untuk membangunkan orang-orang.
Detektor asap dapat lari dari baterai 9-volt atau 9-35V DC.
Di laboratorium stikes perintis terdapat beberapa pendeteksi asap
di lantai satu dan dilantai dua.

Jumlah nya lebih dari ilima, jumlah

tersebut sudah mencukupi.


c. Alat pemadam kebakaran

Gambar 7 ( Alat Pemadam Kebakaran )

Alat pemadam kebakaran dirancang untuk memadamkan api pada saat


keadaan darurat. Berdasarkan penelitian yang kami lakukan sebagian besar
di laboratorium stikes perintis menggunakan alat pemadam kebakaran
dengan bahan pemadam debu kering atau biasa di sebut dry powder. Alat
pemadam kebakaran dengan bahan pemadam jenis ini mempunyai
kandungan sebagai berikut
-

Sodium bikarbonat 97%


Magnesium stearote 11/2 %
Magnesium bikarbonat 1%
Trikalsium karbonat %
Jarak pancutan alat pemadam kebakaran jenis ini biasanya 15 20.
Sedangkan jangka masa pancutan alat pemadam kebakaran jenis ini adalah
dua menit.
Alasan mengapa dry powder harus di gunakan di laboratorium karena tidak
berbahaya terhadap tumbuhan dan hewan terutama manusia.
Dan adapun cara kerjanya yaitu mengganggu reaksi kimia pada area
yang terabakar sehingga dapata memadamkan api, selain itu, dry powder
memiliki titik lebur yang sangat rendah. Parikel-partikel keringnya akan
membentuk lapisan yang menutupi area yang terbakar dan menghalangi
oksigen. Sehingga, api tidak akan menyala lagi.

d. Pencahayaan

Gambar 8 ( alat pencahayaan )


Cahaya merupakan unsur penting yang di perlukan manusia untuk
melakukan aktivitasnya. Pencahayaan suatu ruangan di tentukan pada
jenis aktivitas yang akan dilakukan dalam ruangan tersebut. Oleh Karena
itu, cahaya yang dibutuhkan di setiap ruangan akan berbeda, baik
intensitas maupun jenisnya. Pencahayaan yang baik dapat ditentukan
oleh jumlah titik lampu yang di pasang pada tempat dan jarak
pemasangannya.
Pencahayaan yang digunakan di laboratorium menggunakan
lampu seperti gambar diatas. Jarak anatara satu lampu dengan lampu
lain nya yaitu 1m. dan jumlah lampu tiap koridor sudah lebih dari cukup.
Dari penelitian yang kami lakukan, perencanaan yang akan di buat
di laboratorium untuk meghindari terjadinya bencana yaitu :
1. Pada saat gempa kemungkinan yang terjadi adalah tumpahan atau
jatuhnya bahan-bahan kimia di ruang laboratorium STIKes Perintis
yang

harus

dilakukan

adalah

menyediakan

spill

kit

untuk

membersihkan tumpahan bahan-bahan kimia


2. Kemungkinan selanjutnya bila terjadi gempa adalah arus pendek
listrik yang dapat mengakibatkan kebakaran yang harus dilakukan
adalah mematikan arus listrik

Kesimpulan
Kesiapan Laboratorium STIKes Perintis dalam menghadapi bencana
adalah terdapat beberapa fasilitas penunjang yaitu: Bencana gempa bumi,
Pintu Darurat, Tangga darurat, Jalur evakuasi. Daun dalam menghadapi
Bencana Kebakaran terdapat fasilitas penunjang yaitu Alarm Kebakaran,
Pendeteksi asap, Alat pemadam kebakaran, dan Pencahayaan
Saran
Fasilitas dalam menghadapi bencana di laboratorium STIKes Perintis
sepenuhnya belum terpenuhi terdapat kekurangan di sana-sini.Seperti Di
Laboratorium STIKes Perintis tidak terdapat peta padahal komponen sangat
dibutuhkan mengingat di kota Padang sering terjadi gempa bumi. Selain itu
Pintu darurat yang kurang mencukupi dan selalu dalam keadaan terkunci
sehingga bila terjadi bencana akan menyulitkan mahasiswa dalam
menyelamatkan diri. Sedangkan untuk Fasilitas dalam menghadapi bencana
kebakaran sudah mencukupi.

UCAPAN TERIMA KASIH

Seiring

dengan

selesainya

project

mata

kuliah

kesehatan

dan

keselamatan kerja (k3) yang berjudul Analisa Kesiapan Laboratorium


STIKes Perintis kami dari kelompok 4 mengucapkan terima kasih kepada:
1. Bapak Miftahul Muslih, M,Sc selaku dosen pembimbing mata kuliah K3 yang
telah banyak memberikan motivasi dan arahan dalam membuat project K3
ini.
2. Berbagai literature yang di dapat dari google dan berbagai jurnal yang ikut
memberikan kontribusi dalam menyelesaikan project ini.
3. Bapak Wasbir Refli,M.Kom yang telah memberikan arahan kepada kami
dalam penulisan project ini.
4. Rekan-rekan seperjuangan yang telah memberikan motivasi dan dukungan
dalam membuat project ini,

DAFTAR RUJUKAN
Fakhrunisa,D.dkk.

laporan

Praktikum

Kelistrikan

Pertanian

website/www.com/mobile/doc/188322603/laporan-pencahayaanruangan#

Rezeki, S. 2012.Kesiapan Rumah Sakit X dalam Menghadapi Keadaan


Darurat Gempa.Website http://Scribd-Lib.ui.ac.id.
http://id.m.wikipedia.org/wiki/laboratorium
http://www.alat-pemadam-kebakaran.co.id/alat-pemadam-kebakaranjenis-debu-kering-dry-powder
www.bromindo.com/alarm-kebakaranid.hkvstar.com/kategori/fire-alarm-detektor.html

Anda mungkin juga menyukai