Asuhan Keperawatan Pada Tn.SH dengan ICH (Intra Cerebral Hematom) di Ruang
NHCU RSUP Dr. Mohammad Hoesin Palembang
Oleh :
VINI IRA MAYANGSARI PURWANINGSIH
04064881715026
: Ny. PS
: 27 tahun
: Perempuan
: Kampung sawah, Pasar muara dua, Kab. OKU Selatan
: Menikah
: Islam
: Sumatra
: SLTA
Pekerjaan
: IRT
Tanggal MRS
: 12 Juli 2016
No Rec Medis
: 960xxx
Sumber Informasi
: Dina Riana
Keluarga terdekat yang dapat segera dihubungi: Muhammad
Pendidikan
: SLTA
Alamat
: Kampung sawah, Pasar muara dua, Kab. OKU Selatan
Pekerjaan
: Tidak bekerja
Tanggal pengkajian
: 20 Juli 2016
2. STATUS KESEHATAN SAAT INI
1. Keluhan Utama : Sesak nafas dan oedem pada wajah dan kaki
2. Faktor Pencetus : Nyeri ulu hati
3. Riwayat Penyakit Dahulu : Pasien mendarita magh kronis sejak 5 tahun lalu.
4. Riwayat Penyakit Sekarang : Sejak 6 bulan sebelum masuk rumah sakit pasien
mengeluh sesak nafas. Sesak dirasakan saat beraktivitas. Sesak bertambah pada
malam hari. Pasien tidur dengan 3 bantal. Oedem pada wajah dan kaki. Tidak nyeri
dada. BAB dan BAK normal. Pasien sempat berobat ke RS di Batam, dikatakan sakit
jantung, kemudian pasien dirawat dan pulang dengan perbaikan. Pasien tidak rutin
berobat. Saat di rumah sesak masih terasa bila pasien beraktivitas berat.
2 hari sebelum masuk rumah sakit pasien mengeluh sesak nafas hebat, sesak
dirasakan saat beraktifitas dan tidak berkurang dengan istirahat, terbangun pada
malam hari karena sesak. Oedem bertambah pada kaki. Pasien batuk berdahak, BAK
sedikit. Pasien berobat ke IGD RSMH. Dirawat di bangsal selama 2 hari pada tanggal
kemudian di pindahkan ke CVCU.
Saat di CVCU sesak nafas pasien berkurang, tidak ada nyeri ulu hati. Pasien
mengeluhkan batuk berdahak dan BAK yang sedikit. Bengkak pada kaki pasien
berkurang.
5. Diagnosa Medis : CHF (Intra Cerebral Hematom)
3. RIWAYAT BIOLOGIS
1. Pola Nutrisi
Sebelum sakit : pasien makan 3 x sehari, minum satu botol minum ukuran 1,5
liter
sehari
Selama sakit : Pasien dapat makan 3 kali sehari dengan nasi. Pasien tidak mau
memakan bubur yang diberikan oleh rumah sakit.
2. Pola Eliminasi
Sebelum sakit : Pasien BAB 2 kali sehari BAK 4-5 kali sehari
Selama sakit : Selama dirawat di CVCU pasien BAB 2 kali sehari, dan BAK
12 kali sehari dengan menggunakan pispot.
3. Pola istirahat dan tidur : Selama dirawat di CVCU pasien dapat tidur 6 jam
sehari
Minum
Mandi
Toileting
Berpakaia
n
Mobilitas
Keterangan :
1
= Mandiri
2
= Memerlukan alat
3
= Memerlukan bantuan
4
= Memerlukan alat dan bantuan
5
= Tergantung
4. RIWAYAT KELUARGA (GENOGRAM)
X
Keterangan :
: laki-laki
: perempuan
: meninggal
: pasien
X
5. ASPEK PSIKOSOSIAL
a. Pola pikir dan persepsi
b. Suasana hati
c. Hubungan dan komunikasi
d. Pertahanan koping
e. Sistem nilai kepercayaan
6. PENGKAJIAN FISIK
Pengkajian sekunder
a. Airways
Jalan nafas tidak efektif karna ada penumpukan sekret, lidah tidak jatuh ke belakang.
b. Breathing
RR : 24 x/menit, SPO2: 100%, menggunakan nasal kanul 4 l/menit
c. Circulation
TD :130/100 mmHg, HR:113 x/menit, CRT < 3 detik
d. Kesadaran
Composmentis GCS E4M6V5
Pengkajian sistem
a. Sistem neurologi
Kesadaran Ny. PS composmentis, dengan nilai GCS 15, tidak terdapat kejang dan
tidak ada trauma kepala.
b. Sistem penglihatan
Ny. PS mengatakan dapat melihat jelas dan tidak kabur.
c. Sistem pendengaran
Ny. PS dapat mendengar dengan baik dan jelas, juga dapat menjawab pertanyaan yang
diajukan perawat.
d. Sistem pernafasan
Sedikit sesak dan terdapat suara wheezeng terutama saat batuk, RR: 24x/menit, SpO2:
100%. Pasien menggunakan nasal kanul 4 l/m.
e. Sistem kardiovaskular
Ny. Ps mengatakan tidak merasa nyeri dada
Ny. Ps mengatakan jantungnya berdegup cepat
Akral terasa hangat
Konjungtiva tidak anemis
TD: 130/100 mmHG
CRT: < 3 detik
ECG: Sinus takikardi
- Gelombang P sinus (seirama jarak anara p p sama)
- Gelombang P normal (lebarnya 2 kotak kecil = 0,08)
- HR Takikardi (jarak anatara p p = 13 kotak kecil. 1500/13 = 115)
- Gelombang QRS normal ( lebarnya 3 kotak kecil = 0,12)
- Interval QT normal (lebarnya 2 x kotak besar = 0,4)
- Interval PR normal (lebarnya 3 x kotak kecil = 0,12)
f. Sistem pencernaan
Ny. PS selama dirawat di CVCU pasien BAB 2 kali sehari, dan BAK 12
kali sehari dengan menggunakan pispot.
g. Sistem reproduksi
Ny. Ps memiliki satu anak laki laki. GP1A0. Siklus haid 30 hari.
h. Sistem muskuloskeletal
Ekstermitas atas dan bawah dapat digunakan dan digerakan dengan baik namun hanya
sebatas tempat tidur pasien. Terdapat oedem pada kaki. Terpasang IVFD pada
ekstermitas kiri atas pasien.
1. Sistem integumen
Tidak terdapat sianosis, turgor elastis
7. PEMERIKSAAN PENUNJANG
a. Hasil ECG : Sinus takikardi
b. Hasil RO thorak : kardiomegali
c. Hasil laboraturium tanggal 12-07-2016
Komponen
Hb
RBC
WBC
Hematokrit
Tromosit
Ureum
Kreatinin
Asam urat
Kalsium
Natrium
Kalium
pH
pCo2
Hasil
11,2 g/dL
3,34 6/mm3
9,63/mm3
31%
518
54 mg/dL
1,29 mg/dL
11,70 mg/dL
8 mg/dL
8,0 mg/dL
4,9 mEq/L
7,436
27,0 mmHg
Nilai Normal
11,7 16,1 g/dL
4,00 5,70 6/mm3
4,73 10,89 3/mm3
35-45 %
189-436
16,6-48,5 mg/dL
0,50-0,90 mg/dL
8,4-9,7 mg/dL
135-155 mEq/L
3,5-5,5 mEq/L
7,35-7,45
35-45 mmHg
No
1
Symtom
DS : Pasien mengatakan
sesak nafas berkurang,
namun akan menjadi lebih
sesak saat batuk
DO :
- RR: 24 x/m
- Pasien menggunakan
nasal kanul 4 l/m
- SPO2: 100%
- Terdapat wheezeng
terutama saat batuk
- Pasien tampak batuk
berdahak
- RO Thorak :
Kardiomegali
DS : Pasien mengatakan
sesak nafas dan
jantungnya berdegup cepat
DO :
- TD : 130/100 mmHg
- HR : 113 x/menit
- Akral hangat
- ECG : Sinus takikardi
Etiologi
Tekanan diastol meningkat
Bendungan Atrium kanan dan
vena sistemik
Mendesak diafragma
Pola
Problem
nafas tidak
efektif berhubungan
dengan
hiperventilasi.
Sesak nafas
Pola nafas tidak efektif
Gagal jantung
Respon kompensasi simpatis
Penurunan curah
jantung
berhubungan
Peningkatan kebutuhan
oksigen
dengan perubahan
kontraktilitas.
DO:
- Pasien terlihat oedem
pada wajah dan kaki
Kelebihan
cairan
berhubungan
dengan
Aldoseteron dan ADH
meningkat
volume
gangguan
mekanisme regulasi.
Intoleransi
aktivitas
berhubungan dengan
ketidakseimbangan
suplai dan kebutuhan
oksigen.
Fatigue
Intoleransi aktivitas
Tujuan
Penurunan
Intervensi
Rasional
1. Kaji
fungsi
pernafasan, bunyi
irama, dan pola
nafas
2. Berikan
posisi
semi fowler
Monitor respirasi
3.
dan status O2
4. Pertahankan
hidrasi
yang
adekuat
5. Lakukan suction
bila sekret mulai
banyak
6. Kolaborasi
pemberian O2
2. Memaksimalkan ekspansi
paru
3. Membantu menentukan
status pernafasan
4. Membantu mengeluarkan
sekret.
5. Sekret dapat mengganggu
jalan oksigen kedalam
tubuh.
6. Membantu
bernafas
normal
1. Biasanya terjadi
takikardi (meskipun pada
saat istirahat).
2. Irama gallop umum
dihasilkan darah kedalam
serambi yang distensi.
Murmur dapat
menunjukkan
No Diagnosa Kep
Tujuan
Intervensi
normal,
nadi
perifer kuat)
- melakukan
aktivitas tanpa 3. Pantau tekanan
dipsnea
dan
darah.
nyeri
- edema ekstremitas
berkurang
- perfusi
perifer
adekuat
4. Kaji kulit terhadap
pucat dan sianosis.
Rasional
inkompensasi/stenosis
katup.
3. Tekanan darah dapat
meningkat, pada CHF
lanjut tubuh tidak dapat
lagi mengkompensasi
dan hipotensi tidak
normal lagi.
4. Pucat menunjukkan
menurunnya perfusi
perifer sekunder terhadap
tidak adekuatnya curah
jantung, vasokontriksi,
dan anemia.
5. Ginjal berespon untuk
5. Pantau haluaran
urine, catat
penurunan
menurunkan curah
jantung dengan menahan
cairan dan natrium.
haluaran
dankepekatan /
konsentrasi urine.
6. Menurunnya curah
6. Periksa nyeri
jantung, bendungan/stasis
tekan betis,
vena dan tirah baring
menurunnya
nadi pedal,
lama meningkatkan
pembengkakan,
risiko tromboflebitis.
kemerahan lokal
atau pucat pada
ekstremitas.
7. Berikan oksigen
7. Meningkatkan
persediaan oksigen untuk
tambahan dengan
kebutuhan miokard
nasal kanul/
masker sesuai
hipoksemia/iskemia
dengan
No Diagnosa Kep
Tujuan
Intervensi
indikasi.
8. Kolaborasi
pemberian obat
sesuai dengan
indikas
Rasional
Kelebihan
Setelah dilakukan
tindakan
volume cairan
keperawatan
berhubungan selama 3 x 24 jam
diharapkan volume
dengan
cairan
dapat
gangguan
seimbang.dengan
mekanisme
kriteria hasil:
- Klien
tidak
regulasi.
mengalami
edema,
- lingkar
abdomen dalam
batas normal.
1. Pantau haluaran
menurunkan kongesti.
1. Haluaran urin mungkin
hari dimana
Posisi terlentang
diuresis terjadi.
membantu diuresis,
sehingga haluaran urin
dapat ditingkatkan pada
malam/selama tirah
2. Hitung input
dan output
selama 24 jam.
baring.
2. Terapi diuretik dapat
disebabkan oleh
kehilangan cairan tibatiba atau berlebihan
(hipovolemia) meskipun
edema masih ada.
3. Kelebihan volume
3. Auskultasi bunyi
nafas, catat
penurunan dan
cairan sering
menimbulkan kongesti
paru.
atau bunyi
tambahan.
4. Catat
peningkatan
terjadi sehubungan
letargi, hipotensi,
dengan perpindahan
kram otot.
5. Mempertahankan
No Diagnosa Kep
Tujuan
Intervensi
cairan/pembatasa
n natrium sesuai
dengan indikasi.
6. Konsul dengan
ahli diet.
Rasional
rekamulasi cairan.
6. Perlu memberikan diet
yang dapat diterima
klien yang memenuhi
kebutuhan kalori dalam
7. Kolaborasi
pembatasan natrium.
7. Pemberian obat
pemberian obat
diharapkan dapat
sesuai dengan
meningkatkan laju
indikasi
Intoleransi
Setelah dilakukan
tindakan
aktivitas
keperawatan
berhubungan selama 3 x 24 jam
tanda-tanda
vital
dengan
klien dalam batas
ketidakseimba
normal.
Dengan
ngan suplai kriteria hasil :
- klien
secara
dan
bertahap
dapat
kebutuhan
beraktivitas tanpa
oksigen.
ada
rasa
kelelahan.
1. Periksa tanda-
tubulus ginjal.
1.
Hipotensi
ortostatik
tanda vital
dapat
terjadi dengan
sebelum dan
aktivitas
karena
sesudah aktivitas,
obat
(vasodilatasi),
khususnya bila
perpindahan
klien
menggunakan
fungsi jantung.
efek
cairan
vasodilator,
diuretik dan
penyekat beta.
2. Catat respon
kardiopulmonal
terhadap aktivitas,
catat takikardi,
disritmia, dispneu,
berkeringat,
pucat.
3. Kaji
2. Penurunan
ketidakmampuan
miokardium
untuk
meningkatkan
volume
sekuncup
selama
aktivitas,
dapat
menyebabkan
No Diagnosa Kep
Tujuan
Intervensi
Rasional
presipitator/penye
Nyeri
bab kelemahan
penuh
contoh
memerlukan
pengobatan, nyeri,
obat.
4. Evaluasi
dan
program
stres
juga
energi dan
kelemahan.
4. Dapat
menunjukkan
peningkatan
intolerasi
dekompensasi
aktivitas.
daripada
kelebihan
aktivitas.
5. Pemenuhan
kebutuhan
5. Berikan bantuan
jantung
dalam aktivitas
perawatan klien
tanpa
perawatan diri
mempengaruhi
sesuai indikasi.
miokard/kebutuhan
Selingi periode
oksigen berlebihan.
stres
aktivitas dengan
periode istirahat.
6. Implementasikan
6.
Peningkatan
pada
bertahap
aktivitas
program
menghindari
rehabilitasi
jantung/konsumsi
oksigen berlebihan
jantung/aktivitas.
kerja
09.0
0
08.0
0
2.
kanul 4 l/m
Kolaborasi
dengan dokter untuk
pemberian
furosemid
Penurunan
curah 10.0 1. Mengauskultasi nadi
apikal; kaji
jantung b.d perubahan 0
frekuensi, irama
kontraktilitas
jantung.
2. Memantau tekanan
darah.
09.1
3. Mengkaji kulit
0
terhadap pucat dan
sianosis.
11.00
4. Memantau haluaran
Urine
dan
12.0
kepekatan
/
0
konsentrasi urine.
5. Memeriksa
pembengkakan dan
09.3
kemerahan lokal
0
atau pucat pada
ekstremitas.
6. Pemberian
nasal
kanul 4 l/m
7. Kolaborasi dalam
09.0
pemberian obat
0
valsartan
08.0
berkurang
Suara wheezeng
masih terdengar
terutama saat batuk
Pasien masih batuk
berdahak namun tidak
sesering pagi hari.
- RO Thorak :
Kardiomegali
A: Ketidakefektifan pola
nafas
P:
Kaji
fungsi
pernafasan,
bunyi
irama, dan pola nafas
- Berikan posisi semi
fowler
- Monitor respirasi dan
status O2
- Kolaborasi
pemberian O2
S: Pasien mengatakan
sesak nafas dan
jantungnya berdegup
cepat
O : - TD :150/120
mmHg
- HR: 110 x/m
- CRT: < 3 detik
- Outpit urine: dari
pagi sampai jam
12 sudah 4x BAK
- Urine berwarna
kemerahan.
- Kulit pasien tidak
pucat dan tidak
ada sianosis
- Ekstermitas
hangat
- Oedem pada kaki
dan wajah
berkurang
A: Penurunan curah
jantung
P : - Auskultasi nadi
Kelebihan
volume 12.0
cairan
berhubungan 0
dengan
gangguan
mekanisme regulasi.
12.0
0
1. Memantau
jumlah dan warna
urin
2. Menghitung input
dan output selama
24 jam.
3. Mengauskultasi
bunyi nafas, catat
penurunan dan atau
10.0
bunyi tambahan.
0
4. Kolaborasi dengan
ahli diet.
5. Kolaborasi
pemberian
obat
11.30
sesuai
dengan
indikasi
08.0
0
Intoleransi
aktivitas 10.1
berhubungan dengan 0
ketidakseimbangan
suplai dan kebutuhan
oksigen.
10.1
5
1. Memeriksa tandatanda
vital
sebelum
dan
sesudah aktivitas,
2. Mencatat
respon
kardiopulmonal
terhadap aktivitas,
3. Mengevaluasi
intolerasi aktivitas.
4. Memberikan
12.0
bantuan
dalam
0
aktivitas
5. Memandikan
11.30
pasien
6. Menganjurkan
keluarga membantu
07.3
aktivitas pasien.
0
08.3
0
Evaluasi intolerasi
aktivitas.
Berikan bantuan
dalam
aktivitas
perawatan
diri
sesuai
indikasi.
Selingi
periode
aktivitas dengan
periode istirahat.
Implementasi
21.00
1.
22.30
2.
21.30
3.
20.30
4.
22.00
5.
SOAP (Evaluasi)
07.30 tgl 22 Juli 2016
Mengkaji fungsi
S: Pasien mengatakan sesak
pernafasan, bunyi nafas berkurang, namun
irama, dan pola akan menjadi lebih sesak
saat batuk
nafas
Memberikan
O:
posisi semi fowler
- RR: 22 x/m
Memonitor
- Pasien menggunakan
respirasi
dan
nasal kanul 4 l/m
status O2
- SPO2: 100%
Kolaborasi
- Masih terdapat
pemberian
O2
wheezeng terutama saat
batuk
melalui
nasal
Pasien tampak batuk
kanul 4 l/m
berdahak dan batuk
Kolaborasi dengan
semakin sering pada
dokter untuk
malam hari
pemberian
obat
- RO Thorak :
sesuai indikasi
Kardiomegali
A: Ketidakefektifan pola
nafas
P:
- Kaji
fungsi
pernafasan, bunyi
irama, dan pola
nafas
- Berikan posisi semi
fowler
- Pertahankan tirah
baring
- Monitor
respirasi
dan status O2
Pertahankan hidrasi
yang adekuat
- Kolaborasi
pemberian O2
S: Pasien mengatakan sesak
nafas dan
jantungnya berdegup
cepat
O : - TD :145/80 mmHg
- HR: 113 x/m
- CRT: < 3 detik
- Outpit urine: dari
malam sampai jam
6 pagi sudah 3x
BAK
- Warna kemeran
pada urine
berkurang
- Kulit pasien tidak
pucat dan tidak ada
sianosis
- Ekstermitas hangat
- Oedem pada kaki
dan wajah
berkurang
A: Penurunan curah
jantung
P : - Auskultasi nadi
apikal; kaji frekuensi,
irama jantung.
Catat bunyi jantung
-Pantau tekanan darah.
-Kaji kulit terhadap pucat
dan sianosis.
-Pantau haluaran urine, dan
kepekatan / konsentrasi
urine.
-Periksa pembengkakan,
kemerahan lokal atau
pucat pada ekstremitas.
-Berikan oksigen tambahan
dengan nasal kanul/
masker sesuai dengan
indikasi.
-
2.
Penurunan
curah
jantung
b.d
perubahan
kontraktilitas
21.0
0
22.0
0
05.0
0
06.0
0
06.3
0
06.1
5
07.0
0
1. Mengauskultasi
nadi pikal; kaji
frekuensi, irama
jantung.
2. Memantau
tekanan
darah.
3. Mengkaji kulit
terhadap
pucat
dan sianosis.
4. Memantau
haluaran
urine
dan kepekatan /
konsentrasi urine.
5. Memeriksa
pembengkakan
dan kemerahan
lokal
atau pucat pada
ekstremitas.
6. Memberikan
oksigen
tambahan
dengan
nasal kanul 4 l/m
7. Kolaborasi
pemberian obat
sesuai dengan
indikasi
-Kolaborasi pemberian
obat sesuai dengan
indikasi
3
pemberian
obat
sesuai
dengan
indikasi
S : Pasien mengeluh cepat
lemah karna batuk dan
sesak nafasnya
O: - RR: 22 x/m
- HR: 113 x/m
- TD:145/80 mmHg
- Pasien telah
dimandikan tadi pagi
- Pakaian, selimut dan
laken telah diganti
dengan yang bersih
- Pasien terlihat lemah
- Pasien dapat makan
dan minum dengan
sendiri, yang lainnya
masih perlu bantuan.
- Keluarga pasien (ibu)
seelalu membantu
aktivitas pasien.
A : Intoleransi aktivitas
P : - Periksa tanda-tanda
vital sebelum dan
sesudah aktivitas
- Mencatat
respon
kardiopulmonal
terhadap aktivitas
- Evaluasi intolerasi
aktivitas.
- Berikan
bantuan
dalam
aktivitas
perawatan diri
- Memandikan pasien
- Menganjurkan
keluarga membantu
aktivitas pasien.