PENDAHULUAN
Perkembangan
formasi elektron (partikel dengan biaya yang negatif). Peneliti di biologi, kimia dan fisika
menerapkan teknik ini untuk melihat struktur yang mungkin sebagian kecil sebagai 1
nanometer (miliar dari milimeter). Alat FESEM ini terdapat di Bandung lebih tepatnya
terdapat di Departemen Umum instrumentasi dari Radboud Universitas Nijmegen. FESEM
ini dapat digunakan misalnya dalam belajar DNA dan meneliti organn suatu sel bahan,
FESEM juga telah berkembang dalam dunia pendidikan.
Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan di atas, penulis tertarik untuk
membuat makalah yang berjudul: Field Emmision Scanning Electron Microscope (FESEM)
.
1.2 Rumusan Masalah
1. Mengetahui bagaimana pendektesian karakterisasi permukaan pada sebuah sampel
menggunakan FESEM
2. Mengetahui perekaman karakterisasi permukaan pada sebuah sampel menggunakan
FESEM
3.
1.3 Manfaat Penulisan
Manfaat dari penulisan makalah ini adalah sebagai berikut :
1. Menambah pengetahuan tentang Field Emmision Scanning Electron Microscope
(FESEM).
2. Mengetahui prinsip fisis yang terdapat pada FESEM
3. Mengetahui cara kerja dari FESEM
BAB II
2
TEORI DASAR
Field Emission Scanning Elektron Microscope yang biasanya disingkat dengan nama
FE SEM. FESEM merupakan singkatan dari kata Bidang Emisi Scanning Electron
mikroskop. FESEM digunakan untuk memvisualisasikan rincian topografi yang sangat kecil
di permukaan atau seluruh objek dari benda. SEM dikembangkan pertama kali tahun 1938
oleh Manfred von Ardenne (ilmuwan Jerman). Konsep dasar dari SEM ini sebenarnya
disampaikan oleh Max Knoll (penemu TEM) pada tahun 1935. SEM bekerja berdasarkan
prinsip scan sinar elektron pada permukaan sampel, yang selanjutnya informasi yang
didapatkan diubah menjadi gambar. Imajinasi mudahnya gambar yang didapat mirip
sebagaimana gambar pada televisi.
Cara terbentuknya gambar pada FESEM berbeda dengan apa yang terjadi pada
mikroskop optic dan TEM. Pada FESEM gambar dibuat berdasarkan deteksi elektron baru
(elektron sekunder) atau elektron pantul yang muncul dari permukaan sampel ketika
permukaan sampel tersebut discan dengan sinar elektron. Elektron sekunder atau elektron
pantul yang terdeteksi selanjutnya diperkuat sinyalnya, kemudian besar amplitudonya
ditampilkan dalam gradasi gelap-terang pada layar monitor CRT (cathode ray tube). Di layar
CRT inilah gambar struktur obyek yang sudah diperbesar bisa dilihat. Pada proses
operasinya, SEM tidak memerlukan sampel yang ditipiskan, sehingga bisa digunakan untuk
melihat obyek dari sudut pandang 3 dimensi. Demikian, SEM mempunyai resolusi tinggi dan
familiar untuk mengamati obyek benda berukuran nano meter. Meskipun demikian, resolusi
tinggi tersebut didapatkan untuk scan dalam arah horizontal, sedangkan scan secara vertikal
(tinggi rendahnya struktur) resolusinya rendah. Ini merupakan kelemahan SEM yang belum
diketahui pemecahannya. Namun demikian, sejak sekitar tahun 1970-an, telah dikembangkan
mikroskop baru yang mempunyai resolusi tinggi baik secara horizontal maupun secara
vertikal, yang dikenal dengan "scanning probe microscopy (SPM)". SPM mempunyai prinsip
kerja yang berbeda dari SEM maupun TEM dan merupakan generasi baru dari tipe
mikroskop scan. Mikroskop yang sekarang dikenal mempunyai tipe ini adalah scanning
tunneling microscope (STM), atomic force microscope (AFM) dan scanning near-field
optical microscope (SNOM). Mikroskop tipe ini banyak digunakan dalam riset teknologi
nano. Mikroskop elektron adalah sebuah mikroskop yang mampu untuk melakukan
pembesaran objek sampai 2 juta kali, yang menggunakan elektrostatik dan elektromagnetik
3
untuk mengontrol pencahayaan dan tampilan gambar serta memiliki kemampuan pembesaran
objek serta resolusi yang jauh lebih bagus daripada mikroskop cahaya. Mikroskop elektron
ini menggunakan jauh lebih banyak energi dan radiasi elektromagnetik yang lebih pendek
dibandingkan mikroskop cahaya..
Mikroskop Pemindai Elektron ( FESEM)
Mikroskop pemindai elektron (FESEM) yang digunakan untuk studi detail arsitektur
permukaan sel (atau struktur jasad renik lainnya), dan obyek diamati secara tiga dimensi.
Sejarah Penemuan FESEM
Tidak diketahui secara pasti siapa sebenarnya penemu mikroskop pemindai elektron
(Scanning Electron Microscope) ini. Publikasi pertama kali yang mendiskripsikan teori SEM
dilakukan oleh fisikawan Jerman dR. Max Knoll pada 1935, meskipun fisikawan Jerman
lainnya Dr. Manfred von Ardenne mengklaim dirinya telah melakukan penelitian suatu
fenomena yang kemudian disebut SEM hingga tahun 1937. Mungkin karena itu, tidak satu
pun dari keduanya mendapatkan hadiah nobel untuk penemuan itu.
Pada 1942 tiga orang ilmuwan Amerika yaitu Dr. Vladimir Kosma Zworykin, Dr.
James Hillier, dan Dr. Snijder, benar-benar membangun sebuah mikroskop elektron metode
pemindaian (SEM) dengan resolusi hingga 50 nm atau magnifikasi 8.000 kali. Sebagai
perbandingan SEM modern sekarang ini mempunyai resolusi hingga 1 nm atau pembesaran
400.000 kali. Mikroskop elektron cara ini memfokuskan sinar elektron (electron beam) di
permukaan obyek dan mengambil gambarnya dengan mendeteksi elektron yang muncul dari
permukaan obyek.
Preparasi Sediaan FESEM
Agar pengamat dapat mengamati preparat dengan baik, diperlukan persiapan sediaan
dengan tahap sebagai berikut : 1. melakukan fiksasi, yang bertujuan untuk mematikan sel
tanpa mengubah struktur sel yang akan diamati. fiksasi dapat dilakukan dengan menggunakan
senyawa glutaraldehida atau osmium tetroksida. 2. dehidrasi, yang bertujuan untuk
memperendah kadar air dalam sayatan sehingga tidak mengganggu proses pengamatan. 3.
Pelapisan atau pewarnaan, bertujuan untuk memperbesar kontras antara preparat yang akan
diamati dengan lingkungan sekitarnya. Pelapisan atau pewarnaan dapat menggunakan logam
mulia seperti emas dan platina.
BAB III
FIELD EMISSION SCANING ELECTRON MIKROSKOP
(FESEM)
4.
tinggi.
5. Objek dapat dilihat pada layar besar ketika sedang dipindai.
6. Layar kecil berfungsi untuk melihat objek ruang.
7. Komputer untuk pengarsipan dan pengolahan gambar terletak kanan .
8. Lemari yang di bawah meja berisi (LOT OF) elektronik. Di latar belakang suara (wav
atau mp3 suara) dari pompa yang mempertahankan kekosongan dalam kolom dapat
didengar serta sissing dari perebusan nitrogen untuk membekukan-unit dan
pendinginan pada kolom (penyadapan suara ketika nitrogen cair masuk ke dalam
kontainer wav (388KB) atau mp3 (87KB).
specimen atau sampel di dalam suatu ruang hampa. Berkas cahaya akan
menghasilkan suatu isyarat peta elektronik dalam wujud berupa fluorescence sinar x,
elektron backscattered atau sekunder.
FESEM mempunyai suatu detektor elektron sekunder. Isyarat yang diproduksi
oleh elektron sekunder dideteksi dan dikirim untuk dijadikan suatu gambaran pada CRT.
Memindai suatu nilai tingkat berkas cahaya pada elektron dapat ditingkatkan atau diatur
sedemikian rupa
discanning.
3.6 Input dan Output
Input : Berupa sayatan, jasad renik dll
Output : Berupa gambar
Agar pengamat dapat mengamati preparat dengan baik, diperlukan persiapan sediaan
dengan tahap sebagai berikut :
1. Melakukan fiksasi, yang bertujuan untuk mematikan sel tanpa mengubah struktur sel
yang akan diamati. Fiksasi dapat dilakukan dengan menggunakan senyawa
glutaraldehida atau osmium tetroksida. Fiksasi yaitu suatu metoda persiapan untuk
menyiapkan suatu sampel agar tampak realistik (seperti kenyataanya) dengan
menggunakan glutaraldehid dan osmium tetroksida.
2. Dehidrasi, yang bertujuan untuk memperendah kadar air dalam sayatan sehingga tidak
mengganggu proses pengamatan. Dehidrasi yaitu suatu metode persiapan dengan cara
menggantikan air dengan bahan pelarut organik seperti ethanol atau aceton.
3. Pelapisan atau pewarnaan, bertujuan untuk memperbesar kontras preparat yang akan
diamati dengan lingkungan sekitarnya. Pelapisan atau pewarnaan dapat menggunakan
logam mulia seperti emas dan platina. Pewarnaan (Staining) yaitu suatu metode
persiapan dengan menggunakan metal berat seperti timah, uranium atau tungsten
untuk menguraikan elektron gambar sehingga menghasilkan kontras antara struktur
yang berlainan dimana khususnya materi biologikal banyak yang warnanya nyaris
transparan terhadap elektron (objek fase lemah).
3.7 Contoh Hasil Sampel
Contoh sampel yang dideteksi dengan alat FESEM ini adalah sel kulit makhluk hidup
dan berbagai serangga. Dimana dapat dilihat contoh gambar sampelnya sebagai
berikut :
10
1. Contoh sampel Cat Flea (kutu kucing) dengan perbesaran 350 kali. Tidak
sama dengan mata campuran kebanyakan serangga, kutu mempunyai mata
sederhana.
11
BAB IV
PENUTUP
12
4.1 Kesimpulan
Dari pembahasan di atas maka dapat diambil kesimpulan yaitu sebagai berikut :
1. FESEM digunakan untuk memvisualisasikan rincian topografi yang sangat kecil di
permukaan atau seluruh atau fractioned benda. Peneliti di biologi, kimia dan fisika
menerapkan teknik ini untuk melihat struktur yang mungkin sebagian kecil sebagai 1
nanometer (miliar dari milimeter). FESEM yang dapat digunakan misalnya untuk
belajar DNA dan sel bahan organelles.
2. FESEM bekerja dengan menscan terlebih dahulu sampel yang akan diuji, kemudian
informasi tentang komposisi struktur dalam sampel tersebut dapat terdeteksi dari
analisis sifat tumbukan, pantulan maupun fase sinar elektron yang menembus lapisan
tipis tersebut. Dari sifat pantulan sinar elektron tersebut juga bisa diketahui struktur
kristal maupun arah dari struktur kristal tersebut. Bahkan dengan analisa yang lebih
detail kita dapat mengetahui deretan struktur atom dan ada tidaknya cacat (defect)
pada struktur kristal tersebut..
13