Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
KEPERAWATAN
Chronic Kidney Disease (CKD)
DI RUANG HEMODIALISA RST dr. SOEPRAOEN
MALANG
Chronic Kidney Disease (CKD)
Oleh:
RESTYAN PUSPA NUREKA
201510461011011
A. Definisi
Chronic kidney disease (CKD) atau penyakit ginjal kronis
didefinisikan sebagai kerusakan ginjal untuk sedikitnya 3 bulan
dengan atau tanpa penurunan glomerulus filtration rate (GFR) (Nahas
& Levin,2010). CKD atau gagal ginjal kronis (GGK) didefinisikan
sebagai kondisi dimana ginjal mengalami penurunan fungsi secara
lambat,
progresif,
kemampuan
tubuh
irreversibel,
gagal
dalam
dan
samar
(insidius)
mempertahankan
dimana
metabolisme,
Glomerulus)
dimana
nilai
normalnya
adalah
Penjelasan
at
ginjal
dengan
LFG
(ml/mn/1.73m2)
LFG 90
Kerusakan
normal atau
Kerusakan ginjal dengan LFG 60-89
atau ringan
Kerusakan ginjal dengan LFG 30-59
atau sedang
Kerusakan ginjal dengan LFG 15-29
125
atau berat
5
Gagal ginjal
< 15 atau dialisis
Sumber : Sudoyo, 2006 Buku Ajar Ilmu penyakit Dalam. Jakarta :
FKUI
C. Etiologi
Diabetes dan hipertensi baru-baru ini telah menjadi etiologi tersering
terhadap proporsi GGK di US yakni sebesar 34% dan 21% .
Sedangkan glomerulonefritis menjadi yang ketiga dengan 17%.
Infeksi nefritis tubulointerstitial (pielonefritis kronik atau nefropati
refluks) dan penyakit ginjal polikistik masing-masing 3,4%. Penyebab
yang tidak sering terjadi yakni uropati obstruktif , lupus eritomatosus
dan lainnya sebesar 21 %. (US Renal System, 2000 dalam Price &
Wilson,
2006).
Penyebab
gagal
ginjal
kronis
yang
menjalani
D. Patofisiologi
Terlampirkan
E. Manifestasi Klinis
Menurut Brunner & Suddart (2002) setiap sistem tubuh pada gagal
ginjal kronis dipengaruhi oleh kondisi uremia, maka pasien akan
menunjukkan sejumlah tanda dan gejala. Keparahan tanda dan gejala
bergantung pada bagian dan tingkat kerusakan ginjal, usia pasien
dan kondisi yang mendasari. Tanda dan gejala pasien gagal ginjal
kronis adalah sebagai berikut :
a. Manifestasi kardiovaskuler
Mencakup hipertensi (akibat retensi cairan dan natrium dari
aktivasi
sistem
renin-angiotensin-aldosteron),
pitting
edema
i. EKG
Untuk melihat kemungkinan adanya hipertrofi ventrikel kiri, tandatanda
perikarditis,
aritmia
karena
gangguan
elektrolit
(hiperkalemia)
j. Biopsi Ginjal
dilakukan bila terdapat keraguan dalam diagnostik gagal ginjal
kronis atau perlu untuk mengetahui etiologinya.
k. Pemeriksaan laboratorium menunjang untuk diagnosis gagal ginjal
1) Laju endap darah
2) Urin
Volume : Biasanya kurang dari 400 ml/jam (oliguria atau urine
tidak ada (anuria).
Warna : Secara normal perubahan urine mungkin disebabkan
oleh pus / nanah,
bakteri, lemak, partikel koloid,fosfat, sedimen kotor,
warna kecoklatan menunjukkan adanya darah, miglobin,
dan porfirin.
Berat Jenis : Kurang
dari
1,015
menunjukkan kerusakan
ginjal berat).
Osmolalitas : Kurang
dari
350
(menetap
mOsm/kg
pada
1,010
menunjukkan
H. Penatalaksanaan Medis
Tujuan utama penatalaksanaan
pasien
GGK
adalah
untuk
mungkin
serta
mencegah
atau
mengobati
komplikasi
nilai
biologik
tinggi
<
50
gr),
dan
katabolisme
konservatif
dihentikan
bila
pasien
sudah
faal
keluhan-keluhan
ginjal
secara
akibat
progresif,
akumulasi
mencegah
meringankan
toksin
azotemia,
lama
dapat
merugikan
terutama
gangguan
harus
dikoreksi
karena
Terapi
alkali
(sodium
bicarbonat)
harus
segera
20 mEq/L.
Anemia
Transfusi
darah
misalnya
Paked
Red
Cell
(PRC)
yang
gastrointestinal
sering
ini
dijumpai
merupakan
pada
keluhan
CKD.
utama
Keluhan
(chief
keluhan kulit.
Kelainan neuromuskular
Beberapa terapi pilihan yang dapat dilakukan yaitu
terapi hemodialisis reguler yang adekuat, medikamentosa
mg%.
Indikasi
elektif,
yaitu
LFG
antara
dan
Transplantasi ginjal
Transplantasi ginjal merupakan terapi pengganti ginjal
(anatomi dan faal). Pertimbangan program transplantasi
ginjal, yaitu:
Cangkok ginjal (kidney transplant) dapat mengambil alih
seluruh (100%) faal ginjal, sedangkan hemodialisis hanya
mengambil alih 70-80% faal ginjal alamiah
Kualitas hidup normal kembali
Masa hidup (survival rate) lebih lama
Komplikasi (biasanya dapat diantisipasi)
terutama
oleh
berbagai
hal
seperti
proses
pengobatan,
nefritis,
hipertensi,
rematik,
hiperparatiroidisme,
selama
bulan
terahir
karena
dalam
libido,
genetalia
pasien
kotor,
dibantu,
ejakulasi
terjadi
dini,
edema,
Diagnosa Keperawatan
Diagnosa keperawatan yang mungkin muncul pada CKD adalah
sebagai berikut:
1. Kelebihan volume cairan berhubungan dengan penurunan haluran
urin dan retensi cairan dan natrium.
2. Perubahan pola napas berhubungan dengan hiperventilasi paru.
3. Gangguan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan
dengan anoreksia mual muntah.
4. Gangguan perfusi jaringan berhubungan dengan penurunan suplai
O2 dan nutrisi ke jaringan sekunder.
5. Intoleransi aktivitas berhubungan dengan keletihan anemia, retensi
produk sampah dan prosedur dialysis.
6. Resiko gangguan pertukaran gas berhubungan dengan kerusakan
alveolus sekunder terhadap adanya edema pulmoner.
7. Resiko penurunan curah jantung berhubungan dengan ketidak
seimbangan cairan mempengaruhi sirkulasi, kerja miokardial dan
Diagnosa
NOC
NIC
Keperawatan
Kelebihan
volume Tujuan:
cairan b.d penurunan Setelah
haluaran
retensi
natrium.
urin
cairan
Fluid Management :
dilakukan
asuhan
dari
edema,
efusi, anasarka
Bunyi nafas bersih,tidak
adanya dipsnea
Memilihara tekanan vena
sentral,
tekanan
kapiler
1. Kaji
status
cairan
badan,keseimbangan
timbang
masukan
berat
dan
pottasium,
tingkat
phospor)
sebelum
terapi.
2. Rekam tanda vital: berat badan, denyut
nadi, pernapasan, dan tekanan darah untuk
mengevaluasi respon terhadap terapi.
3. Sesuaikan
tekanan
filtrasi
untuk
menghilangkan
jumlah
yang
tepat
dari
menyesuaikan
panjang
dialisis,
Kebutuhan
kurang
nutrisi
dari
mual
muntah.
treatment selanjutnya.
4. Monitor intake nutrisi dan kalori klien.
5. Berikan makanan sedikit tapi sering
6. Berikan perawatan mulut sering
7. Kolaborasi dengan ahli gizi dalam pemberian
diet sesuai terapi
Setelah
dilakukan
berhubungan dengan
hiperventilasi paru
usaha respirasi
2. Catat pergerakan dada,amati kesimetrisan,
Kriteria Hasil:
lips)
Tanda
4
Gangguan
ada
tanda
sianosis
vital
rentang normal
perfusi Setelah
dilakukan
dalam
asuhan Circulatory Care
fungsi
penilaian
sirkulasi
priper,oedema,
secara
periper.
kapiler
refil,
komprehensif
(cek
nadi
temperatur
ekstremitas).
2. Kaji nyeri
Membran mukosa merah 3. Inspeksi kulit dan Palpasi anggota badan
4. Atur posisi pasien, ekstremitas bawah lebih
muda
Conjunctiva tidak anemis
rendah untuk memperbaiki sirkulasi.
Akral hangat
5. Monitor status cairan intake dan output
PATHWAY
DAFTAR PUSTAKA
Black, Joyce M. & Jane Hokanson Hawks. Medical Surgical Nursing
Clinical Management for Positive Outcome Seventh Edition. China :
Elsevier inc. 2005
Bulechek, Gloria M., Butcher, Howard K., Dotcherman, Joanne M.
Nursing Intervention Classification (NIC). USA: Mosby Elsevier. 2008.
Herdinan, Heather T. Diagnosis Keperawatan NANDA: Definisi dan
Klasifikasi 2012-2014. Jakarta: EGC. 2012.
Johnson, M. Etal. Nursing Outcome Classification (NOC). USA: Mosby
Elsevier. 2008.
Nahas, Meguid El & Adeera Levin. Chronic Kidney Disease: A Practical
Guide to Understanding and Management. USA : Oxford University
Press. 2010
Price, Sylvia A. & Lorraine M. Wilson. Patofisiologi : Konsep Klinis
Proses-Proses Penyakit Edisi 6 Volume 2. Jakarta : EGC. 2002
Smeltzer, S. Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah Brunner dan
Suddarth. Volume 2 Edisi 8. Jakarta : EGC. 2001
Sudoyo. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam. Jakarta : Balai Penerbit FKUI.
2006
Suwitra, K 2006. Penyakit Ginjal Kronik. Jakarta: Pusat Penerbitan
Departemen Penyakit Dalam Fakultas Kedokteran Universitas
Indonesia.