Batuan Karbonat PDF
Batuan Karbonat PDF
Batuan karbonat adalah batuan sedimen dengan komposisi yang dominan (> 50 %) terdiri
darimineral mineral atau garam garam karbonat, yang dalam prakteknya secara umum
meliputibatugamping dan dolomit.
Batuan karbonat adalah batuan sedimen dengan tekstur yang beraneka ragam, struktur
serta fosil.Hal tersebut dapat memberikan informasi yang penting mengenai lingkungan
laut purba, kondisipaleoekologi serta evolusi bentuk dari organisme laut.
Proses pembentukannya dapat terjadi secara insitu berasal dari larutan yang mengalami
proses kimia maupun biokimia dimana organisme turut berperan, dapat terjadi dari
butiran rombakan yang mengalami transportasi secara mekanik dan diendapkan di tempat
lain. Seluruh proses tersebut berlangsung pada lingkungan air laut, jadi praktis bebas dan
detritus asal darat.
Batugamping klastik adalah batugamping yang terbentuk dari pengendapan kembali
detritus
batugamping asal.
Contoh : Kalsirudit : butiran berukuran rudit (granule)
Kalkarenit : butiran berukuran arenit (sand)
Kalsilutit : butiran berukuran lutit (clay)
Batugamping non klastik adalah batugamping yang terbentuk dari proses-proses kimiawi
maupun organis. Umumnya bersifat monomineral.
Dapat dibedakan :
Hasil biokimia : bioherm, biostrom
Hasil larutan kimia : travertin, tufa
Hasil replacement : batugamping fosfat, batugamping dolomit, batugamping silikat dan
lainlain.
a. Tekstur Batuan Karbonat
Dewasa ini tekstur batuan karbonat lebih dipentingkan pada susunan mineralogi. Tekstur
ini
berhubungan dengan sifat reservoir dalam bentuk minyak dan juga dari segi sedimentasi.
1) Besar Butir
Sering ukuran tersendiri, tetapi hal ini tidak dianjurkan. Lebih baik dipergunakan skala
Wentworth seperti dianjurkan oleh Leighton dan Pendexter (1962).
Mulai 0,0625 mm ke bawah maka tipe butir dan juga penelitian di bawah mikroskop
menjadi
mikrit (micrite) atau berupa lumpur (mud) atau berbutir halus (aphanitik). Secara
makroskopis
kurang dari 1 mm, tipe butir sudah sukar ditentukan sehingga istilh grain atau klas dapat
dipakai.
2) Bentuk Butir
Bentuk butir juga penting dalam mempelajari gamping terutama dalam memperlihatkan
energi di
lingkungan pengendapan.
Dalam bioklast, derajat dari abrasi dan peristilahan seperti pada detritus dipergunakan
untuk
fragmen-fragmen pada umumnya. Bioklast dapat dibedakan menjadi cangkang
cangkang yang
utuh atau fragmen kerangkan yang utuh atau bekas pecahan jelas dan yang kedua yang
telah
terabrasi atau bundar. Non fragmen, istilah kebundaran seperti diartikan oleh abrasi atau
transport yang jauh. Dan bentuk-bentuk yang lebih cocok ialah spherudal dan ovoid. Di
antara
kerangka atau butir sering diisi oleh matriks atau semen.
3) Semen
Biasanya terdiri dari hablur-hablur kalsit yang jelas atau disebut juga spari kalsit (spray
calcite)
atau spar. Semen dapat di amati di bawah mikroskop dan semen ini terjadi pada waktu
diagenesa
pengisian rongga-rongga oleh larutan yang mengendapkan kalsit sebagai hablur yang
jelas.
Kadang-kadang sukar untuk membedakannya denga kalsit sebagai hasil rekristalisasi
yang
biasanya lebih halus da disebut mikrospar.
4) Matrik
Matrik adalah butir-butir karbonat yang mengisi rongga-rongga dan terbentuk pada waktu
sedimentasi. Biasanya halus sekali dari bentuk-bentuk kristal tidak dapat di identifikasi,
hampir
opak di bawah mikroskop.
Hasil dari matrik ini dapat berupa :
a) Pengendapan langsung sebagai jarum (aragonit) secara kimiawi / biokimiawi, yang
kemudian
berubah menjadi kalsit.
b) Merupakan hasil abrasi, gampimg yang telah dibentuk misalnya koral, alga dan
sebagainya
dierosi dan abrasi kembali oleh pukulan-pukulan gelombang dan merupakan tepung
kalsit.
Tepung kalsit ini membentuk lumpur apu, dan diendapkan terutama di daerah-daerah
yang
tenang.
b. Struktur Batuan Karbonat
Pemeriannya hampir sama denga pemerian batuan sedimen klastik.
langsung
dalam supratidal atau evaporit. Kedua dalam pengendapan pori-pori gamping klastik di
daerah
supratidal sabkha, sebagai hablur kemudian partikel kalsit terlarut. Ketiga proses ubahan
(replacement) suatu terumbu yang terangkat ke daerah supratidal denga proses seepage
reflux.
Pada pembentukan dolomit harus memenuhi syarat dimana konsentrasi Mg / Ca ratio =
5 : 1,
sehingga diperlukan penguapan yang luar biasa. Hal ini dapat terjadi di daerah gurun atau
daerah
tropis yang kering.
2) Tipe gamping afanitik
Terdiri dari butir-butir lebih kecil dari 0,005 mm. Tipe ini tidak dapat diketahui apakah
terdiri
dari fragmen-fragmen halus (pecahan gamping) atau kristal-kristal halus. Beberapa nama
untuk
istilah batuan ini adalah micrite, mudstone, calcilutite, lithographic, dan sublithographic.
Batuan ini memiliki beberapa cara terbentuknya, seperti yang pertama penggerusan
gamping
yang telah ada, misalnya penghancuran terumbu oleh gelombang. Kedua dari
pengendapan
langsung secara kimiawi dari air laut yang telah kelewat jenuh akan CaCO3, sebagai
jarumjarum aragonit. Dan ketiga dari pengendapan dengan bantuan ganggang hijau
(chlorophycae)
sebagai jarum-jarum aragonit.
Lingkungan pembentukan batugamping ini yaitu diendapkan di daerah dangkal yang
terlindung
lagoon di belakang terumbu, penguapan yang kuat dan dengan bantuan ganggang.
Biasanya kaya
akan zat organis dan diacak acak oleh binatang, sehingga tidak memperlihatkan
perlapisan.
biokimia
adalah terumbu karang, dan biogenik pembentuk kerak keras. Endapan jenis ini memang
sudah
dalam keadaan padat dan melekat, hal ini disebabkan oleh penyemenan kalsium karbonat
biokimia atau kimiafisik.
Dalam terumbu-terumbum, koral, ganggang dan foraminifera adalah organisme utama
yang
mengendapkan batugamping padat.
3) Penggantian Materi-materi lain oleh Kalsium Karbonat
Beberapa batuan karbonat dapat terbentuk dari penggantian materi-materi lain, terutama
kalsium
sulfat dan butir-butir kuarsa oleh kalsium karbonat. Batuan karbonat jenis ini tidak
umum, tetapi
cukup penting karena genesisnya yang sangat berbeda dengan batuan karbonat jenis lain.
Terdapat dua proses penggantian yang umum, yaitu pertama perubahan kalsium sulfat
menjadi
kalsit oleh kegiatan bakteri, kedua penggantian butir-butir kuarsa oleh karbonat karena
proses
korosi.
5. Penamaan Klasifikasi
Penamaan batuan sedimen klastik ditentukan terutama oleh ukuran butir dan bentuk butir
serta
tekstur. Selain itu juga dibantu dengan komposisi kimia dan struktur. Ukuran butir dalam
batuan
sedimen klastik bisa seragam bisa tidak seragam.
Penamaa batuan sedimen non klastik lebih ditentukan oleh komposisi mineralnya atau
kimianya.
a. Batuan Sedimen Klastik
Penamaan batuan sedimen klastik lebih ditekankan pada ukuran dan bentuk butir, denga
perincian sebagai berikut :
1) Untuk butiran yang sama atau lebih kecil dari pasir
Batupasir : butiran yang berukuran pasir
Batulempung : butiran yang berukuran lebih halus dari pasir
Serpih : batulempung yang menunjukkan struktur fasility (sifat belah)
2) Untuk butiran yang lebih besar dari pasir dan melibatkan bentuk butir
Konglomerat : jika butirannya berbentuk membulat
Breksi : jika butirannya berbentuk runcing
3) Untuk butiran dan komposisi
Batupasir Kuarsa : batupasir yang banyak mengandung kuarsa.
Batulempung Gampingan : batulempung yang mengandung mineral-mineral karbonat.
4) Ukuran butir dan struktur
pasir.
-Kalkarenit, yaitu batugamping dengan ukuran butir sama dengan ukuran pasir (1/16 2
mm).
-Kalsilutit, yaitu batugamping yang ukurannya (ukuran butir) lebih kecil dari ukuran
pasir.
-Kalsipuluerit, yaitu batugamping hasilpresipitasi kimiawi, sifatnya kristalin.
-Batugamping organic, yaitu hasil pertumbuhan organisme secara insitu, misalnya
terumbu dan
stromabolity.
6.1.1. Klasifikasi Folk (1959)
Folk mengklasifikasikan batuan karbonat berdasarkan tekstur, pengendapan dan
perbandingan fraksi komponen penyusunnya, yaitu butiran/allochem, mikrit, dan sparit
(ortochem).
Berdasarkan perbandingan relief antara allochem, mikrit, dan sparit serta jenis allochem
yang
dominant, maka Folk membagi batugamping menjadi 4 Famili
Batugamping tipe I analog dengan batupasir/konglomerat yang tersortasi baik dan
terbentuk pada
high energy zone, batugamping tipe II analog dengan batupasir lempungan atau
konglomerat
lempungan dan terbentuk pada low energy zone dan batu gamping tipe III analog dengan
batulempung dan terbentuk pada kondisi yang tenag (lagoon)
-Intaclast; suatu endapan yang berupa gel Lumpur karbonat , belum memadat, semi
plastis, lalu
ada erosi yang membentuk tubuh (discret body)
-Pellet; suatu butiran yang strukturnya microcritalinne (warnanya gelap),kalau
mengandung
kotoran binatang maka disebut (facialpellet). Sedangkan jikamempunyaiukuran yang
agak besar
disebut lump.
-Oolit; suatu butiran yang intinya dilapisi oleh unsur karbonat, intinya berfosil dan
apabila
disayat maka mempunyai bentukkonsentris.
-Fossil; termasuk kedalamallochemical, karena mengalami transportasi ditempat tersebut,
misalnya Globigerina yang hidup secara plankton.
Penggambaran skematik komponen penyusun batuan karbonat yang menjadi dasar
klasifikasi
batuan karbonat menurut Folk (1959).
6.1.2. Klasifikasi Dunham (1962)
Dunham membuat klasifikasi batuan karbonat berdasarkan tekstur pengendapan, meliputi
ukuran
butir dan pemilahan/sortasi. Hal ini yang perlu diperhatikan dalam klasifikasiin antara
lain: