Anda di halaman 1dari 65

Spesifikasi Feed & Produk

Dokumen Presentasi untuk materi mengajar BKJT 2013


Process Engineering Eng. & Dev.
PT. Pertamina (Persero) RU III

Biodata

Nama

: Anindita Mahendra

Fungsi/Bag.

: Process Engineering/Eng & Dev RU III

Jabatan

Pend. Terakhir : S1 Teknik Kimia UNDIP

TTL

: Solo/04 Oktober 1983

Status

: 200

Alamat

: Jl. Anggrek 1012 F Sei. Gerong

Pengalaman Kerja :

: Primary Process Jr. Engineer

Jr. Engineer Technical Cell PT. Indho-Bharat Rayon.


(2007-2008)

Unit Head New Product Dev. R&D PT. Ceramic Diamond.


(2008-2009)
Officer Development Program PT. Bank Mandiri Tbk
(2009- 2010)

Primary Process Jr. Engineer PT. Pertamina


(2010-now)

PROSES PENGOLAHAN MINYAK BUMI

SPESIFIKASI FEED ( CRUDE OIL )

SPESIFIKASI PRODUK (FINISH PRODUCT)

PERTAMINA

Flow Proses Operasi Produksi Minyak

Stasiun Pengumpul

SUMUR PRODUKSI

Terminal Penampung

DRILLING

KILANG

Proses Pengolahan Minyak Bumi


OIL REFINERY (KILANG MINYAK)
Unit Pengolah minyak mentah (crude oil) menjadi fraksi-fraksi minyak bumi dan
turunannya melalui primary processing maupun secondary processing unit.

Refinery

Proses Pengolahan Minyak Bumi


KATEGORI PROSES PENGOLAHAN MINYAK BUMI
Dalam kilang minyak bumi dikenal beberapa proses pengolahan yang dapat
dikategorikan sebagai berikut :
Primary Processing.
Secondary Processing.
Recovery Processing

PENGOLAHAN CRUDE OIL KILANG PERTAMINA


PACIFIC OCEAN
P. BRANDAN
CAPACITY: 5 MBSD
UNIT : C D U
LPG PLANT

KASIM
CAPACITY: 10 MBSD
UNIT : C D U
PLATFORMER

SOUTH CHINA
OCEAN

ARUN
P. BRANDAN
MEDAN

PAPUA

BONTANG
SINGAPURA
B. PAPAN

DUMAI
S. PAKNING

SULAWESI

KALIMANTAN

PALEMBANG
MUSI

DUMAI & S. PAKNING


CAPACITY : 170 MBSD
UNIT : C D U
HVU
HYDROCRACKER
DELAYCOKER
PLATFORMER

JAVA
OCEAN

BALONGAN CEPU

JAKARTA

TOTAL
CAPACITY
1031 MBSD

BALI

JAWA
CILACAP

BALIKPAPAN
CAPACITY : 260 MBSD

MUSI
CAPACITY : 118 MBSD
UNIT : C D U
HVU
FCCU
POLY PROPYLENE
PTA
POLY-ALKYATION

BALONGAN
CAPACITY : 125 MBSD
UNIT :
CDU
ARHDM
RCC COMPLEX
PROPYLENE REC.
LPG PLANT
PLATFORMER
ISOMERIZATION

CILACAP
CAPACITY : 348 MBSD
UNIT : CDU I & II
PLATFORMER I & II
LUBE-OIL COMPLEX I, II, III
VISBREAKER
PARAXYLENE PLANT
SULFUR RECOVERY

UNIT :

C D U IV & V
H V U II & III
HYDROCRACKER
PLATFORMER
WAX PLANT

KONTRIBUSI MASING-MASING KILANG PERTAMINA


TERHADAP KESELURUHAN PRODUKSI
PENGOLAHAN

Konfigurasi MM Kilang Pertamina


Refinery Unit

Capacity,
MB /D

Crude Oil Base

RU II - Dumai

175

DOMESTIC : SLC, DURI, LALANG, LIRIK

RU III - Plaju

118

DOMESTIC : SPD, JENE, KLAMONO, KAJI,


RAMBA, TAP, GERAGAI

RUIV - Cilacap

120

IMPORT (ALC)

More than 20 Types of


Crude oil

220

DOMESTIC
IMPORT

RU V Balikpapan

260

DOMESTIC
IMPORT

RU VI - Balongan

125

DOMESTIC : SLC, DURI, JATIBARANG


IMPORT : Nile Blend 600 MB -> 1200MB /
month

RU VII - Sorong

10

DOMESTIC : WALIO MIX ONLY

Total

1028

More than 20 Types of


Crude oil

PROSES PENGOLAHAN MINYAK BUMI

SPESIFIKASI FEED ( CRUDE OIL )

SPESIFIKASI PRODUK (FINISH PRODUCT)

PERTAMINA

Crude Oil
Campuran dari ratusan senyawa
hydrocarbon, dari yang terkecil yaitu
methane, yang hanya terdiri dari satu
atom carbon, sampai dengan senyawa
besar yang terdiri dari 200 an atom
carbon atau lebih.

Minyak Mentah / Minyak Bumi (Crude Oil) :


o Bentuk fisiknya berupa cairan yang berwarna coklat kehijauan sampai
hitam.
o Senyawa utamanya adalah Hydrogen (H) dan Karbon (C)
===== Hydrocarbon
o Campuran hidrokarbon yang kompleks, Campuran berbagai senyawa
hidrokarbon dari berbagai komposisi yang berasal dari dalam Bumi.

o Yang terkecil yaitu methane, yang hanya terdiri dari satu atom carbon,
sampai dengan senyawa berat (Aspalt) atau yang terdiri dari lebih 50 an
atom carbon atau lebih
o Sejumlah kecil senyawa Belerang (Sulfur), garam (Salt), oksigen,
nitrogen dan logam sebagai impuritas (pengotor).
o Biasanya diperoleh bercampur dengan gas (Natural Gas).

KOMPOSISI MINYAK MENTAH


Minyak bumi dan produk turunannya tersusun atas senyawa
yang terdiri dari ikatan atom karbon (C) dan atom hydrogen
(H), juga terdapat senyawa sulfur, oksigen, nitrogen dan
logam.
Perbandingan unsur-unsur tersebut dalam minyak bumi
sangat bervariasi dengan komposisi sebagai berikut :

Carbon (C)
Hydrogen (H)
Nitrogen (N)
Oksigen (O)
Sulfur (S)
Metal

: 83 ~ 87 % wt
: 10 ~ 14 %
: 0.1 ~ 2 %
: 0.05 ~ 1.5 %
: 0.05 ~ 6 %
: < 1000 ppm

Page 14

Secara umum Minyak Mentah terdiri 3 komponen :


Senyawa hydrocarbon. (H dan C)
Senyawa non hydrocarbon. (S, O dan N)
Senyawa metal organik.

Senyawa Hydrocarbon :
o
o
o
o

Parafin.
Olefin.
Naphthen.
Aromat.

Page 15

SENYAWA HIDROKARBON

Parafin (Alkana)
Olefin (Alkena)
Naphthene
Aromate

: Cn H2n+2
: CnH2n
: CnH2n
: CnH2n-6

Page 16

Senyawa Non Hydrocarbon :


Senyawa Sulfur (Belerang) :
Senyawa belerang merupakan senyawa kompleks yang tidak
stabil terhadap temperatur dan umumnya berbau tidak sedap
dan bersifat korosif bagi peralatan pengolahan minyak bumi.

Senyawa nitrogen
Senyawa nitrogen dalam jumlah kecil terdapat pada hampir
seluruh jenis crude dengan kandungan sekitar 0,1 % berat
dan diduga berasal dari dekomposisi zat - zat protein.
Senyawa nitrogen dapat meracuni katalis pada unit
pengolahan minyak bumi seperti Platforming.

Page 17

Senyawa Oksigen :
Oksigen dalam minyak bumi berada dalam senyawa asam
karboksilat, keton, phenol.
Senyawa oksigen akan berpengaruh pada mutu produk yang
dihasilkan, contohnya senyawa phenol yang terkandung
dalam fraksi minyak yang digunakan sebagai pelarut (solvent)
cat akan menyebabkan cat lama mengering dan dapat
bersifat korosif.

Page 18

Logam (metal) :
Logam dalam minyak bumi terdapat dalam bentuk garam-tak
larut dalam air yang tersuspensi dalam minyak atau dalam
bentuk senyawa organo metalik.
Beberapa jenis logam yang terdapat dalam minyak bumi
seperti vanadium (Va), nikel (Ni), besi (Fe) dapat meracuni
katalis pada proses pengolahan lanjut yang menggunakan
katalis (seperti FCCU, RCC, HCU, dan Platforming).

Page 19

Garam - garam :
Umumnya air yang terkandung dalam minyak bumi (sebagai
emulsi) mengandung senyawa logam berupa garam-garam
anorganik yang terlarut dalam air, seperti KCl, NaCl, MgCl2,
dan CaCl2.
Pengendapan garam-garam menyebabkan fouling dalam
equipment seperti Heat Exchanger, Cooler atau Kondensor
serta mempengaruhi/merusak produk-produk minyak bumi.

Page 20

Karakteristik Crude

Senyawa HC yang satu berbeda sifatnya dengan yang lain.


HC Jenis Aromatik mempunyai angka octane yang tinggi
dalam bensin dan mempunyai daya larut yang besar.
HC jenis Parafin mudah membeku dengan titik tuang yang
tinggi
HC jenis Naphthenic pada umumnya mempunyai sifat
diantara jenis Parafin & Aromatik
Karakteristik
SG 60/60F
SG API
Angka Octane Naphtha
Smoke Point Kerosene
Cetane Number Solar
Pour Point Solar
VI Pelumas

Crude Parafinik

Crude Aromatik

Rendah
Tinggi
Rendah
Tinggi
Tinggi
Rendah
Tinggi

Tinggi
Rendah
Tinggi
Rendah
Rendah
Tinggi
Rendah

Crude Types: Application

Untuk Crude Oil yang mengandung n-Parafin lebih cocok


dibuat : AVTUR, KEROSENE (Smoke point tinggi), SOLAR
(karena Cetane No. tinggi) & Wax
Untuk Crude Oil yang mengandung iso-Parafin lebih cocok
dibuat : Gasoline, Lube Oil (mempunyai viscositas index
yang tinggi).
Untuk Crude Oil yang mengandung Naphthene lebih cocok
dibuat : Gasoline, Solvent

22

Crude Evaluation

Harga Crude Oil tergantung pada Yield masingmasing produk


Harga eksak dari suatu crude oil dapat dipastikan
oleh hasil crude assay.

Crude Assay digunakan untuk mengetahui sufat-sifat


minyak bumi dan dilakukan berdasarkan test
standard.
Test tsb antara lain : API Gravity, Sulfur Content, Salt
Content, BS&W, Viscosity, Pour Ponit, serta metal
contaminant.

Klasifikasi Crude Oil :

SG < 0.830

Ringan

SG 0.830-0.850 Medium Ringan


SG 0.850-0.865 Medium

SG 0.865-0.905 Berat
SG > 0.905

Sangat Berat

Berdasarkan sifat penguapannya :


dpt dilakukan dengan Dist ASTM D-86 pada temp 300C
Ringan

: Vol yang ditampung pada dist 300C > 50%

Medium

: Vol yang ditampung

Berat : vol yang ditampung

< 20%

20 50%

Berdasarkan sifat kadar belerang :


Ringan

: S = < 0.5% Sweet Crude

Medium

: S = 0.5 2%wt

Berat : S = > 2% wt Sour Crude


Kadar belerang perlu diketahui untuk menentukan proses
treating dan pengolahan terhadap minyak bumi.
Semakin rendah Sulfur, semakin baik minyak mentah tsb.
Sebanyak 40% MM mengandung S < 0.25% dan 7% MM
mengandung S > 2%.

Berdasarkan UOP K :
K-Factor 12.15 12.9
K-Factor 11.5 12.1
K-Factor 10.5 11.45
K-Factor 9.8 10.0

Paraffin,
Intermediate
Naphthen
Aromatic

Berdasarkan Index Korelasi ( C.I) Nelson & Watson


C.I
= 473,7 SG 456,8 + (48640 / T )
T
= Titik Didih rata-rata, K
SG
= Sepc Grav pada temp 60/60F
Digunakan untuk fraksi produk minyak bumi
Minyak Bumi
1. Ultra Parafinic Base
2. Parafinik Base
3. Naphthenik Base
4. Aromatic Base

C.I
10
30
30 - 40
40 - 60

Berdasarkan Viscosity Gravity Constant (VGC):


Klasifikasi VGC biasanya digunakan untuk fraksi minyak
pelumas dan dinyatakan dalam rumusan :

VGC =

10 G 1,0752 log ( V 38 )
-------------------------------------------10 log ( V 38 )

Dimana : G = Spec Grav 60/60F


V = Viscositas, dalam satuan SSU

Klasifikasi Crude Oil :


Berdasarkan Bureau of Mine (Land & Garton) dibagi
menjadi 2 keys :
Key 1 : Dist Crude Oil pada tek atm (760 mmHg) diambil
fraksiny apda suhu 250 275 C, ukur SG & API
Key 2 : Dist Crude Oil pada tek 40 mmHg (by Vacuum)
diambil fraksinya pada suhu 275 300 C, ukur SG & API
Jenis Crude Oil

Key 1
API

Key 2
API

Parafin-Parafin
Parafin-Intermedia
Parafin-Naphthen

> 40
> 40
> 40

30
20 - 30
< 20

Intermedia-Parafin
Intermedia-Intermedia
Intermedia- Naphthen

33 - 40
33 - 40
33 - 40

30
20 - 30
< 20

Naphthen-Paraffin
Naphthen-Intermedia
Naphten-Naphthen

< 33
< 33
< 33

30
20 - 30
< 20

Produk Pengolahan Minyak Mentah


Pengolahan Minyak Mentah secara umum
menghasilkan bahan bakar minyak antara lain :

Gas

LPG

Naphtha

Premium, Pertamax

Kerosene

Minyak tanah, Avtur

Diesel Oil

Solar, PertaDex

Residue

Aspal, Pelumas

29

Page 30

Page 31

KLASIFIKASI EVALUASI CRUDE OIL (CRUDE ASSAY)

No

KELOMPOK
PENGUJIAN

01

GENERAL
CHARECTERISTICS
HEMPEL DISTILLATION

02

04
05
06

TBP DIST NARROW


CUT
TBP DIST WIDE CUT
FRACTION ANALYSIS
JUMLAH SAMPEL (liter)

07

TUJUAN

03

TYPE A
(Rapid
Analysis)

TYPE B
(Simplified
Analysis)

TYPE C
(Medium
Analysis)

TYPE D
(Detailed
Analysis)

V
( + Metal content)

V
V
40

V
V
200

V
V
400

Untuk keperluan
informasi perdagangan

Untuk keperluan
informasi perdagangan
internasional dan
pengilangan

Analisa dan control


produk CO ex sumur

Analisa awal menuju


komplit test dan untuk
mengetahui tipikal
kualitas produk

Catatan :
Terdapat sedikit perbedaan parameter uji dalam kelompok pengujian antar masing-masing Type Crude.

PROSES PENGOLAHAN MINYAK BUMI

SPESIFIKASI FEED ( CRUDE OIL )

SPESIFIKASI PRODUK (FINISH PRODUCT)

PERTAMINA

Pendahuluan
Finish product harus memenuhi spesifikasi dari produk tersebut.
Spesifikasi adalah

Persyaratan sifat fisika maupun kimia dari suatu produk, yang meliputi
jenis sifat yang harus dianalisa, batasan nilai berikut satuannya dan
metode pemeriksaan standard yang digunakan.

Spesifikasi adalah persyaratan persyaratan dari suatu produk, yang terdiri


atas :
1. sifat sifat yang harus diuji, beserta satuan nilai ujinya
2. batasan nilai uji yang diperbolehkan
3. metoda uji yang dipergunakan

34

Contoh..

35

MOTOR GASOLINE (MOGAS)


Motor Gasoline atau mogas adalah
Bahan bakar mesin tenaga pembakaran dalam (internal combustion
engines) jenis torak (piston) yang dinyalakan dengan busi (spark plug =
bougie) dan beroperasi di darat
Gasoline yang dipakai untuk bahan bakar pesawat disebut Aviation
gasoline (Avgas)
gasoline adalah nama dari inggris, sedangkan petrol dari amerika,
benzine dari belanda dan bensin dari indonesia.

Sifat - sifat penting mogas dikelompokkan :


1. Sifat penyalaan & pembakaran
2. Sifat kemudahan menguap
3. Sifat kestabilan dlm penyimpanan
4. Sifat pengkaratan

36

Sifat penyalaan dan pembakaran


Sifat penyalaan dari Mogas dinyatakan dengan knock rating dalam
octan number (ON) atau angka oktan
Semua motor bensin, apabila bekerja dengan bensin yang tidak sesuai
dengan kebutuhan angka oktannya (ON lebih rendah) akan menimbulkan
bunyi ketukan yg terkenal dengan nama "knocking" / "detonation" / "ngiklik
/ nglithik"
knocking = proses pembakaran tidak normal, dimana campuran bahan
bakar dan udara pada mesin terbakar secara spontan sebelum busi
menyala.

Dibawah ini adalah gambar mesin bensin dengan 4 buah silinder,


lengkap dengan piston dan businya.

37

38

Pengertian angka oktan (octan number = ON )


Angka oktan dari suatu gasoline adalah bilangan yang menyatakan
perbandingan iso-oktan dengan n-heptan dalam bahan bakar standar
yang memberikan karakter knocking sama dengan gasoline yang
diperiksa dengan mesin CFR.

Angka oktan suatu gasoline 88, artinya gasoline tersebut dalam


pengujiannya dengan mesin CFR , menunjukkan knock rating yang
sama dengan bahan bakar standard yang terdiri dari 88 % volume iso
oktan dan 12 % volume normal heptan

39

Mesin pemeriksa angka oktan


Pemeriksaan angka oktan gasolin dilakukan
dengan mesin CFR (cooperative fuel
research). Mesin standard CFR adalah mesin
bersilinder tunggal dimana perbandingan
kompressinya dapat divariasi antara 3 : 1 s/d
30 : 1
Prinsip kerja mesin CFR
Mesin dijalankan dengan kondisi operasi
tertentu menggunakan serangkaian bahan
bakar standard dan contoh gasoline yang
akan ditentukan ON masing masing
divariasi compression rationya untuk
menentukan terjadinya knocking. Mesin
dilengkapi dengan suatu sensor knocking
elektronis, sehingga rating knocking setiap
bahan bakar dapat diketahui.
40

Kemudahan menguap (volatility)


Semua bahan bakar utk mesin pembakaran dalam (internal combustion
engine) yang dinyalakan dengan busi, harus mudah diubah bentuknya
dari fase cair dari tangki bahan bakar kedalam fase uap/gas didalam
mesin untuk dibakar bersama udara.
mogas tidak boleh terlalu sukar menguap dan tidak boleh terlalu mudah
menguap

Sifat kemudahan menguap gasoline ditentukan dengan


pemeriksaan :

1. Distilasi ASTM
2. Tekanan uap reid (RVP)

41

Sifat pengkaratan
Sifat pengkaratan (corrosivity ) ini tidak langsung meyebabkan
kegagalan mesin (engine failure), tetapi sangat berbahaya karena dapat
mempercepat kerusakan mesin.
sifat pengkaratan gasoline ini disebabkan oleh persenyawaan kimia yang
korosif, misalnya senyawa sulfur (belerang ).

Beberapa sumber penyebab gasoline berifat korosif antara lain :


a. proses treating yang kurang baik , yakni proses penghilangan
senyawa yang korosif di kilang .
b. kurang baiknya storage & handling, sehingga gasoline
terkontaminasi air cukup lama. di dalam air tersebut dapat hidup
jasad renik (bakteri). pengkaratan terjadi karena adanya aktivitas
sulphide reducing bacteria.

42

Sifat korosifitas gasoline diperiksa dengan :


a. Copper strip, ASTM D130 max. no 1, untuk memeriksa sifat
pengkaratan langsung terhadap logam, misalnya di tangki bahan
bakar
b. Total sulfur , ASTM D1266 maks 0,05 % massa untuk mencegah
pengkaratan di exhaust system dan pencemaran udara.

43

Stability (kestabilan)
Kadang-kadang gasoline harus disimpan cukup lama maka dia harus
stabil / tahan terhadap terjadinya reaksi oksidasi sehingga terbentuk zat
seperti karet, lazim disebut gum.
Kestabilan gasoline dari terjadinya reaksi oksidasi / pembentukan
gum selama penyimpanan diperiksa dengan dua sifat:

a. existent gum (ASTM D381), maks. 4 mg /100 mililiter


b. induction period ASTM D 525, minim. 240 menit
Gum terjadi karena reaksi kimia hidrokarbon olefin sehingga
memungkinkan terjadinya reaksi polymerisasi /oksidasi antar
hidrokarbon tidak jenuh (olefin) membentuk gum.

44

AVIATION GASOLINE (AVGAS)


Avgas adalah bahan bakar untuk pesawat udara bermesin piston,
yakni pesawat udara ber baling - baling yang digerakkan dengan mesin
pembakaran dalam jenis torak atau piston, dengan memakai busi (spark
plug) sebagai sistim penyalaannya, atau disebut juga spark ignition
engine.

FUNGSI AVGAS
Fungsi Avgas disini adalah untuk menghasilkan tenaga mekanik dari
tenaga kimia hasil proses pembakaran yg dihasilkan oleh adanya suatu
tekanan yg dihubungkan dengan suatu poros untuk menggerakkan
baling-baling untuk menghasilkan gaya dorong (thrust) atau
menggerakkan roda, sehingga pesawat udara bisa bergerak dengan
cepat dan kemudian terbang.

45

Persamaan & perbedaan Mogas dengan Avgas


Persamaanya:
a. Terbuat dari hasil minyak bumi fraksi gasoline.
b. Termasuk jenis bensin. (mogas = bensin motor darat, Avgas =
bensin udara)
Perbedaannya : terletak pada mutunya.
Avgas mempunyai beberapa persyaratan mutu untuk pemakaian di
pesawat udara yang tidak dipunyai oleh mogas, sehingga mutu Avgas
lebih baik dari mogas.

46

Sifat penyalaan dari Avgas dinyatakan dengan knock rating dalam


octan number (ON) atau angka oktan dan performance number ( PN )

Pengertian octan number (ON)


ON suatu gasoline 88, artinya gasoline tersebut dalam pengujiannya
dengan mesin CFR f-2, menunjukkan knock rating yang sama dengan
bahan bakar standard yang terdiri dari 88 % volume iso oktan dan 12
% volume normal heptan.
Pengertian performance number (PN)
PN suatu gasoline 130, artinya gasoline tersebut dalam pengujiannya
dengan mesin CFR F-4, menunjukkan kenaikkan indicated mean
effective pressure (imep) sebesar 30 % diatas imep clear iso octane.

47

Sifat sifat Avgas sama dengan mogas, kecuali :


-

knock rating dan TEL content

titik beku

water reaction

48

KEROSENE
Kerosine atau minyak tanah adalah fraksi distilat minyak bumi yg lebih
berat, dan lebih sukar menguap daripada gasoline, akan tetapi masih
lebih ringan dari gasoil

Penggunaan kerosine

1. untuk bbm rumah tangga: minyak lampu/kompor, minyak tanah


2. untuk bbm pesawat udara bermesin turbin: Avtur / JET A-1
3. untuk bbm industri: alat berat, traktor

4. untuk bahan bakar roket


5. untuk solvent pelarut

Masing-masing punya spesifikasi tersendiri. kwalitasnya berbeda


49

Spesifikasi minyak tanah di indonesia ditetapkan oleh surat keputusan


dirjen migas Dep. Energi & Sumberdaya Mineral
no.17.k/72/DDJM/1999 tanggal 16 April 1999

Spesifikasi minyak tanah :


Smoke point minimum 15 mm
untuk menjamin agar pada saat pemakaian memberikan nyala api
yang terang, dan tidak banyak menimbulkan asap
Distilasi ASTM, recovery pada 200 deg c minimum 18 % v/v, end
point maksimum 310 deg c
sifat ini diperlukan untuk identifikasi kontaminasi fraksi berat karena
akan memperbanyak asap yg terbentuk menurunkan smoke point
dan mempertinggi char value
Flash point abel minimum 100 of (38 deg c)
sifat ini diperlukan untuk identifikasi kontaminasi fraksi berat karena
penting untuk safety, menjamin keamanan dan keselamatan m tanah
dalam penanganan penyimpanan dan penggunaan
50

AVIATION TURBINE FUEL (AVTUR)


Adalah bahan bakar untuk pesawat terbang bermesin turbin / JET.
mesin JET tergolong kedalam mesin tenaga pembakaran dalam (internal
combustion engine ), yakni mesin yang gas hasil pembakarannya
berfungsi sebagai fluida kerja atau langsung sebagai penggerak mesin.

Spesifikasi Avtur produksi PT Pertamina di Indonesia ditentukan


oleh siapa?
Ditentukan oleh surat keputusan Dirjen Migas dengan mengadopsi
spesifikasi dari DEF STAND 91 - 91 / issue terakhir dan sesuai pula
dengan ASTM D 1655: JET A 1 sesuai dengan NATO :F-34

51

Fungsi Avtur didalam mesin turbin / JET


1. sebagai bahan bakar untuk dibakar menghasilkan tenaga,
menghasilkan thrust (daya dorong) sehinga pesawat bisa terbang.
2. sebagai penyerap panas (heat sink), pendingin sayap / body dari
gesekan dengan udara, dan pendingin komponen mesin

3. sebagai pelumas untuk melumasi fuel pump dan bagian bagian


mesin lainnya

Komposisi kimia, thermal stability, lubricity dll . penting untuk memenuhi


tugas pokok & fungsi Avtur

52

Sifat sifat penting Avtur


Dari spesifikasi Avtur dapat dikelompokan menjadi 11 sifat penting yakni
1.

kenampakan (appearance)

2.

komposisi atau susunan kimia (composition)

3.

kemudahan menguap (volatility)

4.

kemudahan mengalir (fluidity)

5.

pembakaran ( combustion )

6.

kemudahan berkarat (corROsion)

7.

kestabilan pd suhu tinggi (thermal stability)

8.

adanya gum (existent gum

9.

pemisahan air

10. daya hantar listrik (conductivity)

11. pelumasan (lubricity)

53

1. Appearance Avtur
Clear, bright and free from solid matter and undissolved water at normal
ambient temperature.
(Apabila dilihat dengan mata telanjang, pada suhu sekeliling yang
normal, Avtur tampak jernih, tembus sinar, bebas dari air yang tidak
terlarut, serta kotoran padat)

2. Komposisi kimia

susunan kimia Avtur:


hidrokarbon + impurities + additive
Hydrocarbon

hydrogen + carbon

(H)

(C)
54

3. Flash point

Avtur, JET A-1 :


flash point abel (ip 170) minimum 38oc (100of)
arti pentingnya untuk keselamatan (safety) pada saat storage, handling
& penggunaan /pemakaian (kalau terjadi crash)

4. Sifat pembakaran

Sifat pembakaran Avtur dinyatakan salah satunya dengan smoke point,


Smoke point berkaitan langsung dengan perpindahan panas secara
radiasi dan banyaknya asap yang terbentuk didalam ruang bakar
pesawat JET yang bisa mengotori / menempel pada turbine blade
kaitannya dengan umur (life time) ruang bakar dan turbine blade .
diperiksa dengan ASTM D 1322 / IP 57, spec minimum 25 mm
55

5.Thermal stability
Pemeriksaan sifat thermal stability untuk mengantisipasi
pemakaian Avtur pada suhu tinggi. ingat fungsi Avtur sbg
pendingin.
JET fuel harus stabil pada suhu tinggi, karena ia disimpan di sayap &
body pesawat, ia harus bertindak sbg heat sink (penyerap panas),
sehingga berfungsi untuk mendinginkan sayap & body pesawat dari
panas yang timbul oleh gesekan dengan udara, juga sebagai pendingin
komponen mesin lainnya.

Sifat ini menjamin kestabilan Avtur untuk dipakai pada suhu


tinggi, tidak terdeteriorasi membentuk deposit. sifat thermal stability
sangat penting untuk pesawat supersonic dimana gesekan dengan
udara sangat tinggi, JET fuel dipakai sebagai media pendingin untuk
heat sink

56

6. Conductivity (daya hantar listrik statik)


sifat conductivity ini penting untuk mencegah bahaya listrik statik.
mencegah bahaya kebakaran / ledakan
Bila dalam kondisi tertentu diperkirakan conductivity akan turun maka
perlu ditambah static dissipator additive

7.

Lubricity (sifat pelumasan)

lubricity adalah kemampuan fuel untuk mencegah terjadinya keausan


atau goresan dari dua permukaan metal yang bergeseran pada kondisi
tekanan yang tinggi.

57

MINYAK SOLAR
Minyak Solar atau gasoil adalah suatu bahan bakar yang
digunakan untuk mesin diesel. Solar merupakan suatu fraksi crude oil
dengan boiling range sekitar 275 375 oC dengan warna kecoklatcoklatan dan mempunyai viskositas yang lebih tinggi dari kerosine.
Menurut putaran mesinya, minyak solar diklasifikasikan menjadi 3
yakni:
1. High Speed Diesel (HSD) dengan rpm = 800 rpm keatas = Minyak
Solar
2. Medium Speed Diesel dengan rpm 300 800 rpm ( IDF =
Industrial Diesel Fuel = Minyak Diesel )
3.

Low Speed Diesel dengan rpm = 300 rpm kebawah ( MDF = Marine
Diesel Fuel = Minyak Bunker )

58

Syarat utama dari bahan bakar mesin diesel putaran tinggi (HSD)
adalah :

1. Mudah terbakar sendiri (self Ignition) dan terbakar merata. Ini


dipengaruhi oleh cetane number atau diesel indeks (DI)
2. Mudah atomizingnya. Kondisi ini dipengaruhi oleh viskositas dan
pour pointnya.
3. Cleanlines (kebersihan), bisa diketahui dari carbon residue.

59

Sifat dan karakteristik tersebut adalah :


1. Ignation quality (sifat pembakaran)
2. Volatility (sifat penguapan)
3. Corrosivity (sifat pengkaratan)

4. Fluidity (sifat alir)


5. Cleanliness (sifat kebersihan)
6. Stability (sifat kestabilan )

60

Sifat pembakaran
Sifat pembakaran adalah mudahnya penyalaan dari bahan bakar.
Sifat sifat ini adalah pembawaan dari crude nya

Sifat Pembakaran dinyatakan dengan : Cetane Number, Diesel Indeks,


Cetane indeks

Cetane Number
Pemeriksaan Cetane Number dimaksudkan untuk menentukan ignition
delay yaitu jarak waktu dari awal injeksi bahan bakar diinjeksikan
ke ruang bakar sampai saat permulaan terjadinya pembakaran.

61

Cetane number yang tinggi dapat berpengaruh :


1. Kecepatan kenaikan pressure yang lebih rendah, sehingga akan
mengurangi kebisingan
2. Maksimum silinder pressure akan menjadi lebih rendah
3. Menaikkan effisiensi mesin dan power out put
4. Mesin mudah di start, terutama pada kondisi yang dingin
5. Waktu pemanasan yang lebih cepat.
6. Menurunkan asap exhaust
7. Dapat mencegah terbentuknya deposit di mesin

62

Sifat alir (Fluidity)


Sifat alir dari bahan bakar High Speed Engine terdiri dari
2 jenis parameter uji yaitu :
1. Viskositas
Viskositas dari bahan bakar ini umumnya dibatasi dengan persyaratan
maksimum dan minimum

2. Pour Point (dan Cloud Point)


merupakan indikasi dari temperature terendah dimana bahan bakar
dapat dipompakan

63

Sifat kestabilan (Stability)


Sifat kestabilan bahan bakar didefinisikan sebagai daya tahan
bahan bakar terhadap perubahan fisika dan kimia yang
disebabkan kerena adanya interaksi antara bahan bakar dengan
lingkungannya

Ada 3 tipe stability yang biasanya menjadi perhatian di bahan bakar


diesel fuel, yaitu al :
1. Thermal Stability
2. Oxidative Stability
3. Storage Stability

64

Confidential

Terima Kasih

Anda mungkin juga menyukai