Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
PENDAHULUAN
A. Judul Percobaan
Rotary Evaporator
B. Tujuan Percobaan
1. Mengetahui prinsip kerja Rotatory Evaporator.
2. Mengetahui prinsip kerja ekstraksi senyawa secara vacuum.
3. Menentukan kadar ekstraktif pigmen warna daun pandan.
tahap
maserasi
antara,
tahap
maserasi
sebenarnya
Selektif, dapat melarutkan semua zat volatile dengan cepat, sempurna, dan sedikit
2.
3.
4.
5.
Titik Didih
Konstan
Dielektrik
2,0
4,8
2,4
Heksana
C6H14
6900C
Kloroform
CHCl3
6100C
Toluena
C6H5-CH3
11100C
2. Pelarut Semipolar
Pelarut semipolar memiliki tingkat kepolaran yang lebih rendah dibandingkan
dengan pelarut polar. Pelarut ini baik untuk mendapatkan senyawa-senyawa
semipolar dari tumbuhan. Beberapa contoh pelarut semipolar terdapat dalam tabel
2 berikut ini:
Tabel 2. Pelarut Semipolar
Pelarut
Rumus Kimia
Diklorometana
Dimetil sulfoksid
3. Pelarut Polar
CH2Cl2
CH3HSO
Titik Didih
40 0C
1890C
Konstan
Dielektrik
9,1
4,7
Pelarut polar memiliki tigkat polaritas yang tinggi sehingga cocok untuk
mengekstrak senyawa-senyawa yang polar dari tanaman. Pelarut polar cenderung
universal digunakan karena biasanya walaupun polar, tetap dapat melarutkan
senyawa-senyawa dengan tingkat kepolaran lebih rendah. Beberapa contoh pelarut
polar terdapat dalam tabel 3 sebagai berikut:
Tabel 3. Pelarut Non Polar
Pelarut
Rumus Kimia
Titik Didih
Konstan
Dielektrik
Air
H2O
1000C
80
Metanol
CH3-OH
650C
33
0
Etanol
CH3-CH2OH
79 C
30
Rotary evaporator adalah alat yang berfungsi untuk memisahkan suatu
larutan dari pelarutnya, sehingga dihasilkan ekstrak dengan kandungan kimia
tertentu sesuai yang diinginkan. Cairan yang ingin diuapkan biasanya ditempatkan
dalam suatu labu
diputar. Uap cairan yang dihasilkan kemudian didinginkan oleh suatu pendingin
(kondensor) dan ditampung pada suatu tempat (receiver flask) (Senjaya dan
Wahyu, 2008).
Vacuum Rotary Evaporator berfungsi untuk memisahkan suatu larutan
dari pelarutnya sehingga dihasilkan ekstrak dengan kandungan kimia tertentu
sesuai dengan yang diinginkan. Kecepatan alat ini dalam melakukan evaporasi
sangat cepat, terutama bila dibantu oleh vakum. Terjadinya bumping dan
pembentukan busa juga dapat dihindari. Kelebihan lain dari alat ini adalah
diperolehnya kembali pelarut yang diuapkan (Senjaya dan Wahyu, 2008).
Prinsip kerja Rotary Evaporator adalah memisahkan suatu senyawa dari
sumbernya dengan pemanasan secara hampa udara atau vakum yang didasarkan
pada titik didih pelarut dan adanya tekanan yang menyebabkan uap dari pelarut
terkumpul di atas. Setelah pelarutnya diuapkan akan dihasilkan ekstrak yang dapat
berbentuk padatan (solid) atau cairan (liquid) (Senjaya dan Wahyu, 2008). Pada
umumnya ekstrak yang dihasilkan dari ekstraksi awal ini (ekstraksi dari bahan
tumbuhan) disebut sebagai ekstrak kasar (crude extract). Rotary Evaporator
mampu menguapkan pelarut dibawah titik didih normalnya sehingga zat yang
terkandung di dalam sampel tidak rusak oleh suhu tinggi (Damayanti dan Fitriana,
2012).
Menurut Khopkar (1990), kegunaan dari Rotary Evaporator adalah
sangat efektif untuk memisahkan sebagian besar pelarut organik selama proses
ekstraksi untuk tujuan analisis kuantitatif. Pelarut yang masih tertinggal biasanya
dipisahkan secara vakum dengan kondisi vakum yang lebih tinggi. Rotary
3-metil
2(5H)
furanon,
3-alkil-6-metoksifenoldietil
ester,
1,2-
III. METODE
A. Alat dan Bahan
Alat yang digunakan dalam percobaan ini adalah rotary
evaporator, erlenmeyer, gelas pengaduk, corong, cawan porselin, oven,
eksikator, dan timbangan elektrik.
Bahan yang digunakan dalam percobaan ini adalah daun pandan,
alkohol 95%, kertas saring, aquades, dan air kran.
B. Cara Kerja
Daun pandan ditimbang (50 gram)
Kadar %
2,928%
14
3
15
16
17
6
10
12
13
11
Pengatur tekanan, adalah komponen serupa kran putar berfungsi untuk mengatur
tekanan vakum (menaikkan dan menurunkan tekanan vakum pada labu
2.
penguapan.
Pipa ulir, merupakan pipa yang terletak di dalam kondensor untuk mengalirkan air
3.
4.
5.
6.
7.
pengembunan.
Selang air yang berfungsi untuk mengalirkan air ke pipa ulir.
Selang vakum yang menghubungkan rotary evaporator dengan pompa vakum,
berfungsi untuk mengeluarkan udara dalam komponen rotary evaporator
8.
9.
10.
evaporator.
Kenop Pengunci untuk mempermudah pemasangan dan pelepasan labu penguapan
11.
12.
13.
14.
15.
16.
mendidihkan sampel.
Tombol ON/OFF pemanas yang berfungsi untuk menyalakan dan mematikan
17.
pemanas.
Pompa vakum berfungsi untuk memberi tekanan vakum pada proses pemisahan.
Bahan yang digunakan pada percobaan ini adalah daun pandan wangi.
Pertama-tama daun pandan ditimbang menggunakan timbangan elektrik, berat
pandan yang dibutuhkan adalah 50 gram. Penimbangan berfungsi untuk
memastikan berat awal dari daun pandan. Kemudian daun pandan dicuci bersih
untuk menghilangkan debu dan kotoran yang menempel pada pandan supaya tidak
mengganggu proses ekstraksi.
Lalu daun pandan diiris menjadi bagian yang kecil dan tipis kemudian
direndam dalam alkohol 95% selama enam jam. Fungsi perlakuan pemotongan
daun pandan adalah untuk memperluas permukaan daun pandan sehingga dapat
mempermudah zat warna pada pandan untuk larut dalam alkohol. Alkohol 95%
berperan sebagai pelarut, berfungsi untuk melarutkan zat warna klorofil daun
pandan, karena klorofil larut dalam pelarut non polar. Menurut Gadd dkk. (1995),
Alkohol 95% digunakan sebagai pelarut karena alkohol mudah menguap dan tidak
turut melarutkan zat-zat lain dari daun pandan wangi. Pelarut yang digunakan
adalah alkohol 95%, hal ini dikarenakan alkohol 95% dapat melarutkan zat warna
dari bahan dan memiliki titik didih yang lebih rendah dari air yaitu sekitar 7580oC.
Setelah daun pandan direndam selama enam jam, alkohol 95% dan daun
pandan tersebut disaring menggunakan kertas saring dan corong untuk
dimasukkan ke dalam labu erlenmeyer. Penyaringan berfungsi untuk memisahkan
filtrat dan residunya, filtrat berupa larutan alkohol yang terdapat klorofil terlarut
di dalamnya dan residu berupa potongan daun pandan. Filtrat kemudian
dimasukkan
ke
dalam
labu
penguapan
untuk
selanjutnya
dievaporasi
yang dapat diamati adalah adanya gelembung udara di permukaan larutan dalam
labu penampung, dan larutan yang ada di labu penguapan sudah pekat dan kental.
Setelah bahan berubah dari cairan menjadi bentuk pasta, alat kemudian
dimatikan dan bahan dipindahkan ke dalam cawan porselin untuk dikeringkan
dalam oven dengan suhu 1050C selama 3-6 jam. Setelah pasta mongering, cawan
porselin diambil dan didinginkan dalam eksikator. Fungsi penurunan suhu dalam
eksikator ini selain untuk mendinginkan pasta yang telah kering, juga untuk
menghindari pengembunan uap panas yang akan membasahi pasta yang telah
kering tersebut. Hal ini dikarenakan dalam eksikator terdapat silica gel yang
bersifat higroskopis yang berfungsi untuk menyerap kandungan air yang
tertinggal.
Setelah suhu dari pasta tersebut sudah turun, cawan porselin berisi pasta
tersebut ditimbang dalam timbangan elektrik. Fungsi penimbangan sebagai
langkah terakhir ini adalah untuk mengetahui berat akhir cawan porselin berisi
pasta yang telah kering untuk kemudian dihitung kadar ekstraktifnya. Pada
percobaan ini hasil kadar ekstraktifnya sebesar 2,928% dengan berat ekstraktif
yang
Daun pandan mengandung pigmen klorofil sebanyak 2363,014 ppm atau
sekitar 0,236% (Kartoprawiro, 2008). Klorofil dari daun pandan apabila diekstrak
akan didapatkan kadar ekstraksi klorofil daun sekitar 0,615/100 gr (Van Wyk dan
Erii, 2005). Berdasarkan teori tersebut dapat diketahui bahwa kadar ekstraktif
hasil percobaan berbeda dengan kadar ekstraktif berdasarkan teori yang ada.
Perbedaan ini dapat disebabkan karena proses pengeringan saat di oven belum
maksimal sehingga memungkinkan masih ada pelarut di pasta yang tertinggal.
Warna daun pandan yang hijau diakibatkan oleh adanya pigmen zat
warna pada daun pandan tersebut. Menurut Wyk dan Erik (2005), kadar klorofil
pada tiap tumbuhan berbeda jumlahnya salah satu faktornya adalah pengaruh
tempat tinggalnya. Klorofil merupakan pigmen fotosintesis yang dapat menyerap
cahaya merah, biru, dan ungu, serta merefleksikan cahaya hijau yang
menyebabkan daun pandan memperoleh ciri warna hijaunya. Klorofil terdapat di
kloroplas dan memanfaatkan cahaya yang diserap sebagai energi untuk reaksireaksi cahaya dalam proses fotosintesis.
Beberapa faktor yang dapat mempengaruhi ekstraksi menggunakan
rotary evaporator diantaranya adalah lama waktu pengovenan, ketepatan
penyaringan, dan ketepatan suhu yang digunakan dalam proses evaporasi.
Menurut Senjaya dan Wahyu (2008), jenis pelarut yang dipilih dalam ekstraksi
merupakan kunci keberhasilan proses ekstraksi tersebut. Pemilihan jenis pelarut
harus didasarkan prinsip "like dissolve like".
V. KESIMPULAN
Berdasarkan hasil percobaan yang dilakukan, dapat ditarik kesimpulan
sebagai berikut :
1. Prinsip kerja dari Rotary Evaporator adalah memisahkan senyawa atau
komponen dari sumbernya dengan pemanasan secara vakum.
2. Ekstraksi vacuum memiliki prinsip memisahkan suatu senyawa dari
sumbernya dengan pemanasan secara hampa udara/ vacuum.
3. Kadar ekstraktif pigmen warna daun pandan berdasarkan percobaan ini
adalah 2,928%.
DAFTAR PUSTAKA
Damayanti, A. dan Fitriana, E. A. 2012. Pemungutan Minyak Atsiri Mawar
dengan Metode Maserasi. Jurnal Bahan Alam Terbarukan 17(9):33-37.
Dermawan, P. 2012. Pengaruh Jenis Pelarut Terhadap Rendemen Minyak Bunga
Cengkeh dengan Menggunakan Metode Ekstraksi Sokhletasi. Jurnal
Kimia dan Teknologi 4(2):283-297.
Dewi, E. W. A. 2009. Pengaruh Ekstrak Pandan Wangi (Pandanus amaryllifolius
Roxb.) 6Mg/Grbb Terhadap Waktu Induksi Tidur dan Lama Waktu Tidur
Mencit Balb/C yang Diinduksi Thiopental 0,546 Mg/20Grbb. Skripsi.
Universitas Diponegoro, Semarang.
Harborne, J. B. 1987. Metode Fitokimia. Penerbit ITB, Bandung.
Irawan, T. A. 2010. Peningkatan Mutu Minyak Nilam dengan Ekstraksi dan
Destilasi Pada Berbagai Komposisi Pelarut. Universitas Diponegoro
Press, Semarang.
Kartoprawiro,
M.
H.
2008.
Pewarna
Alami
untuk
Pangan.
http://seafast.ipb.ac.id/pewarna-alami-untuk-pangan/download.pdf.
16
Oktober 2015.
Khopkar, S.M. 1990. Konsep Kimia Dasar Analitik. Universitas Indonesia Press,
Jakarta.
Senjaya, W. A. dan Wahyu, S. 2008. Potensi Ekstrak Daun Pinus (Pinus merkusii)
sebagai Bioherbisida Penghambat Perkecambahan Echinochloa colonum
L. Jurnal Perennial 4(1):1-5.
LAMPIRAN
A. Perhitungan
Kadar Ekstraktif : (berat porselin+sampel) berat porselin
berat awal
:
x 100%
: 2,928%
B. Gambar
Gambar 4. Filtrat dari Filtrasi Berupa Zat Klorofil Terlarut dalam Alkohol
(Dokumentasi pribadi, 2015)