Anda di halaman 1dari 4

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Di Indonesia Feline calicivirus merupakan salah satu penyakit yang termasuk ke dalam cat
flu. Cat flu adalah penyakit dengan kumpulan gejala pada organ respirasi bagian atas (upper
respiratory disease). Cat flu merupakan penyakit yang umum pada kucing dan meskipun tidak
fatal pada kucing dewasa yang sehat, tetapi dapat fatal pada anak kucing dan kucing tua yang
mengalami imunosuppresi.
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan Praktikum

BAB II TINJAUAN PUSTAKA


A. Panleukopenia
a) Etiologi
Pnaleukopenia merupakan salah satu penyakit fatal pada kucing muda, yang hamper
sama seperti kasus distemper pada anjing. Penyakit ini disebabkan oleh virus termasuk
Famili Parvoviridae yang menyerang jaringan pembentuk darah dan limfe, dan juga
mukosa organ gastro intestinal sehingga menyebabkan penurunan jumlah leukosit dan
enteritis. Virus banyak ditemukan pada urin dan feses (CSIZA et al., 1971). Pada anak
kucing yang baru lahir virus menyerang perkembangan cerebellum sehingga
menyebabkan neurogical abnormalitas
b) Diagnosis
Diagnosis penyakit FPL dapat dilakukan berdasarkan dari sejarah penyakit, gejala
klinis, isolasi dan identifikasi virus serta pemeriksaan serologik. Virus FPL ini dapat
tumbuh secara efisien pada biakan sel ginjal, organ paru-paru, lidah kucing dibandingkan
dengan pada biakan sel lain seperti yang berasal dari biakan sel organ anjing (Truyen dan
Parrish,1992).
c) Diferensial Diagnosis
d) Prognosis
e) Terapi
B. Calicivirus
a) Etiologi
Feline Calicivirus (FCV) merupakan penyakit yang disebabkan oleh infeksi
Calicivirus, yaitu jenis virus RNA. Penyakit ini biasanya menyerang daerah mulut,
hidung, mata sampai ke paru-paru sebagai infeksi lanjutan. Gejala yang tampak dari
infeksi FCV antara lain adalah lethargy, pengerasan rambut di sekitar mulut dan hidung,
anorexia, , oral ulceration, dan nasal discharge dengan atau tanpa disertai demam dan
bersin (Subronto 2006).
Pada kasus akut saluran pernapasan tertutup lendir, dehidrasi dan tidak adanya
makanan yang masuk maka mengakibatkan kelemahan dan diikuti kematian. Pada
kejadian infeksi FCV kronis, gejala yang timbul akan tampak ringan bahkan tidak ada
sama sekali. Berdasarkan hasil observasi dan waktu kejadian penyakit sampai kepada
kematian (5 hari) (Subronto 2006)..
b) Patogenesa
Rute utama infeksi adalah okular, hidung, dan mulut. Masa inkubasi 2 sampai 10 hari.
Replikasi virus terjadi terutama di oropharynx tetapi dapat terjadi di lain lokasi tergantung
pada biotipe. Hal ini menyebabkan berbagai presentasi klinis. Fase viremic diduga terjadi

beberapa hari setelah infeksi awal dan sebelum infeksi jaringan menyebabkan nekrosis
(Litster, 2015).
c) Diagnosis
(PCR) dapat membantu dalam meidentifikasi antigen virus yang ada di mata, hidung,
dan / atau sampel swab orofaringeal. Sebuah study menunjukkan bahwa spesimen
oropharyngeal atau lingual lebih memungkinkan dibandingkan spesimen konjungtiva
untuk menghasilkan hasil PCR positif untuk FCV. Karena infeksi bisa menjadi subklinis,
hasil PCR positif tidak selalu berarti bahwa FCV adalah penyebab dari tanda-tanda klinis
yang diamati. Isolasi virus juga dapat menganalisis adanya virus, tetapi metode ini
digunakan terutama dalam penelitian (Litster, 2015).
d) Diferensial Diagnosis
Diferensial diagnostik utama untuk infeksi saluran pernapasan atas akut pada kucing
adalah infeksi oleh FHV-1, Mycoplasma felis, Chlamydophila felis, dan Bordetella
bronchiseptica (Litster, 2015).
e) Prognosis
Dalam kebanyakan kasus penyakit saluran pernapasan atas akut, tanda-tanda klinis
menyelesaikan di hari untuk seminggu. Penyakit mulut dan gingiva kronis dikaitkan
dengan FCV, bagaimanapun, dan pengembangan pembawa virus kronis negara dengan
pelepasan virus relatifcommon kematian di sistemik virulenbentuk penyakit yang tinggi
(33% -50%), dan prognosis dijaga
f) Terapi
FCV harus dilakukan rawat jalan, jika mungkin, karena sangat menular, hewan yang
terserang FCV harus di isitirahatkan. Mneghindari hewan tersebut dari dehidrasi.
Memberikan multivitamin dan anbiotik jika perlu (Litster, 2015).
g) Rinhotrcheitis

BAB III KESIMPULAN DAN SARAN


A. Kesimpulan
B. Saran

DAFTAR PUSTAKA
Csiza, C.K., F.W. Scott, A. De Lahunta and J.H. Gillespie. 1971. Immune Carrier State of Feline
Panleukopenia Virus-Infected Cats. Am. J. Vet. Res.32(3): 419426.
Litster, Annette, BVSc, PhD, FANZCVSc (Feline Med), MMedSci (Clin Epi). 2015. Feline
Calicivirus. cliniciansbrief.com.
Subronto. 2006. Penyakit Infeksi Parasit dan Mikroba Pada Anjing dan Kucing. Yogyakarta:
Gadjah Mada University Press.
Truyen, U. and C.R. Parish. 1992. Canine and Feline host ranges of canine parvovirus and feline
panleukopenia virus: Distinct Host Cell Tropism of each virus in vitro and in vivo. J.
Virol. 66 (9): 53995408

Anda mungkin juga menyukai