Anda di halaman 1dari 3

UJI AKTIVITAS ANTIDIABETES EKSTRAK DAUN SALAM

(Eugenia Polyantha) TERHADAP MENCIT PUTIH

Rancangan Percobaan

Oleh
Teny Mutia Juhana
31113152

PROGRAM STUDI S1-FARMASI


STIKes BAKTI TUNAS HUSADA TASIKMALAYA
2016

BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Indonesia merupakan salah satu negara dengan kekayaan hayati terbesar di dunia yang
memiliki lebih dari 30.000 spesies tanaman tingkat tinggi dan tercatat 7.000 spesies tanaman
telah diketahui khasiatnya namun baru sekitar 300 tanaman yang digunakan sebagai bahan
baku industri farmasi secara regular. WHO pada tahun 2008 mencatat bahwa 68% penduduk
dunia masih menggantungkan sistem pengobatan tradisional yang mayoritas melibatkan
tumbuhan untuk menyembuhkan penyakit dan lebih dari 80% penduduk dunia menggunakan
obat herbal untuk mendukung kesehatan mereka (Saifudin, 2011).
Saat ini obat tradisional Indonesia menduduki posisi sangat penting dalam dunia
kesehatan. Hal ini disebabkan di tengah kondisi dunia yang kurang menguntungkan, obat
tradisional memberi solusi tepat menuju sehat secara alami, murah, mudah, dan aman.
Semakin dipahami manfaatnya, masyarakat semakin terbiasa menggunakan obat tradisional
dalam menghadapi berbagai keluhan dan gangguan kesehatan (Tersono, 2006).
Meskipun obat tradisional cukup banyak digunakan oleh masyarakat dalam usaha
pengobatan sendiri (self medication), profesi kesehatan/dokter umumnya masih jarang untuk
meresepkan ataupun menggunakannya. Hal tersebut berbeda dengan negara tetangga seperti
Cina, Korea dan India yang mengintegrasikan cara dan pengobatan tradisional di dalam
sistem pelayanan kesehatan formal. Alasan utama profesi kesehatan jarang untuk
meresepkan dan menggunakan obat tradisional karena bukti ilmiah mengenai khasiat dan
keamanan obat tradisional pada manusia masih kurang (Ardiyanto, 2011).
Obat tradisional merupakan warisan nenek moyang yang telah dikembangkan sejak
dahulu kala. Sumber obat tradisional terutama berasal dari bahan alam baik tumbuhan, hewan
ataupun bahan-bahan mineral. Saat ini Indonesia merupakan salah satu negara penghasil
tanaman obat yang potensial, dimana hasil alam yang paling banyak digunakan sebagai bahan
obat adalah tumbuhan,yang telah digunakan dalam kurun waktu cukup lama.
Penelitian dan pengembangan tumbuhan obat baik di dalam maupun di luar negeri
sekarangini berkembang cukup pesat, terutama dalam bidang farmakologi dan fitokimia.
Hasil penelitian tersebut tentunya lebih memantapkan para pengguna tumbuhan obat akan
khasiat maupun kegunaannya. Selain itu, berdasarkan hasil penelitian tumbuhan obat
menghasilkan efek samping dalam jumlah yang sedikit. Hal ini dikarenakan tanaman obat
yang dikonsumsi masih dapat dicerna oleh tubuh. Obat herbal tidak hanya dikonsumsi secara
oral oleh masyarakat tetapi juga sering digunakan secara topikal seperti dioleskan pada
bagian tubuh tertentu.
Salah

satu

penyakit

sering

menggunakan

tanaman

obat

sebagai

altenatif

penyembuhannya yaitu luka. Luka sering dialami oleh tubuh manusia baik yang disengaja
maupun yang tidak disengaja. Luka yang tidak ditangani dengan baik dapat terinfeksi,
sehingga menyebabkan proses penyembuhan luka menjadi terganggu. Banyak cara yang telah
dikembangkan untuk penyembuhan luka seperti menjahit luka, menggunakan antiseptik dosis
tinggi, dan juga pembalutan dengan menggunakan bahan penyerap. Namun ketika diteliti

lebih lanjut, ternyata cara penyembuhan seperti ini sama sekali tidak membantu bahkan
berisiko memperburuk luka.
Namun, cara penyembuhan itu masih di nilai kurang sederhana oleh sebagian
masyarakat sehingga diperlukan alternatif lain untuk menyembuhkan luka selain
menggunakan obat khusus maupun antiseptik. Salah satu alternatif lain yang bisa
dimanfaatkan yaitu dengan manggunakan pucuk daun salam muda. Daun salam muda banyak
ditemukan di berbagai daerah di Indonesia baik dipedesaan maupun perkotaan. Selain
keberadaannya yang banyak dan mudah ditemukan, harga daun salam sangat relatif murah
atau bahkan biasanya untuk memperoleh daun salam tidak harus dengan membeli yaitu dapat
dilakukan dengan memetik sendiri.
Daun salam Syzygium polyanthum) diduga dapat menyembuhkan luka. Kandungan
kimia salam antara lain : minyak atsiri 0.05% (teridiri atas sitral, eugenol, tannin dan
flavonoid). Menurut badan POM (2004), kandungan kimia daun salam adalah tannin, minyak
atsiri (salamol, eugenol),flavonoid (quercetin, quercitrin, myrcetin, myricitrin), seskui
terpentriterpenoid, fenol, steroid, sitral,lakton, saponin dan karbohirat. Kandungan quercetin
dalam daun salam sebanyak 560 mg per 100gr. Selain itu didukung oleh pernyataan
Priosoeryanto (2003) bahwa kemampuan menyembuhkan luka diduga akibat kandungan
alkaloid, (eritradina, eritrina, eritramina, hipaforina dan erisovina) yang memiliki sifat khas
pahit, mendinginkan dan membersihkan daerah yang berfungsi sebagai antibiotik,anti
inflamasi dan penghilang rasa sakit.
1.2 Rumusan Masalah
1.3 Tujuan Masalah
1.4 Manfaat Penelitian

Anda mungkin juga menyukai