Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
Diajukan untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Fiqh Muamalah
Kontemporer
Dosen Pengampu: Nur Hidayah, PhD
Disusun oleh:
Kelompok 8
Irfan Gian Pratama
Asmawati
Lia Murdiani
151401696
151401697
151401694
EKONOMI SYARIAH-B/III
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI
SULTAN MAULANA HASANUDIN BANTEN
2016
Daftar Isi
Asuransi Syariah
Daftar Isi.....................................................................................................................................i
Kata Pengantar...........................................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN..........................................................................................................1
A.
Latar Belakang.............................................................................................................1
B.
Rumusan Masalah.......................................................................................................2
C.
Tujuan..........................................................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN...........................................................................................................3
A.
B.
C.
D.
E.
Kesimpulan................................................................................................................22
B.
Saran..........................................................................................................................22
Daftar Pustaka..........................................................................................................................23
Kata Pengantar
Puji Syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT, karena atas limpahan
rahmat dan karunia-Nya, kami dapat menyelesaikan makalah sederhana
ini, meskipun sangat jauh dari kata sempurna. Shalawat serta salam tak
lupa kami panjatkan kepada junjungan kita Nabi Besar Muhammad SAW,
keluarga, sahabat serta para pengikut-pengikut beliau sampai akhir
zaman.
Tujuan dalam pembuatan makalah ini antara lain untuk memenuhi
salah satu tugas mata kuliah Fiqh Muamalah Kontemporer. Selain itu juga
menambahkan
wawasan
para
pembaca
sekalian
tentang
Asuransi
Penyusun
2
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Asuransi dalam perkembangannya di Indonesia berasal dari kata belanda
assurantie yang kemudian menjadi " asuransi " dalam Bahasa Indonesia. Secara
umum pengertian asuransi adalah perjanjian antara penanggung (perusahaan asuransi)
dengan tertanggung (peserta asuransi)
B. Rumusan Masalah
1
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui pandangan hukum Islam mengenai asuransi syariah.
2. Untuk mengetahui potensi perkembangan asuransi syariah di Indonesia.
3. Untuk mengetahui Apa saja peraturan perundang -undangan asuransi syariah di
Indonesia.
4. Untuk mengetahui perkembangan manajemen asuransi syariah di Indonesia.
5. Untuk mengetahui Apa saja peluang, tantangan dan permasalahan asuransi syariah
di Indonesia.
BAB II
PEMBAHASAN
bahasa
bahasa
berarti
yang
menanggung
sesuatu
perancis,
Inggris.
pasti
Assurance
terjadi,
sedang
atau
untuk
memberikan
suatu
pembayaran
yang
?? Dan
kami
telah
menjadikan
untukmu
dibumi
dapat
dipahami
bahwa
Allah
sebenarnya
telah
Abdullah al-Qalqii Yusuf Qardhawi dan Muhammad Bakhil alMuthi . Alasan-alasan yang mereka kemukakan ialah
4
mengundang
keragu-raguan
sehingga
sukar
utk
sistem
kerjanya
berbeda
yaitu
dengan
sistem
Takaful Kebakaran
Takaful keluarga
Asuransi takaful kelurga ini tercakup didalamnya takaful
berencana pembiayaan berjangka pendidikan kesehatan
wisata dan umroh dan takaful perjalanan haji. Dana yang
terkumpul
dari
peserta
diinvestasikan
sesuai
prinsip
dibagi
utk
seluruh
peserta
dan
utk
jelas
sumbernya
yaitu
dari
dana
kumpulan
terbaru/derma.
Maisir Mengenai judi jelas hukumnya yaitu haram
sebagaimana di firmankan Allah dalam surat al-Maidah 90.
Dalam asuransi konvensional judi timbul krn dua hal
Sekiranya seseorang memasuki satu premi ada saja
kemungkinan dia berhenti krn alasan tertentu. Apabila
berhenti
dijalan
pheriod
dia
sebelum
bisa
mencapai
menerima
masa
uangnya
refreshing
kembali
dan
perhitungan
kematian
itu
tepat
dan
untung
maka
pemegang
polispun
ada
menerimanya.
Jasa
Keuangan
(OJK)
menyebutkan,
konvensional.
"Ini
karena
memang,
terus
kecil,"
ujar
Kepala
Eksekutif
Pengawas
Industri
asuransi
syariah.
Kita
berharap
banyak
kepada
uang
muka
yang
lebih
rendah
untuk
industri
serta
dalam
pertumbuhan.
keuangan
non-bank
(IKNB)
syariah.
perusahaan
perusahaan
jasa
pialang
penunjang
asuransi,
37
asuransi
terdiri
perusahaan
atas
pialang
dibandingkan konvensional.
C. Peraturan Perundang-Undangan Asuransi Syariah Di
Indonesia
Keputusan
Menteri
Keuangan
Republik
Indonesia
Nomor
426/
Perasuransian.
Fatwa Dewan Syariah Nasional NO: 21/DSN-MUI/X/2001 Tentang
12
makin besar
a.
Marketing
b.
Aktuaria
c.
Underwriting
d.
Costumer Service
e.
Administrasi
f.
Klaim
g.
Investasi
h.
Akuntansi
i.
Hukum
1. Tiga Belas Nilai Utama Manajemen Asuransi Syariah
Dalam keyakinan Islam, aktivitas bisnis dan aktivitasaktivitas yang lain, bukanlah jangka pendek yang akan selesai
begitu saja urusannya, melainkan bisnis adalah aktivtas yang
memiliki akibat jangka panjang terutama dalam sistem
pertanggung jawabannya di hadapan Allah s.w.t. Dengan
kalimat lain, Islam mengajarkan pemeluk-pemeluknya bahwa
urusan bisnis tidaklah semata-mata bersifat duniawi yang
hanya mengacu ke masa kini, akan tetapi juga masih memiliki
beban kewajiban yang harus dipertanggung-jawabkan di masa
depan di hadapan rabb al-izzati.
15
Kemandirian.
Pengambilan bagian.
Keadilan .
Kepercayaan.
Efisiensi pembiayaan.
Efisiensi waktu.
sesama
(manusia),
Hasrat belajar.
1. Peluang
Asuransi syariah di Indonesia sudah berjalan selama 14 (empat belas)
tahun semenjak pertama kali didirikan pada tahun 1994 yaitu dengan
diresmikannya PT. Takaful Keluarga. Dibandingkan dengan asuransi konvensional
yang sudah beroperasi sejak tahun 1912 dengan berdirinya asuransi Bumiputera
maka usia asuransi syariah masih tergolong relative muda. Namun dilihat dari
jumlah pertumbuhan perusahaan, asuransi syariah sangatlah menggembirakan
yaitu 40 % setiap tahun sementara yang konvensional hanya 25 %.
18
Konsep yang sesuai dengan syariah ini pula yang menjadikan asuransi
syariah tidak hanya hadir di negara yang berpenduduk mayoritas muslim
melainkan juga di negara-negara yang berpenduduk non muslim. Hingga kini di
seluruh dunia sudah ada sekitar 45 (empat puluh lima) asuransi syariah, misalnya
di Singapura, Swiss, Amerika Serikat, Jeneva, Bahamas dan lain-lain.
2. Tantangan
Perkembangan asuransi syariah di Malaysia bisa disimak sebagai
contoh yang bagus. Asuransi syariah di Malaysia mulai muncul pada tahun 1984,
dimana Pemerintah Malaysia ketika menumbuhkan asuransi syariah terlebih
dahulu
membuat Takaful Act atau Islamic
Banking
Act baru
kemudian
dikeluarkanlicense pembukaan perusahaan.
Berbeda dengan Malaysia, di Indonesia asuransi syariah berkembang
dengan cepatnya sedangkan perundang-undangan khusus asuransi syariah belum
ada hingga sekarang. Keadaan ini merupakan tantangan bagi berkembangnya
asuransi syariah karena dikhawatirkan akan menimbulkan kesemrawutan.
Menurut Agus Edi Sumanto, Sekretaris Jenderal Asosiasi Asuransi
Syariah Indonesia, payung hukum asuransi syariah masih sangat minim idealnya
mesti ada undang-undang yang secara khusus mengatur asuransi syariah.
Izin pendirian perusahaan asuransi syariah yang mudah menjadikan
banyaknya perusahaan asuransi syariah yang apabila tanpa dukungan aturan yang
lengkap justru dikhawatirkan membawa dampak negatif. Pasar menjadi sesak
dalam waktu singkat, iklim kompetisipun meningkat sehingga dikhawatirkan
dalam kondisi ini para pemain mulai permisif terhadap praktek-praktek yang
sesungguhnya tidak sesuai dengan syariah.
Secara stuktural, landasan operasional asuransi syariah di Indonesia
masih menginduk pada peraturan yang mengatur usaha perasuransian secara
umum (konvensional).
Peraturan asuransi syariah yang masih menginduk kepada peraturan
asuransi konvensional ini menyebabkan asuransi syariah terbentur ketentuan
perpajakan yaitu tentang premi, sesuai dengan Undang-undang Nomor 17 Tahun
2000 Tentang Perpajakan, penerimaan premi harus dicatat sebagai pendapatan
20
perusahaan dengan demikian premi merupakan objek pajak. Perlakuan ini tidak
sejalan dengan fatwa Dewan Syariah Nasional yang menempatkan premi pada
asuransi syariah bukan milik atau pendapatan perusahaan, melainkan tetap milik
nasabah. Perusahaan hanya pemegang amanah untuk mengelola premi itu
sehingga tidak bisa dijadikan objek pajak. Begitu juga dengan pembayaran bagi
hasil kepada nasabah oleh Undang-undang Nomor 17 Tahun 2000 disetarakan
dengan dividen perusahaan kepada pemegang polis, sehingga terkena ketentuan
pajak sebesar 15 %. Padahal bila Dewan Syariah Nasional menetapkan premi
asuransi syariah bukan objek pajak maka bagi hasilpun bukan objek pajak, karena
bagi hasil akan menjadi biaya underwriting perusahaan yang bukan merupakan
dividen.[ Juga menjadi tantangan bagi asuransi syariah adalah dalam hal
mengembangkan produk asuransi yang memang beda dengan asuransi
konvensional, sehingga adanya anggapan bahwa asuransi syariah hanya
mensyariahkan produk asuransi konvensional dapat dieliminasi.
Menurut Muhaimin Iqbal, Ketua Asosiasi Asuransi Syariah dan Agus
Edi Sumanto, Direktur Utama Asuransi Takaful Keluarga, bahwa asuransi syariah
hanya sekedar memodifikasi produk asuransi konvensional.
Dalam hal PSAK (Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan) asuransi
syariah kebanyakan juga masih memodifikasi dari PSAK asuransi konvensional,
karenanya perbedaan hakiki dari asuransi konvensional dengan syariah menjadi
tidak terlihat misalnya dana tabarru tidak bisa disajikan dalam laporan keuangan
resmi yang ada hanya total premi demikian juga dengan entry bagi hasil tidak
terlihat. Padahal PSAK ini penting untuk dimiliki asuransi syariah untuk membuat
pengukuran kinerja asuransi syariah menjadi lebih valid.
Modal yang kecil juga menjadi tantangan bagi perkembangan asuransi
syariah di Indonesia. Di dalam Keputusan Nomor 426 Tahun 2003, Menteri
Keuangan hanya mensyaratkan modal kerja perusahaan 2 milyar sehingga
menurut Muhammad Syakir Sula, Ketua Islamic Insurance Society banyak yang
asal membuka cabang syariah, padahal dengan dana sekecil itu perhitungan
bisnisnya menjadi kurang masuk akal. Karena itulah Asosiasi Asuransi Syariah
Indonesia (AASI) mendorong pelaku industri asuransi syariah untuk
meningkatkan modal.
Sumber Daya Manusia (SDM) yang handal di bidang asuransi dan
syariah sangat diperlukan untuk mendukung perkembangan asuransi syariah di
21
Perasuransian dengan
yang
sekaligus
juga
pembangunan. Hal ini karena dipengaruhi adanya keraguan tentang kehalalan jasa
asuransi konvensional. Kesadaran masyarakat yang masih rendah ini menjadi
tantangan bagi asuransi syariah untuk memberikan pemahaman tentang asuransi
syariah yang terlepas dari unsur maisir, gharar dan riba.
3. Masalah
Masalah terbesar yang dihadapi oleh industri asuransi syariah
bersumber pada dua hal utama yaitu permodalan dan sumber daya manusia.
Masalah-masalah lain seperti masalah, ketidaktahuan masyarakat terhadap
produk asuransi syariah, image dan lain sebagainya merupakan akibat dari dua
masalah utama tersebut.
Minimnya Modal
Beberapa hal yang menjadi penyebab relative rendahnya
penetrasi pasar asuransi syariah dalam sepuluh tahun terakhir adalah
rendahnya dana yang memback up perusahaan asuransi syariah, promosi dan
edukasi pasar yang relative belum dilakukan secara efektif (terkait dengan
lemahnya dana), belum timbulnya industri penunjang asuransi syariah seperti
broker-broker asuransi syariah, agen, adjuster, dan lain sebagainya, produk
22
dan layanan belum diunggulkan diatas produk konvensional, posisi pasar yang
masih ragu antara penerapan konsep syariah yang menyeluruh dengan
kenyataan bisnis di lapangan yang terkadang sangat jauh dari prinsip syariah,
dukungan kapasitas reasuransi yang masih terbatas (terkait jua dengan dana)
dan belum adanya inovasi produk dan layanan yang benar-benar digali dari
konsep dasar syariah.
Image
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Perkembangan asuransi syariah di Indonesia umumnya sangat signifikan dari tahun ke
tahun. Namun tetap saja belum bisa melawan besarnya perkembangan asuransi konvensional
untuk beberapa tahun ke depan. Walaupun demikian, besarnya persentase perkembangan
asuransi syariah ketimbang asuransi konvensional memberikan angin segar bagi para
pengguna investasi asuransi agar berpindah menggunakan asuransi syariah.
24
Di samping tidak adanya unsur-unsur yang tidak diperbolehkan oleh syariat Islam,
asuransi syariah lebih jelas dalam setiap transaksi yang dilaksanakan. Baik masalah premi
dan besarnya jumlah biaya yang di klaim oleh nasabah. Hal tersebut membuat para pemilik
modal tertarik untuk mengembangkan asuransi syariah. Sehinnga diharapkan kedepannya
asuransi yang berbasis syariah dapat berkembang lebih pesat lagi.
Kami juga yakin bahwa dengan melihat kondisi sekarang, suatu saat nanti asuransi
syariah dapat menenggelamkan asuransi konvensiona.
B. Saran
Makalah ini memang jauh dari kesempurnaan, baik dalam isi,
susunan, maupun penyajiannya. Banyak sekali hambatan dalam
menyelesaikan makalah ini. Mulai dari kurangnya sumber referensi
buku yang tersedia hingga kekompakan antar anggota kelompok
yang belum maksimal. Untuk itu, segala kritik dan saran dari temanteman semuanya dibutuhkan. Agar selanjutnya dapat kami jadikan
sebagai pijakan, supaya pada makalah berikutnya bisa lebih baik
lagi.
Daftar Pustaka
Ali, AM. Hasan. 2004. Asuransi Dalam Perspektif hukum Islam.
Jakarta: Prenada Media.
Antonio, Muhammad SyafiI. 1994. Asuransi Dalam Perspektif Islam.
Jakarta : STI.
Aziz, Abdul. 2010. Manajemen Investaisi Syariah. Bandung: Alfabeta.
Dewan Syariah Nasional. 2003. Himpunan Fatwa Dewan Syariah Nasional. Edisi
Kedua.Jakarta: DSN-MUI.
25
file al_islam.chm
http://www.aasi.or.id/main/berita/Industri-asuransi-syariah-tumbuhmelesat-Tapi-ada- satu-hal-yang-masih-menjadi-pr.
Di
akses
pada
26