Anda di halaman 1dari 9

Ayat ke-286:

Artinya:
Allah tidak membebani seseorang melainkan sesuai dengan kesanggupannya.
Ia mendapat pahala (dari kebajikan) yang diusahakannya dan ia mendapat
siksa (dari kejahatan) yang dikerjakannya. (Mereka berdoa): "Ya Tuhan kami,
janganlah Engkau hukum kami jika kami lupa atau kami tersalah. Ya Tuhan
kami, janganlah Engkau bebankan kepada kami beban yang berat
sebagaimana Engkau bebankan kepada orang-orang sebelum kami. Ya Tuhan
kami, janganlah Engkau pikulkan kepada kami apa yang tak sanggup kami
memikulnya. Beri maaflah kami; ampunilah kami; dan rahmatilah kami.
Engkaulah Penolong kami, maka tolonglah kami terhadap kaum yang kafir".
Allah Swt menciptakan manusia berbeda-beda. Satu cerdas dan berpotensi besar,
salah satunya kurang cerdas dan berpotensi sedikit, satu kuat, satunya lemah dan
kurus. Harus diterima bahwa sebagian dari perbedaan-perbedaan ini adalah
kelaziman penciptaan. Sementara apa yang dihadapi manusia dan sebagian
lainnya disebabkan kezaliman segolongan manusia terhadap lainnya dan
ketidakadilan sosial.
Sudah sewajarnya, perbedaan-perbedaan ini, baik benar maupun salah,
meninggalkan pengaruh dalam kemampuan jasmani dan pikiran individuindividu. Jika Allah Swt menggantungkan harapan yang sama dengan semua
perbedaan yang ada ini, maka ia telah melakukan kezaliman, dan Allah Swt
terjauhkan dari perbuatan zalim. Oleh karena ini, hukuman dan ganjaran yang
bergantung pada kadar taklif atau tugas, juga berbeda-beda. Dan Allah Swt pada
Hari Kiamat memperhitungkan setiap orang bergantung pemahaman dan
pengetahuannya tentang perintah-perintah agama, sebagaimana halnya Allah
Swt berpijak pada keadilannya, jika manusia melupakan perintah yang wajib
ataupun lantaran menghukumnya dan hanya dosa yang dilakukan atas dasar
kesengajaan dan pengetahuan, akan menyebabkan hukuman.
Dari ayat ini kita petik bebererapa pelajaran:
1. Islam adalah agama yang mudah dan tidak membebani tugas yang berada di
luar kemampuan dan Rasul Saw bersabda, "Saya telah diutus dengan agama yang
mudah."
2. Hukuman dan pahala bergantung pada amal perbuatan dan amal mengikut
niat dan tujuan, oleh karenanya perbuatan yang dilakukan atas dasar
ketidaksengajaan atau lupa dan kesalahpahaman, tidak akan dikenakan
hukuman dan sanksi.
3. Sikap Allah Swt terhadap manusia berdasarkan kemurahan dan rahmat
ampunan. Oleh karenanya, jika manusia bertaubat dan menyesali dosa-dosanya,
dosa-dosa manusia akan diampuni dan hati manusia akan kembali kepada
kesucian setelah mengalami kekotoran. (IRIB)

Bersabar: Kultum (Kuliah Tujuh Menit) Malam Keempat Belas Bulan


Ramadhan 1434 H/2013 M

Auzubillahimnassaitonirrojim,

Bismillahirohmanirrohim,

Assalamualaikum

Warohmatullahi Wabarkatuh.
Hadirin yang dibahagikan oleh Allah SWT. hari ini adalah hari kedelapan kita
melaksanakan puasa rhomadon. Semoga kita semua diberikan kesehatan dan kekuatan
dalam menjalankanya...amin ya Rabbal alamin.
Judul kultum saya beri judul dengan bersabar, Para hadirin yang berbahagia,
Alloh menjadikan apa-apa yang ada di dunia ini dengan berpasang-pasangan, serta
berlawanan. Misalnya tinggi-rendah, malam-siang, kaya-miskin, jelek-cantik, miskinkaya, laki-laki-perempuan, begitu juga sakit-sehat, sedih dan gembira, susah-senang, dan
banyak lagi yang lainnya.
Allah SWT berfirman yang artinya dan Allah menciptakan kamu dari tanah
kemudian dari air mani, kemudian Dia menjadikan kamu berpasangan (laki-laki dan
perempuan). dan tidak ada seorang perempuanpun mengandung dan tidak (pula)
melahirkan melainkan dengan sepengetahuan-Nya. dan sekali-kali tidak dipanjangkan
umur seorang yang berumur panjang dan tidak pula dikurangi umurnya, melainkan
(sudah ditetapkan) dalam kitab (Lauh Mahfuzh). Sesungguhnya yang demikian itu bagi
Allah adalah mudah (QS. Fathir: 11).
Dan Allah SWT juga berfirman yang artinya Dia menciptakan kamu dari seorang
diri kemudian Dia jadikan daripadanya isterinya dan Dia menurunkan untuk kamu
delapan ekor yang berpasangan dari binatang ternak. Dia menjadikan kamu dalam perut
ibumu kejadian demi kejadian dalam tiga kegelapan*. yang (berbuat) demikian itu adalah
Allah, Tuhan kamu, Tuhan yang mempunyai kerajaan. tidak ada Tuhan selain dia; Maka
bagaimana kamu dapat dipalingkan? (QS. Az-Zumar: 6).
Keterangan*: Tiga kegelapan itu ialah kegelapan dalam perut, kegelapan dalam
rahim, dan kegelapan dalam selaput yang menutup anak dalam rahim.

Allah Subhanahu Wataala juga berfirman dalam Quran Surah Ar-Rahmaan ayat
52, yang artinya di dalam kedua syurga itu terdapat segala macam buah-buahan yang
berpasangan (QS. Ar-Rahmaan: 52).
Dengan hal (perbedaan) seperti itulah banyak manusia yang tidak sabar. Misalnya ia
diciptakan miskin, sedangkan tetangganya kaya. Ia iri dengan kekayaan tetangganya. Dia
jelek, temannya cantik, ganteng, gagah, ia jadi marah dan tidak sabar akan ujian Tuhan.
Apa yang kita alami dan rasakan sebenarnya semua itu adalah ujian dari Allah SWT.
Allah akan menguji hambanya berdasarkan kemampuannya. Perhatikan firman Allah
SWT dalam Quran Surah Al-Baqarah ayat 286 yang artinya Allah tidak membebani
seseorang melainkan sesuai dengan kesanggupannya. ia mendapat pahala (dari kebajikan)
yang diusahakannya dan ia mendapat siksa (dari kejahatan) yang dikerjakannya. (mereka
berdoa): "Ya Tuhan Kami, janganlah Engkau hukum Kami jika Kami lupa atau Kami
tersalah. Ya Tuhan Kami, janganlah Engkau bebankan kepada Kami beban yang berat
sebagaimana Engkau bebankan kepada orang-orang sebelum kami. Ya Tuhan Kami,
janganlah Engkau pikulkan kepada Kami apa yang tak sanggup Kami memikulnya. beri
ma'aflah kami; ampunilah kami; dan rahmatilah kami. Engkaulah penolong Kami, Maka
tolonglah Kami terhadap kaum yang kafir (QS. Al-Baqarah: 286).
Demikianlah kultum pada siang ini yang dapat saya sampaikan. Semoga amal
ibadah kita diterima oleh Allah SWT. Amin.... Wasalamualaikum Warohmatullahi
Wabarkatuh....

SABAR MENGHADAPI HIDUP

Ketahuilah, ujian dan cobaan di dunia merupakan sebuah keharusan, siapa pun
tidak bisa terlepas darinya. Bahkan, itulah warna-warni kehidupan. Kesabaran
dalam menghadapi ujian dan cobaan merupakan tanda kebenaran dan kejujuran
iman seseorang kepada Allah SWT
Sesungguhnya ujian dan cobaan yang datang bertubi-tubi menerpa hidup
manusia merupakan satu ketentuan yang telah ditetapkan oleh Allah Azza wa
Jalla. Tidak satu pun diantara kita yang mampu menghalau ketentuan tersebut.
Keimanan, keyakinan, tawakkal dan kesabaran yang kokoh amatlah sangat kita
butuhkan dalam menghadapi badai cobaan yang menerpa. Sehingga tidak
menjadikan diri kita berburuk sangka kepada Allah SWT terhadap segla
Ketentuan-Nya.
Oleh karena itu, dalam keadaan apapun, kita sebagai hamba yang beriman
kepada Allah SWT harus senantiasa berbaik sangka kepada Allah. Dan haruslah
diyakini bahwa tidaklah Allah menurunkan berbagai musibah melainkan sebagai
ujian atas keimanan yang kita miliki. Allah sebagaimana tertulisa dalam firmanNya : Apakah kalian mengira bahwa kalian akan masuk ke dalam surga,
padahal belum datang kepada kalian (cobaan) sebagaimana halnya orang-orang
terdahulu sebelum kalian? Mereka ditimpa oleh malapetaka dan kesengsaraan,
serta digoncangkan (dengan bermacam-macam goncangan) sehingga
berkatalah Rasul dan orang-orang yang bersamanya : Bilakah datang
pertolongan Allah? Ingatlah sesungguhnya pertolongan Allah amatlah dekat.
(QS. Al Baqarah : 214)
Kesabaran merupakan perkara yang amat dicintai oleh Allah dan sangat
dibutuhkan seorang muslim dalam menghadapi ujian atau cobaan yang
dialaminya. Sebagaimana dalam firman-Nya : Allah mencintai orang-orang
yang sabar. (QS. Al Imran : 146)
Macam-Macam Kesabaran
Ibnul Qoyyim mengatakan dalam Madarijus Salikin : Sabar adalah menahan
jiwa dari keluh kesah dan marah, menahan lisan dari mengeluh serta menahan
anggota badan dari berbuat tasywisy (tidak lurus). Sabar ada tiga macam, yaitu
sabar dalam berbuat ketaatan kepada Allah, sabar dari maksiat, dan sabar dari
cobaan Allah.
Oleh karena itu sabar dibagi menjadi tiga tingkatan :
1. Sabar dari meninggalkan kemaksiatan karena takut ancaman Allah, Kita harus
selalu berada dalam keimanan dan meninggalkan perkara yang diharamkan.

Yang lebih baik lagi adalah, sabar dari meninggalkan kemaksiatan karena malu
kepada Allah. Apabila kita mampu muraqabah (meyakini dan merasakan Allah
sedang melihat dan mengawasi kita) maka sudah seharusnya kita malu
melakukan maksiat, karena kita menyadari bahwa Allah SWT selalu melihat apa
yang kita kerjakan. Sebagaimana tertulis dalam firman-Nya, di surah Al Hadid
ayat 4 ........ Dan Dia bersama kamu di mana saja kamu berada. Dan Allah
Maha Melihat apa yang kamu kerjakan
2. Tingkatan sabar yang kedua adalah sabar dalam melaksanakan ketaatan
kepada Allah, dengan terus-menerus melaksanakannya, memelihara keikhlasan
dalam mengerjakannya dan memperbaikinya. Dalam menjalankan ketaatan,
tujuannya hanya agar amal ibadah yang dilakukan diterima Allah, tujuannya
semata-mata ikhlas karena Allah SWT.
Ada Beberapa Hal Yang Akan Menuntun Seorang Hamba Untuk Bisa Sabar
Dalam Menghadapi Ujian Dan Cobaan, Sebagai Berikut :
1. Sebaiknya kita merenungkan dosa-dosa yang telah kita lakukan. Dan Allah
menimpakan ujian atau musibah-musibah tersebut mungkin disebabkan dosadosa kita . Sebagaimana firman Allah SWT : Dan apa saja musibah yang
menimpa kamu maka adalah disebabkan oleh perbuatan tanganmu sendiri, dan
Allah memaafkan sebagian besar (dari kesalahan-kesalahanmu). (Asy Syuro :
30).
Apabila seorang hamba menyadari bahwa musibah-musibah yang menimpa
disebabkan oleh dosa-dosanya. Maka dia akan segera bertaubat dan meminta
ampun kepada Allah dari dosa-dosa yang telah dilakukannya
Dan Nabi Muhammad saw bersabda: Tak seorang muslim pun yang ditimpa
gangguan semisal tusukan duri atau yang lebih berat daripadanya, melainkan
dengan ujian itu Allah menghapuskan perbuatan buruknya serta menggugurkan
dosa-dosanya sebagaimana pohon kayu yang menggugurkan daun-daunnya.
(HR Bukhari dan Muslim). Jadi ujian dan cobaan, bisa sebagai penggugur dosadosa kita dan juga untuk mengangkat kita ke derajat keimanan yang lebih tinggi.
2.. Kita harus menyakini dengan seyakin-yakinnya, bahwa Allah selalu ada
bersama kita. Dan Allah telah memberikan jaminan untuk kita dalam surah Al
Baqarah ayat 286, bahwa Allah tidak akan membebani seseorang melainkan
sesuai kesanggupannya. Dan Allah cinta dan ridha kepada orang yang sabar.
Sebagaimana ditegaskan dalam firman-Nya sbb: dan sabarlah sesungguhnya
Allah beserta orang-orang yang sabar. (QS Al Anfal : 46) Dan Firman-Nya :
Dan Allah mencintai orang-orang yang sabar. (QS.Al Imran : 146)
Bersabarlah maka kita akan melihat betapa dekatnya kelapangan
Barangsiapa yang muraqabah (merasa diawasi) Allah dalam seluruh urusan, ia
akan menjadi hamba Allah yang sabar dan berhasil melalui ujian apapun dalam
hidupnya. Kesabaran yang didapatkan ini, berdasarkan pada petunjuk Allah

dalam Al Quran, surah At Thur ayat 48 : Dan bersabarlah dalam menunggu


ketetapan Tuhanmu, maka sesungguhnya kamu berada dalam penglihatan
Kami, dan bertasbihlah dengan memuji Tuhanmu ketika kamu bangun berdiri
Dan ketahuilah, bahwa barangsiapa yang mengharapkan Allah, maka Allah
akan ada dimana dia mengharap.
3. Kita harus mengetahui bahwa jika kita bersabar, maka akan mendatangkan
ridha Allah, karena ridha Allah SWT, terdapat dalam kesabaran kita, terhadap
segala ujian dan ketentuan takdir-Nya, yang kurang kita sukai.
Keutamaan Sabar
Sabar memiliki kedudukan tinggi yang mulia dalam agama Islam. Oleh karena
itu, Al Imam Ibnul Qayyim mengatakan bahwa sabar setengah dari keimanan
dan setengahnya lagi adalah syukur. Lebih jelasnya, akan diuraikan beberapa
penyebutan ash-shabr dalam Al Quran dengan uraian yang ringkas sebagai
berikut:
1. Sabar Merupakan Perintah Mulia Dari Rabb Yang Maha Mulia
Allah SWT berfirman : Hai orang-orang yang beriman, jadikanlah sabar dan
shalat sebagai penolongmu, sesungguhnya Allah beserta orang-orang yang
sabar,.. (QS. Al-Baqarah: 153)
dalam ayat yang lain Allah SWT berfirman: Wahai orang-orang yang beriman
bersabarlah dan kuatkanlah kesabaranmu,.. (QS.Ali Imran: 200)
Konteks (kandungan) dari kedua ayat diatas menerangkan bahwa sabar
merupakan perintah dari Allah SWT. Sabar termasuk ibadah dari ibadah-ibadah
yang Allah wajibkan kepada hamba-Nya. Terlebih lagi, Allah SWT kuatkan
perintah sabar tersebut dalam ayat yang kedua. Barangsiapa yang memenuhi
kewajiban itu, berarti ia telah menduduki derajat yang tinggi di sisi Allah SWT
2. Pujian Allah SWT Terhadap Orang-Orang Yang sabar
Allah SWT memuji mereka sebagai orang-orang yang benar dalam
keimanannya. Sebagaimana firman-Nya: .. dan orang-orang yang sabar
dalam kesempitan, penderitaan dan dalam peperangan. Mereka itulah orang
yang benar (imannya). Dan mereka itulah orang-orang yang bertakwa. (QS. AlBaqarah: 177)
Dalam kitab Madarijus Salikin 2/152 Al Imam Ibnul Qayyim, mengutarakan
bahwa ayat yang seperti ini banyak terdapat dalam Al Quran. Sehingga
keberadaan sabar dalam menghadapi ujian dan cobaan dari Allah adalah
benar-benar menjadi barometer keimanan dan ketakwaan kepada Allah
SWT.
3. Mendapat Kecintaan Dari Allah SWT

Semua orang yang beriman berharap menjadi golongan orang-orang yang


dicintai oleh Allah SWT. Dan Allah mengabarkan kepada hamba-Nya bahwa
golongan yang mendapatkan kecintaan-Nya adalah orang-orang yang sabar
terhadap ujian dan cobaan dari-Nya. Sebagaimana ditegaskan dalam firman-Nya
....., dan Allah itu menyukai/mencintai orang-orang yang sabar. (QS. Ali
Imran: 146)
.Dan Allah selalu bersama orang-orang yang sabar, seperti tertulis dalam firmanNya: ..dan bersabarlah, sesungguhnya Allah bersama dengan orang-orang
yang sabar. (QS. Al-Anfal: 46)
Yang dimaksud dengan Allah bersama orang-orang yang sabar adalah
penjagaan dan pertolongan Allah SWT selalu menyertai orang-orang yang
sabar. Sebagaimana pula diterangkan dalam hadits berikut ini:
Ketahuilah olehmu! Bahwasannya datangnya pertolongan itu bersama dengan
kesabaran. (HR. At Tirmidzi, dari shahabat Ibnu Abbas ra)
4.. Shalawat, Rahmat dan Hidayah Bersama Orang Yang Sabar
Allah SWT senantiasa mencurahkan shalawat, rahmat dan hidayah-Nya kepada
orang-orang yang sabar. Karena jika mereka ditimpa ujian dan cobaan dari Allah
mereka kembalikan urusannya kepada Sang Pencipta, yang memilikinya.
Sifat mulia yang dimiliki orang yang sabar ini dikisahkan oleh Allah dalam firmanNya disurah Al Baqarah, ayat 156-157 : orang-orang yang apabila ditimpa
musibah, mereka mengucapkan: "Inna lillaahi wa innaa ilaihi raajiuun
(esungguhnya kami adalah milik Allah dan hanya kepada-Nya-lah kami kembal).
Mereka itulah yang mendapat keberkatan yang sempurna dan rahmat dari Tuhan
mereka dan mereka itulah orang-orang yang mendapat petunjuk.
Atas dasar ini, bila kita ditimpa musibah baik besar maupun kecil, dianjurkan
mengucapkan kalimat ini, dan ini yang dinamakan dengan kalimat istirja
(pernyataan kembali kepada Allah SWT). Kalimat istirja akan lebih sempurna lagi
jika ditambah setelahnya dengan doa yang diajarkan oleh baginda Nabi
Muhammad saw sebagai berikut :Ya Allah, berilah ganjaran atas musibah yang
menimpaku dan gantilah musibah itu yang lebih baik bagiku.
Barangsiapa yang membaca kalimat istirja dan berdoa dengan doa di atas
niscaya Allah SWTakan menggantikan musibah yang menimpanya dengan
sesuatu yang lebih baik. (Hadits riwayat Al Imam Muslim 3/918 dari shahabiyah
Ummu Salamah.)
Suatu ketika Ummu Salamah ditinggal suaminya Abu Salamah yang mati syahid
di medan perang (jihad). Kemudian beliau mengucapkan doa ini, sehingga Allah
SWT memenuhi janji-Nya dengan memberikan pendamping (jodoh) baginya
dengan sebaik-baik pendamping yaitu Rasulullah saw. Sesungguhnya Allah SWT

tidak akan mengingkari janji-Nya.


5.. Mendapatkan Ganjaran Yang Lebih Baik Dari Amalannya
Allah SWT memberikan ganjaran bagi orang yang sabar melebihi usaha atau
amalan yang ia lakukan. Sebagaimana firman-Nya :
Akan tetapi jika kamu bersabar, sesungguhnya itulah yang lebih baik bagi
orang-orang yang sabar. (An Nahl: 126)
Dalam ayat lainnya, Allah SWT menjanjikan akan memberikan jaminan kepada
orang yang sabar dengan ganjaran tanpa hisab (tanpa batas). Sebagaimana
firman-Nya : Katakanlah: "Hai hamba-hamba-Ku yang beriman. bertakwalah
kepada Tuhanmu." Orang-orang yang berbuat baik di dunia ini memperoleh
kebaikan. Dan bumi Allah itu adalah luas. Sesungguhnya hanya orang-orang
yang bersabarlah yang dicukupkan pahala mereka tanpa batas. (Az Zumar: 10)
6.. Mendapat Ampunan Dari Allah SWT
Selain Allah memberikan ganjaran yang lebih baik dari amalannya kepada orang
yang sabar, Allah juga memberikan ampunan kepada mereka. Sebagaimana
tertulis dalam firman-Nya : kecuali orang-orang yang sabar (terhadap bencana),
dan mengerjakan amal-amal saleh; mereka itu beroleh ampunan dan pahala
yang besar. (Hud: 11)
Dari Aisyah, beliau berkata: Rasulullah saw bersabda: Tidak ada suatu
musibah pun yang menimpa seorang muslim, melainkan Allah SWT telah
menghapus dengan musibah itu dosanya. Meskipun musibah itu adalah duri
yang menusuk dirinya. (HR. Al-Bukhari no. 3405 dan Muslim 140-141/1062)
7.. Mendapat Martabat Tinggi Di Dalam Surga
Anugerah yang lebih besar bagi orang-orang yang sabar adalah berhak
mendapatkan martabat yang tinggi dalam Surga. Allah SWT berfirman : Mereka
itulah orang yang dibalasi dengan martabat yang tinggi (dalam syurga) karena
kesabaran mereka dan mereka disambut dengan penghormatan dan ucapan
selamat di dalamnya. (Al Furqaan: 75)
8.. Sabar Adalah Jalan Terbaik
Semua uraian di atas menunjukkan bahwa sabar ialah jalan yang terbaik bagi
siapa saja yang menginginkan kebaikan dunia dan akhiratnya.
Dari shahabat Shuhaib bin Sinan, Rasulullah saw bersabda :
Sungguh mengagumkan urusan orang mukmin, sungguh semua urusannya baik
baginya, yang demikian itu tidaklah dimiliki seorang pun kecuali hanya orang
yang beriman. Jika mendapat kebaikan (kemudian) ia bersyukur, maka itu

merupakan kebaikan baginya, dan jika keburukan menimpanya (kemudian) ia


bersabar, maka itu merupakan kebaikan baginya. (HR. Muslim)
Setiap amalan akan diketahui pahalanya kecuali kesabaran, karena pahala
kesabaran itu, tanpa batas. Sebagaimana firman Allah SWT Sesungguhnya
orang-orang yang bersabarlah yang dicukupkan ganjaran/pahala mereka tanpa
batas. (Az Zumar: 10)
Coba kita renungkan, bukankah kita selalu mampu untuk bisa sabar dalam
menerima ujian-Nya yang berupa nikmat hidup? Mkaa sudah seharusnya kita
juga harus bisa sabar dalam menerima unjian-Nya yang berupa kehilangan
nikmat hidup, istilahnya, jangan mau terima yang enak-enak saja.
Jadi kita sebaiknya harus bisa bersabar dalam menghadapi segala macam ujian
dalam hidup kita, terutama setelah kita mengetahui keutamaan besar yang Allah
SWT janjikan bagi hamba-Nya yang bersabar.

Anda mungkin juga menyukai