Anda di halaman 1dari 18

BAB 3

MEMAHAMI PANTUN
Tujuan Pembelajaran
Setelah mempelajari materi ini, siswa diharapkan mampu

Memahami struktur dan kaidah pantun

Membandingkan teks pantun

Menganalisis teks pantun, dan

Mengevaluasi teks pantun

Karakter yang Dikembangkan

Rasa ingin tahu terhadap seni, budaya dan humaniora dengan wawasan kebangsaan

Kreatif dan inovatif, yaitu mampu menciptakan hal-hal baru yang berdasarkan
pengalaman.

Responsif, yaitu memiliki kemampuan dalam merespon pantun.


PETA KONSEP
PANTUN

Memahami Struktur
dan Kaidah Pantun

Membandingkan
Teks Pantun dengan
Jenis Puisi Lainnya
Kata Kunci:
Struktur Pantun
Kaidah Pantun
Analisis Pantun

: Evaluasi pantun
: Pesan pantun
: Berbalas pantun

Menganalisis
Teks Pantun

Mengevaluasi
Teks Pantun

Apersepsi
Indonesia memiliki budaya yang sangat kaya. Ada ondel-ondel, wayang, dan cerita
rakyat. Selain berupa cerita rakyat, kita juga memiliki pantun sebagai salah satu warisan
kebudayaan Melayu. Sudah sepatutnya kita bersyukur kepada Tuhan Yang Mahakuasa
atas limpahan rahmat dan anugerah-Nya. Dengan menyimak atau membaca pantun,
banyak yang dapat kita peroleh. Di samping sebagai sarana hiburan, dalam pantun juga
terkandung nasihat dan nilai-nilai kehidupan tertentu. Apa saja nilai kehidupan yang
terkandung dalam pantun? Bagaimana penerapannya dalam kehidupan sehari-hari? Mari
kita pelajari bersama-sama.
A. Struktur dan kaidah Pantun
Pantun termasuk jenis puisi lama yang ciri umumnya adalah terikat oleh berbagai
ketentuan. Ketentuan tersebut adalah banyak larik di setiap bait, banyaknya suku kata di
setiap larik, dan pola rima yang teratur. Ketentuan tersebut berbeda antara jenis puisi
yang satu dengan puisi lainnya. Misalnya, antara pantun dengan syair. Keduanya
merupakan jenis puisi lama, tetapi memiliki karakteristik berbeda.
Terdiri atas 4 larik
Bait

Terdiri atas 8-12


suku kata

Larik
Berpola a-b-a-b
(pantun)

Rima

Memiliki
sampiran dan isi

Isi lama memiliki ciri khas yang membedakannya dari


Gambar 3.1 Pantun sebagai puisi
puisi-puisi lama lainnya.
Bacalah puisi berikut dengan cermat.
Gunung Daik timang-timangan
Tempat kera berulang kali
Budi yang baik kenang-kenangan
Budi yang jahat buang sekali
Kalau ada kembang yang baru
bunga kenanga dikupas jangan
Kalau ada sahabat yang baru
sahabat lama dibuang jangan

Obat-obatan dijual di Perigi


Berjual beli harus di kedokteran
Persahabatan biar berjalan abadi
Silaturahmi terus kita jalankan
Puisi tersebut memiliki keteraturan dalam banyak hal. Jumlah baris di tiap baitnya
sama. Rima akhirnya pun berpola tetap. Begitu pula dengan jumlah suku kata untuk
setiap lariknya yang hampir seimbang. Dalam puisi di atas juga terdapat sampiran dan
isi. Demikian keteraturan yang dimiliki oleh puisi yang disebut pantun.
Pantun merupakan salah satu bentuk puisi lama. Pantun dibentuk oleh bait-bait
dan setiap bait terdiri atas baris-baris. Hanya saja, pantun lebih terikat oleh aturanaturan baku. Jumlah baris dalam setiap baitnya telah ditentukan, jumlah suku kata dalam
setiap barisnya pun telah ditentukan. Pantun juga memiliki pola bunyi akhir dalam
setiap baris.
Berdasarkan uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa pantun memiliki struktur
dan kaidah sebagai berikut.
1) Terdiri atas empat baris.
2) Tiap baris terdiri atas 8 sampai 12 suku kata.
3) Dua baris pertama disebut sampiran dan dua baris berikutnya disebut isi pantun.
4) Pantun mementingkan rima/bunyi akhir dengan pola a-b-a-b. Bunyi akhir baris
pertama sama dengan bunyi akhir baris ketiga, sedangkan baris kedua sama dengan
baris keempat.
Unjuk Pemahaman 1
Manakah yang tergolong ke dalam jenis pantun? Jelaskan alasan-alasan Anda
1. Gunung tinggi diliputi awan
Berteduh langit malam dan siang
Terdengar kampung memanggil taulan
Rasakan hancur tulang-belulang
2. Berburu ke padang datar
Mendapat rusa belang kaki
Berguru kepalang ajar
Bagai bunga kembang tak jadi
3. Dalam termangu
Aku masih menyebut namamu
Biar susah sungguh
Mengingat Kau penuh seluruh
Cayamu panas suci
Tinggal kerdip lilin di kelam sunyi
4. Baik-baik adindaku tinggal
Aduhai kekasih emas tempawan
Kasih kanda demi Allah kekal
Kepada tuan emas rayuan
5. Sungguh elok asam pelimbing
Tumbuh dekat limau lungga
Sungguh elok berbibir sumbing
Walaupun marah tertawa juga

Pertanyaan

Pilihan
Ya
Bukan

Alasan

(1)
(2)
(3)
(4)
(5)
Unjuk Kegiatan
1. Buatlah kelompok yang terdiri atas 2-3 orang.
2. Bacakan kedua bait puisi berikut.
3. Simaklah pembacaan puisi tersebut dengan baik.
4. Diskusikan jenis kedua bait puisi tersebut
a. Asam pauh dari seberang
Dimuat orang dalam pedati
Badan jauh dirantau orang
Kalau sakit siapa mengobati
b. Sungguh elok asam belimbing
Tumbuh dekat limau lungga
Sungguh elok berbibir sumbing
Walaupun marah tertawa juga
Hasil Diskusi
Pantun

Jumlah
Baris

Jumlah
Suku kata

Sampiran

Isi

Rima

A
B
5. Presentasikan hasil diskusi kelompok Anda di depan kelompok lainnya untuk
ditanggapi berdasarkan aspek-aspek berikut.
Aspek Penilaian
Skor Maks
Skor
Nilai
a. Kelengkapan isi paparan
30
b. Ketepatan hasil analisis
30
c. Kejelasan penyampaian
25
d. Kesantunan berpresentasi
15
Jumlah/kesimpulan
100
Pengembangan Karakter
Ungkapkan Kepedulian melalui Pantun
Wujud kepedulian sosial kita dapat dinyatakan dengan berbagai cara. Hal yang utama
tentu saja melalui perbuatan nyata, misalnya memberi sumbangan kepada fakir miskin
dan anak yatim piatu. Cara yang juga dapat dilakukan pada saat ini adalah dengan
menyatakan sikap peduli melalui pantun. Berikut contohnya.
Tempo hari jurangnya sangat angin
Jendela kamamya berenda-renda
Ayo, sayangi orang fakir miskin

Sumbanglah mereka dengan harta benda


Buatlah 2-3 bait pantun lainnya yang menyatakan sikap kepedulian sosial Anda kepada
fakir miskin dan anak yatim piatu. Bacakanlah hasilnya untuk ditanggapi teman-teman
Anda.
B. Membandingkan Teks Pantun
1. Keragaman Jenis Pantun
Pantun juga memiliki beberapa variasi bentuk. Bentuk-bentuk pantun lainnya adalah
sebagai berikut.
a. Pantun Berkait
Pantun berkait disebut juga pantun beantai atau seloka. Pantun berkait adalah pantun
yang terdiri atas beberapa bait dan bait satu dengan bait yang lainnya sambungmenyambung. Baris kedua dan keempat dari bait pertama dipakai kembali pada baris
pertama dan ketiga pada bait kedua. Demikian pula hubungan antara bait kedua dan
ketiga, ketiga dan keempat, dan seterusnya. Contoh:
Sarang garuda di pohon beringin
Buah kemuning di dalam puan
Sepucuk surat dilayangkan angin
Putih kuning sambutlah Tuan
Buah kemuning di dalam puan
Dibawa dari Indragiri
Putih kuning sambutlah Tuan
Sambutlah dengan si tangan kiri
Dibawa dari Indragiri
Kabu-kabu dalam perahu
Sambutlah dengan si tangan kiri
Seorang mahluk janganlah tahu
b. Talibun
Talibun adalah pantun yang susunannya terdiri atas enam, delapan, atau sepuluh baris.
Pembagian baitnya sama dengan pantun biasa, yakni terdiri atas sampiran dan isi. Jika
talibun terdiri atas enam baris, tiga baris pertama dan tiga baris berikutnya merupakan
isi. Contoh:
Kalau anak pergi ke pekan
Yu beli belanak pun beli
Ikan panjang beli dahulu
Kalau anak pergi berjalan
Ibu cari sanak pun cari
Induk semang cari dahulu
c. Pantun Kilat
Pantun kilat atau karmina adalah pantun yang terdiri atas dua baris: baris pertama
merupakan sampiran dan baris kedua isinya. Contoh:
Gendang gendut, tali kecapi
Kenyang perut, senanglah hati

Pinggan tak retak, nasi tak ingin


Tuan tak hendak, kami tak ingin
Unjuk Pemahaman 2
A
1. Simaklah pantun berikut yang akan dibacakan oleh salah seorang teman Anda.
2. Catatlah hal-hal yang dianggap menarik dari pantun-pantun tersebut.
a. Asam kandis asam gelugur
Ketiga asam riang-riang
Menangis mayat di dalam kubur
Teringat badan tak sembahyang.
Taruhlah puan di atas pati
b. Benang sutra dilipat jangan.
Kalau tuan bijak bestari
Binatang apa susu delapan
c. Bunga enau kembang belukar
Bunga malu penuh berduri
Kalau kamu memang pintar
Buah apa kulitnya berduri
d. Jaka sembung makan kedondong
Tidak nyambung, dong!
B. Jawablah pertanyaan-pertanyaan berikut.
Larik kedua pantun a terdiri atas berapa suku kata?
Tunjukkan sampiran pada pantun b dan c.
Apa yang dim.iksud dengan asam gelugur pada pantun a?
Berdasarkan jumlah barisnya, pantun c tergolong ke dalam jenis apa?
Adakah bentuk karmina .dalam contoh-contoh tersebut? Jelaskan.
2. Perbandingan Pantun dengan Jenis Puisi Lainnya
Pantun merupakan salah satu jenis puisi lama. Selain pantun, ada juga jenis puisi lama
lainnya, yakni syair dan gurindam.
a. Syair
Bacalah kedua puisi di bawah ini dengan cermat
Diriku lemah anggotaku layu
Rasakan cinta bertalu-talu
Kalau begini datangnya selalu
Tentulah kakanda berpulang
Kakanda rindu di kalbu
Mohon adik jangan lupakan daku
Apapun yang adik mau
Tentulah kanda memenuhi selalu
Kedua bait puisi di atas disebut syair. Syair memiliki beberapa karakteristik yang sama
dengan pantun, yakni sama-sama terikat oleh ketentuan baku, baik itu dalam jumlah
larik, suku kata, maupun bunyi akhirnya. Bedanya, syair tidak memiliki sampiran.
Perbedaan lainnya adalah bunyi akhir syair berpola a-a-a-a.

Unjuk Kegiatan
A.
1. Diskusikan kembali persamaan dan perbedaan pantun dengan syair dalam tabel
berikut.
Karakteristik
Pantun
Jenis Puisi
Jumlah
Jumlah Satu
Sturktur
Rima
Lama
Larik
Kata
Isi
Akhir
a
Pantun
b
Syair
2. Presentasikan pendapat kelompok Anda untuk disamakan dengan pendapat
kelompok lainnya.
B. 1.

Buktikan bahwa puisi berikut ini merupakan syair.


Kesukaan lenyap lara menyebut
Pedih dan pilu rasanya kalbu
Pikiran melayang sebagai lebu
Sebagai anak ditinggalkan ibu
Bunda penuh asa dan kasih
Lara tiada tara dan jerih
Hari demi hari yang perih
Dalam besarku tertatih-tatih
Andai saja kau masih ada
Baktiku seluruh untuk bunda
Sembahku jiwa dan raga rela
Asal kau bahagia selamanya
2. Jelaskan hasil diskusi kelompok Anda berdasarkan jumlah larik, suku kata,
struktur isi, dan rima akhir puisi tersebut.
Karakteristik
Syair
Jumlah Suku
Jumlah larik
Struktur Isi
Rima Akhir
Kata
A
B
C

b. Gurindam
Bacalah kedua bait puisi berikut ini dengan cermat. Perhatikan pula bentuk dan isinya.
(1) Mengumpat dan memuji hendaklah pikir
Di situlah banyak orang tergelincir
(2) Barang siapa meninggalkan sembahyang
Seperti rumah tak bertiang
Kedua bait puisi tersebut dinamakan gurindam. Bentuk dan isi gurindam berbeda
dengan pantun dan syair. Dari segi bentuk, gurindam hanya terdiri atas dua larik dan
bunyi akhir a-a.
Sementara itu, dari segi isi, gurindam mengandung petuah ajakan.

Perhatikan contoh-contoh gurindam lainnya di bawah ini.


(1) Jadilah orang iman dan bertakwa
Agar hidup selamat dan bahagia
(2) Jika senantiasa menghargai sesama
Tentulah sahabat banyak di mana-mana
(3) Berbaiklah kepada orang tua Anda
Niscaya hidupmu akan berkah dan bahagia

8-12 per larik

2 buah
Jumlah
Jumlah
Larik
suku

a-a

kata

Sebab, dugaan-dugaan
Nasihat, ajaran
keagamaan

Rima
Isi
Gambar 3.2 Ciri-ciri gurindam dapat
dikatakan sangat mirip dengan pantun, hanya lebih
akhir
pendek

UnjukKegiatan
A. 1. Diskusikan ketiga bait puisi tersebut. Analisislah ketiganya berdasarkan bentuk
dan isinya. :
Gurindam
Bentuk
Isi
A
B
C
2. Presentasikan pendapat kelompok Anda di depan kelompok lainnya untuk
ditanggapi. Mintaiah mereka menggunakan format berikut.
Gurindam
a. Kelengkapan analisis
b. Kejelasan alasan
B. 1. Perhatikan puia bait-bait gurindam berikut ini.
a. Belajarlah ilmu agama sejak remaja
Agar hidupmu berjaya sampai akhirat
b. Tak ada yang kekal hidup di dunia
Semua makhluk berjiwa akan binasa
c. Bercakaplah dengan santun pada sesama
Rasa hormat akan kita dapat di mana-mana

Bentuk

2. Jelaskan maksud dari bait-bait puisi tersebut.


Puisi
Penjelasan Maksud
A
B
C
C. Menganalisis Teks Pantun
Ketika membaca pantun atau jenis puisi lainnya, biasanya akan muncul sejumlah
pertanyaan mengenai isinya. Hal tersebut berkaitan dengan sifat puisi yang memiliki
makna samar, bahkan mengundang banyak perdebatan. Setiap pembaca dapat
mengartikannya dengan berbeda. Kemungkinan-kemungkinan tersebut sangat wajar
mengingat puisi banyak menggunakan makna konotatif yang permaknaanya sangat
ditentukan oleh pengalaman, kebiasaan, dan pengetahuan masing-masing.
Untuk menganalisis pantun dapat menggunakan sejumlah pertanyaan sebagai
panduannya. Pertanyaan-pertanyaan yang dapat kita ajukan pun bisa bermacam-macam.
Ada pertanyaan yang bersifat literal, interpretatif, inferensial, atau kritis.
1. Pertanyaan literal merupakan pertanyaan yang bcrkaitan dengan wujud atau hal-hal
yang ada pada puisi, misalnya tentang jumlah baris, rima, suku kata, sampiran, isi,
atau arti katanya. Contoh:
Berapa jumlah suku kata pada larik ketiga pantun tersebut?
Kata apa saja yang rimanya sama atau mirip dalam puisi "Ode Buat Prokalamator"?
2. Pertanyaan interpretatif merupakan pertanyaan yang menuntut jawaban berupa
penafsiran atau pemaknaan kembali atas kata, larik, atau isi suatu puisi. Contoh:
Apa arti mimpi dalam larik kedua pantun tersebut?
Apa maksud kata kucing dalam pantun tersebut?
3. Pertanyaan inferensial merupakan pertanyaan yang menuntut simpulan atas bentuk,
isi, atau berbagai hal lainnya tentang puisi. Contoh:
a. Apa maksud pantun yang Anda sampaikan?
b. Apa kesamaan-kesamaan umum yang menandai suatu pantun?
4. Pertanyaan kritis merupakan pertanyaan yang berusaha menyingkap kesalahan atau
kekeliruan suatu pantun. Contoh:
a. Layakkah kalau puisi tersebut digolongkan ke dalam bentuk pantun mengingat
sampiran dan isinya tidak begitu jelas?
b. Bagaimana pantun bisa ditradisikan dalam kehidupan masyarakat sekarang
mengingat pantun itu merupakan cara berkornunikasi yang cukup berbelit-belit?
Unjuk Kegiatan
A.1. Perhatikan pantun-pantun berikut ini dengan cermat.
Kerjakan secara berkelompok.
Ajukan dua buah pertanyaan literal, interpretatif, inferensial, dan kritis untuk tiap
puisi berikut.
Bapak itu pergi ke pasar
Pulangnya membeli roti
Anak itu rajin belajar
Sayangnya lupa mengaji

Ada Layar putih kemilau


Menuju ke pulau bernyiur hijau
Ada debar kasih mengimbau
Ke hari lampau di sebuah dangau
Kemiri banyak dibilas beruntun
Masaklah daun agar mudah dimakan
Mari bersama berbalas pantun
Berbalas pantun itu mengasyikkan
B. Ajukan pertanyaan-pertanyaan tersebut kepada teman dari kelompok lain.
Selanjutnya, catat jawaban mereka.
No.
Pertanyaan Kelompok
Jawaban Teman
1
a. .
b. .
2
a. .
b. .
3
a. .
b. .
4
a. .
b. .
C. 1.

Perhatikan pantun-pantun berikut.


Katup air di dalamnya bersih
Limbahnya dibawa sampai muara
Hidup bahagia akan kita raih
Kalaulah hidup kita bertakwa
Ke pasar malam harus bersama
Warna batu bata mirip terasi
Belajar bahasa sangat utama
Kita pun pintar bersosialisasi

2.

Diskusikan jawaban dari pertanyaan-pertanyaan berikut.


a. Pantun di atas terdiri atas berapa bait?
b. Apa arti bertakwa dan bersosialisasi berdasarkan pantun tersebut?
c. Pantun tersebut lebih tepat ditujukan kepada siapa?
d. Apa saja pesan yang terkandung dalam pantun tersebut?
e. Apakah bait-bait pantun tersebut memiliki maksud yang
berhubungan? Jelaskan!

saling

D. 1. Paparkan bentuk dan isi pantun-pantun tersebut. Gunakan jawaban-jawaban pada


kegiatan C sebagai dasar analisis Anda.
2. Lakukan silang baca dengan teman Anda untuk saling memberikan penilaian
terhadap paparan masing-masing. Gunakan rubrik berikut.

Aspek Penilaian
a. Kelengkapan paparan
b. Ketepatan analisis
c. Keefektifan kalimat
d. Ketetapan ejaan/tanda baca

Bobot

Skor

Nilai

Jendela Ilmu Pengetahuan


Berbalas pantun merupakan khazanah tradisi lisan budaya Melayu, yakni dua pihak
atau lebih saling melemparkan pantun yang mengandung isi atau tujuan tertentu. Dalam
tata cara adat perkawinan suku Melayu, berbalas pantun sering dilakukan antara pihak
mempelai laki-laki dengan pihak mempelai perempuan sebelum acara pernikahan.
Tradisi lisan seperti ini juga dapat ditemukan di beberapa masyarakat daerah lainnya,
seperti masyarakat Sunda yang mempunyai istilah sisindiran dalam menyebut tradisi ini.
D. Mengevaluasi Teks Pantun
Analisis pantun yang telah kita lakukan sebelumnya bertujuan untuk menelaah
pantun atas berbagai bagiannya, yakni berdasarkan bentuk, isi, dan bahasanya. Dengan
analisis tersebut, kita dapat mengenal dan memahami pantun dengan benar dan jelas.
Evaluasi pantun bertujuan untuk memberikan penilaian atas kebaikan dan kekurangan
suatu pantun. Untuk sampai pada tahap evaluasi, kita dapat memanfaatkan hasil analisis
yang telah dilakukan sebelumnya.
Misalnya, dari hasil analisis, diketahui bahwa suatu pantun terdiri atas 8-16 suku
kata. Pola rimanya a-a-a-a. Kata dari bahasa daerah banyak digunakan di dalamnya.
Berdasarkan hasil analisis tersebut, kita memberikan penilaian bahwa pantun itu kurang
baik. Alasannya, banyak aturan pantun yang dilanggar. Bahasanya pun perlu diperbaiki
karena banyak menggunakan bahasa tidak baku.

Pantun

Analisis:
bentuk, isi, bahasa

Evaluasi: baik,
Cukup, jelek

Berikut beberapa contoh evaluasi yang memanfaatkan hasil analisis.


Hasil Analisis
Evaluasi
1. Pantun itu mengandung pesan tentang Berdasarkan pesan yang dikandungnya,
perlunya menghargai sesama dan tidak pantun itu sangat bermanfaat; banyak
mementingkan diri sendiri.
memberikan inspirasi bagi kita untuk bisa
bergaul di masyarakat dengan lebih baik.
2. Pada setiab baitnya, pantun dibentuk Pantun itu sudah benar dalam hal bentuk.
oleh empat larik dan setiap larik terdiri Kaidah umum yang berlaku dalam pantun
atas 8-12 suku kata. Pola rima setiap juga sudah dipenuhi dengan baik.
baitnya adalah a-b-a-b.
3. Pantun-pantun tersebut lebih banyak Isi pantun baik untuk lucu-lucuan. Kita
berisi humor. Hal itu bisa dilihat pada akan merasa terhibur dengan membaca
larik ke-3 dan 4 dalam setiap baitnya. pantun-pantun tersebut. Hanya saja sering
Namun, ada baityang leluconnya agak ada yang berlebihan pada beberapa bagian.

kurang sopan

Agar bisa dibaca oleh semua kalangan,


bagian-bagian itu perlu diperbaiki dengan
humor-humor yang lebih santun.

Unjuk Pemahaman 3
A. Manakah pernyataan yang merupakan hasil analisis dan manakah yang merupakan
hasil evaluasi?
Hasil
Pernyataan
Analisis Evaluasi
1. Semua larik dalam pantun itu hampir seragam,
yakni antara 10-12 suku kata.
2. Pantun tersebut sangat baik dibacakan dalam
acara perpisahan.
3. Tema-tema pantun itu berkaitan dengan
masalah remaja dan pergaulannya.
4. Pantun itu perlu diperbaiki dari segijumlah suku
katanya agar tidak terlalu banyak.
5. Jumlah larik dalam setiap baitnya ada yang
berjumlah 2, 4, dan 6.
B. 1 Bagaimana penilaian Anda terhadap hasil-hasil analisis pantun berikut?
Hasil Analisis
Penilaian
a. Larik pertama terdiri atas 8 suku kata, larik
berikutnya berturut-turut terdiri atas 10, 12, dan
8 suku kata.
b. Rima bait pertama berpola a-b-a-b, sedangkat
bait keduanya berpola a-a-a-a
c. Sampiran
pantun-pantun
itu
dihubunghubungkan dengan masalah pendidikan. Hal itu
terkait pula dengan isinya yang juga tentang
pendidikan.
d. Tema pantun-pantun itu berkaitan dengan
politik dan budaya. Hanya satu baityang
menyinggung masalah pergaulan remaja.
e. Isi pantun-pantun itu berupa pesan untuk para
remaja agar mau belajar dan pandai bergaul.
2. Cocokkan penilaian Anda dengan penilaian teman-teman Anda. Berdasarkan hasil
diskusi tersebut, rumuskan penilaian kelas untuk setiap bagiannya.
No. Analisis
Penilaian Kelas
(a)
(b)
(c)
(d)
(e)
Unjuk Kegiatan

A. Berikan penilaian terhadap pantun-pantun di bawah ini secara berkelompok, baik itu
berdasarkan bentuk, isi, maupun bahasanya.
a. Balon udara menerbangkan
Apalagi kalau musim panas
Olahraga pagi menyehatkan
Otot kuat, pikiran jadi cerdas
b. Ke Penjaringan banyak singa
Dilindungi kain kelambu
Ke sesama jangan mengina
Tanda diri orang tak mampu
c. Pesawat belah di bandara
Garuda keserempet Merpati
Kunjungilah sanak saudara
Guna memperat silaturahmi
d. Tahu sumedang sangat berasa
Membelinya dengan taksi
Maunya jadi orang kaya
Ke sana sini memakai dasi
e. Berpiyama tengahnya katun
Merantau kapalnya karam
Berbicara haruslah santun
kalau tidak disoraki lawan
Pantun
Aspek
Penilaian
Bentuk
(a)
Isi
Bahasa
Bentuk
(b)
Isi
Bahasa
Bentuk
(c)
Isi
Bahasa
Bentuk
(d)
Isi
Bahasa
Bentuk
(e)
Isi
Bahasa
2. Presentasikan hasil penilaian kelompok Anda secara bergiliran.
3. Mintalah teman-teman Anda dari kelompok lain untuk memberikan tanggapan
dengan menggunakan rubrik berikut.

Kelompok

Isi Tanggapan

Kesimpulan

I
II
III
Dst
B. 1. Secara khusus, berikan pula penilaian yang berkaitan dengan sikap teman-teman
Anda ketika melakukan presentasi.
2. Gunakan rubrik berikut.
Tanggung
Kesantunan Kepedulian
Jawab
No
Penampilan Kelompok
A B C D A B C D A B C D
1
2
3
Dst
Rangkuman
1. Pantun termasuk dalani jenis puisi lama. Ciri umum dari puisi lama adalah terikat
oleh berbagai ketentuan, seperti banyaknya larik di setiap bait, banyaknya suku kuta
di setiap larik, atau pola rimanya yang teratur.
2. Pantun memiliki struktur dan kaidah scbagai berikut.
a. Satu bait terdiri atas empat baris.
b. Tiap baris terdiri atas 8 sampai 12 suku kata.
c. Dua baris pertama disebut sampiran dan dua baris berikutnya disebut isi pantun
d. Pantun mementingkan rima dengan pola a-b-a-b.
3. Pantun memiliki beberapa variasi bentuk. Bentuk-bentuk pantun lainnya adalah
sebagai berikut.
a. Pantun Berkait disebut juga pantun berantai atau seloka. Pantun berkait adalah
pantun yang terdiri atas beberapa bait dan bait tersebut sambung-menyambung.
Baris kedua dan keempat dari bait pertama dipakai kembali di baris pertama dan
ketiga dalam bait kedua.
b. Talibun adalah pantun yang susunannya terdiri atas enam, delapan, atau sepuluh
baris. Pembagian baitnya sama dengan pantun biasa, yakni terdiri atas sampiran
dan isi. Jika talibun itu enam baris, tiga baris pertama merupakan sampiran dan
tiga baris baris berikutnya merupakan isi.
c. Pantun kilat atau karmina adalah pantun yang terdiri atas dua baris: baris
pertama merupakan sampiran dan baris kedua isinya.
4. Analisis pantun dapat menggunakan sejumlah pertanyaan sebagai panduannnya.
Pertanyaan-pertanyaan yang dimaksud berupa pertanyaan literal, interpretatif,
inferensial, atau kritis.
a. Pertanyaan literal merupakan pertanyaan yang berkaitan dengan wujud atau hal
yang ada pada puisi, misalnya tentang jumlah baris, rima, suku kata, sampiran,
isi, atau arti katanya.
b. Pertanyaan interpretatif merupakan pertanyaan yang menuntut jawaban berupa
penafsiran atau pemaknaan kembali atas kata, larik, atau isi suatu puisi.
Pertanyaan inferensial merupakan pertanyaan yang menuntut simpulan atas
bentuk, isi, atau berbagai hal lainnya tentang puisi.

c. Pertanyaan kritis merupakan pertanyaan yang berusaha menyingkap kesalahan


atau kekeliruan suatu pantun.
5. Evaluasi pantun bertujuan untuk memberikan penilaian atas kelebihan dan
kekurangan suatu pantun. Evaluasi memanfaatkan hasil analisis yang telah
dilakukan.
Tes Formatif
A. Pilihlah salah satu jawaban yang benar.
1. Sarang garuda di pohon beringin
Buah kemuning di dalam puan
Sepucuk surat dilayangkan angin
Putih kuning sambutlah Tuan
Puisi di atas dikategorikan sebagai pantun karena
a. Berirama a-a-a-a
b. Mengandung nasihat
c. Memiliki sampiran dan isi
d. Memiliki ketentuan baku
2. Diriku lemah anggotaku layu
Rasakan cinta bertalu-talu
Kalau begini datangnya selalu
Tentulah kakanda berpulang dahulu
Puisi di atas tergolong puisi lama karena...
a. terikat oleh ketentuan baku
b. jumlah baris selalu tetap
c. tidak jelas penyairnya
d. mengandung isi
e. berima sama
3. Sudah gaharu, cendana pula
Sudah tahu, bertanya pula
Nasihat yang terkandung dalam gurindam di atas adalah ....
a. banyak bertanya itu baik
b. bertanyalah sewaktu-waktu saja
c. sebaiknya bisa menahan diri kalau sudah banyak tahu
d. jangan angkuh dengan banyaknya pengetahuan
e. bertanya itu penting kalau memang kita tidak tahu
4. Mengumpat dan memuji hendaklah pikir
Di situlah banyak orang tergelincir
Gurindam di atas mengandung maksud bahwa ....
a. banyak-banyaklah memuji orang
b. memuji dan membicarakan orang sama-sama tidak baik
c. menebar fitnah bisa berbahaya bagi orang lain
d. membicarakan kebaikan dan kejelekan orang harus berhati-hati
e. berawal dari suatu pembicaraan seseorang bisa melukai seseorang
5. Puisi lama
Bapak itu pergi ke pasar
Pulangnya membeli roti
Anak itu rajin belajar
Sayangnya lupa mengaji

Puisi baru
Habis bulan terima gaji
Debet kredit dihitung ulang
Sekali ini harta sendiri membuat pusing kepala pening
Masuk kiri keluar kanan
Perbedaaan puisi lama (pantun) dengan puisi baru di atas adalah ....
a. puisi lama mementingkan isi, puisi modern mementingkan bahasa
b. puisi lama mudah dimengerti, puisi modern sulit dipahami
c. puisi lama terikat persajakan, puisi modern tidak terikat jumlah baris
d. puisi lama terikat berisi nasihat, puisi modern berupa kisah nyata
e. puisi lama tidak jelas pengarangnya, puisi modem dikenal pengarangnya
6. Ada layar putih kemilau
Menuju ke pulau bernyiur hijau
Ada debar kasih menghimbau
Ke hari lampau di sebuah dangau
Puisi di atas berbentuk ....
a. Pantun
b. Syair
c. Talibun
d. Gurindam
e. Puisi baru
7. Pantun pada soal nomor 6 di atas menyatakan ....
a. kesedihan
b. kesenangan
c. kenestapaan
d. kegalauan angan
e. kesetiaan
8. Berikuy contoh pertanyaan literal, yaitu .... ........
a. Apa tema pantun tersebut?
b. Apa jumlah suku kata pada larik ketiga pantun tersebut?
c. Apa arti mimpi dalam pantun tersebut?
d. Apa kesamaan umum yang menandai puisi lama?
e. Mengapa karmina digolongkan ke dalam pantun?
9. Apakah talibun layak digolongkan ke dalam bentuk pantun mengingat jumlah
lariknya empat buah?
Pertanyaan di atas berisi kritik/evaluasi terhadap ....
a. kesalahan pantun
d. cara penyajian pantun
b. penggolongan pantun
e. penyimpangan peraturan isi pantun
c. kelayakan isi pantun
10. Pantun-pantun itu berkaitan dengan politik dan budaya. Hanya satu bait yang
menyinggung masalah pergaulan remaja.

Berdasarkan hasil analisis tersebut, evaluasi yang tepat adalah ....


a. Pantun memiliki keragaman tema.
b. Pantun tersebut layak dibaca oleh kalangan pelajar.
c. Masalah politik dan budaya belum layak dibaca oleh kalangan remaja.
d. Remaja sangat disarankan untuk membaca pantun-pantun tersebut.
e. Perlu ada perbaikan terhadap tema-tema itu sehingga bisa selaras dengan
kehidupan remaja sebagai calon pembacanya.
B. Soal terdiri atas tiga bagian, yaitu PERNYATAAN, SEBAB, dan ALASAN yang
secara berurutan.
Pilihlah
(A) Pernyataan BENAR, alasan BENAR, keduanya menunjukkan SEBAB AKIBAT
(B) Pernyataan BENAR, alasan BENAR, tetapi keduanya TIDAK menunjukkan
SEBAB AKIBAT
(C) Jika Pernyataan BENAR, alasan SALAH
(D) Jika Pernyataan SALAH, alasan BENAR
(E) Pernyataan dan alasan keduanya SALAH
2. Ciri umum puisi lama adalah terikat berbagai temuan
SEBAB
Puisi modern adalah puisi yang mementingkan keindahan bahasa.
3. Pantun dan syair merupakan puisi lama, tetapi memiliki karakteristik yang berbeda.
SEBAB
Pantun berima a-b-a-b, sedangkan syair berima a-a-a-a.
4. Pantun terdiri atas 4 baris.
SEBAB
Karmina terdiri atas 4 baris.
5. Bentuk gurindam tidak jauh berbeda dengan pantun.
SEBAB
Pantun terdiri atas dua baris, yakni 1 sampiran dan 1 isi.
6. Pertanyaan literal merupakan pertanyaan yang menuntut jawaban berupa
pemaknaan.
SEBAB
Pertanyaan inferensial merupakan pertanyaan yang menuntut simpulan atas bentuk
puisi.
C. Pilihlah:
(A) jika jawaban (1), (2), dan (3) yang benar
(B) jika jawaban (1) dan (3) yang benar
(C) jika jawaban (2) dan (4) yang benar
(D) jika jawaban (4) saja yang benar ,
(E) jika semua jawaban (1), (2), (3), dan (4) benar
1. Ketentuan pantun sebagai puisi lama adalah

(1) terdiri atas 4 larik


(2) pola rima a-a-a-a
(3) memiliki sampiran dan isi
(4) terdiri atas 816 suku kata
2. Karya yang termasuk puisi lama adalah!
(1) pantun
(3) gurindam
(2) syair ,
(4) puisi modern
3. Pantun yang terdiri atas beberapa bait dan sambung-menyambung disebut....
(1) talibun
(3) karmina
(2) pantun berkait
(4) seloka
4. Pantun yang terdiri atas dua baris, baris pertama sampiran dan baris kedua isi,
adalah
(1) gurindam
(3) seloka
(2) syair
(4) karmina
5. Pertanyaan yang dapat diajukan untuk menganalisis pantun adalah ....
(1) pertanyaan literal
(3) pertanyaan inferensial
(2) pertanyaan interpretatif (4) pertanyaan kritis

Anda mungkin juga menyukai