Retinoblastoma adalah keganasan primer intraokular yang paling sering terjadi pada anak dan mewakili sekitar 3% dari keseluruhan kasus keganasan pada anak (Kanski, 2007). Menurut American Academy of Ophthalmology (2007), frekuensi Retinoblastoma 1 : 14.000 sampai 1 : 20.000 kelahiran hidup, bergantung pada masing-masing negara. Retinoblastoma merupakan tumor masa kanak-kanak yang jarang namun bisa berakibat fatal. Dua pertiga kasus muncul sebelum akhir tahun ketiga. Meskipun jarang, berdasarkan kasus yang dilaporkan, retinoblastoma timbul hampir di segala usia (Shetlar, 2010). Pada 90% kasus, diagnosis ditegakkan sebelum akhir tahun ketiga (Fredrick, 2010). Sekitar 60% kasus bersifat unilateral dan non-herediter, 15 % unilateral dan herediter, dan 25% bilateral dan herediter. Keterlibatan yang bersifat bilateral ditemukan sebanyak 42% pada usia kurang dari 1 tahun (Herzog, 2004). Di kota Medan, Sebuah penelitian deskriptif yang dilakukan oleh Selvi dengan melihat rekam medik kasus retinoblastoma yang berobat ke Subbagian HematologiOnkologi Anak Bagian Ilmu Kesehatan Rumah Sakit Haji Adam Malik periode 1999-2003 memperlihatkan kejadian retinoblastoma unilateral dan bilateral paling banyak pada kelompok usia 0-5 tahun sebesar 40,6% dan 46,9%. Laki-laki lebih banyak dari perempuan pada unilateral (34,4% vs 12,5%) dan bilateral (34,4% vs 18,7%). Retinoblastoma biasanya tidak disadari hingga tumor berkembang menjadi cukup besar sehingga menimbulkan manifestasi klinis berupa pupil putih (leukokoria), strabismus, atau peradangan (Shetlar, 2010). Pada tahap timbulnya manifestasi klinis ini, barulah orang tua membawa anaknya ke dokter. Secara umum, samakin dini penemuan dan terapi tumor, semakin besar kemungkinan untuk mencegah perluasan tumor. Maka, semua anak dengan strabismus atau
Universitas Sumatera Utara
peradangan intraokular harus dievaluasi untuk mencari adanya retinoblastoma.
Tumor stadium awal biasanya terlihat hanya bila dicari (Shetlar, 2010). Dalam menentukan strategi pengobatan, tujuan pertama adalah untuk menyelamatkan kehidupan, selanjutnya menyelamatkan mata, dan terakhir untuk menyelamatkan visus (American Academy of Ophthalmology, 2007). Enukleasi adalah terapi pilihan untuk retinoblastoma dengan ukuran besar. Sedangkan tumor yang berukuran lebih kecil dapat diterapi secara efektif dengan radioterapi plaque atau external beam, krioterapi, atau fotokoagulasi laser. Kemoterapi juga dapat digunakan untuk mengobati tumor yang sudah meluas ke otak, orbita, atau ke distal dan biasanya diberikan setelah dilakukan enukleasi pada pasien dengan resiko penyebaran penyakit yang tinggi (Shetlar, 2010). Kemoterapi dapat digunakan untuk memperkecil ukuran tumor besar sebelum dilakukan terapi jenis lain dan terkadang sebagai terapi tunggal (Shetlar, 2010). Kemoterapi digunakan untuk meminimalkan efek yang terjadi akibat modalitas terapi lain, seperti enukleasi yang dapat menyebabkan kehilangan bola mata, atau External-beam Radiation Therapy yang dapat mengakibatkan kerusakan lensa atau saraf optik akibat dari proses pengobatan yang berkaitan dengan radiasi (Kim dkk, 2003). Berdasarkan latar belakang tersebut, penulis tertarik untuk meneliti mengenai karakteristik pasien retinoblastoma di Rumah Sakit Umum Pusat Haji Adam Malik Medan. Hasil penelitian ini juga diharapkan dapat memberikan informasi mengenai karakteristik pasien retinoblastoma, khususnya di Rumah Sakit Umum Pusat Haji Adam Malik Medan.
Universitas Sumatera Utara
1.2. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan di atas, rumusan permasalahan penelitian ini adalah, Bagaimanakah karakteristik pasien retinoblastoma di Rumah Sakit Umum Pusat Haji Adam Malik Medan Tahun 2008-2011?
1.3. Tujuan Penelitian
1.3.1. Tujuan Umum Secara umum penelitian ini bertujuan untuk mengetahui karakteristik pasien retinoblastoma di Rumah Sakit Umum Pusat Haji Adam Malik Medan Tahun 2008-2011. 1.3.2. Tujuan Khusus 1. Mengetahui distribusi pasien retinoblastoma di RSUP Haji Adam Malik Medan Tahun 2008-2011 berdasarkan jenis kelamin. 2. Mengetahui distribusi pasien retinoblastoma di RSUP Haji Adam Malik Medan Tahun 2008-2011 berdasarkan kelompok usia. 3. Mengetahui distribusi pasien retinoblastoma di RSUP Haji Adam Malik Medan Tahun 2008-2011 berdasarkan lokasi tumor. 4. Mengetahui distribusi lokasi tumor pasien retinoblastoma di RSUP Haji Adam Malik Medan Tahun 2008-2011 berdasarkan jenis kelamin. 5. Mengetahui distribusi lokasi tumor pasien retinoblastoma di RSUP Haji Adam Malik Medan Tahun 2008-2011 berdasarkan kelompok usia. 6. Mengetahui distribusi pasien retinoblastoma di RSUP Haji Adam Malik Medan Tahun 2008-2011 berdasarkan keluhan utama. 7. Mengetahui distribusi pasien retinoblastoma di RSUP Haji Adam Malik Medan Tahun 2008-2011berdasarkan jenis terapi. 8. Mengetahui distribusi pasien retinoblastoma di RSUP Haji Adam Malik Medan Tahun 2008-2011 berdasarkan asal daerah.
Universitas Sumatera Utara
1.4. Manfaat Penelitian
1.4.1. Bagi RSUP Haji Adam Malik Medan a. Penelitian
ini
berguna
untuk
mengetahui
karakteristik
pasien
retinoblastoma di RSUP Haji Adam Malik Medan berdasarkan jenis
kelamin, usia, lokasi tumor, keluhan utama, jenis terapi dan asal daerah sehingga diharapkan berguna sebagai tambahan informasi bagi RSUP Haji Adam Malik Medan. b. Penelitian ini diharapkan memberikan informasi sehingga dapat menjadi bahan rujukan bagi penelitian selanjutnya di RSUP Haji Adam Malik Medan yang berhubungan dengan penelitian ini.
1.4.2. Bagi Masyarakat
Penelitian ini berguna untuk memberikan tambahan pengetahuan dan informasi kepada masyarakat tentang karakteristik pasien retinoblastoma.
1.4.3. Bagi Peneliti
Sebagai kesempatan mengintegrasikan ilmu yang telah didapat di bangku kuliah dalam bentuk penelitian yang dilakukan secara mandiri sehingga