Mola Hidatidosa PDF
Mola Hidatidosa PDF
TINJAUAN PUSTAKA
2.1
Molahidatidosa
2.1.1 Defenisi
Molahidatidosa adalah kehamilan abnormal dimana seluruh villi
korialisnya mengalami perubahan hidrofobik.11 Molahidatidosa merupakan
bagian dari penyakit trofoblas gestasional / Gestational Thropoblatic
Disease (GTD) yaitu kelompok penyakit yang ditandai dengan proliferasi
abnormal trofoblas pada kehamilan dengan potensi keganasan.Spektrum
keganasan dari GTD adalah dalam bentuk koriokarsinoma.Molahidatidosa
adalah neoplasma jinak dari sel trofoblas.Pada molahidatidosa kehamilan
tidak berkembang menjadi janin yang sempurna, melainkan berkembang
menjadi patologik.12,13,14,15 Terapi yang optimal pada kelompok penyakit ini
terletak
pada
diagnosis
yang
benar,
menilai
risiko
keganasan,
tepat.Molahidatidosa
diterapi
dengan
evakuasi
mola
atau
2.1.2 Insidensi
Pada
konsepsi
normal,
setiapsel
tubuh
pasangandari
ibudan
yang
lainnyadari
ayah.Dalamkonsepsinormal,spermatunggal
kromosommembuahisel
telurdengan
dengan23
23kromosom,
sehingga
akan
.
Gambar 1.Skema Konsepsi Normal
saat
itu
juga.
Tetapi
dalam
kasus
yang
jarang
sel
tersebut
2.1.4 Diagnosis
Pasien dengan kehamilan molahidatidosa biasanya datang dengan
perdarahan pervaginam (89-97%) dan bila sudah berlangsung lama dapat
menyebabkan
anemia.
Diagnosa
dengan riwayat keluar jaringan vesikel hidatid yang mirip anggur. Hampir
80% pasien datang dengan ukuran uterus yang lebih besar dari usia
kehamilan dengan ketiadaan denyut jantung janin. Pada 15-25% kasus
MHK disertai dengan hiperemesis gravidarum yang berkaitan dengan
peningkatan kadar -hCG dan besar uterus. Pada 12-27% MHK disertai
dengan preeklampsia. Pada 2-7% pasien MHK terdapat hipertiroidisme
yang tampak secara klinis. Insufisiensi paru terjadi pada 2% kasus MHK.
Pada kasus-kasus seperti ini distres pernafasan akut dapat muncul
setelah
evakuasi
pernafasan
akut
molahidatidosa.
adalah
dispnea,
Tanda
dan
takikardi,
gejala
dan
dari
takipnea.
distres
Pada
pada 4-11% dan 1-4% kasus. Kista teka lutein, hiperemesis dan hipertiroid
jarang
dan
sensitif
untuk
menegakkan
diagnosa
molahidatidosa.
2.1.5 Tatalaksana
Penatalaksanaan molahidatidosa terdiri dari dua fase yaitu :
evakuasi jaringan mola segera, dan follow up untuk mendeteksi proliferasi
trofoblas persisten atau perubahan keganasan. Evaluasi awal sebelum
evakuasi atau histerektomi paling tidak mencakup pemeriksaan sepintas
untuk mencari metastasis.Radiografi toraks harus dilakukan untuk mencari
lesi paru berupa lesi koin. Pemeriksaan Computed Tomografi (CT) scan
dan Magnetic Resonance Imaging (MRI) untuk melihat metastase ke
hepar dan otak tidak dilakukan secara rutin. 3,4,5,17,19
Aspirasi vakum merupakan terapi pilihan untuk molahidatidosa,
berapapun
ukuran
uterusnya.Untuk
molahidatidosa
yang
besar,
FIGO
tahun
2000
penanganan
paska
evakuasi
Kehamilan
dapat
terjadi
selama
periode
pengawasan
dan
Berkowitz
dan
Goldstein
kadar
-hCG
pada
pasien
meningkat
atau
ditegakkan.3,4,5,17,18,20,21
plateu
maka
diagnosa
PTG
dapat
2.2
suatu
glikoprotein
dengan
aktivitas
biologi
yang
mirip
dengan
2.3.
Hormon Tiroid
Prevalensi gangguan hormon tiroid, hipotiroid dan hipertiroid sekitar
klinis yang bervariasi bergantung pada usia pasien, derajat gangguan, dan
lamanya penyakit. Dengan demikian diagnosis klinisnya sering menjadi
tantangan.Untungnya adanya gangguan tiroid dapat dengan mudah
dikonfirmasi secara biokimia. Gambaran klinis, bersamaan dengan
penggunaan sejumlah tes biokimia dan modalitas pencitraan yang
terbatas, dapat dipakai untuk mendiagnosa sebagian besar penyakit tiroid
yang dihadapi oleh dokter umum, dokter keluarga dan dokter kebidanan
dan kandungan.23
2.4
Stimulating
Hormon
merangsang pembentukan
dan
disukai untuk evaluasi fungsi tiroid pada pasien rawat jalan. Pada situasi
tertentu, dengan kecurigaan gangguan hipofisis atau hipotalamus,
penyakit kritis, kelaparan, penggunaan obat-obatan tertentu (dopamin atau
glukokortikoid dosis tinggi), dan sindrom resistensi hormon tiroid, penilaian
TSH mungkin dapat membantu dan seharusnya tidak dipakai sendiri untuk
menentukan fungsi tiroid. Untungnya kondisi ini secara klinis jelas atau
sangat jarang sekali.Penilaian TSH telah mengalami perkembangan lebih
dari 20 tahun. Rentang kadar TSH yang normal pada kebanyakan
laboratorium sekitar 0.35.5 U/mL, tetapi bergantung pada penilaian
spesifik yang digunakan.23
Generasi pertama
radioimmunoassay
2.5
TSH
yang
sensitif
dipakai
secara
luas,
namun
biasanya normal pada dua keadaan terakhir). Pada kasus ini uji hormon
tiroid bebas direkomendasikan selain penilaian TSH.24
primer
tua.Investigasi
lebih
subklinis,
lanjut
umumnya
normalnya
tampak
pada
menunjukkan
orang
goiter
2.5.4 Kadar TSH normal atau rendah, kadarT3 atau T4 bebas rendah
(panel 4)
Kadar TSH normal atau rendah dan kadar T3 atau T4 bebas yang
rendah menunjukkan pola yang khas pada pasien yang tidak sehat
dengan penyakit non tiroid, kombinasi yang paing sering adalah kadar T3
bebas yang rendah dengan kadar TSH pada rentang normal. Namun,
pada
individu
tanpa
penyakit
konkomitan
yang
jelas,
harus
diperhatikan bahwa
dalam 2-3
bulan pengobatan
hasil
seperti
ini
selalu
menunjukkan
adanya
2.6
Ratio
(THBR)
rendah
selama
kehamilan
pada
keadaan
peningkatan TBG yang sangat ekstrim. Oleh karena itu status tiroid dari
wanita hamil harus dinilai dengan mengukur TSH serum dan kadar T4 dan
T3 bebas yang di ukur dengan dialisis ekuilibrum. Meskipun terjadi
peningkatan protein pengikat hormon tiroid selama kehamilan, T4 dan T3
aktif atau T4 dan T3 bebas tetap normal pada pasien yang eutiroid. Status
eutiroid dari pasien ini dicerminkan oleh kadar TSH serum yang normal.
Namun seperti yang didiskusikan, perhatian harus diberikan dengan kadar
TSH yang rendah yang terdeteksi selama trimester pertama kehamilan.
atau
sedikit
hipertiroidnya.
Uji
meningkat
tiroid
harus
seharusnya
diulang
tidak
dalam
diobati
minggu
karena
untuk
pasien
merupakan
tirotoksik
dan
harus
mendapatkan
pasien
harus
dievaluasi
oleh
ahli
endokrin
untuk
2.7