Merancang jalan raya, jalan baja, dan saluran-saluran yang mempunyai garis gradien
paling sesuai dengan topografi yang ada.
b)
c)
d)
e)
dan pemegang rambu ukur pada saat pembacaan demi dicapainya hasil yang konsisten.
Ketepatan survei tergantung dari ketelitian membuat garis bidik horizontal, kemampuan
pemegang rambu ukur dalam memegang rambu ukur secara vertical, dan presisi rambu ukur
yang dibaca. Ketepatan alat yang memakai nivo gelembung gas juga harus memperhatikan
penyetelan tabung nivo dan presisi sejajar suatu nivo dan garis bidik. Tidak boleh terjadi
penurunan alat di antara waktu bidik belakang dan bidik muka pada stasiun alat. (Wirshing,
1995)
3.2. Pengoperasian Alat
Waterpass harus disetel sebelum memulai operasi sifat datar. Setelah alat disetel,
operasi waterpass terdiri dari memasang, mendatarkan, dan melakukan pembacaan sampai
ketepatan tertentu. Pembacaan terdiri dari penentuan posisi dimana salib sumbu tampak
memotong rambu ukur dan mencatat hasil pembacaan tersebut. Tiap alat yang dipasang
memerlukan satu pembacaan bidik belakang untuk menetapkan tinggi alat dan paling sedikit
satu pembacaan bidik muka untuk menentukan elevasi titik di sebelah muka (sebuah titik
stasiun atau elevasi). Pembacaan halus biasanya sampai 0,01 ft kecuali digunakan target pada
rambu ukur. Target tunggal yang dibaca dapat menimbulkan kesalahan tak sengaja. Tambahan
bidik muka dapat dilakukan terhadap titik-titik lain yang dapat dilihat dari tempat alat
dipasang apabila elevasi titik-titik ini juga diperlukan. Tergantung pada tipe survei dan alat
yang dipakai, baik benang tengah, semua ketiga benang salib sumbu, atau cara dengan
mikrometer dapat digunakan untuk melakukan pembacaan. (Wirshing, 1995)
3.3. Pengukuran Sipat Datar Memanjang (terbuka)
Sipat datar memanjang adalah suatu pengukuran yang bertujuan untuk mengetahui
ketinggian titik-titik sepanjang jalur pengukuran dan pada umumnya digunakan sebagai
kerangka vertikal bagi suatu daerah pemetaan. Sipat datar memanjang terbagi menjadi sipat
datar terbuka dan tertutup.
3. Baca Rambu A (BA, BT, BB). Hitung koreksi dengan cara BT=(BA+BB):2
4. Baca rambu B (BA, BT, BB). Hitung koreksi dengan cara BT=(BA+BB):2
Nilai beda tinggi dari waterpass terbuka dapat kita cari dengan cara mengurangi
bacaan benang tengah belakang dan muka, dengan rumus:
hAB = BTA BTB
BTA = Bacaan benang tengah belakang
BTB = Bacaan benang tengah muka
Begitu selanjutnya untuk titik pengamatan yang lain, sehingga akan di dapat nilai
beda tinggi dari titik yang kita amati. Dalam perhitungan beda tinggi tidak membutuhkan
koreksi kesalahan beda tinggi. Dengan contoh gambar diatas beda tinggi dapat kita tentukan
dengan persamaan:
Tinggi titik 3
H3 = H2 + h23
.
.
.
dst
4. Tinggi titik B
HB = H5 + h5B