Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
INTISARI
Penelitian dilakukan di daerah perbukitan Hargodumilah atau yang sering dikenal
sebagai bukit bintang di daerah Piyungan dan Pathuk Gunungkidul. Tujuan dari penelitian
ini ialah untuk mengetahui potensi bahaya dari tanah longsor daerah penelitian.
Digunakan metode seismik refraksi dengan instrumen alat seismik PASI seismograph.
Metode seismik refraksi merupakan salah satu metode geofisika yang memanfaatkan
peramabatan gelombang seismik yang merambat menjalar dibawah permukaan.
Gelombang yang digunakan disini adalah gelombang bias. Dari data cepat rambat
gelombang yang didapat kemudian dilakukan pengolahan serta analisa kecepatan dan
analisa kedalaman. Pengolahan data dengan perhitungan metode T-X ITM dan metode
Delay Time metode GRM. Lokasi pengambilan data dilakukan di 3 lokasi berbeda dan
mengambil 15 buah lintasan. Pada stopsite 1, 2, 3 didapatkan berbagai nilai kecepatan
lapisan adalah 700 m/s diinterpretasikan adalah sand dan lapisan dengan nilai
kecepatan 2800 m/s adalah clay. Pada paper ini dikhususkan membahahas
keadaan stopsite 1 pada lintasan 3. Sehingga dapat disimpulkan bahwa daerah
telitian dengan litologi seperti di atas memungkinkan terjadi longsor jika terjadi
hujan yang cukup lebat dan daerah telitian memiliki lapisan kemiringan yang
memungkinkan terjadi longsor.
Kata Kunci : clay, metode T-X, ITM, metode Delay Time, metode GRM, PASI
seismograph, sand.
ABSTRACT
The study was conducted in hilly areas Hargodumilah often known as the star
of the hill in the area of Gunung Piyungan and Pathuk. The purpose of this study was to
determine the potential danger of landslides area of research. Seismic refraction method
is used with the instrument tool PASI seismic seismograph. Seismic refraction method is a
geophysical method that utilizes seismic waves propagate peramabatan spread below the
surface. Wave that is used here is the wave of bias. Fast propagation of the data obtained
and then do the processing and analyzing the speed and depth of analysis. Data
processing with the calculation method of T-X ITM and methods Delay Time GRM
method. Location data collection is done in 3 different locations and took 15 pieces of
track. In stopsite 1, 2, 3 obtained various speed grades layer is 700 m / s are
interpreted is sand and a layer with a velocity value of 2800 m / s is clay. In this paper
devoted membahahas state stopsite 1 on the track 3. It can be concluded that the area
carefully situations with lithology as above allows a landslide when it rains fairly dense
and carefully situations region has a layer that allows landslide slope.
Keywords : clay , methods of T - X , ITM , Time Delay methods , methods of
GRM , PASI seismograph , sand.
1. PENDAHULUAN
Perkembangan saat ini ilmu geofisika
digunakan untuk banyak hal seperti
untuk eksplorasi bahan galian, penelitian
kebumian, eksplorasi migas dan
sebagainya. Di dalam eksplorasi dengan
geofisika terdapat banyak metode. Salah
satunya adalah metode seimik.
Metode seismik dibagi menjadi 2
yaitu metode seimik refraksi dan metode
seimik refleksi. Pada prinsipnya, metode
seismik refraksi maupun seismik refleksi
sama-sama memanfaatkan perambatan
gelombang seismik yang merambat
dalam bumi. Perbedaan pemanfaatan
gelombang ini berdasar hasil pembiasan
gelombang yang merupakan metode
seismik refraksi dan pemantulan
gelombang pada metode seimik refleksi.
Pada dasarnya dalam metode ini
diberikan suatu gangguan berupa
gelombang seismik pada suatu sistem
kemudian gelombang tersebut ditangkap
melalui geophone. Waktu tempuh oleh
gelombang antara sumber dan penerima
akan menghasilkan gambaran tentang
kecepatan dan kedalaman lapisan.
Metode T-X Intercept Time adalah
metode paling sederhana dari metode
seismik refraksi. Dimana merupakan
materi dasar perhitungan dalam metode
seismik. Metode ini dibagi menjadi satu
lapisan, banyak lapisan dan lapisan
miring. Metode GRM (Generalized
Reciprocal Method) merupakan turunan
dari metode Delay Time yang digunakan
untuk mencari Hidden Layer dan Blind
Zone menggunakan dasar XY Direct dan
XY Observasi yang menggunakan nilai
kasar dan undulasi refraktor.
2. DASAR TEORI
2.1. Seismik Refraksi
Metode seismik merupakan
salah satu metode yang sangat penting
dan banyak dipakai di dalam teknik
geofisika. Hal ini disebabkan metode
seismik mempunyai ketepatan serta
resolusi yang tinggi di dalam
memodelkan struktur geologi di bawah
permukaan bumi. Dalam menentukan
struktur geologi, metode seismik
dikategorikan ke dalam dua bagian yang
a
b
Satu
lapisan
datar
(Single
Horizontal Layer)
Banyak Lapisan Datar (Multi
Horizontal Layers)
ti=
xx 1 y y 1
=
x 2x 1 y 2 y 1
(2.5)
Kecepatan lapisan pertama (V 1) dan
lapisan kedua (V2),
V 1=
1
m1
y1 y0
x1 x0
Gambar 2.1. Kurva Travel Time Dan
Penjalaran Gelombang Pada Satu Lapisan
OM MP PR
+
+
V 1 V 2 V 1 (2.1)
X 2 Z cos ic
+
V2
V1
(2.2)
Berdasarkan definisi Intercept Time (ti),
maka X=0, maka Tt=ti, sehingga ;
Tt=
2 Z cos ic
V1
V 2=
y2 y0
x2 x0
dimana
m1=
dimana
m2=
(2.6)
1
m2
(2.7)
(2.3)
Maka, ketebalan lapisan pertama (Z1)
dapat dicari dengan persamaan,
Z1=
1 t 1 v1
2 cos i c
(2.4)
Persamaan Intercept Time (ti) sendiri
yaitu:
Gambar
2.2.
Ilustrasi
Penjalaran
Gelombang Seismik Dua Lapisan Datar
YangBerhubungan Dengan Kurva JarakWaktu
V2>V
V3>v
t 12 V 1
Z1=
Z2=
2 Z 2 cos i c 2 2 Z 2 cos i c
+
V2
V1
V1
)
V3
t i 3
V1
cos(sin1
)
V2
cos(sin1
2 cos(sin1
(2.9)
Berdasarkan Intercept time (ti), X=0,
maka Tt=t12, sehingga :
2 Z2 cos i c 2 2 Z 2 cos i c
+
Tt=t12=
V2
V1
(2.10
Maka, ketebalan lapisan kedua (Z2)
dapat dicari dengan persamaan,
Z2
2 Z1 cos i c
)
V1
2 cos i c2
V 2(t 12
(2.11)
Untuk lapisan yang lebih dari 2 lapisan
Waktu total dicari dengan persamaan:
Tt=
n1
2 Z 1 cos i ci
X
+
V n i1
Vi
(2.12)
Sedangkan untuk 3 lapisan datar,
kedalaman Z1,Z2, dan Z3dapat dicari
dengan:
V1
)
V2
(2.13)
(2.8)
Tt= V 3 +
1
2
SA AB BC CF
+
+
+
V1 V2 V3 V1
Tt=
2 cos (sin
V2
)
V3
(2.14)
Z3=
V1
V2
)
2 Z 2 cos (sin 1
)
V4
V3
t i4
V1
V2
cos(sin 1
)
V2
cos (sin1
)(
2 cos(sin
V3
V2
)
V4
(2.15)
[ ( ) ( )]
V
V
1
sin 1 1 sin 1 1
2
Vd
V2
(2.19)
1
Gambar
2.3.
Skema
Perambatan
Gelombang Pada Lapisan Miring Dan
Hubungannya Dengan Kurva T-X Pada
Lapisan Miring Menggunakan Forward Dan
Reverse Shoot.
Metode
sebelumnya
hanya
menggunakan
forward
shooting,
sedangkan untuk aplikasi lapisan miring
menggunakan forward shooting dan
reverse shooting. Pada gambar 4, titik A
= sumber dan B= geophone (forward
shooting),sedangkan titik B= sumber
dan A= geophone (reverse shooting).
Sumber energI di titik A menghasilkan
gelombang
refraksi
down-going
(raypath A-M-P-B) , dan sumber energi
di titik B menghasilkan gelombang
refraksi up-going (ray path B-P-M-A).
Waktu rambat ABCD (Tt) pada lapisan
miring sebagai berikut:
Tt=
c= 2
X sin(c + ) 2 Z a cos c X
+
= +t a
V1
V1
Vd
(2.17)
Tu=
X sin(c ) 2 Z a cos c X
+
= + ta
V1
V1
Vd
V1
sin(c + )
dan Vu =
V1
sin(c ) (2.21)
Dimana, V1>Vd dan V1<Vu
Sedangkan persamaan Intercept Time
pada lapisan miring (X=0) antara lain:
Td=ttd=
2 Z d cos c
V1
Tu=ttu=
2 Zu cos c
V1
dan
(2.22)
2td V 1
2 cos
Zb=
2t u V 1
2 cos
(2.23)
Berbeda
dengan
cara-cara
sebelumnya,
dengan
mempertimbangkan adanya kecepatan
semu (Vapp), maka kecepatan V1 dan V2
dapat dicari dengan persamaan,
(2.18)
Besar sudut kemiringan lapisan (
V1
V
+ sin1 1
Vd
V2
(2.20)
X cos ( Z a + Z b ) cos c
+
V2
V1
(2.16)
[ ( ) ( )]
sin 1
V 1=
V 1 up +V 1 down
2
(2.24)
V2=
V 2 up +V 2 down
2
(2.25)
dimana,
x1 x0
V1up= y 1 y 0
x1 x0
y1 y0
V1down=
(2.26)
Serta
x1 x1
V2up= y 1 y 1
x1 x1
y1 y1
V2down=
(2.27)
T ( AG , XY )=
T AY T BX T AB
2
(2.28)
Dengan Tv adalah waktu jalar dari
A ke G yang terletak diantara E dan F
(lihat gambar b). Jika dapat diperoleh
harga XY optimum maka titik E dan F
akan berimpit sehingga didapatkan
bentuk biasan dari dua arah dengan titik
bias yang sama.
Pemilihan XY optimum ini
dilakukan dengan menggambar semua
grafik analisis kecepatan, dan ditentukan
grafik yang tidak banyak berundulasi
(regresi linearnya memiliki koefisien
korelasi paling besar)
Setelah diperoleh besarnya XY
optimum dihitung kecepatan rerata (V
avg) yang dirumuskan sebagai berikut :
Vavg=
V 2XY
XY +2 T G V
(2.29)
dimana :
AB+
XY
V'
(2.30)
T AY T BX
T G ( AG , XY ) =
Dengan V adalah kecepatan
semu dibawah titik G (diperoleh dari
slope lapisan pertama di bawah
geophone). Vavg adalah kecepatan rerata,
dan XY adalah jarak optimumnya.
Berdasarkan hasil kecepatan
rerata persamaan dibawah dapat
diperoleh kedalaman bidang pembias di
bawah titik G sebagai :
hp=
T G V avg
cos i
(2.31)
I=
sin 1
V avg
V
Geometri
pembias
dapat
(2.32)
kedalaman
diperoleh
mengeplot kedalaman
Gam
bidang
dengan
h p pada tiap
tiap geophone.
3. METODE PENELITIAN
3.1. Waktu dan Lokasi Penelitian
Kegiatan lapangan praktikum
seismik refraksi ini dilakukan oleh
mahasiswa yang menempuh praktikum
seismik refraksi. Kegiatan ini dilakukan
di jalan Wonosari tepatnya di desa
Tambalan RT 06 Pos Piyungan, Bantul
dan sekitarnya. Acara ini berlangsung
tiga hari, Kamis, Jumat dan Minggu
tanggal 5 sampai 7 Mei 2016.
a.
d.
e.
f.
g.
h.
4. PEMBAHASAN
4.1. Metode T-X ITM
4.1.1. Line 3
4.1.1.1. Tabel Pengolahan
Metode T-X Metode ITM
Data
4.1.1.2. Grafik
Data
4.1.1.2. Grafik
10
Gambar
diatas
merupakan
korelasi dari penampang kecepatan pada
stopsite 1. Dimana urutan dari atas
adalah lintasan kelompok 11, 3 dan 12.
Semakin kebawah menunjukkan nilai
kecepatan
yang
besar
semakin
berkurang. Hal itu menunjukkan nilai
kecepatan semakin ke selatan semakin
berkurang. Jika ditinjau dari kondisi
dilapangannya semakin ke selatan maka
kita akan mendekati jurang.
4.2. Perbandingan Metode ITM dan
GRM
Pada dasarnya kedua metode
tersebut menghasilkan interpretasinya
relatif sama, baik dalam peta kecepatan,
peta kedalaman, maupun peta 3D. Yang
membedakan adalah pada metode ITM
proses pengolahannya lebih sederhana
dan hasil dari profil bawah permukaan
cukup sederhana, sedangkan metode
GRM pengolahannya lebih ribet jika
dibandingkan dengan metode ITM dan
hasil dari profil bawah permukaannya
dapat mengetahui bentuk geometrinya.
5. KESIMPULAN
Dari data yang telah di akuisisi
dan diolah serta diinterpretasikan, maka
dapat ditarik kesimpulan bahwa :
Kecepatan lapisan batuan di lintasan 3
keseluruhan didapat yaitu antara
sekitar 700 m/s hingga 2900 m/s.
11
12