Anda di halaman 1dari 40

1

MEMPERMUDAH OPERASI HITUNG BILANGAN BULAT


DENGAN MENGGUNAKAN TARSER
PADA SISWA KELAS VII SMPN KHUSUS KABUPATEN
JENEPONTO

AMIRULLAH, S.Pd.,M.Pd.
NIP. 19710221 199412 1 003
GURU MATEMATIKA

SMPN KHUSUS JENEPONTO


KABUPATEN JENEPONTO
SULAWESI SELATAN
TAHUN 2015

PEMERINTAH KABUPATEN JENEPONTO


DINAS PENDIDIKAN PEMUDAN OLAH RAGA
SMP NEGGERI KHUSUS JENEPONTO
Alamat : Jl. Kesehatan No. 101 Bontosunggu Kode Pos 92311

R E K O M E N D A S I
NO : 115/SMP.085/X/KP.2011
Yang bertandatangan di bawah ini kepala SMP Negeri Khusus Jeneponto Kabupaten
Jeneponto , menerangkan bahwa :
Nama

: Amirullah,S.Pd., M.Pd.

NIP

: 19710221 199412 1 003

Pangkat/ gol.

: Pembina Tk. I / IV/b

Jabatan Guru

: Guru Pembina

Tugas

: Mengajar Matematika

Benar adalah guru yang masih aktif pada SMP Negeri Khusus Jeneponto Kabupaten
Jeneponto dan direkomendasi untuk mengikuti kegiatan Simposium Guru dan Tenaga
kependidikan Tingkat Nasional pada tanggal 24-25 November 2015, dengan judul
MEMPERMUDAH
MENGGUNAKAN

OPERASI
TARSER

HITUNG

PADA

BILANGAN

SISWA

KELAS

BULAT

DENGAN

VII SMPN

KHUSUS

KABUPATEN JENEPONTO
Demikianlah Surat Rekomendasi ini kami berikan untuk mengikuti Lomba
kegiatan Simposium Guru dan Tenaga kependidikan Tingkat Nasional pada tanggal 24-25
November 2015, Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan (Ditjen GTK) pada
tahun 2015.

Jeneponto, 30 Oktober 2015


Kepala,

RUDIANTO,S.Pd
NIP. 19720409 200212 1 006

PEMERINTAH KABUPATEN JENEPONTO


DINAS PENDIDIKAN PEMUDAN OLAH RAGA
SMP NEGGERI KHUSUS JENEPONTO
Alamat : Jl. Kesehatan No. 101 Bontosunggu Kode Pos 92311

SURAT PERNYATAAN
Yang bertandatangan di bawah ini :
Nama

: Amirullah,S.Pd., M.Pd.

NIP

: 19710221 199412 1 003

Pangkat/ golongan

: Pembina Tk I / IV/b

Tugas

: Mengajar Matematika

menerangkan bahwa karya tulis yang berjudul MEMPERMUDAH OPERASI HITUNG


BILANGAN BULAT DENGAN MENGGUNAKAN TARSER PADA SISWA KELAS
VII SMPN KHUSUS KABUPATEN JENEPONTO adalah benar karya tulis asli bukan
jiplakan dan merupakan karya sendiri.
Demikianlah Surat Pernyataan ini dibuat untuk mengikuti kegiatan Simposium
Guru dan Tenaga kependidikan Tingkat Nasional pada tanggal 24-25 November 2015,
yang diselenggarakan Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan (Ditjen GTK)
pada tahun 2015.

Jeneponto, 30 Oktober 2015

Jeneponto, 30 Oktober 2015

Kepala,

Yang membuat pernyataan,

Amirullah,S.Pd.,M.Pd
RUDIANTO,S.Pd
NIP.19710221 199412 1 003

NIP. 19720409 200212 1 006

KATA PENGANTAR

Dengan memanjatkan puji syukur kepada Allah SWT, penulis akhirnya


dapat menyelesaikan PTK ini untuk mengikuti untuk mengikuti kegiatan
Simposium Guru dan Tenaga kependidikan Tingkat Nasional pada tanggal 24-25
November 2015, yang diselenggarakan Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga
Kependidikan (Ditjen GTK) pada tahun 2015. Kementerian Pendidikan Nasional.

Penulis mengucapkan terima kasih kepada seluruh pihak yang telah


membantu dalam penyelesaian tulisan ini, mulai dari tahap awal/perencanaan, tahap
pelaksanaan/observasi, dan tahap penyelesaian. Pihak-pihak tersebut antara lain,
guru matematika dan semua guru SMPN khusus Jeneponto, terutama Bapak Kepala
Sekolah atas bantuan untuk menyelesaikan PTK ini.
Tulisan ini menjadi sebagian dari kegiatan yang semestinya dilakukan oleh
guru-guru untuk menjadi guru yang profesional sebagaimana diamanatkan oleh
Undang-undang Nomor 14 Tahun 2005 Tentang Guru dan Dosen. Demikianlah
mudah-mudahan tulisan ini bermanfaat bagi guru-guru dan calon guru terutama
bagi penulis sendiri.
Jeneponto, 30 Oktober 2015
Penulis,
Amirullah, S.Pd.,M.Pd.

ABSTRAK

Amirullah. 2015. Mempermudah Operasi Hitung Bilangan Bulat dengan


Menggunakan Tarser pada Siswa Kelas VI SMPN Khusus Jeneponto Kabupaten
Jeneponto.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui efektivitas penggunaan tarser
dalam menyelesaikan soal operasi penjumlahan dan pengurangan pada bilangan
bulat mata pelajaran matematika Kelas VII SMPN Khusus Jeneponto. Jenis
penelitian ini termasuk Penelitian Tindakan Kelas (Classroom Action Research).
Penelitian ini meliputi: Merencanakan (planning), Tindakan (Action), Mengamati
(Observation) , dan Merefleksi (Reflection). Penelitian ini merupakan penelitian
berdaur (siklus), Untuk data hasil belajar yang diperoleh melalui tes/kuis dianalisis
dengan menggunakan Microsoft Office Excel untuk mendapatkan hasil analisis
statistik deskriptif berupa mean (rata-rata), median, nilai maksimun, nilai minimun,
dan simpangan baku. Tujuan dari analisis ini adalah untuk mendeskripsikan
karateristik responden/siswa.
Hasil belajar yang diperoleh melalui tes pada siklus pertama adalah dari 20
siswa diperoleh: 8 siswa (40%) pada kategori Baik sekali, 6 siswa (30%) pada
kategori Baik, 4 siswa (20%) pada kategori Sedang, 2 siswa (10%) pada
kategori kurang. Skor rata-rata hasil belajar pada siklus I pertama adalah 79
(79%) dengan kategori baik. Hasil belajar yang diperoleh melalui tes pada siklus
kedua adalah dari 20 siswa diperoleh: 8 siswa (40%) pada kategori Baik sekali,
6 siswa (30%) pada kategori Baik, dan 6 siswa (30%) pada kategori Sedang,
Skor rata-rata hasil belajar pada siklus II adalah 88(88%) dengan kategori Baik.
Dengan hasil tersebut di atas dapat dikatakan bahwa penggunaan media tarser
tergolong efektif dalam rangka peningkatan hasil belajar matematika pada
pembelajaran operasi penjumlahan dan pengurangan bilangan bulat di kelas VII.

ABSTRACT

Amirullah, 2014. The Use of tarser To Do Easily Counting Operation of Integer


for Seventh Grader of SMPN Khusus Jeneponto Kabupaten Jeneponto
This research aims to explore the affectivity of the use of tarser in order to solve
problems of addition and subtraction into mathematics lesson integer at grade VII
SMPN Khusus Jeneponto. It is included as classroom action research, and consists
of planning, acting, observing, and reflecting. Test/Quiz are instruments to measure
students achievement that is analyzed by using Microsoft Office Excel to obtain
result of statistic analyze such as mean, median, maximum value, minimum value,
dan standard deviation. The purpose of this analyze is to describe students
characteristics.
Learning achievement that is obtained by using test in the first cycle showed that
20 students are classified into categorical such as 8 students very good (40%), 6
students good (30%), 4 students fair (20%), and 2 students poor (10%). Average
of students scores in the first cycle is 79 (79%) included good category. Learning
achievement in the second cycle showed that 20 students are classified into
categorical such as 8 students very good (40%), 6 students good (30%), and 6
students fair (30%). Score average of the second cycle is 88 (88%) into good
category, By the result obtained above it can be concluded that the use of tool
tarser is effectively to enhance mathematic learning achievement in learning
addition and subtraction operation of integer number for seventh grader.

DAFTAR ISI
Halaman
Halaman Judul
i
Halaman Pengesahan
ii
Surat Peryataan
iii
Kata Pengantar
iv
Abstrak
v
Abstract
vi
Daftar Isi
vii
BAB I. PENDAHULUAN
1
A. Latar Belakang.. 1
B. Ruang Lingkup.. 2
C. Ruang Lingkup.. 2
D. Tujuan dan Manfaat.. 2
E. Sajian Definisi........ 2
BAB II. KAJIAN TEORI
3
A. Media Pembelajaran. 3
B. Peranan dan Fungsi Alat Peraga Pembelajaran 4
C. Alat Peraga Dalam Pembelajaran. 6
D. Hipotesis Tindakan... 7
BAB III. LANGKAH-LANGKAH PELAKSANAAN
A. Rancangan Alat... 8
B. Penerapan/Penggunaan Alat Tarser. 9
C. Alat Pengumpulan Data... 11
D. Prosedur Pembelajaran 12
E. Teknik Analisis Data 13
BAB IV. LAPORAN HASIL
A. Deskripsi Hasil Pembelajaran... 15
B. Analisis Hasil Pembelajaran. 17
BAB V. KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan.. 19
B. Saran
19
KEPUSTAKAAN
20
Lampiran-lampiran
21
- Lampiran-1 Gambar Tarser. 22
- lampiran-2 Foto-foto Aktivitas Siswa 23
- Lampiran-3 RPP.. 24
- Lampiran-4 Data Hasil Tes/Kuis Siklus Pertama........................................ 25
- Lampiran-5 Data Hasil Tes/Kuis Siklus Kedua 26
- Lampiran-6 Lembar Hasil Kerja Siswa 27
- Lampiran-7 Biodata.. 28

10

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pembelajaran yang berkualitas tentu menjadi tuntutan bagi setiap guru


ketika berada di depan kelas. Kemampuan guru menggunakan strategi
pembelajaran yang tepat untuk setiap materi pelajaran sangat diharapkan dalam
rangka meningkatkan hasil belajar siswa. Strategi yang dipilih pembelajaran tentu
membutuhkan media atau alat peraga yang dapat berfungsi efektif. Penggunaan
media akan sangat mempengaruhi daya serap siswa jika dilakukan dengan tepat.
Dalam mata pelajaran matematika di SMP ada beberapa materi pelajaran
yang nampaknya sulit dipahami oleh siswa dan atau sulit diajarkan oleh guru, hal
seperti ini biasanya terungkap dalam Musyawarah Guru Mata Pelajaran (MGMP)
Matematika. Salah satu materi tersebut adalah operasi pada bilangan bulat. Seorang
siswa sering kebingungan dalam konsep menjumlahkan dan mengurangkan
biasanya tertukar dengan konsep perkalian dan pembagian. Sebagai contoh, dalam
menentukan hasil dari -11 + (-2) atau -12 (-2). Siswa sering menjawab salah,
kesalahan siswa biasanya pemahaman konsep penjumlahan dipertukarkan dengan
konsep perkalian atau sebaliknya. Ada anak menjawab soal pertama maupun soal
kedua dengan hasil -10 atau dengan jawaban yang lain yang juga masih salah.
Kesalahan seperti ini sudah berlangsung bertahun-tahun, bahkan hal seperti ini
sering terjadi di kelas-kelas yang lebih tinggi. Dari kesalahan-kesalahan konsep
seperti ini perlu di carikan solusi yang dapat memperkuat pemahaman siswa
terutama pada operasi hitung bilangan bulat pada siswa kelas VII SMP.
Berdasarkan permasalahan yang dikemukankan ini, penulis mengajukan
solusi dengan penggunaan media yang dapat menjembatani pemahaman siswa
terutama dalam memahami operasi penjumlahan dan pengurangan bilangan bulat.
Media ini dikembangkan dan dimodifikasi penulis dengan nama , yaitu Tarser.
Tarser (mistar geser) menjadi alternatif media yang sanggup untuk menjawab
permasalahan seperti yang dikemukakan di atas.
Penjumlahan dan pengurangan bilangan bulat merupakan materi mata
pelajaran matematika di kelas VII semerter ganjil. Sesuai permendiknas nomor 22
Tahun 2006 Tentang Standar Isi dengan Standar Kompetensi maka Standar
1

11

kompetensi yaitu, (SK_1) memahami sifat-sifat operasi hitung bilangan dan


penggunaanya dalam pemecahan masalah, dan Kompetensi Dasar (KD_1.1)
Melakukan operasi hitung bilangan bulat dan pecahan. Media yang dikembangkan,
yaitu tarser (mistar geser) dimanfaatkan dalam pembelajaran pada materi operasi
penjumlahan dan pengurangan bilangan bulat.
B. Ruang Lingkup
Berdasarakan latar belakang yang dikemukakan di atas, maka masalah
dalam penelitian ini adalah sulitnya siswa dalam memahami tentang operasi
penjumlahan dan pengurangan bilangan bulat dalam mata pelajaran matematika
pada siswa kelas VII SMP Negeri Khusus Jeneponto.
C. Tujuan dan Manfaat
Tujuan dalam penelitian ini adalah meningkatkan hasil belajar siswa dalam
menyelesaikan soal-soal operasi penjumlahan dan pengurangan bilangan bulat pada
siswa kelas VII SMP Negeri Khusus Jeneponto.
Manfaat dalam penelitian ini bagi siswa adalah mempermudah siswa dalam
menyelesaikan operasi bilangan bulat terutama dalam memahami konsep operasi
penjumlahan bilangan bulat melaui penggunaan media mistar geser. Manfaat bagi
guru adalah terjembataninya pemahaman siswa dengan lebih baik melalui
penggunaan media mistar geser ini.
D. Sajian Definisi

Tarser (mistar geser) adalah Alat peraga operasi hitung pada bilangan bulat
yang merupakan hasil buatan penulis. Alat ini pengembangan dari nomograf atau
disebut juga nomogram, nomogram adalah suatu alat yang memberikan harga pada
suatu peubah, bila hubungan-hubungan lain diberikan.

12

BAB II KAJIAN TEORI

A. Media Pembelajaran
Secara umum media merupakan kata jamak dari medium, yang berarti
perantara, dalam pelajaran fisika dikenal dengan perantara panas atau pengantar
panas, dalam bidang seni lukis dikenal media atau kanvas sebagai wadah untuk
melukis dan lain-lain. Istilah Media dikenal juga dalam bidang pendidikan yaitu
media pembelajaran atau media pengajaran.
Beberapa ahli memberikan definisi tentang media pembelajaran, bahwa
media pembelajaran adalah teknologi pembawa pesan yang dapat dimanfaatkan
untuk keperluan pembelajaran. Sementara itu ada beberapa definisi media
pembelajaran. Rossi dan Breidel (dalam Sanjaya, Wina 2007: 163) mengemukakan
bahwa media pembelajaran adalah seluruh alat dan bahan yang dapat dipakai untuk
mencapai tujuan pendidikan seperti radio, televisi, buku, koran, majalah dan
sebagainya. Menurut Rossi dan Breidel alat dan bahan tersebut diatas kalau
digunakan dan diprogram untuk pendidikan maka merupakan media pembelajaran.
Pengertian media dalam proses belajar mengajar cenderung diartikan sebagai alat
peraga, sebagai perantara dalam menangkap, memproses, menyusun kembali informasi
visual atau verbal. Sementara itu pengertian lain tentang media dikemukakan beberapa
pendapat, dalam (Ahmad Rohani, 2007 : 3) sebagai berikut :
1. Media adalah semua bentuk perantara yang dipakai orang penyebar ide, sehingga
ide atau gagasan itu sampai pada penerima (Santosa. S. Hamijaya).
2. Media adalah channel (saluran) karena pada hakikatnya media telah memperluas
atau memperpanjang kemampuan manusia untuk merasakan, mendengar dan melihat
dalam batas-batas jarak, ruang dan waktu tertentu, dan dengan media batas-batas itu hampir
menjadi tidak ada (Mc Lauhan).
3. Media adalah medium yang digunakan untuk membawa / menyampaikan pesan,
dimana medium ini merupakan jalan atau kilat dengan satu pesan berjalan antara
komunikator dengan keunikan (Blacke and Harolsen)
4. Media adalah segala benda yang dimanipulasi, dilihat, didengar, dibaca atau
dibicarakan beserta instrument yang digunakan untuk kegiatan tersebut NEA (National
Education Association)

13

5. Selanjutnya menurut Donald P. Ely & Vernom S. Gerlach mengatakan bahwa


media terbagi atas dua bagian yaitu arti sempit, berwujud grafik, foto, alat mekanik chard,
yang dapat digunakan untuk menangkap, memproses serta menyampaikan informasi dan
arti luas yaitu suatu kegiatan yang dapat menciptakan suatu kondisi sehingga
memungkinkan peserta didik dapat memperoleh pengetahuan keterampilan dan sikap yang
baru.
Dari uraian beberapa pendapat tentang media penulis dapat menarik satu
kesimpulan bahwa media adalah segala sesuatu yang berfungsi sebagai alat perantara
dalam proses berkomunikasi atau proses belajar mengajar agar lebih mudah untuk
dipahami.
B.

Peranan dan Fungsi Alat Peraga Pembelajaran


Seorang guru dalam melaksanakan proses belajar mengajar harus memiliki ide-ide

yang bertujuan dalam Rencana Pembelajaran, sebagai titik awal dalam melaksanakan
proses belajar mengajar dengan siswa. Membuat rencana pelajaran gagasan guru perlu
diperhatikan, yang dapat menunjang kelangsungan pembelajaran tersebut. Hal ini sangat
penting agar proses berkomunikasi dengan siswa dapat berjalan secara efektif dan efisien.
Salah satu contoh seorang guru mempunyai ide untuk menggunakan tingkat keabstrakan
pesan akan semakin tinggi ketika pesan itu dituangkan dalam lambang-lambang seperti
bagan grafik atau kata, untuk itulah peranan indra penglihatan dalam mengamati bendabenda tiruan berupa alat peraga sangat dimungkinkan dalam proses belajar mengajar,
utamanya dalam pembelajaran matematika yang tingkat keabstrakannya sangat tinggi dan
sulit untuk dipahami tanpa bantuan alat peraga.
Belajar dengan menggunakan indra ganda (pendengar dan penglihatan) akan
memberikan keuntungan bagi siswa dalam proses belajar dibandingkan dengan jika hanya
menggunakan indra dengar atau penglihatan. Para ahli memiliki pandangan yang searah
mengenai hal itu, perbandingan hasil belajar melalui, indra penglihatan dan indra
pendengaran sangat menonjol perbedaannya, menurut Baough dalam (Arsyad, 2003 : 10)
mengungkapkan bahwa kurang lebih 90% hasil belajar seseorang diperoleh melalui indra
penglihatan, dan sisanya 50% melalui indra pendengaran dan 5% lagi melalui indra yang
lain. Sementara itu menurut Dale dalam (Arsyad memperkirakan bahwa hasil belajar
melalui indra pandang-pandang berkisar 75%, indra dengar 13% dan 12% yang lain. Hasil
belajar seorang diperoleh mulai dari pengalaman langsung (konkrit), kenyataan yang ada
dilingkungan kehidupan seseorang kemudian melalui benda tiruan sampai pada lambang
verbal (abstrak) seperti yang dikemukakan Edgar Dale bahwa peranan alat peraga sebagai
media antara lain :

14

a.

Mengatasi perbedaan pengalaman pribadi siswa misalnya : siswa yang bertempat


tinggal di daerah pegunungan yang belum pernah melihat lautan, dapat digunakan
media film, video kaset.

b.

Mengatasi batasan-batasan ruang kelas misalnya, benda-benda yang akan dipelajari,


sulit dibawa ke dalam kelas dapat diajarkan melalui alat peraga, miscard, rangka
kubus, prisma dan lain sebagainya.

c.

Mengatasi kesulitan apabila suatu benda secara langsung tidak dapat dialami karena
terlalu kecil misalnya : sel, bakteri, atom sehingga digunakan media gambar, slide
film dan sebagainya.

d.

Mengatasi gerak benda secara cepat atau terlalu lambat, sedangkan proses gerakan
itu menjadi pusat perhatian siswa.

e.

Mengatasi masalah yang terlalu kompleks dapat dipisahkan bagian demi bagian
untuk diamati secara terpisah.

f.

Memberikan kesamaan kesatuan dalam pengamatan dan membangkitkan motivasi


kegiatan belajar siswa.
Satu hal yang perlu mendapat perhatian adalah teknik penggunaan alat peraga, dalam

pembelajaran matematika secara tepat. Untuk itu perlu dipertimbangkan kapan digunakan
dan jenis alat peraga mana yang sesuai untuk mencapai tujuan pembelajaran. Memilih dan
menggunakan alat peraga sesuai dengan tujuan yang akan dicapai dalam pembelajaran.
Fungsi media (alat peraga) pembelajaran menurut Derek Rowntree mengatakan
bahwa media pendidikan adalah : (a) Membangkitkan motivasi belajar, (b) Mengulang apa
yang telah dipelajari. (c) Menyediakan stimulasi belajar. (d) Membangkitkan respon siswa,
(e) Memberikan umpan balikan dengan segera mungkin, (f) melakukan latihan yang serasi.
Sedangkan menurut Mc Known dalam (Ahmad Rohani, 2007 : 8) mengemukakan
bahwa fungsi media (alat peraga) :
a. Mengubah titik berat pendidikan formal yaitu dari pendidikan yang menekankan
pada instruksional akademi menjadi pendidikan yang mementingkan kebutuhan siswa.
b. Membangkitkan motivasi belajar pada siswa karena : 1) Media pada umumnya
merupakan sesuatu yang baru bagi siswa sehingga menarik perhatian siswa. 2) Penggunaan
media memberikan kebebasan kepada siswa lebih besar dibanding dengan cara belajar
tradisional. 3) Media lebih kongkrit dan mudah dipahami. 4) Memungkinkan siswa berbuat
sesuatu. 5) Mendorong siswa untuk ingin tahu lebih banyak.
Berdasarkan hasil penelitian terhadap penggunaan media alat peraga yang dilakukan
oleh Edgar Dale, YD Finn dan F. Hoban di Amerika Serikat membuat kesimpulan dari
hasil penelitiannya bahwa media alat peraga jika digunakan secara baik akan memberikan

15

sumbangan pendidikan sebagai berikut : (a) Memberikan dasar pengalaman kongkret bagi
pemikiran dengan pengertian-pengertian abstrak (b) Mempertinggi perhatian siswa (c)
Memberikan realitas, sehingga mendorong adanya (self acitivity), (d) Memberikan hasil
yang permanent (e) Menambah perbendaharaan bahasa siswa yang benar-benar difahami
(tidak verbalistik). (f) Mengaktifikan respon siswa (g) Memberikan refleksi dengan cepat
(h) Menggalakkan latihan yang serasi
Sementara itu menurut Rohani (2003 :10) mengatakan bahwa ada alat peraga sebagai
media pembelajaran adalah sebagai berikut :
(a) menyampaikan informasi dalam proses belajar mengajar (b) Memperjelas
informasi pada saat tatap muka dalam proses belajar mengajar (c) Melengkapi dan
memperkaya informasi dalam kegiatan belajar mengajar (d) Mendorong motivasi belajar
(e) Meningkatkan efektivitas dan efisiensi dalam menyampaikan materi pelajaran (f)
Menambah variasi dalam menyajikan materi (g) Menambah pengertian nyata tentang suatu
pengetahuan (h) Mendorong terjadinya interaksi langsung antara siswa dengan guru dan
sesama siswa itu sendiri serta dengan lingkungannya. (i) Mencegah terjadinya kesalahan
konsep (j) Mengatasi keterbatasan ruang dan waktu (k) Mudah dicerna dan tahan lama
dalam menyerap pesan-pesan (informasi yang diterima tidak mudah dilupa, dan sangat
membekas). (l) Mengatasi watak dan pengalaman yang berbeda.
Dari uraian-uraian pendapat tersebut penulis menarik satu kesimpulan yang dikaitkan
dengan pembelajaran matematika adalah fungsi alat peraga sebagai media pembelajaran,
untuk menanamkan pemahaman konsep-konsep matematika yang sifatnya abstrak yang
dapat dihubungkan antara konsep matematika dengan dunia disekitar kita, serta aplikasi
konsep tersebut ke dalam kehidupan nyata.
C. Alat Peraga Dalam Pembelajaran
Matematika dikenal sebagai ilmu dedukatif artinya pengajaran matematika harus
bersifat dedukatif. Matematika tidak menerima generalisasi berdasarkan pengamatan
(induktif) akan tetapi harus melalui pembuktian dedukatif perlu diketahui bahwa baik isi
maupun enetoum mencari kebenaran dalam matematika, berbeda dengan ilmu lain.
Metode yang dipakai dalam matematika dalam mencari kebenaran adalah ilmu dedukatif
sedangkan ilmu lain induktif dan experimen.
Matematika bersifat abstrak, untuk mempelajarinya dibutuhkan hal-hal yang
kongkrit dan dikaitkan dengan konsep-konsep matematika. Memahami konsep abstrak
siswa memerlukan benda-benda kongkrit sebagai perantara atau visualisasinya. Konsep
abstrak itu dicapai melalui tingkat-tingkat belajar yang berbeda, bahkan orang dewasapun
yang pada umumnya sudah dapat memahami konsep abstrak, pada keadaan tertentu sering

16

memerlukan benda kongkrit sehingga konsep abstrak yang diberikan akan mudah dipahami
dan melekat, mengendap dan tahan lama bila siswa belajar melalui benda yang kongkrit,
bukan hanya melalui mengingat-ingat fakta yang diberikan.
Pembelajaran matematika kita sering menggunakan alat peraga, sehingga dalam
pembelajaran dengan menggunakan alat peraga guru mengharapkan :
1.

Siswa akan termotivasi dalam belajar, terutama rasa keingintahuannya, siswa akan
senang, terangsang, tertarik dan akan bersikap positif terhadap pengajaran
matematika.

2.

Konsep abstrak matematika yang disajikan dalam bentuk konkrit akan lebih mudah
dipahami dan dimengerti dan dapat ditanamkan ke tingkat yang lebih rendah.

3.

Hubungan antara konsep abstrak matematika dengan benda-benda di alam sekitar akan
lebih mudah dipahami.
Dengan demikian dapat ditarik kesimpulan bahwa media / alat peraga akan sangat

membantu siswa dalam mengantar mereka untuk memahami materi yang abstrak menjadi
lebih nyata atau kongkrit.

D. Hipotesis Tindakan
Karena penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas, maka dapat
diajukan hipotesis penelitian yaitu:
Jika menggunakan tarser maka dapat meningkatkan hasil belajar siswa dalam
menyelesaikan persoalan operasi penjumlahan dan pengurangan bilangan bulat

17

BAB III LANGKAH-LANGKAH PELAKSANAAN

A. Rancangan Alat

Tarser (mistar geser) adalah hasil pengembangan dari nomograf yang dibuat
oleh penulis sendiri. Kata nomograf berasal dari bahasa Yunani yaitu Nomograph
yang mempunyai arti aturan tertulis, dapat diterapkan dalam matematika pada
sebuah teknik dengan grafik untuk menghitung dan penyelesaian persamaan
tertentu. Sobel (2001:13) mengemukakan bahwa nomograf dapat menjadi sumber
berbagai eksperimen yang membawa kepada penemuan-penemuan dan mengulang
keterampilan-keterampilan. Para siswa dapat memperoleh pengalaman yang
berharga dalam mengkonstruksi grafik ini dan membaca skalanya dalam memeriksa
hasil dari persoalan-persoalan perhitungan.
Lebih lanjut Sobel (2004:113) mengemukakan kegunaan dari nomograf
yaitu: (1) menemukan jumlah dua bilangan bulat; (2) mengilustrasikan bahwa
jumlah setiap bilangan bulat dan lawannya sama dengan nol; (3) mengilustrasikan
sifat komutatif untuk penjumlahan;dan (4) menghubungkan pengurangan bilanganbilangan bulat dengan penjumlahan
Dari nomograf standar seperti yang ditunjukkan sobel (2004:113), Penulis
mengembangkannya menjadi media tarser dengan langkah-langkah pembuatan
sebagai berikut:
1. Pada selembar kertas A3 dibuat tiga buah garis bilangan secara vertikal
dengan interval -15 s.d 15 atau lebih untuk dua garis bilangan yang berada
di pinggir, dan interval -25 s.d 25 untuk garis bilangan yang berada di
tengah.
2. Skala garis bilangan di pinggir dua kali garis bilangan di tengah, misalnya
angka 1 pada garis dipinggir sejajar angkah 2 pad garis bilangan di tengah.
3. Tiga garis sejajar yang berdiri vertikal berjarak sama antara satu dengan
yang lain, jarak angka-angka pada garis itu juga demikian. Apabila tidak
tepat, hal ini untuk mempengaruhi ketepatan penjumlahan.
4. Langkah berikutnya pada bagian atas ditulis A dan B pada garis bilangan
di pinggir, dan Hasil pada garis bilangan di tengah ditulis C. Gambar Tarser
dapat dilihat pada lampiran-1.

18

B. Cara Penggunaan Alat Tarser


Pedoman penggunaan alat dapat diuraikan sebagai berikut:
1. Untuk menetukan hasil dari a + b , maka carilah bilangan a pada kolom A
dan bilangan b pada kolom B.
2. Buatlah a dan b segaris dengan cara menggeser mistar melalui kedua
bilangan tersebut.
3. Lihatlah pada kolom C yang segaris dengan a dan b, pada kolom tersebut
diperoleh hasil, yaitu c.
4. Untuk a - b dapat diperoleh sama dengan mencari a + b, tetapi dengan
terlebih dahulu mengubah a - b = a + (-b). Mengurangkan dua bilangan
sama dengan menjumlahkan bilangan pertama dengan lawan bilangan
kedua.
Berikut ini diberikan beberapa contoh penjumlahan dan pengurangan dengan
menggunakan tarser hasil modifikasi penulis.
Contoh 1. Hitunglah 3 + 4
Penyelesaian:
Soal di atas dapat diselesaikan dengan mencari

10
9
8
7
6
5
4
3
2
1
0
-1

angka 3 pada kolom A dan angka 4 pada kolom


4

B, selanjutnya dengan menggunakan penggaris

siswa dapat menemukan jawabannya pada

kolom C (lihat gambar 1 di samping), yaitu 7.

1
0

Jadi, 3 + 4 = 7

Contoh 2. Hitunglah 5 + ( -6 )
Penyelesaian:

4
3
2
1
0

Gambar 1. Mencari hasil dari 3 + 4

19

Soal di atas dapat diselesaikan dengan mencari

10
9
8
7
6
5
4
3
2
1
0
-1
-2
-3
-4
-5
-6
-7
-8
-9
-10
-11
-12

angka 5 pada kolom A dan angka -6 pada kolom

B, selanjutnya dengan menggunakan penggaris

2
1

siswa dapat menemukan jawabannya pada kolom

C (lihat gambar 2 di samping) yaitu -1.

-1
-2

Jadi, 5 + (-6) = -1

-3
-4
-5
-6

4
3
2
1
0
-1
-2
-3
-4
-5
-6

Gambar 2. Mencari hasil 5 + (-6)


Contoh 3. Hitunglah -3 + (-4)
Penyelesaian:
Soal di atas dapat diselesaikan dengan mencari
angka -3 pada kolom A dan angka -4 pada kolom

2
1
0
-1
-2
-3
-4
-5
-6
-7
-8
-9
-10

B, selanjutnya dengan menggunakan penggaris


0

siswa dapat menemukan jawabannya pada kolom


C (lihat gambar 3 di samping) yaitu -7

-1

Jadi, -3 + (-4) = -7

-2
-3
-4
-5

0
-1
-2
-3
-4
-5

Gambar 3. Mencari hasil -3 + (-4)

Untuk operasi pengurangan pada bilangan bulat yang dikaitkan pemahaman


konsep penjumlahan, yaitu untuk a dan b bilangan bulat berlaku bahwa, a b = a
+ (-b), Marsigit (2008:14).

20

Contoh 4. Hitunglah 4 5

Soal di atas dapat diselesaikan dengan terlebih dahulu

10
9
8
7
6
5
4
3
2
1
0
-1
-2
-3
-4
-5
-6
-7
-8
-9
-10
-11
-12

mengubah 4 5 = 4 + (-5), kemudian mencari angka

pada kolom A dan angka -5 pada kolom B,

selanjutnya dengan menggunakan penggaris siswa

dapat menemukan jawabannya pada kolom C (lihat

gambar 4 di samping) yaitu -1.

Jadi, 4 5 = -1

-1
-2
-3
-4
-5
-6

4
3
2
1
0
-1
-2
-3
-4
-5
-6

Gambar 4. Mencari hasil 4 5

Contoh 5. Hitunglah -3 (-4)


Penyelesaian: Soal di atas dapat diselesaikan dengan
terlebih dahulu mengubah -3 (-4) = -3 + (-4),
kemudian mencari angka -3 pada kolom A dan
angka -4 pada kolom B, selanjutnya dengan
menggunakan penggaris siswa dapat menemukan
jawabannya pada kolom C (lihat gambar 5 di
samping) yaitu -7. Jadi, -3 (-4)=-7

2
1
0
-1
-2
-3
-4
-5
-6
-7
-8
-9

0
-1
-2
-3
-4

0
-1
-2
-3
-4

Gambar 5
C. Alat Pengumpul Data

Teknik pengumpulan data pada penelitian ini dengan menggunakan lembar


observasi dan tes ulangan singkat (kuis). Lembar observasi disusun berdasarkan
informasi yang ingin diperoleh dengan menyesuaikan dengan contoh lembar
observasi yang sudah ada. Sedangkan tes disusun berdasarkan standar komptensi
dan kompetensi dasar yang dijabarkan dalam beberapa indikator.

21

Untuk validasi instrumen mengacu kepada Hopkins (dalam Wiriaatmadja,


2006:168) yaitu melakukan member check, yakni memeriksa kembali keterangan
keterangan informasi data yang diperoleh selama observasi dari narasumber
(siswa/guru) apakah informasi sifatnya tidak berubah sehingga dapat dipastikan
keajegannya dan data itu terperiksa kebenarannya.
D. Prosedur Pembelajaran
1. Jenis Penelitian
Penelitian ini termasuk Penelitian Tindakan Kelas (Classroom Action
Research). Penelitian ini meliputi : Merencanakan (planning) , Tindakan (Action), Mengamati (Observation) , dan Merefleksi (Reflection). Penelitian ini
merupakan penelitian berdaur (siklus), dan bertujuan untuk mengetahui
efektivitas penggunaan tarser dalam menyelesaikan soal operasi penjumlahan
dan pengurangan pada bilangan bulat mata pelajaran matematika Kelas VII
SMP.
2. Subyek Penelitian/Setting Penelitian
Subyek penelitian ini adalah semua siswa Kelas VII pada SMP Negeri
Khusus Jeneponto tahun pelajaran 2014-2015 yang berjumlah 20

orang.

Pengambilan data dan pelaksanaan penelitian adalah pada bulan JuliSeptember tahun 2015 , ini sesuai dengan rencana program pembelajaran pada
bilangan bulat mata pelajaran matematika Kelas VII SMP Negeri Khusus
Jeneponto.
3. Langkah-langkah Pembelajaran
Berdasarkan pada jenis penelitian, yaitu PTK maka ditempuh langkahlangkah sebagai berikut:
Perencanaan:
1) Membuat program pembelajaran atau skenario pembelajaran
dikembangkan

berdasarkan

kebutuhan

penulisan

laporan

yang
yang

menggunakan pendekataan metode PTK.


2) Menyiapkaan Media/alat tarser dan beberapa contoh penggunaan dalam
menyelesaikan soal operasi penjumlahan dan operasi pengurangan
bilangan bulat.

22

3) Menyiapkaan lembar catatan untuk merekam/mencatat hal-hal yang


terjadi baik saat latihan maupun selama pelaksanaan tes penilaiaan
proses. (Observasi / pengamatan).
4) Menyiapkan tes penilaian proses yang disusun berdasarkan indikator
yang ingin dicapai.
5) Menyiapkan Kunci Jawaban dan penskronnya serta daftar isian yang
mengacu kepada Analisis Ulangan Harian seperti dalam buku Juknis
Matematika,
6) Menyiapkan teknik analisis data dengan menggunakan Microsoft Office
Excel untuk selanjutnya mendeskripsikan dalam bentuk tabel deskriptif
persiklus.
7) Menyiapkan langkah-langkah untuk perbaikan pada Indikator yang
belum tercapai ketuntasannya ( Refleksi) , dan sebagai siklus kedua
untuk PTK.
Tindakan
Melaksanakan seluruh rencana yang telah dibuat pada tahap
sebelumnya, bahkan kita bisa menyisipkan langkah-langkah baru yang
dianggap penting dalam setiap kegiatan yang telah direncanakan,
termasuk dalam menyanjikan materi pelajaran sesuai dengan skenario
yang telah dibuat/dikembangkan sesuai kebutuhan pembelajaran /
penelitian ini.
Observasi
Observasi dilakukan untuk menemukan siswa yang masih
bermasalah baik dalam proses pembelajaran, maupun saat tes diberikan.
Pada tahap ini

guru

menggunakan lembar observasi yang telah

disiapkan atau mencatat/merekam hal-hal penting yang terjadi.


Refleksi
Pada tahap ini data yang diperoleh pada tahap sebelumnya
dianalisis termasuk hasil tes , dengan maksud untuk mengetahui
pencapaian pada siklus ini , hasil analisis digunakan untuk mengambil
langkah pada siklus selanjutnya atau mengambil kesimpulan apabila
masalah sudah teratasi dengan hasil seperti yang direncanakan.

23

D. Teknik Analisis Data


Untuk data hasil belajar yang diperoleh melalui tes/kuis dianalisis dengan
menggunakan Microsoft Office Excel untuk mendapatkan hasil analisis statistik
deskriptif berupa mean (rata-rata), median, nilai maksimun, nilai minimun, dan
simpangan baku.
Untuk menggambarkan secara kualitatif digunakan skala pengelompokan
siswa didasarkan kepada skala yang terdapat pada buku laporan hasil belajar siswa
SMP sebagai berikut:
Skala Skor

Nilai dengan huruf

Kategori

86-100

Baik Sekali

71-85

Baik

56-70

Cukup

41-55

Kurang

<41

Sangat kurang

Tabel 1. Kategori hasil belajar

24

BAB IV LAPORAN HASIL


Hasil penelitian yang disajikan adalah hasil analisis statistik deskriptif dari
setiap rangkaian kegiatan yang dilakukakan pada prosedur pengumpulan data. Hasil
ini sekaligus merupakan jawaban atas masalah yang dirumuskan pada penelitian
tindakan kelas ini.
A. Deskripsi Hasil Pembelajaran
Hasil statistik deskriptif yang berkaitan dengan hasil belajar matematika
siswa pada materi pembelajaran operasi penjumlahan dan pengurangan bilangan
bulat pada siswa kelas VII dapat disajikan berikut ini.
1.

Siklus I
Berdasarkan hasil analisis statistik deskriptif hasil tes pada siklus pertama

hasil analisis dengan menggunakan Microsoft Office Excel pada Lampiran 3


diperoleh gambaran hasil siklus pertama seperti pada Tabel 2 berikut.
Nilai dengan
huruf
1. 86 - 100
A
2. 71 - 85
B
3. 56 - 70
C
4. 41 - 55
D
5.
< 41
E
Jumlah
Rata-rata
Std. deviasi
79
16,401

No

Nilai

Banyak Persentasi
Siswa
(%)
8
40
6
30
4
20
2
10
0
0
20
100
Minimun
50

Tabel 2. Hasil Analisis Siklus Pertama

Kategori
Baik Sekali
Baik
Cukup
Kurang
Sangat kurang
Maksimun
100

25

Tabel 2 di atas menunjukkan bahwa skor rata-rata hasil belajar pada siklus
pertama pada pembelajaran operasi penjumlahan dan pengurangan bilangan bulat
adalah 79 dari skor ideal 100 Berdasarkan pengkategorian pada Tabel 1, maka
sesuai Tabel 2 di atas skor rata-rata 79 berada dalam kategori Baik atau nilai
dengan huruf adalah B.

2.

Siklus II
Berdasarkan hasil analisis statistik deskriptif hasil tes pada siklus kedua

dengan menggunakan Microsoft Office Excel seperti dapat dilihat pada Lampiran 5
dan hasil analisis dengan menggunakan Excel pada Lampiran 4 diperoleh gambaran
hasil siklus pertama seperti pada Tabel 3 berikut ini.

No

Nilai

1.
2.
3.
4.
5.

Nilai dengan
huruf
A
B
C
D
E

86 - 100
71 - 85
56 - 70
41 - 55
< 41
Jumlah
Rata-rata
Std. deviasi
88
12,88

Banyak
Siswa
8
6
6
0
0
20

Persentasi
(%)
40
30
30
0
100
Minimun
60

Kategori
Baik Sekali
Baik
Cukup
Kurang
Sangat kurang
Maksimun
100

Tabel 3. Hasil Analisis Siklus Pertama


Tabel 3 di atas menunjukkan bahwa skor rata-rata hasil belajar pada siklus
kedua pada pembelajaran operasi penjumlahan dan pengurangan bilanagn bulat
adalah 88 dari skor ideal 100. Berdasarkan pengkategorian pada Tabel 1, maka
sesuai Tabel 3 di atas skor rata-rata 88 berada dalam kategori Baik Sekali atau
nilai dengan huruf adalah A.
Berdasarkan Tabel 2 dan Tabel 3 di atas dapat disederhanakan menjadi Tabel 4
berikut ini.

26

No

1.
2.
3.
4.
5.

Nilai

86 - 100
71 - 85
56 - 70
41 - 55
< 41
Jumlah
Rata-rata

Hasil Siklus
Banyak Persentasi
Siswa
(%)
8
40
6
30
4
20
2
10
0
0
20
100
79

Hasil Siklus II
Banyak Persentasi
Siswa
(%)
8
40
6
30
6
30
0
0
0
0
20
100
88

Kategori
Baik sekali
Baik
Cukup
Kurang
Sangat kurang

Tabel 4. Perbandingan Hasil Siklu I dan siklus II


Dari Tabel 4 di atas dapa dilihat terjadinya peningkatan hasil belajar yang
signifikan dari skor rata-rata 79 atau dalam kategori baik pada siklus pertama
menjadi skor rata-rata 88 atau dalam kategori baik sekali pada siklus kedua.
Kenyataan ini menunjukkan bahwa penggunaan media tarser (mistar geser) sangat
efektif dalam pembelajaran materi operasi penjumlahan dan pengurangan kelas VII
SMP dalam rangka meningkatkan hasil belajar matematika siswa.

B. Analisis hasil Pembelajaran


Pada siklus pertama memberikan kesimpulan bahwa sebagian besar siswa
(12 dari 20 siswa atau 60 %) berada pada kategori kurang sampai baik atau
dengan rincian: 6 dari 20 siswa pada kategori baik, 4 dari 20 siswa pada kategori
cukup dan 2 dari 20 siswa pada kategori kurang. Selanjutnya pada siklus kedua
8 dari 20 siswa (60%) berada pada kategori baik, 6 dari 20 siswa berada pada
kategori baik, dan 6 dari 20 siswa pada kategori cukup. Dengan demikian
mengalami peningkatan yang cukup signifikan.
Hal ini menunjukkan bahwa rata-rata siswa di kelas ini masih kurang
memahami operasi penjumlahan dan pengurangan bilangan bulat. Meskipun di
awal pembelajaran mereka sudah menggunakan tarser, tetapi konsep awal yang
diperoleh di Sekolah dasar masih mempengaruhi pemahamannya seperti
dikemukakan di depan.
Dari pengamatan pada siklus pertama melalui lembar observasi yang
direkam/dicatat kemudian menjadi perhatian serius pada siklus kedua sehingga
kesulitan yang dialami siswa dapat di atasi. Adapun kesulitan yang dialami siswa

27

pada umumnya tidak dapat membaca skala dengan baik, hal ini dimaklumi seperti
pada kajiaan pustaka bahwa siswa dengan kemampuan rendah akan mengalami
kesulitan ternyata benar dan perlu penjelasan berulang atau dengan melibatkan
teman sekolompoknya. Untuk kesulitan yang lain, yaitu mengubah bentuk
pengurangan ke penjumlahan, jalan keluarnya hanya perlu penguatan dan
pengulangan dalam mengubah bentuk tersebut,
Pada siklus kedua, kesulitan-kesulitan yang dialami siswa pada siklus
pertama sebagai hasil refleksi, menjadi perhatian pada siklus kedua dalam membuat
rencana-rencana tindakan. namun hasil tes pada pada siklus pertama berada pada
skor rata-rata 79 dengan kategori baik dan siklus kedua berada pada skor ratarata 88 dengan kategori baik sekali yang atau mengalami peningkatan rata-rata
sebesar 9%.

28

BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan
Hasil tes materi penjumlahan pengurangan bilangan bulat dengan
menggunakan media tarser pada siswa kela VII SMP Negeri Khusus Jeneponto
Kabupaten Jeneponto disimpulkan sebagai berikut:
1.

Hasil belajar yang diperoleh melalui tes pada siklus pertama adalah dari 20
siswa diperoleh: 8 siswa (40%) pada kategori Baik sekali, 6 siswa (30%)
pada kategori Baik, 4 siswa (20%) pada kategori Sedang, dan 2 siswa
(10%) pada kategori kurang. Skor rata-rata hasil belajar pada siklus I pertama
adalah 79 (79%) dengan kategori Baik. Meskipun rata-rata sudah berada
pada kategori baik namun ada 6 dari 20 siswa (30%) masih kategori sedang
dan kurang.

2.

Hasil belajar yang diperoleh melalui tes pada siklus kedua adalah dari 20 siswa
diperoleh: 8 dari 20 siswa (40%) pada kategori Baik sekali, 6 dari 20 siswa
(30%) pada kategori Baik, 6 dari 20 siswa (30%) pada kategori cukup,
Skor rata-rata hasil belajar pada siklus I pertama adalah 79 dengan kategori
Baik, dan skor rata-rata hasil belajar pada siklus II adalah 88 dengan kategori
Baik sekali.

3.

Dengan hasil tersebut di atas dapat dikatakan bahwa penggunaan media


tarser tergolong efektif dalam rangka peningkatan hasil belajar matematika
pada pembelajaran operasi penjumlahan dan pengurangan bilangan bulat di
kelas VII.

B. Saran
Dari kesimpulan di atas dapat diberikan saran-saran sebagai berikut:
1.

Diharapkan kepada rekan-rekan guru agar memanfaatkan media tarser ini


sebagai media alternatif dalam membantu menjembatani pemahaman siswa
dalam pembelajaran matematika pada operasi penjumlahan dan pengurangan
bilangan bulat .
2.

Diharapkan kepada rekan-rekan terus berinovasi dan mengembankan


kemampuannya dalam pengembangan keprofesian berkelanjutan (PKB).

29

DAFTAR PUSTAKA

Ahmad Rohani 2013, Media instruksinal pendidikan, Jakarta : PT Rineka Cipta.


Azhar Arsyad. 2013, Media pembelajaran, Jakarta : PT Rajagrafindo persada,

Depdiknas. 2005, Undang-Undang Tentang Guru dan Dosen (UU RI NO.14


TH.2005). Jakarta: Depdiknas. 2007.
_______ 2006, Permendiknas No. 22,23,dan 24 Tahun 2006, Tentang SI, SKL, dan
Pelaksanaan, Jakarta: Depdiknas
_______.1999. Penelitian Tindakan Kelas (Classroom Action Research) Jakarta:
Depdiknas
Djaali, Haji dan Pudji Mujiono. 2008. Pengukuran Dalam Bidang Pendidikan.
Jakarta: Grasindo.
Hudoyo, Herman. 2001. Pengembangan Kurikulum dan Pembelajarann
Matematika. Malang: JICA-UNM.
Hollands, Roy.1983. A Dictionary Of Mathematics. Penterjemah Naipospos
Hutuhuruk.Jakarta. Erlangga.
Mulyasa, Enco. 2008. Menjadi Guru Profesional (Menciptakan Pembelajaran
Kreatif dan Menyenangkan). Cetakan ketujuh. Bandung: Remaja Rosda
Karya.
Ratumanan, T.G. 2004. Belajar dan Pembelajaran. Ed.2. Surabaya: Unesa
University Press.
Sabandar Jozua . 2009. Matimatika SMP Kelas VII. Jakarta. Bumi Aksara.
Sanjaya, Wina. 2008. Strategi Pembelajaran berorientasi Standar Proses
Pendidikan. Jakarta: Kencana.
Sobel, Max. A.2004.Mengajar Matematika: sebuah buku sumber alat peraga,
aktvitas, dan Strategi. Penterjemah Suyono. Jakarta. Erlangga.

30

Lampiran-1. Gambar Mister

A
15
14
13
12
11
10
9
8
7
6
5
4
3
2
1
0
-1
-2
-3
-4
-5
-6
-7
-8
-9
-10
-11
-12
-13
-14
-15

C
30
29
28
27
26
25
24
23
22
21
20
19
18
17
16
15
14
13
12
11
10
9
8
7
6
5
4
3
2
1
0
-1
-2
-3
-4
-5
-6
-7
-8
-9
-10
-11
-12
-13
-14
-15
-16
-17
-18
-19
-20
-21
-22
-23
-24
-25
-26
-27
-28
-29
-30

B
15
14
13
12
11
10
9
8
7
6
5
4
3
2
1
0
-1
-2
-3
-4
-5
-6
-7
-8
-9
-10
-11
-12
-13
-14
-15

31

Lampiran -2: FOTO AKTIFITAS SISWA SAAT PBM

32

33

Lampiran-3: Rencana Program Pembelajaran


RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
Sekolah
Mata Pelajaran
Kelas / Semester

: SMP 1 Khusus Jeneponto


: Matematika
: VII (tujuh) /1

Standar Kompetensi

: 1. Memahami sifat-sifat operasi hitung bilangan dan


penggunaannya dalam pemecahan masalah.

Kompetensi Dasar
Indikator

1.1 Melakukan operasi hitung bilangan bulat danpecahan.


: 1. Melakukan operasi tambah dan kurang pada bilangan bulat

Alokasi Waktu

: 2 jam pelajaran (1 pertemuan)

A. Tujuan Pembelajaran
a. Siswa dapat melakukan operasi penjumlahan pada bilangan bulat
b. Siswa dapat melakukan operasi pengurangan pada bilangan bulat
B. Materi Ajar
a. Penjumlahan bilangan bulat
b. Pengurangan bilangan bulat
C. Metode Pembelajaran
Pengajaran Langsung dan tugas kelompok
D. Langkah-langkah kegiatan
Pendahuluan
Apersepsi
: Membahas pelajaran yang telah dipelajari di sekolah dasar,
terutama materi yang berhubungan dengan penjumlahan bilangan
bulat bilangan
Motivasi
: Memperlihatkan media tarser sehingga dan menjelaskan
penggunaanya
Kegiatan Inti
a. Guru dan siswa menyiapkan media Tarser
b. Siswa dibagi dalam kelompok kecil (2 orang siswa).
c. Guru memberikan beberapa penyelesaian contoh soal a + b dengan
menggunakan tarser.
d. Seorang siswa ditunjuk/diminta untuk ke depan mendemonstrasikan cara
penggunaan tarser dalam menyelesaikan soal penjumlahan bilangan bulat.
e. Semua kelompok diminta menyelesaikan/mendiskusikan beberapa latihan
tentang penjumlahan.
f. Guru menjelaskan atau menegaskan bahwa operasi pengurangan a - b
adalah operasi penjumlahan denagn lawannya a + (-b).
g. Guru memberikan beberapa contoh penyelesaian soal-soal pengurangan.
h. Salah seorang siswa dari mewakili kelompok yang ditunjuk,
mendemonstrasikan cara penggunaan tarser dalam menyelesaikan soal-soal
pengurangan bilangan ulat.

34

i.
j.

Guru kembali memberikan beberapa soal latihan dalam hal ini penilian
proses.
Siswa diarahkan membuat rangkuman

Penutup
a. Guru memberikan penilaian proses akhir pada 10 menit terakhir.
b. Guru memberikan tugas (PR)
E. Alat dan Sumber Belajar
Buku teks, alat-alat tulis, Mister
F. Penilaian
Teknik
: Ekspositori, kuis, tes
Bentuk Instrumen : Pertanyaan lisan dan tertulis.
Contoh Instrumen : Lampiran-4

35

Lampiran-4 Penilaian proses


MATERI
KELAS/SEMESTER
WAKTU

PENILAIAN PROSES I
: Penjumlahan dan Pengurangan Bilangan Bulat
: VII / Ganjil
: 10 menit

Nomor 1 3, Hitung operasi penjumlahan berikut :


1.
2 + (-3) = ..
2.
-4 + (-5) = .
3.
-10 + 14 =.
Nomor 4-5, Hitunglah operasi Pengurangan berikut :
4.
6 - 15 = .
5.
-16 14 = .
6.
-15 - ( - 8) = ..
Nomor 7-8, Selesaikan soal cerita berikut:
7.
Ayu masuk ke lift pada lantai 7 suatu gedung. Lift itu turun 6 lantai,
kemudian naik 4 lantai. Ayu sekarang berada di lantai berapa?
8.
Pada malam hari suhu puncak di sebuah gunung setiap jam turun 20
C. Jika suhu sekarang 00 C, tentukanlah suhu di puncak gunung
setelah 5 jam!

PENILAIAN PROSES (2)


MATERI
KELAS/SEMESTER
WAKTU

: Penjumlahan dan Pengurangan Bilangan Bulat


: VII / Ganjil
: 10 menit

Nomor 1 3, Hitung operasi penjumlahan berikut :


1. 4 + (-7) = ..
2. -12 + (-9) = .
3. -12 + 9 =.
Nomor 4-5, Hitunglah operasi Pengurangan berikut :
4.
11 12 = .
5. -16 14 = .
6. -17 ( - 8) = ..
Nomor 7-8, Selesaikan soal cerita berikut:
7. Sebuah balon udara berada pada ketinggian pada ketinggian 30 m di
atas permukaan laut dan seorang penyelam berada pada kedalaman
20 m di bawah permukaan laut. Tentukanlah jarak antara balon dan
penyelam tersebut!
8. Suhu suatu pendingin ruangan dalam 5 jam turun 200C. Berapaka
rata-rata penurunan suhu tiap jamnya?

36

Lampiran-5: Analisis Hasil Penilaian Proses Pertama dan Kedua

HASIL PENILAIAN PROSES I


NO
1 0043462588
2 0024390494
3 0040154400
4 0030432583
5 0030432614
6 0031713505
7 0030432726
8 0031898903
9 0034324584
10 0025395101
11 0030432580
12 0030432592
13 0030432624
14 0040114870
15 0031471674
16 0040034818
17 0030432594
18 0030470652
19 0030534556
20 0031278817

NOMOR SOAL / SKOR


2 3 4 5 6 7 8 JUMLAH NILAI KATEGORI
1
A. MUHAMMAD IRHAM DJ
L 1
0 1 0 1 2 0
6
60
C
1
AINUL AKBAR TAWANG
L 1
1 1 1 1 2 2 10
100
A
1
ANDI ALIYAH NUR INAYAH PATTOZA P 1
1 1 1 1 2 0
8
80
B
1
ANDIKA MEIKO AMIN
L 1
1 1 1 1 2 0
8
80
B
1
AZ ZIKRA ADELIA SYAMSURI
P 1
1 1 1 1 2 0
8
80
B
1
IIN ANISA AZZAHIRA IRFAN
P 1
1 1 1 1 0 0
6
60
C
1
KHUSNUL KHATIMAH
P 1
0 1 0 0 2 0
5
50
D
1
MOH. ABDUL FAJAR ALI
L 1
1 0 1 1 2 2
9
90
A
1
MUH. FAIZAL PUTRA AGUS
L 1
1 1 1 1 2 0
8
80
B
1
MUH. YUSUF
L 1
1 1 1 1 0 0
6
60
C
1
MUHAMMAD MUSYARY
L 1
1 1 1 1 2 1
9
90
A
1
MUHAMMAD NURFAJRI BAHSYAM
L 1
1 1 1 1 2 2 10
100
A
1
NAURAH AMIRAH AR
P 1
0 1 1 1 2 2
9
90
A
1
NOVIA DWI ADRIANTI ASIS
P 1
1 1 0 1 2 2
9
90
A
1
NUR AZISAH
P 1
1 0 0 0 2 0
5
50
D
1
NUR ISMI
P 1
1 1 1 1 2 2 10
100
A
1
RAFLI PRASETYO SALEHUDDIN
L 1
1 1 1 1 2 0
8
80
B
1
RAHMAYANI ADELIA CESYTA RUSADI P 1
1 1 1 1 0 0
6
60
C
1
TEGUH HIDAYAT PRATAMA
L 1
1 1 1 1 2 0
8
80
B
1
WIAM MAITARA AZAIHAN
L 1
1 1 1 1 2 2 10
100
A
Rata-rata
79
Minimun
100
Maksimun
50
Standar Deviasi
16,401

NO
1 0043462588
2 0024390494
3 0040154400
4 0030432583
5 0030432614
6 0031713505
7 0030432726
8 0031898903
9 0034324584
10 0025395101
11 0030432580
12 0030432592
13 0030432624
14 0040114870
15 0031471674
16 0040034818
17 0030432594
18 0030470652
19 0030534556
20 0031278817

NAMA

JK

HASIL PENILAIAN PROSES II


NOMOR SOAL / SKOR
NAMA
JK 1 2 3 4 5 6 7
A. M UHAM M AD IRHAM DJ

AINUL AKBAR TAWANG

ANDI ALIYAH NUR INAYAH PATTOZA


P 1

ANDIKA M EIKO AM IN

AZ ZIKRA ADELIA SYAM SURI

IIN ANISA AZZAHIRA IRFAN

KHUSNUL KHATIM AH

M OH. ABDUL FAJAR ALI

M UH. FAIZAL PUTRA AGUS

M UH. YUSUF

M UHAM M AD M USYARY

1
M UHAM M AD NURFAJRI BAHSYAM
L

NAURAH AM IRAH AR

NOVIA DWI ADRIANTI ASIS

NUR AZISAH

NUR ISM I

RAFLI PRASETYO SALEHUDDIN L

RAHM AYANI ADELIA CESYTA RUSADI


P 1

L 1
L 1

TEGUH HIDAYAT PRATAM A


WIAM M AITARA AZAIHAN

Rata-rata
Minimun
Maksimun
Standar Deviasi

8 JUMLAH NILAI KATEGORI


10
100
A
2
10
100
A
2
10
100
A
2
8
80
B
2
10
100
A
0
8
80
B
0
8
80
B
2
9
90
A
2
8
80
B
2
10
100
A
0
6
60
C
2
9
90
A
2
10
100
A
2
9
90
A
0
7
70
E
2
9
90
A
2
9
90
A
2 2
10
100
A
2 0
6
60
C
2 2 10
100
A
88
100
60
12,88
2

37

Lampiran-6: Lembar Hasil Kerja Siswa (Sampel)

38

39

Lampiran 7- Biodata peserta SIMPOSIUM GURU Tingkat Nasional Tahun 2015


1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.

Nama
NIP.
Jabatan
Pangka/qol. Ruang
Tempat dan tanggal lahir
Jenis kelamin
Agama
Mata Pelajaran yang diajarkan
Masa kerja guru *)
Judul karya tulis

Amirullah, S.Pd.,M.Pd
132124312
Guru Dewasa
Pembina Tk.I /IV/b
Bontowa, 21-02-1971
Laki-laki
Islam
Matematika
20 Tahun
MEMPERMUDAH OPERASI HITUNG BILANGAN
BULAT DENGAN MENGGUNAKAN TARSER
PADA SISWA KELAS VII SMPN KHUSUS
KABUPATEN JENEPONTO

11.
12.
13.
14.

Pendidikan terakhir
Perguruan Tinggi
Status perkawinan
Sekolah

Magister Pendidikan Matematika


PPs Universitas Negeri Makassar Tahun 2009
Kawin/belum kawin

SMP Negeri Khusus Jeneponto


Jl. Kesehatan No. 101 Bontosunggu
Empoang
Binamu
Jeneponto
Sulawesi Selatan
0419-21031

15.

a. Nama sekolah
b. Jalan
c. Kelurahan/Desa
d. Kecamatan
e. Kabupaten
f. Provinsi
g. Telepon
Alamat rumah

16.

a. Jalan
b. Kelurahan/Desa
c. Kecamatan
d. Kabupaten
e. Provinsi
f. Telepon
Kegiatan dalam Masyarakat

17.

Lomba Guru yang pemah diikut

Jl. Linkar Perumahan Ramadilla Blok D No. 1


Empoang
Binamu
Jeneponto
Sulawesi Selatan
0419-22164/HP 085242790912
Pengurus RW dan Masjid
1. Tahun 2006 Pemenang Kedua Lomba
keberhasilan guru dalam pembelajara tingkt
Nasinal.
2. Tahun 2012 Pemenang Kedua Lomba Best
Practice , Simposium guru Tingkat Nasional.
3. Dll.

40

Anda mungkin juga menyukai