Anda di halaman 1dari 2

Nama : Irwanda Pratama

NIM

: H13112048

ANALISIS KADAR FOSFOR DAN BESI DALAM JAMBU METE


(Anacardium Occidentale) SECARA SPEKTROFOTOMETRI SINAR TAMPAK

Jambu monyet atau jambu mete (Anacardium occidentale) adalah sejenis tanaman
dari suku Anacardiaceae yang berasal dari Brasil dan memiliki buah yang dapat dimakan. Jambu
mete (Anacardium occidentale Linn) yang berasal dari Brazil tenggara ini sering dimanfaatkan
biji, buah, daun, akar dan kulit batangnya oleh masyarakat. Di Indonesia tanaman jambu mete
sudah dikenal cukup lama dan kini telah tumbuh secara alami hampir diseluruh pelosok
nusantara. Tanaman jambu mete mula-mula hanya dianggap sebagai tanaman penghijauan.
Jambu mete terdiri atas buah sejati ( biji mete) dan buah semu (jambu mete). Yang dimaksud
dengan buah jambu mete secara awam adalah

tangkai yang menggelembung sehingga

menyerupai buah. Sedangkan yang sebenarnya yaitu buah batu yang berbentuk ginjal yang
terdiri atas: biji berbelah dua (mete), dengan kulit yang keras mengandung minyak (Prihatman,
2000).
Di balik semua produksi dan khasiat buah jambu mete, ternyata buah tersebut
mengandung vitamin C tiga kali lipat dibandingkan buah jeruk. Buah jambu mete juga
mengandung nutrisi lainnya yang dibutuhkan tubuh, di antaranya protein, lemak, karbohidrat,
gula (dalam sari buah), mineral, kalsium, zat besi, fosfor, air, vitamin A dan vitamin B. Dengan
kadar yang pas untuk tubuh tidak heran buah jambu mete ini juga berguna dalam bidang
kesehatan. Misalnya untuk mengobati diabetes melitus, disentri dan radang mulut (Sudarsono
dkk., 2002).
Pada dasarnya unsur unsur mineral yang terdapat dalam tubuh berfungsi sebagai zat
pembangun dan pengatur. Unsur unsur logam forfor merupakan unsur unsur yang berperan
dalam peningkatan kesehatan manusia. Fosfor berfungsi sebagai perkembangan normal tulang,

juga merupakan unsur pokok yang penting bagi darah, limfe, dan struktur nuklir kehidupan sel.
Fosfor berfungsi sebagai pembentukan tulang dan gigi. Sedangkan Besi berfungsi dalam badan
sebagian terletak dalam sel-sel darah merah sebagai heme yaitu suatu

pigmen yang

mengandung inti sebuah atom besi. Kadar fosfor dan besi dalam Jambu mete dapat diketahui
dengan berbagai metode analisis, antara lain dengan metode spektrofotometri sinar tampak.
Digunakan metode ini karena sangat tepat untuk analisis logam pada konsentrasi rendah
dan dengan ketelitian yang cukup tinggi. Untuk dapat menggunakan metode tersebut terlebih
dahulu dilakukan tahap destruksi sampel. Destruksi yang umum dipakai untuk menentukan
kandungan komponen dalam bahan makanan dikenal dengan dua macam yaitu kering dan basah.
Destruksi kering menggunakan cara dengan mengabukan atau mengoksidasikan semua
zat pada suhu yang relatif tinggi, sehingga diperoleh kadar abu (mineral total) dalam makanan
secara gravimetri sampai diperoleh bobot

konstan. Destruksi kering membutuhkan sedikit

ketelitian dan mampu menganalisa bahan lebih banyak daripada pengabuan basah, sedangkan
destruksi basah dilakukan dengan menambahkan pereaksi asam tertentu ke dalam bahan yang
akan dianalisis sehingga terjadi destruksi secara sempurna. Destruksi suatu sampel merupakan
suatu usaha untuk melepaskan unsur yang akan dianalisis dari keterikatannya dengan senyawa
lain, terutama dengan senyawa organik.

Anda mungkin juga menyukai