Anda di halaman 1dari 12

e-Journal PGSD Universitas Pendidikan Ganesha

Jurusan PGSD Volume: 3 No: 1 Tahun 2015

ANALISIS RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN MENURUT


KURIKULUM 2013 KELAS IV SD NO. 4 BANYUASRI
I Kadek Winaya1 I Made Suarjana2, Luh Putu Putrini Mahadewi3
Jurusan Pendidikan Guru Sekolah Dasar, 3Jurusan Teknologi Pendidikan, FIP
Universitas Pendidikan Ganesha
Singaraja, Indonesia

12

e-mail: {Winaya_nusa@yahoo.com1, pgsd_undiksha@yahoo.com2,


LPP-mahadewi@undiksha.ac.id 3
Abstrak
Perubahan kurikulum mengakibatkan perubahan pada perencanaan pembelajaran. Guru
sebagai tenaga kependidikan wajib menyusun rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP)
sesuai dengan ketentuan kurikulum yang berlaku. Penelitian ini bertujuan (1) mengetahui
pemahaman guru terhadap RPP menurut kurikulum 2013, (2) mengetahui kemampuan
guru dalam menyusun RPP menurut kurikulum 2013, dan (3) mendeskripsikan hambatan
yang dialami guru dalam menyusun RPP menurut kurikulum 2013. Jenis penelitian ini
adalah deskriptif kualitatif. Pengumpulan data dalam penelitian ini dilakukan dengan
metode (1) kuesioner, pencatatan dokumen, dan (3) wawancara. Data yang sudah
terkumpul diolah secara induktif melalui reduksi data, penyajian data, dan penarikan
simpulan. Subjek yang digunakan dalam penelitian ini yaitu guru kelas IV dan kepala
sekolah SD No. 4 Banyuasri. Obyek penelitian adalah pemahaman, RPP, dan hambatan
yang dialami guru dalam menyusun RPP kurikulum 2013. Hasil penelitian menunjukan
bahwa (1) pemahaman guru terhadap RPP memperoleh nilai 96 berkualifikasi sangat
baik, (2) kemampuan guru dalam menyusun RPP memperoleh nilai 93,9 berkualifikasi
sangat baik, dan (3) hambatan yang dialami guru dalam menyusun RPP kurikulum 2013
yaitu guru mengalami kesulitan dalam merancang langkah pembelajaran. Kendala
tersebut diatasi dengan sharing baik dengan kepala sekolah maupun guru, mengikuti
pelatihan terkait kurikulum 2013, tanggap terhadap pembahruaan terkait kurikulum 2013,
dan membaca berbagai sumber terkait kurikulum 2013.
Kata kunci: RPP, Kurikulum 2013
Abstract
The changes of curriculum give the effect of the learning strategy. Teachers as the
educators have to set the lesson plan (RPP) based on the curriculum that have been
valid. This study aimed at (1) identifying teachers understanding toward RPP based on
curriculum 2013, (2) identifying teachers ability in arranging lesson plan based on
curriculum 2013, (3) describing the barrier experienced by the teacher in preparing lesson
plan based on curriculum 2013. This study is a descriptive qualitative. The data were
collected through questionnaire, documents noting, and interviews method. The collected
data were processed inductively through data reduction, data display, and drawing
conclusion. The subjects used in this study are the teacher in fourth grade and the
principle of SD N 4 Banyuasri. The objects of the study are teachers understanding,
lesson plan, and the barriers in arranging lesson plan based on curriculum 2013. The
result of the study shows that (1) the teachers score in understanding the lesson plan
(RPP) is 96 which is very good qualified, (2) the teachers ability score in arranging the
lesson plan is 93.9 which is very good qualified, (3) the barrier experienced by the
teacher in arranging the lesson plan of curriculum 2013 was the teacher had a difficulty in
designing step learning. The barrier was overcome by well sharing to the principle and
the teacher, attending curriculum 2013 related training, responding to the curriculum 2013
related update and reading various sources related to curriculum 2013.
Keywords: Lesson

plan (RPP), Curriculum 2013

e-Journal PGSD Universitas Pendidikan Ganesha


Jurusan PGSD Volume: 3 No: 1 Tahun 2015
PENDAHULUAN
Undang-Undang Nomor 20 Tahun
2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional
menyebutkan bahwa kurikulum adalah
seperangkat rencana dan pengaturan
mengenai tujuan, isi, dan bahan pelajaran
serta cara yang digunakan sebagai
pedoman
penyelenggaraan
kegiatan
pembelajaran untuk mencapai tujuan
pendidikan tertentu. Kurikulum memiliki
kedudukan yang penting di dalam
pendidikan
yaitu
sebagai
sarana
pengembangan generasi penerus bangsa
yang dapat terlihat dari mutu lulusan yang
dihasilkan di setiap sekolah. Mutu lulusan
dipengaruhi oleh mutu kegiatan belajar
mengajar, sedangkan mutu kegiatan
belajar mengajar ditentukan oleh berbagai
faktor, salah satunya adalah kurikulum.
Kurikulum memberikan dasar-dasar
pengembangan
kepribadian
dan
kemampuan profesional, yang akan
menentukan kualitas insan serta sumber
daya manusia yang diperlukan dalam
kehidupan
dan
pelaksanaan
tugas
pekerjaan di masa yang akan datang
(Widyastono, 2014). Oleh karena itu,
kurikulum yang diterapkan akan terus
mengalami
perkembangan
yang
didasarkan atas tujuh landasan yaitu
landasan filosofis, psikologis, sosial
budaya, empiris, yuridis, perkembangan
ilmu pengetahuan dan teknologi.
Kurikulum
dan
pembelajaran
merupakan dua hal yang berkaitan erat.
Kurikulum pada dasarnya merupakan
perencanaan menyeluruh yang mencakup
kegiatan dan pengalaman yang perlu
disediakan dan memberikan kesempatan
secara luas bagi siswa untuk belajar
(Hamalik,
2001).
Dengan
adanya
kurikulum,
maka
akan
tersedia
kesempatan
dan
kemungkinan
terselenggaranya
proses
belajar
mengajar.
Dengan program pendidikan yang
disediakan siswa melakukan berbagai
kegiatan
belajar,
sehingga
terjadi
perubahan dan perkembangan tingkah
laku siswa sesuai dengan tujuan
pendidikan dan pembelajaran. Kurikulum
disusun
untuk
mewujudkan
tujuan
pendidikan
nasional
dengan
memperhatiakan tahap perkembangan

peserta didik dan kesesuaian dengan


lingkungan, kebutuhan pembangunan
nasional,
perkembangan
ilmu
pengetahuan dan teknologi serta serta
seni dan budaya. Oleh karena itu,
Kurikulum
terus
mengalami
perkembangan secara dinamis.
Secara
konvensional
terdapat
kecenderungan bahwa upaya peningkatan
mutu pendidikan selalu dikaitkan dengan
ketersediaan sarana dan prasarana
pendidikan
yang
memadai,
serta
kompetensi guru. Kurikulum sebagai
instrumen peningkatan mutu pendidikan
terdiri dari tiga entitas yaitu tujuan,
metode, dan isi. Peningkatan kompetensi
guru dan penyediaan sarana dan
prasarana
pendidikan
hanya
akan
memberikan makana bagi peserta didik
diarahkan pada pencapaian tujuan
pendidikan yang dirumuskan dalam
kurikulum.
Pada
konteks
Sistem
Pendidikan Nasional rumusan tersebut
dirumuskan pada Standar Kompetensi
Lulusan (SKL). Untuk menjamin agar SKL
tersebut dapat dicapai maka kegiatan
belajar mengajar tersebut dilengkapi
dengan tujuan standar lainnya yaitu
standar isi, standar proses, standar
pendidik dan tenaga kependidikan,
standar sarana dan prasarana, standar
pengelolaan, standar pembiayaan, standar
penilaian pendidikan.
Kurikulum 2013 sebagai bagian dari
intervensi peningkatan mutu pendidikan,
tentu tidak bisa bertentangan dengan
peraturan perundang-undangan yang
berlaku. Oleh karena itu, SKL menjadi
rujukan ketika Kurikulum 2013 diterapkan,
termasuk
tujuan
standar
nasional
pendidikan lainnya. Demikinan juga
dengan
Kurikulum
Tingkat
Satuan
Pendidikan (KTSP) tetap menjadi bagian
Kurikulum 2013. Satuan pendidikan tetap
mempunyai
kewenangan
untuk
mengembangkan kurikulum sendiri yang
sesuai dengan kondisi satuan pendidikan
tersebut. Di samping itu, kurikulum 2013
tetap merupakan pengembangan dari
Kurikulum Berbasis Kompetensi.
Bergantinya kurikulum lama menjadi
kurikulum baru memerlukan persiapan
yang berbeda dari kurikulum sebelumnya.
Persiapan tersebut meliputi semua aspek

e-Journal PGSD Universitas Pendidikan Ganesha


Jurusan PGSD Volume: 3 No: 1 Tahun 2015
yang terlibat baik secara langsung atau
secara tidak langsung. Salah satunya
adalah persiapan guru sebagai tenaga
kependidikan
utama
yang
mengembangkan ide dan rancangan
pembelajaran untuk disampaikan kepada
siswa
sehingga
siswa
memahami
pembelajaran. Oleh karena itu, seorang
guru harus merancang terlebih dahulu
pembelajaran yang disesuaikan dengan
kurikulum yang berlaku.
Pemahaman guru tentang kurikulum
akan
menentukan
rancangan
pembelajaran yang dibuat guru dan
diterjemahkan dalam bentuk kegiatan
pembelajaran. Pada kenyataannya, setiap
penerapan kurikulum baru menjadi suatu
masalah baru bagi sebagian guru atau
menjadi suatu tantangan bagi sebagian
guru lainnya. Terlebih lagi model
pembelajaran yang digunakan pada
kurikulum 2013 yang berbasis pendekatan
saintifik.
Ketua
Unit
Implementasi
Kurikulum 2013 (UIK) Kemedikbud, Tjipto
Sumadi menjelaskan, dalam KTSP ada
tiga langkah dalam metode pembelajaran
yang meliputi elaborasi, eksplorasi dan
konfirmasi. Pada kurikulum 2013 ada lima
langkah, yaitu mengamati, bertanya,
menalar,
mencoba,
dan
mengomunikasikan, yang menyebabkan,
guru memegang peranan yang sangat
penting di dalam proses pembelajaran.
Perubahan persiapan yang dilakukan guru
di antaranya persiapan pengetahuan,
persiapan fisik dan mental, serta
persiapan hati (Kemendikbud, 2013).
Guru yang professional adalah guru
yang memiliki seperangkat kompetensi
(pengetahuan, keterampilan, dan prilaku)
yang harus dimiliki, dihayati, dan dikuasai
oleh guru dalam melaksanakan tugas
keprofesionalannya (Syaefudin, 2008).
Keberhasilan seorang guru menjadikan
peserta didik yang sesuai dengan tujuan
pendidikan nasional harus disertai dengan
persiapan yang matang. Suparno (2002)
mengemukakan, sebelum guru mengajar
seorang guru diharapkan mempersiapkan
bahan yang akan diajarkan. Tahap
persiapan awal pembelajaran sebagai
kewajiban untuk membuat perencanaan
pembelajaran dan melaksanakan standar
proses
terkait
analisis
perangkat

pembelajaran seperti pembuatan silabus,


RPP, dan LKS.
Perangkat
pembelajaran
yang
digunakan pada kurikulum 2013 harus
disesuaikan dengan standar yang telah
ditetapkan
yaitu
mengacu
pada
Permendikbud Nomor 81a Tahun 2013
tentang Implementasi Kurikulum. Selain
itu, dasar pembelajaran juga mengacu
pada Peraturan Menteri Pendidikan dan
Kebudayaan RI Nomor 103 Tahun 2013
tentang Pembelajaran Pada Pendidikan
Dasar
dan
Menengah.
Perangkat
pembelajaran pada kurikulum lama tidak
semua sama dan tidak semuanya
berbeda, karena setiap kurikulum memiliki
karakter atau ciri khas tersendiri yang
menjadi tujuan pendidikan. Salah satu hal
yang paling terlihat pada kurikulum 2013
yaitu dari komponen RPP seperti adanya
empat Kompetensi Inti (KI). Pembelajaran
yang dirancang harus memenuhi keempat
KI. Adanya KI ini diharapkan terbentuknya
sumber daya manusia yang terdidik dan
berkarakter.
Peran guru dalam upaya mencapai
tujuan pendidikan tersebut sangatlah
besar, terutama kemampuan seorang guru
membuat
suatu
perencanaan
pembelajaran yang disesuaikan dengan
tuntutan kurikulum 2013. Perencanaan
pembelajaran dirancang dalam bentuk
Silabus dan RPP yang mengacu pada
Standar Isi. Perencanaan pembelajaran
meliputi penyusunan RPP dan penyiapan
media dan sumber belajar, perangkat
penilaian pembelajaran, dan skenario
pembelajaran. Penyusunan Silabus dan
RPP disesuaikan dengan pendekatan
pembelajaran
yang
digunakan
(Permendikbud RI Nomor 103 Tahun
2014).
Silabus
adalah
rancangan
pembelajaran yang berisi rencana bahan
ajar mata pelajaran tertentu pada jenjang
dan kelas tertentu, sebagai hasil dari
seleksi, pengelompokan, pengurutan, dan
penyajian
materi
kurikulum,
yang
dikembangkan berdasarkan ciri dan
kebutuhan daerah setempat (Majid, 2009).
Pembelajaran standar kompetensi dasar
yang ingin dicapai dalam pembelajaran
termuat dalam silabus. Silabus menjadi
pedoman dalam menyusun rencana

e-Journal PGSD Universitas Pendidikan Ganesha


Jurusan PGSD Volume: 3 No: 1 Tahun 2015
pembelajaran,
pengelolaan
proses/kegiatan
pembelajaran,
melaksanakan sistem penilaian Wahyuni
(dalam Midiastini, 2014). Jadi dapat
disimpulkan bahwa, silabus merupakan
salah
satu
produk
pengembangan
kurikulum dan pembelajaran yang memuat
garis-garis besar materi pembelajaran.
Proses pembelajaran tergambar secara
jelas pada RPP yang di susun guru.
RPP adalah rencana kegiatan
pembelajaran tatap muka untuk satu
pertemuan atau lebih. RPP dikembangkan
dari silabus untuk mengarahkan kegiatan
pembelajaran peserta didik dalam upaya
mencapai Kompetensi Dasar (KD). Setiap
pendidik
pada
satuan
pendidikan
berkewajiban menyusun RPP secara
lengkap dan sistematis agar pembelajaran
berlangsung secara interaktif, inspiratif,
menyenangkan,
menantang,
efisien,
memotivasi
peserta
didik
untuk
berpartisipasi aktif, serta memberikan
ruang yang cukup bagi prakarsa,
kreativitas, dan kemandirian sesuai
dengan bakat, minat, dan perkembangan
fisik serta psikologis peserta didik.
Kewajiban setiap pendidik untuk
menyusun RPP sesuai dengan ketentuan
kurikulum yang berlaku dan beralihnya
kurikulum lama ke kurikulum baru,
menarik untuk diteliti lebih lanjut.
Berdasarkan
observasi
awal
yang
dilaksanakan pada tanggal 15 Januari
2015, SD No. 4 Banyuasri salah satu
sekolah yang menjadi pilot project
penerapan kurikulum 2013. Peneliti
memilih untuk menganalisis RPP pada
tema 9 (Makananku Sehat dan Bergizi)
kelas IV SD No. 4 Banyuasri sebagai
penelitian, karena pada saat peneliti
memasuki
lapangan
diperkirakan
pembelajaran yang dilakukan guru berada
pada tema 9 (Makananku Sehat dan
Bergizi) sehingga RPP yang disusun guru
masih bersipat baru dan mempermudah
peneliti untuk menggali imformasi.
Berdasarkan pemaparan di atas,
mengingat begitu pentingnya perencanaan
pembelajaran, menjadi sangat menarik
untuk meneliti Analisis RPP Menurut
Kurikulum 2013 Tema 9 (Makananku
Sehat dan Bergizi) Kelas IV Semester

Genap SD No. 4 Banyuasri Tahun


Pelajaran 2014/2015.
Berdasarkan
paparan
tersebut,
maka adapun permasalahan yang muncul
untuk dijadikan dasar pada penelitian ini
adalah sebagai berikut. (1) Bagaimanakah
pemahaman guru kelas IV SD No. 4
Banyuasri
terhadap
RPP
menurut
implementasi pembelajaran kurikulum
2013?, (2) Bagaimanakah kemampuan
guru dalam menyusun RPP kelas IV
semester genap SD No. 4 Banyuasri
menurut
implementasi
pembelajaran
kurikulum 2013?, (3) Apa sajakah
hambatan yang dialami guru dalam
menyusun RPP kelas IV semester genap
SD No. 4 Banyuasri menurut implementasi
pembelajaran kurikulum 2013?
Berdasarkan perumusan masalah
yang telah dipaparkan di atas, maka
tujuan penelitian ini adalah (1) mengetahui
pemahaman guru kelas IV semester
genap SD No. 4 Banyuasri terhadap RPP
menurut
implementasi
pembelajaran
kurikulum
2013,
(2)
mengetahui
kemampuan guru dalam menyusun RPP
kelas IV semester genap SD No. 4
Banyuasri
menurut
implementasi
pembelajaran kurikulum 2013, dan (3)
mendeskripsikan hambatan yang dialami
guru dalam menyusun RPP kelas IV
semester genap SD No. 4 Banyuasri
menurut
implementasi
pembelajaran
kurikulum 2013.
METODE
Penelitian
ini
termasuk
jenis
penelitian deskriptif kualitatif. Penelitian
kualitatif adalah penelitian yang bertujuan
untuk menggambarkan secara utuh dan
mendalam tentang realitas sosial dan
berbagai fenomena yang terjadi di
lingkungan masyarakat yang menjadi
subjek penelitian sehingga tergambarkan
ciri, karakter, sifat dan model dari
fenomena tersebut (Sanjaya, 2013).
Tempat penelitian ini di SD 4 Banyuasri
Kecamatan Buleleng. Subjek penelitian
adalah guru kelas IV dan kepala sekolah
SD No. 4 Banyuasri. Objek penelitian
adalah terkait pemahaman, RPP, dan
hambatan guru dalam menyusun RPP
menurut kurikulum 2013.

e-Journal PGSD Universitas Pendidikan Ganesha


Jurusan PGSD Volume: 3 No: 1 Tahun 2015
Metode pengumpulan data yang
digunakan adalah metode kuesioner,
metode catatan dokumentasi, dan metode
wawancara. Data yang diperoleh dari
kuesioner adalah data yang bersifat
pribadi dan tidak dapat diamati oleh
peneliti
dengan
anggapan
bahwa
respondenlah yang paling mengetahui
tentang dirinya dan pengalamannya
sendiri serta data yang disampaikan
adalah benar adanya. Metode catatan
dokumentasi
digunakan
untuk
mengumpulkan data berupa silabus, RPP,
buku guru, buku siswa, dan dokumendokumen terkait RPP menurut kurikulum
2013. Metode wawancara yang dilakukan
pada penelitian ini yaitu wawancara
terstruktur kepada narasumber yang dapat
memberikan informasi antara lain, guru
kelas V dan kepala sekolah agar
memperoleh
informasi
mengenai
hambatan yang dialami guru dalam
menyusun RPP menurut kurikulum 2013.
Instrumen penelitian yang digunakan
adalah
lembar
kuesioner,
catatan
dokumen, dan pedoman wawancara.
Kuesioner yang digunakan berbentuk
skala likert dengan kriteria penilaiannya
didasarkan pada rubrik penilaian yang
dirancang oleh peneliti dengan nilai
maksimum setiap item pernyataan adalah
5 dan nilai minimum adalah 1. Skala
Likert, kategori respon yang terdiri dari
lima, mulai dari sangat setuju, setuju,
ragu-ragu, tidak setuju, dan sangat tidak
setuju, bila pernyataan itu sifatnya positif
diberi skor 5, 4, 3, 2, 1, dan bila

pernyataan itu bersifat negatif diberi skor


1, 2, 3, 4, 5 (Suharsaputra, 2012).
Dukumen berupa RPP dinilai dengan
daftar ceklis dengan berpedoman rubrik
penilaian. Pedoman wawancara dalam
penelitian ini berisi tentang uraian
penelitian yang dituangkan dalam bentuk
daftar pertanyaan agar proses wawancara
dapat berjalan dengan baik. Data
penelitian yang telah terkumpul berupa
pemahaman guru terhadap RPP kurikulum
2013, RPP, dan kendala yang yang
dialami guru dalam menyusun RPP
menurut kurikulum 2013.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Pertama,
Pemahaman
guru
terhadap RPP menurut kurikulum 2013
diperoleh
melalui
analisis
lembar
kuesioner yang diisi oleh guru kelas IV di
SD 4 Banyuasri yaitu Ni Wayan Eka
Rippanawati, S.Pd. SD. Analisis hasil
kuesioner pemahaman guru terhadap
RPP memperoleh skor mentah 144 dari
150 skor maksimum ideal. Pemahaman
guru terhadap RPP menurut kurikulum
2013 memperoleh nilai 96 berada pada
kualifikasi sangat baik.
Kedua, Mengetahui kemampuan
guru kelas IV SD 4 Banyuasri dalam
menyusun RPP menurut kurikulum 2013,
dilakukan dengan menilai RPP yang
disusun guru yaitu RPP pada tema
9/subtema 1 makananku sehat dan
bergizi. Hasil penilaian tergambar secara
jelas pada tabel 1.

Tabel 1. Hasil Penilaian RPP Kelas IV Tema 9 (Makananku Sehat dan Bergizi), Subtema 1
Pernyataan
No
1
Memuat identitas dalam RPP yaitu nama sekolah,
mata
pelajaran
atau
tema/subtema,
kelas/semester, materi pembelajaran, alokasi
waktu.
2
Memuat Kompetensi Inti (KI-1, KI-2, KI-3, dan KI4) yang sesuai dengan buku guru dan silabus.
3
Memuat KD pada setiap Kompetensi Inti (KI-1, KI2, KI-3, dan KI-4) yang sesuai dengan buku guru
dan silabus.
4
Memuat Indikator dari KI-1, KI-2, KI-3, KI-4.
5
Kesesuaian perumusan indikator yang ingin

Nilai RPP Pembelajaran


2
3
4
5
6

5
5

5
5

5
5

5
5

5
5

5
5

e-Journal PGSD Universitas Pendidikan Ganesha


Jurusan PGSD Volume: 3 No: 1 Tahun 2015

No
6
7
8
9

10

11

12

13
14

15
16

17
18

Pernyataan
dicapai dengan KD (KD-1, KD-2, KD-3, dan KD-4).
Indikator menggunakan kata kerja operasional.
Kesesuaian materi ajar pada RPP dengan buku
guru, buku siswa dan silabus.
Termuat paparan materi pembelajaran dari materi
pokok.
Kesesuaian materi ajar dengan indikator
pembelajaran yang menunjang pencapaian
indikator.
Tergambarkan secara jelas pada kegiatan
pendahuluan, a) salam dan doa, b) apersepsi, c)
mengondisikan
suasana
belajar
yang
menyenangkan, d) keterkaitan materi sebelumnya
dengan materi selanjutnya, e) menyampaikan
kompetensi yang akan dicapai, f) menyampaikan
garis besar materi, g) menyampaiakan lingkup dan
teknik penilaian.
Tergambarkan secara jelas pada kegiatan inti
yang
menggambarkan
kegiatan
santifik
(mengamati, menanya, mencoba, menalar, dan
mengomunikasikan).
Tergambarkan secara jelas pada kegiatan
penutup yang menggambarkan a) membuat
rangkuman/simpulan pembelajaran, b) melakukan
refleksi
terhadap
kegiatan
yang
sudah
dilaksanakan, c) memberikan umpan balik
terhadap proses dan hasil pembelajaran, d)
merencanakan tindak lanjut dalam bentuk
remedial, pengayaan, e) menyampaikan materi
yang akan dipelajari pada pertemuan berikutnya,
dan f) salam dan doa untuk mengakhiri pelajaran.
Kesesuaian penilaian yang disusun pada RPP
dengan silabus.
Termuat secara jelas penilaian autentik yang
mencangkup KI-1 (sikap spiritual), KI-2 (siakap
sosial), KI-3 (pengetahuan), KI-4 (keterampialn).
Setiap penilian dari masing-masing KI terdapat
rubrik/daftar periksa/kunci jawaban.
Tergambar
pembelajaran
remedial
dan
pengayaan
yang
menunjang
ketercapaian
indikator.
Termuat kesesuaian sumber belajar pada RPP
dengan silabus.
Sumber belajar dan media yang tercantum dalam
RPP
menunjang
ketercapaian
indikator
pembelajaran.
Jumlah Skor Mentah Keseluruhan
Nilai

Nilai RPP Pembelajaran


1
2
3
4
5
6
4

84

84

84

85

85

85

93,3 93,3 93,3 94,4 94,4 94,4

e-Journal PGSD Universitas Pendidikan Ganesha


Jurusan PGSD Volume: 3 No: 1 Tahun 2015
Berdasarkan Tabel 1. dapat dilihat
bahwa nilai kemapuan guru dalam
menyusun RPP menurut kurikulum 2013
yaitu pembelajaran 1 dengan nilai 93,3,
pembelajaran 2 dengan nilai 93,3,
pembelajaran 3 dengan nilai 93,3,
pembelajaran 4 dengan nilai 94,4,
pembelajaran 5 dengan nilai 94,4, dan
pembelajaran 6 dengan nilai 94,4.
Penilaian dilakukan dengan berpedoman
dengan
rubrik
penilaian,
analisis
perhitungan kemapuan guru dalam
menyusun RPP secara keseluruhan
memperoleh rata-rata nilai 93,9 dengan
kualifikasi sangat baik.
Ketiga,
berdasarkan
hasil
wawancara yang dilaksanakan peneliti
dengan guru kelas IV SD No. 4 Banyuasri
menyatakan bahwa hambatan yang
dialami dalam menyusun RPP menurut
kurikulum 2013 yaitu pada pengembangan
langkah-langkah pembelajarn agar tampak
pendekatan saintifik dengan memasukan
5M
dalam
kegiatan
pembelajaran.
Berdasarkan hasil wawancara yang
dilaksanakan peneliti dengan kepala
sekolah SD No. 4 Banyuasri menyatakan
perlunya ada pengetahuan kepala sekolah
terhadap RPP yang disusun guru, karena
setidaknya
selaku
kepala
sekolah
seharusnya mengetahui RPP yang
disusun oleh guru guna menjalin
komunikasi/garis
koordinasi
dan
mengetahui perencanaan pembelajaran
yang disusun guru. Melalui RPP
tergambar proses belajar pembelajaran
yang dilakukan oleh guru dan siswa.
Ketika guru mengalami hambatan atau
kesulitan dalam menyusun RPP menurut
kurikulum 2013 guru selalu berkonsultasi
dengan kepala sekolah dan tidak lepas
juga jika guru mengalami hambatanhambatan guru melakukan sharing antara
guru di sekolah SD No 4 Banyuasri.
Upaya yang dilakuakn sekolah jika guru
mengalami habatan dalam menyusun
RPP menurut kurikulum 2013 yaitu
dengan melakukan sharing antara guru
baik secara formal dan infornal, ikut serta
dalam pelatihan terkait kurikulum 2013
dan
tanggap
terhadap
pembaharuan/pengembangan
terkait
perkembangan kurikulum 2013.

Pertama,
berdasarkan
hasil
penelitian menunjukkan bahwa guru kelas
IV SD No. 4 Banyuasri sudah memahami
RPP menurut Kurikulum 2013 dengan
kualifikasi sangat baik. Sejalan dengan
hasil penelitian Suarjana (2014) kesiapan
guru SD dalam menyusun perangkat
pembelajaran ditinjau dari rata-rata untuk
komponen konteks 86,6 (katagori sangat
baik). Tentunya untuk mengetahui sejauh
mana guru memehami RPP menurut
kurikulum 2013 ditinjau dari berbagai
aspek yang mencangkup RPP menurut
kurikulum 2013 yaitu hakekat RPP, prinsip
penyusunan RPP, pembelajaran, dan
penilaian menurut kurikulum 2013 yang
secara keseluruhan dituangakan dalam
kuesioner yang diberikan kepada guru.
Guru sudah memahami bahwa
komponen RPP menurut kurikulum 2013
dengan sangat baik pada komponen: 1)
identitas
sekolah/madrasah,
mata
pelajaran, dan kelas/semester; 2) alokasi
waktu; 3) Kompetensi Inti (KI), Kompetensi
Dasar
(KD),
indikator
pencapaian
kompetensi; 4) materi pembelajaran; dan
6) penilaian. Belum maksimal pada
komponen media/alat, bahan, dan sumber
belajar. Pemahaman guru lemah (cukup)
pada komponen kegiatan pembelajaran
khususnya pada kegiatan pendahuluan.
(Permedikbud nomor 103 tahun 2014).
Kedua, berdasarkan hasil analisis
perhitungan penelitian menunjukan bahwa
kemampuan guru kelas IV di SD No. 4
Banyuasri dalam menyusun RPP pada
kualifikasi sangat baik, guru sudah
menyusun
RPP
sesuai
dengan
komponen-komponen RPP yang telah
ditetapkan pada permendikbud nomor 103
tahun 2014. Sejalan dengan hasil
penelitian Mediastini (2014) RPP yang
disusun guru sudah sesuai dengan
Kurikulum 2013. RPP disusun secara
sistematis
dengan
tujuan
agar
pembelajaran
dapat
berlangsung
terprogram, sistematis, interaktif, inspiratif,
menantang,
kreatif,
menarik
dan
menyenangkan, memotivasi peserta didik
untuk berpartisipasi aktif. Sjalan dengan
permedikbud nomor 65 tahun 2013 yang
menyatakan setiap pendidik pada satuan
pendidikan berkewajiban menyusun RPP
secara lengkap dan sistematis agar

e-Journal PGSD Universitas Pendidikan Ganesha


Jurusan PGSD Volume: 3 No: 1 Tahun 2015
pembelajaran
berlangsung
secara
interaktif,
inspiratif,
menyenangkan,
menantang, efisien, memotivasi peserta
didik untuk berpartisipasi aktif, serta
memberikan ruang yang cukup bagi
prakarsa, kreativitas, dan kemandirian
sesuai dengan bakat, minat, dan
perkembangan fisik serta psikologis
peserta didik.
Penyusunan
RPP
selalu
memperhatikan
situasi
sekolah,
lingkungan, kebutuhan, dan karakteristik
peserta didik. RPP yang disusun guru
meliputi identitas RPP, kompetensi inti,
kompetensi dasar, indikator, materi ajar,
pendekatan,
kegiatan
pembelajaran,
penilaian, sumber dan alat bantu
pembelajaran (permendikbud nomor 103
tahun 2014). Keterampilan menyusun
RPP merupakan kemampuan praktis guru
dalam meyusun komponen-komponen
RPP. Kemampuan praktis tersebut adalah
menulis identitas RPP, menulis KI/ KD,
merumuskan indikator, menyusun materi
ajar, merancang media, menulis sumber,
menyusun skenario pembelajaran, dan
merancang penilaian (Maulana, 2014).
Pada bagian identitas RPP sudah
tercantum secara lengkap seperti yang
termuat dalam permendikbud nomor 103
tahun 2014 sedikitnya identitas RPP
mencakup identitas nama sekolah,
identitas
mata
pelajaran
atau
tema/subtema, identitas RPP yaitu
kelas/semester, identitas RPP yaitu materi
pembelajaran,
dan
alokasi
waktu.
Kompetensi inti sudah dicantumkan sesuai
yang tertera di buku guru dan silabus.
Rumusan KI 1 dan KI 2 dalam
pembelajaran tidak diajarkan karena
sudah diterapkan langsung oleh peserta
didik dalam perilaku kehidupan sehari-hari
di lingkungan sekolah, keluarga, dan
masyarakat di lingkungan tinggal peserta
didik. Rumusan KI 3 dan KI 4 dibelajarkan
dalam pembelajaran.
Penjabaran indikator disesuaikan
dengan
alokasi
waktu
dalam
pembelajaran.
Indikator
dirumuskan
berdasarkan KI dan KD. Indikator tidak
dirumuskan menggunakan kata kerja
operasional,
karena
didak
menggambarkan siswa atau audience
dalam penyususnan indikator. Kata

operasional
pada
tujuan/indikator
setidaknya memuat audience (siswa),
behavior (perilaku yang dapat diamati
sebagai
hasil
belajar),
condition
(persyaratan yang harus dipahami agar
perilaku yang diharapkan dapat tercapai),
dan degree (tingkat penampilan yang
dapat diterima).
Kegiatan
pembelajaran
yang
dirancang
dalam
RPP
sudah
mencerminkan pendekatan yang sesuai
dengan kurikulum 2013 yaitu pendekatan
saintifik.
Menurut
Kurniasih
(2014)
pendekatan saitifik merupakan proses
pembelajaran yang dirancang sedemikian
rupa agar peserta didik secara aktif
mengonstruk konsep, hukum atau prinsip
melalui
tahap-tahapan
mengamati,
merumuskan masalah, mengajukan atau
merumuskan hipotesis, mengumpulkan
data,
menganalisis
data,
menarik
kesimpulan
dan
mengomunikasikan
konsep, hukum atau prinsip yang
ditemukan. Pendekatan yang digunakan
disesuaikan
dengan
karakteristik
pencapaian kompetensi. Langkah-langkah
pembelajaran meliputi, kegiatan pembuka,
kegiatan inti, dan kegiatan penutup.
Termuat dalam permedikbut no 103
tahun 2014, kegiatan pendahuluan
menurut
kurikulum
2013
harus
menggambarkan mengondisikan suasana
belajar
yang
menyenangkan,
mendiskusikan kompetensi yang sudah
dipelajari dan dikembangkan sebelumnya
berkaitan dengan kompetensi yang akan
dipelajari
dan
dikembangkan,
menyampaikan kompetensi yang akan
dicapai dan manfaatnya dalam kehidupan
sehari-hari, menyampaikan garis besar
cakupan materi dan kegiatan yang akan
dilakukan, dan menyampaikan lingkup dan
teknik penilaian yang akan digunakan.
Kegiatan inti merupakan proses
pembelajaran
untuk
mencapai
kompetensi, yang dilakukan secara
interaktif,
inspiratif,
menyenangkan,
menantang, memotivasi peserta didik
untuk
berpartisipasi
aktif,
serta
memberikan ruang yang cukup bagi
prakarsa, kreativitas, dan kemandirian
sesuai dengan bakat, minat dan
perkembangan fisik serta psikologis
peserta didik. Kegiatan inti menggunakan

e-Journal PGSD Universitas Pendidikan Ganesha


Jurusan PGSD Volume: 3 No: 1 Tahun 2015
pendekatan saintifik yang disesuaikan
dengan karakteristik mata pelajaran dan
peserta didik.
Kegiatan penutup meliputi, 1)
kegiatan guru bersama peserta didik yaitu:
a)
membuat
rangkuman/simpulan
pelajaran, b) melakukan refleksi terhadap
kegiatan yang sudah dilaksanakan, dan c)
memberikan umpan balik terhadap proses
dan hasil pembelajaran, dan 2) kegiatan
guru yaitu: a) melakukan penilaian, b)
merencanakan kegiatan tindak lanjut
dalam bentuk pembelajaran remedi,
program pengayaan, layanan konseling
dan/atau memberikan tugas baik tugas
individual maupun kelompok sesuai
dengan hasil belajar peserta didik; dan c)
menyampaikan rencana pembelajaran
pada pertemuan berikutnya.
Penilaian yang dilakukan guru yaitu
otentik assessment (penilaian proses) dan
sikap. Sesuai dengan Permendikbud No
104 Tahun 2014 tentang Penilaian Hasil
Belajar oleh Pendidik Pada Pendidikan
Dasar
dan
Pendidikan
Menengah
menjelaskan bahwa penilaian autentik
adalah
bentuk
penilaian
yang
menghendaki peserta didik menampilkan
sikap, menggunakan pengetahuan dan
keterampilan
yang
diperoleh
dari
pembelajaran dalam melakukan tugas
pada
situasi
yang
sesungguhnya.
Didukung dengan pendapat Kurniasih dan
Berlin (2014) menyatakan bahwa penilaian
autentik merupakan penilaian yang
dilakukan secara komprehensif untuk
menilai mulai dari masukan (input),
proses,
dan
keluaran
(output)
pembelajaran yang meliputi ranah sikap,
pengetahuan,
dan
keterampilan.
Keseimbangan
antara
sikap,
pengetahuan, dan keterampilan untuk
membangun soft skills dan hard skills
peserta didik secara berkelanjutan atau
terus menerus.
Pengayaan
sudah
tergambar
mencakup materi pembelajaran, yang
mampu menunjang pengetahuan dan
keterampilan siswa kelas IV SD 4
Banyuasri. Kegiatan pengayaan yang
dirancang
guru
tampak
mampu
menambah pengetahuan dan keterapilan
siswa. Sejalan dengan pemahaman
kegiatan pengayaan adalah kegiatan yang

diberikan kepada peserta didik kelompok


cepat sehingga peserta didik tersebut
menjadi lebih kaya pengetahuan dan
keterampilannya atau lebih mendalam
penguasaan
bahan
pelajaran
dan
kompetensi yang mereka pelajari Arikunto
(dalam Mahmudah, 2014)
Kegiatan remedial yang dirancang
guru diberikan kepada siswa yang belum
memahami materi agar, siswa tersebut
lebih memahami materi yang dipelajari.
Sejalan dengan pengertian pengajaran
remedial adalah suatu bentuk pengajaran
yang berbentuk perbaikan, atau suatu
bentuk pengajaran yang membuat menjadi
baik, (Mahmudah, 2014).
Guru menggunakan media konkret
dan gambar. Menggunakan media nyata
dan sering dijumpai oleh peserta didik di
kehidupan
sehari-hari,
sehingga
pembelajaran lebih efektif, menarik,
kontekstual, dan mampu meningkatkan
aktivitas siswa. Termuat dalam penelitian
Nazifah (2013) media konkret adalah
segala sesuatu yang nyata dapat
digunakan untuk menyalurkan pesan dari
pengirim ke penerima sehingga dapat
merangsang pikiran, perasaan, perhatian
dan minat siswa sehingga proses
pembelajaran dapat berjalan lebih efektif
dan efesien menuju kepada tercapainya
tujuan
yang
diharapkan.
Sumber
pembelajaran yang digunakan yaitu buku
taks pelajaran (buku siswa tematik tema 9
Makananku Sehat dan Bergizi), buku
panduan guru (buku panduan guru tematik
tema 9 Makananku Sehat dan Bergizi).
Guru belum tampak mengembangkan
sumber
pembelajaran.
Sumber
pembelajaran menurut kurikulum 2013
dapat dikembangkan berdasarkan kondisi
dan keadaan sekolah. Materi juga dapat
dikembangkan dari berbagai buku dan
internet yang berkaitan dengan materi
yang akan dibelajarkan.
Ketiga, berdasarkan hasil penelitian
hambatan yang dialami guru dalam
menyusun RPP yaitu merancang langkah
pembelajaran. Berdasarkan wawancara
guru mengungkapkan baru belajar belum
mendalam
memahami
langkah
pembelajaran. Hambatan-hambatan yang
dialami guru diatasi dengan: 1) melakukan
sharing dengan kepala sekolah atau

e-Journal PGSD Universitas Pendidikan Ganesha


Jurusan PGSD Volume: 3 No: 1 Tahun 2015
dengan guru-guru di SD No. 4 Banyuasri,
2) mengikuti pelatihan terkait kurikulum
2013, 3) tanggap terhadap pembaharuan
terkait kurikulum 2013 khususnya jika
terdapat perubahan permendikbud yang
berlaku, dan 4) mengisi diri dengan
membaca
berbagai
sumber
terkait
kurikulum 2013.
Proses
pembelajaran
pada
Kurikulum 2013 untuk semua jenjang
dilaksanakan
dengan
menggunakan
pendekatan ilmiah (saintifik). Langkahlangkah pendekatan ilmiah (scientific
appoach) dalam proses pembelajaran
meliputi menggali informasi melalui
pengamatan,
bertanya,
percobaan,
kemudian mengolah data atau informasi,
menyajikan
data
atau
informasi,
dilanjutkan dengan menganalisis, menalar,
kemudian menyimpulkan, dan mencipta.
Pengembangan RPP yang dilakukan
oleh guru secara mandiri atau secara
bersama-sama melalui musyawarah guru
mata pelajaran (MGMP) di dalam suatu
sekolah tertentu difasilitasi dan disupervisi
kepala sekolah atau guru senior yang
ditunjuk
oleh
kepala
sekolah.
Pengembangan RPP yang dilakukan oleh
guru secara berkelompok melalui MGMP
antarsekolah
atau
antarwilayah
dikoordinasikan dan disupervisi oleh
pengawas
atau
dinas
pendidikan
(Permendikbud nomor 81a tahun 2013).
Sejalan
dengan
hasil
penelitian
Nurhamidah (2014) melalui pendampingan
mampu meningkatkan kemampuan guru
dalam
menyusun
RPP
mengalami
peningkatan. Jadi, agar pembelajaran
berjalan lancar, RPP hendaknya sudah
siap ketika pembelajaran di awal semester
dimulai, baik disusun secara individu atau
berkelompok.
Pembaharuan
dalam
kurikulum
bersifat dinamis. Kurikulum memberikan
dasar-dasar pengembangan kepribadian
dan kemampuan profesional, yang akan
menentukan kualitas insan serta sumber
daya manusia yang diperlukan dalam
kehidupan
dan
pelaksanaan
tugas
pekerjaan di masa yang akan datang
(Widyastono, 2014). Oleh karena itu,
kurikulum yang diterapkan akan terus
mengalami
perkembangan
yang
didasarkan atas tujuh landasan yaitu

landasan filosofis, psikologis, sosial


budaya, empiris, yuridis, perkembangan
ilmu pengetahuan dan teknologi. Dengan
adanya perubahan tuntunya guru-guru
harus tanggap terhadap perkembangan
informasi dalam hal kurikulum 2013 yang
mengacu pada permendikbud.
Mengisi diri dengan berbagai
sumber (belajar) merupakan proses dari
tidak
tahu
menjadi
tahu.
Belajar
merupakan suatu proses pembentukan
dan perubahan yang bersifat permanen
yang dilakukan seseorang kearah yang
lebih baik yang disebabkan oleh adanya
pengalaman belajar yang terarah (Nazifah,
2013). Belajar dapat dilakukan dengan
membaca sendiri dari berbagai sumber
dan secara berkelompok dengan berbagi
pengetahuan. Dengan sering melakukan
sharing, mengikuti pelatihan, tanggap
terhadap informasi, dan belajar terkait
kurikulum 2013.
SIMPULAN DAN SARAN
Berdasarkan hasil penelitian dan
pembahasan
dapat
dikemukakan
simpulan: (1) pemahaman guru kelas IV
SD No. 4 Banyuasri tehadap pelaksanaan
pembelajaran (RPP) menurut kurikulum
2013 memperoleh nilai 96 dengan
kualifikasi sangat baik, (2) pemampuan
guru dalam menyusun RPP diperoleh ratarata nilai 93,9 dengan kualifikasi sangat
baik. (3) hambatan yang dialami guru
dalam menyusun RPP yaitu terletak pada
merancang
langkah
pembelajaran.
Hambatan-hambatan yang dialami guru
diatasi dengan: 1) melakuakan sharing
dengan kepala sekolah atau dengan guruguru di SD N No. 4 Banyuasri, 2)
mengikuti pelatihan terkait kurikulum 2013,
3) tanggap terhadap pembahruaan terkait
kurikulum 2013 khususnya jika terdapat
perupahan permen yang berlaku, dan 4)
mengisi diri dengan membaca berbagai
sumber terkait kurikulum 2013.
Berdasarkan
simpulan,
adapun
saran penelitian ini, (1) guru diharapkan
memahami lebih dalam pengetahuannya
tentang
kurikulum
2013,
terutama
pemahaman komponen-komponen RPP,
(2) pihak sekolah untuk selalu tanggap
terhadap
terhadap
pembaharuanpembaharuan terkait kurikulum 2013,

e-Journal PGSD Universitas Pendidikan Ganesha


Jurusan PGSD Volume: 3 No: 1 Tahun 2015
sehingga dapat menunjang keberhasilan
pelaksanaan kurikulum 2013 terutama
dalam penyusunan RPP, (3) disarankan
kepada pemerintah untuk terus proaktif
memerhatikan peran strategis sekolah
untuk mencerdaskan generasi bangsa
Indonesia dengan pengadaan buku-buku
tematik yang disalurkan ke sekolah
dengan tepat waktu, dan (4) disarankan
kepada peneliti lain untuk melakukan uji
empiris di sekolah lain dan pada jenjang
pendidikan yang lebih tinggi, sehingga
wawasan hasil penelitian ini semakin luas
dan
dapat
dipercaya
serta
dipertanggungjawabkan secara ilmiah.
UCAPAN TERIMA KASIH
Dalam proses pembuatan skripsi ini,
begitu banyak bantuan yang diperoleh dari
berbagai pihak. Oleh karena itu, pada
kesempatan ini diucapkan terimakasih
yang sebesar-besarnya dan setulustulusnya kepada yang terhormat:
1. Drs. I Ketut Pudjawan, M.Pd., sebagai
Dekan Fakultas Ilmu Pendidikan atas
berbagai kebijakannya sehingga studi
ini dapat terselesaikan dengan lancar
sekaligus sebagai Pembimbing I yang
telah banyak memberikan arahan,
motivasi dan petunjuk-petunjuk serta
bimbingan yang sangat bermanfaat
selama penyusunan skripsi ini.
2. Prof. Dr. Ni Ketut Suarni, M.S., sebagai
Pembantu Dekan I yang telah
memberikan izin dalam pelaksanaan
penelitian.
3. Drs. Ign. I Wayan Suwatra, M.Pd.
selaku Ketua Jurusan Pendidikan Guru
Sekolah Dasar yang telah memberikan
kesempatan dan dorongan kepada
penulis dalam menyelesaikan skripsi
ini.
4. Drs. I Made Suarjana, M.Pd. selaku
pembimbing I yang telah banyak
memberikan arahan, motivasi, dan
petunjuk sehingga skripsi ini dapat
terselesaikan.
5. Luh Putu Putrini Mahadewi, S.Pd., M.S.
selaku pembimbing II yang telah
memberikan arahan, motivasi, dan
petunjuk sehingga skripsi ini dapat
terselesaikan.
6. Made Suparmi, S.Pd. selaku kepala SD
No.
4
Banyuasri
yang
telah

memberikan ijin untuk melaksanakan


penelitian di sekolah yang dipimpinnya.
7. Ni Wayan Eka Rippanawati, S.Pd. SD.
selaku guru kelas IV yang telah
membantu
dalam
pelaksanaan
penelitian.
8. Rekan-rekan dan semua pihak yang
tidak bisa disebutkan satu per satu atas
peran serta dan dukungannya dalam
penyelesaian skripsi ini.
DAFTAR RUJUKAN
Hamalik, Oemar. 2001. Proses Belajar
Mengajar. Jakarta: Bumi Aksara.
Kurniasih, Imas dan Berlin Sani. 2014.
Implementasi
Kurikulum
2013.
Cetakan Ke-1. Surabaya: Kata
Pena.
Mahmudah,
Anna
Rifatul.
2014.
Pelaksanaan Program Remedial
Dan
Pengayaan
dalam
Meningkatkan Prestasi Belajar PAI
Siswa Kelas VIII SMP N 5
Yogyakarta
Tahun
Pelajaran
2013/2014.
Majid,
Abdul.
2009.
Perencanaan
Pembelajaran. Bandung: PT Remaja
Rosdakarya.
Maulana, Luthfi. 2013. Analisis Tingkat
Keterampilan Menyusun RPP Pada
Peserta Diklat Kurikulum 2013 Guru
Madrasah di Kementerian Agama
Kabupaten Aceh Singkil Tahun
2014.
Midiastini, Ni Ketut. 2014. Pelaksanaan
Pembelajaran Bahasa Indonesia
Dengan
Pendekatan
tematik
Berdasarkan Kurikulum 2013 Pada
Kelas 4 SD Saraswati 1 Denpasar.
Program Studi Pendidikan Bahasa.
PASCASARJANA Undiksha.
Nazifah. 2013. Penggunaan Media
Konkret
Meningkatkan Aktivitas
Siswa Matematika Kelas I SD N 07
Sungai Soga Bengkayang.
Peraturan
Menteri
Pendidikan
dan
Kebudayaan nomor 65 tentang
Standar Proses Pendidikan Dasar
dan Menengah. 2013. Jakarta:
Kementerian
Pendidikan
dan
Kebudayaan.
Peraturan
Menteri
Pendidikan
dan
Kebudayaan nomor 81A tentang

e-Journal PGSD Universitas Pendidikan Ganesha


Jurusan PGSD Volume: 3 No: 1 Tahun 2015
Implementasi
Kurikulum.
2013.
Jakarta: Kementerian Pendidikan
dan Kebudayaan.
Peraturan
Menteri
Pendidikan
dan
Kebudayaan
nomor
103
Pembelajaran Pada Pendidikan
Dasar dan Pendidikan Menengah.
2014.
Jakarta:
Kementerian
Pendidikan dan Kebudayaan.
Sanjaya,
Wina.
2013.
Penelitian
Pendidikan.
Jakarta:
Kencana
Prenada Media Group.
Soparno,dkk. 2002. Reformasi Pendidikan
Sebuah Rekomendasi. Yogyakarta:
kasinus.
Suharsaputra, Uhar. 2012. Metode
Penelitian.
Bandung:
Refika
Aditama.
Syaefudin
Saud,
Udin.
2008.
Pengembangan
Profesi
Guru.
Alfabeta : Bandung
Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003
(UU 20/2003) tentang Sistem
Pendidikan
Nasional.
Jakarta:
Penerbit Sinar Grafika.
Widyastono, Herry. 2014. Pengembangan
Kurikulum di Era Otonomi Daerah.
Jakarta: Pt Bumi Aksara

Anda mungkin juga menyukai