Anda di halaman 1dari 32

LAPORAN

PRAKTIKUM KIMIA
JURUSAN
KELOMPOK

: II (Dua)
Disusun oleh :

DISUSUN OLEH:

1.
2.
3.
4.

SRIYONO
ROMADHON
WILI BRODUS LABA
YOGA PRATAMA

: 551316/A
: 551315/A
: 551317/A
: 551318/A

SEKOLAH TINGGI ENERGI DAN MINERAL AKAMIGAS


JL. GAJAH MADA NO.38 CEPU, KAB.BLORA,JAWA TENGAH, 58315

2014

1. KECEPATAN REAKSI
I. TUJUAN
Setelah melaksanakan praktikum ini diharapkan mahasiswa dapat :
1. Mahasiswa

dapat

memahami

faktor-faktor

yang

mempengaruhi

kecepatan reaksi kimia


2. Mahasiswa dapat mengetahui pengaruh konsentrasi zat terhadap
kecepatan reaksi
3. Mahasiswa
dapat

mengetahui pengaruh

temperatur terhadap

kecepatan reaksi.
II. KESELAMATAN KERJA
1. Bila bekerja dengan peralatan bertenaga listrik, lihat terlebih dahrlu
tegangan jaringan listrik yang ada. Pastikan tangan dalam kondisi
kering.
2. Bila sudah selesai dipakai, karena masih panas, hot plate (pemanas)
agar diletakkan di tempat yang aman.
3. Hati-hati bekerja dengan larutan kimia (lihat MSDS) .
III. TEORI DASAR
1. Kecepatan Reaksi.
Kecepatan reaksi dapat didefinisikan sebagai perubahan konsentrasi
per satuan waktu, yaitu bertambahnya konsentrasi produk dan
berkurangya konsentrasi reaktan.
Misalnya: A + B C + D
Ditinjau terhadap berkurangnya reaktan :
A rA berkurangnya reaktan A
B rB berkurangnya reaktan B

Ditinjau terhadap bertambahnya konsentrasi produk ( hasil )


C rC terjadinya C
D rD terjadinya D
2. Faktor Yang Mempengaruhi Laju Reaksi Kimia.
a. Konsentrasi
Laporan Kimia

Page 1

Larutan dengan konsentrasi yang besar (pekat) mengandung


partikel yang lebih rapat, jika dibandingan dengan larutan yang
encer. Semakin tinggi konsentrasi berarti semakin banyak molekulmolekul dalam setiap luas ruangan, akibatnya tumbukan antar
molekul makin sering terjadi dan reaksi berlangsung semakin cepat.
Semakin tinggi konsentrasi suatu larutan, makin besar laju
reaksinya.
b. Temperatur
Setiap partikel selalu bergerak. Dengan naiknya suhu, energi gerak
(kinetik) partikel ikut meningkat sehingga makin banyak partikel
yang memiliki energi kinetik di atas harga energi aktivasi (Ea).
Kenaikan suhu akan memperbesar laju reaksi.
Harga tetapan laju reaksi (k) akan berubah jika suhunya berubah.
Berdasarkan hasil percobaan, laju reaksi akan menjadi 2 kali lebih
besar untuk setiap kenaikan suhu 100c.
IV. BAHAN DAN PERALATAN
a. Bahan
1. Larutan Na2S2O3 5%
2. Larutan HCl 5%
b. Peralafan
1. Rak tabung reaksi
2. Tabung reaksi
3. Buret, kapasitas 25 atau 50 ml
4. Pipet takar 10 ml
5. Stopwatch
6. Pemanas
V. LANGKAH KERJA
a. Pengaruh Konsentrasi Zat Terhadap Kecepatan Reaksi
1. Siapkan 6 buah tabung reaksi dan 2 buah buret. Berilah tanda pada
masing-masing tabung reaksi dan buret.
2. Ke dalam buret diisikan masing-masing :
Laporan Kimia

Page 2

Buret I : larutan Na2S2O3


Buret II akuades
3. Kedalam tabung reaksi masing-masing tambahkan larutan Na 2S2O3
dan akuades sesuai dengan tabel dibawah ini.
Catatan : Kocok tabung reaksi tang sudah diisi agar homogen.

No

Jumlah Penambahan (mL)

Konsentrasi NaS2O3

Na2S2O3 (a)

Akuades (b)

a / (a+b)

5/6

2/3

1/2

1/3

1/6

4. Kedalam 6 buah tabung reaksi yang lain, masing-masing isikan 1


mL larutan HCl.
5. Siapkan stopwatch, dan dimulai dari tabung reaksi No. 1.
6. Kedalam tabung reaksi No. 1 tersebut, tambahkan 1 mL, larutan
HCI yang sudah disiapkan dalam tabung reaksi yang lain. Catat
waktu reaksinya (dalam detik) sambil dikocok pelan-pelan.
Catatan : Waktu reaksi dimulai saat kedua larutan dicampurkan
sampai tepat mulai terjadi kekeruhan.
7. Selanjutnya lakukan langkah kerja yang sama (langkah 6 di atas )
terhadap tabung reaksi No 2 s/d 6.

b. Pengaruh Temperatur Terhadap Kecepatan Reaksi


1. Siapkan 12 tabung reaksi :
6 buah tabung I diberi kode . 1;2; 3; 4; 5 dan 6
6 buah tabung II diberi kode : a; b; c; d; e dan f
2. Kedalam tabung reaksi 1 s/d 6 masing-masing masukkan 5 mL
larutan Na2S2O3.
3. Kedalarn tabung reaksi a s/d f rnasing-masing rnasukkan 1 mL
larutan HCl.
Laporan Kimia

Page 3

4. Ambil semua tabung reaksi, masukkan ke dalam water bath


(penangas air) temperatur dan biarkan selama 2 menit. Catat
temperatur pada termometer.
5. Kemudian angkat dua tabung reaksi (tabung 1 dan tabung a) dari
penangas air dan segera tuangkan larutan HCl ke dalam tabung
yang berisi larutan Na2S2O3. Catat waktu reaksinya.
6. Selanjutnya lakukan pekerjaan yang sama (langkah no 5) terhadap
pasangan tabung reaksi No. 2 dengan tabung b sampai dengan
tabung No. 6 dengan tabung f, dengan interval kenaikan temperatur
penangas air sebesar 5 0C.
VI. HASIL PENGAMATAN
1. Pengaruh Konsentrasi Zat Terhadap Kecepatan Reaksi
No.

Konsentrasi Na2S2O3

Waktu (detik)

38

5/6

40

2/3

42

1/2

60

1/3

95

1/6

228

2. Pengaruh Temperatur Terhadap kecepatan Reaksi


No.

Temperatur Percobaan (o C)

Waktu (detik)

29

30

34

28

39

18

44

16

49

10

54

Laporan Kimia

Page 4

VIII. PERTANYAAN
1. Perubahan apa yang terjadi saat terjadinya reaksi.
2. Buatlah grafik dari :
a. Konsentrasi zat (absis) Vs kecepatan reaksi (ordinat)
b. Temperatur (absisi) Vs kecepatan reaksi (ordinat)
c. Sebutkan faktor-faktor yang lain yang mempengaruhi kecepatan
reaksi.
Jawab:
1. Terjadi perubahan warna, larutan yaang semula berwarna jernih lama
kelamaan berubah menjadi keruh dan berwarna putih.
2.

a. Pengaruh Konsentrasi Zat Terhadap Kecepatan Reaksi


300
200
Waktu (detik)

100
0
0 1 2 3 4 5 6 7
Konsentrasi

b. Pengaruh Temperatur terhadap Kecepatan Reaksi


40
Waktu (detik) 20
0
25

30

35

40

45

50

55

60

Temperatur (oC)

c. Faktor-faktor lain yang mempengaruhi kecepatan reaksi :


1. Tahanan/volume yaitu apabila pada suhu yang lebih tinggi maka
volume menjadi makin ke cil sehingga partikel-partikel menjadi lebih
dekat dan lebih banyak tumbukan terjadi.
Laporan Kimia

Page 5

2. Luas permukaan, semakin luas permukaannya maka reaksinya


semakin cepat.
3. Katalis yaitu zat yang dapat mempercepat suatu jenis reaksi, sifat
katalis akan menurunkan energi aktivasi, yaitu energi minimum yang
harus dimiliki oleh zat agar reaksi bisa berlangsung. Semakin banyak
katalis maka makin mudah reaksi terjadi.
IX. ANALISIS

X. KESIMPULAN
a. Semakin besar konsentrasi akuades dan semakin sedikit konsentrasi
Na2S2O3 maka kecepatan reaksi semakin lama ;
b. Semakin tinggi suhu maka kecepatan reaksi juga semakin cepat;
c. Reaksi yang terjadi adalah perubahan warna larutan menjadi keruh.

Laporan Kimia

Page 6

2. REAKSI PENGGARAMAN
I. TUJUAN
Setelah melaksanakan praktikum ini diharapkan:
1. Mahasiswa dapat memahami reaksi penggaraman.
2. Mahasiswa dapat mengetahui hasil dari reaksi penggaraman.
II. KESELAMATAN KERJA
1. Saat bekerja dengan HNO3 dan H2SO4 pekat harus dilakukan di almari
asam.
2. Tabung reaksi yang digunakan untuk mereaksikan logam dengan asam
pekat tersebut tinggalkan saja di almari asam.
3. Hati-hati bekerja dengan larutan kimia (lihat MSDS).
III. TEORI DASAR
Metoda Penggaraman adalah metoda titrimetri yang merupakan reaksi
penetralan antara larutan asam dan basa menghasilkan garam dan air.
Garam dapat berupa endapan maupun larutan.
IV. BAHAN DAN PERALATAN
a. Bahan
1. Logam : Al; Cu; Fe; dan Zn
2. Larutan HNO3 Pekat
3. Larutan H2SO4 Pekat dan H2SO4 5 %
4. Larutan HCI 5 %
5. Larutan KOH 5 %
6. Larutan BaCl2 5 %
7. Larutan MgCl2 5 %
8. Larutan Pb (NO3)2 5 %
9. Larutan ZnSO4 5 %
10. Larutan Na2CO3 5 %
11. Larutan CuSO4 5 %
b. Peralatan
1. Rak tabung reaksi
2. Tabung reaksi
V. LANGKAH KERJA
1. Siapkan 12 tabung reaksi, rnasing-masing diberi tanda nomor.
Laporan Kimia

Page 7

Catatan :
Penambahan bahan kimia ke dalam tabung reaksi cukup dengan
sistem tuang langsung dari botol bahan kimia. Setiap penambahan
kira - kira 1/8 tinggi tabung reaksi.
Amati dan catat perubahan yang terjadi selanra reaksi. Apakah
timbul gas, timbul endapan (tuliskan warna endapannya) atau justru
tidak tirnbul reaksi.
2. Selanjutnya lakukan langkah kerja sebagai berikut :
Tabung 1 diisi logam Al, kemudian ditambahkan larutan HCI.
Tabung 2 diisi logam Al, kemudian ditambahkan larutan KOH.
Tabung 3 diisi logam Cu, kemudian ditambahkan larutan HCI.
Tabung 4 diisi logam Fe, kemudian ditambahkan larutan HCI.
Tabung 5 diisi logam Zn, kemudian ditambahkan larutan HCI.
Tabung 6 diisi logam Cu, kemudian ditambahkan larutan HNO 3
pekat.
Tabung 7 diisi logam Fe, kemudian ditambahkan larutan H 2SO4
pekat.
Tabung 8 diisi larutan BaCl2, kemudian ditambahkan larutan H2SO4.
Tabung 9diisi larutan MgCl2, kemudian ditambahkan larutan Pb
(NO3)2.
Tabung 10 diisi larutan CuSO4, kemudian ditambahkan larutan
KOH.
Tabung 11 diisi larutan ZnSo4, kemudian ditambahkan larutan KOH.
Tabung 12 diisi sedikit endapan dari tabung 11, kemudian
tambahkan KOH berlebihan.

Laporan Kimia

Page 8

VI. HASIL PENGAMATAN


No

Zat yang direaksikan

Pengamatan

Al + HCl

Ada reaksi gelembung sangat sedikit

Al + KOH

Timbul gas dan Al tidak larut

Cu + HCl

Tidak ada reaksi

Fe + HCl

Timbul gas dan Fe tidak larut

Zn + HCl

Timbul gas dan Zn tidak larut


Awal reaksi timbul banyak

Cu + HNO3 pekat

gelembung, Cu hancur, larutan


menjadi berwarna hijau
Terjadi banyak gelembung, larutan

Fe + H2SO4 pekat

menjadi berwarna coklat, Fe tetap


utuh
Timbul banyak gelembung, larutan

BaCl2 + H2SO4

menjadi berwarna putih, ada endapan


berwarna putih
Terjadi pengendapan berbentuk

MgCl2 + Pb (NO3)2

10

CuSO4 + KOH

biru, terjadi endapan berwarna biru

11

ZnSo4 + KOH

12

Endapan No. 11 + KOH

setelah + 20 menit
Ada endapan berupa gel
Endapan No. 11 larut dalam KOH

pecahan-pecahan berwarna putih


Timbul sedikit gas, larutan berwarna

berlebihan

VII. PERTANYAAN
1. Tuliskan reaksi kimia yang terjadi dengan lengkap pada reaksi
penggaraman diatas.
2. Bila ada yang tidak terjadi reaksi selama percobaan diatas,
jelaskan sebabnya.
JAWAB :
1. Reaksi kimia yang terjadi :
Laporan Kimia

Page 9

1) Al + HCl
2) Al + KOH
3) Cu + HCl
4) Fe + HCl
5) Zn + HCl
6) Cu + HNO3 pekat
7) Fe + H2SO4 pekat
8) BaCl2 + H2SO4
9) MgCl2 + Pb (NO3)2
10)CuSO4 + KOH
11) ZnSo4 + KOH
12)Endapan No. 11 + KOH

AlCl2 + H2
Al + KOH
Cu + HCl
FeCl2 + H2
ZnCl2 + H2
Cu (NO3)2 + H2
FeSO4 + H2
BaSO4 + 2HCl
Mg (NO3)2 + PbCl2
Cu (Ch)2 + K2SO4
Zn (OH)2 + K2SO4
H2ZnO2

2. Karena Cu berapa pada sebelah kiri dari H pada deret Volta.


IX. ANALISA
No

Zat yang direaksikan

Pengamatan

Al + HCl

Ada reaksi gelembung sangat sedikit

Al + KOH

Timbul gas dan Al tidak larut

Cu + HCl

Tidak ada reaksi

Fe + HCl

Timbul gas dan Fe tidak larut

Zn + HCl

Timbul gas dan Zn tidak larut


Awal reaksi timbul banyak

Cu + HNO3 pekat

gelembung, Cu hancur, larutan


menjadi berwarna hijau
Terjadi banyak gelembung, larutan

Fe + H2SO4 pekat

menjadi berwarna coklat, Fe tetap


utuh
Timbul banyak gelembung, larutan

BaCl2 + H2SO4

menjadi berwarna putih, ada endapan


berwarna putih
Terjadi pengendapan berbentuk

MgCl2 + Pb (NO3)2

10

CuSO4 + KOH

biru, terjadi endapan berwarna biru

11

ZnSo4 + KOH

12

Endapan No. 11 + KOH

setelah + 20 menit
Ada endapan berupa gel
Endapan No. 11 larut dalam KOH

Laporan Kimia

pecahan-pecahan berwarna putih


Timbul sedikit gas, larutan berwarna

berlebihan

Page 10

Pada tabel percobaan diatas pada tabung no 2 jika mengikuti teori deret
foltha maka seharusnya tidak ada reaksi penggaraman yang terjadi, tapi
setelah dilakukan percobaan dan pengamatan pada tabung no 2 terdapat
reaksi seperti yang tertulis pada tabel pengamatan. Ini juga terlihat pada
gambar di bawah ini:

Pada gambar kita dapat melihat adnya bentuk


reaksi berupa gelembung, reaksi ini terjadi mungkin
karena tabung reaksi yang masih kotor akibat dari
pencucian yg kurangbersih sehingga masih terdapat sisa
dari percobaan sebelumnya.

X. SIMPULAN
a. Percobaan dilakukan untuk melihat reaksi penggaraman
b. Dari beberapa percobaan yang yang telah dilakukan setiap reaksi
memiliki bentuk reaksi yang berbeda, ada yang berubah warna,
mengeluarkan gas, ada mengandung endapan, juga sebaliknya
tanpa endapan dan memiliki waktu reaksi yang berbeda ini dapat
dilihat pada gambar di bawah ini:

Laporan Kimia

Page 11

Laporan Kimia

Page 12

3. PENETAPAN HARGA PH
I. TUJUAN
Setelah melaksanakan praktikurn ini diharapkan:
1. Mahasiswa dapat menetapkan harga PH dengan indicator.
2. Mahasiswa dapat mengukur harga PH dengan PH meter.
II. KESELAMATAN KERJA
1. Saat mau rnenghidupkan alat PH meter lihat tegangan jaringan listrik
yang ada.
2. Hati-hati dalam memperlakukan elektroda PH meter, karena mudah
pecah.
3. Hati-hari bekeja dengan larutan kimia (lihat MSDS).
III. TEORI DASAR
PH adalah harga negatif logaritma konsentrasi ion hidrogen (H +), atau :
pH = -log [H-]
PH yang dapat diukur dengan peralatan adalah PH antara 0 - 14 .
bila PH <7, berarti larutan bersifat asam
bila PH = 7, berarti larutan bersifat netral
bila PH > 7, berarti larutan bersifat basa
Untuk menghitung PH larutan asam kuat:
pH = -log [H-]
Untuk menghitung PH larutan basa kuat :
pH = 14 (-log [H-])

Untuk menghitung campuran larutan asam kuat dan basa kuat:


Laporan Kimia

Page 13

Bila jumlah molekul asam dan basa sama, maka harga PH campuran
=7
Bila dalam campuran larutan berlebihan asam :

pH =

Sisa

H
Volume campuran
log

Bila dalam campuran larutan berlebihan basa :

pH = 14 -

H
Sisa
Volume campuran
log

IV. BAHAN DAN PERALATAN


a. Bahan
1. Larutan indikator PP, MO, BPB dan BTB
2. Kertas lakmus merah dan biru
3. Larutan H2SO4 0,01 M
4. Larutan HCI 0,01 M
5. Larutan NaOH 0,01 M
b. Peralatan
1. Rak tabung reaksi
2. Tabung reaksi
3. Gelas beaker kapasitas 100 mL
4. PH meter

\/. LANGKAH KERJA


1. Menetapkan Harga PH dengan indikator
1. Siapkan 12 buah tabung reaksi.
2. Ke dalam 6 buah tabung reaksi I :
Tabung No. 1, diisi 3 - 4 tetes larutan indikator BPB
Laporan Kimia

Page 14

Tabung No. 2, diisi 3 - 4 tetes larutan indikator MO


Tabung No. 3, diisi 3 - 4 tetes larutan indikator BTB
Tabung No. 4, diisi 3 - 4 tetes larutan indikator PP
Tabung No. 5, diisi selembar kertas lakmus merah
Tabung No. 6, diisi selembar kertas lakmus biru
3. Lakukan langkah kerja yang sama dengan di atas untuk 6 buah
tabung reaksi II.
4. Ke dalam 6 buah tabung reaksi I, masing-masing tambahkan
sekitar 2 mL larutan HCl 0,01 M.
5. Ke dalarn 6 buah tabung reaksi II, rnasing-masing tambahkan
sekitar 2 mL larutan NaOH 0,01 M.
2. Pengukuran Harga PH dengan PH meter.
1. Hidupkan alat PH meter, tunggu beberapa saat untuk pemanasan.
2. Kalibrasi PH meter dengan larutan standard pH 7.
3. Siapkan larutan yang akan diperiksa harga pH-nya dalam gelas
beaker sesuai dengan tabel pengamatan.
4. Ukur harga PH masing-masing larutan.
Perhatikan :

Sebelum dan sesudah diangkat dari larutan, tombol harus pada

posisi stand by.


Setiap selesai memeriksa suatu larutan, elektroda harus
dicuci/disemprot dengan akuades kemudian dikeringkan dengan

kertas tissue.
5. Setelah selesai pengukuran, PH meter dimatikan dan kabelnya
dicabut dari stop kontak.

VI. HASIL PENGAMATAN


1. Menetapkan Harga PH dengan Indikator
No

Warna dalam Lingkungan

INDIKATOR

Asam

Basa

BPB Bromo Phenol Blue

Biru tua

Biru Tua

MO Methyl Orange

Merah

Merah

BTB Bromo Tymol Blue

Kuning

Biru

PP Phenol Phthalien

Bening

Merah muda

Kertas Lakmus Merah

Merah

Biru

Laporan Kimia

Page 15

Kertas Lakmus Biru

Merah

Biru

2. Menetapkan Harga PH dengan PH Meter


No
1

Larutan yang diperiksa


50 mL HCL 0,01 M

Harga PH
1,8

50 mL H2SO4 0,01 M

1,96

50 mL NaOH 0,01 M

9,81

25 mL NaOH 0,01 M + 25 mL HCl 0,01 M

4,48

50 mL NaOH 0,01 M + 25 mL HCl 0,01 M

9,39

25 mL NaOH 0,01 M + 25 mL H2SO4 0,01 M

2,07

VII. PERTANYAAN
1. Hitung harga PH teoritis dalam larutan-larutan tersebut.
2. Hitung harga PH teoritis larutan campuran :
a. 50 mL NaOH 0,01 N + 50 mLH2SO4 0,04 N
b. 75 mL NaOH 0,01 M+ 25 mL H2SO4 0,02 N

JAWAB :
1. a. Reaksi : HCl
H+
+
Cl
Sebelum : 0,01 M
Sesudah :
0,01 M
0,01M
[H+]
= 0,01 M = 1x 10-2
pH = -log [H+]
= -log [1x 10-2]
pH
=2
Tergolong Asam Kuat
b. Reaksi : H2SO4
2H+ +
Sebelum : 0,01 M
Sesudah :
0,02 M
[H+]
= 0,02 M = 2 x 10-2
pH = -log [H+]
= -log [2 x 10-2]
Laporan Kimia

Page 16

SO420,01M

pH

= 2 log 2 =0,602

Tergolong Asam Kuat

c. Reaksi : NaOH
Na+ +
OHSebelum : 0,01 M
Sesudah :
0,01 M
0,01M
-2
[OH ]
= 0,01 M = 1 x 10
pH = 14 { -log [H+] }
=14 { -log [ 1 x 10-2] }
pH
= 14 - 2 = 12
Tergolong Basa Kuat
d. mmol NaOH
mmol HCl
Reaksi

= 0,01x 25 mL = 0,25 mmol


= 0,01 x 25 mL = 0,25 mmol

: NaOH

Sebelum : 0,25 mm0l


Sesudah :

HCl

NaCl +

H2O

0,25 mmol

0,25

0,25 mmol

mmol
Tidak ada sisa asam kuat maupun basa kuat, pH = 7
e. mmol NaOH
mmol HCl
Reaksi

= 0,01x 50 mL = 0,5 mmol


= 0,01 x 25 mL = 0,25 mmol

: NaOH

Sebelum : 0,5 mm0l


Sesudah :

HCl

NaCl +

H2O

0,25 mmol

0,25

0,25 mmol

mmol
Sisa = 0,25 mmol

OH

pH = 14 ( Sisa )

log
0,25
= 14 - ( log 75 )
3
= 14 - ( log 3 x 10 )
= 14 - ( log 3 )

pH = 1,43 = 12,57
f. mmol NaOH
mmol H2SO4
Reaksi

= 0,01x 50 mL = 0,5 mmol


= 0,01 x 25 mL = 0,25 mmol

: NaOH

H2SO4

2H2O
Sebelum : 0,25 mmol
Laporan Kimia

0,25 mmol
Page 17

Na2 SO4

Sesudah : 0,25 mmol

0,125 mmol 0,125 mmol

0,25

mmol
Sisa = 0,125 mmol

OH

pH = Sisa

log
log

0,125
50

log25 x 104 )
= 14 - log 25
=

pH = 5,6

2. a. M NaOH

0,01
Valensi NaOH

==

0,01
=0,01 M
1

Mmol NaOH

= 0,01 M x 50 mL = 1 mmol

Reaksi

: 2NaOH

H2SO4

Na2 SO4

1 mmol
0,25 mmol

0,25 mmol

2H2O
Sebelum
Sesudah

: 0,5 mmol
: 0,5 mmol

mmol
Sisa = 0,75 mmol
+
OH

pH
= Sisa

log
=

log

0,75
100

log75 x 104 )
= 14 - log 75
=

pH = 7,5
b. M NaOH
mmol NaOH
Laporan Kimia

0,01
Valensi NaOH

==

0,01
=0,01 M
1

= 0,01 M x 75 mL = 0,75 mmol


Page 18

0,5

M H2SO4

0,02
Valensi H 2 SO 4

==

0,02
=0,01 M
2

mmol H2SO4 = 0,01 M x 25 mL = 0,25 mmol

Reaksi : 2NaOH
Sebelum
Sesudah

H2SO4

: 0,75 mmol
: 0,5 mmol

Na2 SO4
0,25 mmol
0,25 mmol

0,25 mmol

2H2O
0,5

mmol
Sisa = 0,25 mmol

OH

pH = 14 ( Sisa )

log
0,25
= 14 - ( log 100 )
4
= 14 - ( log 25 x 10 )
= 14 - ( 4 log 25 )

pH = 14 -5,6 = 8,4

VIII. ANALISIS
Setelah dilakukan percobaan dan perhitungan secara teori
didapatkan perbedaan besarnya pH, ini disebabkan oleh beberapa
kemungkinan yakni:
-

Alat yang tidak berfungsi dengan baik


Kurang cermat dalam membersihkan alat untuk praktek
Pencampuran konsentrasi yang tidak pas

IX. SIMPULAN
a. Dari praktek didapatkan reaksi dari beberapa indikator seperti dapat dilihat
di bawah ini:
No

Laporan Kimia

Warna dalam Lingkungan

INDIKATOR

Asam

Page 19

Basa

BPB Bromo Phenol Blue

Biru tua

Biru Tua

MO Methyl Orange

Merah

Merah

BTB Bromo Tymol Blue

Kuning

Biru

PP Phenol Phthalien

Bening

Merah muda

Kertas Lakmus Merah

Merah

Biru

Kertas Lakmus Biru

Merah

Biru

b. Ketelitian serta peralatan yang baik dibutuhkan untuk melakukan


besar pH sehingga mendapatkan hasil yang mendekati perhitungan
secara teori.

Laporan Kimia

Page 20

4. ALKALIMETRI

I. TUJUAN
Setelah melaksanakan praktikum ini diharapkan:
1. Mahasiswa dapat membuat larutan NaOH 0,1 N.
2. Mahasiswa dapat menstandarisasi larutan NaOH 0,1 N.
3. Mahasiswa dapat menganalisa kadar asam asetat.
II. KESELAMATAN KERJA
1. Saat bekerja dengan Asam asetat pekat harus dilakukan di almari
asam.
2. Bila menggunakan peralatan bertenaga listrik, lihat terlebih dahulu
tegangan jaringan listrik yang ada.
3. Hati-hati bekerja dengan larutan kimia (lihat MSDS).
III. TEORI DASAR
Sama halnya dengan asidimetri, alkalimetri adalah reaksi menentukan
konsentrasi basa kuat menggunakan asam standard.
1. Membuat Larutan NaOH 0,1 N.
Untuk menghitung NaOH yang dibutuhkan untuk membuat larutan
NaOH dengan normalitas N sebanyak V mL digunakan perhitungan di
bawah ini :
NaOH = N x V x 40 mgram
Keterangan :

N = normalitas larutan NaOH yang akan dibuat.


V = volume larutan NaOH 0,1 N vang akan dibuat (mL).

Laporan Kimia

Page 21

2. Standarisasi Larutan NaOH 0,1 N dengan Potasium Hidrogen


Ptalat.
Untuk menstandarisasi larutan NaOH dengan Potasium Hidrogen
Ptalat digunakan perhitungan di bawah ini :

N N aOH =

1.000 G
V
x V NaOH x 204,22
v

Keterangan:

G = berat potasium Hidrogen ptalat yang ditimt:ang (gram)


V = volume total larutan Potasium Hidrogen Ptalat (mL)
V = volume larutan Potasium Hidrogen Ptalat yang digunakan

setiap titrasi (mL)


V NaOH = volume rata-rata NaOH yang digunakan untuk titrasi
(mL)

3. Analisa Kadar Asetat Pekat.


Untuk menghitung kadar asam asetat pekat digunakan perhitungan
sebagai berikut :
V
x V NaOH x N NaOH x 60
v
Kadar Asam asetat =
x 100
V C H COOH x k x 1000
3

Keterangan :

V
v

= volume total pengenceran CH3COOH (mL)


= volume CH3COOH yang digunakan untuk titrasi (mL)
V NaOH

= volume rata - rata NaOH yang digunakan untuk titrasi

(mL)
N NaOH = normalitas larutan NaOH digunakan untuk titrasi

= berat jenis CH3COOH pekat (lihat di label botol)


V CH

Laporan Kimia

COOH

= volume CH3COOH pekat yang digunakan (mL)

Page 22

IV. BAHAN DAN PERLATAN


a. Bahan
1. Natrium Hidroksida (NaOH) kristal
2. Potasium Hidrogen Ptalat (C8H5KO4)
3. Larutan indikator Phenol Phthalein (PP)
4. Larutan Asam Asetat pekat
b. Peralatan
1. Pipet ukur, kapasitas 2 mL
2. Pipet volumetrik, kapasitas 10 mL
3. Labu takar, kapasitas 100 mL
4. Labu takar, kapasitas 200 atau 250 mL
5. Gelas beaker
6. Buret, kapasitas, 50 mL
7. Erlenmeyer, kapasitas 100 mL
8. Timbangan analitik
V. LANGKAH KERJA
a. Membuat Larutan NaOH 0,1 N
1. Ke dalarn gelas beaker timbang NaOH kristal, kurang lebih sesuai
dengan hasil perhitungan.
2. Larutkan dengan sedikit akuades, kemudian masukkan ke dalam
labu takar kapasitas 200 atau 250 mL. Bilasi gelas beaker dengan
sedikit akuades dan bilasaanya juga dimasukkan ke labu takar.
Ulangi Iangkah pembilasan ini 2 kali lagi. Kemudian tambahkan
akuades ke dalam labu takar sampai tanda batas. Tutup dan kocok
biar campur.
3. Sebelurn digunakan larutan NaOH ini harus di standarisasi erlebih
dahulu dengan Potasium Hidrogen Ptalat.

b. Standarisasi Larutan NaOH 0,1 N.


1. Ke dalam gelas beaker timbang potasium hidrogen ptalat ( yang
sudah dikeringkan dalam oven bertemperatur 110 - 120 0C selama
2 - 3 jam dan kemudian didinginkan dalam desikator) kurang Iebih
2,04 2,05 gram. Catat berat penimbangan.

Laporan Kimia

Page 23

2. Larutkan dengan sedikit akuades, kemudian masukkan ke dalam


labu takar 100 mL, bilaslah gelas beaker dengan sedikit akuades
dan bilasannya juga dimasukkan ke dalam labu takar. Lakukan
pembilasan ini sedikitnya 2 kali. Kemudian tambahkan akuades ke
dalam labu takar sampai tanda batas. Tutup dan kocok biar campur.
3. Ambil 10 mL larutan ini dengan pipet volumetrik, masukkan ke
dalam erlenmeyer dan tambahkan 3 - 4 tetes indikator PP.
4. Titrasi larutan tersebut dengan larutan NaOH yang hendak
distandarisasi dari buret sampai tepat terbentuk warna pink (merah
jambu).
5. Catat volume NaOH yang digunakan, dan ulangi pekerjaan titrasi ini
2 kali lagi. Rata-ratakan volume NaOH yang digunakan, misal V
mL.
6. Hitung normalitas NaOH dengan ketelitian sampai 4 angka di
belakang koma.
c. Analisa Kadar Asam Asetat.
1. Masukkan sekitar 50 mL akuades ke dalam labu takar 100 mL,
bawa ke dalam almari asam. Pipet 1 mL asam asetat pekat dengan
pipet volumetrik 1 mL, masukkan ke dalam labu takar tersebut,
kemudian tambahkan akuades sampai tanda batas. Tutup dan
kocok biar campur.
2. Pipet 10 mL larutan tersebut dengan pipet volumetrik, masukkan ke
dalam erlenmeyer 100 mL dan tambahkan 3 - 4 tetes indikator PP.
3. Titrasi dengan larutan NaOH yang sudah distandarisasi sampai
tepat terbentuk warna pink. Catat pemakaian larutan NaOH yang
digunakan.
4. Ulangi langkah no. 2 s/d 3 di atas sebanyak 2 kali lagi, kemudian
rata-ratakan larutan NaOH yang digunakan.
5. Hitung kadar asam asetat pekat tersebut.
VI. HASIL PENGAMATAN
1. Standarisasi Larutan NaOH 0,1 N
No

Volume Larutan C8H5KO4

Volume Titrasi NaOH 0,1 N (mL)

10 mL

9,1

Laporan Kimia

Page 24

10 mL

9,3

10 mL

9,3

2. Analisa Kadar Asam Asetat


No

Volume Larutan CH3COOH

Volume Titrasi NaOH 0,1 N (mL)

14,6

10 mL
10 mL

10 mL

14,7

14,8

VII. PERTANYAAN
1. Tuliskan reaksi kimia yang terjadi saat standarisasi larutan NaOH
dan analisis kadar asam asetat pekat.
2. Sebutkan bahan kimia lain yang

dapat

digunakan

untuk

menstandarirasi larutan NaOH dan tuliskan reaksi kimianya dengan


NaOH.
Jawaban:
1. Saat standarisasi larutan NaOH, reaksi yang terjadi:
C8H5KO4 + NaOH
NaC8H4KO4 + H2O
Saat analisis kadar asam asetat pekat, reaksi yang terjadi:
CH3COOH + NaOH
CH3COOHNa + H2O
2. Standarisasi larutan NaOH juga bisa meggunakan asam oksalat
(H2C2O4) dengan reaksi kimia sebagai berikut :
H2C2O4 + 2Na2C2O4 +2H2O
VIII. ANALISA
a. Standarisasi Larutan NaOH 0,1 N
N NaOH =

1.000 G
V
x V NaOH x 204,22
v

1.000 x 2,02
2.020
=
=0,1071 N
100
18.849,506
x 9,23 x 204,22
10

b. Kadar Asam Asetat

100
x 14,7 x 0,1071 x 60
10
Kadar Asam asetat =
x 100 =89,96
1 x 1,05 x 1000

IX. SIMPULAN

Laporan Kimia

Page 25

a. Dari praktek yang telah dilakukan didapatkan larutan NaOH 0,1071 N,


ini merupakan hasil yang bagus karena karena tidak memiliki selisih
yang jauh dari NaOH 0,1 N.
b. Kadar asam asetat dalam larutan adalah 89,96 %.

Laporan Kimia

Page 26

3. ASIDIMETRI

I. TUJUAN
Setelah melaksanakan praktikum ini diharapkan :
1. Mahasiswa dapat membuat larutan HCI 0,1 N.
2. Mahasiswa dapat menstandarisasi larutan HCI 0,1 N.
3. Mahasiswa dapat menganalisa kadar NaHCO3 dan Na2CO3
II. KESELAMATAN KERJA
1. Saat bekerja dengan HCl pekat harus dilakukan di almari asam.
2. Bila menggunakan peralatan bertenaga listrik, lihat terlebih dahulu
tegangan jaringan listrik yang ada.
3. Hati - hati bekerla dengan larutan kimia (lihat MSDS).
III. TEORI DASAR
Reaksi Asidimetri adalah reaksi menetapkan konsentrasi asam kuat
menggunakan larutan basa standar. Reaksinya meliputi reaksi netralisasi
yang menghasilkan air.
Reaksi .
HA +

BOH

Asam

basa

BA

H2O

garam

air

Reaksi asidimetri termasukuk reaksi titimetri .Titik akhir titrasi


ditetapkan dengan perubahan warna indikator yaitu indikator warna
organik .
Indikator organik yang sering digunakan adalah methyl orange
untuk titrasi antara asam kuat dengan basa lemah, phenolpthaline untuk
titrasi basa kuat dengan asam kuat atau asam lemah.

Dalam perhitungan selanjutnya, digunakan persamaan antara


volume dan konsentrasi rnasing-masing zat yang dititrasi dengan
penetrasinya dan berlaku rumus sebagai berikut :
V1 x N 1 = V 2 x N 2
Laporan Kimia

Page 27

V1 : Volume zat penetrasi/standar (mL).


N1 : Normalitas zat penetrasi/standar (gr ekivalen,L)
V2 : Volume zat yang dititrasi (mL).
N2 : Normalitas zat yang dititrasi (mL)
1. Membuat Larutan HCl 0,1 N.
HCI pekat yang diperlukan untuk membuat HCI 0,1 N sebanyak
volume tertentu adalah :
Vx =

3,65 x V
ml
10 x k x l

Keterangan :

Vx
V
k
l

= volume HCI pekat yang diperlukan (mL)


= volume HCI 0,1 N yang akan dibuat (mL)
= berat jenis HCI pekat
= kadar HCI pekat

Harga k dan L dapat dilihat pada label botol HCI pekat di almari asam.
2. Standarisasi Larutan HCI 0,1 N.
Larutan HCl 0,1 N yang baru dibr,rat belurn tepat normalitasnya,
untuk itu harus distandarisasi dengan Na 2 CO3, menggunakan
perhitungan di bawah ini
NHCL =

1000 G x 2
V /v x V HCL x 106

Keterangan:
G : berat Na:CO: yang ditirnbang (gram)
V : volume total NauCO: (mL)
v : volume Na2COr yang digunakan setiap titrasi (ml)
VHCI : volume rata - rata HCI Srang digunakan untr-rk titrasi (mL)
3. Analisa Larutan Campuran NaHCO3 dan Na2CO3
Untuk rnenghitung kandungan NaHCO 3 dan Na2CO3 dalam suatu
larutan digunakan
perhitungan sebagai berikut :
Laporan Kimia

Page 28

Na 2 CO 3=2 A x N HCL x 53 mgram


NaH CO 3=(BA )x N HCL x 84 mgram
a. Bahan
1. HCI pekat
2.

NaH CO 3 anhydrous

3. Larutan indikatcr Phenol Phthalein (PP)


4. Larutan indikatcr Methyl Orange( MO)
b. Peralatan
L Pipet ukur, kapasitas 1 atau 2 mL
2. Pipet volurnetril, kapasitas 10 mL
3. Labu takar, kapi sitas 100 mL
4. Labu takar, kapi,sitas 200 atau 250 mL
5. Gelas beaker, kapasitas 100 mL
6. Buret, kapasitas 50 mL
7. Erlenmeyer, kapasitas 100 mL
8. Timbangan analitik
V. LANGKAH KERJA
a. Membuat Larutan HCI0,1 N
1. Masukkan sekitar 50 mL akuades ke dalarn labu takar 2AA atru
250 mL kemudian bawa ke dalam almari asam.
2. Dengan menggunakan pipet ukur, ambil sejurnlah volume HCL
pekat sesuai dengan hasil perhitunltan (Vx). Masukkan ke dalarn
labu takar, kemudian tambahkan akuades sampai tanda batas.
Tutup labu dan kocok biar campur.
3. Sebelurn digultakan larutan tersebut harus di standarisasi
terlebin dahulu.
b. Standarisasi Larutan HCI 0'1 N.
1. Ke dalam gelas beaker tirnbang kira - kira 0,53 - 0,54 gram
Na2 CO 3
temperatur
Laporan Kimia

yang sudah dipanaskan ke dalam oven dengan


260 - 270 0C selama 60 - 90 menit dan sudah
Page 29

didinginkan dalam desikator. Catat berat penimbangan sampai 4


angka dibelakang korna.
2. Larutkan dengan sedikit akuades, kemudian masukkan ke dalam
labu takar I00 mL, bilas gelas beaker dengan sedikit akuades dan
bilasannya juga dimasukkan ke dalam labu tekar. Lakukan
pembilasan ini sedikitnya 2 kali. Kemudian tambahkan akuades ke
dalam labu takar sampai tanda batas. Tutup dan kocok biar
campur.
3. Ambil 10 mL larutan ini dengan pipet volumetrik, masukkan ke
dalam erlenmeyer dan tambahkan indrkator MO.
4. Titrasi larutan tersebut dengan larutan HCI yang hendak
distandarisasi dari buret sampai tepat berbentuk warna jingga.
5. Catar volume HCL yang digunakan, dan ulangi pekerjaan titrasi ini
2 kali lagi. Rata - ratakan volumeHCI yang digunakan, misal V mL.
Hitung normalitas HCI dengan ketelitian sanrpai 4 angka di
belakang koma.
6. Ulangi langkah 3 sampai dengan 5 dengan indikator MO ditukar
dengan PP.
VI. Hasil Pengamatan
No
.
1
2
3

Larutan Na2CO3

Titrasi HCl 0,1 N


Indikator MO Indikator PP

10 mL
10 mL
10 mL

10,5 mL
10,3 mL
10,3 mL

5,5mL
5,3mL
5,4mL

VII. PERTANYAAN
1. Tuliskan reaksi kimia yang terjadi saat standarisasi HCI dan analisis
crmpuran?
2. Terangkan dari mana asalnya rumus perhitungan pada analisis
campuran?
Jawaban:
1. Na2CO3 + HCl

NaCl + H2O + CO2 Saat analisis campuran,

dikarenakan NaHCO3 tidak tersedia maka pentitrasian


Na2CO3 yang ditetesi indikator PP oleh HCl 0,1 N.
Laporan Kimia

Page 30

larutan

2. Saat analisis campuran, dikarenakan NaHCO 3 tidak tersedia maka


pentitrasian larutan Na2CO3 yang ditetesi indikator PP oleh HCl
0,1 N.
VIII. ANALISIS
a. Volume HCl pekat yang diperlukan
V
k
l

Vx =

= 200mL
= 1,1688 kg/mL
= 32 %
3,65 x V
3,65 x 200
730
=
=
=1,95 mL
10 x k x l 10 x 1,1688 x 32 374,016

b. Standarisasi Larutan HCl 0,1 N


G
: 0,5432 gram
V
: 100 mL
V
: 10 ml
VHCI : 10,37 mL

NHCL =

1000 0,5432 x 2
1.086,4
=
=0,0988
100 /10 x 10,37 x 106 10.992,2

IX. SIMPULAN
3. Larutan HCl 0,1 yang ingin dibuat sudah baik karena
dari hasil perhitungan standarisasi larutan HCl 0,1
didapatkan hasil 0,0988 yang artinya sudah sangant
mendekati 0,1.

Laporan Kimia

Page 31

Anda mungkin juga menyukai