Orang-orang yang tidak ikut sebagai tim operasi harus menjauhi daerah
lapang operasi dan menjauhi daerah alat karena mereka tidak steril dan
pasien bisa terinfeksi nantinya.
Faktor pasien :
1. Status nutrisi yang buruk
Dapat menjadi atau tidak dapat menjadi faktor yang mengkontribusi. Sayangnya
beberapa penelitian tidak dilakukan pada negara berkembang dimana malnutrisi
berat lebih banyak terjadi.
2. Diabetes Mellitus yang tidak terkontrol
3. Merokok
4. Kegemukan
Meningkatkan resiko pada lapisan lemak abdomen subkutan yang lebih dari 3 cm
(1,5 inch). Resiko meningkat dikarenakan dibutuhkan incisi yang lebih luas,
sirkulasi yang berkurang pada jaringan lemak atau kesulitan teknik operasi saat
melewati lapisan lemak
5. Infeksi koeksisten pada tempat lain di tubuh
Dapat meningkatkan resiko penyebaran infeksi melalui aliran darah
6. Kolonisasi dengan mikroorganisme
7. Perubahan respon imun ( HIV / AIDS dan pengguna kortikosteroid jangka
panjang)
8. Lamanya perawatan sebelum operasi
Faktor Operasi
1. Pencukuran sebelum operasi
5. Keluar cairan dari luka operasi, bisa berupa darah ataupun nanah (bisa
berwarna dan berbau)
6. Bengkak (pasien merasa nyeri, sekitar daerah yang membengkak terasa
hangat dan berwarna merah)
Diagnosa
Untuk mendiagnosa apakah itu suatu infeksi luka operasi dapat dengan cara :
1. Pemeriksaan fisik, dengan memeriksa apakah ada pembengkakan, cairan
atau sekret yang keluar. Harus diperhatikan juga apakah ada penyebaran
dari infeksi.
2. Tes darah, darah dapat mengetahui bagaimana keadaan tubuh kita dan
bakteri apa yang terdapat dan yang menginfeksi.
3. Tes pencitraan, termasuk x-ray,MRI, scan tulang.
4. Kultur dari luka dan biopsi jaringan, untuk mengidentifikasikan bakteri
apa yang terdapat pada luka, jenis infeksi dan pengobatan apa yang
tepat.
Faktor luka lokal dihubungkan dengan fakta bahwa pembedahan merusak
mekanisme benteng pertahanan seperti kulit dan mukosa saluran pencernaan selam
dilakukan pembedahan. Teknik pembedahan yang baik adalah jalan terbaik untuk
mencegah infeksi luka operasi.
Klasifikasi luka operasi
Clean (class I)
operasi
Kelas Luka
Bersih
Definisi
Contoh
tindakan
kasus bedah
Neitromatik
bedah efektif
dan tidak
membuka
Angka
infeksi luka
(%)
Organisme
yang
biasanya
terlibar
2
Staphiloccocu
s tb millier
Bersih
terkontaminas
Bersih
Terkontaminas
i
Kotor
saluran cerna
sistem bilier,
saluran nafas,
atau geniti
urinari
Bedah saluran
napas ,sistem
genito.
Luka terbuka
traumatik
Luka terbuka
kotor,trumatik
, kotor,
Gestrektomi,Histerektom <10
i
Bergantung
pada saluran
sama bang
billy
20
Bergantung
pada yang
menanggapi
28- 70 bergantung
pada benyakit
yang
mendasari
F. Penatalaksanaan
1. Pembersihan luka
Hal ini bisa dilakukan dengan mencuci luka dengan air steril. Hal ini bisa
dilakukan dengan menggunakan tekanan tinggi dengan jarum atau kateter dan alat
penyemprot yang besar. Solusi pembunuhan kuman dapat digunakan unuk
membersihkan luka.
2. Debridement
Hal ini dilakukan untuk membersihkan dan membuang objek, atau kulit mati
dan jaringan dari daerah luka. Dokter dapat membatasi area yang rusak pada luka
atau sekitar luka. Pembalut basah bisa ditempatkan pada luka dan dibiarkan
mengering. Dokter juga bisa mengeringkan luka untuk membersihkan pus.
3. Penutup luka
Hal ini juga disebut pembalut luka. Pembalut digunakan untuk melindungi luka
dari kerusakan lebih lanjut dan infeksi. Hal ini juga menolong menyediakan tekanan
PENCEGAHAN
I. Preoperative
a. Persiapan pasien
1 Kapanpun jika memungkinkan, identifikasi dan obati semua infeksi yang terlokalisir
di daerah operasi sebelum operasi elektif dan operasi elektif yang tertunda pada
pasien dengan dearah infeksi pada luka sampai infeksi terobati.
2 Jangan mencukur rambut sebelum operasi kecuali jika rambut tersebut atau sekitar
daerah insisi akan mengganggu operai.
3 Jika rambut dicukur, cukur secepatnya sebelum operasi, lebih baik dengan pemotong
elektrik.
4 Kontrol tingkat glukosa darah serum secara adekuat pada semua pasien diabetes dan
selalu hindari hiperglikemi sebelum operasi.
5 Sarankan penghentian merokok. Minimal instruksikan pasien untuk tidak merokok
kretek, tembakau, atau bentuk konsumsi tembakau lain selama paling tidak 30 hari
sebelum operasi elektif.
6 Jangan menahan darah pasien yang di operasi untuk mencegah infeksi luka operasi.
7 Minta pasien untuk mandi dengan cairan atiseptik pada paling tidak malam sebelum
operasi dilaksanakan.
8 Cuci dan bersihkan dengan benar sekitar daerah insisi untuk membuang kontaminasi
sebelum menyiapkan antiseptik kulit.
9 Gunakan antiseptik yang tepat.
10 Oleskan antiseptik secara lingkaran yang dimulai dari tengah bergerak menuju
pinggir. Daerah yang dipersiapkan harus cukup besar untuk memperpanjang sayatan
atau membuat sayatan baru jika diperlukan.
11 Usahakan pre operasi pasien di rumah sakit sesingkat mungkin.
9
10
dan (c) ijin untuk kembali bekerja setelah menderita penyakit yang membutuhkan
pembatasan kerja. Kebijakan-kebijakan tersebut seharusnya mengidentifikasi
individu yang memiliki kekuasaan untuk mengistirahatkan personel dari kerja
mereka.
3 Menghentikan dari tugas operasi personel yang mempunyai lesi kulit yang telah
mengering sampai infeksi hilang atau personel tersebut telah menerima terapi
adekuat dan infeksi telah sembuh.
4 Jangan secara rutin mengeluarkan personel operasi yang terkolonisasi dengan
organisasi seperti S. aureus (hidung, tangan atau bagian tubuh lain) atau grup A
Streptococcus, kecuali personel tersebut telah dihubungkan secara epidemiologi
kepada penyebaran organisme di wilayah pusat kesehatan.
Profilaksis antimicrobial
1 Berikan antimikroba profilaksis hanya ketika diindikasikan, dan dipilih berdasarkan
patogen yang paling umum menyebabkan infeksi luka operasi untuk operasi spesifik
dan rekomendasi yang dipublikasikan.
2 Berikan dosis inisial antimikroba profilaktik secara intravena, dihitung seperti
konsentrasi bakterisidal obat yang ada dalam serum dan jaringan ketika insisi
dilakukan. Pertahankan tingkat terapeutik agen dalam serum dan jaringan selama
operasi dan sampai, kebanyakan, beberapa jam setelah insisi ditutup di kamar
operasi.
3 Sebelum operasi elektif kolorektal sebagai tambahan d2 diatas, persiapkan kolon
secara mekanik dengan menggunakan enema dan agen katartik. Berikan agen
antimikroba nonabsorbel dalam dosis terbagi sehari sebelum operasi.
4 Untuk seksio sesaria risiko tinggi, berikan agen antimikroba profilaktik segera setelah
tali pusat diklem.
5 Jangan gunakan vankomisin sebagai anti mikroba profilaksis.
II. Intra operatif
11
a. Ventilasi
1 Pertahankan ventilasi tekanan positif di kamar operasi dengan memperhatikan koridor
dan area yang berdekatan.
2 Pertahankan minimal pergantian udara 15 kali perjam, yang mana paling tidak 3
sebaiknya udara segar.
3 Saring semua udara, disirkulasi ulang dan segar, melalui filter yang baik sesuai
rekomendasi institut arsitek Amerika.
4 Memasukkan semua udara di langit-langit, dan alat pembuangan uap dekat lantai.
5 Jangan menggunakan radiasi UV di kamar operasi untuk mencegah infeksi luka
operasi.
6 Tetap tutup pintu ruang operasi kecuali dibutuhkan untuk jalan peralatan, personel dan
pasien.
7 Pertimbangkan melakukan operasi implan ortopedik dimana tesedia udara sangat
bersih.
8 Batasi jumlah personel yang memasuki ruang operasi sesuai yang dibutuhkan.
b. Membersihkan dan diinfeksi permukaan lingkungan
1 Ketika kotoran yang terlihat atau kontaminasi dengan darah atau cairan tubuh
permukaan atau peralatan terjadi selama operasi, gunakan disinfektan untuk
membersihkan area yang terkena sebelum operasi berikutnya.
2 Jangan melakukan pembersihan khusus atau menutup kamar operasi setelah
terkontaminasi atau operasi yang kotor.
3 Jangan menggunakan keset kaki yang lengket di jalan masuk kamar operasi atau
kamar operasi individu untuk mengontrol infeksi.
4 Vakum basah lantai kamar operasi setelah operasi terakhir dengan disinfektan.
12
5 Tidak ada rekomendasi untuk disinfeksi permukaan lingkungan atau peralatan yang
digunakan di kamar operasi dalam beberapa operasi jika tidak terlihat kotoran
c. Sterilisasi peralatan bedah
1 Sterilisasi instrumen operasi sesuai dengan panduan yang dipublikasikan.
2 Lakukan sterilisasi cepat hanya pada item peralatan perawatan penyakit yang akan
digunakan segera. Jangan gunakan sterilisasi cepat untuk alasan kenyamanan,
seperti sebuah alternatif membeli peralatan tambahan, atau untuk menghemat
waktu.
d. Pakaian operasi
1 Pakai masker operasi yang menutup keseluruhan mulut dan hidung ketika memasuki
ruang operasi jika operasi akan dimulai atau sedang berjalan atau jika instrument
steril sedang terekspos. Pakai masker selama operasi.
2 Gunakan topi atau tudung untuk menutupi rambut secara keseluruhan di kepala dan
wajah ketika memasuki ruang operasi.
3 Jangan menggunakan penutup sepatu untuk mencegah infeksi luka operasi.
4 Pakai sarung tangan steril jika menjadi tim operasi. Pakai sarung tangan setelah
memakai baju steril.
5 Gunakan jubah operasi dan penutup yang merupakan barier efektif ketika basah.
6 Ganti baju operasi yang terlihar sudah kotor, terkontaminasi danatau dipenetrasi oleh
darah atau material lain yang potensial infeksius.
e. Asepsi dan teknik operasi
1 Mengikuti prinsip asepsis ketika menempatkan peralatan intravascular, kateter
anesthesia spinal atau epidural, atau ketika memberikan obat secara intravena.
2 Susun peralatan steril dan obat cair sebelum digunakan.
13
14
biaya.
Peresepanantibiotikyangmahal,denganhargadiluarbataskemampuankeuanganpa
sienakanberdampakpadatidakterbelinyaantibiotikolehpasien,sehinggamengakib
atkanterjadinyakegagalanterapi.Setepatapapunantibiotikyangdiresepkanapabila
jauhdaritingkatkemampuankeuanganpasiententutidakakanbermanfaat.
B. Prinsip Penggunaan Antibiotik Bijak (Prudent)
1. Penggunaan antibiotik bijak yaitu penggunaan
antibiotik
dengan
spektrumsempit, pada indikasi yang ketat dengan dosis yang adekuat, interval
danlama pemberian yang tepat.
2. Kebijakan penggunaan antibiotik (antibiotic policy) ditandai dengan
pembatasan penggunaan antibiotik dan mengutamakan penggunaanantibiotik
lini pertama.
3. Pembatasan
penggunaan
antibiotik
dapat
dilakukan
dengan
(restricted),
dan
penerapan
kewenangan
dalam
e. Cost effective: obat dipilih atas dasar yang paling cost effective danaman.
6. Penerapan penggunaan antibiotik secara bijak dilakukan dengan
beberapalangkah sebagai berikut:
a. Meningkatkan pemahaman tenaga kesehatan terhadap penggunaanantibiotik
secara bijak.
b. Meningkatkan ketersediaan dan mutu fasilitas penunjang, denganpenguatan
pada
laboratorium
hematologi,
imunologi,
dan
mikrobiologiatau
eradikasi
setempat.
Kondisi klinis pasien.
Ketersediaan antibiotik.
Kemampuan antibiotik untuk menembus ke dalam jaringan/organyang
terinfeksi.
Untuk infeksi berat yang diduga disebabkan oleh polimikroba
16
e. Lama pemberian: antibiotik empiris diberikan untuk jangka waktu 48-72 jam.
Selanjutnya harus dilakukan evaluasi berdasarkan datamikrobiologis dan
kondisi klinis pasien serta data penunjang lainnya.
f. Evaluasi penggunaan antibiotik empiris dapat dilakukan seperti pada tabel
berikut:
Hasil
Kultur
+
Klinis
Sensitivitas
Tindak Lanjut
Membaik
Sesuai
+
+
+
-
Membaik
Tetap / Memburuk
Tetap / Memburuk
Membaik
Tetap / Memburuk
Tidak Sesuai
Sesuai
Tidak Sesuai
0
0
Eskalasi
Evaluasi diagnosis dan terapi
Evaluasi diagnosis dan terapi
Evaluasi diagnosis dan terapi
Evaluasi diagnosis dan terapi
Evaluasi diagnosis dan terapi
pertumbuhan
bakteri
yang
menjadi
penyebab
infeksi.
Pada
dipertimbangkanmenggunakan
infeksi
sedang
antibiotik
sampai
parenteral.
berat
Jika
dapat
kondisi
d.
jangkalama.
e.Pertimbangkan peningkatan biaya pengobatan pasien.
18
Antibiotik Profilaksis
Antibiotik Profilaksis merupakan antibiotik yang diberikan pada penderita yang
menjalani pembedahan sebelum adanya infeksi, yang tujuannya ialah untuk mencegah
terjadinya infeksi akibat tindakan pembedahan. Antibiotik profilaksis juga diberikan
untuk memperlama fase Golden Period yaitu fase pertahanan tubuh terhadap infeksi.
Tujuan terapi Antibiotik Profilaksis :
Mengurangi lama waktu pasien harus menjalani rawat inap pasca operasi
yaitu indikasi, waktu, dan lama pemberian, serta pilihan antibiotik. Karena bertujuan
bertujuan mencegah infeksi pasca bedah, antibiotik profilaksis hanya diberikan dalam
jangka waktu pendek untuk melindungi pasien selama dilakukan tindakan bedah dan
pada masa segera dilakukan pembedahan ketika daya tahan pederita masih terekan.
Pada pembedahan bersih hampir tidsak ada kontaminasi kuman sehingga
antibiotik profilaksis tidak perlu di berikan.Jika terkontaminasi perlu diberikan
profilaksis karena kontaminasi yang ada di bed luka di khawatirkan menjadi
infeksi.Pada pembedahan kontaminasi dan kotor hampir pasti terjadi infeksi sehigga
antibiotik harus diberikan, dalam hal ini antibiotik dinamakan antibiotik terspeutik dini.
Berbagai antibiotik membutuhkan waktu berbeda untuk mencapai kadar dalam
darah yang dibutuhkanuntuk menghambat pertumbuhan kuman.Kadar ini biasanya 304
kali kadar minimal.Oleh karena itu profilaksis diberikan secara parenteral.Untuk
19
mencapi kadar di jaringan yang lebih tinggi pada waktu pembedahan antibiotik
profilaksis harus diberikan 1-2 jam prabedah.
Antibiotik sebaiknya tidak diberika dalam kombinasi karena memudahkan
terjadinya superinfeksi dan resisten kuman. Namun antibiotik diindikasi pada keadaan
tertentu
yaitu pada campuran yaitu pada pembedahan reseksi usus yang terlalu
dan antibiotik dipilih sesuai kuman terrsebut. Misal infeksi kokus gram
cepat dipenuhi kuman yang berasal dari massa tinja sehingga persiapan prabedah sama
dengan persiapan orabedah kolateral.
Bedah Apendiks. Pada apendisitis tanpa porforasi kejadian infeksi pasca bedah
jarang terjadi sedangkan pada apendik perforata infeksi sering erjadi sehingga antibiotik
golongan penisislin sefalosporin atau tetrasiklin parenteral, metronidazole sangat
diperliukan.Bila ada peritnitis antibiotik harus diberikan lebih lama karena digunakan
sebagai terapi.
Bedah Gastroduodenum. Kejadian pasca bedah lambung perhantung pada ph
<4 umumnya membuat lambung steril yang merupakan pertahanan dari infeksi.jik
mikroba >4
tersering
padsa
saluran
kemih
adala
e,coli,
proteus
Terapi
Terapi non-farmakologi
-
Terapi Farmakologi
Dengan Anbibiotik Profilaksis
Prinsip penggunaan antibiotik profilaksis :
- Tepat indikasi
Untuk bedah bersih kontaminasi, bersih yang memasang bahan prostesis,
operasi bersih yang jika sampai terjadi infeksi akan menimbulkan dampak yang
serius seperti operasi bedah syaraf, bedah jantung, dan mata.
- Tepat obat
Dengan mempertimbangkan spektrum antibiotik dan potensi bakteri.
- Tepat dosis
Untuk tujuan profilaksis diperlukan antibiotika dosis tinggi, agar didalam
sirkulasi dan didalam jaringan tubuh dicapai kadar diatas MIC. Dosis yang
kurang adekuat, tidak hanya tidak mampu menghambat pertumbuhan bakteri,
tetapi justru merangsang terjadinya resistensi bakteri
Tepat rute pemberian
Agar antibiotik dapat segera didistribusikan ke jaringan maka pemberiannya
dilakukan secara intravena
- Tepat waktu pemberian
Pemberian antibiotik umumnya 30-60 menit sebelum pembedahan
Waktu pemberian
Angka
kejadian
infeksi (%)
23
3,8
Pre-operative, 0 2 jam
sebelum operasi
0,6
Peri-operative, 0 3 setelah
operasi
1,4
Poat-operative, 3 24 jam
setelah operasi
3,3
Penisilin
Cara kerja :
- menghambat pembelahan karena terjadi pertumbuhan dinding sel abnormal
- menghambat fase 3 sintesis dinding sel
24
Resistensi :
- mempengaruhi pecillin-binding protein
- tidak mampu menembus dinding sel
- enzim hidrolisa molekul protein
Spektrum :
- Cocci Gram-positif ( Streptococcus A dan B)
- Bacilli Gram-positif ( Corynebacterium diphtheria)
- Cocci Gram negatif (Neisseria meningitidis)
- Bacilli Gram-negatif (Streptobacillus moniliformis)
- Anaerob(Clostridium,Fusobacterium,Peptostreptococcus sp)
- Lain (Treponema pallidum, Leptospira, Enterobacter, Acinebacter sp.)
Efek samping :
- hipersensitivitas (1-5%) ( iritasi yang mengenai sistem saraf perifer)
- nefropati (reaksi alergi berupa nefritis interstisial dan hipokalemia)
Sefalosporin
Cara kerja :
- menghambat fase 3 sintesis dinding sel
- mengikat protein spesifik pada membran sel
- mempengaruhi permeabilitas sel
- melepaskan autolisin
Resistensi :
- menurunkan permeabilitas dinding sel
25
- membentuk beta-laktamase
Spektrum :
- Generasi I ( mis. Ancef, Keflin, Kefzol) organisme Gram positif
(Staphylococcus, Streptococcus), Gram negatif, Bacilli anaerob dan aerob.
- Generasi II (mis. Ceclor, Zinacef, Mefoxin) Kurang efektif terhadap kuman
Gram positif Hemophilus influenzae, baksil Gram negatif, Proteus, Enterobacter
sp.
- Generasi III (mis. Ceftazidime, Cefotaxim, Cefoperazone) Aerob Gram
negatif, Pseudomonas
Efek samping :
- hipersensitivitas terutama bila alergi penisilin
- hematologi (neutropenia, leukopenia, trombopenia)
- traktus digestivus (mual, muntah, anoreksia, diare)
Eritromisin
Cara kerja :
- menghambat sintesa protein bakteri dengan binding pada 50s subunit ribosom
Resistensi :
- mempengaruhi komponen protein 50s subunit ribosom melalui plasmid
Spektrum :
- sama dengan penisilin G
Mycoplasma, Legionella, Actinomyces sp.
Hemophilus influenzae
Efek samping :
- gangguan traktus digestivus
26
- hipersensitivitas
- Cholestatic hepatitis
Clindamycin
Cara kerja :
- menghambat sintesa protein bakteri dengan binding pada 50s subunit ribosom
Resistensi :
- mempengaruhi komponen protein 50s subunit ribosom melalui plasmid
Spektrum :
- aerob dan anaerob Gram positif
- anaerob Gram negatif ( beberapa Staphylococcus resisten)
Efek samping :
- kolitis pseudomembran
- nausea, diare
- hipersensitivitas
- leukopenia
- hepatotoksik transien (jarang)
Metronidazole
Cara kerja :
- menurunkan aktivitas metabolit intraseluler kuman
Spektrum :
- Bakteri anaerob
Efek samping :
27
28
29