Anda di halaman 1dari 3

8.

Pendekatan Komprehensif dalam Pengkajian


Keselamatan Pasien
Pengkajian pada keselamatan pasien secara garis besar dibagi kepada struktur, lingkungan,
peralatan dan teknologi, proses, orang dan budaya.
1. Struktur
Kebijakan dan prosedur organisasi: Cek telah terdapat kebijakan dan prosedur tetap yang
telah dibuat dengan mempertimbangkan keselamatan pasien.
Fasilitas: Apakah fasilitas dibangun untuk meningkatkan keamanan ?
Persediaan: Apakah hal-hal yang dibutuhkan sudah tersedia seperti persediaan di ruang
emergency, ruang ICU
2. Lingkungan
Pencahayaan dan permukaan: berkontribusi terhadap pasien jatuh atau cedera
Temperature: pengkondisian temperature dibutuhkan dibeberapa ruangan seperti ruang
operasi, hal ini diperlukan misalnya pada saat operasi bedah tulang suhu ruangan akan
berpengaruh terhadap cepatnya pengerasan dari semen
Kebisingan: lingkungan yang bising dapat menjadi distraksi saat perawat sedang
memberikan pengobatan dan tidak terdengarnya sinyal alarm dari perubahan kondisi
pasien
Ergonomic dan fungsional: ergonomic berpengaruh terhadap penampilan seperti teknik
memindahkan pasien, jika terjadi kesalahan dapat menimbulkan pasien jatuh atau cedera.
Selain itu penempatan material di ruangan apakah sudah disesuaikan dengan fungsinya
seperti pengaturan tempat tidur, jenis, penempatan alat sudah mencerminkan keselamatan
pasien.
3. Peralatan dan teknologi
Fungsional: perawat harus mengidentifikasi penggunaan alat dan desain dari alat.
Perkembangan kecanggihan alat sangat cepat sehingga diperlukan pelatihan untuk
mengoperasikan alat secara tepat dan benar.
Keamanan: Alat-alat yang digunakan juga harus didesain penggunaannya dapat
meningkatkan keselamatan pasien.
4. Proses
Desain kerja: Desain proses yang tidak dilandasi riset yang adekuat dan kurangnya
penjelasan dapat berdampak terhadap tidak konsisten perlakuan pada setiap orang hal ini
akan berdampak terhadap kesalahan. Untuk mencegah hal tersebut harus dilakukan
research based practice yang diimplementasikan.
Karakteristik risiko tinggi: melakukan tindakan keperawatan yang terus-menerus saat
praktek akan menimbulkan kelemahan, dan penurunan daya ingat hal ini dapat menjadi
risiko tinggi terjadinya kesalahan atau lupa oleh karena itu perlu dibuat suatu system
pengingat untuk mengurangi kesalahan

Waktu: waktu sangat berdampak pada keselamatan pasien hal ini lebih mudah tergambar
ada pasien yang memerlukan resusitasi, yang dilanjutkan oleh beberapa tindakan seperti
pemberian obat dan cairan, intubasi dan defibrilasi dan pada pasien-pasien emergency oleh
karena itu pada saat-saat tertentu waktu dapat menentukan apakah pasien selamat atau
tidak.
Perubahan jadual dinas perawat juga berdampak terhadap keselamatan pasien karena
perawat sering tidak siap untuk melakukan aktivitas secara baik dan menyeluruh.
Waktu juga sangat berpengaruh pada saat pasien harus dilakukan tindakan diagnostic
atau ketepatan pengaturan pemberian obat seperti pada pemberian antibiotic atau
tromblolitik, keterlambatan akan mempengaruhi terhadapap diagnosis dan pengobatan.
Efisiensi: keterlambatan diagnosis atau pengobatan akan memperpanjang waktu
perawatan tentunya akan meningkatkan pembiayaan yang harus di tanggung oleh pasien.
5. Orang
Sikap dan motivasi: sikap dan motivasi sangat berdampak kepada kinerja seseorang.
Sikap dan motivasi yang negative akan menimbulkan kesalahan-kesalahan.
Kesehatan fisik: kelelahan, sakit dan kurang tidur akan berdampak kepada kinerja dengan
menurunnya kewaspadaan dan waktu bereaksi seseorang.
Kesehatan mental dan emosional: hal ini berpengaruh terhadap perhatian akan kebutuhan
dan masalah pasien. tanpa perhatian yang penuh akan terjadi kesalahan kesalahan dalam
bertindak.
Faktor interaksi manusia dengan teknologi dan lingkungan: perawat memerlukan
pendidikan atau pelatihan saat dihadapkan kepada penggunaan alat-alat kesehatan dengan
teknologi baru dan perawatan penyakit-penyakit yang sebelumnya belum tren seperti
perawatan flu babi (swine flu).
Faktor kognitif, komunikasi dan interpretasi: kognitif sangat berpengaruh terhadap
pemahaman kenapa terjadinya kesalahan (error). Kognitif seseorang sangat berpengaruh
terhadap bagaimana cara membuat keputusan, pemecahan masalah baru
mengkomunikasikan hal-hal yang baru.
6. Budaya
Faktor budaya sangat bepengaruh besar terhadap pemahaman kesalahan dan
keselamatan pasien.
Pilosofi tentang keamanan: keselamatan pasien tergantung kepada pilosofi dan nilai yang
dibuat oleh para pimpinanan pelayanan kesehatan
Jalur komunikasi: jalur komunikasi perlu dibuat sehingga ketika terjadi kesalahan dapat
segera terlaporkan kepada pimpinan (siapa yang berhak melapor dan siapa yang menerima
laporan).
Budaya melaporkan, terkadang untuk melaporkan suatu kesalahan mendapat hambatan
karena terbentuknya budaya blaming. Budaya menyalahkan (Blaming) merupakan
phenomena yang universal. Budaya tersebut harus dikikis dengan membuat protap jalur

komunikasi yang jelas.


Staff-kelebihan beban kerja, jam dan kebijakan personal. Faktor lainnya yang penting
adalah system kepemimpinan dan budaya dalam merencanakan staf, membuat kebijakan
dan mengantur personal termasuk jam kerja, beban kerja, manajemen kelelahan, stress
dan sakit

Anda mungkin juga menyukai