Waktu: waktu sangat berdampak pada keselamatan pasien hal ini lebih mudah tergambar
ada pasien yang memerlukan resusitasi, yang dilanjutkan oleh beberapa tindakan seperti
pemberian obat dan cairan, intubasi dan defibrilasi dan pada pasien-pasien emergency oleh
karena itu pada saat-saat tertentu waktu dapat menentukan apakah pasien selamat atau
tidak.
Perubahan jadual dinas perawat juga berdampak terhadap keselamatan pasien karena
perawat sering tidak siap untuk melakukan aktivitas secara baik dan menyeluruh.
Waktu juga sangat berpengaruh pada saat pasien harus dilakukan tindakan diagnostic
atau ketepatan pengaturan pemberian obat seperti pada pemberian antibiotic atau
tromblolitik, keterlambatan akan mempengaruhi terhadapap diagnosis dan pengobatan.
Efisiensi: keterlambatan diagnosis atau pengobatan akan memperpanjang waktu
perawatan tentunya akan meningkatkan pembiayaan yang harus di tanggung oleh pasien.
5. Orang
Sikap dan motivasi: sikap dan motivasi sangat berdampak kepada kinerja seseorang.
Sikap dan motivasi yang negative akan menimbulkan kesalahan-kesalahan.
Kesehatan fisik: kelelahan, sakit dan kurang tidur akan berdampak kepada kinerja dengan
menurunnya kewaspadaan dan waktu bereaksi seseorang.
Kesehatan mental dan emosional: hal ini berpengaruh terhadap perhatian akan kebutuhan
dan masalah pasien. tanpa perhatian yang penuh akan terjadi kesalahan kesalahan dalam
bertindak.
Faktor interaksi manusia dengan teknologi dan lingkungan: perawat memerlukan
pendidikan atau pelatihan saat dihadapkan kepada penggunaan alat-alat kesehatan dengan
teknologi baru dan perawatan penyakit-penyakit yang sebelumnya belum tren seperti
perawatan flu babi (swine flu).
Faktor kognitif, komunikasi dan interpretasi: kognitif sangat berpengaruh terhadap
pemahaman kenapa terjadinya kesalahan (error). Kognitif seseorang sangat berpengaruh
terhadap bagaimana cara membuat keputusan, pemecahan masalah baru
mengkomunikasikan hal-hal yang baru.
6. Budaya
Faktor budaya sangat bepengaruh besar terhadap pemahaman kesalahan dan
keselamatan pasien.
Pilosofi tentang keamanan: keselamatan pasien tergantung kepada pilosofi dan nilai yang
dibuat oleh para pimpinanan pelayanan kesehatan
Jalur komunikasi: jalur komunikasi perlu dibuat sehingga ketika terjadi kesalahan dapat
segera terlaporkan kepada pimpinan (siapa yang berhak melapor dan siapa yang menerima
laporan).
Budaya melaporkan, terkadang untuk melaporkan suatu kesalahan mendapat hambatan
karena terbentuknya budaya blaming. Budaya menyalahkan (Blaming) merupakan
phenomena yang universal. Budaya tersebut harus dikikis dengan membuat protap jalur