Catatan
1. Jumlah sampel yang diambil untuk analisa ini bereda-beda untuk setiap
negara, sebagai contoh:
India
10,75 ml
Belanda
10, 66 ml
Hongaria
10, 80 ml
Inggris 10, 94 ml
AS
11, 00 ml
2. Jangan tambahkan amil alkohol sedemikian rupa sehingga kontak
langsung dengan asam
3. Persiapkan kain dan sodium bikarbonat. Kedua bahan ini berguna jika
tabung butirometer yang berisi H2SO4 pekat pecah.
5.Metode roese gottlieb
Metode ini dapat diterapkan untuk menetapkan kadar lemak susu, produkproduk susu dan es krim. Metode ini lebih akurat dibandingkan dengan metode
Babcock dan Gerber.
Prinsip
Kadar lemak ditentukan secara gravimetrik sesudah ekstrasi lemak dengan dietil
eter dan petroleum eter dari sampel yang sudah dinetralkan dengan amonia dan
dicampur dengan alkohol.
Pereaksi
1.
2.
3.
4.
5.
Larutan amonia 35% (w/v, BJ. 0.800) dan 26 (w/v, BJ. 0.908)
Etanol 95-95%
Dietil eter, bebas peroksida, titik didih 34 350C
Petroleum eter, titik didih 40 600C
Eter campuran. Campurkan dalam volume yang sama dietileter dengan
petroleum eter.
Peralatan
1.
2.
3.
4.
5.
Cara kerja
1.
2.
3.
4.
5.
6.
= W1
= W2
= W3
= W4
Maka:
Kadar lemak (%) =
W 2(W 3+W 4)
X 100
W1
Catatan
1. Prosedur alternatif untuk tahap pengerjaan 3 dan 4 adalah:
3) tambahkan 2 ml amonia 26% (v/v), kocok
4) tambahkan 6 ml air hangat dan kocok kembali.
2. timbang sampel dalam tabung ekstraksi berdasarkan perbedaan berat.
3. kesempurnaan kstraksi lemak tergantung dari kesempurnaan pencampuran
pada masing-masing tahap, penting sekali diperhatikan jika ada gumpalan
maka seluruh gumpalan maka seluruh gumpalan yang ada harus
menyeluruh.
4. sebelum membuka penutup tabung,, untuk menghindari semburan pelarut,
turunkan tekanan dalam tabung dengan cara mendinginkannya.
5. penutup tabung harus dibasahi dengan air dulu sebelum digunakan dan
bilas dengan pelarut sesusah digunakann
6. tekanan seharusnya turun dari aktu ke waktu selama proses pengocokan.
7. pemisahan lapisan eter dari lapisan aqueous dapat juga dilakukan dengan
setrifugasi selam 30 detik pada 1000 rpm.
Sifat-sifat fisika dan Kimia Lemak dan Minyak
1. Titik Cair
Pengukuran titik cair minyak atau lemak, suatu cara yang lazim digunakan
dalam penentuan atau pengenalan komponen-komponen organik yang murni,
tidak mungkin diterapkan disini, karena minyak atau lemak tidak mencair dengan
tepat pada suatunilai temperatur tertentu. Sebagai contoh, bila lemak dipanaskan
dengan lambat, maka akhirnya akan mencair. Tetapi ada juga lemak yang sudah
menjadi cair pada waktu temperatur mulai naik, kemudian akan memadat
kembali. Pencairan kedua akan terjadi pada temperature yang lebih tinggi lagi.
Bila lemak dengan sifat diulangi pemanasannya, maka bahan akan mencair pada
temperatur yang lebih rendah dari temperatur pemanasan pertama.
Data titik cair lemak terutama berguna untuk lemak hewani dan lemak
olahan, sedangkan untuk minyak nabari tidak terlalu berguna karena pada suhu
ruang pada umumnya berbentuk cair. Apabila suatu lemak mempunyai titik cair
rendah berarti lemak tersebut banyak mengandung asam lemak tak jenuh dan
sebaliknya.
Prinsip
Lemak disimpan dalam tabung kapiler, dinginkan kemudian dipanaskan
secara bertahap. Suhu pada saat lemak terlihat transparan adalah titik cair lemak
tersebut.
Peralatan
1.
2.
3.
4.
Cara kerja
1. Masukkan lemak cair yang sudah disaring ke dalam tabung kapiler
sepanjang 10 mm.
2. Rapatkan/tutup ujung tabung kapiler dengan cara memanaskan pada api
kecil. Jaga jangan sampai lemak terbakar.
3. Masukkan tabung kapiler dalam refrigerator 4 10oC, biarkan selama 16
jam.
4. Gabungkan tabung kapiler dengan termometer air raksa sehingga ujung
tabung berisi lemak sejajar dengan ujung termometer yang berisi air raksa
(bisa dengan cara mengikatkannya menjadi satu).
5. Rendam dalam gelas piala 600 ml yang berisi air setengah penguh
sehingga termometer terendam sepanjang 30 ml.
6. Panaskan gelas piala dengan kecepatan 0,5oC/menit, agitasi air dengan
stirrer perlahan-lahan.
7. Catat suhu pada saat lemak mulai terlihat transparan, gunakan kaca
pembesar untuk melihatnya jika perlu, suhu yang terbaca merupakan titik
cair lemak tersebut.
2. Berat jenis
Berat jenis adalah perbandingan berat dari volume sampel minyak
dengan berat air yang volumenya sama pada suhu tertentu (biasanya ditentukan
pada suhu 25oC ).
Peralatan
1. Piknometer
2. Timbangan analitik
Cara kerja
1. Piknometer dibersihkan dan dikeringkan.
3. Larutan
ini
kemudian
didinginkan
perlahan-lahan
sampai
mulai
menghablur
4. Suhu dimana terlihat adanya kristal-kristal halus lemak dicatatdan
dinyatakan sebagai turbidity point atau biasa disebut titik kritis.
4.Indeks bias
Indeks bias didefinisikan sebagai perbandingan dari kecepatan cahaya di
udara dengan kecepatan cahaya di dalam medium tertentu. Atau secara sinkat
dapat dilihat seperti persamaan di bawah ini :
Indeks bias =
bias
perlu
dikoreksi
untuk
= R K ( T T )
= suhu standart
= suhu pembacaan
temperatur
standart,
dengan
5. Uji ketengikan
Prinsip
Jika lemak yang teroksidasi bereaksi dengan phloroglucinol dalam suasana
asam akan terbentuk warna merah. Warna merah yang terbentuk akan berkorelasi
dengan peningkatan produk epihydrin aldehyde atau malonaldehid sebagai produk
oksidasi lipid.
Pereaksi
1.
2.
3.
4.
5.
Peralatan
1. Penangas air (water bath).
2. Lovibond tintometer.
Cara kerja
Uji kualitatif
1. Campurkan 10 ml minyak/lemak cair dengan 10 ml phloroglucinol 0.1%
dalam eter dan 10 ml HCl pekat. Kocok merata kurang lebih 20 menit.
2. Jika terbentuk warna pink menunjukkan mulai terjadinya ketengikan.
3. Coba ulangi langkah (1) dan (2) dengan bahan 1 ml minyak yang
dilarutkan dalam 20 ml heptana. Jika uji masih positif berati minyak
tersebut sudah tengik yang dapat dibuktikan dengan uji organoleptik.
Uji kuantitatif
1. Timbang 3 ml minyak atau lemak cair dalam tabung reaksi (dapat juga
digunakan erlenmeyer 50 ml).
2. Tambahkan 1 ml larutan phloroglucinol (0.5% w/v dalam amil asetat)
kemudian kocok merata selama 1 menit.
3. Tambahkan 2 ml larutan yang dibuat dengan melarutkan 10 g TCA dalam
3.28 ml amil asetat kemudian rendam dalam tabung reaksi dalam penangas
air bersuhu 45 oC selama 15 menit. Aduk secara kontinyu (lebih baik
digunakan penangas bergoyang).
RR '
1.C
= panjang sel dalam cm