TESIS
FAKULTAS TEKNIK
DEPARTEMEN TEKNIK ELEKTRO
PROGRAM STUDI TEKNIK TENAGA LISTRIK DAN ENERGI
DEPOK
2016
ii
UNIVERSITAS INDONESIA
TESIS
Diajukan sebagai salah satu syarat memperoleh gelar Magister Teknik
FAKULTAS TEKNIK
DEPARTEMEN TEKNIK ELEKTRO
PROGRAM STUDI TEKNIK TENAGA LISTRIK DAN ENERGI
DEPOK
2016
ii
Universitas Indonesia
iii
Nama
NPM
: 1106021701
Tanda Tangan
Tanggal
: 8 Februari 2016
iii
Universitas Indonesia
iv
HALAMAN PENGESAHAN
Dosen Pembimbing,
Pembimbing I,
Pembimbing II,
iv
Universitas Indonesia
KATA PENGANTAR
Puji syukur Alhamdulillah penulis panjatkan kepada Allah SWT karena atas
berkat dan rahmat-Nya penulis dapat menyelesaikan penulisan tesis berjudul
Analisis Peramalan Beban Dan Aliran Daya Proyek 35.000 MW Pada Sistem
Interkoneksi 500 kV Jawa Bali. Penulis menyampaikan banyak terima kasih atas
penyusunan tesis ini, terutama kepada:
1. Keluarga penulis yaitu Papa, Mama, dan Bagus serta Eyang.
2. Prof. Dr. Iwa Garniwa M.K dan Dr. Ir. Uno Bintang Sudibyo DEA, sebagai
pembimbing tesis yang telah memberikan banyak masukan dan dukungan
kepada penulis.
3. Bapak Muhammad Tresna Wikara, Mas Jakfar Shadiq, Bapak Gito, serta
rekan-rekan dari PT. PLN (Persero) P3B Jawa Bali atas masukan data bagi
keperluan penyusunan tesis, saran, serta kritik yang membangun.
4. Asisten laboratorium Sistem Tenaga Listrik (Bopal, Fajar, Mila, Janur, dan
Aiman) atas kerjasama dan dukungan moral selama penyusunan tesis ini.
5. Rekan-rekan kontrakan (Ozy, Yoga, Arie, Dante, Rio, Sadewa, Rizal, Oki)
serta keluarga besar Departemen Teknik Elektro 2011 atas dukungan moral
kepada penulis.
6. Teman-teman kelas Tenaga Listrik dan Energi Angkatan 2014.
7. Widya Yuliantika atas dukungan moral dan semangat kepada penulis.
Penulis juga menyadari bahwa tesis ini masih jauh dari sempurna. Oleh
karena itu, kritik dan saran yang membangun dari pembaca sangat penulis harapkan
demi perbaikan pada karya penulis yang lainnya.
v
Universitas Indonesia
vi
NPM
: 1106021701
Program Studi
Departemen
: Teknik Elektro
Fakultas
: Teknik
Jenis Karya
: Tesis
Beserta perangkat yang ada (jika diperlukan). Dengan Hak Bebas Royalti
Noneksklusif ini Universitas Indonesia berhak menyimpan, mengalih
media/formatkan, mengelola dalam bentuk pangkalan data (database), merawat,
dan mempublikasikan tesis saya selama tetap mencantumkan nama saya sebagai
penulis/pencipta dan sebagai pemilik Hak Cipta.
Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya.
Dibuat di
Pada tanggal
: Depok
: 8 Februari 2016
Yang menyatakan
vi
Universitas Indonesia
vii
ABSTRAK
Nama
: Muhammad Pandu R.P.
Program studi : Teknik Tenaga Listrik dan Energi
Judul
: Analisis Peramalan Beban Dan Aliran Daya Proyek 35.000 MW
pada Sistem Interkoneksi 500 kV Jawa Bali
Pemerintah membuat target percepatan pembangunan pembangkit sebesar
35.000 MW selama lima tahun (2014-2019) untuk mencapai target pertumbuhan
ekonomi nasional dimana Sistem Interkoneksi Jawa-Bali akan mendapatkan
tambahan pasokan sekitar 18.697 MW atau 59,92% dari Daya Mampu Netto
(DMN) tahun 2014 (31.206 MW). Perhitungan proyeksi kebutuhan beban Sistem
Interkoneksi Jawa Bali pada periode tahun 2015-2019 menggunakan metode Neural
Network. Terdapat dua skenario yang digunakan dalam ekspansi pembangkit
dimana pada Skenario 1 semua pembangkit yang ditargetkan pemerintah masuk ke
dalam Sistem Interkoneksi Jawa-Bali, sedangkan Skenario 2 kapasitas pembangkit
yang masuk menyesuaikan dengan alokasi kebutuhan daya pada masing-masing
Region pada Sistem Interkoneksi Jawa-Bali. Pada masing-masing skenario
dilakukan analisis aliran daya untuk mengetahui kinerja sistem tersebut dengan
mengacu pada profil tegangan bus dan pembebanan Inter Bus Transformer (IBT)
500/150 kV.
Kata kunci: aliran daya, beban puncak, Jawa Bali, Sistem interkoneksi, 500 kV
vii
Universitas Indonesia
viii
ABSTRACT
Name
: Muhammad Pandu R.P.
Concentration Study : Electrical Power and Energy Engineering
Title
: Analysis of Demand Forecasting and Load Flow Study
35.000 Power Plant Project of Java Bali 500 Kv
Interconnected System
Indonesian government has set a target acceleration of building 35.000 MW
over five years (2014-2019) to achieve national economic growth targets where
Java - Bali interconnected system will get an additional power supply about 18.697
MW or 59,92 % of power capicity in 2014 (31.206 MW). The calculation of
demand forecasting Java-Bali Interconnected System in the period 2015-2019 using
Neural Network. There are two scenarios that are used in the expansion of power
plants which the First Scenario all the plants targeted by the government entered
into Interconnection System Java - Bali, while Second Scenario generation capacity
that goes adjust the allocation of power needs in each Region in Java Bali
Interconnected System. In each scenario the load flow analysis to determine the
performance of the system by referring to the bus voltage and load profile Inter Bus
Transformer (IBT) 500/150 kV.
Keywords: interconnected system, Java Bali, load flow, peak demand, 500 kV
viii
Universitas Indonesia
ix
DAFTAR ISI
2.1.2.
2.3.2.
2.4.2.
3.2.2.
Beban Puncak............................................................................................ 31
3.2.3.
3.3.2.
4.4.2.
BAB 5 KESIMPULAN..................................................................................................... 61
DAFTAR PUSTAKA ....................................................................................................... 62
DAFTAR REFERENSI .................................................................................................... 63
LAMPIRAN...................................................................................................................... 65
x
Universitas Indonesia
xi
DAFTAR GAMBAR
DAFTAR TABEL
xi
Universitas Indonesia
xii
Tabel 3.7 Proyek SUTET 500 KV dan GITET untuk evakuasi Proyek
Pembangkit 35.000 MW [10]................................................................................ 37
xii
Universitas Indonesia
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1.
Latar Belakang
Seiring dengan meningkatknya populasi serta aktivitas manusia, kebutuhan
energi listrik pun semakin meningkat. Kebutuhan beban puncak pada sistem
interkoneksi Jawa Bali selalu mengalami peningkatan selama 5 (lima) tahun
terakhir. Pertumbuhan beban puncak mengalami kenaikan rata-rata sebesar 6,2%
per tahun di mana faktor bebannya juga meningkat dari 77,7% pada tahun 2009
menjadi 79,2% pada tahun 2014 [1].
Pada tahun 2014, Daya Mampu Netto (DMN) pemabangkit sistem
interkoneksi Jawa-Bali adalah sebesar 31.206 MW [1]. Sementara itu, untuk
memenuhi target pertumbuhan ekonomi, dibutuhkan tambahan kapasitas
pembangkit sebesar 7.000 MW setiap tahun. Sehingga pemerintah membuat target
percepatan pembangunan pembangkit sebesar 35.000 MW selama lima tahun
(2014-2019).
Berdasarkan Keputusan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM)
Nomor 0074.K/21/MEM/2015 tentang Pengesahan Rencana Usaha Penyediaan
Tenaga Listrik (RUPTL) 2015-2024, pemerintah telah mengeluarkan daftar proyek
pembangkit listrik 35.000 MW. Adapun proyek pembangunan pembangkit listrik
dengan tersebut tersebar di seluruh wilayah Indonesia meliputi: Jawa-Bali (18.6
1
Universitas Indonesia
Tujuan Penulisan
Tujuan penulisan Tesis ini yaitu membuat proyeksi kebutuhan beban Sistem
Interkoneksi Jawa Bali pada periode tahun 2015-2019 serta analisis aliran daya
proyek 35.000 MW pada Sistem Interkoneksi 500 kV Jawa Bali untuk mengetahui
kinerjanya.
1.3.
Batasan Masalah
1. Sistem yang dibahas adalah Sistem Interkoneksi 500 kV Jawa Bali.
2. Studi aliran daya dilakukan pada saat beban puncak tahun 2015-2019.
3. Studi aliran daya yang dilakukan hanya memperhatikan tegangan bus 500
kV, KHA (Kuat Hantar Arus) saluran transmisi Tegangan Ekstra Tinggi
(TET) dan pembebanan IBT (Inter Bus Transformer) 500/150 kV.
4. Proyek 35.000 MW yang masuk ke Sistem Interkoneksi 500 kV Jawa Bali
dibagi menjadi dua skenario, yaitu:
a. Skenario 1
Seluruh pembangkit yang direncanakan sesuai proyek 35.000 MW
masuk ke dalam Sistem Interkoneksi 500 kV Jawa Bali.
b. Skenario 2
Pembangkit yang masuk ke dalam Sistem Interkoneksi 500 kV Jawa
Bali disesuaikan berdasarkan kebutuhan beban puncak per tahun.
Universitas Indonesia
1.4.
Metodologi Penelitian
Metodologi yang digunakan dalam penelitian ini yaitu:
1. Studi Literatur
Merupakan metode pengumpulan bahan penelitian melalui hand book,
manual book, laporan, jurnal, maupun sumber internet sehinga diperoleh
referensi dan informasi yang akurat.
2. Simulasi
Simulasi berupa peramalan beban puncak menggunakan metode Neural
Network dengan software Matlab R2013 serta analisis aliran daya pada
Sistem Interkoneksi 500 kV Jawa Bali menggunakan software ETAP 12.6
1.5.
Manfaat Penelitian
1. Memberikan opsi tools untuk analisis aliran daya Sistem Interkoneksi 500
kV Jawa Bali dengan menggunakan software ETAP 12.6 kepada PT. PLN
(Persero) maupun lembaga terkait.
2. Memberikan evaluasi kepada PT. PLN (Persero) maupun lembaga terkait
mengenai rencana percepatan proyek pembangkit 35.000 MW terhadap
Sistem Interkoneksi 500 kV Jawa Bali.
3. Memberikan masukan kepada PT. PLN (Persero) maupun lembaga terkait
mengenai perencanaan ekspansi Sistem Interkoneksi Jawa Bali 500 kV
untuk memperbaiki kinerja sistem.
1.6.
Sistematika Penulisan
Tesis ini terdiri dari 5 (lima) bab, bab satu membahas mengenai latar
Universitas Indonesia
BAB 2
ALIRAN DAYA DAN PERAMALAN BEBAN
2.1.
Sistem Interkoneksi
Sistem interkoneksi adalah sistem tenaga listrik yang terdiri dari beberapa
pusat listrik dan Gardu Induk yang terhubung satu sama lain yang terhubung
melalui saluran transmisi dan melayani beban yang ada pada seluruh Gardu Induk.
Sistem interkoneksi dapat diterapkan apabila suatu daerah mengalami defisit energy
sedangkan daerah lainnya mengalami surplus energi listrik. Dalam system
interkoneksi,
semua
pembangkit
perlu
biaya
4
Universitas Indonesia
(2.1)
yang dibangkitkan turun sampai tercapai nilai tertentu di titik C dan tercipta
keseimbangan baru antara Tm dan Te di titik B (Gambar 2.1).
Universitas Indonesia
Sementara itu salah satu cara untuk melakukan pengaturan tegangan pada
sistem adalah dengan melakukan pengaturan daya reaktif pada generator. Terdapat
tiga hal yang harus diperhatikan dalam melakukan pengaturan daya reaktif
generator, yaitu: batas arus medan, batas arus jangkar, batas daerah pemanasan
generator. Batasan kemampuan daya reaktif suatu pembangkit dibatasi oleh
karakteristik kurva kapabilitas generator seperti Gambar 2.2.
Generator mampu menyerap atau memberikan daya reaktif, namun
kemampuan ini dibatasi oleh kurva kapabilitas reaktif yang dimiliki oleh setiap
generator. Jika generator memberikan / mensuplai daya reaktif, bisa dikatakan
generator bersifat kapasitif, namun jika eksitasinya berlebihan (over excitation)
maka hal ini akan mengakibatkan panas yang berlebihan pada lilitan rotornya. Jika
generator menyerap daya reaktif, bisa dikatakan generator bersifat induktif, namun
jika eksitasinya kurang (under excitation) maka hal ini akan mengakibatkan panas
yang berlebihan pada lilitan statornya. Kondisi over excitation dan under excitation
pada saat pengoperasian harus dihindari, seperti disebutkan diatas dan efek domino
yang diakibatkan tidaklah kecil, karena pemanasan yang berlebihan dapat
mengakibatkan kerusakan laminasi dari lilita-lilitan tersebut dan jika lilitan dari
laminasi rusak maka tidak menutup kemungkinan akan terjadi hubung singkat antar
fasa atau dengan bodi generator.
Universitas Indonesia
Pada sistem interkoneksi yang terdiri dari kelompok pembangkit hidro dan
kelompok pembangkit termis, diperlukan pembagian beban antara dua kelompok
pembangkit agar mencapai keadaan operasi yang optimum dalam arti tercapai biaya
bahan bakar minimum. Selain itu dalam melakukan perubahan beban unit
pembangkit terutama kaitannya pada frekuensi sistem, perlu diperhatikan
kemampuan unit pembangkit untuk mengikuti perubahan beban (ramping rate).
Ramping rate unit PLTA adalah yang tertinggi, sedangkan PLTU (batubara) yang
terendah [3].
2.1.2. Transmisi Tenaga Listrik
Pada sistem, transmisi tenaga listrik berfungsi untuk menyalurkan energi
listrik dari sistem pembangkit ke sistem distribusi (konsumen) melalui suatu bahan
Universitas Indonesia
Universitas Indonesia
Universitas Indonesia
10
Universitas Indonesia
11
untuk mengikuti perubahan beban (ramping rate). Ramping rate unit PLTA
adalah yang tertinggi, sedangkan PLTU (batubara) yang terendah.
e. Perkembangan sistem
Beban selalu berubah sepanjang waktu dan juga selalu berkembang seiring
dengan pertumbuhan ekonomi dan perkembangan teknologi, sehingga perlu
diamati secara terus menerus agar dapat diketahui langkah pengembangan
sistem yang harus dilakukan agar sistem selalu dapat mengikuti
perkembangan beban.
f. Gangguan dalam sistem
Gangguan dalam sistem tenaga listrik merupakan sutu hal yang tidak dapat
dihindarkan. Gangguan yang terjadi dapat berasal dari sumber internal
maupun eksternal.
2.3.
Aliran Daya
Aliran daya atau load flow adalah penentuan atau perhitungan tegangan,
arus, daya aktif dan daya reaktif serta faktor daya yang terdapat pada berbagai
simpul dalam jaringan listrik pada kondisi operasi normal. Studi aliran daya
diperlukan dalam perencanaan pengembangan suatu sistem tenaga karena
pengoperasian sistem tersebut akan bergantung pada penambahan beban,
pembangkit baru ataupun saluran transmisi baru. Pada umumnya tujuan
dilakukannya analisis aliran daya antara lain:
1. Mengetahui aliran daya (MW dan MVAr) dari cabang pada network.
2. Mengetahui efek dari hilangnya sumber daya pada pembebanan sistem.
3. Mengetahui efek dari perubahan komponen pada sistem tenaga, baik
komponen pada sistem pembangkit, transmisi, maupun distribusi terhadap
pembebanan sistem tersebut.
4. Mengetahui tegangan pada busbar.
5. Membuat kondisi optimum pada sistem tenaga.
Universitas Indonesia
12
(2.1)
2 = 2 2 = (2 2 ) + (2 2 )
(2.2)
Dengan:
1
Universitas Indonesia
13
Dengan:
1
(2.3)
2 = 2 2
(2.4)
Universitas Indonesia
14
Pada Gambar merupakan penyerdehanaan dari gambar menjadi rel daya untuk
masing-masing rel.
Dengan:
1
1"
2"
(2.5)
2 = 2 2 = 2 + 2 2 2 = 2 2
(2.6)
Aliran arus dapat dilihat pada Gambar 2.5, dimana arus pada rel 1 adalah :
1 = 1 + 1"
(2.7)
1 = 1 + (1 2 )
(2.8)
1 = ( + )1 + ( )2
(2.9)
Universitas Indonesia
15
1 = 11 1 + 12 2
(2.10)
Dimana Y11 adalah jumlah admitansi terhubung pada rel 1 = yp + ys dan Y12 adalah
admitansi negatif antara rel 1 dengan rel 2 = -ys
Untuk aliran arus pada rel 2 adalah :
2 = 2 + 2"
(2.11)
2 = 2 + (2 1 )
(2.12)
2 = ( + )2 + ( )1
(2.13)
[ 1 ] = [ 11
2
21
12 1
][ ]
22 2
(2.14)
(2.15)
Persamaan (2.12) hingga (2.22) yang digunakan pada sistem 2 rel dapat dijadikan
dasar untuk penyelesaian persamaan aliran daya sistem n-rel. Gambar menunjukkan
sistem dengan jumlah n-rel dimana rel 1 terhubung dengan rel lainnya.
Universitas Indonesia
16
(2.16)
1 = 11 1 + 12 2 + 13 3 + + 1
(2.17)
Dimana :
11 = 12 + 13 + + 1 + 12 + 13 + + 1
(2.18)
(2.19)
1 1 = 1 1 = 1 =1
(2.20)
= [ 11 12
1 2
[ ]
1 1
2 2
]
[ ]
(2.21)
Pada studi aliran daya, bus-bus dibagi ke dalam 3 (tiga) tipe, antara lain:
1. Slack bus/swing bus/reference bus atau bus penadah/bus referensi, yaitu bus
yang berfungsi menanggung kekurangan daya pembangkitan setelah solusi
aliran daya diperoleh. Parameter yang diketahui adalah nilai tegangan dan
sudut fase tegangan sebagai referensi, biasanya dilakukan dengan memberi
nilai tegangan dan besar sudutnya dengan 1<0 p.u.
2. Voltage controlled bus atau bus generator atau bus pembangkitan, yaitu bus
dengan parameter injeksi daya aktif dan besar tegangan bus diketahui,
sedangkan peubah atau variabel yang dicari adalah daya reaktif yang
dibangkitkan dan sudut fase tegangan.
Universitas Indonesia
17
3. Load bus atau bus beban, yaitu bus dengan daya aktif dan daya reaktif bus
diketahui, sedangkan variabel yang dicari adalah nilai tegangan bus dan
sudut fase.
Tabel 2.1 Jenis bus berdasarkan referensinya
(2.22)
(2.23)
Universitas Indonesia
18
1 (0 )
() = (0 ) + 1!
( 0 ) +
1 2 (0 )
2!
( 0 )2 + +
1 (0 )
!
0 ) = 0
(2.24)
() = (0 ) + 1!
( 0 ) = 0
(2.25)
Dari :
(0 )
0 )
1 = 0 (
(2.26)
(2.27)
Dimana :
(0)
= pendekatan perkiraan
(1)
= pendekatan pertama
Oleh karena itu, rumus tersebut dapat dikembangkan sampai iterasi terakhir (k+1),
mejadi persamaan (2.37).
( () )
(+1) = () ( () )
( () )
(+1) = () ( ())
(2.28)
(2.29)
Sehingga,
( () )
= ( () )
(2.30)
= (+1) ()
(2.31)
Universitas Indonesia
19
Metode Newton Raphson secara grafik dapat dilihat pada Gambar 2.10. Pada
Gambar 2.10 dapat dilihat bahwa kurva garis melengkung diasumsikan grafik
persamaan y = f(x). Nilai x0 pada garis x merupakan nilai perkiraan awal
kemudian dilakukan nilai perkiraan awal kedua, ketiga dan seterusnya.
Persamaan arus (2.41) pada persamaan sebelumnya dapat diubah ke dalam bentuk
persamaan polar (2.42)
= =1
(2.32)
= =1| || | +
(2.33)
(2.34)
= | |
(2.35)
= = | | =1| || | +
(2.36)
= =1| || || | +
(2.37)
Dimana :
( +) cos( + ) + ( + )
(2.38)
Dari persamaan (2.46) dan (2.47) dapat diketahui persamaan daya aktif dan daya
reaktif.
()
= =1|
()
|| ||
()
| cos( + )
(2.39)
Universitas Indonesia
20
()
()
()
= =1| || || | sin( + )
(2.40)
Persamaan (2.48) dan (2.49) merupakan langkah awal perhitungan aliran daya
menggunakan metode Newton Raphson. Penyelesaian aliran daya menggunakan
proses iterasi (k+1). Untuk iterasi pertama merupakan nilai perkiraan awal yang
ditetapkan sebelum memulai perhitungan aliran daya.
Hasil perhitungan aliran daya menggunakan persamaan (2.48) dan (2.49) dengan
nilai Pi dan Qi. Hasil nilai ini digunakan untuk menghitung nilai P dan Q.
Persamaan untuk menghitung nilai P dan Q yaitu :
()
= , ,
()
= , ,
()
(2.41)
()
(2.42)
()
()
()
2
()
()
()
2 2
|2 |
()
()
|2 |
()
2
()
()
2 2
()
[ ]
()
|2 |
()
()
|2 |
()
| |
()
| |
(2.43)
()
| |
()
| | ]
1
()
() ] = [
2 ()
][
]
4 ||()
(2.44)
()
()
()
()
= 1| || || | sin( + )
(2.45)
Universitas Indonesia
21
()
()
()
()
()
= | || || |sin( + )
(2.46)
()
()
()
()
= 2| || | + | || | sin( + )
(2.47)
J2
()
| |
()
| |
= |
()
()
|| |cos(
()
+ )
(2.48)
J3
()
()
()
()
()
()
= | || || | cos( + )
= |
()
|| ||
()
()
|cos(
(2.49)
()
+ )
(2.50)
J4
()
| |
()
| |
()
()
()
()
= 2| || | + | || | sin( + )
= |
()
()
|| |sin(
()
+ )
(2.51)
(2.52)
Setelah nilai matriks Jacobian dimasukkan ke dalam persamaan (2.44) maka nilai
(ik) dan V (ik) dapat dicari dengan menginverskan matrik Jacobian seperti
persamaan (2.53).
[
1
()
() ] = [
[]
3
2 1 ()
] [ () ]
4
(2.53)
(2.54)
| (+1) | = | () | + | () |
(2.55)
Universitas Indonesia
22
Nilai dan V hasil perhitungan dari Persamaan (2.63) dan (2.64) merupakan
perhitungan pada iterasi pertama. Nilai ini digunakan kembali untuk perhitungan
iterasi ke-2 dengan cara memasukan nilai ini ke dalam Persamaan (2.48) dan
(2.49) sebagai langkah awal perhitungan aliran daya. Perhitungan aliran daya pada
iterasi ke-2 mempunyai nilai k = 1. Iterasi perhitungan aliran daya dapat dilakukan
sampai iterasi ke-n. Perhitungan selesai apabila nilai () dan () mencapai
nilai kesalahan yang ditentukan.
Perhitungan aliran daya menggunakan metode Newton Raphson :
1. Membentuk matriks admitansi Yrel sistem.
2. Menentukan nilai awal V(0), (0), Pspec, Qspec
3. Menghitung daya aktif dan daya reaktif berdasarkan Persamaan (2.48) dan
(2.49)
4. Menghitung nilai () dan () beradasarkan Persamaan (2.57) dan
(2.58)
5. Membuat matrik Jacobian berdasarkan Persamaan (2.60) sampai
Persamaan (2.61)
6. Menghitung nilai (+1) dan | (+1) | berdasarkan Persamaan (2.63) dan
(2.64)
7. Hasil nilai (+1) dan | (+1) | dimasukan kedalam Persamaan (2.48) dan
(2.49) untuk mencari nilai P dan Q . Perhitungan akan konvergensi jika
nilai P dan Q 10-4
8. Jika sudah konvergensi maka perhitungan selesai, jika belum konvergensi
maka perhitungan dilanjutkan untuk iterasi berikutnya.
2.4.
Peramalan Beban
Universitas Indonesia
23
ini
langsung
mengestimasikan
konsumsi
energi
dengan
Universitas Indonesia
24
Universitas Indonesia
25
Neural Network terdiri dari process element atau elemen proses (EP) dalam
jumlah besar yang saling terhubung satu sama lain yang membentuk konfigurasi.
EP disebut juga neuron. EP merupakan tempat dimana proses pengolahan sinyal
dilakukan. Pada manusia terdapat 1011 neuron, dengan tipe yang berbeda-beda.
Pada neuron biologis terdapat tiga bagian utama yaitu inti sel, dendrit dan akson.
Komponen-komponen pada Neural Network terdiri dari [7]:
1. Neuron
Neuron merupakan unit yang melakukan proses informasi yang menjadi
dasar untuk pengoperasian NN. Neuron terdiri dari tiga elemen
pembentuknya yaitu:
-
2. Jaringan
Jaringan merupakan kumpulan dari neuron-neuron yang saling terkoneksi
dan membentuk lapisan atau layer.
3. Input atau masukan
Nilai input yaitu variabel yang berkorespondensi dengan sebuah atribut
tunggal dari sebuah pola atau data lain dari dunia luar. Sinyal-sinyal input
ini kemudian diteruskan ke lapisan selanjutnya.
4. Output atau keluaran
Nilai output adalah hasil pemahaman jaringan terhadap data input. Tujuan
dari pembangunan NN sendiri untuk mengetahui nilai keluaran.
5. Hidden layer atau lapisan tersembunyi
Hidden layer adalah lapisan yang tidak secara langsung berinteraksi dengan
dunia luar. Lapisan ini memperluas kemampuan dari Neural Network dalam
menghadapi masalah-masalah yang kompleks dan juga variabel-variabel
yang banyak.
Universitas Indonesia
26
6. Bobot
Bobot adalah nilai sitematis dari koneksi yang mentransfer data dari suatu
lapisan ke lapisan lainnya. Bobot digunakan untuk mengatur jaringan agar
ia dapat belajar sehingga NN dapat menghasilkan nilai output yang
diinginkan.
2.6.
Universitas Indonesia
27
(2.56)
(2.57)
Universitas Indonesia
28
(2.58)
(2.59)
(2.60)
(2.61)
Universitas Indonesia
BAB 3
PROFIL SISTEM INTERKONEKSI JAWA BALI DAN PROYEK
35.000 MW
3.1.
Gambaran Umum
Operasi Sistem Interkoneksi Jawa Bali pada sistem tegangan ekstra tinggi
dan tegangan tinggi dikelola oleh PT PLN (Persero) Penyaluran dan Pusat Pengatur
Beban Jawa Bali (PLN P3B Jawa Bali). Namun, saat ini Struktur organisasi PT.
PLN (Persero) P3B Jawa Bali dibagi menjadi empat bagian, yaitu unit P2B dan 3
(tiga) Unit Transmisi masing-masing yaitu Unit Transmisi Jawa Bagian Barat,
Tengah dan Timur. Sistem Interkoneksi Jawa Bali terhubung satu sama lain melalui
saluran transmisi 500 kV, 150 kV, dan 70 kV.
Universitas Indonesia
30
Universitas Indonesia
31
23.900
25000
MW
20000
15000
9.509
10000
4.961 4.886
5000
3.665
759
0
APB Bali
Universitas Indonesia
32
30000
23.900
25000
MW
20000
2.2003
15000
21.052
8.390
10000
5000
0:30
1:30
2:30
3:30
4:30
5:30
6:30
7:30
8:30
9:30
10:30
11:30
12:30
13:30
14:30
15:30
16:30
17:30
18:30
19:30
20:30
21:30
22:30
23:30
MVar
Gambar 3.3 Langgam beban harian Sistem Jawa Bali 2014 [13]
Pertumbuhan beban puncak sistem Jawa Bali dalam 5 (lima) tahun terakhir
dapat dilihat pada Tabel 3.2. Dari tabel tersebut dapat dilihat bahwa beban puncak
tumbuh relatif rendah, yaitu rata-rata 6,2%, dengan load factor cenderung
meningkat. Hal ini dicerminkan juga oleh pertumbuhan energi yang relatif tinggi,
yaitu rata-rata 7,1%. Perbaikan load factor terjadi karena adanya kebijakan
pembatasan penggunaan daya pada saat beban puncak pada konsumen besar dan
penerapan tarif multiguna untuk mengendalikan pelanggan baru.
Berdasarkan Laporan Evaluasi P3B Jawa Bali 2014, beban puncak Sistem
Jawa Bali tahun 2014 mencapai 23.900 MW, dimana kontribusi terbesar adalah
APB Jakarta & Banten yang melayani seluruh konsumen Distribusi Jaya &
Tangerang dan sebagian konsumen Distribusi Jawa Barat mencapai 41% atau 9.710
MW. Urutan kedua adalah beban APB Jawa Timur dan APB Jawa Barat masingmasing 21% diikuti oleh APB Jawa Tengah dan DIY sebesar 15% dan APB Bali
sebesar 3%.
Universitas Indonesia
33
2013
Beban Coincident
2014
2014
MW
Tumbuh
MW
Tumbuh
MW
Kontribusi
9.642
4,33%
9.950
3,19%
9.558
40,40%
APB Jabar
4.708
8,01%
5.037
7,55%
4.986
20,70%
APB Jateng
3.503
6,90%
3.764
7,45%
3.684
15,20%
APB Jatim
4.711
4,36%
4.995
6,04%
4.910
20,70%
722
9,06%
781
8,20%
763
3,00%
22.567
6,26%
23.900
5,91%
23.900
100%
APB Bali
Sistem
Universitas Indonesia
34
3.3.
Proyek 35.000 MW
Upaya-upaya jangka menengah tahun 2015-2019 yang harus segera
Universitas Indonesia
35
2015
No
Pembangkit
PLTU Adipala
Kapasitas
(MW)
660
PLTU Cilacap
614
PLTU Pasanggarahan
200
380
Total
2016
PLTU Banten
625
PLTU Grati
450
450
Total
2017
1854
1525
500
1950
10
400
11
PLTA Rajamandala
47
Universitas Indonesia
36
12
500
13
500
Total
2018
14
600
15
315
16
800
17
1.000
18
800
19
PLTU Jawa 7
2.000
20
PLTU Jawa 5
2.000
21
Upper Cisokan
1.040
22
2.000
23
PLTU Jawa 1
1.000
24
PLTU Indramayu #4
1.000
25
PLTU Jawa 10
600
26
PLTU Jawa 4
Total
2019
3.897
Total
Jumlah
3.515
2.000
11.640
22.431
Universitas Indonesia
37
Kembangan untuk evakuasi daya PLTU Jawa-5, PLTU Jawa-7 dan PLTU
Jawa-9, diharapkan dapat beroperasi tahun 2019.
4. Mempercepat pembangunan SUTET 500 KV Tanjung Jati B Tx Ungaran,
sirkit ke-2 Tx Ungaran Pedan, sirkit 2-3 (rekonfigurasi sirkit 1 menjadi 2
sirkit) ruas Mandirancan Bandung Selatan dan Bandung Selatan incomer
(Tasik Depok) untuk evakuasi daya PLTU Jawa-1, PLTU Jawa Tengah
dan PLTU Jawa-4, diharapkan dapat beroperasi tahun 2019.
5. Mempercepat pembangunan SUTET 500 kV PLTU Indramayu Delta Mas
dan GITET baru Delta Mas, untuk evakuasi daya dari PLTU Indramayu-4,
diharapkan dapat beroperasi tahun 2019.
6. Mempercepat pembangunan GITET/IBT baru yaitu: GITET Lengkong,
GITET Cawang Baru, GITET Cibatu Baru, GITET Tambun, GITET Delta
Mas, GITET Cikalong, GITET Ampel, GITET Surabaya Selatan termasuk
SUTET Grati Surabaya Selatan, GITET Pemalang dan beberapa tambahan
IBT di GITET eksisting.
7. Rekonfigurasi SUTET Muara Tawar Cibinong Bekasi Cawang.
8. Penguatan pasokan lainnya terdiri dari beberapa program, yaitu:
Tahun
2015
SUTET
Dari
Ke
Unit
Bojanegara
Balaraja Baru
Cilacap Exp
Suralaya Baru
Bojanegara
PLTU Adipala
Bekasi
Tx. Mtawar-Cibinong
Kesugihan
Kesugihan
PLTU Adipala
Surabaya Selatan
PLTU Cilacap
Adipala
Universitas Indonesia
38
2016
2017
2018
2019
Surabaya Selatan
Grati
PLTU Banten
Suralaya Baru-Balaraja
Tanjung Jati B
Tx Ungaran
Lengkong
PLTU Banten
Inc (Blrja-Gandul)
Lengkong
Balaraja
Kembangan
Duri Kosambi
Gandul
Cawang Baru
Kembangan
Muara Tawar
Tx Kembangan
Tambun
Mandirancan
Bandung Selatan
Cibatu Baru
Tambun
Inc (Bekasi-Cibinong)
Delta Mas
Cibatu Baru
Inc (Cibatu-Cirata)
Ampel
Delta Mas
Inc (Cibatu-Cirata)
Bangil
Ampel
Inc (Ungaran-Pedan)
Bangil
Inc (Paiton-Kediri)
Priok
Muara Tawar
Muara Karang
Priok
jati
Priok
Cikalong
PLTU Cilacap (Jawa
8)
Paiton
Dbphi (BogorX-Tasik)
Cikalong
Inc (Paiton-Kediri)
Pemalang
Watu Dodol
Tandes
Watu Dodol
Segararupek
New Antasari
Gilimanuk
New Antosari
Segararupek
Gilimanuk
Upper Cisokan
Incomer (Cibing-Saglng)
PLTU Jawa 1
Mandiracan
Indramayu
Cibatu
Upper Cisokan
PLTU Jateng
Pemalang
PLTU Indramayu
PLTU Jawa 7
PLTU Jateng
Tpcut
Ketapang
Bogor X
Inc (Depok-Tasik)
Bogor X
Inc (Cilegon-Cibinong)
Bogor X
Tpcut
Total
2
0
16.500
MVA
Universitas Indonesia
BAB 4
ANALISIS ALIRAN DAYA
4.1.
Universitas Indonesia
40
4.2.
output maka penulis menentukan lima parameter input yaitu Produk Domestik
Regional Bruto (PDRB), jumlah penduduk, energi terjual pelanggan rumah tangga,
industri dan bisnis sedangkan output berupa beban puncak pada masing-masing
Area/Region Jawa Bali. Penulis mencari data historis aktual dari tahun 2008-2013
yang digunakan untuk keperluan training Neural Network.
Universitas Indonesia
41
Training tersebut dilakukan untuk mencari nilai bobot dan bias yang tepat
pada jaringan sehingga diperoleh peramalan beban puncak yang akurat. Secara
singkat, pencarian data yang dilakukan meliputi:
1. Jumlah Penduduk
Data jumlah penduduk per tahun diperoleh dari Badan Pusat Statistik (BPS).
Semakin banyak jumlah penduduk, semakin besar pula konsumsi energi
listrik sehinggga semakin besar pula beban puncak PLN. Begitu pula
sebaliknya, sehingga jumlah penduduk mempengaruhi beban puncak PLN.
2. Energi Terjual
Energi yang terjual kepada pelanggan, adalah energi (kWh) yang terjual
kepada pelanggan TT (tegangan tinggi), TM (tegangan menengah) dan TR
(tegangan rendah) sesuai dengan jumlah kWh yang dibuat rekening (TUL
III-09). Energi terjual pada pelanggan PLN setiap tahun dapat dibagi
menjadi empat kategori yakni pelanggan rumah tangga, pelanggan
komersial, pelanggan bisnis, dan pelanggan industri. Data energi terjual
setiap kategori pelanggan pada masing-maing area pada Sistem
Interkoneksi Jawa Bali diperoleh dari Buku Statistik PLN.
3. PDRB (Produk Domestik Regional Bruto)
Menurut situs resmi Bada Pusat Statistik, PDRB adalah total pendapatan
yang diterima oleh faktor-faktor produksi dalam kegiatan proses produksi
di suatu negara selama satu periode setahun. Adanya dinamika masyarakat,
terutama perubahan ekonomi makro sangat berpengaruh dalam perubahan
tingkat kebutuhan akan tenaga listrik.
4. Beban Puncak
Data beban puncak pada masing-masing area pada Sistem Interkoneksi
Jawa Bali digunakan sebagai ouput pada program NN yang digunakan. Data
beban puncak per tahun per area dari tahun 2008-2014 diperoleh Laporan
Evaluasi Tahunan P3B Jawa Bali.
Simulasi peramalan beban dengan Neural Network dilakukan dengan
menggunakan program MATLAB R2013 melalui langkah-langkah sebagai berikut:
1. Menyusun Training Set Data (TSD), sebagaimana tersaji dalam
Universitas Indonesia
42
2. Membuat jaringan (Network), disain JST dibuat dengan empat buah layer,
dimana pada lapisan pertama yaitu input layer terdapat lima neuron, layer
kedua dan layer ketiga merupakan hidden layer yang masing-masing terdiri
dari sepuluh neuron dan lima neuron serta layer keempat yaitu output layer
yang terdiri dari satu neuron.
3. Melakukan pembelajaran jaringan. Selama pembelajaran dalam simulasi,
JST terus merubah nilai bobot (weight) sampai nilai error yang dihasilkan
kurang atau sama dengan 5x10-4 dengan seting epochs sebesar 10000.
4. Melakukan simulasi peramalan beban menggunakan JST dengan inputan
baru, dimana inputan baru tersebut merupakan data proyeksi dari 5 faktor
yang berpengaruh dalam ramalan beban mulai tahun 2014 sampai dengan
2019.
5. Mencari ramalan beban puncak tahun 2014 yang mendekati dengan nilai
realisasi beban puncak tahun 2014 untuk validasi peramalan beban puncak
tahun 2015-2019 dengan nilai error 5%.
6. Jika validasi peramalan tidak sesuai dengan error yang ditentukan, maka
langkah ke-3 kembali dilakukan.
7. Diperolehnya hasil keluaran peramalan beban puncak Sistem jawa Bali
tahun 2015-2019.
Universitas Indonesia
43
Gambar 4.2 Diagram alir peramalan beban puncak Sistem Jawa Bali tahun 2015-2019
Universitas Indonesia
44
Tabel 4.1 Data training Neural Network Area 1 [11] [12] [13]
Satuan
2008
2009
2010
2011
2012
2013
Triliun
0,433424
0,454923
0,484175
0,51644
0,549798
0,58314
Data Masukan
PDB (1000 Rupiah)
Jumlah Penduduk (100 Jiwa)
Energi Terjual Rumah Tangga
(100,000)
Juta
0,180984
0,184036
0,187147
0,19032
0,193548
0,19684
GWh
0,107765
0,1161
0,12508
0,13299
0,14404
0,15069
GWh
0,113417
0,12987
0,14871
0,15793
0,16968
0,18243
GWh
0,089455
0,09604
0,10311
0,10882
0,11885
0,12872
MW
0,694
0,7536
0,7846
0,8436
0,9242
0,9642
Data Target
Beban Puncak (10,000)
Tabel 4.2 Data training Neural Network Area 2 [11] [12] [13]
Satuan
2008
2009
2010
2011
2012
2013
Triliun
0,291206
0,303405
0,322224
0,343194
0,364752
0,38684
Data Masukan
PDB (1000 Rupiah)
Jumlah Penduduk (100 Jiwa)
Energi Terjual Rumah Tangga
(100,000)
Juta
0,390398
0,396567
0,402832
0,409197
0,415663
0,42223
GWh
0,098978
0,10723
0,11617
0,12552
0,13627
0,14486
GWh
0,130714
0,14336
0,15723
0,1705
0,18534
0,19879
GWh
0,021174
0,02463
0,02865
0,03398
0,03798
0,04298
MW
0,3324
0,3544
0,3753
0,408
0,4359
0,4683
Data Target
Beban Puncak (10,000)
Tabel 4.3 Data training Neural Network Area 3 [11] [12] [13]
Satuan
2008
2009
2010
2011
2012
2013
Triliun
0,18725
0,19674
0,20804
0,2204
0,23416
0,24767
Data Masukan
PDB (1000 Rupiah)
Jumlah Penduduk (100 Jiwa)
Energi Terjual Rumah Tangga
(100,000)
Juta
0,18098
0,18404
0,18715
0,19032
0,19355
0,19684
GWh
0,06897
0,07357
0,07848
0,08359
0,09041
0,09751
GWh
0,04371
0,04716
0,05088
0,05429
0,05948
0,067
GWh
0,01739
0,01874
0,0202
0,0211
0,02276
0,02492
MW
0,257
0,277
0,289
0,3021
0,3277
0,3503
Data Target
Beban Puncak (10,000)
Tabel 4.4 Data training Neural Network Area 4 [11] [12] [13]
Satuan
2008
2009
2010
2011
2012
2013
Triliun
0,331449
0,34815
0,37116
0,39774
0,42647
0,444
0,4206
0,42416
0,42777
0,43141
Data Masukan
PDB (1000 Rupiah)
Jumlah Penduduk (100 Jiwa)
Energi Terjual Rumah Tangga
(100,000)
Juta
0,413591
0,41707
GWh
0,088852
0,09298
0,0973
0,10504
0,11429
0,1225
GWh
0,082809
0,09079
0,09954
0,10725
0,1242
0,12884
GWh
0,037561
0,04038
0,04341
0,04412
0,04885
0,05656
MW
0,3817
0,3968
0,4287
0,4514
0,4691
0,4711
Data Target
Beban Puncak (10,000)
Universitas Indonesia
45
Area
Ramalan
2008
2009
2010
2011
2012
2013
2014
2015
2016
2017
2018
2019
6.940
7.536
7.846
8.436
9.242
9.642
9.950
10.637
11.355
12.127
12.956
13.848
II
3.324
3.544
3.753
4.080
4.359
4.683
5.037
5.668,6
6.093,4
6.556,6
7.062,4
7.615,3
III
2.570
2.770
2.890
3.021
3.277
3.503
3.764
4.029
4.334,8
4.685,5
5.085,5
5.539,5
IV
3.817
3.968
4.287
4.514
4.691
4.711
4.995
5.303
5.638
6.002,5
6.399,4
6.831,9
Total
16.651
17.818
18.776
20.051
21.569
22.539
23.746
25.638
27.421
29.371
31.503
33.834
4.3.
Transmisi maupun Gardu Induk pada Sistem Interkoneksi Jawa Bali 500 kV
melalui proyek 35.000 MW dibagi menjadi dua skenario yaitu:
1. Skenario 1
Seluruh pembangkit yang direncanakan sesuai proyek 35.000 MW masuk
ke dalam Sistem Interkoneksi 500 kV Jawa Bali.
2. Skenario 2
Universitas Indonesia
46
Universitas Indonesia
47
Tabel 4.6 Kebutuhan beban pada masing-masing Area/Region Sistem Interkoneksi Jawa Bali
Kebutuhan (MW)
Total
(MW)
Tahun
2015
2016
2017
2018
2019
Total
Alokasi
Daya
(MW)
Min
Max
Area 1
Area 2
Area 3
Area 4
687
632
265
308
718
425
306
335
772
463
351
365
830
506
400
397
892
553
454
432
3.898
2.578
1.775
1.837
4.872
3.223
2.219
2.296
5.262
3.481
2.397
2.480
1.892
1.784
1.950
2.132
2.331
10.088
12.610
13.619
Tabel 4.7 Daftar pembangkit pada Skenario 2 beserta margin kapasitas-kebutuhan pada setiap
Area/Region
Area 1
Tahun
2015
Pembangkit
Kapasitas
(MW)
Area 2
Kebutuhan
(MW)
Kapasitas
(MW)
Area 3
Kebutuhan
(MW)
Kapasitas
(MW)
PLTU Adipala
660
PLTU Cilacap
614
PLTU Banten
Area 4
Kebutuhan
(MW)
Total
2016
Total
2017
450
625
687
632
1.274
265
650
450
500
718
1.100
425
306
500
1.300
400
1.100
772
PLTGU Jawa 2
1.300
463
351
400
365
800
1.000
PLTGU Jawa 3
800
Total
1.000
PLTU Jawa 7 #2
1.000
830
800
506
400
800
780
2019
PLTU Jawa 10
335
500
Total
308
500
600
Upper Cisokan
450
500
PLTU Jawa 9
PLTU Jawa 7 #1
Kebutuhan
(MW)
625
PLTU Grati
PLTGU/MG Peaker
Jawa Bali 3
PLTGU/MG Peaker
Jawa Bali 2
PLTGU Peaker Muara
Tawar Add-on Blok 2
PLTGU/MG Peaker
Jawa Bali 4
Kapasitas
(MW)
1.000
600
Universitas Indonesia
397
48
Total
Jumlah
1.000
892
780
553
1.000
454
600
432
4.225
3.898
3.980
2.578
2.274
1.775
2.750
1.837
Margin Kapasitas-Kebutuhan
(MW)
327
1.402
499
913
Skenario 1
2015
Kapasitas (MW)
No
Skenario 2
Skenario
2
PLTU Adipala
PLTU Adipala
660
660
PLTU Cilacap
PLTU Cilacap
614
614
PLTU Banten
625
PLTU Grati
450
Total
2016
Skenario
1
1.274
2.349
PLTU Banten
625
500
PLTU Grati
450
500
450
650
1.525
2.100
500
500
1.950
1.300
400
400
PLTU Jawa 9
500
600
450
3.850
2.800
13
PLTU Jawa 9
PLTGU Jawa 2
600
800
14
PLTGU Jawa 2
PLTU Jawa 8
800
1.000
15
PLTU Jawa 8
PLTGU Jawa 3
1.000
800
16
PLTGU Jawa 3
1.784
1.950
800
Total
2019
1.892
500
Total
2018
Kebutuhan
(MW)
3.200
2.600
17
PLTU Jawa 7
PLTU Jawa 7
2.000
1.000
18
PLTU Jawa 5
Upper Cisokan
2.000
780
19
Upper Cisokan
1.040
1.000
20
PLTU Jawa 10
2.000
600
21
PLTU Jawa 1
1.000
22
PLTU Indramayu #4
1.000
23
PLTU Jawa 10
24
PLTU Jawa 4
2.132
600
2.000
Total
Jumlah
11.640
3.380
2.331
21.489
13.229
10.088
Universitas Indonesia
49
Tabel 4.9 Margin antara kebutuhan daya dengan ekspansi pembangkit berdasarkan
Skenario 1 dan Skenario 2
Margin
(MW)
Tahun
Skenario
1
Skenario
2
2015
2016
2017
2018
2019
Total
-618
-259
1.900
1.068
9.309
11.401
457
316
850
468
1.049
3.141
proyeksi
beban
puncak
tahunan
pada
masing-masing
Universitas Indonesia
50
kritis (<0,95 p.u atau >1,05 p.u). Untuk pembebanan saluran transmisi 500
kV mengacu pada Kuat Hantar Arus yang dimiliki masing-masing saluran.
Sementara untuk Trafo IBT diusahakan agar pembebananannya tidak
melebihi 80% dari ratingnya.
6. Setelah simulasi selesai, penulis membandingkan output lodflow analysis
yakni tegangan bus 500 kV, trafo IBT 500/150 kV dan saluran transmisi
apakah sesuai dengan standar.
7. Melakukan evaluasi berupa optimasi aliran daya pada sistem tersebut
berdasarkan tiga parameter yang sudah disebutkan, agar kinerjanya menjadi
lebih baik. Langkah ke-3 hingga ke-8 dilakukan sebanyak empat kali
(sistem pada tahun 2015, 2016, 2017, 2018, dan 2019) sebagai representasi
kondisi Sistem Interkoneksi 500 kV Jawa Bali pada tahun 2015 hingga
tahun 2019.
Beberapa proyek pembangkit belum mendapatkan kepastian mengenai
lokasi pembangkit tersebut. PLN sendiri menyerahkan keputusan mengenai lokasi
pembangkit kepada pemenan tender atau lelang. Sehingga penulis menetukan
lokasi pembangkit yang ideal demi tercapainya kehandalan operasi Sistem Jawa
Bali seperti yang dapat dilihat pada Tabel 4.10.
Tabel 4.10 Lokasi proyek pembangkit 35.000 MW
No
Pembangkit
Lokasi
Surabaya Selatan
Surabaya Selatan
Banten
Cirebon
PLTU Jawa 9
Banten
PLTGU Jawa 2
T. Priok
PLTU Jawa 8
Cilacap
PLTU Jawa 7
Bojonegara
PLTGU Jawa 3
Gresik
10
PLTU Jawa 5
Banten
11
PLTU Jawa 1
Cirebon
12
PLTU Jawa 10
Grati
13
PLTU Jawa 4
T. Jati
Universitas Indonesia
51
4.4.
Universitas Indonesia
52
dengan kondisi marginal. Sehingga kinerja Sistem Jawa Bali tahun 2015 pada
Skenario 2 lebih baik dibandingakan dengan Skenario 1.
Tabel 4.11 Profil bus 500 kV pada beban puncak tahun 2015
No
Bus ID
ADIPALA
BANTEN
% Voltage
Skenario 1
98,96
Skenario 2
99,22
102,73
BDGSLTN
97,17
98,09
BJONEGARA
101,33
102,64
BKASI
97,12
98,33
BLARAJA
99,87
101,72
CAWANG
97,04
98,25
CIBATU
96,76
97,82
CIBINONG
97,74
98,95
10
CIRATA
97
97,98
11
CLCAP
99,08
99,33
12
CLGN
101,28
102,49
13
DEPOK
97,96
99,22
14
GNDUL
97,97
99,31
15
GRATI
97,99
98,59
16
GRESIK
97,02
97,69
17
KDIRI
98,33
98,57
18
KMBGN
97,27
98,7
19
KSGHN
98,61
98,91
20
MDCAN
97,19
98,01
21
MTWAR
98,76
99,88
22
NBANG
96,94
97,63
23
NSRLYA
101,59
102,77
24
NUJBRG
97,21
98,1
25
PEDAN
98,07
98,36
26
PITON
100,69
101,14
27
SBBRT
96,9
97,63
28
SBSLTN
98,03
98,44
29
SGLING
97,32
98,29
30
SRLYA
101,56
102,76
31
TASIK
98,14
98,55
32
TJATI
99,7
100,23
33
UNGAR
97,94
98,45
Universitas Indonesia
53
Tabel 4.12 Profil bus 500 kV pada beban puncak tahun 2016
% Voltage
No
Bus ID
ADIPALA
99,03
99,53
BANTEN
100,27
101,75
BDGSLTN
96,02
98,05
BJONEGARA
100,19
101,68
BKASI
96,48
98,67
BLARAJA
99,35
100,84
CAWANG
96,38
98,75
CIBATU
95,64
97,88
CIBINONG
96,96
98,7
10
CIRATA
95,97
97,95
11
CLCAP
99,15
99,62
12
CLGN
100,1
101,58
13
DEPOK
97,28
98,83
14
GNDUL
97,32
98,84
15
GRATI
97,88
98,68
16
GRESIK
97,01
98,16
17
JAWABALI
96,66
99,01
18
KDIRI
98,07
98,5
19
KMBGN
96,77
98,13
20
KSGHN
98,77
99,28
21
MDCAN
96,45
98,7
22
MTWAR
97,56
99,93
Skenario 1
Skenario 2
23
NBANG
96,83
98,03
24
NSRLYA
100,31
101,79
25
NUJBRG
95,75
97,83
26
PEDAN
98,05
98,7
27
PITON
100,35
100,77
28
SBBRT
96,91
98,06
29
SBSLTN
97,4
98,43
30
SGLING
96,32
98,22
31
SRLYA
100,36
101,83
32
TASIK
98,23
98,84
33
TJATI
98,96
100,33
34
UNGAR
97,49
98,82
Universitas Indonesia
54
Kondisi tersebut dapat terjadi karena pembangkit yang masuk pada tahun
2017 mampu menutupi defisit kebutuhan daya pada tahun 2015 maupun 2016 (lihat
Tabel 4.9). Sehingga kinerja Sistem Jawa Bali tahun 2017 pada Skenario 2 lebih
baik dibandingakan dengan Skenario 1.
Tabel 4.13 Profil bus 500 kV pada beban puncak tahun 2017
% Voltage
No
Bus ID
Skenario 1
Skenario 2
ADIPALA
99,59
99,33
AMPEL
98,85
98,71
BANGIL
99,3
99,59
BANTEN
101,27
101,61
BDGSLTN
98,76
99,09
BJONEGARA
101,2
101,56
BKASI
99,01
99,45
BLARAJA
100,22
100,57
CAWANG
99,25
99,79
10
CIBATU
98,39
99,07
11
CIBINONG
99,16
99,59
12
CIRATA
98,53
99,15
13
CLCAP
99,67
99,43
14
CLGN
101,19
101,55
15
DELTAMAS
98,38
99,07
16
DEPOK
99,23
99,58
17
DURKOM
99,08
99,51
18
GNDUL
99,23
99,58
19
GRATI
98,38
99,04
20
GRESIK
98,06
98,36
21
JAWABALI
100,74
100,33
22
KDIRI
98,57
98,73
23
KMBGN
99,11
99,51
24
KSGHN
99,32
99,07
25
LENGKONG
99,13
99,41
26
MDCAN
100,34
99,96
27
MTWAR
100,57
101,24
28
MUARAKRG
101,6
29
NBANG
97,66
97,91
30
NCIBATU
98,37
99,04
31
NCWG
99,08
99,33
32
NSRLYA
101,35
101,7
33
NUJBRG
98,54
99,14
34
PEDAN
98,71
98,55
35
PITON
100,53
100,92
36
SBBRT
97,87
98,21
37
SBSLTN
97,22
98,36
38
SGLING
98,8
99,28
39
SRLYA
101,4
101,75
40
TAMBUN
99
99,48
Universitas Indonesia
55
41
TASIK
98,91
98,55
42
TJATI
100,52
100,4
43
UNGAR
99,15
99,03
Bus ID
ADIPALA
% Voltage
Skenario 1
Skenario 2
100,35
99,33
96,74
AMPEL
98,38
BANGIL
100,01
99,27
BANTEN
100,4
100,64
BDGSLTN
98,44
98,37
BJONEGARA
100,54
100,8
BKASI
98,81
98,41
BLARAJA
100,22
100,44
CAWANG
99,08
98,72
10
CIBATU
98,2
97,87
11
CIBINONG
98,89
98,71
12
CIRATA
98,31
98,01
13
CLCAP
100,51
99,52
14
CLGN
100,44
100,71
15
DELTAMAS
98,19
97,85
16
DEPOK
98,96
98,85
17
DURKOM
98,81
98,94
18
GILIMANUK
102,25
101,47
19
GNDUL
98,97
98,9
20
GRATI
98,55
97,73
21
GRESIK
97,77
96,67
22
JAWABALI
100,44
99,48
23
KDIRI
99
98,26
24
KMBGN
98,86
99
25
KSGHN
99,92
98,87
26
LENGKONG
98,98
99,09
27
MDCAN
100,04
99,09
28
MTWAR
100,54
100,27
29
MUARAKRG
101,36
101,13
30
NANTASARI
101,89
101,11
31
NBANG
97,4
95,9
Universitas Indonesia
56
32
NCIBATU
98,15
97,82
33
NCWG
98,46
97,77
34
NSRLYA
100,55
100,81
35
NUJBRG
98,33
98,06
36
PEDAN
98,6
97,27
37
PITON
101,11
100,35
38
SBBRT
97,64
96,49
39
SBSLTN
97,3
96,58
40
SEGARAUPRK
102,23
101,45
41
SGLING
98,55
98,35
42
SRLYA
100,63
100,92
43
TAMBUN
98,8
98,46
44
TASIK
99,12
98,13
45
TJATI
100,42
98,23
46
TPRIOK
101,37
101,15
47
UNGAR
98,68
97,05
48
WATUDDL
102,21
101,43
Bus ID
% Voltage
Skenario 1
Skenario 2
ADIPALA
100,52
100,29
AMPEL
98,64
98,82
BANGIL
99,72
99,78
BANTEN
101,59
101,8
BATANG
100,67
100,9
BDGSLTN
98,82
98,62
BJONEGARA
101,8
101,85
BKASI
98,02
98,72
BLARAJA
100,18
100,45
10
BOGOR
98,5
98,95
11
CAWANG
98,23
99,18
12
CIBATU
98,28
98,13
13
CIBINONG
98,51
99,01
14
CIRATA
98,32
98,32
15
CISOKAN
98,86
99,07
16
CLCAP
100,62
100,4
17
CLGN
101,3
101,5
18
DELTAMAS
98,24
98,1
19
DEPOK
98,58
99,06
20
DURKOM
98,49
98,92
21
GILIMANUK
101,4
101,55
Universitas Indonesia
57
22
GNDUL
98,55
99,07
23
GRATI
99,08
98,97
24
GRESIK
99,93
98,67
25
INDRMYU
99,03
26
JAWABALI
100,59
100,37
27
KDIRI
98,92
98,83
28
KMBGN
98,56
98,99
29
KSGHN
100,15
99,91
30
LENGKONG
98,69
99,21
31
MDCAN
100,11
100,01
32
MTWAR
99,87
100,78
33
MUARAKRG
100,81
101,52
34
NANTASARI
100,81
100,88
35
NBANG
99,09
97,86
36
NCIBATU
98,24
98,09
37
NCWG
96,68
98,02
38
NSRLYA
101,7
101,88
39
NUJBRG
98,59
98,63
40
PEDAN
98,72
98,88
41
PEMALANG
99,75
99,81
42
PITON
100,66
100,95
43
SBBRT
99,38
98,39
44
SBSLTN
97,47
98,09
45
SEGARAUPRK
101,41
101,56
46
SGLING
98,67
98,74
47
SRLYA
101,71
101,9
48
TAMBUN
98,09
98,71
49
TASIK
99,45
99,09
50
TJATI
100,29
101,19
51
TPRIOK
100,86
101,53
52
UNGAR
99,1
99,22
53
WATUDDL
101,39
101,55
Universitas Indonesia
58
Tabel 4.16 Profil bus 500 kV Sistem Jawa Bali tahun 2015-2019
Profil Tegangan
Bus 500 KV
Normal
Marginal
Tahun
2015
2016
2017
2018
2019
Skenario 1
15
13
39
41
51
Skenario 2
23
30
42
35
51
Skenario 1
17
20
Skenario 2
10
13
41
35
30
23
17
15
10
20
13
3
2015
2016
3
1
2017
13
7
2
1
2019
2018
Gambar 4.4 Profil bus 500 kV Sistem Jawa Bali tahun 2015-2019
Universitas Indonesia
59
dari 22 unit pada tahun 2015. Hal tersebut terjadi karena tidak ada penambahan IBT
pada tahun 2016. Kemudian, pada tahun 2017 tidak ada satupun IBT yang
mengalami pembebanan >80%. Sedangkan IBT yang mengalami pembebanan
<50% naik menjadi 32 unit dari 17 unit pada tahun 2016. Pada tahun 2018, terdapat
tiga IBT yang mengalami pembebanan >80% yaitu IBT Bandung Selatan (2 unit)
yang berada di Region 2 serta IBT Gresik yang berada di Region 4. Sedangkan IBT
yang mengalami pembebanan <50% sebanyak 32 unit. Pada tahun 2019, terdapat
empat IBT yang mengalami pembebanan >80% yaitu IBT Balaraja yang berada di
Region 1, IBT Ungaran (2 unit) yang berada pada Region 3 serta IBT Gresik yang
berada di Region 4. Sedangkan IBT yang mengalami pembebanan <50%
mengalami penurunan yaitu 20 unit dari 32 unit pada tahun 2018.
Secara keseluruhan pada kondisi beban puncak tahun 2015-2019, mayoritas
IBT 500/150 kV mengalami pembebanan <50% dari nilai ratingnya yaitu 22 unit
IBT dari total 60 unit (2015), 17 unit IBT dari total 60 unit (2016), 32 unit IBT dari
total 78 unit (2017), 32 unit IBT dari total 85 unit (2018), 20 unit IBT dari total 87
unit (2019). Di sisi lain masih terdapat IBT 500/150 kV yang mengalami
pembebanan >80% dari nilai ratingnya terkecuali tahun 2017. Dengan demikian
alokasi IBT 500/150 kV pada Sistem Interkoneksi 500 kV Jawa Bali masih kurang
merata dan efisien.
Tabel 4.17 Pembebanan IBT 500/150 kV per Area/Region pada tahun 2015
Area
70%-80%
60%-70%
50%-60%
<50%
Total IBT
(Unit)
23
II
14
III
IV
15
Total IBT
(Unit)
18
10
22
60
Tabel 4.18 Pembebanan IBT 500/150 kV per Area/Region pada tahun 2016
Area
70%-80%
60%-70%
50%-60%
<50%
Total IBT
(Unit)
23
II
14
III
IV
15
Total IBT
(Unit)
21
17
60
Universitas Indonesia
60
Tabel 4.19 Pembebanan IBT 500/150 kV per Area/Region pada tahun 2017
Pembebanan IBT (Unit)
>80%
70%-80%
60%-70%
50%-60%
<50%
Total IBT
(Unit)
11
29
Area
II
14
22
III
10
IV
17
Total IBT
(Unit)
13
25
32
78
Tabel 4.20 Pembebanan IBT 500/150 kV per Area/Region pada tahun 2018
Area
70%-80%
60%-70%
50%-60%
<50%
Total IBT
(Unit)
10
12
32
II
12
22
III
12
IV
19
Total IBT
(Unit)
17
23
10
32
85
Tabel 4.21 Pembebanan IBT 500/150 kV per Area/Region pada tahun 2019
Area
70%-80%
60%-70%
50%-60%
<50%
Total IBT
(Unit)
13
13
34
II
22
III
12
IV
19
Total IBT
(Unit)
23
30
10
20
87
Universitas Indonesia
BAB 5
KESIMPULAN
61
Universitas Indonesia
DAFTAR PUSTAKA
Marsudi, Djiteng. Operasi Sistem Tenaga Listrik. Penerbit Graha Ilmu, Yogyakarta.
2006.
Kothari, D.P. Nagrath, I.J. Modern Power System Analysis 4th. Tata McGraw-Hill
Education, New Dehli. 2011.
Rencana Usaha Penyediaan Tenaga Listrik (RUPTL) 2015-2024. PT PLN
(Persero), Jakarta. 2014.
62
Universitas Indonesia
DAFTAR REFERENSI
[1] PT. PLN (Persero), Rencana Usaha Penyediaan Tenaga Listrik (RUPTL)
2015-2024, Jakarta: PT. PLN (Persero), 2014.
[2] PLN PUSDIKLAT, Diklat Pengaturan Operasi Real Time, PT. PLN
(Persero), 2013.
[3] D. Marsudi, Operasi Sistem Tenaga Listrik, Yogyakarta: Graha Ilmu, 2006.
[4] PT. PLN (Persero), "Pedoman SUTT-SUTET," [Online]. Available:
https://id.scribd.com/doc/98733009/1-pedoman-sutt-sutet-180110.
[Accessed 5 Oktober 2015].
[5] T. Destiarini. [Online]. Available:
repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/30225/4/Chapter%20II.pdf.
[Accessed 10 October 2015].
[6] T. A. Gumilang, Studi Peramalan Beban Listrik Jangka Pendek Jaringan
Jawa Bali Tahun 2013 dengan Menggunakan Metode Koefisien Beban,
Depok: Universitas Indonesia, 2014.
[7] F. A. Rahman, Peramalan Beban Listrik Jangka Pendek Menggunakan
Neural Network, Depok: Universitas Indonesia, 2012.
[8] D. A. Sari, Peramalan Kebutuhan Beban Jangka Pendek Menggunakan
Neural Network Backpropagation, Semarang: Universitas Dipenogoro,
2004.
[9] M. T. Wikara, Studi Analisis Perecepatan Tahap I 10.000 MW, Depok:
Universitas Indonesia, 2008.
[10] E. Haryadi, "Program Pengembangan Pembangkit 35.000 MW dan
Kesiapan Infrastruktur Sistem Jawa Bali," PT. PLN (Persero) P3B Jawa
Bali, Depok, 2015.
[11] P. P. (Persero), Buku Statistik PLN 2008-2014, Jakarta: PT. PLN (Persero),
2014.
[12] Badan Pusat Statistik, "Badan Pusat Statistik," 2014. [Online]. Available:
http://www.bps.go.id/linkTabelStatis/view/id/1623. [Accessed 22 Desember
2015].
63
Universitas Indonesia
[13] PT. PLN (Persero) Jawa Bali, Evaluasi Operasi Tahunan 2008-2014,
Jakarta: PT. PLN (Persero) Jawa Bali, 2014.
[14] A. Rachman, Analisis Kontingensi Pada Sistem Jawa-Bali 500 KV Untuk
Mendesain Keamanan Operasi, Surabaya: ITS, 2010.
[15] W. S. Sawai, Studi Aliran Daya Sistem Jawa Bali 500 kV Tahun 2007-2011,
Depok: Universitas Indonesia, 2008.
64
Universitas Indonesia
LAMPIRAN
65
Universitas Indonesia
U8
800
MW
NEW
SRLYA
U1
400
MW
B
2
3
6
7
U5 U6 U7
600 600 600
MW MW MW
SRLYA
4
I
250
MVA
CLGON
B
3
I
500
MVA
I
500
MVA
A
BKASI
B
2
A1
II
500
MVA
A1
II
500
MVA
A
B
1
CWANG
CIBNG
III
500
MVA
IV
500
MVA
A1
I
500
MVA
A1
III
500
MVA
GT2.2
145
MW
GT2.3
145
MW
GT2.1
145
MW
GT1.3 ST1.4
140 220
MW MW
A2
II
500
MVA
CBATU
A2
10
11
IV
500
MVA
A1
175
MW
13
GT5.1
250
MW
12
KESUGIHAN
CRATA
III
I
500 A2 500
MVA
MVA
GT4.1
GT3.2
GT4.3
143
143
143
MW
MW
MW
GT3.3
GT4.2
143
143
MTWAR
MW
MW
GT3.1
143
MW
A2
II
500
MVA
ST5.0
125
MW
14
A2
175
MW
A3 A4
175 175
MW MW
A2
1
1
A2
100
MVAR
II
500
MVA
I
500
MVA
PEDAN
I
500
MVA
B
1
U1
660
MW
A2
100 2 x 100
MVAR MVAR
U2
660
MW
U3
660
MW
TJATI
U4
660
MW
II
500
MVA
100
MVar
KDIRI
I
500
MVA
100
MVar
II
500
MVA
A3
I
500
MVA
100
MVar
UNGAR
A4
A4
III
500
MVA
II
500
MVA
NBANG
100
MVar
U1
400
MW
PITON
I
500
MVA
100
MVar
U8
645
MW
PEC
SBBRT
105
MVAR
GRSIK
A4
U7
645
MW
PEC
01-10-2014
EDIT TGL:
U9
600
MW
JP
U6
610
MW
JP
PERUSAHAAN
LISTRIK SWASTA
U5
A4
610
III MW
500
MVA
50
MVar
U3
800
MW
PEC
100
MVar
II
500
MVA
GT2.1 GT2.2
112,5 112,5 GT2.3
MW MW 112,5
MW
A4
I
500
MVA
A4
III
500
MVA
A
U2
400
MW
50
MVar
PT PLN (PERSERO)
P3B JAWA BALI
I
II
500
500
MVA A4 MVA
GRATI
GT1.2
100
MW GT1.
3 100 ST1.0
MW
180
MW
500 GT1.1
MVA 100
MW
II
500
MVA
A3
I
II
500
500
MVA MVA
A3
PEDAN
5
UNGAR 3
I
500
MVA
A
A4
MDCAN
II
500
MVA
BDSLN
II
500
MVA
A2
NEW
UJBRG
SGLNG
I
500
MVA
I A3 II
500
500
MVA MVA
100
MVar
66
Universitas Indonesia
GT1.2
140
MW
GT1.1
140
MW
A5 A6 A7 A8
126 126 126 126
MW MW MW MW
A1 A2 A3 A4
126 126 126 126
MW MW MW MW
I
500
MVA
CILACAP
U2 U3 U4
400 400 400
MW MW MW
A1
A1
TASIK
2
II
250
MVA
A1
III
500
MVA
II
A1 500
MVA
2
II
500
MVA
A1 III
500
MVA
A1
100
100
MVar MVar
I A1 II
500
500
MVA MVA
B
1
I
500
MVA
KMBGN
3
II
500
MVA
II
500
MVA
PLTU
1X600 MW
IPP
II
500
MVA
A1
A2
PLTU
1X600 MW
PLN
LENGKONG
B
1
I
500
MVA
I
500
MVA
A
I
500
MVA
GNDUL
II
500
MVA
A1
II
500
MVA
DEPOK
NEW
BLRJA
I
500
MVA
A
BOJONEGARA
A1
I
500
MVA
Name
In Folder
Grid
Z1
R1
Ohm
X1
Ohm
R0
Ohm
X0
k0
23.08922 2.05569
2.7917
13.1489 0.6862
13.1489 0.6862
PEDAN7
PEDAN7
0.5
0.5
0.5
0.5
2.4
2.4
2.4
2.4
2.4
2.4
0.14151
0.14096
0.14096
0.01465
57.65256 5.13295
0.14096
0.01255
57.65256 5.13295
0.14096
0.01255
0.01255
0.01255
0.01255
0.01255
0.1404
0.1404
0.14075
57.4236
57.4236
0.1404
0.1404
0.1404
0.1404
6.72785
0.08755
0.08755
35.808
0.08755
0.08755
0.08755
0.08755
0.4212
172.271 0.6873
0.4212
0.4212
0.4212
0.6873
172.271 0.6873
0.4212
0.6873
35.808
0.4212
0.6873
0.6873
0.6873
0.6873
6.72785
PAITON7
204.5
0.14096
2.20536
PAITON7
204.5
1.98
0.14096
2.20536
8.497902 0.75659
PAITON7
2.4
24.7703
6.764196 0.70027
PAITON7
0.5
2.4
24.7703
2.4
TASIKMALAYA BARU70.5
2.4
1.98
Line Route
PITON-GRATI 1
TASIKMALAYA BARU70.5
2.4
Line Route
PITON-GRATI 2
87.863
Universitas Indonesia
Type
Ohm
9.308553 0.96368
Ohm
1.98
10.72649 1.11047
kA
1.98
km
37.9
4.74046
Substation Substation
CIBINONG7
4.766069 0.49341
TypLne,TypTow,TypGeo
500kV
BEKASI7
1.98
500kV
OHL-500kV-ACSR-DOVE 4X327.9mm (1980A)
16.84
BDSLN-UBRUNG 2
500kV
BEKASI7
13.1621
500kV
CAWANG7
13.1621
BKASI-CIBNG
OHL-500kV-ACSR-DOVE 4X327.9mm (1980A)
1.36998
500kV
13.2332
500kV
1.98
BKASI-CWANG
46.757
CIRATA7
500kV
CIBATU7
500kV
CBATU-CRATA
1.36998
CIBATU7
13.2332
1.98
500kV
46.757
500kV
CIRATA7
CBATU-CRATA1
13.62971 1.41103
500kV
1.98
500kV
48.158
CBATU-MTWAR
13.62971 1.41103
500kV
1.98
500kV
2.4
2.7917
81.9
81.9
4.382955
CIBINONG7
3.28333
4.382955
SAGULING7
36.8779
0.4562
4.406633
0.4562
500kV
2.4
4.406633
CIBINONG7
CBATU-MTWAR1
500kV OHL-500kV-ACSR-GANNET 4X392.8mm (2400A) SAGULING7
23.08922 2.05569
500kV
2.4
CIBNG-SGLNG-1
130.81
1.98
1.676332 0.17354
CIBNG-SGLNG-2
15.57
1.98
1.98
500kV
CIBINONG7
15.57
CLBRU-CIBNG
OHL-500kV-ACSR-DOVE 4X327.9mm (1980A)
5.923
500kV
DEPOK7
500kV
DEPOK7
DEPOK-CIBNG1
GANDUL7
500kV
CIBINONG7
500kV
500kV
500kV
DEPOK-CIBNG2
1.676332 0.17354
DEPOK-GNDUL -1
1.98
5.923
DEPOK7
500kV
GANDUL7
500kV
DEPOK-GNDUL -2
78.4836
78.4836
14.38877 1.48961
78.79652 7.01545
12.73593
78.79652 7.01545
1.98
14.38877 1.48961
2.4
50.84
1.98
8.497902 0.75659
2.4
45
2.4
1.98
279.5
50.84
279.5
500kV
30.143
region1
DEPOK-TSKBR 1
region1
30.143
DEPOK-TSKBR 2
GNDUL-BRAJA1
500kV
38.0025 0.6862
GNDUL-BRAJA1
500kV
500kV
8.0685
GNDUL-BRAJA2
500kV
12.6675
GNDUL-KMBGN-1
500kV
1.3185
GRBRU-SBBRT 1
GNDUL-KMBGN-2
Line Route
PITON-KDIRI 1
87.863
6.764196 0.70027
Line Route
PITON-KDIRI 2
500kV
GRATI7
1.98
Line Route
GRATI7
Line Route
MDRCN-UNGRN
500kV
Line Route(1)
500kV
Line Route(1)
PITON-GRATI 1
GRBRU-SBBRT 2
Line Route(1)
PITON-GRATI 2
UNGARAN7
Line Route(1)
Line Route(1)
67
KEDIRI7
0.5
0.5
0.5
km
2.4
2.4
2.4
2.4
kA
0.14096
0.14096
0.14096
0.14096
Ohm
Z1
0.00015
0.01255
0.01255
0.01255
0.01255
Ohm
R1
0.001408
0.1404
0.1404
0.1404
0.1404
Ohm
X1
21.3905
0.0009
0.08755
0.08755
0.08755
0.08755
Ohm
R0
72.9901
100.749
0.00422
0.4212
0.4212
0.4212
0.4212
Ohm
X0
0.6862
0.6862
0.6862
0.6862
0.6862
0.6873
0.6873
0.6873
0.6873
0.6862
MDRCN-BDSLN 1
0.6862
500kV
44.7585
MDRCN-UBRUNG 2
9.5029
14.9195
500kV
1.5529
500kV
15.0001
MDRCN-UNGRN 1
1.98
k0
0.001415
33.58295
15.4969
194.235
1.98
3.49549
24.33005
41.239
193.813
Type
PITON-KDIRI 1
0.005
33.76438
2.5324
64.745
41.1494
Grid
Line Route(1)
PITON-KDIRI 2
1.98
24.46148
6.739
64.60426
In Folder
Line Route(1)
TSKBR-DEPOK 1
1.98
65.09477
6.72435
Name
Line Route(1)
TSKBR-DEPOK 2
500kV
1.98
64.95326
Substation Substation
Line Route(1)
500kV
500kV
UNGARAN7MANDIRANCAN7 230
1.98
53
UNGARAN7
NGIMBANG7 UNGARAN7
Universitas Indonesia
TypLne,TypTow,TypGeo
Line SBBRT-REAC
500kV
500kV
229.5
CIBINONG7MUARA TAWAR7
500kV
500kV
MDRCN-UNGRN
500kV
40.536
MDRCN-UNGRN 2
MTWAR - CBNGN
8.6064
0.6862
13.512
0.6873
1.4064
43.0535
0.6873
13.585
9.14089
172.271
0.6873
1.98
14.35115
35.808
172.271
0.6873
48
1.49374
57.4236
35.808
165.11
14.42868
5.13295
57.4236
34.3196
1.98
57.65256
5.13295
55.0368
500kV
50.981
2.4
57.65256
4.9196
500kV
NGIMBANG7
204.5
2.4
55.25624
MTWAR - CWANG
KEDIRI7
204.5
2.4
KEDIRI7
196
500kV
KESUGIHAN7
500kV
PEDAN-KDIRI 1
NBANG-SBBRT
PEDAN-KDIRI 2
0.6873
PEDAN-TSKBR 2
0.6873
PEDAN-KSGHN
165.11
0.6862
0.6873
256.511
0.6873
256.511
34.3196
214.672
0.6873
53.318
53.318
66.895
0.6873
85.5036
55.0368
45.5781
66.895
0.6873
7.64295
85.5036
13.9047
32.8536
0.6862
85.84452
4.9196
71.5573
13.9047
32.8536
0.6862
2.4
7.64295
22.29833
6.8289
21.2527
0.6873
304.5
55.25624
7.44806
22.29833
6.8289
21.2527
0.6873
PEDAN7
85.84452
1.99319
10.9512
4.51226
10.5132
0.6862
2.4
71.94388
1.99319
10.9512
4.51226
10.5132
0.6862
PEDAN-TSKBR 1
2.4
22.38724
0.9789
7.084229
2.18525
1.05563
0.6862
PEDAN-TSKBR 1
196
1.98
22.38724
0.9789
7.084229
2.18525
53
0.6862
0.6873
PEDAN7
304.5
2.4
10.99486
0.73736
3.504384
0.22413
53
0.6862
172.271
PEDAN7
2.4
10.99486
0.73736
3.504384
11.2527
57.9327
0.6862
35.808
UNGARAN7
SURABAYA BARAT7254.2
2.4
7.1225
0.31325
0.351875
11.2527
65.111
0.6873
57.4236
PEDAN-TSKBR 2
79.41
2.4
7.1225
0.31325
17.66666
12.3
169.185
0.6873
5.13295
PEDAN-TSKBR 1
500kV
GRATI7SURABAYA BARAT779.41
1.98
3.518356
0.03663
17.66666
13.824
113.556
57.65256
PEDAN-KSGHN
500kV
25.166
1.98
3.518356
1.83884
19.3109
35.9206
113.556
2.4
PEDAN-TSKBR 1
500kV
SAGULING7
25.166
CIRATA7
CIRATA7
2.4
0.353776
1.83884
21.70365
23.6035
204.5
SBBRT - UNGRN 1
500kV
SAGULING7
2.4
17.7621
2.00998
56.39515
23.6035
KEDIRI7
SBBRT-GRATI 1
500kV
500kV
12.48
1.98
17.7621
2.25903
37.85184
SBBRT-GRATI 2
500kV
12.48
1.98
19.41522
5.8699
37.85184
PEDAN-KDIRI 1
SGLNG-BDSLN1
500kV
500kV
1.98
21.8209
3.38348
172.271
SGLNG-BDSLN2
500kV
SURALAYA7
NEW BALARAJA7(1)
62.759
1.98
56.69981
3.38348
35.808
SGLNG-CRATA1
500kV
region2
SURALAYA7
NEW BALARAJA7(1)
62.759
1.98
38.00276
57.4236
SGLNG-CRATA2
500kV
500kV
1.98
38.00276
5.13295
SLAYA-CLBRU-1
region2
500kV
77.1
2.4
57.65256
SLAYA-CLBRU-2
500kV
region1
200.338
2.4
2.4
SLAYA-SRLRU
500kV
500kV
204.5
SRLAYA-BRAJA 1
region1
500kV
KEDIRI7
SRLAYA-BRAJA 2
500kV
SRLAYA-BRAJA1
500kV
PEDAN-KDIRI 2
UNGAR-PEDAN 2
500kV
KESUGIHAN7
UNGRN-NBANG
500kV
UNGRN-TJATI 1P
PEDAN7
UNGRN-TJATI 2P
68