Bab Ii
Bab Ii
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS TINDAKAN
A. Landasan Teori
1. Metode Demonstrasi
Dalam mengartikan metode demonstrasi penulis kemukakan pendapat
para ahli sebagai berikut :
a. Menurut (Saeful Bahri Djamrah, dkk, 1995 : 102) Metode Demonstrasi
yaitu cara menyajikan bahan pelajaran dengan meragakan atau
mempertunjukan kepada siswa suatu proses, situasi atau benda tertentu
yang sedang di pelajari, baik sebenarnya ataupun tiruan, yang sering di
sertai dengan penjelasan lisan.
b. Menurut (Mulyasa, 1997 : 32) Demonstarsi merupakan suatu cara untuk
menunjukan suatu proses, peristiwa atau kejadian kepada seseorang atau
sekelompok orang
c. Menurut (Harsja, 1986 : 21) Metode Demonstrasi adalah suatu cara
mengajar dengan mempertunjukan sesuatu
d. Menurut (Djaurak Ahmad, 1994 : 26) Metode Demonstrasi adalah suatu
cara mengajar dengan mempertunjukan suatu benda atau cara kerja
sesuatu.
Dari keempat pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa : Metode
Demonstrasi adalah suatu cara mengajar dengan menyajikan bahan pelajaran
dengan meragakan atau mempertunjukan kepada siswa suatu proses, situasi
atau benda tertentu yang sedang di pelajari, baik sebenarnya ataupun tiruan,
yang sering di sertai dengan penjelasan lisan.
2. Pengertian Belajar
Pengertian belajar sudah banyak dikemukakan dalam kepustakaan.
Yang dimaksud belajar yaitu perbuatan murid dalam bidang material, formal
serta fungsional pada umumnya dan bidang intelektual pada khususnya. Jadi
belajar merupakan hal yang pokok. Belajar merupakan suatu perubahan pada
sikap dan tingkah laku yang lebih baik, tetapi kemungkinan mengarah pada
tingkah laku yang lebih buruk.
Untuk dapat disebut belajar, maka perubahan harus merupakan akhir
dari pada periode yang cukup panjang. Berapa lama waktu itu berlangsung
sulit ditentukan dengan pasti, tetapi perubahan itu hendaklah merupakan
akhir dari suatu periode yang mungkin berlangsung berhari-hari, bermingguminggu, berbulan-bulan atau bertahun-tahun. Belajar merupakan suatu proses
yang tidak dapat dilihat dengan nyata proses itu terjadi dalam diri seserorang
yang sedang mengalami belajar.
Hamalik (2008) mengemukakan bahwa Belajar adalah suatu proses
perubahan tingkah laku individu melalui interaksi dengan lingkungan.
Selanjutnya Sanjaya (2008) berpendapat bahwa, Belajar adalah sebagai
proses perubahan tingkah laku akibat dari pengalaman dan latihan.
Belajar adalah proses perubahan pengetahuan, maupun perubahan
tingkah laku. Apabila setelah belajar tidak terjadi perubahan dalam diri
manusia, maka tidak dapat dikatakan bahwa padanya tidak berlangsung
proses belajar itu. Sehubungan dengan hal ini, Slameto (2003) mengatakan:
belajar adalah suatu proses yang dilakukan individu untuk memperoleh
perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan. Perubahan tingkah
laku itu akan didapat melalui berbagai hasil pengalaman individu itu sendiri
dalam interaksi dengan lingkungannya.
Jadi yang dimaksud dengan belajar bukan tingkah laku yang nampak,
tetapi prosesnya terjadi secara internal di dalam diri individu dalam
mengusahakan memperoleh hubungan-hubungan baru.
yang
termasuk
metode
pengajaran
antara
lain
strategi
sakit
kepala,
demam,
pilek
batuk
dan
sebagainya
dapat
4) Cara belajar
Cara belajar seseorang juga mempengaruhi pencapaian hasil
belajarnya. Belajar tanpa memperhatikan teknik dan faktor fisiologis,
psikologis, dan ilmu kesehatan akan memperoleh hasil yang kurang.
b. Faktor Eksternal (yang berasal dari luar diri orang belajar)
1) Keluarga
Faktor orang tua sangat besar pengaruhnya terhadap
keberhasilan anak dalam belajar, misalnya tinggi rendahnya
pendidikan, besar kecilnya penghasilan dan perhatian.
2) Sekolah
Keadaan sekolah tempat belajar turut mempengaruhi tingkat
keberhasilan anak. Kualitas guru, metode mengajarnya, kesesuaian
kurikulum
dengan
kemampuan
anak,
keadaan
fasilitas
atau
lingkungan
tempat
tinggal,
juga
sangat
10
suasana sekitar, keadaan lalu lintas dan sebagainya semua ini akan
mempengaruhi kegairahan belajar.
5. Shalat Tarawih
Arti Tarawih Lafadz Tarawih ( )bentuk jamak dari mufrad
Tarwihah ( ) yang mempunyai arti istirahat. Shalat Tarawih adalah :
Shalat malam yang dikerjakan pada bulan suci Ramadhan sesudah
mengerjakan shalat fardhu isya. H. Mochtar mendefinisikan Shalat Tarawih
ialah Shalat malam pada bulan Ramadhan hukumnya sunnah muakkad, bagi
pria dan wanita boleh dikerjakan sendiri-sendiri, boleh berjamaah dengan
waktunya setelah shalat isya sampai terbit fajar. Disebut Shalat Tarawih oleh
karena shalat ini mempunyai rakaat dan bacaan yang panjang sehingga dalam
melaksanakannya memakan waktu yang lama dengan demikian memerlukan
istirahat, dan istirahat ini biasanya dilakukan pada setiap 2 kali salam dari 4
rakaat.
Waktu untuk mengerjakan shalat tarawih adalah dari sesudah
dikerjakannya shalat isya sampai terbitnya fajar. Adapun waktu yang utama
dan afdhol untuk mengerjakan shalat tarawih para ulama membagi atas 2
(dua) bagian, apakah dikerjakan pada awal atau akhir malam. 1. Awal malam
lebih utama, bagi mereka yang tidak terbiasa atau khawatir tidak mampu
untuk bangun malam. 2. Akhir malam lebih utama, bagi yang terbiasa dan
tidak mempunyai kekhawatiran sama sekali untuk bangun malam.
Hukum Shalat Tarawih adalah Sunnah Muakkadah. Sebagaimana
disebutkan dalam hadits diatas, yang diriwayatkan oleh AlJamaah dari Abu
11
Artinya : Dari Abdurrahman Ibn Auf ra : Sesungguhnya Nabi Saw
bersabda : Sesungguhnya Allah Azza Wa Jalla telah mewajibkan puasa bulan
Ramadhan dan Aku telah menuntunkan shalat (tarawih)nya. Barang siapa
puasa Ramadhan dan shalat Tarawih karena Iman dan mengharap pahala dari
Allah, maka dosa-dosanya akan keluar bagaikan bayi yang baru dilahirkan
oleh ibunya (HR. Imam Ahmad, Nasai dan Ibn Majah)
6. Kerangka Berpikir
Berdasarkan permasalahan yang ada dan beberapa teori yang
disampaikan diatas mendasari kerangka berpikir peneliti, Jika metode
demonstrasi digunakan dapat meningkatkan hasil belajar siswa kelas VI
materi melaksanakan tarawih di bulan Ramadhan pada SD Negeri 1 Sigli
Kabupaten Pidie.
12
GURU:
Menggunakan metode
ceramah
SISWA :
SIKLUS I:
Penggunaan Metode
Demonstrasi
TINDAKAN
Menggunakan Metode
Demonstrasi
SIKLUS II:
Penggunaan Metode
Demonstrasi
Melalui
metode
demonstrasi
dapat
KONDISI
meningkatkan
hasil
AKHIR
belajar siswa kelas VI
materi
melaksanakan
tarawih
di
bulan
Ramadhan
pada
SD
Negeri 1 Sigli Kabupaten
Pidie
Gambar 1. Diagram alir kerangka berpikir PTK
7. Hipotesis Tindakan
Adapun yang menjadi hipotesis pada Penelitian Tindakan ini adalah :
Melalui metode demonstrasi dapat meningkatkan hasil belajar siswa kelas
VI materi melaksanakan tarawih di bulan Ramadhan pada SD Negeri 1 Sigli
Kabupaten Pidie.