Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
1. Sebutkan beberapa jenis zat yang dapat menyebabkan ketergantungan dan berikan contohnya!
Alkohol (bir, whiski, sake, brem, minuman anggur)
Opioid (morfin, candu, heroin)
Cannabinoid (ganja, mariyuana)
Sedatif/hipnotik (diazepam, mogadon)
Kokain/crack
Stimulan lainnya, seperti kafein (kopi, amfetamin, MDMA/Ecstasy)
Halusinogen (lysergic acid diethylamide)
Tembakau (rokok)
Solven/inhalan (lem uhu, lem aibon, aseton)
Zat campuran lainnya, seperti ektrak belladonna (daun kecubung)
2. Sebutkan beberapa tingkatan penyalahgunaan zat!
1. Pemakaian Coba-coba (Eksperimental Use) bertujuan hanya untuk memenuhi rasa
ingin tahu. Sebagian pemakai berhenti, dan sebagian lagi meneruskan menggunakannya.\
2. Pemakaian Sosial (Social Use) bertujuan hanya untuk bersenang-senang saat
rekreasi/santai. Sebagian pemakai tetap bertahan pada tahap ini, sebagian lagi meningkat
ke tahapan selanjutnya.
3. Pemakaian Situasional (Situational Use) pemakaian pada saat mengalami keadaan
tertentu (ketegangan, kesedihan, kekecewaan) dengan maksud menghilangkan perasaan
tersebut.
4. Penyalahgunaan (abuse) pemakaian sebagai suatu pola penggunaan yang bersifat
patologis/klinis (menyimpang), minimal satu bulan lamanya, dan telah terjadi gangguan
fungsi sosial / pekerjaannya.
5. Ketergantungan (dependence) telah terjadi toleransi dan gejala putus zat
(withdrawal), bila pemakaian zat dihentikan atau dikurangi atau tidak ditambah dosisnya,
serta memenuhi minimal 3 dari 6 gejala :
o Adanya keinginan yang kuat / dorongan yang memaksa (Kompulsi) untuk
menggunakan zat psikoaktif.
o Kesulitan untuk mengendalikan perilaku menggunakan zat.
o Timbulnya keadaan putus zat secara fisiologis.
o Timbulnya toleransi (peningkatan dosis zat psikoaktif).
o Secara progresif mengabaikan minat / kesenangan lain.
o Tetap menggunakan zat walaupun mengetahui bahayanya.
3. Sebutkan beberapa cara detoksifikasi opiate!
1. Absrupt Withdrawal (Stop total) penderita dibuatkan mengalami gejala putus obat
tanpa terapi khusus / substitusi.
2. Terapi simptomatis mis : pilek dengan th/ dekongestan, sakit perut dengan th/
antispasmodic, analgesic, codein u/ batuk dan sebagai terapi substitusi opiate.
3. Substitusi Opiat gol. Methadone, Buprenorphine.
4. Substitusi Non-Opiat Clonidine.
5. Ultra Rapid Detox pada orang ketergantungan obat yang takut berhenti. Diberikan
antagonis dalam kondisi narkose oleh dr. Anestesi. Nantinya diberi naltrexone atau
naloxone (antidotum/antinarkotik) dulu untuk mengurangi craving (jadi, walaupun
menggunakan opiate tidak ada rasa nikmat lagi).
4. Sebutkan beberapa komplikasi dari penyalahgunaan zat!
1. Berdasarkan cara penggunaannya :
o Oral iritasi traktus digestivus (jarang).
o IV trombophlebitis, vasculitis, hepatitis, HIB (lebih sering).
o Inhalasi iritasi mukosa traktus respiratorius.
2. Akibat komposisi zat (alergi, iritasi).
3. Akibat zat pelarutnya.
4. Akibat perubahan cara hidupnya mis : pengguna opiate malas mandi karena otot-otot
dan sendi sering terasa ngilu/nyeri sehingga personal hygiene kurang terawat.
5. Cara penanganan yang salah mis : saat pasien mengalami intoksikasi opiate, lalu
diberi minum, sehingga resiko aspirasi >>.
6. Akibat penggunaan opiate dalam jangka waktu lama (konstipasi, impoten, TBC,
malnutrisi).
5. Jelaskan perbedaan istilah penyalahgunaan zat (abuse) dan ketergantungan zat (dependence)!
Gejala Putus Zat (Withdrawal)
Toleransi
Abuse
-
Dependence
+
+
b. Buprenorphine (Subutex) pada yang memiliki ceiling effect, sehingga hampir tidak
pernah menimbulkan overdosis. Dosis efektif 4 mg (8 mg). Jangan diberikan per-injeksi
bisa menyebabkan kematian.
c. Naltrexone antagonis opiate yang diberikan peroral. Biasanya hanya diberikan pada
pasien dengan motivasi . . Efek euphoria . Angka kegagalan setelah 6 bulan >>. Bisa
menyebabkan overdosis karena setelah pemakaian naltrexone tidak ada toleransi lagi
terhadap dosis opiate, sehingga kalau menggunakan opiate lagi dengan dosis terakhir
yang pasien gunakan, maka dapat terjadi OD.
d. Naloxone antagonis opiate, sering digunakan pada keadaan intoksikasi / overdosis.
Trias Over Dosis : i. Depresi napas
ii. Penurunan kesadaran s/d koma
Th/ Naloxone
iii. Pinpoint Pupil
(ampul, IV, IM, SC)
0.2, 0.4 mg ulang
selama 3x dlm 310