Anda di halaman 1dari 9

MAKALAH KEWARGANEGARAAN

GEOSTRATEGI INDONESIA BAGIAN


KETAHANAN NASIONAL

Oleh :
Kelompok VIII :

1.

Riska Suci Pratiwi

( 13/346055/FA/09542 )

2.

Hervina Fajri U

( 13/346064/FA/09551 )

3.

Kholis Syafaatun K

( 13/346067/FA/09554 )

4.

Fransiskus F Nani

( 13/346084/FA/09569 )

5.

Intan Setyorini K

( 13/346106/FA/09591 )

6.

Wardah Arfra Pratiwi

( 13/352395/FA/09743 )

BAB I
PENDAHULUAN

I.1

Latar Belakang
Geostrategi merupakan cara dalam memanfaatkan kondisi geografis suatu negara

untuk menentukan tujuan dan kebijakan negara. Geostrategi adalah pemanfaatan


lingkungan untuk mencapai tujuan nasional juga metode mewujudkan cita-cita
proklamasi sebagaimana yang diamanatkan dalam pembukaan dan Undang-Undang
Dasar 1945.
Di Indonesia, geostrategi dirumuskan dalam wujud ketahanan nasional.
Ketahanan nasional sendiri adalah kondisi dinamik suatu negara yang berisi ketangguhan
dan keuletan yang mengandung kemampuan dalam menghadapi segala ancaman,
hambatan maupun gangguan yang datang dari luar maupun dari dalam, yang secara
langsung maupun tidak langsung membahayakan integritas, identitas, kelangsungan
hidup bangsa dan negara serta tujuan untuk mencapai tujuan nasional. Geostrategi bukan
hanya mencakup ketahanan dibidang pertahanan dan keamanan, melainkan juga
perjuangan mencapai tujuan nasional dalam bidang ideologi, politik, sosial, budaya,
pertahanan dan keamanan negara.
Dalam uraian geostrategi, Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (IPTEK) terutama
Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK), memiliki peranan yg sangat penting. Karena
Indonesia merupakan negara kepulauan terbesar di dunia, maka kebutuhan alat
komunikasi dan informasi sangatlah penting. TIK berperan dalam menyediakan sarana
dan prasarana untuk berkomunikasi yang mencakup seluruh pulau-pulau yang ada di
Indonesia. Selain itu, TIK yang memadai harus memiliki kemampuan untuk
berkomunikasi bukan hanya di darat saja, tetapi di laut, karena sebagian besar wilayah
Indonesia adalah lautan. Dengan kemampuan TIK yang dapat mencakup pulau-pulau dan
perairan di seluruh Indonesia, maka diharapkan akan mendukung kesatuan seluruh
wilayah negara Indonesia.
Strategi dengan memanfaatkan kondisi geografis Negara dalam menentukan
kebijakan, tujuan, dan sarana untuk mencapai tujuan nasional di antaranya:

1. Geostrategi

2.

3.
4.

5.

6.
7.

Indonesia dapat diartikan sebagai metode untuk


mewujudkan cita-cita proklamasi sebagaimana diamanatkan
berdasarkan Pembukaan dan UUD 1945.
Diperlukan untuk mewujudkan dan mempertahankan integrasi
bangsa dalam masyarakat majemuk dan heterogen berdasarkan
Pembukaan dan UUD 1945.
Geostrategi Indonesia dirumuskan dalam wujud Ketahanan
Nasional. Geostrategi sendiri adalah ketahanan nasional.
Ketahanan nasional merupakan kondisi dinamik suatu bangsa yang
berisi ketangguhan dan keuletan yang mengandung kemampuan
mengembangkan kekuatan nasional, didalam mengatasi segala
ancaman, hambatan dan gangguan baik dari luar maupun dari
dalam yang langsung maupun tidak langsung membahayakan
integritas, identitas, kelangsungan hidup bangsa dan negara serta
tujuan untuk mencapai tujuan nasional.
Menggunakan kerangka pikir Pancasila yang komprehensif-integral,
dalam IPTEK dikenal dengan pemikiran kesisteman. Sedangkan sub
sistemnya berupa aspek kekuatan alamiah dan aspek kekuatan
sosial.
Dalam pengaturan dan penyelenggaraan negara, masalah
keamanan dan kesejahteraan merupakan suatu sisi yang berbeda.
Ketahanan nasional merupakan integrasi dari ketahanan masingmasing aspek kehidupan.
Sifat-sifat geostrategi indonesia

1. Bersifat daya tangkal. Geostrategi ditujukan untuk menangkal

segala bentuk ancaman, hambatan dan gangguan terhadap


identitas, integritas, eksistensi bangsa dan negara.
2. Bersifat
developmental/pengembangan, yaitu pengembangan
kekuatan bangsa dalam ideologi, politik, ekonomi, sosial budaya,
hankam sehingga tercapai kesejahteraan rakyat.
Sifat-sifat dasar ketahanan nasional:

a. Integratif,

mengandung aspek kehidupan kebangsaan dalam


hubungan dengan lingkungan sosial, lingkungan alam dan suasana
saling menyesuaikan secara selaras dan serasi.
b. Mawas ke dalam, diarahkan pada diri bangsa dan negara itu sendiri
untuk mewujudkan hakikat dan sifat nasionalnya serta hubungan
internasional dengan bangsa lain.
c. Menciptakan kewibawaan, sebagai hasil pandangan yang bersifat
integratif mewujudkan kewibawaan nasional serta memiliki
deterrent effect, yang harus diperhitungkan pihak lain.
d. Berubah menurut waktu, dapat meningkat atau menurun,
tergantung situasi dan kondisi.
Asas-Asas ketahanan nasional adalah tata laku yang didasari nilai-nilai yang
tersusun berlandaskan Pancasila, UUD 1945 dan Wawasan Nasional yang terdiri dari:
1. Asas

Kesejahteraan dan Keamanan, keduanya harus selalu


berdampingan pada kondisi apapun sebab keduanya merupakan
salah satu parameter tingkat ketahanan nasional suatu negara.
2. Asas Komprehensif Integral atau Menyeluruh Terpadu, perwujudan
perpaduan seimbang, serasi dan selaras dari aspek kehidupan
bermasyarakat, berbangsa dan bernegara. Dengan demikian
ketahanan nasional dapat menyeluruh dan terpadu.
3. Asas Mawas Kedalam dan Mawas Keluar, perpaduan seluruh aspek
kehidupan bangsa yang saling interaksi, disamping itu juga
berinteraksi dengan lingkungan sekelilingnya.
Asas Kekeluargaan, dalam asas ini diakui adanya perbedaan yang harus
dikembangkan secara serasi dalam hubungan kemitraan agar tidak berkembang menjadi
konflik.
Menurut Pasal 30 ayat (2) batang tubuh UUD 1945, TNI dan POLRI merupakan
kekuatan inti dalam sistem pertahanan dan keamanan nasional, sedangkan rakyat adalah
kekuatan pendukung. Namun beberapa bulan terakhir, muncul berbagai kasus teror
penembakan atau penembakan terhadap polisi yang merupakan aparat penegak hukum.
Dari beberapa pengusutan, teror atau penembakan dilakukan oleh masyarakat Indonesia
sendiri meskipun kebanyakan belum teridentifikasi tepat siapa pelakunya.

I.2

Rumusan Masalah
1. Atas dasar apakah dilakukannya teror atau penembakan terhadap

aparat kepolisian?
2. Bagaimana mengembalikan kepercayaan masyarakat terhadap
aparat keamanan Negara sebagai salah satu kekuatan inti
sishankamnas?

BAB II
PEMBAHASAN
II.1

Dasar Dilakukannya Teror Penembakan terhadap Aparat Kepolisian


Berdasarkan data yang kami peroleh dari berbagai wacana, Ind Police Watch (IPW)
mencermati selama empat bulan terakhir terjadi 25 kasus penembakan misterius di seluruh
wilayah Indonesia dan hanya satu pelakunya yang tertangkap. Dalam kasus penembakan ini
tanggung jawabnya tak bisa hanya dilimpahkan ke aparat Polda semata. Apalagi, kasus

penembakan misterius itu juga menjadikan polisi sebagai korban. Dalam tiga bulan ada 8
kali penyerangan pada polisi. Enam polisi ditembak, satu polisi dirampok saat bertugas
dan satu lagi rumah polisi ditembaki.
Ironisnya hingga kini tidak satupun pelakunya tertangkap. Bahkan tidak ada
progres penanganan kasus tersebut yang dipublikasikan Polri ke masyarakat.
Masyarakatpun tidak ada yang menuntut untuk segera diselesaikannya masalah ini.
Seakan mereka tidak peduli terhadap apa yang terjadi pada kekuatan inti Sishankamnas.
Dalam hipotesis kami, saat ini di mata masyarakat polisi tidak memiliki wibawa,
termasuk di mata TNI. Polisi dianggap lebih buruk dari preman karena polisi
menggunakan institusinya untuk jadi preman, sementara mereka memakan uang rakyat
yang diberikan negara kepada mereka sebagai gaji. Sebaliknya, preman tidak memakan
uang negara, tetapi memakan uang hasil kerja keras mereka, terlepas apakah dari hasil
mereka memeras atau malah merampok.
Di samping itu, polisi terlindungi institusinya sendiri jika melakukan kesalahan,
tidak ada yang bisa memeriksa mereka, masyarakat tidak punya hak untuk
mempertanyakan keadilan hukum yang diberikan kepada mereka (polisi). Sementara jika
preman yang tertangkap, maka mereka akan diperiksa oleh kepolisian. Ketika
pemeriksaan, polisi bisa jadi malah lebih preman kepada preman yang tertangkap,
preman tersebut diperas sejumlah uang. Jika ada uang, mereka bisa bebas begitu saja, jika
tidak ada maka akan diproses. Itu pun kalau bobot preman itu cukup penting untuk
pencitraan mereka.

Selain itu, jika aksi penembakan ini tidak segera diungkap masyarakat semakin
tidak percaya lagi bahwa Polri akan mampu menjaga keamanan warga dan Negara ini.
Jangankan menjaga keamanan Negara, menjaga keamanan institusinya sendiri sebagai
salah satu kekuatan inti sishankamnas saja tidak mampu . Apalagi kasus ini seakan
dilupakan karena euforia pencalonan kapolri yang baru.
II.2

Cara untuk Mengembalikan Kepercayaan Masyarakat terhadap Aparat Keamanan


Negara Sebagai Salah Satu Kekuatan Inti Sishankamnas
1. Polisi harus bisa mengemban amanah yang telah diberikan

Polisi sebagai aparat penegak hukum memiliki tugas-tugas yang


sudah menjadi tanggung jawabnya seperti, melindungi masyarakat,
mengakkan hukum, mengawasi pelaksanaan tata tertib dalam
masyarakat dan sebagainya. Seharusnya polisi dapat menjalankan
tugas-tugas tanpa ada maksud tertentu. Tetapi pada kenyataannya,
banyak aparat kepolisian yang memanfaatkan kondisi tertentu
untuk mencari keuntungan pribadi. Dalam hal ini, seluruh
masyarakat harus memiliki kesadaran hukum terutama polisi
sebagai aparat penegak hukum, agar citra kepolisian di mata
masyarakat dapat kembali baik.
2. Polisi tidak seharusnya menyalahgunakan kedudukan dan
institusinya
Pada pasal 27 ayat (1) dijelaskan bahwa setiap warga Negara
bersamaan kedudukannya di dalam hukum dan pemerintahan dan
wajib menjunjung hukum dan pemerintahan dengan tidak ada
kecualinya. Jadi, semua institusi penegak hukum sama
kedudukannya. Polisi tidak seharusnya melindungi dirinya sendiri di
belakang institusinya karena masyarakat tidak mempunyai
wewenang untuk mengadili kepolisian. Saat salah satu atau dua
polisi melakukan kesalahan, maka mereka harus diadili dan
mendapatkan perlakuan hukum yang sama dengan masyarakat lain
ketika mereka juga melakukan kesalahan.
3. Polisi harus memperbaiki diri
Dengan citra polisi di masyarakat saat ini yang kurang baik,
seharusnya polisi bisa bercermin dan dapat mengintrospeksi dirinya

sendiri. Polisi harus mulai menata institusinya untuk melaksanakan


tanggungjawab yang diembannya. Untuk saat ini, mengembalikan
citra baik mereka di masyarakat adalah yang utama. Tetapi tidak
hanya mengembalikan citra, mereka seharusnya tidak melupakan
tugas mereka sebagai kekuatan inti ketahanan Negara.

BAB III
KESIMPULAN
1. Geostrategi adalah pemanfaatan lingkungan untuk mencapai tujuan

2.
3.
4.

5.

6.

nasional juga metode mewujudkan cita-cita proklamasi sebagaimana


yang diamanatkan dalam pembukaan dan Undang-Undang Dasar 1945
yang diwujudkan dalam bentuk ketahanan nasional.
Di Indonesia, geostrategi dirumuskan dalam wujud ketahanan nasional.
Polisi adalah salah satu kekuatan inti dari system pertahanan dan
keamanan nasional.
Saat ini citra polisi di masyarakat kurang baik karena polisi dirasa tidak
memiliki
tanggung
jawab
terhadap
kewajibannya
dan
menyalahgunakan wewenang dan institusinya.
Geostrategi Negara kita akan melemah karena dipengaruhi oleh citra
polisi yang sudah tidak dipercaya oleh masyarakat, padahal polisi
merupakan kekuatan inti sistem pertahanan dan keamanan nasional.
Polisi harus bercermin dan memperbaiki diri untuk mengembalikan
kepercayaan masyarakat terhadap institusinya.

Anda mungkin juga menyukai