discussions, stats, and author profiles for this publication at: https://www.researchgate.net/publication/271605976
READS
3,856
2 authors, including:
Wahyudi Setiawan
Universitas Trunojoyo Madura
2 PUBLICATIONS 0 CITATIONS
SEE PROFILE
Sofie Ratnasari2
wsetiawan.ok@gmail.com
Universitas Trunojoyo Madura
sakura.caoran@gmail.com
Universitas Trunojoyo Madura
ABSTRAK
Penelitian ini membahas tentang aplikasi sistem pakar untuk mendiagnosis penyakit mata. Data yang
digunakan untuk penelitian terdiri dari 52 gejala dan 15 penyakit mata. Sistem pakar yang dibangun
menggunakan metode Nave Bayes Classifier. Terdapat dua tahapan kerja dari aplikasi ini. Pertama, sistem
meminta pasien untuk menginputkan gejala-gejala yang dialami. Kedua, sistem akan secara otomatis
menampilkan hasil diagnosis dari penyakit mata yang diderita oleh pasien melalui perhitungan Nave Bayes
Classifier. Hasil diagnosis sistem selanjutnya dibandingkan dengan hasil diagnosis dari pakar sebenarnya.
Ujicoba sistem menggunakan data sebanyak 12 pasien penyakit mata. Dari hasil percobaan, prosentase
kesesuaian diagnosis sebesar 83%.
Kata Kunci: Sistem pakar, penyakit mata, Nave Bayes Classifier
I.
Pendahuluan
dimana :
Nave
Bayes
Classifier
merupakan
pengklasifikasi probabilitas sederhana berdasarkan
pada
teorema
Bayes.
Teorema
Bayes
dikombinasikan dengan Nave yang berarti setiap
atribut/variabel bersifat bebas (independent). Nave
Bayes Classifier dapat dilatih dengan efisien dalam
pembelajaran terawasi (supervised learning).
Keuntungan dari klasifikasi adalah bahwa ia hanya
membutuhkan sejumlah kecil data pelatihan untuk
memperkirakan parameter (sarana dan varians dari
variabel) yang diperlukan untuk klasifikasi. Karena
variabel independen diasumsikan, hanya variasi dari
variabel untuk masing-masing kelas harus
ditentukan, bukan seluruh matriks kovarians [5].
Dalam prosesnya, Nave Bayes Classifier
mengasumsikan bahwa ada atau tidaknya suatu fitur
pada suatu kelas tidak berhubungan dengan ada atau
tidaknya fitur lain di kelas yang sama.
Pada saat klasifikasi, pendekatan bayes akan
menghasilkan label kategori yang paling tinggi
probabilitasnya
dengan
masukan
atribut
,
,... [6].
= Probabilitas tertinggi.
= Peluang jenis penyakit mata
=
(inputan)
dimana :
(1)
diketahui
atribut-atribut
keadaan
Peluang
atribut-atribut
jika
Peluang
menghitung
sulit
karena
jumlah
gejala
bisa jadi sangat besar. Hal
= Probabilitas tertinggi.
= Atribut (Inputan)
(5)
dimana :
= Peluang B jika diketahui keadaan jenis
penyakit mata A.
= Peluang evidence A jika diketahui
hipotesis B
= Probabilitas hipotesis B tanpa
memandang evidence apapun.
= Peluang evidence penyakit mata A.
Menggunakan teorema Bayes ini, persamaan (1)
dapat ditulis sebagai berikut:
(3)
dimana:
nc
= jumlah record pada data learning yang v =
vj dan a = ai
p
= 1/ banyaknya jenis class / penyakit
m
= jumlah parameter / gejala
n
= jumlah record pada data learning yang v =
vj / tiap class
Persamaan (5) diselesaikan melalui perhitungan
sebagai berikut :
1. Menentukan nilai nc untuk setiap class
2. Menghitung nilai P (ai|vj) dan menghitung nilai P
(vj)
(6)
dimana :
No
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33
34
35
36
37
38
39
40
41
42
43
44
45
46
47
48
49
50
51
52
Konjungtivitis
Retinitis Pigmentosa
Trakoma
Oveitis
Hordeolum
Degenerasi Makula
Ablasio Retina
Pterygium
Miopi
Oftalmia
Neonatorium
6,1,8,3,4,34
35,36,9
37,9,38,39,40,41
14,6,4,42,43
5,1,6,4
44,45,46
47,48,3,13
43,5,16,15,6,49,3
1,7,12,50
5,9,17,51,3
= 0.06666667 x 0.0654088083018868x
0.0654088083018868x 0.0654088083018868x
0.0654088083018868
= 5.32106677238809e-9
dan seterusnya hingga penyakit mata ke 15.
4. Menentukan hasil klasifikasi yaitu v yang
memiliki hasil perkalian yang terbesar.
Hasil v yang memiliki perkalian terbesar didapatkan
pada Tabel 4.
Tabel 4. Perbandingan nilai v hasil klasifikasi
Penyakit
Nilai v
Xerophtalmania
5.32106677238809e-9
Selulitis Orbitalitas
1.267648250435508e-6
Glaukoma
5.32106677238809e-9
Dakriosistitis
1.243730358917857e-6
Katarak
1.243730358917857e-6
Konjungtivitis
1.292026101405421e-6
Retinitis Pigmentosa
5.32106677238809e-9
Trakoma
5.32106677238809e-9
Oveitis
1.267648250435508e-6
Hordeolum
1.316872757201679e-6
Degenerasi Makula
5.32106677238809e-9
Ablasio Retina
5.32106677238809e-9
Pterygium
1.267648250435508e-6
Miopi
1.243730358917857e-6
Oftalmia Neonatorium
1.243730358917857e-6
Karena nilai 1.316872757201679e-6 paling besar,
maka contoh kasus pasien ke-1 diklasifikasikan
sebagai penyakit Hordeolum.
5.3
Hasil Ujicoba
2.
3.
VII.