Anda di halaman 1dari 2

KU KABARKAN RAMADHAN BUKAN KAMERA

Dik, ramadhan datang lagi. Kau tahu


ramadhan akan selalu datang setiap
tahun tapi kau tak tahu apakah
ramadhan selalu mendatangimu.
Dik, ku harap kau tak berakting ramadhan
ini. Ku harap kau tak ikut kontes kontesan
layaknya acara TV yang sejatinya hanya
ingin di puji dan di tunggu untuk di
komentari.
Masih ingat obrolan di sepanjang lorong
dulu ? dengan suara menggelegar kau
teriak
menolak
kapitalisme
pertambangan di kota kita. Merusak
hutan, merusak air, merusak apapun
ekosistem kehidupan yang dulu kau hirup
ke indahannya.
Itu orang kaya dik ! orang kaya yang
maruk, munafik, sombong yang tak
pernah tau rasanya berada pada titik
paling rendah dalam hidup.
Dik, semua orang di dunia ini bisa jadi
munafik, maruk, sombong, angkuh,
biadab bahkan dari seorang yang baik
nan alim.
Kadang mereka sibuk mencari prestasi
dan
pengakuan
kemana-mana
dan
dimana-mana tapi lupa banyak orang
bodoh yang butuh penjelasan. Mereka
sibuk mencari pahala, baca alquran
khatam 10 kali, dzikir 1000 kali tapi lupa
banyak orang tak mampu hidup yang
butuh pencerahan atau secercah bekal
hidup berbagi.
Dik, semenjak aku jatuh di jurang yang
begitu dalam nan gelap, ramadhan tak
lagi istimewa bagiku. Setiap hari aku
hanya melihat orang orang berakting
membaca mushaf, shalat, sedekah sana
sini dan berkasih kasih yang memang itu
menyenangkan bagi yang terima atau
yang menjalankan. Tapi jauh dari lubuk
hatiku tak ada bedanya dari apa yang
pernah kita bahas lalu.

Sekali lagi dik, ku harap kau tak ikutan


berakting karena ramadhan bukanlah
kamera. ku harap ramadhan sudah
merasuk ke ruh mu, hingga kau dan
ramadhan selalu senang ataupun jadi
pesakitan di setiap hidup.

Anda mungkin juga menyukai