Anda di halaman 1dari 18

Jaringan aliran pada tanah anisotropic

Governing Equation
2h
2h
kH 2 + kV 2 = 0
x
z

(4)

+
Transformation
x = x

and
z

(5a)

kH 2h 2h
+ 2 =0
2
2
k V x
z

(5b)

Jaringan aliran pada tanah anisotropic ( Lanjutan )


kH 2h 2h
+ 2 =0
2
2
k V x
z

(5b)

+
=

kH
kV

2h 2h
+ 2 =0
2
x
z

(5c)

(5d)

Contoh: Jaringan aliran pada lapisan tanah

Gb 4. Potongan tubuh bendungan

Bendung
Impermeable

H1
z

H2

L
x

Lapisan tanah dasar


Impermeable bedrock

Contoh Jaringan aliran pada tanah anisotropic


Anggaplah suatu lapisan tanah mempunyai angka
permeability horizontal and vertikal yang berbeda ,
kH = 4 kV
Transformasi

kH
=
=
kV

4 x kV
kV

=2

(6a)

so
x

= 2x

=z

or

x
x=
2

(6b)

Contoh ( Lanjutan )

Gb 5. Gambar sudah ditransformasi sesuai angka 6.a


dan 6.b diatas

H1
H2
z

L/2
x

Lapisan Tanah
Lapisan Kedap air

Contoh ( Lanjutan )

Jaringan aliran untuk tanah anisotropic


Tujuan menggambar Jaringan aliran adalah :
Untuk mencari tekanan air pori/pore pressures dan
menghitung tegangan efektif /effective stresses
Diperhitungkan untuk tanah isotropic
Untuk menghitung tekanan atau gaya, dapat
dipergunakan skala normal

Untuk menghitung debit rembesan


Menghitung debit Q = k h
Dengan k = keq =

kH kV

(7)

Permeability Ekivalen pada aliran anisotropic


h - h

h
Q
Natural scale

h - h

h
t

transformed
scale

Tinjau aliran horizontal ;


(a) Skala normal
(b) Skala di transformasi
Persamaan 7a dan 7b
menghasilkan

h
Q = k H t
x
h
h k H
Q = k eq t
= k eq t
x
x kV

k eq =

kH kV

(7a)
(7b)

Contoh : Rembesan dibawah dam


h1 = 13.0 m
h2 = 2.5 m
kV = 10-6 m/s
kH = 4 x10-6 m/s

k eq = (4 10 6 ) (10 6 ) = 2 10 6 m / sec

(8a)

(1 3 2 . 5 )
h =
= 0 .7 5 m
14

(8b)

( 2 10 6 ) ( 0 .75 )

1.5 10 6 m 3 / s / m

6 1.5 m 3 / s / m

9 10 6 m 3 / s / m

thus

QUICKSAND

Piping (Quicksand)
u2
(z=z2 , h=h2 , u=u2)

Tampak
(z=z1 , h=h1 ,u=u1)
u1

Penampang

Area =A

Elemen tanah dialiri air dalam arah vertikal

Piping
=

Gaya Uplift

A (u 1 u 2 )
(9a)

Gaya akibat berat sendiri =


u2

A sat ( z 2 z 1 )

Dengan pengertian tinggi tekan

u2 = w (h2 z2 )
and
u1

u1 = w (h1 z1)

(9b)

Piping
=

Gaya Uplift

Gaya akibat berat sendiri =

Kondisi piping
A(u2 u1 )

(h1 h 2 )
(z2 z1 )

A sat ( z 2 z 1 )

uplift > berat


>

w (h1 h 2 ) w (z1 z2 ) >


w (h1 h 2 )

A (u 1 u 2 )

A sat (z2 z1 )

(9c)

sat (z2 z1 )

> sat (z2 z1 ) w (z2 z1 )


>

sat w
w

(9d)

Piping

u2

(z=z2 , h=h2 )

(h1 h 2 )
(z2 z1 )

>

sat w
w

(z=z1 , h=h1)
u1
Sedangkan

(h1 h 2 )
(z2 z1 )

= i

= Hydraulic gradient

Jadi, kondisi piping (Eq. 9d) dapat ditulis


i > icrit

Contoh
Sebuah dam dengan lebar 34 meter , tinggi muka air
H1 = 13 m, H 2 = 2.5 m.
Piping terjadi pada kaki dam , yakni pada elemen tanah
seperti pada elemen terkecil flownet , dengan arah vertikal
keatas.
h1 - h2 = h = 0.75 m
z2 - z1 = 1.125 m
Jadi

( telah dihitung )
( diskala dari gb. 6)

i = 0.75/1.125 = 0.667

1.125 m

Detail gambar 6

18 9.81
icrit =
= 0.83
9.81

Faktor keamanan terhadap piping (icrit/ i) = 0.83/ 0.667=1.24


Biasanya faktor keamanan thd piping > 1,5

Anda mungkin juga menyukai