Pokok Bahasan
: Hipertensi
Sasaran
: Keluarga Tn. T
Hari/Tanggal
Waktu
: 1 x 30 menit
Tempat
: Rumah Tn. T
A. TUJUAN
1. Tujuan Umum :
Pada akhir proses penyuluhan, peserta dapat mengetahui tentang penyakit
hipertensi dan hal-hal apa saja yang dapat mengakibatkan memperburuk keadaan
penyakit.
2. Tujuan Khusus :
Setelah mengikuti penyuluhan tentang hipertensi selama 1 X 30 menit
diharapkan peserta dapat :
1) Menyebutkan pengertian dari penyakit hipertensi
2) Mengerti diit yang tepat untuk hipertensi
3) Mengerti hal-hal yang harus dilakukan dalam mencegah timbulnya
hipertensi
B. GARIS BESAR MATERI
1.
Pengertian hipertensi
2.
3.
C. METODE
1.
Ceramah
2.
Tanya Jawab
D. MEDIA
-
Lembar balik
Leaflet
E. SETTING TEMPAT
-
Penyaji didepannya
F. KRITERIA EVALUASI
1.
Evaluasi Struktur
Peserta hadir
2.
Evaluasi Proses
3.
Evaluasi Hasil
Peserta mengetahui tentang jenis penyakit hipertensi dan hal-hal apa saja
yang dapat dilakukan dalam mencegah dan menanggulangi penyakit
hipertensi
PELAKSANAAN KEGIATAN
No.
Kegiatan
1.
Pembukaan
Kegiatan Penyuluhan
a. Membuka kegiatan
Kegiatan Peserta
Waktu
- Menjawab salam
3 menit
dengan mengucapkan
salam
b. Memperkenalkan diri
- Menjabat tangan
- Mendengarkan
penyuluhan
d. Menyebutkan materi
2.
Pelaksanaan
- Memberi respon
tentang
15 menit
- Mendengarkan
penyakit
dan
hipertensi
memperhatikan
b. Memberi
kesempatan
kepada
peserta
untuk
bertanya
c. Menjelaskan
hal-hal
yang dapat
mencegah
hipertensi
termaksuk
diitnya.
d. Memberi
kepada
3.
Evaluasi
kesempatan
peserta
untuk
bertanya
a. Tanya jawab
Menjawab
10 menit
Pertannyaan
b. Menyimpulkan hasil
Mendengarkan
materi
Mengucapkan terima
- Mendengarkan
- Menjawab salam
2 Menit
A. DEFINISI
Hipertensi adalah tekanan yang lebih tinggi 140/90 mmhg
dan diklasifikasikan sesuai derajat keparahannya,mempunyai
rentang dari tekanan darah normal tinggi sampai hipertensi
maligna (Menurut JNC).
Hipertensi adalah batas tekanan darah yang masih
dianggap normal adalah 140/90 mmHg dan tekanan darah sama
dengan atau diatas 160/95 mmHg dinyatakan sebagai hipertensi
(WHO 1978).
B. ETIOLOGI
Berdasarkan penyebab hipertensi dibagi menjadi 2 golongan yaitu:
a.
b.
C. FAKTOR RESIKO
Yang dapat mempengaruhi peningkatan tekanan darah
a. Faktor genetik : adanya bukti bahwa kejadian hipertensi lebih
banyak dijumpai pada penderita kembar monozoit daripada
heterozigot
b. Jenis kelamin : pada umumnyua insiden pada pria lebih tinggi
dari pada wanita, namun pada usia pertengahan dan lebih tua,
dengan
utama
untuk
perkemabangan
aterosklerosis,
yang
dan
penyakit
arteri
koroner.
Penyebab
utama
Sistolik (mmHg)
< 120
121-139
140 159
Diastolic (mmHg)
<80
80-89
90 99
ringan/tingkat 1
Hipertensi
>160
>100
sedang/tingkat 2
Hipertensi sistolik
140
<90
terisolasi
Normal (mmHg)
Hipertensi
(mmHg)
Bayi
80/40
90/60
Anak (7 11 th)
100/60
120/80
Remaja (12 17 th)
115/70
130/80
Dewasa (20 45 th)
120-125/75-80
135/90
Dewasa (45 65 th)
135-140/85
140/90 160/95
Dewasa (> 65 th)
150/85
160/95
Menurut dr. Jan tambayong, 1999. (patofisiologi untuk
keperawatan)
E. TANDA DAN GEJALA
Biasanya tanpa gejala atau tanda-tanda peringatan
1.
2.
kelelahan,
hipertensi
confusion,
berat
nausea,
gejala
vomiting,
yang
dialami:
anxiety,
keringat
3.
Pengenalan
a.
femoralis.
tidak
adanya
pulpasi
arteri
Tekhnik
b.
adalah
pemeriksaan
pemeriksaan
cermat
fisik
yang
perubahan
periodic
vaskuler
dan
c.
d.
merupakan
tanda
hipertensi
maligna
F. PATOFISIOLOGI
Mekanisme yang mengontrol konstriksi dan relaksasi pembuluh
darah terletak dipusat vasomotor, pada medulla diotak. Dari pusat
vasomotor ini bermula jaras saraf simpatis, yang berlanjut ke
bawah ke korda spinalis dan keluar dari kolumna medulla spinalis
ganglia simpatis di toraks dan abdomen. Rangsangan pusat
vasomotor dihantarkan dalam bentuk impuls yang bergerak ke
bawah melalui system saraf simpatis ke ganglia simpatis. Pada
titik ini, neuron preganglion melepaskan asetilkolin, yang akan
merangsang serabut saraf pasca ganglion ke pembuluh darah,
dimana
dengan
dilepaskannya
noreepineprin
mengakibatkan
vasokonstriksi.
Individu
dengan
hipertensi
sangat
terangsang,
vasokonstriksi.
mengakibatkan
Medulla
adrenal
tambahan
mensekresi
aktivitas
epinefrin,
yang
steroid
lainnya,
vasokonstriktor
mengakibatkan
yang
pembuluh
penurunan
dapat
memperkuat
darah.
aliran
respons
Vasokonstriksi
ke
ginjal,
yang
menyebabkan
kemudian
diubah
menjadi
angiotensin
II,
suatu
dan
fungsional
pada
system
pembuluh
perifer
distensi
dan
daya
regang
pembuluh
darah.
ke
sel
jugularis.
Dari
sel
jugularis
ini
bisa
Angiotensinogen.
Dengan
adanya
perubahan
pada
juga
dapat
meningkatkan
hormone
aldosteron
yang
G. PENCEGAHAN HIPERTENSI
1.
Mengurangi
konsumsi
garam
berlebihan
2.
Menghindari kegemukan
3.
4.
Olahraga teratur
5.
6.
Tidak
merokok
dan
tidak
minum
alkohol
7.
8.
H. PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK
1. CBC
Pemeriksaan
hempoglobin/hemotokrit
viskositas
dan
indicator
untuk
factor
menilai
resiko
BUN/creatinin:
menilai
perfusi/faal
renal
b.
c.
Kadar
kolesterol/trigliserida
pertambahan
kadar
predisposisi
pembentukan
mengidentifikasi
attheromatus
d.
e.
Uric Acid
3. Elektrolit :
a.
Serum potassium
b.
Urine VMA
c.
Steroid urine
4. Urine :
a.
Analisa urine
plaque
b.
Urine VMA
c.
Steroid urine
5. Radiologi :
a.
b.
Roentgen thorax
Diuretika
b.
Alfa-bloker
c.
Beta-bloker
d.
e.
Vasodilator
f.
Antagonis
g.
Penghambat ACE
faktor
resiko,
seperti
program
pengobatan
Meningkatkan support sosial
J. KONSUMSI GARAM
Petunjuk Penggunaan Garam untuk
Penderita hipertensi. Untuk penderita
hipertensi terdapat 3 diet:
a. Diet rendah garam 1 : untuk penderita
hipertensi berat dianjurkan untuk tidak
menambahkan
garam
dapur
dalam
makanan.
b. Diet rendah garam II: Ditujukan untuk
penderita hipertensi sedang (100-114
mmHg). Garam dianjurkan sendok the
garam dapur.
c. Diet rendah garam III: Ditujukan untuk
penderita
hipertensi
ringan
(diastole
b.
Hiipertrofi ventrikel
c.
d.
Tidak
sangat
jarang
tinggi
karena
antara
hubungan
arteros
dan
infark
aneunsma
ventrikel
perjalanan
miokardium,
tampak
penyakit
dan
selama
hipertensi
menahun
2. Penyakit koronaria
3. Angina pektoris
4. Gagal ginjal
5. Hipertensi dipercepat dan maligna
DAFTAR PUSTAKA
Agus Purwadianto (2000), Kedaruratan
Medik: Pedoman Penatalaksanaan
Praktis, Binarupa Aksara, Jakarta.
Baughman, Diane C; Hackley, JoAnn C. 2000.
Keperawatan Medical-Bedah edisi 1