Anda di halaman 1dari 5

Observational Study

Studi Ekologi

Studi ekologi (atau korelasional) berguna untuk menghasilkan hipotesis.


Dalam sebuah studi ekologi, unit analisisnya adalah kelompok masyarakat (populasi)
bukanlah individu. Studi ekologi menunjukkan risiko dalam konteks geografi atau
lingkungan menggunakan data yang telah terkumpul pada seluruh populasi.
Contohnya skor DMF-T yang rendah terjadi pada masyarakat yang tinggal di daerah
dengan air yang mengandung fluor berkonsentrasi tinggi.1
Studi ekologi dapat juga dilakukan dengan membandingkan populasi di
tempat yang berbeda di waktu yang sama, atau dalam waktu berkala dengan
membandingkan populasi yang sama pada satu tempat di waktu yang berbeda. Waktu
yang berkala dapat menurunkan perancu sosial ekonomi yang berpotensi menjadi
masalah dalam studi ekologi.1
Dalam menginterpretasikan studi ekologi sering ditemukan kesulitan karena
sedikit kemungkinan untuk memeriksa langsung berbagai penjelasan potensial untuk
temuan yang ada. Studi ekologi biasanya bergantung pada data yang dikumpulkan
untuk tujuan lain, yaitu data pada paparan yang berbeda dan pada faktor-faktor sosial
ekonomi mungkin tidak tersedia. Selain itu, unit analisis studi ekologi merupakan
kelompok, sehingga hubungan antara paparan dan efek pada tingkat individu tidak
dapat dibuat. Salah satu daya tarik dari studi ekologi adalah bahwa data dapat
digunakan dari populasi dengan karakteristik yang sangat berbeda atau dikutip dari
sumber data yang berbeda.1
Sebuah kesalahan atau bias ekologi (ecological fallacy) dihasilkan jika kesimpulan
tidak tepat ditarik berdasarkan data ekologi. Bias terjadi karena hubungan yang
diamati antara variabel di tingkat kelompok tidak mewakili hubungan yang ada pada
tingkat individu. Contohnya fluor dalam air dan skor DMF-T yang rendah pada
masyarakatb belum tentu mewakili kondisi di tingkat individu, terdapat kemungkinan
skor DMF-T rendah karena faktor lainnya. Kesimpulan ekologi tersebut, walaupun
terbatas, dapat memberikan awal yang bermanfaat untuk pekerjaan epidemiologi yang
lebih rinci.1

Studi Cross-sectional
Studi cross-sectional merupakan rancangan penelitian yang pengukuran dan
variabelnya dilakukan sekali. Tujuan penelitian ini adalah mengetahui prevalensi serta
insidensi satu atau beberapa penyakit tertentu di masyarakat. Ruang lingkup cross
sectional adalah untuk penelitian yang tidak memerlukan follow up atau tidak
memiliki dimensi waktu, dan menghitung prevalensi.2
Studi cross-sectional dilakukan dengan mengambil beberapa individu sesuai
ukuran sampel yang telah ditentukan. Kemudian dapat dilakukan pemeriksaan pada
peserta atau pengisian kuesioner oleh peserta untuk mendapatkan data yang akan
diukur selanjutnya. Setelah data didapat, peneliti dapat menghitung prevalensi
dan/atau variasi dari sampel. Dari pengukuran tersebut didapatkan bagaimana
prevalensi dipengaruhi oleh pengaruh klinis, sosial, atau lingkungan yang berbeda.1
Data dari studi cross-sectional berguna untuk menilai kebutuhan pelayanan
masyarakat dari suatu populasi. Data dari survei cross-sectional berkala yang
dilakukan dengan rentang waktu tertentu menggunakan sampel acak dengan definisi
terstandar dan metode survei

menyediakan indikasi tren populasi. Studi cross-

sectional berkala telah dilakukan di beberapa negara untuk melihat tren populasi
untuk mengetahui indikator kesehatan gigi dan mulut. Survei yang valid
membutuhkan kuesioner yang baik, ukuran sampel yang tepat dan cukup, dan tingkat
respon yang baik. Survei cross-sectional teratur dilakukan pada sampel representatif
dari populasi yang fokus pada karakteristik personal dan demografi. Frekuensi
penyakit dan faktor risiko kemudian dapat diperiksa hubungannya dengan umur,
gender, etnik.1
Kelebihan cross sectional adalah mudah, murah, hasil cepat diperoleh, untuk
meneliti banyak variabel, tidak terancam DO, sebagai tahapan pertama suatu
penelitian cohort atau eksperimental. Namun kekurangannya adalah sulit menentukan
hubungan sebab akibat, lebih banyak menjaring subjek dengan masa sakit panjang,
subjek cukup banyak, tidak ada penggambaran perjalanan penyakit, insidensi ataupun
prognosis, tidak praktis untuk meneliti kasus jarang, bias prevalensi atau insidensi
tinggi.2
Komponen dalam penelitian cross-sectional, antara lain:

a
b

c
d

Faktor Resiko
Faktor atau keadaan yang mempengaruhi perkembangan suatu penyakit
Agen
Mikroorganisme atau kondisi lingkungan yang bereaksi langsung dengan
individu sehingga individu tersebut menjadi sakit
Host
Penjamu yaitu manusia
Efek
Penyakit atau masalah kesehatan, dampak yang terjadi

Studi Case-control
Studi Case-control merupakan studi sederhana untuk menyelidiki penyebab
penyakit, terutama penyakit langka. Penelitian ini menyangkut bagaimana faktor
resiko dipelajari dengan menggunakan pendekatan retrospective. Dengan kata lain,
efek (penyakit atau status kesehatan) diidentifikasi saat ini, kemudian faktor resiko
diidentifikasi ada atau terjadinya pada waktu yang lalu. Menurut Feinstein studi case
control disebut juga studi trohoc, yang merupakan kebalikan dari studi cohort.1
Studi ini merupakan desain studi yang paling umum dalam penelitian
kesehatan gigi mulut. Peneliti akan memilih 2 kelompok yaitu : kelompok dengan
penyakit yang ditentukan (kasus), dan kelompok yang tidak memiliki penyakit
tersebut (kontrol). Dengan membandingkan kedua kelompok dapat diketahui faktor
risiko mana yang berkaitan dengan kasus daripada kontrol.2
Case control dapat digunakan untuk mengetahui faktor risiko suatu penyakit
terutama pada penyakit yang jarang terjadi. Rasionalitas tersebut dapat dilihat dari
kelebihan dan kekurangannya. Kelebihan dari studi case control yaitu dapat
digunakan untuk kasus yang jarang ditemukan, terkadang dapat diidentifikasi
berbagai faktor risiko dalam satu penelitian, perolehan hasil studi cepat,
membutuhkan jumlah subjek sedikit, serta biaya relatif murah. Namun studi ini juga
memiliki kekurangan yaitu sumber data yang didapat mengandalkan daya ingat atau
rekam medis, sulit memperoleh informasi yang valid, hanya didapat satu penyakit
atau efek, dan faktor eksternal atau sumber bias antara kelompok kasus dan kontrol
kurang sebanding.2
Adapun desain dari penelitian ini dapat digambarkan seperti pada bagan berikut.

Desain Studi Case-control


Sumber : Bonita, R., Beaglehole, R., Kjellstrm, T., W.H.O., 2006. Basic
Epidemiology. World Health Organization.

Studi Cohort
Studi kohort, juga disebut tindak lanjut atau studi insidensi. Penelitian ini
digunakan untuk mempelajari hubungan antara faktor resiko dengan efek melalui
pendekatan longitudinal ke depan atau prospektif.1
Penelitian kohort ini bertujuan untuk mencari orang-orang terpajan dan tidak
terpajan, sulitnya mengukur atau mencari data yang ada pada individu yang terpajan
sangat menentukan kelayakan untuk melakukan studi ini terutama jika penyakit ini
jarang terjadi pada kelompok terpapar maupun kelompok tidak terpapar.1
Pada studi ini dilakukan pemantauan pada kelompok subjek dengan faktor
risiko dan kelompok tanpa faktor risiko. Kemudian dilakukan analisa hubungan antara
faktor risiko dengan efek melalui rasio insidens / rasio risiko.2
Kelebihan studi cohort adalah desain terbaik dalam penentuan insidensi dan
perjalanan penyakit, desain terbaik untuk menerangkan hubungan antara faktor risiko
dan efek, desain yang tepat pada kasus fatal dan progresif, untuk meneliti beberapa
efek sekaligus dari suatu faktor risiko. Kekurangan studi ini yaitu memerlukan biaya
dan sarana yang banyak, memerlukan waktu yang lama, rumit, subjek terancam DO,
rentan terkena masalah etika.2
Adapun desain studi kohort dapat digambarkan seperti pada bagan dibawah ini

Desain Studi Kohort


Sumber: Bonita, R., Beaglehole, R., Kjellstrm, T., W.H.O., 2006. Basic Epidemiology.
World Health Organization.

Referensi :
1

Bonita, R., Beaglehole, R., Kjellstrm, T., W.H.O., 2006. Basic Epidemiology. World

Health Organization.
Sastroasmoro S, Ismael S, Dasar-Dasar Metodologi Penelitian Klinis. Edisi Keempat.
Jakarta : Sagung Seto; 2011

Anda mungkin juga menyukai

  • Elektif 3 4
    Elektif 3 4
    Dokumen3 halaman
    Elektif 3 4
    Intan Oktaviana Sari
    Belum ada peringkat
  • Orthodontic Triage
    Orthodontic Triage
    Dokumen9 halaman
    Orthodontic Triage
    Intan Oktaviana Sari
    Belum ada peringkat
  • Elektif 3 4
    Elektif 3 4
    Dokumen3 halaman
    Elektif 3 4
    Intan Oktaviana Sari
    Belum ada peringkat
  • sk4 Fix
    sk4 Fix
    Dokumen7 halaman
    sk4 Fix
    Intan Oktaviana Sari
    Belum ada peringkat
  • Karies
    Karies
    Dokumen49 halaman
    Karies
    Intan Oktaviana Sari
    100% (3)
  • Logbook FKG UI
    Logbook FKG UI
    Dokumen10 halaman
    Logbook FKG UI
    Raissa Ica
    Belum ada peringkat
  • FILSAFATISLAM
    FILSAFATISLAM
    Dokumen2 halaman
    FILSAFATISLAM
    Intan Oktaviana Sari
    Belum ada peringkat