BAB I
PENDAHULUAN
BAB II
LATAR BELAKANG
Program yang mudah diterapkan dan menunjang pencapaian standar harus
disusun berdasarkan kondisi serta sumber daya rumah sakit. Mengacu pada definisi
dalam standar akreditasi rumah sakit tersebut, program yang disusun harus meliputi
cakupan kegiatan paling sedikit memuat pengaturan tentang penggunaan antibiotika,
ketentuan sterilisasi, penggunaan disinfektan, dsb. Setiap tahun program dibuat
mengacu pada perkembangan metode pencegahan dan pengendalian infeksi secara
global, sehingga kebijakan dan prosedur akan selalu mengalami perubahan, perbaikan
dan pengembangan untuk efektivitas, efisiensi penerapan dan hasil akhir suatu
program kerja.
Program yang sudah dijalankan di RSU Dharma Yadnya telah mencakup
beberapa kegiatan dalam standar meskipun masih belum sempurna. Beberapa
kekurangan
tersebut
secara
berkesinambungan
dilakukan
perbaikan
dan
BAB III
TUJUAN UMUM DAN TUJUAN KHUSUS
1. Tujuan Umum
Meningkatkan keselamatan pasien, petugas dan keluarga/pengunjung
melalui setiap aktivitas yang berpotensi atau berisiko penyebaran infeksi diantara
pasien oleh petugas kesehatan, fasilitas dan lingkungan rumah sakit.
2. Tujuan Khusus
a. Cuci tangan menjadi budaya yang nyata dari setiap petugas kesehatan dan
pengunjung di RSU Dharma Yadnya,
b. Menurunkan angka kejadian infeksi nosokomial di rumah sakit.
BAB IV
KEGIATAN POKOK DAN RINCIAN KEGIATAN
BAB V
CARA MELAKSANAKAN KEGIATAN
Penanganan specimen
c. Pasien
Edukasi pada pasien akan diberikan secara langsung dan melalui leaflet
mengenai :
-
MRSA
Kebersihan tangan
d. Pengunjung
-
Handwash/cuci tangan
MRSA
Tindak lanjut
-
telah dilakukan penyesuaian kebijakan/SPO yang telah ada, dan tahun 2015 ini akan
dilakukan penyusunan kebijakan/SPO baru yang belum ada seperti manajemen
kejadian luar biasa (KLB),investigasi KLB, kebijakan pembangunan dan renovasi
rumah sakit dalam aspek pengendalian infeksi.
Tindak lanjut :
-
Pelaksanaan SPO harus jelas dan semua pihak mempunyai persepsi sama maka
akan dilakukan sosialisasi pada seluruh tingkatan staf.
Audit penerapan SPO akan dilakukan oleh masing-masing penanggung jawab atau
kepala bagian/departemen berkoordinasi dengan tim pengendalian infeksi sehingga
dapat berjalan sesuai harapan mengatasi kendala waktu dan tenaga.
4. Pelaksanaan Surveilans
Data infeksi nosokomial merupakan salah satu indikator klinik rumah sakit
sehingga surveilans harus dilakukan dengan benar supaya mendapatkan data yang
akurat yang menggambarkan keadaan sesungguhnya. Data yang akurat akan
membantu mengidentifikasi permasalahan yang perlu diatasi untuk mendapatkan
mutu pelayanan pasien yang optimal. Data akan dikoleksi setiap bulan sesuai dengan
yang telah ditetapkan dan telah diinformasikan kepada pihak yang terkait (ward
klinisi, linknurse, headnurse).
Data infeksi nosokomial tahun 2015 yang akan dikumpulkan adalah surgical
site infection (IDO) dan infeksi yang berkaitan dengan pemakaian alat invasif (IADP,
VAP, HAP dan ISK). Khusus untuk VAP, IADP dan ISK akan dilakukan di ICU.
Tindak lanjut :
8
Sosialisasi kriteria VAP, IADP, ISK akan dilakukan untuk menyamakan persepsi
yang
dipertimbangkan
oleh
masing-masing
departemen
terkait.
Pembentukan kelompok kerja penyakit infeksi yang terdiri dari dokter spesialis
mikrobiologi klinik, farmakologi klinik, penyakit dalam, anak, kebidanan dan bedah
untuk membantu pemantauan penggunaan antibiotika dan penyususnan kebijakan
serta prosedur penanganan penyakit infeksi. Kelompok kerja ini dapat mendiskusikan
bersama kasus-kasus infesi yang komleks untuk membantu penatalaksanaan pasien
tersebut.
Tindak lanjut :
-
Koordinasi tempat dengan bagian tata usaha dalam pengaturan jadwal pertemuan
10
BAB VI
SASARAN
1. Sasaran Audience
a. Direksi
b. Seluruh karyawan
c. Pasien
d. Pengunjung
2. Sasaran Indikator
Menurunkan angka kejadian infeksi nosokomial :
a. Angka surgical site infection (ILO) < 2 %
b. Angka pneumonia karena ventilator < 10 kasus per 1000 hari pemakaian
ventilator ( NNIS Benchmark 5.1 % )
c. Angka pneumonia karena dirawat di rumah sakit < 10 kasus per 1000 hari
perawatan pasien dengan tirah baring ( NNIS Benchmark 5.1 % )
d. Angka Infusion Aliran Darah Primer (IADP) < 10 kasus per 1000 hari
pemakaian central vena line ( NNIS Benchmark 3.2% )
3. Angka Infeksi saluran kemih karena kateter (ISK) < 10 kasus per 1000 hari
pemakaian catheter urine (NNIS Benchmark 3%)
11
BAB VII
JADWAL PELAKSANAAN KEGIATAN
Tahun 2015
Kegiatan
No
Jan
1
2
3
4
5
6
10
-
Feb
Mar
Apr
12
Mei
Jun
Jul
Agu
Sep
Okt
Nov
Des
Tahun 2015
Kegiatan
No
Jan
11
12
13
-
14
15
16
Feb
Mar
Apr
penggunaan ruang
isolasi
Monitoring kepatuhan
Hand Hygiene
Monitoring kegiatan
IPCN
Rapat :
Bulanan
Triwulan
Tahunan ***)
(tahun berikutnya)
Pembuatan laporan
internal :
Triwulan
Tahunan ***)
(tahun berikutnya)
Pembuatan laporan
eksternal :
Laporan ke Kem
Kes,Din Kes Prop
Bali
Rapat Tinjauan
Manajemen
Tindak lanjut
rekomendasi
Laporan Tindak
Lanjut
13
Mei
Jun
Jul
Agu
Sep
Okt
Nov
Des
BAB VIII
EVALUASI PELAKSANAAN KEGIATAN DAN PELAPORANNYA
Kegiatan
Melaksankan Survelens
Rapat :
- Bulanan
- Triwulan
- Tahunan ***)
(tahun berikutnya)
9
Pembuatan laporan internal :
- Triwulan
- Tahunan ***)
(tahun berikutnya)
10
Pembuatan laporan eksternal :
14
Evaluasi
No
Kegiatan
Evaluasi
12
13
2. Pelaporan Kegiatan
Hasil pengolahan dan analisa data mutu, dituangkan dalam bentuk
laporan yang kemudian akan dilaporkan kepada Direksi setiap tiga bulan
sekali dalam Rapat Evaluasi Triwulan. Sedangkan hasil kegiatan
Pencegahan pengendalian Infeksi dilaporkan kepada Direktur setiap tiga
bulan sekali dalam bentuk laporan kejadian Infeksi di RS dengan analisa
dan rekomendasi.
Evaluasi tahunan dilakukan guna merangkum hasil pencapaian mutu
serta keselamatan pasien di semua instalasi dan unit kerja selama setahun.
Evaluasi tahunan menghasilkan laporan tahunan yang dilaporkan kepada
Direksi dalam Rapat Direksi. Pelaporan juga dilakukan secara eksternal
kepada Kementerian Kesehatan,Dinas Kesehatan Propinsi Bali.
Rapat Evaluasi Triwulan dan Tahunan akan menghasilkan
rekomendasi-rekomendasi yang harus dilakukan oleh instalasi dan unit
kerja. Rekomendasi yang dihasilkan merupakan cara atau sarana untuk
melakukan perbaikan dan pengembangan kualitas pelayanan. Selanjutnya
Tim PPI akan memantau pelaksanaan rekomendasi tersebut dan
melaporkan kembali kepada direksi.
15
BAB IX
PENCATATAN, PELAPORAN DAN EVALUASI KEGIATAN
Jenis Laporan
Laporan Bulanan
Laporan Insidentil
Laporan Triwulan
Waktu
Pelaporan
Bulanan
Sumber Data
Tujuan Laporan
- Form. Pencatatan
Kejadian Infeksi
Panitia PPI
Setiap ada
- Form. Laporan Kejadian
Kejadian Luar
luar biasa
Biasa
3 Bulanan
Laporan Tahunan
Tahunan
Tahunan
1
2
3.
4
5
Laporan harian A
Laporan harian B
Laporan harian C
Laporan Bulanan
Laporan Bulanan
Setiap hari
Setiap hari
Setiap hari
Setiap bulan
Setiap bulan
Panitia PPI
- Form. PDCA
- Laporan Bulanan
- Laporan Validasi dan
Benchmarking
- Laporan kejadian infeksi
- Form. PDCA
- Laporan Triwulan
- Laporan Bulanan
- Laporan Validasi dan Benchmarking
- Laporan kejadian infeksi
- Laporan tahunan
- Ruang rawat inap
Ruang rawat Inap
- Ruang rawat inap
- Ruang rawat inap
- Tim PPI
16
Direktur RS
Direktur RS
Dewan Pengawas
Kemen Kes
Dinas Kes Prop Bali
-Direktur RS
- Dewan Pengawas
IPCLN
IPCLN
IPCLN
IPCN
Panitia PPI
N
o
Jenis Laporan
Waktu
Pelaporan
Sumber Data
Tujuan Laporan
Infeksi Nosokomial
6
Laporan Triwulan
Laporan Tahunan
Setiap tiga
bulan
- Panitia PPI
Setiap tahun
- Panitia PPI
sekali
Direktur
Direktur,Kementerian
Kesehatan,Dinas
Kesehatan Propinsi
3. Evaluasi Program
Evaluasi program dibuat dalam bentuk pelaporan setiap tahun yang
diserahkan kepada Direktur RSU Dharma Yadnya.
17