NILAI-NILAI
PERJUANGAN
Disusun Oleh :
KAPTEN
BONGSU
BAB I
PENDAHULUAN
1.
Sejarah Permasalahan
Tahun
1932),
telah
dipilih
rakyat
Hutagodang
sampai
tenaga
prajurit
yang
berpengalaman
tentara
untuk
membantu. Maka saat itu Kapten Bongsu terpilih dan oleh tentara Jepang
dia dilatih menjadi tentara Gygun dan hingga mulai menyandang pangkat
sebagai Gyiusoi (Opsir). Singkat cerita berakhir penjajahan Jepang di
negara Indonesia. Pemerintah Republik Indonesia di Jakarta melalui
Presiden Soekarno Hatta menyatakan kemerdekanya yang jatuh pada
Tanggal 17 Agustus Tahun 1945.
Kapten Bongsu kembali aktif lagi berjuang yaitu pada bulan
Nopember Tahun 1945, beliau membentuk Angkatan Pemuda se-kota
semua
Komandan
Raund
untuk
mengatur
pengamanan
dan
menjadi
Komandan
Raund
(kesatuan
Harimau
Komandan Raund VII bernama Paul Lumban Tobing untuk wilayah daerah
Sibolga, Komandan Raund A sebagai pengawal Sektor IV oleh P.
Hasibuan , dan Komandan Sektor S, Majit Simanjuntak dan M.A Aritonang
untuk wilayah daerah Sibolga dan Barus Keberadaan tentara Belanda
pada zaman angresi ke II di kota Sibolga, itu bermula ketika mereka
terlebih dahulu melakukan penembakan penembakan dari jarak jauh
melalui pantai lautan Sibolga dengan Kapal Y.T.I Belanda.
Perlawanan sengit pun pecah dengan pasukan tentara pejuang
Indonesia hingga berminggu-minggu lamanya. Namun karena alat
persenjataan pasukan yang pimpinan Maraden Panggabean terbatas.
Pasukan itu terpaksa bersembunyi di hutan untuk menyelamatkan nyawa
masing-masing. Akhirnya tentara Kolonial Belanda dapat memenangkan
Pertempuran yang dimulai sejak pagi hari menimbulkan korban yang tidak
sedikit di pihak musuh, sebagian lari menyelematkan diri. Kapten Bongsu
menduga perang telah usai,
yang
bergelimpangan.
Beliau
turun
mengadakan
operasi
Kapten
Bongsu
Pasaribu
terpisah
dengan
badan,
BAB II
PERMASALAHAN
kesabaran,
dan
Bongsu
pengorbanannya
diri
maupun
memberikan
pengaruh
yang
positif
pada
masyarakat.
Hanya orang-orang yang bermental climbers yang akan mampu
menghadapi setiap rintangan yang dia hadapi. Karena sekali lagi pilihan
itu membutuhkan keberanian, kesabaran, dan pengorbanan di samping
tujuan yang ingin kita capai dengan keyakinan dan aksi yang benar.
Kita perlu sosok-sosok seperti Kapten Bongsu Pasaribuyang memberikan
kita inspirasi untuk berjuang. Sayangnya saat ini kita justru dikenalkan
dengan sosok-sosok yang tidak jelas kepribadiannya.
Lanjutan puisi Chairil Anwar yang berjudul Kapten Bongsu Pasaribu
:
MAJU
Ini barisan tak bergenderang-berpalu
Kepercayaan tanda menyerbu
Sekali berarti
Sudah itu mati
MAJU
Bagimu Negeri
Menyediakan api
mampu
menghadapi
krisis
yang
terjadi
dengan
nilai-nilai
Bongsu
Pasaribumemang
bukanlah
seorang
yang
Keberanian
Keberanian, itulah sifat seorang Pahlawan seperti Kapten Bongsu
Pasaribu . Tanpa keberanian inilah tidak mungkin Kapten Bongsu
Pasaribumampu
menghadapi
musuh-musuhnya.
Keberanian
untuk
mengatakan dan bertindak yang salah ada salah dan yang benar adalah
Kesabaran
Tidak ada keberanian yang sempurna tanpa kesabaran. Sebab kesabaran
adalah nafas yang menentukan lama tidaknya sebuah keberanian
bertahan
dalam
diri
seorang
kita
dulu
pemerintah
Belanda
pada
saat
itu.
Kesabaran
untuk
ternyata
berakhir
dengan
pengasingan
mereka.
Kapten
Bongsu
Pengorbanan
Seseorang disebut pahlawan karena timbangan kebaikannya jauh
mengalahkan
timbangan
keburukannya,
karena
kekuatannya
dan
kelemahannya
itu
tertelan
oleh
kebaikan
dan
kekuatannya.
Akan tetapi, kebaikan dan kekuatan itu bukanlah untuk dirinya sendiri,
melainkan merupakan rangkaian amal yang menjadi jasanya bagi
kehidupan masyarakat manusia (Anis Matta, 2004)
Sebaik-baik manusia adalah yang bermanfaat bagi orang lain.
Keinginan
Kapten
Bongsu
Pasaribuuntuk
menjadi Amirulmukminin
2.
3.