Anda di halaman 1dari 16

Mysterious Thing Crop Circles UFO Alien Archeology Science Universe

Misteri Jejak Kapal Selam U-Boat Nazi di Indonesia


Posted on November 21, 2013

Operasi Militer Kapal Selam U-Boat Nazi di Indonesia


Diangkat Jadi Film Hollywood
Arkeolog dan penyelam yang menemukan bangkai U-Boat, Shinatria Adhityatama (25), awalnya mendapatkan
informasi dari para nelayan lokal. Mereka mengaku menemukan kapal berbentuk tabung. Shinatria yakin kapal
itu pasti kapal selam. Dia melakukan riset dan menemukan fakta-fakta menarik.
Laporan ini di follow-up tim dari Pusat Arkeologi Nasional. Penelitian dimulai 4 November 2013 lalu dan
melibatkan 15 peneliti serta penyelam dari Yogyakarta.

Kapal Selam Jerman jenis U-Boat sedang docking di daratan (dry docking)

U-Boat adalah kapal selam andalan angkatan laut Hitler. Kapal selam ini menebar teror di Samudera Atlantik.
Dia mengkaramkan puluhan kapal dagang dan kapal perang milik Sekutu.
Shinatria menduga kapal itu merupakan U-168 dengan tipe IXc/40. Merupakan kapal selam jarak jauh untuk
menjelajah Samudera. Kapal selam itu karam karena ditorpedo.
Penemuan ini pertama kali dan sangat menarik. Baru sekali kita menemukan kapal selam U-Boat, katanya.
Ditemukan Bangkai U-Boat 168 Nazi di Laut Jawa
Bangkai kapal selam Nazi Jerman tipe Unterseeboot atau U-Boat ditemukan di dasar Laut Jawa. Penemuan ini
besar artinya karena memperkuat bukti sejarah Perang Dunia II dan kehadiran sejumlah tentara Jerman di
Indonesia.
Baru pertama ini kita menemukan reruntuhan kapal selam Jerman. Kalau kapal perang sisa perang dunia II
sudah sering, tapi kapal selam apalagi jenis U-Boat baru kali ini, kata Ketua Tim Peneliti Pusat Arkeologi
Nasional Bambang Budi Utomo, Selasa (19/11/13).

Kapal Selam Jerman jenis U-Boat

Dari data yang kita peroleh, kapal selam U-Boat itu berjenis U-168. Panjangnya 76 meter dengan garis tengah
4,9 meter, kata Bambang.
Arkeolog dan penyelam yang menemukan bangkai U-Boat, Shinatria Adhityatama (25), meyakini saat perang
dunia II, cukup banyak kapal selam Jerman yang lalu lalang di perairan Indonesia.
Dari data kami jumlahnya cukup besar, bahkan mencapai satu armada. Dari Prancis saja dikirim 11 kapal, tapi
yang sampai di Indonesia diperkirakan cuma 5 atau 6. Belum dari pangkalan U-Boat lain karena kita tahu,
pangkalan U-Boat di Eropa ada di beberapa tempat, seperti Norwegia dan lainnya, kata Shinatria, Selasa
(19/11/13) malam.
Penemuan Barang-Barang dan Tengkorak di U-Boat 168
Shinatria Adhityatama (25) tak bisa melukiskan perasaannya saat menyelam memasuki reruntuhan bangkai
kapal selam yang sudah terkubur 70 tahun lamanya di dasar Laut Jawa. Riset arkeolog asal Universitas Gajah
Mada (UGM) selama dua tahun terbayar sudah.
Kapal selam U-Boat kebanggaan Angkatan Laut Nazi Jerman itu ditemukan di dasar laut. Lokasinya 10 jam
pelayaran ke arah timur dari Pulau Karimun Jawa.
Sejumlah bukti yang menguatkan kapal selam merupakan milik Nazi
diperoleh dari reruntuhan itu.
Kini barang-barang dibawa untuk diteliti di Kantor Pusat Arkeologi
Nasional. Sementara bangkai kapal tetap dibiarkan di tempat semula.
Ada 2 buah piring bagian belakang identitas rajawali dan swastika, seperti
dipakai tentara Jerman.
Penampakan bangkai kapal selam yang karam

Selain itu ditemukan baterai, penutup panel listrik dan sakelarnya, juga

U-Boat 168 milik Nazi Jerman di dasar Laut Jawa.

kancing baju diameter 2 cm, dengan gambar jangkar. Lalu binocular,


kacamata selam, dan selang pernapasan.
Saat itu gelap, banyak endapan di reruntuhan kapal itu. Kondisi kapal sudah porak poranda, buritan sudah
hilang, kata Shinatria. Kami juga temukan kerangka manusia. Kalau tengkorak ada sekitar 4-6, dugaan kami
itu awak kapal U-Boat, katanya.
Operasi Militer Tentara Hitler ke Laut Jawa
Menurut Shinatria, U-Boat bertugas untuk menghancurkan garis suplai sekutu dari Asia Tenggara. Termasuk
jalur logistik Inggris dari India. Kekuatan Kapal Selam U-Boat tergabung dalam Monsoon Group atau The
Gruppe Monsun.
Mereka juga bekerjasama dengan Jepang sebagai sekutu. Jerman membantu mengamankan perairan Pasifik
yang dikuasai Jepang, jelasnya.
Pada masa perang dunia II, belasan U-Boat beroperasi di perairan Indonesia. Mereka bertugas menghancurkan

suplai sekutu dari Asia Tengara serta membantu Jepang menjaga Samudera Hindia.

Beberapa awak Kapal Selam (Submarine) U-Boat 168 Nazi Jerman sedang digeladak kapal tersebut.

Selain Jerman dan Jepang juga berbagi teknologi militer. Mereka juga diduga berbagi pangkalan kapal selam.
Saat Perang Dunia, diketahui ada pangkalan U-Boat di Pulau Penang, Batavia dan Surabaya.
Jadi mereka melakukan operasi gabungan di Indonesia. Di perairan inilah satu-satunya ada operasi gabungan
angkatan laut Jerman dan Jepang, tutur Shinatria.
U-Boat 168 karam di terpedo Belanda, 6 Oktober 1944
Jika benar itu adalah bangkai U-Boat seri U-168 sesuai pernyataan Ketua Tim Peneliti dari Pusat Purbakala
Nasional Bambang Budi Utomo, maka itu adalah kapal selam yang kandas ditorpedo saat patroli keempatnya.
Dari data situs U Boat Nazi Jerman, seri U-168 keluar dari galangan pada 15 Maret 1941 di Bremen. Setelah itu,
U-Boat tersebut berpatroli di perairan Eropa sebelum dikirim ke Samudera Hindia. Nahas, U-Boat tersebut
karam ditorpedo kapal selam Belanda HrMs Zwaardvisch.
Selama berpatroli, U-Boat U-168 total mengandaskan tiga kapal musuh dengan bobot gabungan 8.008 ton dan
merusak satu kapal musuh berbobot 9.804 ton.
Patroli pertama, U-168 adalah keluar dari Kiel pada 3 Maret 1943 lantas menuju Kattegat dan Skaggerak
sepanjang garis pantai Norwegia. Lewat celah antara Islandia dan Kepulauan Faroe, U-168 masuk ke Samudera
Atlantik dan barat daya Greenland. Dia mencapai Lorient, Prancis pada 18 Mei tahun yang sama.

Sebuah U-Boat Nazi Jerman sedang dihujani peluru dari pesawat sekutu.

Patroli kedua, menuju wilayah Samudera Hindia dengan mampu mengandaskan kapal Inggris SS Haiching
sekitar 130 km barat daya Mumbai (India) pada 2 Oktober 1943. Patroli kedua berakhir di Penang, Malaysia pada
11 November.
Patroli ketiga, U-168 mulai berangkat dari Penang pada 7 Februari 1944. Inilah patroli tersukses U-168. Mereka

mengandaskan kapal antara lain HMS Salviking berbendera Inggris di selatan Srilanka pada 14 November.
Lantas kapal berbendera Yunani Epaminondas Embiricos 210 km utara Maladewa dan terakhir mereka merusak
kapal berbendera Norwegia Fenris tetapi kehabisan torpedo sehingga kapal Norwegia itu selamat sampai
Mumbai.
Patroli keempat, U-168 dilakukan di Laut Jawa hingga kapal selam itu menemui ajal. Berawal dari patroli 5
Oktober 1944 kapal meninggalkan Batavia (sekarang Jakarta).
Dini hari tanggal 6 Oktober 1944, kapal selam itu akhirnya di torpedo
musuhnya dari Belanda yaitu kapal selam Hn.Ms. Zwaardvisch (P-322)
sebuah kapal selam atau Submarine dari kelas-T (T class).
Kapal selam U-168 milik Nazi Jerman itupun akhirnya karam dan
bangkainya baru ditemukan 69 tahun kemudian, pada tahun 2013.
Saat ini sejumlah barang dari kapal selam U-168 milik Nazi Jerman
sudah diangkut untuk diteliti. Namun bangkai kapal bersejarah itu

Kapal selam Belanda Hn.Ms. Zwaardvisch (P-322) yang


menerpedo U-Boat168 milik Nazi Jerman dan akhirnya

masih tetap ada di dasar Laut Jawa.

membuat U-boat 168 tenggelam di Laut Jawa.


(uboat.net)

Helmut Pich, komandan U-Boat 168


Kapal selam U-168 dikomandani oleh Helmut Pich. Dia sebenarnya perwira kebanggaan militer Nazi Jerman.
Sebelum memegang U-168, Helmut Pich juga sudah pernah berkarier di U-Boat seri U-180 di Samudera Hindia.
Helmut Pich lahir di Rastenburg, Jerman pada 26 Juni 1914. Dia bergabung dengan AL Nazi Jerman pada 1934,
pada usia 20 tahun. Pada 1939-1941, dia ditugaskan ke AU Nazi menjadi pilot pesawat tempur. Dia kemudian
menjalani latihan sebagai awak U-Boat pada Oktober 1941 sampai Maret 1942.
Tugas pertamanya adalah bersama U-Boat seri U-103 di mana kapal itu berhasil mengandaskan 9 kapal musuh
berbobot total 42.000 ton.
Kisah Helmut Pich di U-168 sendiri sebenarnya banyak diisi kegemilangan.
U-168 mampu membuat karam tiga kapal musuh dan merusak satu kapal
musuh lainnya.
Dikutip dari situs U-Boat, Pich dianggap sukses sehingga diserahi tugas
membawa U-Boat lebih modern seri U-168. Adaptasi terhadap mesin perang
baru itu dilakukan di Bremen dan sekitar Laut Baltik.
Dari sinilah petualangan Pich dimulai hingga ke Samudera Hindia. Kisah
suksesnya dengan mengandaskan tiga kapal musuh dan merusak satu kapal
besar berbendera Norwegia, Fenris.
Nahas, pada 6 Oktober 1944, U-168 ditorpedo kapal selam Belanda dan karam di Laut Jawa. 23 Awak tewas dan
27 orang lainnya selamat termasuk Pich. Dia ditawan hingga Maret 1947 sebelum bebas. Pich meninggal pada
1997 pada usia 82 tahun.
Diduga ada Satu Lagi U-Boat Karam di Laut Jawa, U-Boat 183
Dari riset yang kami lakukan ada dua bangkai U-Boat di Indonesia. Ada U-168 di torpedo kapal selam Belanda.
U-183 tenggelam ditorpedo AS. Dugaan kami, yang kemarin ditemukan adalah U-Boat U-168, kata Arkeolog dan
penyelam yang menemukan bangkai U-Boat, Shinatria Adhityatama (25).
Jadi, rupanya masih ada bangkai U-Boat lagi selain yang ditemukan sebelumnya. Shinatria dan timnya pun
punya ambisi untuk melakukan pencarian pada bangkai kedua. Mereka menduga masih ada satu kapal selam
U-boat Nazi Jerman lagi di lokasi tersebut, U-Boat U-183.

U-Boat 183 (Type IX-C40) milik Nazi Jerman yang juga tenggelam di Laut Jawa.

Jika benar U-Boat U-183 bersemayam di laut tersebut, maka akan menjadi cerita tersendiri bagi Kapten Fritz
Schneewind, komandan di kapal selam itu. Fritz Schneewind merupakan bangsa Jerman kelahiran Padang,
Sumatera Barat, Indonesia, 10 Apr 1917.
Fritz Schneewind muda kemudian bergabung Kriegsmarine atau Angkatan Laut
Jerman pada tahun 1936.
Dia adalah seorang calon prajurit di Akademi Angkatan Laut di Flensburg dari
Oktober 1939 sampai Agustus 1940.
Selama waktu ini dia juga bertugas di kapal berlayar Leo Schlageter dari Maret
sampai Juni 1940. Dari Agustus to Oktober 1940, Schneewind bertugas di logistik
Kriegsmarine di Boulogne.
Karier makin moncer, hingga dia naik pangkat Kapten dan pada 20 November 1943. Kemudian Schneewind
mengambil komando U-183 di Singapura.
Kapal itu beroperasi di Samudera Hindia sebagai bagian dari kelompok Monsun. Schneewind berhasil
menyelesaikan 4 patroli dengan perahu. Selama patroli ini dia tenggelam atau hancur 3 kapal selama hampir
18.000 ton.
Selama kariernya, Schneewind sudah menenggelamkan lima kapal yang
memiliki total berat 30,052 ton dan satu kapal seberat 6,993 ton.
Pada patroli ke lima, U-183 yang dikomandani Schneewind akhirnya karam
di torpedo kapal selam Amerika USS Besugo (SS-321) dari Kelas Balao
(Balao-class) di Laut Jawa dan akhirnya membuat U-183 tenggelam.
Sisaat tenggelam, U-183 hanya menyisakan satu orang awak yang selamat
dari keseluruhan 55 orang awak buah kapal, pada 23 April 1945 pukul 13.00
WIB.

Kapal Selam Amerika,USS Besugo (SS-321) dari


Kelas Balao (Balao-class) yang menerpedo
U-boat 183 milik Nazi Jerman dan membuat
U-boat 183 juga tenggelam dilaut Jawa

Dari 55 awak yang tewas itu, termasuk Kapten Schneewind yang tewas pada
usia 28 tahun di negara kelahirannya Netherlands Indies yang akhirnya
bernama Indonesia, tepatnya di Laut Jawa.
U-Boat Nazi Jerman di Indonesia
Tak banyak orang yang mengetahui bahwa selama penjajahan militer Jepang di bumi Indonesia (1942-1945),
beberapa satuan kapal selam Jerman ikut andil disini untuk membantu Jepang dalam peperangannya melawan
Sekutu di Asia (seperti diketahui, Jerman dan Jepang bersekutu melawan Amerika dan kawan-kawan selama
berlangsungnya Perang Dunia II).
Meskipun peranan mereka nyaris dilupakan dan bahkan tak banyak orang yang mengetahuinya, tapi satuan
kapal selam Jerman ini, tak bisa dipungkiri, telah mewarnai salah satu babakan dalam sejarah Indonesia yang
paling kelam.
Pada masa itu, kapal-kapal selam Jerman (U-boat) bersiaga di Samudera Hindia. Itu terjadi dalam Perang Dunia
II. Bagi Jerman, itu merupakan sebuah keputusan politik strategis. Memang, kawasan ini jauh dari Jerman dan

juga negara-negara taklukannya di Eropa dan Afrika.


Yang pasti, armada kapal selam Asia Pasifik yang biasa disebut Wolfpack
itu mempunyai jumlah personil terbesar setelah armada milik Jepang
sendiri yang berbasis di perairan Indonesia.
Tiga tempat pelabuhan utama yaitu Penang, Jakarta dan Sabang adalah
tempat yang biasa menjadi persinggahannya.
Meskipun U-boat yang bertugas di Timur Jauh tidak seterkenal yang

Basis U-boat Jerman di Malaya (Malaysia) dan


Indonesia (Netherlands Indies) tahun 1944-1945.

lain, tapi sebenarnya lingkup tugas mereka membutuhkan sumber daya


yang tidak sedikit, juga jumlah U-boat yang banyak. Masalahnya
terletak karena ketidakmampuan Jerman bila harus mengirim satuan kapal selamnya ke tempat-tempat yang
jauh.
Saat itu teknologi kapal selam belumlah secanggih sekarang. Karenanya, pada akhir tahun 1942 Hitler
memutuskan untuk membangun saja pangkalan kapal selam di Asia, dan mulailah berdatangan selusin U-boat
yang bertugas untuk menyerang kapal-kapal Sekutu di perairan tersebut.
Grup pertama kapal selam Jerman yang berangkat adalah Gruppe Monsun, yang terdiri dari 11
kapal
Awalnya, kehadiran U-boat Jerman di Indonesia menjalani hari-hari yang menyenangkan. Waktu itu situasinya
masih sepi dari perang di laut. Setidaknya, happy days itu terasa bila dibandingkan dengan situasi di Samudera
Hindia selebihnya. Namun, ketika memasuki tahun 1943, keadaan jadi genting, dan situasinya tak kalah
berbahaya bila dibandingkan dengan situasi di Laut Utara.
Jepang menguasai seluruh semenanjung Asia di tahun 1943. Inggris disingkirkan, dan Belanda digusur dari
bumi Indonesia. Meningkatlah ketegangan di Pasifik Selatan. Inggris dan Belanda tentu saja tidak rela
meninggalkan wilayah jajahan yang telah dikuasainya beratus tahun begitu saja.
Mereka berusaha untuk kembali menuntut balas sekaligus berupaya merebut kembali bekas wilayah
kolonialismenya. Mereka datang tidak sendiri-sendiri, tapi beserta kekuatan Sekutu lainnya.
Sebagai sekutu Jepang sejak berakhirnya Perang Dunia Pertama, Jerman
konsisten berjuang bahu-membahu. Apalagi musuh yang dihadapinya
disini adalah musuhnya juga di Eropa.
Tak tanggung-tanggung, Jerman mengirimkan 8 kapal selamnya, U-859
dan UIT-23 (kapal selam eks Italia yang diserahkan untuk Jerman di
Singapura, 10 September 1943).
Kapal-kapal selam tersebut dipasang di Teluk Benggala sebagai pengaman

Dibawah bendera Matahari Terbit dan Swastika

pintu masuk di Selat Malaka, yang memakai Sabang dan Penang sebagai

(yang dipasang terbalik!), para pelaut Jerman &


Jepang dalam resepsi penyambutan awak U-511 di

pelabuhan sandar.

Penang tahun 1943.

Untuk mengawal Jawa hingga ke Laut Cina Selatan, di utara Jawa


ditempatkan U-168 dan U-183. di Laut Selatan Jawa dipasang U-196. di perairan timur ditempatkan U-537. Di
samping itu, terdapat juga kapal-kapal selam U-195 dan U-219 yang turut mendukung operasi melawan Sekutu.
Dari berbagai pertempuran laut yang dijalaninya, para U-boat Jerman itu telah mencatat berbagai prestasi, juga
kegagalan, terutama selama berada di perairan Indonesia dan sekitarnya.
Memang buku-buku sejarah di Indonesia belum mencatat berbagai peristiwa itu, padahal banyak soal penting
yang berkaitan dengan sejarah bangsa-bangsa. Tapi syukurlah, beberapa sejarawan dunia mencatatnya, karena
biasanya sejarah hanya dicatat dan dikarang hanya oleh sang pemenang.
Menguasai Sumber Daya Alam Indonesia
Invasi Jepang dan perkembangan perang menimbulkan krisis bahan baku, dan krisis itu juga dialami oleh
Jerman. Di masa perang, Jerman amat membutuhkan timah, molybdenum, karet dan kina, yang semuanya

harus didatangkan dari Timur Jauh.


Seperti dicatat Bennet dalam bukunya yang berjudul Arca Domas, 90% kebutuhan kina dunia waktu itu
dipenuhi oleh perkebunan Belanda di Jawa dan Sumatera yang telah jatuh ke tangan Jepang. Bagi Jerman, tidak
mungkin mengangkut komoditi itu tanpa pengawalan angkatan laut, mengingat pelayaran yang panjang lagi
berbahaya ke Eropa.
U-Boat sekaligus menjadi kurir mengangkut sumber daya alam mentah yang sangat dibutuhkan Jerman (yang
paling utama adalah karet). Kenyataannya, dari total 41 U-boat yang pernah merasakan bertugas di perairan
Indonesia, hanya dua yang kembali ke Jerman!

Sebuah Kapal Selam jenis U-Boat sedang merapat di dermaga untuk mengangkut hasil alam.

Untuk mengamankan dan membangun transportasi tertutup, Jerman memodifikasi kapal-kapal selamnya
menjadi kapal kargo. Kapal U-219 yang tadinya berada di Prancis ditarik kembali untuk mengambil lempengan
logam di Timur Jauh. Begitu pula U-180, U-195, dan U-234, yang tadinya dipakai sebagai kapal selam tempur,
dikonversi menjadi kapal selam transportasi barang!
Betapa pentingnya misi transportasi ini dibuktikan dari fakta ketika pada pertengahan musim gugur tahun
1945 dalam saat-saat terakhir kekuasaan Hitler, kapal-kapal selam ini masih berlayar ke Timur Jauh! Namun
kapal-kapal selam U-234, U-874, dan U-875, yang memuat 170 ton merkuri, lempengan logam, dan gelas optik,
tidak pernah kembali ke Eropa dan entah dimana hilang dan karamnya!
Serdadu Jerman Akhirnya Tinggal dan Memiliki Usaha di Indonesia
Bersama dengan kedatangan tentara Jepang ke Indonesia, kembali pula pengaruh Jerman di wilayah ini. Pada
Mei 1943, Angkatan Laut Jerman mendapat persetujuan militer Jepang untuk melakukan usaha dagang di
Indonesia.
Tanah tempat dibangunnya makam tentara Jerman ini mulanya adalah milik dua orang Jerman bersaudara,
yaitu Emil dan Theodor Hellferich.
Mereka membeli tanah seluas 900 hektar di situ dan kemudian dan
membangun pabrik dengan keuntungan dari perkebunan teh. Pabrik
teh yang dibangun di sini dilengkapi dengan kabel pengangkut untuk
membawa daun teh dari perkebunan ke pabrik.
Kakak tertua dari dua bersaudara ini adalah Karl Helfferich, yaitu
mantan wakil perdana menteri di bawah Kekaisaran Jerman-Austria.
Pasukan Jerman merapat dengan U-boat Nazi Jerman.

Karena itulah kedua orang saudaranya kemudian membangun sebuah


monumen untuk memperingati Deutsch-stasiatisches Geschwader
(Armada Jerman Asia Tenggara) yang dipimpin oleh Admiral Graf Spee yang ditenggelamkan oleh tentara
Britania.
Perwira muda Von Friedeburg di kemudian hari menjadi Admiral Jenderal dan mengakhiri hidupnya pada 23
Mei 1945 karena Jerman menyerah kalah dalam Perang Dunia II. Anak laki-lakinya, Ludwig von Friedeburg,
adalah seorang sosiolog terkenal dan antara 1969-1974 menjadi menteri pendidikan di negara bagian Hessen,

Jerman.
Invasi Jepang ke Indonesia
Pada 1928, Helfferich bersaudara kembali ke Jerman. Mereka menyerahkan kepercayaan pengelolaan
perkebunan teh itu kepada Albert Vehring dari Bielefeld. Vehring telah banyak berpengalaman dalam mengelola
perkebunan teh di Niugini.
Ketika Jerman menginvasi Belanda pada 1939, pemerintah Belanda menangkapi orang-orang Jerman yang ada
di Indonesia, termasuk Albert Vehring. Perkebunan Helfferich pun diambil alih oleh Belanda.

Kapal selam kapal selam U-boat bersandar di dermaga. (ibiblio.org)

Di kemudian hari, setelah invasi Jepang ke Indonesia, Vehring berhasil bebas dan pemerintah Jerman
memproklamasikan berdirinya Republik Nias. Fischer, Komisaris perusahaan Bosch, diangkat menjadi perdana
menteri, sedangkan Albert Vehring menjadi menteri luar negeri.
Atas persetujuan Jepang pula, tanah dan vila Helfferischs di perkebunan teh Cikopo dekat Arca Domas
dikembalikan kepada pihak Jerman. Albert Vehring pun kembali ke tempat itu. Daerah perkebunan ini
dijadikan tempat istirahat bagi awak kapal setelah melakukan pelayaran panjang mengelilingi Afrika.
Sisa Serdadu Nazi Jerman Pasca Kemerdekaan di Indonesia
Pada akhir perang, terdapat 250 orang serdadu Jerman di Indonesia yang diangkut dengan kapal selam.
Sementara itu, Perang Kemerdekaan masih berkecamuk antara Indonesia dan Belanda.
Pada waktu itu sejumlah orang di antara mereka (serdadu-serdadu Jerman) yang tewas adalah: tiga perwira
dibunuh oleh orang Indonesia, lima lainnya ada yang meninggal karena sakit dan ada pula yang tertembak
dalam perjalanan kereta api dari Bandung ke Jakarta.
Jadi, delapan orang Jerman tewas selama periode tersebut. Sisanya menyelamatkan diri di pulau Onrust,
sebelum dipulangkan kembali ke Jerman tahun 1946.

Tentara Jerman diatas U-boat

Pengamat sejarah militer Jerman di Indonesia, Herwig Zahorka, mengatakan bahwa Letnan Friederich Steinfeld
meninggal di Surabaya akibat disentri dan kurang gizi saat ditawan Sekutu. Keterangan ini diperoleh dari
mantan awak U-195 yang bermukim di Austria, Peter Marl (82 tahun) dan mantan awak U-195 lainnya, Martin
Mller yang datang ke makam tahun 1999.
Sedangkan Letnan Satu Laut Willi Schlummer dan Letnan Insinyur Wilhelm Jens, tewas dibunuh pejuang
kemerdekaan Indonesia dalam Gedung Jerman di Bogor, 12 Oktober 1945. Kemungkinan, mereka disangka
orang Belanda apalagi aksen bahasanya mirip.
Letnan Laut W. Martens terbunuh dalam perjalanan kereta api dari Jakarta ke Bogor. Kopral Satu Willi
Petschow meninggal 29 September, karena sakit saat di Perkebunan Cikopo, serta Letnan Kapten Herman
Tangermann meninggal karena kecelakaan pada 23 Agustus tahun yang sama.
Kendati saat itu terjadi salah sasaran karena disangka orang Belanda, namun kemudian banyak orang Indonesia
mengenali ternyata mereka orang Jerman. Ini kemudian menjadikan hubungan tersebut menjadi
persaudaraan, kata Zahorka, pensiunan direktur kehutanan Jerman, yang bermukim di Bogor dan menikahi
wanita Indonesia.
Indonesia Dipasok Peralatan Perang Oleh Jerman
Salah satu yang tak diketahui orang banyak juga tak tercatat dalam tulisan sejarah adalah pada saat berakhirnya
perang antara Nazi yang bersekutu dengan Jerman melawan Belanda yang bersekutu dengan Amerika dan
Inggris, terjadi suatu pemberian senjata oleh pihak Jerman.
Saat Jerman kalah, masih banyak kapal-kapal Jerman yang masih berada atau akan melintas perairan Indonesia
untuk pulang ke Jerman akibat telah berakhirnya perang tersebut.

Tantara Jerman sedang melaksanakan upacara bendera dengan mengibarkan bendera Nazi di atas kapal selam U-boat.

Akibat Jerman telah kalah perang, maka kapal-kapal Jerman tersebut tidak boleh bersenjata lagi. Namun di
kapal-kapal Jerman yang sedang berlabuh atau sedang melintas perairan Indonesia masih banyak terdapat
amunisi, terpedo, bom dan bahan peledak lainnya. Maka muatan-muatan bahan peledak dan peralatan perang
tersebut diberikan kepada pihak indonesia, secara gratis.
Sedangkan tak berapa lama lagi, pihak Belanda dengan membonceng pasukan sekutu yaitu Inggris dan Amerika,
ingin kembali menguasai Indonesia. Maka terjadilah pertempuran untuk mempertahankan kedaulatan
Indonesia dari rakyat Indonesia setelah tahun 1945.
Untungnya, senjata dan bahan peledak Jerman yang telah diberikan secara gratis dari kapal-kapal itu dapat
menjadi modal untuk membantu membela tanah air Indonesia. Akibatnya pihak Inggris dan sekutunya kalah
saat akan menguasai Indonesia kembali.
Sejarah harusnya mencatat, bahwa satu-satunya negara sejagat yang tak bisa diinvasi oleh Inggris adalah
Indonesia, the one and only. Namun sejarah selalu ditulis oleh sang pemenang perang secara global, dalam hal
ini negara sekutu.
Itulah salah satu keberuntungan Indonesia akibat diberikannya peralatan perang dan alat peperangan lainnya
dari pihak Jerman. Jika tidak, mungkin sejarah tak mencatat bahwa Indonesia berhasil mempertahankan
kedaulatannya.
Semua akibat baiknya pasukan Jerman yang secara tak sengaja mensuplai Indonesia dengan peralatan
perang hasil dari isi kapal-kapal perang Jerman tersebut, termasuk kapal selam-kapal selam U-boat.
Saksi Bisu Kompleks Pemakaman Arca Domas, Cikopo, Bogor

Pemakaman Arca Domas, Cikopo, Bogor.

Serdadu-serdadu Jerman yang meninggal di Indonesia dimakamkan di Arca Domas, Cikopo, yang berada di kaki
Gunung Pangrango, Bogor. Di pemakaman tersebut terdapat tugu yang didirikan pada tahun 1926 sebagai
peringatan atas Skuadron Asiatik (Ostasiatischen Beschwader), satuan angkatan laut Jerman pada Perang
Dunia I yang melakukan tugas perang di Samudera Hindia dan Samudera Pasifik.
Pemakaman Cikopo

jadi semacam kubur terhormat bagi pelaut.

Kuburan itu juga merupakan jejak tersendiri bagi kolonialisme Eropa di


Hindia Belanda.
Di situ orang bisa mengingat betapa Jerman bukan hanya pernah
mengirim serdadu ke sini, tapi orang Jerman juga pernah membuka
perkebunan yang amat luas disini yang kemudian sebagian kecil darinya
menjadi kompleks pekuburan yang kini menjadi Arca Domas.
Tugu Pahlawan Jerman, Arca Domas adalah sebuah kompleks yang terdiri
dari sebuah tugu dan tanah pekuburan dengan sepuluh makam tentara
Jerman dengan nisan berbentuk salib besi berwarna putih salju.
Di monumen tersebut ditulis kata-kata dalam bahasa Jerman yang
berbunyi:

Tugu peringatan mengenang armada Jerman yang


dihancurkan Inggris tahun 1914 di Deutscher
Soldatenfriedhof, Cikopo Bogor.

Untuk para awak Armada Jerman Asia Tenggara yang pemberani


1914. Dibangun oleh Emil dan Theodor Helfferich.
Tugu ini diresmikan pada 1926 ketika kapal penjelajah Jerman Hamburg berkunjung ke Jawa. Seorang perwira
muda kapal itu, Hans-Georg von Friedeburg, menulis tentang upacara itu dalam bukunya yang berjudul:
32 000 Seemeilen auf blauem Wasser: Erlebnisse auf der Weltreise des
Kreuzers Hamburg' (32.000 mil laut di laut biru: Pengalaman dalam
perjalanan keliling dunia dengan kapal penjelajah Hamburg) .
Delapan nisan masih dikenal namanya, sementara dua lagi sudah tidak
dapat dikenali dan tidak bernama.
Dari batu-batu nisan ini dapat diketahui bahwa para tentara Jerman yang
dimakamkan di situ meninggal dunia pada 1945.

Untuk para awak Armada Jerman Asia Tenggara


yang pemberani 1914. Dibangun oleh Emil dan
Theodor Helfferich.

Bentuk salib nisannya menyerupai tanda tambah dan sangat besar,


berbeda dengan salib Belanda. Kompleks pekuburan kecil ini dinaungi
sebuah pohon besar yang tinggi dan sangat rindang.
Taman makam pahlawan Jerman ini dipelihara oleh Organisasi Perawatan Taman Makam Pahlawan Jerman.
Karena peraturan pemerintah Indonesia, tanah Arca Domas ini tidak dapat dibeli oleh pemerintah Jerman.
Tugu Pahlawan Jerman ini terletak di lereng Gunung Pangrango, sekitar
15 km dari Gadog, Ciawi, Jawa Barat. Jalan menuju makam ini sangat
sulit dan sempit.
Jika ditempuh dari jalan raya Cikopo Selatan, perlu waktu sekira
setengah jam untuk sampai ke lokasi makam di Kampung Arca Domas,
Desa Sukaresmi, Kec. Megamendung, Kab. Bogor. Akan tetapi,
kendaraan harus berjibaku dulu menempuh jalan berbatu tanpa aspal
dengan jurang di satu sisi.

Kuburan para pelaut Jerman di Deutscher


Soldatenfriedhof, Cikopo Bogor.
(alifrafikkhan.blogspot.com)

Makam sepuluh orang angkatan laut Nazi Jerman, dua di antaranya


awak kapal selam U-195 dan U-196, di Kampung Arca Domas Desa
Sukaresmi Kab. Bogor, menjadi saksi bisu kehadiran pasukan Nazi Jerman di Indonesia pada Perang Dunia II.
Anehnya, tidak banyak warga setempat yang tahu keberadaan makam tentara Jerman tersebut. Mereka hanya
tahu ada tempat pemakaman di ujung jalan.

Padahal, di tempat terpencil itu terbaring jasad sepuluh tentara Angkatan Laut Nazi Jerman (Kriegsmarine)
yang meninggal di Indonesia, sesaat setelah Jepang menyerah pada Sekutu, Agustus 1945.

Luas areal pemakaman yang diteduhi pohon kamboja itu, kira-kira 300 meter persegi. Sekeliling makam
ditumbuhi tanaman pagar setinggi satu meter. Pintu masuknya dihalangi pagar bambu.
Dekat pintu masuk, berdiri tugu peringatan Deutscher Soldatenfriedhof yang dibangun Kedubes Republik
Federal Jerman di Jakarta untuk menghormati prajurit Jerman yang gugur.
Mereka adalah Komandan U-195 Friederich Steinfeld dan awak U-195, Dr Heinz Haake. Lainnya adalah pelaut
Jerman, Willi Petschow, W. Martens, Wilhelm Jens, Hermann Tangermann, Willi Schlummer,
Schiffszimmermann (tukang kayu kapal laut) Eduard Onnen.
Dua nisan terpisah adalah makam tentara tidak dikenal (Unbekannt).
Sebagai penghargaan pada agama tua yang telah ada di Jawa, mereka juga
membangun patung Buddha dan Ganesha di kedua sisi monumen itu.
Mengenai keberadaan dua arca di makam tersebut, Zahorka mengatakan,
arca-arca itu sengaja disimpan sebagai penghormatan kepada budaya warga
setempat.
Warga Kampung Arca Domas, Abah Saad (76 th), seorang saksi hidup
peristiwa penguburan tentara Jerman di kampungnya, Oktober 1945.
Saat itu, usianya 15 tahun. Ia ingat, prosesi pemakaman dilakukan puluhan
tentara Nazi Jerman secara kemiliteran. Peristiwa itu mengundang
perhatian warga.

Foto ini berasal dari Mark Bando, peneliti sejarah


Amerika yang khusus meneliti unit-unit pasukan
Parasut Amerika. Dalam salah satu penelitiannya
tentang Divisi Airborne ke-101, dia bertemu

Waktu itu, masyarakat tidak boleh mendekat. Dari kejauhan, tampak

dengan Wilson Boback, salah seorang veteran


yang ikut bertempur di Belanda dalam Operasi

empat peti mati diusung tentara Jerman, serta sebuah kendi yang katanya

Market Garden bulan September 1944. Unit


Boback berhadapan dengan bagian dari pasukan

berisi abu jenazah. Tentara Jerman itu berpakaian putih, dengan dipimpin
seorang yang tampaknya komandan mereka karena menggunakan topi pet,
tuturnya.

Landstorm Nederland (simpatisan Jerman di


Belanda) dan Boback berhasil membunuh salah
satunya. Dia kemudian menggeledah mayat si
prajurit, dan menemukan sebuah foto yang
jelas-jelas merupakan orang Indonesia (saat itu
masih bernama Hindia-Belanda) yang sedang

Sepengetahuan Abah Saad, mulanya, makam tentara Jerman itu hanya


ditandai nisan salib biasa, sampai kemudian ada yang memperbaiki makam
itu seperti sekarang. Keasrian dan kebersihan makam tersebut tidak lepas

memakai seragam Legion Nederland (kerah


wolfs hook plus perisai dan cufftitle buatan
Belanda), bersama dengan helm khas Jerman
berkilauan lengkap dengan lambang LN.
(terselubung.blogspot.com)

dari peran penunggu makam, Mak Emma (65) yang dibiayai Kedubes
Jerman dua kali setahun.
Biasanya, setiap tahun ada warga Jerman yang menjenguk makam pahlawan negaranya itu, ujarnya.

Namun, dia kurang tahu sejarah makam itu karena baru diboyong suaminya (pensiunan karyawan Perkebunan
Gunung Mas) 10 tahun lalu. Ia meneruskan pekerjaan suaminya (alm.) menjadi kuncen.

Kini, setiap tahun minggu kedua bulan November, yang merupakan Hari Peringatan (Commemoration Day) di
Jerman, banyak orang Jerman disini yang mempunyai kebiasaan untuk berziarah ke Cikopo dan mengadakan
upacara untuk mengenang korban perang.
Makam itu terletak di lahan Afdeling Cikopo Selatan II Perkebunan Gunung Mas. Dahulu, makam itu dirawat PT
Perkebunan XII (kini PT Perkebunan Nusantara VIII) selaku pengelola Perkebunan Gunung Mas.
Namun sejak beberapa tahun terakhir perawatan makam dibiayai pemerintah Jerman. Lahan yang bersebelahan
dengan makam tadinya areal tanaman teh dan kina. Akan tetapi, tanaman tersebut habis dijarah, beberapa
tahun lalu.
Diangkat Ke Layar Lebar
Hilir mudiknya kapal selam jenis U-boat milik Nazi Jerman di perairan Indonesia bukanlah hisapan jempol. Dari
bukti yang telah ditemukannya bangkai kapal karam Nazi Jerman pada pembahasan diatas, telah membuktikan
bahwa U-boat memang banyak terdapat di perairan Indonesia untuk berpatroli. Hal ini pun diperkuat dengan
diangkatnya kisah tentang U-boat Nazi jerman tersebut ke sebuah film layar lebar.
Walau film tersebut bukanlah kisah menganai U-boat 168 atau U-boat 183 milik Nazi Jerman, tapi film tersebut
berdasarkan dari sejarah dan kisah nyata tentang keberadaan U-boat Nazi Jerman di perairan Indonesia.
Film ini berkisah tentang kapal selam Amrika berhadapan dengan U-boat

https://i0.wp.com

Jerman diperairan Sumatera.

/phimhc.com/images

Film berjudul USS Seaviper (2012), adalah kisah perburuan kapal selam

/film/chienhamngam.jpg

Jerman U-boat 234, oleh USS Seaviper milik Amerika dilepas pantai pulau
Sumatera.
Film tersebut berkisah tentang kapal selam Jerman U-Boat, U-234, dari
Pelabuhan Kiel sedang berusaha membawa bahan-bahan berharga hasil
pertukaran

dengan

Jepang.

USS

Seaviper

harus

menemukan

dan

menghentikan pengiriman kargo berbahaya tersebut dengan berbagai cara.


Salam sebuah situasi yang mendesak, kapten USS Seaviper harus pergi ke
darat untuk melakukan pengintaian di sebuah pulau dekat Sumatera, namun
kapal selam itu meninggalkannya lalu dikapteni oleh Cutter setelah Chief Executive atau Mualim-1 kapal terluka
dalam pertempuran.
Sebuah konflik antara Cutter dan Mualim-1 menempatkan kapal selam dalam bahaya. USS Seaviper
terperangkap dibawah laut dan makin menurunnya cadangan oksigen.
Repotnya, pihak Jepang ikutan membantu pihak Nazi Jerman dengan mengerahkan kapal-kapal perusak

dengan memborbardir kapal selam U-boat milik Nazi tersebut dari permukaan.
Kerusakan pada kapal selam juga meninggalkan pertanyaan tentang keberlangsungan kapal selam tersebut.
Mereka harus melawan kapal perusak Jepang dan mendapatkan informasi kembali tentang keberadaan kapal
selam U-235 milik Nazi Jerman yang diperoleh dari hasil komunikasi dengan Pearl Harbor.
(alifrafikkhan.blogspot.com/story edited, added: IndoCropCircles)
Sumber lain:
1. Alifrafikkhan.blogspot.com: Nazi Jerman di Indonesia
2. Merdeka.com: Ditemukan Bangkai U-Boat di Laut Jawa
3. Onghokham Runtuhnya Hindia Belanda
4. Tabloid Detak no.83 terbitan 29 Februari-6 Maret 2000
5. Time-Life Books World War II, The Battle of Atlantic
6. Time-Life Books World War II, Rising Sun
7. Vincent J. Esposito The Concise History of World War I
8. id.wikipedia.org
9. mail-archive.com
10. uboataces.com
11. uboat.net

U-boat yang karam di Samudera Hindia dan perairan Indonesia (tamilnation.co)

USS Seaviper official trailer

Artikel Terkait Lainnya:


Kapal Selam Zaman PD-II Milik Belanda Ditemukan di Perairan Kalimantan Setelah Hilang 70 Tahun
[True Story] Andrea Gail, Kapal Nelayan Yang Karam di Film The Perfect Storm
Ada Ratusan Ton Harta Karun Kapal Karam Seantero Indonesia!
Misteri Tenggelamnya Kapal Titanic Karena di Sabotase!
Melalui Pencitraan Baru, Titanic Tersingkap
Geolog Teliti Info Kapal Kuno di Sumbawa
Misteri Kapal SS Ourang Medan : Semua Kru Tewas Kaku, Mata Melotot, Dengan Muka Ketakutan!
KRI Klewang 625 Terbakar Misterius, Sabotase?
Freedom Ship, Konsep Benda Terapung Buatan Manusia Terbesar Di Dunia
Ditemukan di Rembang: Perahu Tertua Abad-7 Zaman Mataram Hindu
Perahu Akhir Abad 17 Muncul Secara Misterius di Bawah Reruntuhan WTC
Misteri Segitiga Masalembo, Segitiga Bermudanya Indonesia

Penyelidikan Terbaru: Misteri Segitiga Bermuda


Arsip Rahasia: Proyek UFO Adolf Hitler Bukan Fantasi
Adolf Hitler Masuk Islam dan Mati di Indonesia
Artikel ini juga di forward oleh forum viva.co.id
*****
http://wp.me/p1jIGd-3Xo
((( IndoCropCircles.wordpress.com | fb.com/IndoCropCirclesOfficial )))

Beri peringkat:

4 Votes
Bagikan ini:

Satu blogger menyukai ini.

Terkait

Tulisan ini dipublikasikan di Arkeologi Indonesia, Konspirasi Perang, Misteri Indonesia. Tandai permalink.

Satu Balasan ke Misteri Jejak Kapal Selam U-Boat Nazi di Indonesia


ipanase berkata:
November 21, 2013 pukul 11:49 pm

waw,, cadassss
3

Rate This

Balas

Mysterious Thing Crop Circles UFO Alien Archeology Science Universe

The Twenty Ten Theme.

Buat situs web atau blog gratis di WordPress.com.

Anda mungkin juga menyukai