Puji syukur kita panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan limpahan rahmat
dan hidayah sehingga penyusunan Prosedur Operasional Standar (POS) penyusunan profil permukiman
tingkat kota/kab akhirnya dapat diselesaikan. POS ini nantinya akan menjadi acuan bagi pelaku,
organisasi dan lembaga di tingkat masyarakat desa/Kelurahan dalam menyusun profil permukiman dan
penentuan deliniasi kumuh di tingkat kelurahan/desa.
POS penyusunan profil permukiman tingkat kota/kab ini intinya memuat tujuan, keluaran, alur
pelaksanaan kegiatan dan langkah-langkahnya.
Semua upaya tersebut hanya dapat dicapai melalui upaya kolaborasi para pihak di tingkat desa/kelurahan
yang didukung komitmen Pemerintah Kabupaten/Kota melalui pokja PKP dalam melaksanakan program
kota tanpa kumuh (KOTAKU).
Jakarta April 2016
Penyusun
DAFTAR ISI
1.
2.
3.
4.
Pengantar ...................................................................................................................................
Tujuan ..............................................................................................
Keluaran .........................................................................................
Penyelenggaraan ........................................................................................................................
A. Ketentuan Umum ...............................................................................................................
Langkah-
1
2
2
2
2
B. langkahPelaksanaan .............................................................................................
3
1. FGDawal penentuan delineasi kawasan kumuh desa/kelurahan ...............................
5
2. Observasi & verifikasi permukiman kumuh ................................................................ 9
3. Perumusan profil desa/kelurahan ..............................................................................
25
4. Perumusan profil kota/kabupaten ..............................................................................
26
5. Lampiran :
Lampiran-1 TatacaraPenentuanDelineasiPermukimanKumuh .................................................. 29
Lampiran-2
Outline
ProfilPermukiman
Dan
PermukimanKumuhDesa/Kelurahan ....................
Lampiran
3
Out
Line
ProfilPermasalahanPermukiman
Kabupaten/Kota........... ...........
33
Tingkat
43
BAB I
PENDAHULUAN
1. PENGANTAR
Tahapan Penyusunan Profil Permukiman tingkat kota/kabupaten ini merupakan tahapan lanjutan
dari Pendataan Baseline 100 0 100 tingkat desa/kelurahan di lokasi Program KOTAKU Merupakan
bagian tidak terpisahkan dari kegiatan Persiapan dalam siklus Program KOTAKU Maksud utama
dari Penyusunan Profil
Permukiman dan Permukiman Kumuh Tingkat Kota berdasarkan baseline data 100 0 100 tingkat
komunitas sesuai dengan kondisi riil di lapangan.
Sebagaimana diketahui hasil dari proses pendataan adalah berupa profil permukiman di setiap
Lingkunagn, mengingat bahwa area kajian dalam proses pendataan adalah lingkup Lingkungan.
Agar data ini bisa dipergunakan, maka perlu diolah sedemikian rupa dan juga mempertajamnya
dengan melihat luasan riil kumuh di lapangan melalui proses pengamatan visual yang lebih
mendalam. Proses lanjutanya ini akan dilakukan mulai dari tingkat desa/kelurahan sampai kemudian
di rekap di tingkat Kab/Kota, sehingga bisa digunakan sebagai dasar perencanaan pembangunan
baik di tingkat desa/kelurahan maupun di tingkat kab/kota.
2. TUJUAN
Tujuan dari disusunnya Profil Kelurahan ini adalah
a. Mempermudah para pihak dalam menyusun profil permukiman dan permukiman kumuh tingkat
desa/kelurahan yang akan berguna untuk proses perencanaan maupun untuk pengendalian
peningkatan kualitas permukiman
b. Mempermudah para pihak untuk merekap profil permukiman tersebut menjadi profil
permukiman di tingkat kab/kota yang berguna untuk perencanaan pembangunan tingkat kab/kota
3. KELUARAN
Keluaran yang akan diharapkan adalah:Adanya Profil Permukiman di seluruh desa/kelurahan dan
profil Permukiman di tingkat Kota/Kabuapaten
4. PENYELENGGARAAN
C. Ketentuan Umum
Beberapa hal yang perlu menjadi dasar dalam penyusunan profil kali ini adalah sebagai berikut:
1. Mengacu kepada pengertian permukiman menurut Undang-Undang 1 No. 2011, maka
permukiman adalah: bagian dari lingkungan hunian yang terdiri atas lebih dari satu satuan
perumahan yang mempunyai prasarana, sarana, utilitas umum, serta mempunyai penunjang
kegiatan fungsi lain di kawasan perkotaan atau kawasan perdesaan
2. Maka Profil permukiman yang dimaksud adalah profil data dan informasi yang mencakup
lebih dari satuan perumahan, yang mempunyai prasarana, sarana, utilitas umum, serta
mempunyai penunjang kegiatan fungsi lain di kawasan perkotaan atau kawasan perdesaan.
3. Untuk mempermudah penggambaran profil tersebut maka digunakan 7 indikator yang biasa
digunakan dalam permukiman kumuh dan juga aspek yang lain terkait permukiman, sesuai
hasil pendataan 100 0 100 pada tahap sebelumnya, yaitu:
a. Data dan informasi fisik yang terkait dengan 7 indikator kumuh yaitu:
i. Kondisi bangunan hunian:
1. Keteraturan Bangunan
2. Kepadatan Bangunan
3. Kondisi Fisik Bangunan
ii. Jalan Lingkungan
iii. Drainase Lingkungan
iv. Pembuangan air Limbah
v. Penyediaan Air Bersih & Air Minum
vi. Pengelolaan Persampahan
vii. Pengamanan Bahaya Kebakaran
b. Data dan informasi non fisik yang terkait dengan infrastruktur permukiman, antara
lain:
i. Legalitas pendirian bangunan
ii. Kepadatan penduduk
iii. Mata pencarian penduduk
iv. Penggunaan Daya Listrik
v. Fasilitas Pelayanan Kesehatan
vi. Fasilitas Pelayanan Pendidikan
4. Seluruh desa/kelurahan yang sudah menyelesaikan proses pendataan 100 0 100, dapat
langsung merumuskan profil permukimannya sesuai dengan minimal outline sederhana
sebagaimana di lampiran 1, dengan mengambil data yang dapat di peroleh melalui data SIM
WEB P2KP.org.
5. Bagi 11.067 desa/kelurahan di wilayah KOTAKU yang memiliki informasi awal terdapat
perumahan dan permukiman kumuh (SK Kumuh Bupati/Walikota, data baseline 100 0 100,
Data BPS, informasi masyarakat, sumber informasi lainnya) akan dilakukan proses lanjutan
untuk menentukan luasan riil kumuh melalui observasi mendalam di lapangan (sesuai
langkah-langkah dalam POS ini)
6. Perumusan profil permukiman dan permukiman kumuh kota/kabupaten ini akan dilakukan
secara berjenjang dari mulai tingkat desa/kelurahan sampai dengan tingkat kota/kabupaten.
7. Hasil observasi mendalam untuk menentukan luasan riil permukiman kumuh ini, tidak
dimaksudkan untuk menggantikan lokasi permukiman yang sudah ditetapkan sebelumnya,
akan tetapi merupakan pelengkap data dan informasi yang dapat memperkaya Pemerintah
Daerah untuk menyajikan informasi mengenai Permukiman Kumuh di wilayahnya.
8. Hasil akhir penetapan luasan riil permukiman kumuh akan dilakukan melalui serangkaian
diskusi bersama pemerintah daerah dan pemangku kepentingan lain dalam rangka penyusunan
RP2KP-KP, Yang kemudian akan ditetapkan oleh SK Bupati/Walikota setempat.
D. Langkah-Langkah Pelaksanaan
Yang dimaksud langkah-langkah pelaksanaan dalam hal ini adalah langkah-langkah
pelaksanaan yang dapat dilakukan oleh berbagai pihak untuk menentukan luasan rill permukiman
kumuh di masing-masing daerah. Dengan kata lain bagi desa/kelurahan yang tidak ada informasi
awal terdapat permukiman kumuh tidak akan dilakukan proses penentuan luasan riil permukiman
kumuh ini, jadi cukup hanya menyajikan profil permukiman di desa/kelurahan terkait.
Langkah-langkah
pelaksanaan
penyusunan
profil
permukiman
dan
permukiman
kumuh
PENDATAAN
100 0 100
PERENCANAAN PARTISIPATIF
BAB II
Geografi
Kelurahan Aek Manis terletak di Kecamatan Sibolga Selatan , Kota Sibolga . Wilayah ini
termasuk kedalam wilayah Pesisir pantai. Luas wilayah kurang lebih 0,60 Ha atau 31 km2
dengan batas-batas wilayah sebagai berikut:
Sebelah Utara
: Bukit Barisan
Kelurahan Aek Manis terbagi atas 8 (delapan) lingkungan dengan masing-masing dapat
dilihat pada tabel 2.1 dari gambaran wilayah Kelurahan Aek Manis dapat dilihat pada
peta 2.1
Desa/Ke
Desa/Kel
Desa/Kel
l Lereng
Tepi
Aliran
Gunung
Pantai/Pesisi
Sungai
(Ha)
r (Ha)
(Ha)
3531
Desa/Ke
l
Bantaran
Sungai
Jarak Ke
l Rawan
Ibu Kota
Banjir
Kecamatan
(Ha)
(Km)
(Ha)
5
Jarak
Desa/Ke
59
Jarak Ke Ibu
Ke Ibu
Kota
Provinsi
(Km)
3497
Kota
Kabupaten/Kota
(Km)
31
Tabel 2.1
Topoghraphi Kelurahan Aek Manis
(Sumber DDK Kelurahan tahun 2015
2.1.2
Orbitisasi
Kelurahan Aek Manis merupakan wilayah rawan banjir, hal ini disebabkan sebagian besar
rumah warga masyarakat masih berada di bawah badan jalan. Sehingga di waktu musim
penghujan saluran pembuangan air (selokan) yang tersedia tidak dapat menampung dan
menyalurkan air pembuangan, baik itu yang berasal dari rumah penduduk maupun air hujan
2.1.3.
Wilayah Kelurahan Aek Manis pada umumnya adalah masyarakat yang mengkonsumsi
sumber air pada PAM yang kualitas airnya baik, tetapi disebagian tempat terutama masyarakat
yang berada ditepi pegunungan masih mengkonsumsi air dari mata air pegunungan.
Adapun jumlah warga yang terdaftar sebagai pengguna Sumber Daya Air dapat dilihat pada
tabel berikut ini :
No
1
1.
2.
Jumlah
(Unit)
Penggun
a (KK)
2009
2010
Ket
Tabel 2.2 Jumlah Pengguna Sumber Daya Air Kelurahan Aek Manis Kecamatan Sibolga Selatan
(Sumber : Data Profil Kelurahan Aek Manis)
2.1.3
Udara
Kwalitas udara di wilayah Kelurahan Aek Manis pada umumnya sehat, namun di
udara dapat
dikategorikan tercemar ringan dikarenakan asap yang keluar dari corong pabrik serta truk dan
kapal motor yang bongkar muat di pelabuhan tersebut. Kenderaan bermotor
2.1.4. Demografi
Penduduk sebagai salah satu unsur utama dalam pembentukan suatu wilayah, merupakan
faktor yang sangat mempengaruhi pengembangan suatu wilayah. Penduduk pada hakekatnya adalah
objek sekaligus subjek suatu pembangunan. Sebagai salah satu faktor yang mempengaruhi
perkembangan ruang terutama dalam kaitannya dengan pemanfaatan lahan, maka jumlah dan
pertumbuhan penduduk perlu mendapatkan kajian tersendiri.
Jumlah
No
Laki
(orang)
2,461
5,312
Jumlah
Jumlah
Kepadatan
Perempuan
Total
Penduduk
(orang)
(orang) (Jiwa/Km2)
5,115
10,427
2,606,750,000
Tabel 2.2
Jumlah Penduduk Kelurahan Aek Manis
(Sumber DDK Kelurahan tahun 2015)
Jumlah kepala keluarga Kelurahan Aek Manis pada Tahun 2015 sebanyak 2,461 kepala keluarga. Jumlah
kepala keluarga terbanyak berada di Lingkungan ........ dan jumlah kepala keluarga paling sedikit adalah
di Lingkungan ............. Jumlah penduduk Kelurahan Aek Manis pada tahun 2015 adalah 10,427jiwa.
Jumlah penduduk perempuan lebih sedikit dengan persentase 49 % sedangkan penduduk laki-laki
sebanyak 51 % dari jumlah penduduk secara keseluruhan. Jumlah penduduk terbanyak di
Lingkungan......... dan jumlah penduduk yang paling sedikit berada di Lingkungan ......
Usia
Jumlah
0 - 5 Tahun
6 - 10 Tahun
11 - 15 tahun
16 - 20 Tahun
21 - 25 Tahun
26 - 30 Tahun
31 - 40 Tahun
41 - 60 Tahun
60 tahun ke
9
atas
Tabel 2.3Jumlah Penduduk Kelurahan Aek Manis berdasarkan usia
(Sumber DDK Kelurahan tahun 2015
B. Jumlah Penduduk Berdasarkan Pendidikan
N
o
1
2
3
4
5
6
7
8
9
1
0
1
1
1
2
1
3
1
4
1
5
Laki-Laki
(orang)
129
Perempuan
(orang)
105
Jumlah
(Orang)
234
692
665
1,357
230
222
452
1,029
951
1,980
696
667
1,363
1,206
2,637
1,160
2,610
2,366
5,247
Tamat D-3/sederajat
70
68
138
Tamat D-2/sederajat
16
Tamat D-1/sederajat
15
Tamat SMA/sederajat
1,159
1,140
2,299
1,659
1,648
3,307
978
962
1,940
Tingkatan Pendidikan
Tamat S-1/sederajat
Usia 3 - 6 tahun yang belum masuk
TK
Usia 3 - 6 tahun yang sedang
TK/play group
Usia 7 - 18 tahun yang tidak
pernah sekolah
Usia 7 - 18 tahun yang sedang
sekolah
Usia 18 - 56 tahun tidak pernah
sekolah
Usia 18 - 56 tahun pernah SD
tetapi tidak tamat
Tamat SD/sederajat
Usia 12 - 56 tahun tidak tamat SLTP
Tamat SMP/sederajat
1
6
1
7
1
8
1
9
2
0
2
1
2
2
2
3
2
4
2
5
2
6
2
7
2
8
2
9
3
0
3
1
3
2
3
3
3
4
3
5
3
6
3
7
3
8
3
9
Tamat SMA/sederajat
1,300
10,980
12,280
Tamat D-1/sederajat
13
Tamat D-2/sederajat
13
Tamat D-3/sederajat
91
50
141
Tamat S-1/sederajat
187
68
255
Tamat S-2/sederajat
11
13
Tamat S-3/sederajat
Tamat SMP/sederajat
1,019
995
2,014
266
244
510
1,257
1,158
2,415
155
159
314
124
132
256
377
364
741
155
323
478
139
149
288
156
187
343
Tamat S-2/sederajat
10
13
Tamat S-1/sederajat
129
105
234
692
665
1,357
230
222
452
1,029
951
1,980
1,206
1,160
2,366
4
0
4
1
4
2
4
3
4
4
4
5
4
6
4
7
4
8
696
667
1,363
2,637
2,610
5,247
1,659
1,648
3,307
Tamat SMP/sederajat
978
962
1,940
Tamat D-1/sederajat
15
Tamat D-2/sederajat
16
Tamat D-3/sederajat
70
68
138
Tamat SMA/sederajat
1,159
1,140
2,299
Tamat S-2/sederajat
10
13
No
1
2
3
4
5
6
Angkatan Kerja
Penduduk usia 18 - 56 tahun
yang tamat SLTP
Penduduk usia 18 - 56 tahun
yang tamat Perguruan
Tinggi
Penduduk usia 18 - 56 tahun
yang tamat SD
Penduduk usia 18 - 56 tahun
yang tidak tamat SD
Penduduk usia 18 - 56 tahun
yang buta aksara dan
huruf/angka latin
Penduduk usia 18 - 56 tahun
yang tamat SLTA
LakiLaki
(orang
)
Perempu
an
(orang)
Jumlah
(Orang)
1,139
877
2,016
315
141
456
1,112
999
2,111
37
54
91
1,687
811
2,498
696
667
1,363
1,206
1,160
2,366
978
962
1,940
10
1,159
1,140
2,299
11
12
13
14
225
191
416
225
191
416
1,159
1,140
2,299
15
978
962
1,940
16
1,206
1,160
2,366
696
667
1,363
17
18
C. Xx
D. Xx
E. Xx
F. Xx
G. Xx
H. Xx
I. Xx
J. Xx
K. Xx
L. Xx
M. Xx
N. Xx
O. Xx
2.1.3 Sosial Ekonomi
Layaknya penduduk kota pada umumnya, mata pencaharian penduduk di Kelurahan Aek
Manis mayoritas adalah Nelayan, namun ada juga yang bekerja sebagai pedagang, pegawai negeri
sipil, pegawai swasta, dokter, dosen, adapula yang bekerja serabutan dengan penghasilan yang
tidak menentu setiap bulannya.
Sektor ekonomi primer yang berkembang di Kelurahan Aek Manis adalah Pasar Ikan
Mina Saiya yang terletak di LK.I . Lokasi itu berkembang dari sekumpulan orang yang berjualan
di tempat tersebut, namun seiring waktu karena lokasinya yang strategis, lokasi itu pun
berkembang menjadi Pasar Ikan yang ada seperti saat ini.
Berbagai kegiatan ekonomi juga berkembang di sepanjang jalan KH.Ahmad Dahaln,
Jl.SM.Raja dengan berbagai macam usahanya .
2.1.5
Sarana
dan
Prasarana
A. Sarana Ibadah
Agama yang dianut sebagian besar penduduk Kelurahan Aek Manis adalah Islam.
Sarana peribadatan yang terdapat di Kelurahan Aek Manis adalah tujuh buah mesjid, yang
tersebar di lingkungan I s/d 8, Walaupun ada sebagian kecil warga Kelurahan Aek Manis
beragama Nasrani, tetapi tidak terdapat gereja di wilayah ini, namun ada satu vihara yang
terletak di Lingkungan IV.
Berdasarkan agama mayoritas penduduk Aek Manis beragama Islam, untuk lebih jelas dapat
dilihat pada tabel berikut :
N
o
1
2
3
4
5
Agama
Katholi
k
Islam
Kristen
Hindu
Budha
LakiLaki
(oran
g)
Perempu
an
(orang)
Jumla
h
(Oran
g)
26
5,135
58
92
86
30
494
47
89
80
56
5,629
105
181
166
B. Sarana Pendidikan
Salah satu potensi yang terdapat di Kelurahan Aek Manis adalah banyaknya sarana pendidikan
yang tersebar di Kelurahan ini. Terdapat satu SMP yakni SMPN 7.. Terdapat 6 SD yang disatukan .
Untuk lebih jelas silahkan lihat di tabel 2.3 dan peta 2.5
No
Kategori
Tingkatan/Jenis
Sekolah
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
Sekolah Formal
Sekolah Formal
Sekolah Formal
Sekolah Formal
Sekolah Islam
Sekolah Formal
Sekolah Formal
Sekolah Formal
Sekolah Formal
Sekolah Islam
Sekolah Formal
Sekolah Formal
Sekolah Formal
Sekolah Formal
Sekolah Islam
Play Group
TK
SD
SMP
Ibtidayah
Play Group
TK
SD
SMP
Ibtidayah
Play Group
TK
SD
SMP
Ibtidayah
Status
Terdaftar
Terdaftar
Terdaftar
Terdaftar
Terdaftar
Jumlah
Negeri
Jumlah
Swasta
0
0
0
0
0
0
1
5
1
0
0
1
5
1
0
0
0
0
0
0
0
1
1
0
0
0
1
1
0
0
Jumlah
Dimiliki
Kelurahan
0
0
0
0
0
1
0
0
0
0
1
0
0
0
0
Jumlah
0
0
0
0
0
1
2
6
1
3
1
2
6
1
3
Jumlah
Pengaja
r
2
5
50
10
8
2
9
88
12
10
2
9
88
12
10
Jumlah
Siswa
20
30
920
120
115
27
155
1,981
160
255
27
155
1,981
160
255
C. Sarana Pemerintahan
Sarana Pemerintahan berupa Kantor Kelurahan Aek Manis berada di Lk.IV. Untuk
membantu kinerja Lurah, Setiap lingkungan memiliki satu orang kepala lingkungan. Sesuai
dengan Peraturan Daerah Kota Sibolga No.14 Tahun 2008 tanggal 31 Mei 2008 tentang
susunan Organisasi Kantor Kelurahan Aek Manis sebagai mana dapat di lihat dalam bagan
berikut :
BAGAN 1
STRUKTUR ORGANISASI
PEMERINTAH KELURAHAN PANCURAN DEWA
LURA
H
KELOMPOK JAWATAN
FUNGSIONAL
KASI
PEMERINTAHA
N
SEKRETARI
S
KELURAHA
KASI
TRANTIB
KASI
PEMBANGUNAN
KASI
KESRA
Dalam melaksanakan tugas-tugasnya Kepala Kelurahan dibantu oleh Kepala Seksi sesuai
dengan bidang tugasnya serta beberapa orang Kepala Lingkungan sebagai perpanjangan
tangan Pemerintah Kelurahan yang berada langsung ditengah-tengah masyarakat.
A. Lembaga Kemasyarakatan
Pola kemitraan yang di tetapkan dengan lembaga-lembaga yang ada telah memberikan
kontribusi yang positif bagi masyarakat
Kemasyarakatan yang tumbuh dari, oleh dan untuk masyarakat telah menjadi mitra penting
Pemerintah Kelurahan dalam mengakomodir serta menampung dan menyalurkan aspirasi
masyarakat demi terlaksananya pembangunan dan peningkatan kesejahteraan masyarakat.
Adapun Potensi Kelembagaan yang ada di Kelurahan Aek Manis dapat dilihat dalam tabel
berikut ini :
Jumlah
Pengurus
(orang)
Alamat Kantor
Jumlah
Jenis
Kegiat
an
JL.SM.RAJA
NO.302 SIBOLGA
JL.SM.RAJA
NO.302 SIBOLGA
JL.KH.A.DAHLAN
SIBOLGA
Berdasarkan
Keputusan Lurah
10
JL.SM.RAJA
NO.302 SIBOLGA
Berdasarkan
Keputusan Camat
37
JL.SM.RAJA NO.
302
LPMD/LPMK
ATAU SEBUTAN
LAIN
Berdasarkan
Keputusan Lurah
37
JL.SM.RAJA NO.
302
PKK
Berdasarkan
Keputusan Lurah
24
JL.SM.RAJA NO.
302
KARANG
TARUNA
Berdasarkan
Keputusan Camat
25
JL.SM.RAJA NO.
302
LKD/LKK
Berdasarkan
Keputusan Camat
37
JL.SM.RAJA NO.
302
LPMD/LPMK
10 ATAU SEBUTAN
LAIN
Berdasarkan
Keputusan Lurah
37
JL.SM.RAJA NO.
302
11 PKK
Berdasarkan
Keputusan Lurah
24
JL.SM.RAJA NO.
302
N
o
Jumla
h
Jenis Lembaga
LKD/LKK
24
KARANG
TARUNA
48
KELOMPOK
TANI/NELAYAN
KELOMPOK
GOTONG
ROYONG
LKD/LKK
Dasar Hukum
Pembentukan
Berdasarkan
Keputusan Lurah
Berdasarkan
Keputusan Lurah
Belum ada
LKD/LKK atau
Belum ada dasar
hukum
12 BKM
Berdasarkan Akte
Notaris
13
JL.SM.RAJA NO.
302
f.3. Sampaikan kepada peserta FGD tentang tujuan dari FGD tersebut, antara lain:
i. Menyepakati delineasi awal permukiman kumuh sesuai dengan persepsi, dan pengetahuan
warga setempat tentang permukiman kumuh.
ii. Untuk Tatacara penentuan delineasi ini silahkan lihat di lampiran 3.
7|Page
iii. Indikator yang dapat dipergunakan untuk penentuan delineasi awal ini antara lain 5
indikator seperti di table 1, beri penekanan bahwa indikator tersebut adalah indikator
yang bisa diamati secara visual
iv. Sampaikan bahwa pertemuan ini adalah tindak lanjut dari proses pendataan 100 0 100
sebelumnya yang belum mengidentifikasi delineasi Kumuh, kegiatan ini bukan
mengulang tetapi untuk memperjelas luasan riil kumuh yang ada, untuk kebutuhan
pengendalian penanganan kumuh oleh masyarakat dan juga Pemerintah Daerah.
v. Selanjutnya akan dilakukan observasi delineasi kumuh yang ada, dengan melakukan
pengamatan secara visual.
f.4.Berdasarkan informasi awal sebelumnya, tampilkan peta hasil delineasi awal kumuh atau
berdasarkan informasi awal tersebut lakukan pemetaan permukiman kumuh melalui peta
terukur yang ada bersama masyarakat.
f.5.TIPP, BKM, Aparat Desa/Kelurahan melakukan FGD untuk mendiskusikan lokasi yang
diindikasikan kumuh berdasarkan 5 indikator tersebut (tabel 1). Kemudian hasil diskusi
dituangkan ke dalam peta berskala yang sudah disediakan dengan menggunakan spidol
warna;
f.6.Luasan awal Permukiman kumuh sudah dapat ditentukan, cara penentuan luas delineasi dapat
dilakukan dengan cara delineasi di lampiran 3
Tabel 1. 5 Indikator untuk Penentuan awal Delineasi Permukiman Kumuh
No
Indikator
1
Keteraturan bangunan hunian (%)
2
Jangkauan Jaringan Jalan Lingkungan yang layak (%)
Prosentase Masyarakat terpenuhi kebutuhan air minum, mandi,
cuci (minimal
3
60liter/org/hari)
Prosentase
Jamban
keluarga/jamban
bersama
sesuai
f.7. Kemudian TIPP BKM menyusun rencana kegiatan observasi, kurang lebih sebagai berikut :
Tabel 2 Rencana Kerja Observasi
No
1
Penanggun
Kegiat
an
Jawab
Menyusun
dan
Waktu
pelaksana
Keluaran
an
lokasi/titik-titik
Rute dan
survey
dan
luas
Pembag peran
ian
dan
tugas anggota
tan
ki
tim survey
sap
foto
Meng permasalah
Mendap
tic
ambil tentang:
Ketera Bangunan,
atkan foto
permasa
(in
lahan
idu
div
tentang
/ko
Lingk
mu
ungan,
nal
Akses
)).
Air
Minu
m,
3
Kondi
si
Persa
mpaha
n, dan
kloset
yang
terhub
ung
denga
du/
ko
mu
kumuh
nal
)).
Me
nda
pat
Ketera
kan
turan
ga
Bangu
mb
nan,
ara
Akses
Jalan
bat
Lingk
as
ungan,
Akses
bat
Air
as
Minu
deli
m,
nia
Kondi
si
si
Persa
mpaha
n, dan
kloset
yang
terhub
ung
denga
n tanki
saptic
(indivi
kondisi
dan
permasalahan
selanjutnya
adalah
melakukan
pengamatan secara visual lokasi-lokasi/RT
yang terduga
kumuh, dengan melihat 5 indikator yang bisa
dilihat secara
visual seperti pada tabel 1
Dan sekaligus melakukan verifikasi batasan
(deliniasi
permukiman kumuh) yang dituangkan ke
dalam peta
Melakukan
dokumentasi
visual,
titik-titik
strategis RT yang
terduga kumuh tersebut
b. Pelaksana
:
TIPP/BKM
Fasilitator Kelurahan
Masyarakat
1. Peta deliniasi permukiman kumuh;
c. Fasilitator
d. Peserta
e. Output
:
2.
permukiman kumuh;
3. Luas permukiman Kumuh;
4.
Langkah-
langkah :
f.1.Lakukan survey sesuai rute yang direncanakan dan dengan menggunakan peta deliniasi
awal hasil FGD.;
f.2.Lakukan pengamatan visual dan dokumentasikan obyek-obyek serta catat titik-titik
lokasi yang dianggap paling menentukan bahwa lokasi tersebut merupakan kawasan
kumuh berdasarkan/sesuai dengan 5 indikator
9|Page
f.3.Bilamana diperlukan lakukan wawancara singkat dengan penduduk sekitar, untuk memastikan
kondisi sebenarnya dari setiap indikator;
f.4.TIPP, BKM didampingi oleh Tim Fasilitator melakukan analisis terhadap data hasil observasi,
sampai menghasilkan:
i. Lokasi kawasan kumuh yang dideliniasi
ii. Kawasan kumuh yang dilengkapi dengan foto visual
f.5.Peta hasil observasi lapangan tersebut,dengan bantuan ahli gambar kemudian di digitasi di
komputer dengan aplikasi tertentu seperti autocad untuk menghasilkan peta yang benar-benar
terukur dan luasan kumuh yang presisi.
10 | P a g e
11 | P a g e
Peta hasil observasi lapangan tersebut kemudian di digitasi di komputer dengan aplikasi tertentu
sehingga diperoleh lebih kurang gambar sebagaimana berikut:
Selanjutnya buatlah peta tematik terkait 7 indikator kumuh di setiap delineasi disertai dengan fotofoto dokumentasi hasil lapangan yang terkait dengan itu, seperti contoh sebagai berikut:
12 | P a g e
13 | P a g e
Gambar 5. Peta tematik permukiman kumuh yang dilengkapi dengan foto visual
14 | P a g e
Gambar 6. Peta tematik permukiman kumuh yang dilengkapi dengan foto visual
f.6 Lakukan Input data khusus permukiman kumuh yang di deliniasi terkait (Aplikasi ini telah
dipersiapkan):
a. Rumah Tangga (format A-1 s.d A-6) dan Lingkungan baseline data 100-0-100 (format B-1 s.d B6)
(Bisa menggunakan format Excel yang sudah disediakan sebelumnya)
b. Profil kawasan kumuh Kelurahan
c. Luasan Kawasan Kumuh
15 | P a g e
16 | P a g e
17 | P a g e
18 | P a g e
[
1
]
[2]
Oey
Sian
1 Lie
2 Sutarno
Lambok
3 Silalahi
4 Puryono
Heryadi
5 Sugianto
6 Mumun
7 Atin
Endang
8 Sunarto
5M
Bagus
9 Andriyanto
6
0 Suyati
6
1 Pujiadi
6 Hadi
2 Prawiro
6
3 Masni
6
4 Asmanah
6
5 Tukimo
6
6 Wartini
6
7 Enjam
6
8 Supardi
6
9 Iyem
7
0 Nuryuda
Ju
P
19 | P a g e
20 | P a g e
21 | P a g e
Air
Genangan
Kondisi Yg
genang
Fisik
an
Drainase tkan
ian dgn
Persyar
Dipersyaraa atan
Teknis
Luas
Area
Gena
Durasi/la
Panj
Prosenta
ang
se
drai
Prose Panjang
nase
ntase drainase
Luas
ngan
Tinggi
ma
Frekuensi (dala
Genangan
genangan genangan m
Ro
b/
perm pa
Tin Tin
Tida ggi ggi
k
Pern
2 >
ah
2 2>
per per
a
2 n)
ng ai/ n
dana air
u/
huja
rawa n
isi
ada
ngan dengan
kondisi
tidak
Terja
di
gen gen
air
ang ang
lau
draintida Gena
rusak/be
ase k
ngan dalam
rusa
perm rfungsi
tahu
a a
n n >
tahun
Gena 30 30
k/be
ukim
ngan cm cm
rf
ungs
an
baik
i
baik
1
13
14
15
16
(
a
b a
[21 [2
2]
(Ha) a b
[2
(met (met
er) er)
[2 [30
)
[3
(%)
[33]=[3
[31]
2]
0
0/29]
26%
1.01
6 0
59 14
0.66
2 0
34
0
39 20
1
0.84
0 0
0.68
1 0
24%
16
0
53 17
1
51%
32
0
32%
58 15
1
22 | P a g e
0.96
4 0
4
0
26%
Kejadian
Penyeb
kebakaran
ab
Tida
k
pern
ah
Ko
terja 1-2 >2 Tun nsl
di kali kali gku/ e
keba dala dala kom Lis
kara m 5 m 5 por tri
dala n
ak
m5
tahu
n
18
b
b
[4
23 | P a g e
Catatan:
a. Untuk Pemetaan kembali jalan dan drainase: Jalan:
Berapa panjang jalan keseluruhan (pilah berapa yang dilokasi kumuh dan non kumuh)
Berapa panjang jalan yang lebar 1,5 m (pilah berapa yang dilokasi kumuh dan non kumuh)
Berapa panjang jalan rusak yang lebar 1,5 m (pilah berapa yang dilokasi kumuh dan non
kumuh)
Drainase:
Berapa panjang drainase keseluruhan (pilah berapa yang dilokasi kumuh dan non kumuh)
Berapa panjang drainase yang rusak (pilah berapa yang dilokasi kumuh dan non kumuh)
f.7 Langkah terakhir maka diperoleh data profil permukiman kumuh terdelineasi yang sudah
diverifikasi di lapangan
24 | P a g e
25 | P a g e
Penjelasan profil Permukiman kumuh ini juga bisa ditambahkan informasi tipologinya. Tipologi
perumahan kumuh dan permukiman kumuh sebagaimana dimaksud, terdiri dari:
a. Di atas air;
b. di tepi air;
c. di dataran rendah;
d. di perbukitan; dan .
e. di daerah rawan bencana.
7. PERUMUSAN PROFIL DESA/KELURAHAN
:
a. Uraian
adalah menyusun
profil permukiman Desa/kelurahan yang akan
terdiri dari dua
bagian informasi yaitu:
O Profil Permukiman Desa/Kelurahan
O Profil permukiman kumuh
Format penyajian data profil permukiman
b. Pelaksana
desa/kelurahan
dapat menggunakan contoh pada lampiran 2
: TIPP/BKM
c. Fasilitator
d. Peserta
e. Output
: Tim Fasilitator
: Masyarakat
: Profil Kawasan Permukiman Desa/Kelurahan:
Peta dan Informasi Permukiman desa/Kelurahan
Delineasi dan Visualisasi Permukiman Kumuh Desa/Kelurahan
Data-data dan informasi permukiman kumuh desa/kelurahan
f. Langkah-langkah :
f.1 Gunakan Peta dan informasi hasil observasi dan verifikasi kawasan kumuh yang diperoleh dari
langkah pendataan sebelumnya, yang terdiri dari :
a. Peta Kawasan Permukiman :
i. Peta Desa/Kelurahan diupayakan dengan skala minimum 1 : 5000
ii. Batas administrasi tingkat basis (RT/RW/Dusun)
iii. Legenda (Keterangan Peta)
b. Informasi Kawasan Permukiman (Data Baseline) tingkat desa/kelurahan:
i. Luas Kawasan Permukiman Desa/Kelurahan dan jumlah wilayah administratif;
ii. Data Penduduk ( Jumlah jiwa, jumlah Kepala Keluarga, komposisi penduduk, jumlah
penduduk miskin/MBR);
iii. Data Fisik (keteraturan bangunan, kepadatan bangunan, kelayakan fisik bangunan,
aksesibilitas lingkungan, drainase lingkungan, pelayanan air minum, pengelolaan air
limbah, pengelolaan persampahan, pengamanan bahaya kebakaran);
26 | P a g e
iv. Data Non Fisik (legalitas pendirian bangunan, kepadatan penduduk, mata pencaharian
penduduk, penggunaan listrik, fasilitas kesehatan dan fasilitas pendidikan).
c. Peta Sebaran Kumuh (Delineasi):
i. Delineasi Kawasan Permukiman kumuh teridentifikasi dituangkan dalam peta desa/kelurahan
yang bersakala minimum 1:5000
d. Data-data kawasan permukiman kumuh
i. Informasi kawasan permukiman kumuh yang meliputi 7 indikator :
ii. Lengkapi dengan visualisasi (foto) terkait informasi kawasan permukiman kumuh yang
terdelineasi (sudah diperoleh pada proses pendataan).
f.3 Gunakan hasil perhitungan tingkat kekumuhan pada langkah sebelumnya, untuk mendapatkan
informasi :
a. Luas (Hektar) Permukiman Kumuh Desa/Kelurahan sesuai perhitungan berikut Lokasi
administratif Kawasan berada.
b. Luas (Hektar) Permukiman Non Kumuh Desa/Kelurahan dengan cara mengurangkan Total Luas
Permukiman desa/kelurahan dengan Total Luas Permukiman kumuh desa/kelurahan.
f.4 Sajikan pula data dan grafik-grafik profil permukiman desa/kelurahan, yang bersumber dari data SIM
yang ada (gunakan grafik yang disediakan dari databaseline SIM), sebagaimana contoh dilampiran 2
f.6 Lakukan musyawarah tingkat desa/kelurahan dengan menghadirkan TIPP/BKM/Perwakilan
masyarakat dan Pemerintah Desa/Kelurahan untuk menyepakati profil permukiman dan permukiman
kumuh yang sudah dipetakan sekaligus sebagai media uji publik terhadap profil permukiman
desa/kelurahan yang telah disusun.
8. PERUMUSAN PROFIL KOTA/KABUPATEN
a. Uraian: Merupakantahappenandaandanpenggambaran/ilustrasi/visualisasiprofil
permukimanKabupaten/Kota dalampeta
Kompilasi
data profilpermukimandanpermukimankumuhkelurahan
Langkah-:
kangkah
Pastikansetiapkota/kabupatensudahmemilikipetab
erskaladalam
27 | P a g e
PastikansemuapetadeliniasidanprofilpermukimanKelurahan/Desasu
dahtersediauntukdikompilasi
Dari
petapenggambaranKelurahan/Desa,
lakukankompilasipenggambarankawasankumuhpadapeta
2. Peta ProfilPermukimantingkatKabupaten/Kota
PastikansudahtersediapetaKabupaten/Kotahasilpenggambaranbatas
Kelurahan/Desa
Buatlahpenanda
(icon/legenda)
sebagaitandauntukmenghubungkan
kondisiKAbupaten/Kota :
a. ProfilKabupaten/Kota
b. Data berupatabel/grafik 7 indikatorkumuhtingkatkelurahan
(link)
3. Peta JaringanKabupaten/Kota
Gambarkanjaringandantematiklainnyakedalampeta
4. Lokakaryapenyepakatanpetahasildeliniasidanpetaprofilpermukimanda
nkumuhkelurahan/desauntukdikompilasiketingkatkota
5. Lebih lengkap contoh profil permukiman kota/kabupaten sebagaimana tersaji di lampiran 3
28 | P a g e
LAMPIRAN-LAMPIRAN
29 | P a g e
lampiran-1
TATACARA PENENTUAN DELINEASI PERMUKIMAN KUMUH
A. Pengertian
1. Perumahan dan kawasan permukiman adalah satu kesatuan sistem yang terdiri atas pembinaan,
penyelenggaraan perumahan, penyelenggaraan kawasan permukiman, pemeliharaan dan
perbaikan, pencegahan dan peningkatan kualitas terhadap perumahan
kumuh dan permukiman kumuh, penyediaan tanah, pendanaan dan sistem pembiayaan, serta peran
masyarakat 1.
2. Perumahan adalah kumpulan rumah sebagai bagian dari permukiman, baik perkotaan
maupun perdesaan, yang dilengkapi dengan prasarana, sarana, dan utilitas umum sebagai hasil
upaya pemenuhan rumah yang layak huni 2.
3. Kawasan permukiman adalah bagian dari lingkungan hidup di luar kawasan lindung, baik berupa
kawasan perkotaan maupun perdesaan, yang berfungsi sebagai lingkungan tempat
tinggal atau lingkungan hunian dan tempat kegiatan yang mendukung perikehidupan dan
penghidupan 3.
4. Lingkungan hunian adalah bagian dari kawasan permukiman yang terdiri atas lebih dari satu
satuan permukiman4
5. Permukiman : bagian dari lingkungan hunian yang terdiri atas lebih dari satu satuan
perumahan yang mempunyai prasarana, sarana, utilitas umum, serta mempunyai penunjang
kegiatan fungsi lain di kawasan perkotaan atau kawasan perdesaan5
6. Maka Profil permukiman yang dimaksud adalah profil data dan informasi yang mencakup lebih
dari satuan perumahan, yang mempunyai prasarana, sarana, utilitas umum, serta mempunyai
penunjang kegiatan fungsi lain di kawasan perkotaan atau kawasan perdesaan.
7. Permukiman kumuh adalah permukiman yang tidak layak huni karena ketidakteraturan
bangunan, tingkat kepadatan bangunan yang tinggi, dan kualitas bangunan serta sarana dan
prasarana yang tidak memenuhi syarat6
8. Pengertian deliniasi : adalah penggambaran hal penting dengan garis dan lambang tertentu dalam
peta.
9. Deliniasi permukiman kumuh :
idem
idem
idem
idem
idem
30 | P a g e
a. Adalah garis (membentuk poligon tertutup/berada dalam satu hamparan) yang menggambarkan
batas permukiman kumuh yang ditetapkan berdasarkan kriteria kumuh (7 indikator kumuh)yaitu
a.bangunan gedung; b. jalan lingkungan; c. penyediaan air
minum; d. drainase lingkungan; e. pengelolaan air limbah; f. pengelolaan persampahan; dan g.
proteksi kebakaran7. Yang keberadaannya bisa dengan sangat jelas (visual) dapat dibedakan
dengan permukiman yang tidak kumuh.
b. Delineasi permukiman kumuh dapat mencakup sebagian, satu atau lebih RT/dusun dalam satu
kelurahan/desa,
c. Dalam satu desa/kelurahan dimungkinkan terdapat lebih dari satu delineasi permukiman kumuh,
dengan catatan harus memenuhi syarat permukiman sebagaimana disebut dalam poin 6 diatas,
dan jarak satu delineasi dengan delineasi yang lain cukup jauh.
d. Satu satuan delineasi permukiman harus berada dalam satu kesatuan sistem tertentu, apakah
sistem sosial ekonomi, sistem geospasial tertentu.
2. Dapat menggunakan Batas fisik yang nyata ( jaringan jalan, jaringan rel kereta api, sungai, danau
dll)
Permen PUPR No. 2 Tahun 2016 tentang Peningkatan Kualitas Terhadap Perumahan Kumuh
31 | P a g e
32 | P a g e
b. Menggunakan Tracking GPS: 1) jika jumlah perangkat GPS terbatas sedangkan jumlah tim
banyak, maka penggunaan GPS dapat dilakukan oleh 1 / 2 orang saja untuk menentukan
koordinat deliniasi dilakukan sebelum analisis data berdasarkan peta hasil observasi. 2) tidak
akan menjadi hambatan apabila jumlah perangkat GPS sesuai dengan jumlah tim, penentuan
titik koordinat bisa langsung ditentukan pada saat observasi.
c. Jika tidak tersedia perangkat GPS: penentuan titik koordinat bisa menggunakan google earth
(/lihat kembali teknik pemetaan yang ada dalam POS Pendataan 100 0 100)
33 | P a g e
lampiran-2
Outline Profil Permukiman dan Permukiman Kumuh Desa/Kelurahan
Nama Kabupaten/Kota
: .......................................................
Nama Kecamatan
: .......................................................
Nama Desa/Kelurahan
: .......................................................
34 | P a g e
I.
PROFIL
PERMUKIMAN:
A.
Luas
Permukiman: ........... Ha
B. Penduduk :
Jumlah
Penduduk:.......................
1.
...
Jumlah
jiw
a
Kepala
2.
Keluarga: .........................
Komposisi
3.
Penduduk :
Laki-
jiwa
laki: ..................
a. .
Perempuan: .....
b. ............
Jumlah
4.
jiwa
jiwa
Penduduk
Miskin/MBR: ..........................
Informasi Fisik
jiw
a
......... unit/Ha
Fisik ...... % Bangunan hunian memiliki luas
Bangunan :
Aksesibilitas
4. Lingkungan:
Drainase
5. Lingkungan:
lantai 7,2 m2
per orang
...... % Bangunan hunian memiliki kondisi
Atap, Lantai,
Dinding sesuai persyaratan teknis
...... % Kawasan permukiman terlayani
jaringan jalan
lingkungan yang minimum memadai
...... % Kondisi jaringan jalan pada
kawasan permukiman
memiliki kualitas minimum memadai
...... % Kawasan permukiman tidak terjadi
genangan
air/banjir
...... % Kondisi jaringan drainase di lokasi
permukiman
memiliki kualitas minimum memadai
.... % Masyarakat terlayani Sarana Air
6. Pelayanan Air
Minum untuk
minum, mandi, dan cuci (perpipaan atau
Minum/Baku:
non perpipaan
terlindungi yang layak)
.... % Masyarakat terpenuhi kebutuhan air
Pengelolaan
7. Limbah :
minum,
mandi, cuci (minimal 60liter/org/hari)
Air .... % Masyarakat memiliki akses jamban
keluarga /
jamban bersama (5 KK/jamban)
.... % Jamban keluarga/jamban bersama
sesuai
persyaratan teknis (memiliki kloset leher
angsa yang
terhubung dengan septic-tank)
.... % Saluran pembuangan air limbah
rumah tangga
terpisah
dengan
Pengelolaan
8. Persampahan
:
saluran
drainase
lingkungan
..... % Sampah domestik rumah tangga di
kawasan
permukiman terangkut ke TPS/TPA 2 kali
seminggu
35 | P a g e
Proteksi Kebakaran
IMB
..... % Lahan bangunan hunian memiliki
SHM/HGB/Surat
surat perjanjian lainnya
Kepadatan penduduk .........
2. :
Mata
..
jiwa/ha
pencarian ..... % Mata pencaharian utama rumah
3. penduduk
:
Penggunaan
tangga adalah
.........
..
Daya ......% Rumah tangga menggunakan .......
4. Listrik:
daya listrik
..
Watt"
.....% Rumah tangga menggunakan fasilitas
5. Fasilitas Pelayanan
kesehatan di
...........
Kesehatan:
6. Fasilitas Pelayanan
Pendidikan:
...
........% Rumah tangga dengan anak usia
wajib belajar 9
Tahu (SD/SMP/Seder
n
ajat)
pendidikan
aks
memperoleh es
dasar
di ........
Disertai dengan grafis:
Indikator 1
Bangunan)
36 | P a g e
6.
(Contoh
9. Grafik Indikator 5
Persampahan)
37 | P a g e
INDIKATOR 1
(Kondisi
INDIKATOR 2
Bangunan
(Aksesibilitas
Hunian)
Lingkungan)
INDIKATOR 4
(Air Minum)
INDIKATOR 5
(Air Limbah/Sanitasi)
38 | P a g e
A. Total Luas
Kawasan
O Kumuh
Non
O Kumuh
...........
:
Ha
........
: ...
Ha
39 | P a g e
B. Penduduk Kawasan
kumuh:
Jumlah
Penduduk:.........................
.
Jumlah
jiwa
Kepala
Keluarga: .........................
Komposisi
jiwa
Penduduk :
Lakilaki: ..................
.
jiwa
Perempuan: ........
.........
Jumlah
jiwa
Penduduk
Miskin/MBR: ..........................
jiw
a
c. di dataran rendah;
d. di perbukitan; dan .
e. di daerah rawan bencana.
sebutkan : .......................
Karakter lahan dalam kawasan : lahan datar/tebing/berbukit/dll, sebutkan :
....................
Kawasan berdekatan dengan fasilitas/sarana kota: pasar/ pusat pertokoan/ kawasan industri
(pabrik)/
kawasan
perkantoran/
stasiun/
terminal/
pelabuhan/tempat
wisata/dll,
sebutkan : ................................
D. Informasi Fisik
1. Keteraturan Bangunan : ....... % Bangunan Hunian tidak memiliki keteraturan (contoh
ilustrasi)
40 | P a g e
41 | P a g e
6. Pengelolaan Air Limbah:.....% Bangunan hunian pada lokasi permukiman tidak memiliki kloset
(Leher Angsa) yang terhubung dengan tangkiseptik (contoh ilustrasi)
42 | P a g e
7. Pengelolaan Persampahan : ...... % Sampah domestik rumah tangga pada kawasan permukiman
terangkut ke TPS/TPA kurang dari 2 kali seminggu (contoh ilustrasi)
43 | P a g e
LAMPIRAN 3
OUT LINE PROFIL PERMASALAHAN PERMUKIMAN TINGKAT
KABUPATEN/KOTA........
I. GAMBARAN UMUM
Wilayah Kota..........secara administrasi sebelah utara berbatasan dengan Kota.........sebelah timur
berbatasan dengan ...........sebelah barat berbatasan dengan ........... dan sebelah selatan berbatasan
dengan .............Secara geografis Kotaterletak diantara ...... ... ... dan ...
... ... Bujur Timur, .... .... .... dan ... ... .... Lintang Selatan. Luas
WilayahKota adalah........... Ha atau.......... Km2. Secaraadministratifterdiridari...............
Kecamatan,
........... Desa, dan.........RT/Dusun.
Berdasarkan surve ilapangan (baseline) diwilayah permukuman yang dilakukan oleh masyarakat
melalui Program KOTAKU, diperoleh gambaran umum Kabupaten/Kota ....... secara garis besar
adalah sebagai berikut:
1 Jumlah Kelurahan Program KOTAKU(Kelurahan/Desa)
2 Jumlah Kelurahan Tidak Kumuh (Kelurahan/Desa)
3 Jumlah Kelurahan Kumuh (Kelurahan/Desa)
Luas Kawasan Permukiman (Ha)
44 | P a g e
(KK)
10 Perempuan (Jiwa)
KELURAHAN KUMUH)
Link : ......... (SIM)
Status Data : 01-04-2016
PROFIL PERMASALAHAN PERMUKIMAN
A
Propinsi
JAWA TENGAH
Kota
KOTA SURAKARTA
KRITERIA /
No
PARAMETER
INDIKATOR
FISIK
Keteraturan
27
Bangunan
Kepadatan
(43 unit/Ha)
Bangunan
Kelayakan Fisik 16 Bangunan hunian memiliki luas lantai <7,2 m2
Bangunan
% per orang
16 Bangunan hunian memiliki kondisi Atap, Lantai,
% Dinding tidak
sesuai persyaratan teknis
16 Kawasan permukiman tidak terlayani jaringan
Aksesibilitas
Lingkungan
% jalan lingkungan
yang memadai
25 Kondisi
Jaringan
jalan
pada
kawasan
% permukiman memiliki
kualitas buruk
Drainase
5
Lingkungan
45 | P a g e
25%
Kondisi
jaringan
drainse
pada
lokasi
permukiman memiliki
kualitas buruk
27% Bangunan hunian pada lokasi permukiman tidak
terlayani
jaringan Air Bersih/Baku perpipaan atau non
perpipaan terlindungi
Pelayanan Air
6
Minum/Baku
yang layak
3% Masyarakat tidak terpenuhi kebutuhan minimal
60liter/org/hari
(Mandi, Minum, Cuci)
10% Bangunan hunian pada lokasi permukiman tidak
memiliki
akses Jamban/MCK Komunal
8% Bangunan hunian pada lokasi permukiman tidak
Pengelolaan Air
Limbah
memiliki kloset
(Leher Angsa) yang terhubung dengan tangkiseptik
0% Saluran Pembuangan Air Limbah Rumah Tangga
tercampur
dengan Drainase Lingkungan
18% Sampah domestik rumah tangga pada kawasan
Pengelolaan
Persampahan
permukiman
terangkut ke TPS/TPA kurang dari 2 kali seminggu
Pengamanan
97%
Bahaya
Ketersediaan
Kawasan
permukiman
tidak
memiliki
B NON FISIK
64% Bangunan Hunian tidak memiliki IMB
Legalitas
pendirian
bangunan
SHM/HGB/Surat yang
diakui pemerintah
2
3
Kepadatan
penduduk
Mata pencarian
penduduk
Penggunaan
Daya
Listrik
Fasilitas
Watt
Pelayanan
Kesehatan
di
Puskesmas/Pustu
Pelayanan
Pendidikan
Tahun
(SD/SMP/Sederajat) memperoleh akses pendidikan
dasar di Dalam
kelurahan/kecamatan yang sama
Copyright P2KP
2015
Dari pendataan yang dilakukan oleh masyarakat terkait dengan kondisi permasalahan 7
indikator
kumuh,
Kabupaten/Kota.
46 | P a g e
selengkapnya
disajikan
pada
peta
permasalahan
permukiman
Keterangan Sumber : Peta awal dari RTRW atau Rencana Kota Lainnya atau SK Walikota yang
kemudian diolah sesuai hasil deliniasi kawasan kumuh kelurahan berdasarkan hasil observasi
47 | P a g e
Gambar 2.
Contoh Peta Sebaran dan Prioritas Penanganan Kawasan Kumuh Kabupaten/Kota
DESA/KELURA
JUMLAH
HAN
RT
JUMLAH
RUMAH
PERMUKIMAN
TANGGA
KUMUH
1
2
3
DS
T
48 | P a g e
Gambar 3.
Contoh Peta Sebaran Bangunan Hunian Tidak Teratur
Tabel 2. Sebaran Bangunan Hunian Tidak Teratur
JUMLAH
JUMLAH
N
DESA/KELURAH
AN
LUAS
BANGUNAN
BANGUNAN
HUNIAN
PERMUKIMAN
(UNIT)
(HA)
HUNIAN TIDAK
TERATUR (UNIT)
1
2
3
4
DS
T
49 | P a g e
Gambar 4.
Contoh Peta Kepadatan Bangunan Hunian Kabupaten/Kota
Tabel 3. Sebaran Kepadatan Bangunan Hunian Kabupaten/Kota
TINGKAT
JUMLAH
DESA/KELUR
No
AHAN
1
2
3
4
Dst
50 | P a g e
LUAS
KEPADATAN
PERMUKI BANGUNAN
BANGUNAN MAN
(unit)
(Ha)
HUNIAN
(unit/Ha)
HAN
BANGUNAN
HUNIAN
YANG
BANGUNAN TIDAK
HUNIAN
(Unit)
LAYAK (Unit)
1
2
3
4
Dst
Gambar 6.
Contoh Peta Jalan Dan Aksesibilitas Lingkungan Permukiman
51 | P a g e
DESA/KELURAH H
AN
JALAN
PANJANG JALAN (L
YANG LEBARNYA 1,5 M) YANG
RT
<1,5 M
1
2
3
4
DS
T
RUSAK
Gambar 7.
Contoh Peta Drainase Lingkungan Permukiman Tingkat Kabupaten/Kota
52 | P a g e
DESA/KELUR
JUMLAH
AHAN
RT
(m)
1
2
3
4
Dst
Gambar 8.
Contoh Peta Sebaran Permukiman Yang Tidak Memiliki Akses Air Minum/Baku Yang Layak
53 | P a g e
Tabel 7. Jumlah Rumah tangga yang Tidak Memiliki Akses Air Minum/Baku Yang Layak
JUMLAH
JUMLAH
RUMAH
RUMAH
JUML
JUML
N
DESA/KELU
RAHAN
AH
AH
TANGGA YG TANGGA YANG
RUMA TIDAK
TIDAK
RT
H
MEMILIKI
TANG
GA
1
2
3
4
DST
TERPENUHI
KECUKUPAN
MINUM
54 | P a g e
Gambar 9.
Contoh Peta Sebaran Permukiman Yang Tidak Memiliki Pengelolaan Limbah Rumah Tangga
Yang Layak
Tabel 8. Jumlah Rumah Tangga Tidak Memiliki Pengelolaan Limbah Rumah Tangga Yang
Layak
DESA/KELU JUM
No RAHAN
LAH
RT
JUMLAH RT
JUM
JMLRUM JMLRUMAH
TANGGA
AH
TANGGA YANG
TDK
YANG
MEMILIKI
LAH
RUM
TIDAK
MEMILIK KLOSET
N AIR
LIMBAH
AH
I
TANG
GA
(LEHER
ANGSA) YG
TERHUBUN
YG
SALURAN
PEMBUANGA
RUMAH
AKSES
JAMBAN/ G
DGN
MCK
KOMUNA TANGKI
TANGGA
TERCAMPUR
LINGK.
SEPTIK
DGN
DRAINASE
1
2
3
4
Dst
9. PETA PENGELOLAAN PERSAMPAHAN
55 | P a g e
Gambar 10.
Contoh Peta Sebaran RT Tidak Memiliki Pengelolaan Sampah Domestik Yang Layak
RT
YANG
TIDAK
MEMILIKI
N
DESA/KELUR
JUMLAH
AHAN
RT
PENGELOLAAN
SAMPAH DOMESTIK
YANG
LAYAK
1
2
3
4
Dst
10. PETA PERSOALAN PENGAMANAN BAHAYA KEBAKARAN
56 | P a g e
Gambar 11.
Contoh Peta Sebaran RT Tidak Memiliki Sarana Penanganan Bahaya Kebakaran Yang
Layak
Tabel 10. Jumlah RT Tidak Memiliki Sarana Penanganan Bahaya Kebakaran Yang Layak
JUMLAH
No
TIDAK
DESA/KELURA
MEMILIKI
JUMLAH SARANA PENANGANAN
HAN
RT
BAHAYA
KEBAKARAN
LAYAK
1
2
3
4
Dst
RT
YANG
57 | P a g e
Gambar 12.
Contoh Peta Sebaran Bangunan Hunian Yang Tidak Legal
DESA/KELU
RAHAN
AH
RT
H
BANGU
NAN
HUNIA
N
1
2
3
4
Dst
LAHAN
NAN
BANGUNAN
HUNIAN TIDAK
HUNIAN
MEMILIKI
SHM/HGB/SURAT
TIDAK
MEMILI
YANG
DIAKUI
KI
IMB
PEMERINTAH
58 | P a g e
Gambar 13.
Contoh Peta Sebaran Kepadatan Penduduk
Tabel 13. Kepadatan Penduduk
KEPADATAN
N
o
PENDUDUK
(JIWA/HA)
1
2
3
4
Dst
59 | P a g e
60 | P a g e