Anda di halaman 1dari 152

KATA PENGANTAR

Puji syukur kita panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan limpahan rahmat
dan hidayah sehingga penyusunan Prosedur Operasional Standar (POS) penyusunan profil permukiman
tingkat kota/kab akhirnya dapat diselesaikan. POS ini nantinya akan menjadi acuan bagi pelaku,
organisasi dan lembaga di tingkat masyarakat desa/Kelurahan dalam menyusun profil permukiman dan
penentuan deliniasi kumuh di tingkat kelurahan/desa.
POS penyusunan profil permukiman tingkat kota/kab ini intinya memuat tujuan, keluaran, alur
pelaksanaan kegiatan dan langkah-langkahnya.
Semua upaya tersebut hanya dapat dicapai melalui upaya kolaborasi para pihak di tingkat desa/kelurahan
yang didukung komitmen Pemerintah Kabupaten/Kota melalui pokja PKP dalam melaksanakan program
kota tanpa kumuh (KOTAKU).
Jakarta April 2016
Penyusun

DAFTAR ISI
1.
2.
3.
4.

Pengantar ...................................................................................................................................
Tujuan ..............................................................................................
Keluaran .........................................................................................
Penyelenggaraan ........................................................................................................................
A. Ketentuan Umum ...............................................................................................................
Langkah-

1
2
2
2
2

B. langkahPelaksanaan .............................................................................................
3
1. FGDawal penentuan delineasi kawasan kumuh desa/kelurahan ...............................
5
2. Observasi & verifikasi permukiman kumuh ................................................................ 9
3. Perumusan profil desa/kelurahan ..............................................................................
25
4. Perumusan profil kota/kabupaten ..............................................................................
26
5. Lampiran :
Lampiran-1 TatacaraPenentuanDelineasiPermukimanKumuh .................................................. 29
Lampiran-2
Outline
ProfilPermukiman
Dan
PermukimanKumuhDesa/Kelurahan ....................
Lampiran
3
Out
Line
ProfilPermasalahanPermukiman
Kabupaten/Kota........... ...........

33
Tingkat
43

BAB I
PENDAHULUAN

1. PENGANTAR
Tahapan Penyusunan Profil Permukiman tingkat kota/kabupaten ini merupakan tahapan lanjutan
dari Pendataan Baseline 100 0 100 tingkat desa/kelurahan di lokasi Program KOTAKU Merupakan
bagian tidak terpisahkan dari kegiatan Persiapan dalam siklus Program KOTAKU Maksud utama
dari Penyusunan Profil

ini adalah untuk mempermudah parapihak dalam merumuskan Profil

Permukiman dan Permukiman Kumuh Tingkat Kota berdasarkan baseline data 100 0 100 tingkat
komunitas sesuai dengan kondisi riil di lapangan.

Sebagaimana diketahui hasil dari proses pendataan adalah berupa profil permukiman di setiap
Lingkunagn, mengingat bahwa area kajian dalam proses pendataan adalah lingkup Lingkungan.
Agar data ini bisa dipergunakan, maka perlu diolah sedemikian rupa dan juga mempertajamnya

dengan melihat luasan riil kumuh di lapangan melalui proses pengamatan visual yang lebih
mendalam. Proses lanjutanya ini akan dilakukan mulai dari tingkat desa/kelurahan sampai kemudian
di rekap di tingkat Kab/Kota, sehingga bisa digunakan sebagai dasar perencanaan pembangunan
baik di tingkat desa/kelurahan maupun di tingkat kab/kota.
2. TUJUAN
Tujuan dari disusunnya Profil Kelurahan ini adalah
a. Mempermudah para pihak dalam menyusun profil permukiman dan permukiman kumuh tingkat
desa/kelurahan yang akan berguna untuk proses perencanaan maupun untuk pengendalian
peningkatan kualitas permukiman
b. Mempermudah para pihak untuk merekap profil permukiman tersebut menjadi profil
permukiman di tingkat kab/kota yang berguna untuk perencanaan pembangunan tingkat kab/kota
3. KELUARAN
Keluaran yang akan diharapkan adalah:Adanya Profil Permukiman di seluruh desa/kelurahan dan
profil Permukiman di tingkat Kota/Kabuapaten
4. PENYELENGGARAAN
C. Ketentuan Umum
Beberapa hal yang perlu menjadi dasar dalam penyusunan profil kali ini adalah sebagai berikut:
1. Mengacu kepada pengertian permukiman menurut Undang-Undang 1 No. 2011, maka
permukiman adalah: bagian dari lingkungan hunian yang terdiri atas lebih dari satu satuan
perumahan yang mempunyai prasarana, sarana, utilitas umum, serta mempunyai penunjang
kegiatan fungsi lain di kawasan perkotaan atau kawasan perdesaan
2. Maka Profil permukiman yang dimaksud adalah profil data dan informasi yang mencakup
lebih dari satuan perumahan, yang mempunyai prasarana, sarana, utilitas umum, serta
mempunyai penunjang kegiatan fungsi lain di kawasan perkotaan atau kawasan perdesaan.
3. Untuk mempermudah penggambaran profil tersebut maka digunakan 7 indikator yang biasa
digunakan dalam permukiman kumuh dan juga aspek yang lain terkait permukiman, sesuai
hasil pendataan 100 0 100 pada tahap sebelumnya, yaitu:
a. Data dan informasi fisik yang terkait dengan 7 indikator kumuh yaitu:
i. Kondisi bangunan hunian:
1. Keteraturan Bangunan

2. Kepadatan Bangunan
3. Kondisi Fisik Bangunan
ii. Jalan Lingkungan
iii. Drainase Lingkungan
iv. Pembuangan air Limbah
v. Penyediaan Air Bersih & Air Minum
vi. Pengelolaan Persampahan
vii. Pengamanan Bahaya Kebakaran
b. Data dan informasi non fisik yang terkait dengan infrastruktur permukiman, antara
lain:
i. Legalitas pendirian bangunan
ii. Kepadatan penduduk
iii. Mata pencarian penduduk
iv. Penggunaan Daya Listrik
v. Fasilitas Pelayanan Kesehatan
vi. Fasilitas Pelayanan Pendidikan
4. Seluruh desa/kelurahan yang sudah menyelesaikan proses pendataan 100 0 100, dapat
langsung merumuskan profil permukimannya sesuai dengan minimal outline sederhana
sebagaimana di lampiran 1, dengan mengambil data yang dapat di peroleh melalui data SIM
WEB P2KP.org.
5. Bagi 11.067 desa/kelurahan di wilayah KOTAKU yang memiliki informasi awal terdapat
perumahan dan permukiman kumuh (SK Kumuh Bupati/Walikota, data baseline 100 0 100,
Data BPS, informasi masyarakat, sumber informasi lainnya) akan dilakukan proses lanjutan
untuk menentukan luasan riil kumuh melalui observasi mendalam di lapangan (sesuai
langkah-langkah dalam POS ini)
6. Perumusan profil permukiman dan permukiman kumuh kota/kabupaten ini akan dilakukan
secara berjenjang dari mulai tingkat desa/kelurahan sampai dengan tingkat kota/kabupaten.
7. Hasil observasi mendalam untuk menentukan luasan riil permukiman kumuh ini, tidak
dimaksudkan untuk menggantikan lokasi permukiman yang sudah ditetapkan sebelumnya,
akan tetapi merupakan pelengkap data dan informasi yang dapat memperkaya Pemerintah
Daerah untuk menyajikan informasi mengenai Permukiman Kumuh di wilayahnya.

8. Hasil akhir penetapan luasan riil permukiman kumuh akan dilakukan melalui serangkaian
diskusi bersama pemerintah daerah dan pemangku kepentingan lain dalam rangka penyusunan
RP2KP-KP, Yang kemudian akan ditetapkan oleh SK Bupati/Walikota setempat.
D. Langkah-Langkah Pelaksanaan
Yang dimaksud langkah-langkah pelaksanaan dalam hal ini adalah langkah-langkah
pelaksanaan yang dapat dilakukan oleh berbagai pihak untuk menentukan luasan rill permukiman
kumuh di masing-masing daerah. Dengan kata lain bagi desa/kelurahan yang tidak ada informasi
awal terdapat permukiman kumuh tidak akan dilakukan proses penentuan luasan riil permukiman
kumuh ini, jadi cukup hanya menyajikan profil permukiman di desa/kelurahan terkait.
Langkah-langkah

pelaksanaan

penyusunan

profil

permukiman

dan

permukiman

kumuh

dideskripsikan melalui alur sebagai berikut:

PENDATAAN
100 0 100

FGD AWAL DELINASI KAWASAN KUMUH

OBSERVASI DELINASI KAWASAN KUMUH

DATA PROFIL KAWASAN KUMUH

PENYUSUNAN PROFIL KELURAHAN

PENYUSUNAN PROFIL KOTA

PENYEPAKATAN PROFIL KOTA

PERENCANAAN TINGKAT KOTA

PERENCANAAN PARTISIPATIF

Gambar 1: Diagram alir Proses Penyusunan Profil Permukiman tingkat Kota

BAB II

GAMBARAN UMUM WILAYAH KELURAHAN AEK MANIS


2.1 Pemetaan Kondisi Eksisting
2.1.1

Geografi
Kelurahan Aek Manis terletak di Kecamatan Sibolga Selatan , Kota Sibolga . Wilayah ini

termasuk kedalam wilayah Pesisir pantai. Luas wilayah kurang lebih 0,60 Ha atau 31 km2
dengan batas-batas wilayah sebagai berikut:
Sebelah Utara

: Bukit Barisan

Sebelah Timur : Aek Habil


Sebelah Selatan : Teluk Tapian Nauli
Sebelah Barat

: Kelurahan Pancuran Bambu

Kelurahan Aek Manis terbagi atas 8 (delapan) lingkungan dengan masing-masing dapat
dilihat pada tabel 2.1 dari gambaran wilayah Kelurahan Aek Manis dapat dilihat pada
peta 2.1

Gambar 2.1 Peta dasar Kelurahan

Desa/Ke

Desa/Kel

Desa/Kel

l Lereng

Tepi

Aliran

Gunung

Pantai/Pesisi

Sungai

(Ha)

r (Ha)

(Ha)

3531

Desa/Ke
l
Bantaran
Sungai

Jarak Ke

l Rawan

Ibu Kota

Banjir

Kecamatan

(Ha)

(Km)

(Ha)
5

Jarak

Desa/Ke

59

Jarak Ke Ibu

Ke Ibu
Kota
Provinsi
(Km)
3497

Kota
Kabupaten/Kota
(Km)
31

Tabel 2.1
Topoghraphi Kelurahan Aek Manis
(Sumber DDK Kelurahan tahun 2015

2.1.2

Orbitisasi
Kelurahan Aek Manis merupakan wilayah rawan banjir, hal ini disebabkan sebagian besar
rumah warga masyarakat masih berada di bawah badan jalan. Sehingga di waktu musim
penghujan saluran pembuangan air (selokan) yang tersedia tidak dapat menampung dan
menyalurkan air pembuangan, baik itu yang berasal dari rumah penduduk maupun air hujan

2.1.3.

Sumber Daya Air

Wilayah Kelurahan Aek Manis pada umumnya adalah masyarakat yang mengkonsumsi
sumber air pada PAM yang kualitas airnya baik, tetapi disebagian tempat terutama masyarakat
yang berada ditepi pegunungan masih mengkonsumsi air dari mata air pegunungan.
Adapun jumlah warga yang terdaftar sebagai pengguna Sumber Daya Air dapat dilihat pada
tabel berikut ini :

No
1
1.
2.

Sumber Daya Air


2
Perusahaan Air Minum
(PAM)

Jumlah
(Unit)

Penggun
a (KK)

2009

2010

Ket

Sumber Mata Air

Tabel 2.2 Jumlah Pengguna Sumber Daya Air Kelurahan Aek Manis Kecamatan Sibolga Selatan
(Sumber : Data Profil Kelurahan Aek Manis)

2.1.3

Udara
Kwalitas udara di wilayah Kelurahan Aek Manis pada umumnya sehat, namun di

lingkungan VIII seperti komplek Pajak Ikan, Pelabuhan dan Tangkahan,

udara dapat

dikategorikan tercemar ringan dikarenakan asap yang keluar dari corong pabrik serta truk dan
kapal motor yang bongkar muat di pelabuhan tersebut. Kenderaan bermotor
2.1.4. Demografi
Penduduk sebagai salah satu unsur utama dalam pembentukan suatu wilayah, merupakan
faktor yang sangat mempengaruhi pengembangan suatu wilayah. Penduduk pada hakekatnya adalah
objek sekaligus subjek suatu pembangunan. Sebagai salah satu faktor yang mempengaruhi
perkembangan ruang terutama dalam kaitannya dengan pemanfaatan lahan, maka jumlah dan
pertumbuhan penduduk perlu mendapatkan kajian tersendiri.
Jumlah
No

Jumlah Kepala LakiKeluarga (KK)

Laki
(orang)

2,461

5,312

Jumlah

Jumlah

Kepadatan

Perempuan

Total

Penduduk

(orang)

(orang) (Jiwa/Km2)

5,115

10,427

2,606,750,000

Tabel 2.2
Jumlah Penduduk Kelurahan Aek Manis
(Sumber DDK Kelurahan tahun 2015)
Jumlah kepala keluarga Kelurahan Aek Manis pada Tahun 2015 sebanyak 2,461 kepala keluarga. Jumlah
kepala keluarga terbanyak berada di Lingkungan ........ dan jumlah kepala keluarga paling sedikit adalah
di Lingkungan ............. Jumlah penduduk Kelurahan Aek Manis pada tahun 2015 adalah 10,427jiwa.
Jumlah penduduk perempuan lebih sedikit dengan persentase 49 % sedangkan penduduk laki-laki
sebanyak 51 % dari jumlah penduduk secara keseluruhan. Jumlah penduduk terbanyak di
Lingkungan......... dan jumlah penduduk yang paling sedikit berada di Lingkungan ......

A. Jumlah Penduduk Berdasar Usia


Berdasarkan Usia Jumlah Penduduk di Kelurahan Aek Manis dapat dilihat berdasar tabel berikut :
No
1
2
3
4
5
6
7
8

Usia
Jumlah
0 - 5 Tahun
6 - 10 Tahun
11 - 15 tahun
16 - 20 Tahun
21 - 25 Tahun
26 - 30 Tahun
31 - 40 Tahun
41 - 60 Tahun
60 tahun ke
9
atas
Tabel 2.3Jumlah Penduduk Kelurahan Aek Manis berdasarkan usia
(Sumber DDK Kelurahan tahun 2015
B. Jumlah Penduduk Berdasarkan Pendidikan
N
o
1
2
3
4
5
6
7
8
9
1
0
1
1
1
2
1
3
1
4
1
5

Laki-Laki
(orang)
129

Perempuan
(orang)
105

Jumlah
(Orang)
234

692

665

1,357

230

222

452

1,029

951

1,980

696

667

1,363

1,206
2,637

1,160
2,610

2,366
5,247

Tamat D-3/sederajat

70

68

138

Tamat D-2/sederajat

16

Tamat D-1/sederajat

15

Tamat SMA/sederajat

1,159

1,140

2,299

Usia 18 - 56 tahun tidak tamat SLTA

1,659

1,648

3,307

978

962

1,940

Tingkatan Pendidikan
Tamat S-1/sederajat
Usia 3 - 6 tahun yang belum masuk
TK
Usia 3 - 6 tahun yang sedang
TK/play group
Usia 7 - 18 tahun yang tidak
pernah sekolah
Usia 7 - 18 tahun yang sedang
sekolah
Usia 18 - 56 tahun tidak pernah
sekolah
Usia 18 - 56 tahun pernah SD
tetapi tidak tamat
Tamat SD/sederajat
Usia 12 - 56 tahun tidak tamat SLTP

Tamat SMP/sederajat

1
6
1
7
1
8
1
9
2
0
2
1
2
2
2
3
2
4
2
5
2
6
2
7
2
8
2
9
3
0
3
1
3
2
3
3
3
4
3
5
3
6
3
7
3
8
3
9

Tamat SMA/sederajat

1,300

10,980

12,280

Tamat D-1/sederajat

13

Tamat D-2/sederajat

13

Tamat D-3/sederajat

91

50

141

Tamat S-1/sederajat

187

68

255

Tamat S-2/sederajat

11

13

Tamat S-3/sederajat

Tamat SMP/sederajat

1,019

995

2,014

266

244

510

1,257

1,158

2,415

155

159

314

124

132

256

377

364

741

155

323

478

139

149

288

156

187

343

Tamat S-2/sederajat

10

13

Tamat S-1/sederajat

129

105

234

692

665

1,357

230

222

452

1,029

951

1,980

1,206

1,160

2,366

Usia 12 - 56 tahun tidak tamat SLTP


Tamat SD/sederajat
Usia 18 - 56 tahun pernah SD
tetapi tidak tamat
Usia 18 - 56 tahun tidak pernah
sekolah
Usia 7 - 18 tahun yang sedang
sekolah
Usia 7 - 18 tahun yang tidak
pernah sekolah
Usia 3 - 6 tahun yang sedang
TK/play group
Usia 3 - 6 tahun yang belum masuk
TK

Usia 3 - 6 tahun yang belum masuk


TK
Usia 3 - 6 tahun yang sedang
TK/play group
Usia 7 - 18 tahun yang tidak
pernah sekolah
Usia 7 - 18 tahun yang sedang
sekolah
Usia 18 - 56 tahun tidak pernah
sekolah
Tamat SD/sederajat

4
0
4
1
4
2
4
3
4
4
4
5
4
6
4
7
4
8

Usia 18 - 56 tahun pernah SD


tetapi tidak tamat

696

667

1,363

Usia 12 - 56 tahun tidak tamat SLTP

2,637

2,610

5,247

Usia 18 - 56 tahun tidak tamat SLTA

1,659

1,648

3,307

Tamat SMP/sederajat

978

962

1,940

Tamat D-1/sederajat

15

Tamat D-2/sederajat

16

Tamat D-3/sederajat

70

68

138

Tamat SMA/sederajat

1,159

1,140

2,299

Tamat S-2/sederajat

10

13

Tabel 2.4 Jumlah Penduduk Kelurahan Aek Manis berdasarkan pendidikan


(Sumber DDK Kelurahan tahun 2015)

No

1
2
3
4
5
6

Angkatan Kerja
Penduduk usia 18 - 56 tahun
yang tamat SLTP
Penduduk usia 18 - 56 tahun
yang tamat Perguruan
Tinggi
Penduduk usia 18 - 56 tahun
yang tamat SD
Penduduk usia 18 - 56 tahun
yang tidak tamat SD
Penduduk usia 18 - 56 tahun
yang buta aksara dan
huruf/angka latin
Penduduk usia 18 - 56 tahun
yang tamat SLTA

LakiLaki
(orang
)

Perempu
an
(orang)

Jumlah
(Orang)

1,139

877

2,016

315

141

456

1,112

999

2,111

37

54

91

1,687

811

2,498

Penduduk usia 18 - 56 tahun


yang tidak tamat SD

696

667

1,363

Penduduk usia 18 - 56 tahun


yang tamat SD

1,206

1,160

2,366

Penduduk usia 18 - 56 tahun


yang tamat SLTP

978

962

1,940

10

Penduduk usia 18 - 56 tahun


yang tamat SLTA

1,159

1,140

2,299

11
12
13
14

Penduduk usia 18 - 56 tahun


yang buta aksara dan
huruf/angka latin
Penduduk usia 18 - 56 tahun
yang tamat Perguruan
Tinggi
Penduduk usia 18 - 56 tahun
yang tamat Perguruan
Tinggi
Penduduk usia 18 - 56 tahun
yang tamat SLTA

225

191

416

225

191

416

1,159

1,140

2,299

15

Penduduk usia 18 - 56 tahun


yang tamat SLTP

978

962

1,940

16

Penduduk usia 18 - 56 tahun


yang tamat SD

1,206

1,160

2,366

696

667

1,363

17
18

Penduduk usia 18 - 56 tahun


yang tidak tamat SD
Penduduk usia 18 - 56 tahun
yang buta aksara dan
huruf/angka latin

Tabel 2.5 Jumlah Penduduk Kelurahan Aek Manis berdasarkan pendidikan


(Sumber DDK Kelurahan tahun 2015

C. Xx
D. Xx
E. Xx
F. Xx
G. Xx
H. Xx
I. Xx
J. Xx
K. Xx
L. Xx
M. Xx
N. Xx
O. Xx
2.1.3 Sosial Ekonomi
Layaknya penduduk kota pada umumnya, mata pencaharian penduduk di Kelurahan Aek
Manis mayoritas adalah Nelayan, namun ada juga yang bekerja sebagai pedagang, pegawai negeri

sipil, pegawai swasta, dokter, dosen, adapula yang bekerja serabutan dengan penghasilan yang
tidak menentu setiap bulannya.
Sektor ekonomi primer yang berkembang di Kelurahan Aek Manis adalah Pasar Ikan
Mina Saiya yang terletak di LK.I . Lokasi itu berkembang dari sekumpulan orang yang berjualan
di tempat tersebut, namun seiring waktu karena lokasinya yang strategis, lokasi itu pun
berkembang menjadi Pasar Ikan yang ada seperti saat ini.
Berbagai kegiatan ekonomi juga berkembang di sepanjang jalan KH.Ahmad Dahaln,
Jl.SM.Raja dengan berbagai macam usahanya .

2.1.4 Sosial Budaya


Masyarakat Kelurahan Aek Manis termasuk kedalam tipikal masyarakat
kota yang masih dalam tahap urban, atau perubahan dari desa menuju Kota.

Sangat sulit melibatkan partisipasi masyarakat untuk ikut dalam kegiatan


bersama dengan alasan kesibukan masing-masing. Namun disisi lain, di
beberapa titik, masih terlihat kelompok masyarakat yang memanfaatkan ruang
sosial untuk berbagi ruang dan cerita.

2.1.5

Sarana

dan

Prasarana
A. Sarana Ibadah
Agama yang dianut sebagian besar penduduk Kelurahan Aek Manis adalah Islam.
Sarana peribadatan yang terdapat di Kelurahan Aek Manis adalah tujuh buah mesjid, yang
tersebar di lingkungan I s/d 8, Walaupun ada sebagian kecil warga Kelurahan Aek Manis
beragama Nasrani, tetapi tidak terdapat gereja di wilayah ini, namun ada satu vihara yang
terletak di Lingkungan IV.
Berdasarkan agama mayoritas penduduk Aek Manis beragama Islam, untuk lebih jelas dapat
dilihat pada tabel berikut :
N
o
1
2
3
4
5

Agama
Katholi
k
Islam
Kristen
Hindu
Budha

LakiLaki
(oran
g)

Perempu
an
(orang)

Jumla
h
(Oran
g)

26
5,135
58
92
86

30
494
47
89
80

56
5,629
105
181
166

Tabel 2.6 Jumlah Penduduk Kelurahan Aek Manis berdasarkan Agama


(Sumber DDK Kelurahan tahun 2015)

B. Sarana Pendidikan
Salah satu potensi yang terdapat di Kelurahan Aek Manis adalah banyaknya sarana pendidikan
yang tersebar di Kelurahan ini. Terdapat satu SMP yakni SMPN 7.. Terdapat 6 SD yang disatukan .
Untuk lebih jelas silahkan lihat di tabel 2.3 dan peta 2.5

No

Kategori

Tingkatan/Jenis
Sekolah

1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15

Sekolah Formal
Sekolah Formal
Sekolah Formal
Sekolah Formal
Sekolah Islam
Sekolah Formal
Sekolah Formal
Sekolah Formal
Sekolah Formal
Sekolah Islam
Sekolah Formal
Sekolah Formal
Sekolah Formal
Sekolah Formal
Sekolah Islam

Play Group
TK
SD
SMP
Ibtidayah
Play Group
TK
SD
SMP
Ibtidayah
Play Group
TK
SD
SMP
Ibtidayah

Status
Terdaftar
Terdaftar
Terdaftar
Terdaftar
Terdaftar

Jumlah
Negeri

Jumlah
Swasta

0
0
0
0
0
0
1
5
1
0
0
1
5
1
0

0
0
0
0
0
0
1
1
0
0
0
1
1
0
0

Jumlah
Dimiliki
Kelurahan
0
0
0
0
0
1
0
0
0
0
1
0
0
0
0

Jumlah
0
0
0
0
0
1
2
6
1
3
1
2
6
1
3

Jumlah
Pengaja
r
2
5
50
10
8
2
9
88
12
10
2
9
88
12
10

Jumlah
Siswa
20
30
920
120
115
27
155
1,981
160
255
27
155
1,981
160
255

C. Sarana Pemerintahan
Sarana Pemerintahan berupa Kantor Kelurahan Aek Manis berada di Lk.IV. Untuk
membantu kinerja Lurah, Setiap lingkungan memiliki satu orang kepala lingkungan. Sesuai
dengan Peraturan Daerah Kota Sibolga No.14 Tahun 2008 tanggal 31 Mei 2008 tentang
susunan Organisasi Kantor Kelurahan Aek Manis sebagai mana dapat di lihat dalam bagan
berikut :
BAGAN 1
STRUKTUR ORGANISASI
PEMERINTAH KELURAHAN PANCURAN DEWA

LURA
H
KELOMPOK JAWATAN
FUNGSIONAL

KASI
PEMERINTAHA
N

SEKRETARI
S
KELURAHA

KASI
TRANTIB

KASI
PEMBANGUNAN

Dasar : Perda Kota Sibolga No. 14 Tahun 2008


Keterangan :
Garis Komando
Garis Koordinasi

KASI
KESRA

Dalam melaksanakan tugas-tugasnya Kepala Kelurahan dibantu oleh Kepala Seksi sesuai
dengan bidang tugasnya serta beberapa orang Kepala Lingkungan sebagai perpanjangan
tangan Pemerintah Kelurahan yang berada langsung ditengah-tengah masyarakat.
A. Lembaga Kemasyarakatan

Pola kemitraan yang di tetapkan dengan lembaga-lembaga yang ada telah memberikan
kontribusi yang positif bagi masyarakat

maupun Pemerintah Kelurahan. Lembaga

Kemasyarakatan yang tumbuh dari, oleh dan untuk masyarakat telah menjadi mitra penting
Pemerintah Kelurahan dalam mengakomodir serta menampung dan menyalurkan aspirasi
masyarakat demi terlaksananya pembangunan dan peningkatan kesejahteraan masyarakat.
Adapun Potensi Kelembagaan yang ada di Kelurahan Aek Manis dapat dilihat dalam tabel
berikut ini :

Jumlah
Pengurus
(orang)

Alamat Kantor

Jumlah
Jenis
Kegiat
an

JL.SM.RAJA
NO.302 SIBOLGA

JL.SM.RAJA
NO.302 SIBOLGA

JL.KH.A.DAHLAN
SIBOLGA

Berdasarkan
Keputusan Lurah

10

JL.SM.RAJA
NO.302 SIBOLGA

Berdasarkan
Keputusan Camat

37

JL.SM.RAJA NO.
302

LPMD/LPMK
ATAU SEBUTAN
LAIN

Berdasarkan
Keputusan Lurah

37

JL.SM.RAJA NO.
302

PKK

Berdasarkan
Keputusan Lurah

24

JL.SM.RAJA NO.
302

KARANG
TARUNA

Berdasarkan
Keputusan Camat

25

JL.SM.RAJA NO.
302

LKD/LKK

Berdasarkan
Keputusan Camat

37

JL.SM.RAJA NO.
302

LPMD/LPMK
10 ATAU SEBUTAN
LAIN

Berdasarkan
Keputusan Lurah

37

JL.SM.RAJA NO.
302

11 PKK

Berdasarkan
Keputusan Lurah

24

JL.SM.RAJA NO.
302

N
o

Jumla
h

Jenis Lembaga

LKD/LKK

24

KARANG
TARUNA

48

KELOMPOK
TANI/NELAYAN

KELOMPOK
GOTONG
ROYONG

LKD/LKK

Dasar Hukum
Pembentukan
Berdasarkan
Keputusan Lurah
Berdasarkan
Keputusan Lurah
Belum ada
LKD/LKK atau
Belum ada dasar
hukum

12 BKM

Berdasarkan Akte
Notaris

13

JL.SM.RAJA NO.
302

Tabel 2.6 Jumlah Kondisi Lembaga Kemasyarakatan Menurut Jenis Organisasi


(Sumber DDK Kelurahan tahun 2015)

f.3. Sampaikan kepada peserta FGD tentang tujuan dari FGD tersebut, antara lain:
i. Menyepakati delineasi awal permukiman kumuh sesuai dengan persepsi, dan pengetahuan
warga setempat tentang permukiman kumuh.
ii. Untuk Tatacara penentuan delineasi ini silahkan lihat di lampiran 3.

7|Page

iii. Indikator yang dapat dipergunakan untuk penentuan delineasi awal ini antara lain 5
indikator seperti di table 1, beri penekanan bahwa indikator tersebut adalah indikator
yang bisa diamati secara visual
iv. Sampaikan bahwa pertemuan ini adalah tindak lanjut dari proses pendataan 100 0 100
sebelumnya yang belum mengidentifikasi delineasi Kumuh, kegiatan ini bukan
mengulang tetapi untuk memperjelas luasan riil kumuh yang ada, untuk kebutuhan
pengendalian penanganan kumuh oleh masyarakat dan juga Pemerintah Daerah.
v. Selanjutnya akan dilakukan observasi delineasi kumuh yang ada, dengan melakukan
pengamatan secara visual.
f.4.Berdasarkan informasi awal sebelumnya, tampilkan peta hasil delineasi awal kumuh atau
berdasarkan informasi awal tersebut lakukan pemetaan permukiman kumuh melalui peta
terukur yang ada bersama masyarakat.
f.5.TIPP, BKM, Aparat Desa/Kelurahan melakukan FGD untuk mendiskusikan lokasi yang
diindikasikan kumuh berdasarkan 5 indikator tersebut (tabel 1). Kemudian hasil diskusi
dituangkan ke dalam peta berskala yang sudah disediakan dengan menggunakan spidol
warna;
f.6.Luasan awal Permukiman kumuh sudah dapat ditentukan, cara penentuan luas delineasi dapat
dilakukan dengan cara delineasi di lampiran 3
Tabel 1. 5 Indikator untuk Penentuan awal Delineasi Permukiman Kumuh

No

Indikator

1
Keteraturan bangunan hunian (%)
2
Jangkauan Jaringan Jalan Lingkungan yang layak (%)
Prosentase Masyarakat terpenuhi kebutuhan air minum, mandi,
cuci (minimal
3
60liter/org/hari)
Prosentase

Jamban

keluarga/jamban

bersama

sesuai

persyaratan teknis (memiliki


4
kloset leher angsa yang terhubung dengan septic-tank)
Prosentase Sampah domestik rumah tangga di kawasan
permukiman terangkut
5
ke TPS/TPA min. dua kali seminggu

f.7. Kemudian TIPP BKM menyusun rencana kegiatan observasi, kurang lebih sebagai berikut :
Tabel 2 Rencana Kerja Observasi
No
1

Penanggun
Kegiat

an
Jawab
Menyusun

dan

membuat catatan rute


survey
berdasarkan

Waktu
pelaksana

Keluaran

an

lokasi/titik-titik

jumlah anggota tim


8|Page
survey

Rute dan

survey

dan

luas

kawasan yang akan di


survey
.

Pembag peran

ian
dan
tugas anggota

tan
ki

tim survey

sap

foto
Meng permasalah

Mendap

tic

ambil tentang:
Ketera Bangunan,

atkan foto
permasa

(in

turan Akses Jalan

lahan

idu

div

tentang

/ko
Lingk

mu

ungan,

nal

Akses

)).

Air
Minu
m,
3

Kondi
si

Persa
mpaha

n, dan
kloset
yang
terhub
ung
denga

Membuat patokan sebagai batas yang akan di deliniasi

du/
ko

Melakukan wawancara terkait dengan 5 indikator terduga

mu

kumuh

nal
)).

Membuat catatan dari hasil wawancara dan temuan selama


observasi

Me
nda
pat
Ketera

kan

turan

ga

Bangu

mb

nan,

ara

Akses

Jalan

bat

Lingk

as

ungan,

Akses

bat

Air

as

Minu

deli

m,

nia

Kondi

si

si
Persa
mpaha
n, dan
kloset
yang
terhub
ung
denga
n tanki
saptic
(indivi

Catatan permasalah terkait 5 indikator terduga kumuh


Hasil gambaran / deskripsi kondisi lapangan

6. OBSERVASI & VERIFIKASI PERMUKIMAN KUMUH


a. Uraian:

Observasi dan verifikasi kawasan kumuh dilakukan untuk


memastikan

kondisi

dan

permasalahan

kawasan kumuh dan


garis batas deliniasi..

Dengan menggunakan Peta hasil indikasi


awal di kegiatan
sebelumnya, langkah

selanjutnya

adalah

melakukan
pengamatan secara visual lokasi-lokasi/RT
yang terduga
kumuh, dengan melihat 5 indikator yang bisa
dilihat secara
visual seperti pada tabel 1
Dan sekaligus melakukan verifikasi batasan
(deliniasi
permukiman kumuh) yang dituangkan ke
dalam peta
Melakukan

dokumentasi

visual,

titik-titik

strategis RT yang
terduga kumuh tersebut
b. Pelaksana
:

TIPP/BKM

Fasilitator Kelurahan

Masyarakat
1. Peta deliniasi permukiman kumuh;

c. Fasilitator
d. Peserta
e. Output
:
2.

Foto visual gambaran permasalah di

permukiman kumuh;
3. Luas permukiman Kumuh;

4.

Data permasalahan kumuh di lokasi

permukiman kumuh; dan


f.

Langkah-

langkah :
f.1.Lakukan survey sesuai rute yang direncanakan dan dengan menggunakan peta deliniasi
awal hasil FGD.;
f.2.Lakukan pengamatan visual dan dokumentasikan obyek-obyek serta catat titik-titik
lokasi yang dianggap paling menentukan bahwa lokasi tersebut merupakan kawasan
kumuh berdasarkan/sesuai dengan 5 indikator

9|Page

f.3.Bilamana diperlukan lakukan wawancara singkat dengan penduduk sekitar, untuk memastikan
kondisi sebenarnya dari setiap indikator;
f.4.TIPP, BKM didampingi oleh Tim Fasilitator melakukan analisis terhadap data hasil observasi,
sampai menghasilkan:
i. Lokasi kawasan kumuh yang dideliniasi
ii. Kawasan kumuh yang dilengkapi dengan foto visual
f.5.Peta hasil observasi lapangan tersebut,dengan bantuan ahli gambar kemudian di digitasi di
komputer dengan aplikasi tertentu seperti autocad untuk menghasilkan peta yang benar-benar
terukur dan luasan kumuh yang presisi.

10 | P a g e

Gambar 3. Contoh Peta delineasi hasil observasi lapangan

11 | P a g e

Peta hasil observasi lapangan tersebut kemudian di digitasi di komputer dengan aplikasi tertentu
sehingga diperoleh lebih kurang gambar sebagaimana berikut:

Gambar 4 Contoh Peta digitasi delineasi hasil observasi lapangan

Selanjutnya buatlah peta tematik terkait 7 indikator kumuh di setiap delineasi disertai dengan fotofoto dokumentasi hasil lapangan yang terkait dengan itu, seperti contoh sebagai berikut:

12 | P a g e

13 | P a g e

Gambar 5. Peta tematik permukiman kumuh yang dilengkapi dengan foto visual

14 | P a g e

Gambar 6. Peta tematik permukiman kumuh yang dilengkapi dengan foto visual

f.6 Lakukan Input data khusus permukiman kumuh yang di deliniasi terkait (Aplikasi ini telah
dipersiapkan):
a. Rumah Tangga (format A-1 s.d A-6) dan Lingkungan baseline data 100-0-100 (format B-1 s.d B6)
(Bisa menggunakan format Excel yang sudah disediakan sebelumnya)
b. Profil kawasan kumuh Kelurahan
c. Luasan Kawasan Kumuh

15 | P a g e

16 | P a g e

17 | P a g e

18 | P a g e

FORMAT A.4 PENGE


A. INFORMASI UMUM
Provinsi
Kab/Kota
Kecamatan
Kelurahan/D
esa
RT
Tanggal
Pendataan
NAMA
KEPALA
N RUMAH
OTA

[
1
]

[2]

Oey

Sian

1 Lie
2 Sutarno
Lambok
3 Silalahi
4 Puryono
Heryadi
5 Sugianto
6 Mumun
7 Atin
Endang
8 Sunarto
5M

Bagus

9 Andriyanto
6
0 Suyati
6
1 Pujiadi
6 Hadi

2 Prawiro
6
3 Masni
6
4 Asmanah
6
5 Tukimo
6
6 Wartini
6
7 Enjam
6
8 Supardi
6
9 Iyem
7
0 Nuryuda

Ju
P

19 | P a g e

20 | P a g e

21 | P a g e

B3. DRAINASE LINGKUNGAN


Kesesua
Sumbe
Kejadian
Genangan/Kem alirkan

Air

ampuan Meng limpasan

Genangan

Kondisi Yg

genang

Fisik

an

Drainase tkan

ian dgn
Persyar

Dipersyaraa atan
Teknis

Luas
Area
Gena
Durasi/la

Panj

Prosenta

ang

se

drai

Prose Panjang

nase

ntase drainase
Luas

ngan

Tinggi

ma

Frekuensi (dala

Genangan

genangan genangan m
Ro

Panj deng Kejad tidakk

b/
perm pa

Tin Tin
Tida ggi ggi

ang an ian ada


Lim total kondtidak Gena

ukim sa Sung pasa

k
Pern

2 >

ah

Jam Jam Kali Kali

2 2>
per per

a
2 n)

ng ai/ n
dana air
u/

huja

rawa n

isi

ada

ngan dengan
kondisi
tidak

Terja
di

gen gen

air

ang ang

lau

draintida Gena

rusak/be
ase k
ngan dalam
rusa
perm rfungsi

tahu

a a
n n >

tahun

Gena 30 30

k/be

ukim

ngan cm cm

rf
ungs

an

baik

i
baik
1

13

14

15

16
(

a
b a
[21 [2

[18] [19] [20] ]


1

2]

(Ha) a b
[2

(met (met

er) er)
[2 [30

)
[3

(%)
[33]=[3

[31]

2]
0

0/29]

26%

[23] [24] [25] 6] [27] [28] 9] ]


46 12
1

1.01

6 0
59 14

0.66

2 0

34
0

39 20
1

0.84

0 0

0.68

1 0

24%

16
0

53 17
1

51%

32
0

32%

58 15
1

22 | P a g e

0.96

4 0

4
0

26%

Kejadian

Penyeb

kebakaran

ab

Tida
k
pern
ah
Ko
terja 1-2 >2 Tun nsl
di kali kali gku/ e
keba dala dala kom Lis
kara m 5 m 5 por tri

tahu tahu mas

dala n

ak

m5
tahu
n

18
b

b
[4

[36] [37] [38] [40] 1]


1
1

23 | P a g e

Catatan:
a. Untuk Pemetaan kembali jalan dan drainase: Jalan:

Berapa panjang jalan keseluruhan (pilah berapa yang dilokasi kumuh dan non kumuh)

Berapa panjang jalan yang lebar 1,5 m (pilah berapa yang dilokasi kumuh dan non kumuh)

Berapa panjang jalan rusak yang lebar 1,5 m (pilah berapa yang dilokasi kumuh dan non
kumuh)

Drainase:

Berapa panjang drainase keseluruhan (pilah berapa yang dilokasi kumuh dan non kumuh)

Berapa panjang drainase yang rusak (pilah berapa yang dilokasi kumuh dan non kumuh)

f.7 Langkah terakhir maka diperoleh data profil permukiman kumuh terdelineasi yang sudah
diverifikasi di lapangan

24 | P a g e

25 | P a g e

Penjelasan profil Permukiman kumuh ini juga bisa ditambahkan informasi tipologinya. Tipologi
perumahan kumuh dan permukiman kumuh sebagaimana dimaksud, terdiri dari:
a. Di atas air;
b. di tepi air;
c. di dataran rendah;
d. di perbukitan; dan .
e. di daerah rawan bencana.
7. PERUMUSAN PROFIL DESA/KELURAHAN
:
a. Uraian

Setelah data diperoleh, tahapan selanjutnya

adalah menyusun
profil permukiman Desa/kelurahan yang akan
terdiri dari dua
bagian informasi yaitu:
O Profil Permukiman Desa/Kelurahan
O Profil permukiman kumuh
Format penyajian data profil permukiman

b. Pelaksana

desa/kelurahan
dapat menggunakan contoh pada lampiran 2
: TIPP/BKM

c. Fasilitator
d. Peserta
e. Output

: Tim Fasilitator
: Masyarakat
: Profil Kawasan Permukiman Desa/Kelurahan:
Peta dan Informasi Permukiman desa/Kelurahan
Delineasi dan Visualisasi Permukiman Kumuh Desa/Kelurahan
Data-data dan informasi permukiman kumuh desa/kelurahan

f. Langkah-langkah :
f.1 Gunakan Peta dan informasi hasil observasi dan verifikasi kawasan kumuh yang diperoleh dari
langkah pendataan sebelumnya, yang terdiri dari :
a. Peta Kawasan Permukiman :
i. Peta Desa/Kelurahan diupayakan dengan skala minimum 1 : 5000
ii. Batas administrasi tingkat basis (RT/RW/Dusun)
iii. Legenda (Keterangan Peta)
b. Informasi Kawasan Permukiman (Data Baseline) tingkat desa/kelurahan:
i. Luas Kawasan Permukiman Desa/Kelurahan dan jumlah wilayah administratif;
ii. Data Penduduk ( Jumlah jiwa, jumlah Kepala Keluarga, komposisi penduduk, jumlah
penduduk miskin/MBR);
iii. Data Fisik (keteraturan bangunan, kepadatan bangunan, kelayakan fisik bangunan,
aksesibilitas lingkungan, drainase lingkungan, pelayanan air minum, pengelolaan air
limbah, pengelolaan persampahan, pengamanan bahaya kebakaran);

26 | P a g e

iv. Data Non Fisik (legalitas pendirian bangunan, kepadatan penduduk, mata pencaharian
penduduk, penggunaan listrik, fasilitas kesehatan dan fasilitas pendidikan).
c. Peta Sebaran Kumuh (Delineasi):
i. Delineasi Kawasan Permukiman kumuh teridentifikasi dituangkan dalam peta desa/kelurahan
yang bersakala minimum 1:5000
d. Data-data kawasan permukiman kumuh
i. Informasi kawasan permukiman kumuh yang meliputi 7 indikator :
ii. Lengkapi dengan visualisasi (foto) terkait informasi kawasan permukiman kumuh yang
terdelineasi (sudah diperoleh pada proses pendataan).
f.3 Gunakan hasil perhitungan tingkat kekumuhan pada langkah sebelumnya, untuk mendapatkan
informasi :
a. Luas (Hektar) Permukiman Kumuh Desa/Kelurahan sesuai perhitungan berikut Lokasi
administratif Kawasan berada.
b. Luas (Hektar) Permukiman Non Kumuh Desa/Kelurahan dengan cara mengurangkan Total Luas
Permukiman desa/kelurahan dengan Total Luas Permukiman kumuh desa/kelurahan.

f.4 Sajikan pula data dan grafik-grafik profil permukiman desa/kelurahan, yang bersumber dari data SIM
yang ada (gunakan grafik yang disediakan dari databaseline SIM), sebagaimana contoh dilampiran 2
f.6 Lakukan musyawarah tingkat desa/kelurahan dengan menghadirkan TIPP/BKM/Perwakilan
masyarakat dan Pemerintah Desa/Kelurahan untuk menyepakati profil permukiman dan permukiman
kumuh yang sudah dipetakan sekaligus sebagai media uji publik terhadap profil permukiman
desa/kelurahan yang telah disusun.
8. PERUMUSAN PROFIL KOTA/KABUPATEN
a. Uraian: Merupakantahappenandaandanpenggambaran/ilustrasi/visualisasiprofil
permukimanKabupaten/Kota dalampeta
Kompilasi

data profilpermukimandanpermukimankumuhkelurahan

/desa yang dituangkandalampetaKabupaten/Kota


Mendapatkangambaransebarankawasankumuhberatsedangringandan 7
indikatorkumuh di Kabupaten/Kota
b. Output

: Profil Permukiman Kota/Kabupaten, yang antara lain mencakup:


O Profil Permukiman Kota/Kabupaten
O Data dan informasi tematik (7 indikator) kumuh
O Peta Delineasi permukiman kumuh di seluruh desa/kelurahan yang
terdapat lokasi permukiman kumuh nya

c. Pelaksana: Tim/POKJA kota/kabupaten

d. Fasilitator: Korkot dan Askot CD


e.

Langkah-:

1. Penyusunan Peta SebaranPermukimantingkatKabupaten/Kota

kangkah

Pastikansetiapkota/kabupatensudahmemilikipetab
erskaladalam

27 | P a g e

format DRW (CAD).

PastikansemuapetadeliniasidanprofilpermukimanKelurahan/Desasu
dahtersediauntukdikompilasi

Dari

petapenggambaranKelurahan/Desa,

lakukankompilasipenggambarankawasankumuhpadapeta
2. Peta ProfilPermukimantingkatKabupaten/Kota

Pastikansudahtersediaprofilpermukimankelurahandari data SIM

PastikansudahtersediapetaKabupaten/Kotahasilpenggambaranbatas
Kelurahan/Desa

Pastikansudahtersedia data terkait 7 indikatorkumuh per RT di kelurahan.


(table danataugrafikdiperolehdari data Profilpermukiman SIM)

Buatlahpenanda

(icon/legenda)

sebagaitandauntukmenghubungkan

kondisiKAbupaten/Kota :
a. ProfilKabupaten/Kota
b. Data berupatabel/grafik 7 indikatorkumuhtingkatkelurahan

(link)

3. Peta JaringanKabupaten/Kota

PastikanpetaKabupaten/Kota yang telahdigambarbatasKelurahan/Desatersedia

Lakukanpenggambaranjaringanpadapetasesuaidenganhasilpendat aan baseline

Gambarkanjaringandantematiklainnyakedalampeta

4. Lokakaryapenyepakatanpetahasildeliniasidanpetaprofilpermukimanda
nkumuhkelurahan/desauntukdikompilasiketingkatkota
5. Lebih lengkap contoh profil permukiman kota/kabupaten sebagaimana tersaji di lampiran 3

28 | P a g e

LAMPIRAN-LAMPIRAN

29 | P a g e

lampiran-1
TATACARA PENENTUAN DELINEASI PERMUKIMAN KUMUH
A. Pengertian
1. Perumahan dan kawasan permukiman adalah satu kesatuan sistem yang terdiri atas pembinaan,
penyelenggaraan perumahan, penyelenggaraan kawasan permukiman, pemeliharaan dan
perbaikan, pencegahan dan peningkatan kualitas terhadap perumahan
kumuh dan permukiman kumuh, penyediaan tanah, pendanaan dan sistem pembiayaan, serta peran
masyarakat 1.
2. Perumahan adalah kumpulan rumah sebagai bagian dari permukiman, baik perkotaan
maupun perdesaan, yang dilengkapi dengan prasarana, sarana, dan utilitas umum sebagai hasil
upaya pemenuhan rumah yang layak huni 2.
3. Kawasan permukiman adalah bagian dari lingkungan hidup di luar kawasan lindung, baik berupa
kawasan perkotaan maupun perdesaan, yang berfungsi sebagai lingkungan tempat
tinggal atau lingkungan hunian dan tempat kegiatan yang mendukung perikehidupan dan
penghidupan 3.

4. Lingkungan hunian adalah bagian dari kawasan permukiman yang terdiri atas lebih dari satu
satuan permukiman4
5. Permukiman : bagian dari lingkungan hunian yang terdiri atas lebih dari satu satuan
perumahan yang mempunyai prasarana, sarana, utilitas umum, serta mempunyai penunjang
kegiatan fungsi lain di kawasan perkotaan atau kawasan perdesaan5
6. Maka Profil permukiman yang dimaksud adalah profil data dan informasi yang mencakup lebih
dari satuan perumahan, yang mempunyai prasarana, sarana, utilitas umum, serta mempunyai
penunjang kegiatan fungsi lain di kawasan perkotaan atau kawasan perdesaan.
7. Permukiman kumuh adalah permukiman yang tidak layak huni karena ketidakteraturan
bangunan, tingkat kepadatan bangunan yang tinggi, dan kualitas bangunan serta sarana dan
prasarana yang tidak memenuhi syarat6
8. Pengertian deliniasi : adalah penggambaran hal penting dengan garis dan lambang tertentu dalam
peta.
9. Deliniasi permukiman kumuh :

UU N0.1 Tahun 2011 tentang Perumahan dan Permukiman

idem

idem

idem

idem

idem

30 | P a g e

a. Adalah garis (membentuk poligon tertutup/berada dalam satu hamparan) yang menggambarkan
batas permukiman kumuh yang ditetapkan berdasarkan kriteria kumuh (7 indikator kumuh)yaitu
a.bangunan gedung; b. jalan lingkungan; c. penyediaan air
minum; d. drainase lingkungan; e. pengelolaan air limbah; f. pengelolaan persampahan; dan g.
proteksi kebakaran7. Yang keberadaannya bisa dengan sangat jelas (visual) dapat dibedakan
dengan permukiman yang tidak kumuh.
b. Delineasi permukiman kumuh dapat mencakup sebagian, satu atau lebih RT/dusun dalam satu
kelurahan/desa,
c. Dalam satu desa/kelurahan dimungkinkan terdapat lebih dari satu delineasi permukiman kumuh,
dengan catatan harus memenuhi syarat permukiman sebagaimana disebut dalam poin 6 diatas,
dan jarak satu delineasi dengan delineasi yang lain cukup jauh.
d. Satu satuan delineasi permukiman harus berada dalam satu kesatuan sistem tertentu, apakah
sistem sosial ekonomi, sistem geospasial tertentu.

B. Penentuan Batas delineasi


Batas delineasi permukiman kumuh, dapat menggunakan batas umum sebagai berikut:
1. Dapat menggunakan batas administratif wilayah ( batas kel/desa; batas RT/dusun dll)

2. Dapat menggunakan Batas fisik yang nyata ( jaringan jalan, jaringan rel kereta api, sungai, danau
dll)

Permen PUPR No. 2 Tahun 2016 tentang Peningkatan Kualitas Terhadap Perumahan Kumuh

Dan Permukiman Kumuh

31 | P a g e

ILUSTRASI DELINEASI BERDASARKAN BATAS ADMINISTRASI WILAYAH

ILUSTRASI DELINEASI BERDASARKAN BATAS FISIK YANG NYATA

32 | P a g e

C. Penentuan Luasan Permukiman Kumuh


1. Untuk menentukan koordinat dan luasan kawasan terdeliniasi secara umum dilakukan dengan
menghitung luasan kawasan yang terdeliniasi dengan menggunakan polygon dan grid. Poligon
merupakan garis tertutup yang kedua ujungnya saling bertemu dan membentuk area. Area yang
terbentuk berupa kawasan ini akan membentuk luasan yang dapat kita ukur/hitung berapa
besarnya.
2. Untuk menghitung luasan delineasi dapat dilakukan dengan beberapa cara, antara lain:
a. Secara manual: dengan menggunakan Sistem Grid. Menghitung dengan menggunakan sistem
grid adalah dengan membuat petak-petak pada gambar peta dalam bentuk bujur sangkar yang
berukuran sama. Penentuan panjang sisi bujur sangkar secara umum dibuat 1 cm, tetapi dapat
dimodifikasi tergantung kebutuhan. Kemudian hitung berapa jumlah kotak yang ada, dengan
pedoman :
i. Kotak yang penuh dihitung satu;
ii. Jika ada kotak yang terpotong oleh poligon maka : area yang berada di dalam lebih luas/sama
dengan area yang berada di luar poligon, dihitung satu kotak. jika area yang berada di dalam
lebih sempit dengan area yang berada di luar poligon, tidak dihitung.
iii. Luas kotak adalah Panjang kali Lebar, maka luas polygon sama dengan luas kota kali jumlah
kotak yang ada.

b. Menggunakan Tracking GPS: 1) jika jumlah perangkat GPS terbatas sedangkan jumlah tim
banyak, maka penggunaan GPS dapat dilakukan oleh 1 / 2 orang saja untuk menentukan
koordinat deliniasi dilakukan sebelum analisis data berdasarkan peta hasil observasi. 2) tidak
akan menjadi hambatan apabila jumlah perangkat GPS sesuai dengan jumlah tim, penentuan
titik koordinat bisa langsung ditentukan pada saat observasi.
c. Jika tidak tersedia perangkat GPS: penentuan titik koordinat bisa menggunakan google earth
(/lihat kembali teknik pemetaan yang ada dalam POS Pendataan 100 0 100)

33 | P a g e

lampiran-2
Outline Profil Permukiman dan Permukiman Kumuh Desa/Kelurahan
Nama Kabupaten/Kota

: .......................................................

Nama Kecamatan

: .......................................................

Nama Desa/Kelurahan

: .......................................................

Delineasi permukiman kumuh

34 | P a g e

I.

PROFIL

PERMUKIMAN:
A.
Luas
Permukiman: ........... Ha
B. Penduduk :
Jumlah
Penduduk:.......................
1.

...
Jumlah

jiw
a
Kepala

2.

Keluarga: .........................
Komposisi

3.

Penduduk :
Laki-

jiwa

laki: ..................
a. .
Perempuan: .....
b. ............
Jumlah
4.

jiwa
jiwa
Penduduk

Miskin/MBR: ..........................
Informasi Fisik

jiw
a

1. Keteraturan Bangunan :..... % Bangunan hunian memiliki keteraturan


Kepadatan Bangunan
2. :
3. Kelayakan

......... unit/Ha
Fisik ...... % Bangunan hunian memiliki luas

Bangunan :

Aksesibilitas
4. Lingkungan:

Drainase
5. Lingkungan:

lantai 7,2 m2
per orang
...... % Bangunan hunian memiliki kondisi
Atap, Lantai,
Dinding sesuai persyaratan teknis
...... % Kawasan permukiman terlayani
jaringan jalan
lingkungan yang minimum memadai
...... % Kondisi jaringan jalan pada
kawasan permukiman
memiliki kualitas minimum memadai
...... % Kawasan permukiman tidak terjadi
genangan
air/banjir
...... % Kondisi jaringan drainase di lokasi
permukiman
memiliki kualitas minimum memadai
.... % Masyarakat terlayani Sarana Air

6. Pelayanan Air

Minum untuk
minum, mandi, dan cuci (perpipaan atau

Minum/Baku:

non perpipaan
terlindungi yang layak)
.... % Masyarakat terpenuhi kebutuhan air

Pengelolaan
7. Limbah :

minum,
mandi, cuci (minimal 60liter/org/hari)
Air .... % Masyarakat memiliki akses jamban
keluarga /
jamban bersama (5 KK/jamban)
.... % Jamban keluarga/jamban bersama
sesuai
persyaratan teknis (memiliki kloset leher
angsa yang
terhubung dengan septic-tank)
.... % Saluran pembuangan air limbah
rumah tangga
terpisah
dengan

Pengelolaan
8. Persampahan
:

saluran

drainase

lingkungan
..... % Sampah domestik rumah tangga di
kawasan
permukiman terangkut ke TPS/TPA 2 kali
seminggu

35 | P a g e

9. Pengamanan Bahaya ..... % Kawasan permukiman memiliki prasarana/sarana


Kebakaran :

Proteksi Kebakaran

D. Informasi Non Fisik


..... % Bangunan hunian memiliki
1. Legalitas pendirian
bangunan :

IMB
..... % Lahan bangunan hunian memiliki

SHM/HGB/Surat
surat perjanjian lainnya
Kepadatan penduduk .........
2. :
Mata

..
jiwa/ha
pencarian ..... % Mata pencaharian utama rumah

3. penduduk
:
Penggunaan

tangga adalah
.........
..
Daya ......% Rumah tangga menggunakan .......

4. Listrik:

daya listrik
..
Watt"
.....% Rumah tangga menggunakan fasilitas

5. Fasilitas Pelayanan

kesehatan di
...........

Kesehatan:
6. Fasilitas Pelayanan
Pendidikan:

...
........% Rumah tangga dengan anak usia
wajib belajar 9
Tahu (SD/SMP/Seder
n
ajat)
pendidikan

aks
memperoleh es

dasar

di ........
Disertai dengan grafis:

Indikator 1
Bangunan)

36 | P a g e

6.
(Contoh

9. Grafik Indikator 5

10. Grafik Indikator 6


(Contoh
Pengelolaan

(Contoh Air Limbah/Sanitasi)

Persampahan)

12. Luasan Permukiman Kelurahan

37 | P a g e

INDIKATOR 1
(Kondisi

INDIKATOR 2

Bangunan

(Aksesibilitas

Hunian)

Lingkungan)

INDIKATOR 4
(Air Minum)

INDIKATOR 5
(Air Limbah/Sanitasi)

38 | P a g e

II. PROFIL PERMUKIMAN KUMUH:

A. Total Luas
Kawasan
O Kumuh
Non
O Kumuh

...........
:
Ha
........
: ...

Ha

Lampirkan Peta Sebaran (Delineasi) Kawasan Permukiman kumuh teridentifikasi dituangkan


dalam peta desa/kelurahan yang berskala minimum 1:5000

39 | P a g e

B. Penduduk Kawasan
kumuh:
Jumlah
Penduduk:.........................
.
Jumlah

jiwa
Kepala

Keluarga: .........................
Komposisi

jiwa

Penduduk :
Lakilaki: ..................
.
jiwa
Perempuan: ........
.........
Jumlah

jiwa
Penduduk

Miskin/MBR: ..........................

jiw
a

C. Letak dan Tipologi Permukiman Kumuh :


Tipologi perumahan kumuh dan permukiman kumuh sebagaimana dimaksud, terdiri dari:
a. Di atas air;
b. di tepi air;

c. di dataran rendah;
d. di perbukitan; dan .
e. di daerah rawan bencana.
sebutkan : .......................
Karakter lahan dalam kawasan : lahan datar/tebing/berbukit/dll, sebutkan :
....................
Kawasan berdekatan dengan fasilitas/sarana kota: pasar/ pusat pertokoan/ kawasan industri
(pabrik)/

kawasan

perkantoran/

stasiun/

terminal/

pelabuhan/tempat

wisata/dll,

sebutkan : ................................
D. Informasi Fisik
1. Keteraturan Bangunan : ....... % Bangunan Hunian tidak memiliki keteraturan (contoh
ilustrasi)

40 | P a g e

2. Aksesibilitas Lingkungan: ..... % Kawasan permukiman tidak terlayani jaringan jalan


lingkungan yang memadai (contoh ilustrasi)

3. Kondisi Drainase : .....% drainase dan kondisi genangan

41 | P a g e

5. Pelayanan Air Minum/Baku: ............% Masyarakat tidak terpenuhi kebutuhan minimal


60liter/org/hari (Mandi, Minum, Cuci) (contoh ilustrasi)

6. Pengelolaan Air Limbah:.....% Bangunan hunian pada lokasi permukiman tidak memiliki kloset
(Leher Angsa) yang terhubung dengan tangkiseptik (contoh ilustrasi)

42 | P a g e

7. Pengelolaan Persampahan : ...... % Sampah domestik rumah tangga pada kawasan permukiman
terangkut ke TPS/TPA kurang dari 2 kali seminggu (contoh ilustrasi)

43 | P a g e

LAMPIRAN 3
OUT LINE PROFIL PERMASALAHAN PERMUKIMAN TINGKAT
KABUPATEN/KOTA........
I. GAMBARAN UMUM
Wilayah Kota..........secara administrasi sebelah utara berbatasan dengan Kota.........sebelah timur
berbatasan dengan ...........sebelah barat berbatasan dengan ........... dan sebelah selatan berbatasan
dengan .............Secara geografis Kotaterletak diantara ...... ... ... dan ...
... ... Bujur Timur, .... .... .... dan ... ... .... Lintang Selatan. Luas
WilayahKota adalah........... Ha atau.......... Km2. Secaraadministratifterdiridari...............
Kecamatan,
........... Desa, dan.........RT/Dusun.
Berdasarkan surve ilapangan (baseline) diwilayah permukuman yang dilakukan oleh masyarakat
melalui Program KOTAKU, diperoleh gambaran umum Kabupaten/Kota ....... secara garis besar
adalah sebagai berikut:
1 Jumlah Kelurahan Program KOTAKU(Kelurahan/Desa)
2 Jumlah Kelurahan Tidak Kumuh (Kelurahan/Desa)
3 Jumlah Kelurahan Kumuh (Kelurahan/Desa)
Luas Kawasan Permukiman (Ha)

44 | P a g e

Luas Lokasi Kumuh (Ha)

Jumlah Kepala Rumah Tangga

Jumlah Kepala Keluarga (KK)


Jumlah Masyarakat Berpenghasilan Rendah/MBR

(KK)

Jumlah Penduduk (Jiwa)

Laki laki (Jiwa)

10 Perempuan (Jiwa)

(*) Kelurahan terkategori kumuh jika minimal memiliki 1 delineasipermukiman kumuh

AI. PROFIL PERMASALAHAN 7 INDIKATOR KUMUH TINGKAT KABUPATEN/KOTA


(HANYA

KELURAHAN KUMUH)
Link : ......... (SIM)
Status Data : 01-04-2016
PROFIL PERMASALAHAN PERMUKIMAN
A

Propinsi

JAWA TENGAH

Kota

KOTA SURAKARTA

KRITERIA /
No

PARAMETER
INDIKATOR

FISIK
Keteraturan

27

Bangunan

% Bangunan hunian tidak memiliki keteraturan


Kawasan permukiman memiliki Kepadatan Rendah

Kepadatan
(43 unit/Ha)
Bangunan
Kelayakan Fisik 16 Bangunan hunian memiliki luas lantai <7,2 m2

Bangunan

% per orang
16 Bangunan hunian memiliki kondisi Atap, Lantai,
% Dinding tidak
sesuai persyaratan teknis
16 Kawasan permukiman tidak terlayani jaringan

Aksesibilitas
Lingkungan

% jalan lingkungan
yang memadai
25 Kondisi

Jaringan

jalan

pada

kawasan

% permukiman memiliki
kualitas buruk
Drainase
5

Lingkungan

5% Kawasan permukiman terjadi genangan/banjir

45 | P a g e

25%

Kondisi

jaringan

drainse

pada

lokasi

permukiman memiliki
kualitas buruk
27% Bangunan hunian pada lokasi permukiman tidak
terlayani
jaringan Air Bersih/Baku perpipaan atau non
perpipaan terlindungi
Pelayanan Air
6

Minum/Baku

yang layak
3% Masyarakat tidak terpenuhi kebutuhan minimal
60liter/org/hari
(Mandi, Minum, Cuci)
10% Bangunan hunian pada lokasi permukiman tidak
memiliki
akses Jamban/MCK Komunal
8% Bangunan hunian pada lokasi permukiman tidak

Pengelolaan Air
Limbah

memiliki kloset
(Leher Angsa) yang terhubung dengan tangkiseptik
0% Saluran Pembuangan Air Limbah Rumah Tangga
tercampur
dengan Drainase Lingkungan
18% Sampah domestik rumah tangga pada kawasan

Pengelolaan
Persampahan

permukiman
terangkut ke TPS/TPA kurang dari 2 kali seminggu

Pengamanan

97%

Bahaya

Ketersediaan

Kawasan

permukiman

tidak

memiliki

prasarana/sarana Proteksi Kebakaran


Kebakaran

B NON FISIK
64% Bangunan Hunian tidak memiliki IMB

Legalitas

21% Lahan Bangunan Hunian tidak Memiliki

pendirian
bangunan

SHM/HGB/Surat yang
diakui pemerintah

2
3

Kepadatan
penduduk
Mata pencarian
penduduk

Kepadatan Penduduk 94 jiwa/ha


80% Mata pencaharian utama rumah tangga adalah
Perdagangan/jasa (guru, tenaga kesehatan, hotel, dll)

Penggunaan

54% Rumah tangga menggunakan daya listrik 900

Daya
Listrik
Fasilitas

Watt

Pelayanan
Kesehatan

di
Puskesmas/Pustu

60% Rumah tangga menggunakan fasilitas kesehatan

51% Rumah tangga dengan anak usia wajib belajar 9


Fasilitas
6

Pelayanan
Pendidikan

Tahun
(SD/SMP/Sederajat) memperoleh akses pendidikan
dasar di Dalam
kelurahan/kecamatan yang sama
Copyright P2KP
2015

BI. PETA TEMATIK 7 INDIKATOR KUMUH TINGKAT KOTA


A. FISIK

Dari pendataan yang dilakukan oleh masyarakat terkait dengan kondisi permasalahan 7
indikator

kumuh,

Kabupaten/Kota.

46 | P a g e

selengkapnya

disajikan

pada

peta

permasalahan

permukiman

1. PETA SEBARAN PERMUKIMAN KUMUH KABUPATEN/KOTA

Gambar 1.Contoh Peta Sebaran Kawasan Kumuh Kabupaten/Kota

Keterangan Sumber : Peta awal dari RTRW atau Rencana Kota Lainnya atau SK Walikota yang
kemudian diolah sesuai hasil deliniasi kawasan kumuh kelurahan berdasarkan hasil observasi

47 | P a g e

Gambar 2.
Contoh Peta Sebaran dan Prioritas Penanganan Kawasan Kumuh Kabupaten/Kota

Tabel 1. Sebaran Kawasan Kumuh Kabupaten/Kota


JUMLAH
N

DESA/KELURA

JUMLAH

HAN

RT

JUMLAH
RUMAH

PERMUKIMAN
TANGGA
KUMUH

1
2
3
DS
T

48 | P a g e

2. PETA SEBARAN KETERATURAN BANGUNAN HUNIAN

Gambar 3.
Contoh Peta Sebaran Bangunan Hunian Tidak Teratur
Tabel 2. Sebaran Bangunan Hunian Tidak Teratur
JUMLAH
JUMLAH
N

DESA/KELURAH

AN

LUAS
BANGUNAN

BANGUNAN
HUNIAN

PERMUKIMAN

(UNIT)

(HA)

HUNIAN TIDAK
TERATUR (UNIT)

1
2
3
4
DS
T

49 | P a g e

3. PETA SEBARAN KEPADATAN BANGUNAN HUNIAN KABUPATEN/KOTA

Gambar 4.
Contoh Peta Kepadatan Bangunan Hunian Kabupaten/Kota
Tabel 3. Sebaran Kepadatan Bangunan Hunian Kabupaten/Kota
TINGKAT
JUMLAH
DESA/KELUR
No

AHAN

1
2
3
4
Dst

50 | P a g e

LUAS
KEPADATAN
PERMUKI BANGUNAN

BANGUNAN MAN
(unit)
(Ha)

HUNIAN
(unit/Ha)

4. SEBARAN PERSOALAN KONDISI ATAP LANTAI DINDING BANGUNAN HUNIAN


Tabel 4. Sebaran Bangunan Hunian Tidak Layak
JUMLAH
JUMLAH
DESA/KELURA
No

HAN

BANGUNAN
HUNIAN

YANG

BANGUNAN TIDAK
HUNIAN
(Unit)

LAYAK (Unit)

1
2
3
4
Dst

5. PETA PERSOALAN JALAN DAN AKSESIBILITAS LINGKUNGAN

Gambar 6.
Contoh Peta Jalan Dan Aksesibilitas Lingkungan Permukiman

51 | P a g e

Tabel 5.Jumlah panjang jalan yang tidak layak


PANJANG
JUMLA
N

DESA/KELURAH H

AN

JALAN

PANJANG JALAN (L
YANG LEBARNYA 1,5 M) YANG

RT
<1,5 M
1
2
3
4
DS
T

6. PETA PERSOALAN DRAINASE LINGKUNGAN

RUSAK

Gambar 7.
Contoh Peta Drainase Lingkungan Permukiman Tingkat Kabupaten/Kota

52 | P a g e

Tabel 6. RT Tidak Memiliki Drainase Lingkungan Yang Layak


PANJANG
N

DESA/KELUR

JUMLAH

AHAN

RT

LUAS AREA DRAINASE


GENANGAN YANG RUSAK
(HA)

(m)

1
2
3
4
Dst

7. PETA PERSOALAN PELAYANAN AIR MINUM/BAKU

Gambar 8.
Contoh Peta Sebaran Permukiman Yang Tidak Memiliki Akses Air Minum/Baku Yang Layak

53 | P a g e

Tabel 7. Jumlah Rumah tangga yang Tidak Memiliki Akses Air Minum/Baku Yang Layak
JUMLAH

JUMLAH

RUMAH

RUMAH

JUML
JUML
N

DESA/KELU

RAHAN

AH

AH
TANGGA YG TANGGA YANG
RUMA TIDAK
TIDAK

RT

H
MEMILIKI
TANG
GA

AKSES AIR AIR


MINUM/BAK
U

1
2
3
4
DST

TERPENUHI
KECUKUPAN

MINUM

8. PETA PERSOALAN PENGELOAAN AIR LIMBAH RUMAH TANGGA

54 | P a g e

Gambar 9.
Contoh Peta Sebaran Permukiman Yang Tidak Memiliki Pengelolaan Limbah Rumah Tangga
Yang Layak

Tabel 8. Jumlah Rumah Tangga Tidak Memiliki Pengelolaan Limbah Rumah Tangga Yang
Layak

DESA/KELU JUM
No RAHAN

LAH
RT

JUMLAH RT

JUM

JMLRUM JMLRUMAH
TANGGA
AH
TANGGA YANG
TDK
YANG
MEMILIKI

LAH
RUM

TIDAK
MEMILIK KLOSET

N AIR
LIMBAH

AH
I
TANG
GA

(LEHER
ANGSA) YG
TERHUBUN

YG
SALURAN
PEMBUANGA

RUMAH

AKSES
JAMBAN/ G
DGN
MCK
KOMUNA TANGKI

TANGGA
TERCAMPUR

LINGK.
SEPTIK

DGN
DRAINASE

1
2
3
4
Dst
9. PETA PENGELOLAAN PERSAMPAHAN

55 | P a g e

Gambar 10.
Contoh Peta Sebaran RT Tidak Memiliki Pengelolaan Sampah Domestik Yang Layak

Tabel 9. Jumlah RT Tidak Memiliki Pengelolaan Sampah Domestik Yang Layak


JUMLAH

RT

YANG

TIDAK
MEMILIKI
N

DESA/KELUR

JUMLAH

AHAN

RT

PENGELOLAAN
SAMPAH DOMESTIK
YANG
LAYAK

1
2
3
4
Dst
10. PETA PERSOALAN PENGAMANAN BAHAYA KEBAKARAN

56 | P a g e

Gambar 11.
Contoh Peta Sebaran RT Tidak Memiliki Sarana Penanganan Bahaya Kebakaran Yang
Layak

Tabel 10. Jumlah RT Tidak Memiliki Sarana Penanganan Bahaya Kebakaran Yang Layak
JUMLAH

No

TIDAK

DESA/KELURA

MEMILIKI
JUMLAH SARANA PENANGANAN

HAN

RT

BAHAYA
KEBAKARAN
LAYAK

1
2
3
4
Dst

RT

YANG

57 | P a g e

B. DATA NON FISIK


1. PETA PERSOALAN LEGALITAS BANGUNAN HUNIAN

Gambar 12.
Contoh Peta Sebaran Bangunan Hunian Yang Tidak Legal

Tabel 11. Jumlah Bangunan Hunian Yang Tidak Legal


JUMLA
H
BANGU
JUMLA
JUML
N

DESA/KELU

RAHAN

AH
RT

H
BANGU
NAN
HUNIA
N

1
2
3
4
Dst

LAHAN

NAN

BANGUNAN
HUNIAN TIDAK

HUNIAN

MEMILIKI
SHM/HGB/SURAT

TIDAK
MEMILI

YANG
DIAKUI

KI
IMB

PEMERINTAH

58 | P a g e

2. PETA TINGKAT KEPADATAN PENDUDUK

Gambar 13.
Contoh Peta Sebaran Kepadatan Penduduk
Tabel 13. Kepadatan Penduduk
KEPADATAN
N
o

DESA/KELUR JUMLAH LUAS


PENDUDU KELURAH
AHAN
K
AN

PENDUDUK
(JIWA/HA)

1
2
3
4
Dst

59 | P a g e

60 | P a g e

Anda mungkin juga menyukai