Matematika Terapan
oleh :
Deny Budi Hertanto, M.Kom.
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA
SEMESTER GANJIL TAHUN 2009/2010
MATEMATIKA TERAPAN
Materi
I. Review
Definisi Dasar
Fungsi
Variabel
Turunan/Derivatif
Beberapa aturan pada operasi turunan
Latihan Soal
Integral
Beberapa sifat pada operasi integral
Beberapa sifat trigonometri yang perlu diperhatikan
Latihan Soal
II Persamaan Diferensial Biasa
Pengertian persamaan diferensial
Pembentukan persamaan diferensial
Orde persamaan diferensial
Persamaan diferensial biasa
Solusi persamaan Diferensial
Solusi umum
Solusi khusus
Masalah nilai awal dan nilai batas
Latihan Soal
III. Persamaan Diferensial Orde 1
Bentuk Sederhana persamaan diferensial orde pertama
Pemisahan Variabel
Contoh Soal Cerita
IV. Persamaan Diferensial Linear Orde 1
Ciri-ciri sifat linearitas pada Persamaan Diferensial
Persamaan Diferensial Eksak
Metode Faktor Pengintegralan
Solusi Persamaan Diferensial Non Eksak Dengan Faktor Pegintegaralan
V. Persamaan Diferensial Orde 2
Persamaan Diferensial linear Orde 2
Persamaan Diferensial Linear Homogen Orde 2 dengan Koefisien Konstan (Second
Order Homogeneous Linear Differential Equations With Constant Coefficients)
Akar-akarnya adalah bilangan riil dan sama
Akar-akarnya adalah bilangan riil dan berbeda
Akar-akarnya adalah bilangan kompleks
Persamaan Diferensial Linear Non-Homogen Orde 2 dengan Koefisien Konstan (Second
Order Homogeneous Linear Differential Equations With Constant Coefficients)
VI. Aplikasi Persamaan Diferensial Dalam Bidang Teknik Elektro
I. REVIEW
Definisi Dasar
Fungsi
Secara mudah, fungsi dapat dipandang sebagai aturan yang menghubungkan input dan
output. Input yang diberikan akan dilewatkan ke sebuah blok fungsi, dan menghasilkan output
sesuai dengan karakteristik blok fungsi. Hal ini dapat diilustrasikan sebagai berikut :
aturan
input
output
f ( x ) 2x
dan digambarkan sebagai berikut :
Fungsi
input kalikan 2
input
f
output
2x
x = 0,
x = -1,
x = -2,
dst.
f ( x) = 4
f ( x) = 2
f ( x) = -2
f ( x) = 0
f ( x) = -4
-2 -1
012
-2
-4
bebas) dan y adalah variabel dependent (variabel tak-bebas), mengingat nilai y ditentukan oleh
nilai variabel x.
Contoh I.1
a. y x 4 5x2 , variabel dependent = y. variabel independent = x
b.
dq
2
dt 6q 3t , variabel dependent
d2y
t
= q. variabel independent = t
TURUNAN/DERIVATIF
Berikut ini adalah turunan dari beberapa fungsi.
Tabel I.1. Beberapa fungsi yang sering digunakan beserta turunannya
Fungsi, y(x)
Konstanta
xn
ex
e x
eax
ln x
sin x
cos x
sin( ax b)
cos( ax b)
Turunan, y
0
Fungsi, y(x)
1
sin (ax b)
Turunan, y
cos1 (ax b)
1 ( ax b )2
a
tan1 (ax b)
1 ( ax b )2
a
ex
aeax
1
x
cos x
sinh( ax b)
cosh( ax b)
tanh( ax b)
1 ( ax b)2
a cosh( ax b)
a sinh( ax b)
a sec h 2 (ax b)
sin x
a cos( ax b)
a sin( ax b)
sec h( ax b)
coth( ax b)
sinh1 (ax b)
nxn1
ex
cosh1 (ax b)
(ax b )2 1
a
(ax b )2 1
a
tan( ax b)
a sec2 (ax b)
1 ( ax b )2
sec( ax b)
a sec( ax b) tan( ax b)
1.
2.
3.
4.
5.
Contoh I.2
Carilah turunan dari fungsi y berikut ini :
1. y ( x 2 sin x)
jawab :
y ' d (x 2 ) d (sin x)
dx
d
x
y ' 2 x cos x
y x sin x
2. misalkan : u x, v sin x .
u ' 1, dan v ' cos x
maka y menjadi y uv .
3. y 10 cos x
Jawab :
y ' 10sin x
4. y
t2 .
2t 1
Jawab :
Misalkan u t 2 dan v 2t 1 .
u ' 2t , dan v ' 2
u 'v uv '
y ( u ) , maka y ' ( u ) '
v
v
v2
y ' 2t (2t 1) t 2 .2
(2t 1)2
y ' 4t 2 2t 2t 2 2t 2 2t 2t (t 1)
(2t 1) 2 (2t 1)2
(2t 1) 2
5. y z6 , z x2 1. Carilah d !
y
d
dy
dx
dy
dz
dz * dx
Jawab :
y ( x2 1)6 ,
dy
dx
dy
dz
dz * dx
6 z 5.2x
12 x. z5
12x (x2 1)5
Latihan Soal I.1
Temukan turunan dari
4.
y e7 x
y tan(3 x 2)
y x5
y sin( x )
5.
yt
6.
7.
y cos(4 t)
y
8.
y cos1 (4t 3)
1.
2.
3.
1
5
y sin1 (2t 3)
1
10. y
sin(5x 3)
9.
2
t3
14. y 2w3 e4w
3
2
15. y x ln( x )
16. y 3sin1 (2t ) 5cos1(3t)
17. y 1 tan1 (t 2) 4cos1 (2t 1)
2
18. Sebuah fungsi : y (t ) t 3 5t 2 4t 1
3
(a) tentukan
dy
dt
(b) jika turunan pertama fungsi tersebut adalah nol, berapa nilai t ?
Latihan Soal I. 2
Carilah turunan dari fungsi berikut ini :
1. y sin x cos x
2. y xex
3. y et sin t cos t
4. y et sin t cos t
(nomor 1-4, gunakan aturan perkalian)
5. y cos x
sin x
6. y e2t
t3 1
7. y 3x 2 2x 9
x3 1
8. y ln(x2 1)
9. y sin3 (3t 2)
10. y t
1
1
INTEGRAL
Proses mengintegralkan suatu fungsi merupakan kebalikan turunan/derivatif. Suatu
fungsi f(x) dapat kita turunkan menjadi :
d ( fx)
f ( x )dx
kx c
xn1
Fungsi, f(x)
tan ax
tan( ax b)
n 1 c , n 1
ex
e x c
1 ln | sec(ax b) tan(ax b) | c
a
s ec ( ax b)
eax
eax
cot( ax b)
ln | x | c
a
ln | sec(ax b) |
c
a
1
ln | co sec(ax b) cot(ax b) |
c
e x c
x1
ln | sec ax | c
cos ec ( ax b)
e x
a c
f ( x )dx
1
a 2 x2
ln | sin(ax b ) | c
sin 1 x c
a
sin x
cos x c
sin ax
cos ax c
sin( ax b)
cos x
cos ax
cos( ax b)
tan x
1
2
a x2
1 tan1 x c
a
a
a
cos(ax b) c
a
sin x c
sin c
ax
a
sin(ax b) c
a
ln | sec x | c
Contoh I.3
Temukan fungsi y jika :
(a) y ' 6x
(b) y ' 4x3
(c) y ' cos x x
jawab :
1.
y 6xdx
3.
y 4x 3dx
4 x (3 1) , y x 4 c
(3 1)
y (cos x x )dx
y sin x 2 x 2 c
Beberapa sifat pada operasi integral (sifat linearitas):
1. ( f g )dx fdx gdx
2.
Afdx A fdx
3.
( Af Bg )dx A f dx B gdx
1 cos 2t
3. sin2 t
4. tan t
sin t
cos
t
11. tan( A B)
12.
13.
14.
tan( A B)
1 tan A tan B
2sin A cos B sin( A B) sin( A B)
2sin A sin B cos( A B) cos( A B)
2 cos A cos B cos( A B) cos( A B)
9.
cos
tdt
2.
y 5.9
3.
y e3t
4.
1
yx 5
11.
y sin x cos x
2
y 7 cos ec( 2 )
xe
2x
dx
15.
4
dx
(5x 7)
8.
y 4 cos(9 x
2) nomor 9 dst. Carilah :
y
dx
sebagai : d 2 y f (x, y, dy ) dengan catatan, tidak semua variabel dari fungsi f harus muncul
dx 2
dx
dalam persamaan. Contoh dari persamaan diferensial antara lain:
(1)
dy
x
dx e sin x
u
t
d2x
dt 2
dt
x
dt
dx
dt (turunan pertama) menyatakan kecepatan.
Contoh yang lain adalah muatan listrik yang bergerak, dimisalkan memiliki persamaan :
dq
dq
dt 8q sin t dengan q merupakan muatan listrik, dt merupakan laju aliran muatan (yang
diistilahkan sebagai aliran arus listrik).
Contoh lain pembentukan persamaan diferensial adalah pada rangkaian listrik yang terdiri
dari komponen RC sebagaimana diperlihatkan dalam gambar berikut :
10
R
Vs
VR
Vc
Vs Vc
dVc
dt .
Oleh karena arus yang mengalir pada kapasitor = arus yang mengalir pada resistor, maka :
Vs Vc C dVc .
dt
dVc
Sehingga didapatkan : RC
dt Vc Vs .Persamaan ini merupakan persamaan
diferensial
dengan Vc adalah variabel dependent, dan t merupakan variabel independent.
Lebih lanjut tentang aplikasi persamaan diferensial dalam bidang elektro, dapat dipelajari
di bagian akhir bab ini.
Orde Persamaan Diferensial
Orde persamaan diferensial adalah orde tertinggi dari turunan yang ada di dalam
persamaan diferensial tersebut.
R
dq
q
dt C 3 , adalah persamaan diferensial orde pertama dalam q
d
dt sin( ) , adalah persamaan diferensial orde pertama dalam x
'' 4t 2 0 , adalah persamaan diferensial orde kedua dalam x
d 3u du
dt 3 dt
11
Persamaan diferensial parsial adalah persamaan diferensial yang melibatkan dua atau lebih
variabel independent. Contoh : persamaan diferensial parsial
orde 1 dengan 2 variabel
independent : x1 dan x2 ditulis dalam bentuk
: y f (x1, x 2, y) , dan bukan
x1
dy
dx 1 f (x1, x 2, y) .
Solusi Persamaan Diferensial
Solusi persamaan differensial adalah suatu fungsi yang memenuhi persamaan diferensial
yang dimaksudkan. Pada kedua kasus di atas adalah dimaksudkan untuk mencari nilai x(t) dan
q(t). Solusi persamaan differensial dapat berupa solusi analitis, dimana jawaban dari persamaan
differensial tersebut dapat dinyatakan dalam fungsi-fungsi dasar seperti et, sin t, cos t, dst. Tidak
semua persamaan diferensial dapat dicari solusinya secara analitis. Solusi persamaan differensial
dapat juga dicari dengan menggunakan metode numerik yang menghasilkan solusi dengan nilai
pendekatan.
Contoh II.1: Tunjukkan bahwa x = t3 adalah solusi dari persamaan diferensial :
Jawab :
Untuk membuktikan bahwa x = t3 adalah solusi dari persamaan diferensial
dx
dt 3t
d 3t 2 , maka
x
dt
x
dt
d (t3 ) 3t 2 , 3t 2 3t2 , berlaku untuk semua nilai t, sehingga x = t3 adalah solusi dari
dt
d 3t 2 .
x
dt
Contoh II.2 : Tunjukkan bahwa y t 2 3t 3.5 adalah solusi dari persamaan diferensial
y '' 3y ' 2 y 2t2 .
Jawab : y t 2 3t 3.5 , y ' 2t 3 , y '' 2 . Substistusikan ke dalam persamaan diferensial
y '' 3y ' 2 y 2t2 , sehingga :
2 3(2t 3) 2(t 2 3t 3.5) 2t2
2t 6t 9 2t 2 6t 7 2t2
2t 2 2t2
Solusi ini berlaku untuk semua nilai t. Sehingga y t 2 3t 3.5 merupakan solusi dari
persamaan diferensial y '' 3y ' 2 y 2t2
Solusi Umum dan Khusus
Persamaan diferensial boleh jadi memiliki banyak solusi. Sebagai contoh, persamaan
diferensial
dx
dt 3t
dapat memiliki solusi x = t3, x = t3+9, x = t3-6, dst. Solusi solusi ini disebut
dx
dt 3t
12
y 2 y ex ;y( ) 1,y( ) 2
merupakan bentuk initial-value problem, karena terdapat dua kondisi tambahan yaitu pada x
, dengan y () = 1 dan y () = 2.
Sedangkan pada persamaan diferensial :
y 2 y e x ;y( 0 ) 1,y(1) 1
merupakan bentuk boundary-value problem, karena dua kondisi tambahan diberikan pada nilai x
yang berbeda, yaitu pada x 0 and x 1.
Latihan Soal II.1:
1. Tunjukkan bahwa :
d2y
0 dx2
2.
3.
4y
dy
(b)
d3y
5
dx dx
dy
cos x
dy
dx 9 y 0
dy
d y
dy
)( 2 ) 9
0 dx dx 2 dx
4. Solusi umum dari :
( d 2 y ) 2 dy y 0 adalah :
d
dx 2
x
(c) (
dy
dx (0) 1
13
dy
dx 5sin 2x . Untuk mencari fungsi y (x), persamaan tersebut diintegralkan :
5
2 cos 2x C
Pemisahan Variabel
dy
g ( y )dy f (x )dx .
Berikut ini adalah contoh penyelesaian persamaan diferensial dengan metode pemisahan variabel.
Perhatikan bahwa variabel dikelompokkan sesuai dengan variabel sejenisnya, yaitu variabel x
dengan dx, variabel y dengan dy.
Contoh III.2
Temukan solusi persamaan diferensial berikut dengan metode pemisahan variabel :
(a)
(b)
d x2
y
d
y
xdy
d
x
(c)
(d)
x2
y1
x
x
dy
dx y , y(0) = 1
dm 2
sin t , m(0) 4
m
dt
Jawab :
(a) Persamaan diferensial
1
4
yd y x 2 d x
2x 3 2C , cukup ditulis:
3
2x3 C
3
d
y
dx
x2
(c)
x3
yd y
y2
1x
3dx
menjadi ydy x 2
x2
y1
x
y2 1
d x sehingga
1 x 3
2 3 ln 1 x 3 C
3 ln 1 x 3 C'
ydy xdx 2 y 2 2 x 2 c ,
12 02 c , c 1
Sehingga solusi persamaan diferensial dy
dx
adalah : x 2 y2 1
d 2
sin t , m(0) 4 . Pisahkan variabel yang sama sehingga :
m
m
dt
dm 2sin tdt ,
dm 2sin t dt ,
(d)
1
2
dm 2 sin t dt ,
2m
2cos t c ,
dx
dt 10
dy
2x
dx e
dy e2 x
dx
y2
4.
dx 9cos 4t
dt
x2
m cos t c
15
d 3cos 2t 8sin 4t
x
dt
x2x
5.
dy
3sin t
, y(0) = 2
dt y
dy 6x2 , y(0) = 1
6.
7.
dx
y
2 dy
x
2 y 2 yx
d
x
y d sin x
y
dx
8.
9.
dN
Langkah 2
dt 1.3N
Integralkan
dN
N 1.3dt , ln | N | 1.3t c
Langkah 3
Langkah 4
80 Ae 0 A 80
Temukan solusinya :
1.3100
N 80e
, N 2.2981058
individu
Contoh III.4
Jawab :
Blok es deng berat 10kg meleleh dalam lingkungan yang temperaturnya naik. Laju pengurangan
berat es per detik adalah sebanding dengan 20 dikurangi berat es yang tersisa. Setelah 60 detik,
berat es adalah 9.5 kg. berapa berat es setelah 120 detik ?
Langkah 1
dM
9.5 Langkah 2
Integralkan :
16
dM
dt k (20 M ) , 20
dM
M k dt
ln | 20 M | kt c
Langkah 3
Langkah 4
Langkah 5
ln | 20 M | kt c , 20 M ekt c , M 20 ekt c
Temukan solusinya :
dt n4
4 cos 0 c 2 1 c
n5 e t c , n5 5et c
n dn e d , n dn e dt , 5
4
5
0
evaluasi nilai c :1 5e c 1 5 c
c 4
bahwa persamaan diferensial tersebut dinamakan persamaan diferensial linear orde pertama. P(x)
dan Q(x) merupakan fungsi x. Contoh persamaan diferensial linear orde pertama adalah
17
, disederhanakan menjadi :
d 5xy 7x2 ,
y
d
x
d 2 y 4e x ,
y
d
x
x
P(x) = 5x
Q(x) = 7x2
P(x) =
2
x
x
Q(x) = 4e
Metode Faktor Pengintegralan
Persamaan linear orde pertama dapat dicari solusinya dengan metode : faktor
pengintegralan, yaitu dengan cara mengalikan persamaan diferensial linear tersebut dengan
sehingga :
dy
dx Py Q , dengan P dan Q merupakan fungsi dengan variabel x.
Pdx
faktor pengintegaralan ini adalah menjadikan persamaan diferensial tersebut bersifat eksak, yakni
dy
d
d
d
dx Py y dx Py dx
Ingat bahwa : dx ( y )
P ,
rumus
dy
dx Py
Q
dy
d
d
dx y dx ( dari dapat ditulis sebagai : dx ( y ) Q (x) .
dy
d
dx y dx
d
dx P
d ( y ) Q (x) ,
dx
y Qdx
y 1
Qdx
Contoh IV.1
Tentukan penyelesaian dari : dy y 5 dengan faktor pengintegralan
dx
Jawab :
dari persamaan diferensial d y 5 , terlihat bahwa P 1 dan Q 5 .
y
dx
Maka : y 1
Qdx , dengan e
1 dx
x
ln x
y x 5xdx
18
1 5
y x 2x2C,y 2xC
Latihan Soal :
1. Buktikan bahwa solusi dari persamaan diferensial
2.
3.
4.
5.
Pdx
d
dx P adalah : e .
dy
dx 4 y 8, y(0) 1
dx
dt 3x 8
dy
dx y 2x 8
dy
x dx y x3
f
f
x and N y pada daerah tertentu. Oleh karenanya,
f
f
persamaan di atas dapat ditulis kembali menjadi : x dx y dy 0 . Solusi dari persamaan
sedemikian rupa sehingga M
x
y
M(x, y)dx N (x, y)dy 0 dikatakan eksak jika dan hanya jika M N .
y
x
Contoh IV.2
Buktikan bahwa persamaan diferensial berikut bersifat eksak dan tentukan solusi persamaan
diferensial tersebut :
jawab :
(a) Untuk persamaan diferensial
1
9
M ( x, y) 9x 2 y 1 M 1
y
N ( x, y) 4 y x N 1
x
oleh karenanya, persamaan diferensial tersebut eksak. Fungsi diferensialnya adalah :
f
x
9x 2 y 1
f (x, y)
9x 2 y 1 dx 3x 3 x y x C ( y)
4 y x f ( x, y) 2 y 2 x y C ( x)
2
f (x, y) 3x3 x y x 2 y2
Oleh karenanya, solusi umum persamaan diferensial tersebut adalah :
3x3 x y x 2 y2 k
(b) Untuk persamaan diferensial ini :
y
N e x cos y 2 sin x
x
e x sin y 2 y cos x k
Solusi Persamaan Diferensial Non Eksak Dengan Faktor Pegintegaralan
Apabila persamaan diferensial dalam bentuk :
jika tidak eksak, faktor integralnya dicari terlebih dahulu. Pedoman mencari faktor
pengintegralannya adalah sebagai berikut :
20
1 M
N y
a. jika
N
x f ( x) , dengan f(x)
g ( y )dy
adalah e
Contoh IV.3
Temukan faktor pengintegralan dari persamaan diferensial biasa berikut dan tentukan
solusinya :
3x y
2x y y 3 dx
x y dy
solusi:
M ( x , y ) 3 x 2 y 2x y y3
M 3 x 2 2 x 3 y 2 dan M 6 x y 2 y
y
N (x, y ) x 2 y 2
1 M
terlihat bahwa
N y
e3x
3. Oleh
karenanya,
3x
3x2 y 2x y y 3 dx e3x 2
x y 2 dy 0
f (x, y)
exp 3d x e
N 2x
x
dan N 2 y
e3x 3x 2 y 2x y y 3
e3x x 2 y 2
y3
C( x)
f ( x, y) e3x x 2 y
e3x 2x y 3e3x
f
y 3
x2y
C'( x)
f 3x
2
3
x e 2x y 3x y y C'( x)
C '( x) 0,
sehingga
C ( x) constant
21
3x
y3
f ( x, y ) e x y
22
Contoh IV.3
Selesaikan : (2xy 4 e y 2xy 3 y )dx ( x 2 y 4 e y x 2 y 2 3x )dy 0
Jawab :
Kita periksa terlebih dahulu apakah persamaan diferensial tersebut bersifat eksak ataukah
tidak.
M
y
2xy 4 e y 2xy2 3
N
x
M N
M N 8xy 3 e y 8xy2 4 , dan y x 4 g ( y)
N
y x
y
4 d
1
y
maka faktor integralnya adalah : e
kalikan persamaan diferensial
e4 ln y y 4
(2xy 4 e y 2xy 3 y )dx ( x 2 y 4 e y x 2 y 2 3x )dy 0
y4
2
(2 xe y 2 x 1 ) dx ( x 2ey x 3 x ) 0 dan persamaan diferensial ini eksak.
y y3
y2
y3
Selanjutnya : ambil =
(2xe y 2 x 1)dx
Mdx
y y
2
2 y
x e x x ( y)
3
y y3
sehingga : x 2e y x 2 3 x '( y) = N
y
y2
y4
x 2 e y x 2 3 x '( y ) x 2ey x 2 3 x
y4
y2
y4
y2
sehingga '( y) 0 , maka ( y) konstanta
oleh karenanya, solusi persamaan diferensial
23
p (x ) d 2 y q (x ) d r (x ) y f (x)
y
d
dx 2
dengan p ( x ), q ( xx ), r ( x) dan f ( x) adalah fungsi dengan variabel x. Apabila f ( x) = 0, maka
persamaan diferensial ini dikatakan homogen. Sebaliknya, jika f ( x) 0 , maka dikatakan
sebagai persamaan diferensial linear tidak homogen orde 2.
p (x ) d 2 y q (x ) d
y r (x ) y 0 , homogen
d
dx 2
2
p (x ) d y q (x ) dx r (x ) y sin x , tidak homogen
y
dx 2
d
x
contoh persamaan diferensial linear orde 2 antara lain :
x2
d2y
2
dy 1
y sin x dx
dx x
Contoh :
dt 2
Contoh : x d x 3 d x
0
homogen
x
dt t
dt 2
2
d 2 x dx
,
,x
dt 2 dt
d2x 3d
tidak homogen
x t3
dt
dt 2
Linear : tiap elemen persamaan mengandung setidaknya satu unsur :
dx
terdapat unsur :
dt
atau x d x
d
t
tidak
d 2 x dx
,
, x dan
dt 2 dt
adalah non
dx
dt
d2 x
2. Tidak ada perkalian antara varibel dependent dan turunannya. Sehingga bentuk x dt 2
adalah non-linear (mengapa??)
3. Variabel dependent tidak berbentuk fungsi non-linear, seperti fungsi sinus, cosinus,
24
eksponensial, dst.
Contoh : d 4t
x
dt
d 2 x 4t
dt 2
t d 2 x 3d x
0
Linear, karena syarat (1),(2),(3) terpenuhi
x
dt t
dt 2
2
t d x 3 dx 2 x 0 , Tidak linear karena menyalahi syarat (2)
d
t
dt
d 2 y y2 0
dx2
dy
dx cos y 0 , Tidak linear karena menyalahi syarat (3)
Koefisien Konstan : koefisien
d 2 x dx
,
, x adalah konstanta
dt 2 dt
Solusi Umum
Contoh dari persamaan diferensial linear homogen orde 2 dengan koefisien konstan antara lain :
: d 2 x d 6x 0 , d 2 x 4x 0 , dst
dt
x
dt
dt 2
Berikut ini contoh dalam mencari solusi umum persamaan diferensial linear homogen orde 2
dengan koefisien konstan
Contoh V.1
Carilah solusi dari persamaan diferensial :
d 2 x 4 d 3x 0 .
x
2
dt
dt
Jawab :
Misalkan x Cet , maka d C et , dan d 2 x C 2et
x
dt
dt 2
2
4C e t 3Cet 0 , 4 3 0
dt
x
dt
= -3, -1. oleh karenanya terdapat 2 solusi, yaitu x Ce 3t dan x Ce t . Oleh karenanya,
solusi umum persamaan diferensial d 2 x 4 d 3x 0 adalah : x C e 3t C et
dt
x
dt
Contoh V.2
Tentukan solusi umum dari persamaan diferensial berikut :
25
d2x
2
0 dt dt
dx
15x
Didapatkan = 5, -3.
Solusi umum : x C1e5 t C2 e
d C et , dan d 2 x C 2et
x
dt
dt 2
2 2 15 0
3t
Catatan :
d2x
3
dt dt
2
dx
x0
2
(b) d 2x dx 0
dt dt
(c)
d2x
0 dt 2
3x
Contoh V.3
Temukan solusi dari persamaan diferensial :
d 2 x 4 d 3x 0
x
2
dt
dt
3 langkah penyelesaian :
x(0) 1, x(0) 0
26
3t
C2 et
x(0) 0 0 3C C
1
C1 1 C2
C 3
, 0 3(1 C2 ) C2
, C 1
x
dt
dt 2
3
3x 0, x(0) 1, x(0) 0 adalah x 1
e 3t et
2
1
e 3t 3 et
Contoh V.4
Temukan solusi dari persamaan diferensial :
d 2 x 7 dx 12x 0 x(0) 1 x( 0 ) 0
dt
dt 2
Jawab :
(1) 2 7 12 0 ( 3)( 4) 0 3, 4
(2) x C1e3t C2 e4t , x(0) 0 0 3C1 4C2
(3) 1 = C1 + C2 dan 0 = 3 C1 + 4 C2
C2 3 ,
C1 4
d 2 x 7 d 12x 0
x
2
dt
dt
3t
4t
. Grafik x 4e 3e
dengan
27
50
0
0
0.2
0.4
0.6
0.8
1.2
1.4
-50
-100
-150
-200
-250
-300
-350
-400
d2y
4y
Tentukan solusi dari :
0 dx2
Jawab :
d2y 4y 0
adalah :
dx2
2 4 0 , 2 4 , maka 2
oleh karenanya, solusi umum yang didapatkan
Persamaan karakteristik dari
2 jx
adalah : y C1e 2 jx C2 e
berdasarkan sifat trigonometri :
e 2 jx cos 2x j sin 2x
2
e jx cos 2x j sin 2x
maka didapatkan :
y C1 (cos 2x j sin 2x ) C2 (cos 2x j sin
2x) jika C1 C2 A
C1 j C2 j B
maka : y A cos 2 x B sin 2x
Jika akar-akar persamaan karakteristik merupakan bilangan kompleks
Jika akar persamaan krakteristik adalah a bj , maka solusi dari persamaan diferensial
tersebut adalah :
y '' 2 y ' 4 y 0
28
jawab :
2 9 0 ,
Persamaan karakteristik : 2 4 0
Akar persamaan dicari dengan menggunakan rumus abc :
2
b b 4ac
2a
2
2 2
4.1.4 2.1
2 4 16
, 1 3
j 2
maka solusi umumnya adalah :
y e x ( A cos 3 x B sin 3 x)
Jika akar persamaan karakteristik berupa bilangan riil dan sama
x
y '' 9 0
Persamaan karakteristik :
Solusi dari persamaan diferensial tersebut adalah : y x.e3x
Latihan Soal
1. tentukan persamaan karakteristik dari : L di 2
di 1 i 0
R
dt
dt
C
2
dx 2 d
x 2y0
b. d 2 d
y
y
dx 2 d
x 0
c . d 2 x 16x
dt 2
d. d 2 5dx 6x 0
x
d
dt 2
t
e.
d 2 y dy
y
0 dx 2 dx
d y
p (x ) 2 2 q (x )
(x) dx dx
dy
r (x ) y f
29
jika f ( x) 0 , maka solusi khusus persamaan diferensial tersebut dicari dengan mencobanya
dengan menggunakan ketentuan sebagai berikut : :
f(x)
Konstanta
Polinomial x dengan derajat n
Solusi coba-coba
Konstanta
Polinomial x dengan derajat n
a cos kx b sin kx
a cos kx b sin kx
aekx
cos kx
sin kx
aekx
Solusi total merupakn penjumlahan dari solusi khusus dan solusi umum.
Solusi_total = Solusi_Umum + Solusi_Khusus
Contoh V.7
Carilah solusi dari persamaan diferensial :
d2y
6
x dx dx
dy
8 y 3cos
( 4)( 2) 0
d2y
6
dx dx
dy
8 y 0 adalah : 2 6 8 0
1 2, 2 4
Sehingga solusi umumnya adalah : C1e
2x
C2 e4 x
y p ( x ) a cos x b sin x
2. Cari turunan pertama dan kedua, kemudian substitusikan ke dalam persamaan
diferensial
Turunan pertamanya : y ' p ( x ) a sin x b cos
dx
dx 2
( y '' p ( x ) a cos x b sin x )6( y ' p ( x) a sin x b cos x )+
y p ( x ) a cos x b sin x )
= 3cos x
2. Kelompokkan koefisien- koefisien
konstantanya Untuk koefisien cos x :
yangs
sejenis,
dan
cari
nilai
0 ( b 6a 8b) 0
(6a 7b) 0
Maka dapat dicari nilai a dan b, yaitu : a 85
21
18
, b 85
y (x ) 21 cos x 18 sin x
p
85
85
solusi_total
= Solusi_Umum + Solusi_Khusus
= C1e 2 x C2 e4 x + 85
21
cos x
18
85 sin x
Latihan Soal :
Temukan solusi khusus dari :
1. d 2 y 6 dy 8 y x
dx 2
dx
d
, dengan , , , adalah
y
d
y
x
konstanta.
2. Temukan solusi persamaan diferensial berikut dengan metode pemisahan variabel :
dy
2
dx y sin x 0
(a)
dv
dt
g bv
dN
dt N
31
(c) buktikan bahwa fungsi yang diberikan merupakan solusi dari persamaan diferensial
tersebut :
dy
dt y , y ct
dy
y dt t , y 2 t 2 c , y 0
d 2 y dy
t
i.
ii.
iii. t
t
y 4, y 3t .e
4 dt 2 dt
iv. 3y 2
d2y
2
6y(
dt 2 dt
dy
)2 2, y 3 t
6. Temukan solusi dari persamaan diferensial dengan kondisi awal berikut ini :
dy
dt 6t 0, y(1) 6
dy
dt 5 y sin(12t ), y(0) 0
dy
dt 3y 0, y(0) 1
dy
4 dt y 4, y(0) 2
1 dy
a.
b.
c.
d.
e.
f.
dy
t
dt 2 y e , y(0) 3
7. Temukan faktor pengintegralan dari persamaan diferensial biasa berikut dan tentukan
solusinya :
(a)
y 2 dx xydy 0
(b)
(x2 y 2 x)dx xy dy 0
8. Buktikan bahwa persamaan diferensial berikut bersifat eksak dan tentukan solusi dari
persamaan diferensial tersebut :
(a)
ax bydx bx cydy 0
(b)
2x 2 y 2xdy 2x y 2 2 ydx 0
32
3. Tegangan pada kapasitor adalah sebanding dengan muatan elektrik pada kapasitor, yaitu q,
di
L dt
di
iR C q v (t) .
L dt
di
dq
dt , maka: dt
di d (d ) d 2q . Sehingga persamaan
q
dt dt
dt 2
L d 2q R d q v (t)
q
2
dt c
dt
iR C q v (t) menjadi :
Contoh VI.1
Sebuah rangkaian listrik yang terdiri dari komponen R, C, dan sumber tegangan sebagai berikut :
R
Vs
+
-
VR
i
C
Vc
Jika pada saat t=0 switch tertutup, tegangan pada kapasitor adalah Vo, yaitu Vc (0) = Vo maka :
1. Buktikan bahwa persamaan diferensial yang terbentuk merupakan persamaan
diferensial linear orde pertama
2. Carilah solusi dari persamaan diferensial tersebut menggunakan metode
faktor pengintegaraln
3. Carilah solusi khusus dari persamaan diferensial tersebut jika tegangan pada kpasitor
mula-mula adalah Vo = 0. Solusi pada kondisi ini dinamakan : respon keadaan nol (zero
state- response)
4. Carilah solusi persamaan diferensial yang terbentuk, jika tegangan sumber = 0 (Vs = 0).
Solusi pada kondisi ini dinamakan : respon input nol (zero input- response)
5. buktikan bahwa solusi (2) merupakan penjumlahan antara zero state- responsedan zero
input- response
33
Jawab :
1. berdasark hukum II Kirchof tentang tegangan : Vs (t ) VR Vc .
Arus yang mengalir pada resistor = arus yang mengalir pada kapasitor
Vs VR C dVc , sehingga persamaan diferensial yang terbentuk adalah :
R
dt
RC dVc Vc Vs , yang dapat disederhanakan menjadi bentuk :
dt
dVc
2.
dt RC
Vc
RC
Vs
RC
RC
e Pdt , e Pdt , RC1 dt
t
RC
1
solusi dapat dicari dengan rumus :Vc Qdt , dengan Vs V cost . Maka :
Vc
e ( RC ) RC V cost
e( RC )
Vc
t
( RC )
cost .
e
RC .e( RC )
cos t
Sedangkan e ( RC )
Vc
Vc
cost
R C 1
RC
R 2 C 2e ( RC )
cost
RCe ( RC ) ( R 2 C 22 1)
VR C
RC
V .R 2 C 2e ( RC )
sin t
2 2
( R C 1)
cost
sin t
RC
+ RC )
t
( RC )
+ K. e
cost
VR C
2 2
( R C 1)
sin t
Vo
VR C
2 2
RC
+ K. e
1 K , sehingga :
( R C 1) RC
+ K. Maka :
sin t
2 2
t
( RC )
K. e
34
K Vo
cost
( RC )
2
Vc
3.
2 2
sin t
RC
(Vo
2 2
( R C 1)
)e
Dengan mengganti Vo = 0, maka didapatkan :fungsi zero state- response nya adalah :
Vc
4.
( R C 1)
cost
VR C
2 2
sin t
2 2
t
( RC )
RC
( R C 1)
Dengan mengganti Vs = V = 0,maka dari persamaan diferensial
VR C
V
cost
Vc
( R C 1)
sin t
2 2
( R C 1)
RC
(Vo
2 2
( R C 1)
t
( RC )
)e
didapatkan
5.
Vc Vo.e ( RC )
Terlihat bahwa solusi persamaan diferensial dari point (2) merupakan jumlah antara zero
state- response dan zero input- response
Vtotal Vo.e
t
( RC )
+(Vc
cost
VR C
2
sin t
2 2
( R C 1)
RC
Vc
( RC
cost
VR C
sin t
1)
(Vo
RC
V
2
2 2
(R C
)
1)
( R C22 1)
2
( RC )
Latihan soal :
t
1. Buktikan bahwa : e
( RC )
t
cos t
2 ( RC )
R C 1
2
2 2
cost
R C e
2
sin t
RC
Contoh VI.2
Sebuah rangkaian listrik yang terdiri dari R, L, n C tersusun paralel seperti pada gambar :
Is(t)
Sumber arus adalah Is(t), arus yang mengalir adalah I, dengan persamaan :
LC d 2i L di i i (t) , untuk t 0
dt 2
R dt
di
di
dt 2 untuk t=0
5. Tunjukkan bahwa solusi (1) merupakan penjumlahan antara zero input- response dan
zero state- response
jawab :
2t
2
1. LC d 2i L di
i i (t) , d i di i e
dt 2
dt 2 dt
persamaan karkteristik adalah : 2 1 0 .
R dt
b b 2 4ac
2a
i e t / 2 ( A cos
3 t B sin 3 t)
2
2
2t
2t
i e , i ' 2e , i '' 4e
i" i ' 1 e2t
4e2t 2e2t + e2t = e2t
2t
, maka diandaikan
1
3
sehingga 3 1,
1 2t
3e
i e t / 2 ( A cos
3 t B sin 3 t) + 1
2
2
3 e2t
untuk mencari nilai konstanta A dan B, maka digunakan bantuan kondisi awal.
Saat t=0, i=1, sehingga :
iA1 , A 2
di :
dt
36
d e t / 2 (
i
d
t
saat t=0,
di
dt 2 , sehingga
2 3B 1A 2
2
2
3
2 3 B 1 (2 ) 2
2
2 3 3
2 3 B 1
2
3
3
2 B
B2 3
sehingga solusi lengkapnya adalah :
i e t / 2 ( 3 cos 2
t 2 3 sin 2
t) +
2t
3 e
i (t ) e t / 2 ( A cos
s
3 t B sin 3 t)
2
2
3. kerjakan
4. kerjakan
MATLAB
Solusi persamaan diferensial biasa linear
MatLab merupakan perangkat lunak yang dapat digunakan untuk mencari solusi persamaan
diferensial secara mudah. Sintaks perintah yang digunakan untuk mencari persamaan diferensial
adalah perintah dsolve.
Sebagai contoh, persamaan diferensial orde 2 sebagai
berikut : y'' + y = cos(2x)
dengan kondisi y'(0) = 0 dan y(0) = 1,
dengan y'' = d2y/dx2 dan y' = dy/dx.
y=dsolve('D2y + y = cos(2*x)', 'Dy(0)=0', 'y(0)=1')
y =
-2/3*cos(x)^2+1/3+4/3*cos(x)
pretty(y)
- 2/3 cos(x)2
37
0.8
0.6
0.4
0.2
0
-0.2
-0.40
10
15
20
fplot(y,[0 2])
5
0
-5
-10
-15
-20
-25
-30
-35
-40
-45
0
0.5
1.5
39
Pengertian Transformasi
Transformasi adalah teknik atau formula matematis yang digunakan untuk
Permasalahan
dalam bentuk asal
Transformasi
Solusi
inverse
Transformasi
Transformasi
Solusi permasalahan
dalam bentuk asal
40
Transformasi Laplace digunakan untuk mengubah fungsi y(t) yang berada dalam
kawasan waktu ke kawasan s. Solusi dari persamaan diferensial didapat dengan
mengubah persamaan diferensial (yang merupakan fungsi waktu) dari kawasan waktu
ke kawasan s dengan menggunakan transformasi laplace, sebagaimana ditunjukkan pada
gambar di bawah.
41
Permasalahan
dalam kawasan
waktu
Transformasi
Solusi
Inverse
Laplace
Transformasi
Laplace
Transformasi
Laplace
Solusi permasalahan
dalam kawasan
waktu
dv
du
dt dt u v dt vdt
L dy
dt
st
dy
dt 0 dt
42
st
dy st dy
dest
L
dt e
y
ydt
e
d
0
0 dt
dt
t
0
dy
dt
dy
e st
e st
sest ydt
st
ydt
0
dt
Jika diasumsikan bahwa pada saat t grafik y(t) mengalami kenaikan cukup lambat
st
dibanding dengan grafik e , maka est y(t) 0 untuk t
Sehingga : e st y 0 e 0 y (0) y(0)
dy e st y
st
ydt
0
dt
L dy y (0) sY (s)
dt
Dari uraian di atas, maka Transformasi Laplace dari turunan pertama sebuah fungsi
adalah : L dy sY (s) y(0) atau L dy
sL
dt
dt
y(t)
y(0)
Transformasi Laplace dari turunan kedua suatu fungsi juga dapat dicari dengan cara
yang sama.
sy(0)
d 2 y s 2Y ( s ) d
y
L
(0)
2
dt
dt
Sedangkan transformasi Laplace dari turunan ke-n suatu fungsi adalah :
n
dny
n
dt
sY(s)
n2
n1
y
dt n1
(0) s
dy
dt (0) s
n1
y(0)
contoh 1.
Ubah persamaan diferensial berikut dari kawasan t ke kawasan s dengan
menggunakan metode Transformasi Laplace.
L d 2 y y 0 , dengan y(0) 1, d (0) 0
y
dt 2
dt
43
jawab:
Langkah ke-1. Lakukan Transformasi Laplace
d y
L
dt
e st
y L0
d y
e st
0
d 2y
dt est ydt 0
dt 2
0
y dt e st 0dt
dt
Gunakan secara langsung Transformasi Laplace untuk turunan kedua, maka didapatkan:
d
y
dt
s Y (s)
Y (s) 0
(0) sy(0)
dy
(0) sy(0)
dt
Langkah ke-2. Cari Persamaan polinomial Y(s) dengan bantuan nilai awal
y(0) 1,
dy
dt (0) 0
s 2 1 Y ( s ) 0
s
Y (s) s
s2 1
Yang perlu diingat adalah bentuk L
f (t ) F ( s)
1. Konstanta
Transformasi Laplace dari sebuah konstanta C ( y(t) = C ), adalah :
LC e
st
0
Cdt
st
C
s
, sehingga
LC C
s
44
L t e
st
tdt
st
st
1
s
e
s s 0s
L t 0 0
dt
st
sehingga L t s
n
L{t
st n
t
} e
dt
st
st
1
s
n1
nt
dt
L{t n } 0 0 n1e st
nt dt s 0
n 1
n2
s L{t }
sn1
4. Transformasi Laplace fungsi eksponensial, y(t) = e
at
L{eat } 0 e st eat dt 0 e ( s a )t dt
L{e
at
(sa)t
} e
L{e
}0
sa
( s a )t
sa
0
1
0
at
1 e
sa
1
at
, sehingga L{e } s a
5. Fungsi cosinus dan sinus
45
L cost L
i t
-it
1
2
1 1
L cost 1 1
2 s i
2s
i
1
s
s i
L cost s i
2
2
2 2
s 2
2
s
s
s
sehingga L{cost}
s2 2
sama, Transformasi Laplace
dari
L{sin t}
s2 2
Ringkasan Transformasi Laplace beberapa fungsi tersebut dapat ditulis dalam tabel berikut.
Tabel. Transformasi Laplace beberapa fungsi sederhana
Fungsi y(t)
C
s
1
s2
n!
y(t) = C
y(t) = t
y(t) = t n
y(t) = e
sn1
1
sa
s
at
y(t) = cos t
s2
y(t) = sin t
2.3
s2 2
F (s ) L f (t ) e st f (t )dt
0
G (s ) L g (t ) e st g (t )dt
0
dan
46
maka
dan
aF ( s ) bG ( s)
L cf (t ) cF ( s)
L af (t ) bg (t )
2. Pergeseran dalam S
Jika F (s ) L f (t ) e st f (t )dt
L e
at
st at
( s a )t
f (t )dt F (s a) ,
L e at f (t ) e e f (t )dt e
Maka
F ( s a)
sehingga
f (t )
contoh 2. Gunakan sifat pergeseran dalam s untuk mecari Inverse Transformasi Laplace
dari :
1
(s a)2
1
jawab : F (s a)
, F (s) 1
(s a)2
1
sehingga L
F(sa)
e
s2
at 1
1 2
at 1
F ( s) , L ( s a ) e L
s
1
( s a)
at
at
e t
4. Teorema Konvolusi
Jika Transformasi Laplace dari fungsi f(t) dan g(t) adalah F(s) dan G(s), dengan
F (s ) L f (t ) e st f (t )dt , G (s ) L g (t ) e st g (t )dt
0
Maka :
L f (t )g( )d
F (s)G(s)
yang disebut sebagai integral konvolusi. Jika inverse Transformasi Laplace dari F(s)
f (t )
g (t )
dan G(s) adalah f(t) dan g(t), dengan : L1
, dan L1
F(s)
G(s)
maka
F (s )G (s )
f (t ) g ( ) d , atau
0
F (s )G (s )
f ( ) g (t ) d
0
47
s
(s 1)2
s
, G (s)
2
jawab : F (s)
(s2 1)
gunakan teorema konvolusi :
1
1
(s2 1)
(
s
1)
cos(t )sin( ) d
( s 1)
ekspansikan menjadi :
t
s
L1
f (t ) g ( ) d , maka L
F (s )G (s )
cos(t )sin( ) d
0
sin sin d
0
( s 1)
5. Integrasi
st
1
f (t )dt
Jika F (s ) L f (t ) e
, maka L
t sin t
F (s )
f ( ) d
s
contoh 4: Gunakan teorema integrasi untuk mencari inverse dari :
Jawab : F (s )
s (s 1)
1
L
1 1
d e
s s 1
e t ( 1) 1 et
0
Q (s)
P (s)
dengan banyak fraksi, dimana P(s) dan Q(s) merupakan suku polinomial. Oleh
P (s )
(s )
(s )
(s)
dengan P (s ) ( s 1 )(s 2 ) (s n )
Maka terdapat 3 kemungkinan penyelesaian dari P(s)
a. P(s) akar-akarnya riil dan berbeda. Tuliskan masing-masing faktor P(s), dan
tambahkan koefisien yang sesuai (A, B, dst) pada bagian pembilang
Contoh :
s 1
1.
B
s2 4s 3 (s 1) (s 3)
2.
1
A B
(s 2)(s 1) (s 2) (s 1)
b. P(s) akar-akarnya riil dan sama, yaitu 1 2 n . Jika
Q(s)
P(s)
a
1
a
2
P(s) (s ) ( s )
2
k 1
(s n )
( s k 1 )
Contoh :
1
(s
s2 6s 9 (s 3)2 (s 3) (s 3)2
c. Jika akar-akarnya merupakan bilangan pasangan bilangan kompleks
1 a bi,2 a bi,
a
a
Q(s)
A Bs
3
n
P(s) (s a)2 b2 ( s ) (s
Contoh :
1
s 3 s 2 2 ( s 1)( s 2 2 s 2)
1
A B Cs
( s 1)( s 1 i )( s 1 i ) s 1 ( s 1) 2 1
a
1
(s )n
49
Dari pemecahan fraksi di atas, perlu dicari nilai dari koefisien A,B,C dan
seterusnya. Terdapat 3 cara untuk menyelesaikan parsial fraksi di atas, yaitu :
1. Cover up Rule
2. Substitusi
3. Equate coefficient
1. Metode Cover Up
Langkah penyelesaian parsial fraksi dengan Cover Up adalah :
a.
b.
Subtitusikan s = i
s 1
(s 1)(s 3)
A B
( s 1)( s 3) ( s 1) ( s 3)
( s 1) ( s 1) A ( s 1) B
( s 3)
( s 3)
s 1 2 A A 1
Selanjutnya kalikan dengan (s 3)
s 1
A
( s 1)( s 3) ( s 1) (
s
s 3 ( s 1) ( s 3)
( s 1)
substitusikan s = 3,
B
3)
B
A
( s 1)
s3 4 BB2
2
s 1
Maka diperoleh :
(s 1)(s 3)
( s 1) (s 3)
Contoh 6. Cari Parsial fraksi dari :
1
Jawab:
s(s 1)
(s 1)
s(s 1)
50
Untuk mencari nilai A, kalikan persamaan di atas dengan s, dan subtitusikan nilai s = 0
1 A B
s (s 1) s (s 1)
1 As B
sehingga menjadi :
s :
(s 1)
s0:
(s 1)
1 A 0 A 1
1
jawab : s 2 3s 4 =
1)3
A
(s 1)
( s 1)3
s 2 3s 4
(s
B
( s 1)2
C
(s 1)3
1
2 = A + B,
134
ambil s = 1:
B C
A
3
8 4 A 2 B C, substitusikan C =2
6 4 A 2 B,
apabila diselesaikan akan didapatkan : A = 1, B = 1, C = 2.
51
1
1
2
2
(s 1) ( s 1)
( s 1)
(s 1)3
3. Jika P(s) akar-akarnya kompleks
s 2 3s 4 =
3
1
(s 2)2 ( s2 1)
2
jawab : karena P(s) mengandung (s + 1), maka berikan koefisien Cs + D pada bagian
pembilang.
1
Cs D
(s2 1)
Cs D
(s2 1)
Untuk mencari nilai koefisien yang lain (A,C dan D), maka digunakan metode substitusi
A
1 Cs D
(s 2)2 (s 2 1) (s 2) 5(s 2)2 (s2 1)
1
A
1
s0
D
2
(0 2)2 (02 1) (0 2) 5(0 2) (02 1)
1 1 A 1 D 5 A 10D 2
1
20
Untuk
s1
CD
Untuk
s3
1
10
3C D
10
Sehingga :
10
1
( 2)2 (s 2 1)
s
2. Metode Subtitusi
4s 3
25(s2 1)
a1
a2
an
(bi n )
Maka lakukan :
52
1.
2.
1 A B
s(s 1) s (s 1)
Untuk s = 1, 1 A B 1 A 1 B
2
Untuk s = 2, 6 2 3 3 A 3 B
A B
s2 (s 1)
Jawab :
Gunakan aturan Cover Up
A B
(s 1)
s2 (s 1) s s2 (s 1)
1 As B Cs2
( s 1)
s2
( s 1)
B B 1
(0 1)
(1)2
1 A 1
1
(s 1)
s (s 1) s
2
s2
Untuk mencari nilai A, maka kita substutusikan nilai s yang mudah dikalkulasi. Ambil s
= 1, maka :
A 1
12 (1 1) 1 12
1 1 A 1 1 A 1
2
2
(11)
53
1 A B
s(s 1) s (s 1)
jawab :
1. Kalikan dengan s(s + 1), 1 A( s 1) Bs
1 = As + Bs + A,
2. Untuk koefisien s
: A+B = 0
3. Untuk koefisien s
: A = 1, sehingga B = -1
=> 1 = (A+B) s + A
contoh 12. Gunakan metode equate coefficient untuk mencari nilai koefisien A, B dan
C pada :
1
(s 1)(s2 1)
Bs
C
(s 1) (s2 1)
A
jawab :
2
untuk s => 0 = A + B,
1
untuk s => 0 = B + C,
0
untuk s => 1 = A + C
1
54
1 As 3 2 As 2 As 2 A Bs 2 B Cs 3 4Cs 2 4Cs Ds 2 4 Ds 4D
1 ( A C ) s 3 ( 2 A B 4C D ) s 2 ( A 4C 4 D ) s ( 2 A B 4 D)
s3:AC0
2
maka didapatkan : s : 2 A B 4C D
0 s : A 4C 4D 0
1: 2 A B 4D 1
a dky
k
dt k
a d 2 y a d a y g (t)
y
2
2
1
0
dt
dt
2.
Pada
dt
dt
t
Yang juga dapat ditulis dalam bentuk :
(0)
k
s k Y ( s ) s k 1 y (0) s k 2 d (0) ...
L d y
d k 1 y
y
k
dt
dt
dtk 1
55
didapatkan :
s4
( s 2 4 s 3)Y ( s ) s 4 Y ( s)
2
( s 4 s 3)
Y ( s)
s4
( s 1)( s 3)
Dari bentuk ini, kita ubah bagian fraksinya : Y (s)
Kalikan dengan (s - 1) ( s 4) A B (s 1)
(s 3)
s4
(s 1)(s 3) (s 1) (s 3)
, substitusi s = 1, (1 4) A 0
(s 3)
(1 3)
A 2
kalikan dengan (s 3), substitusi s = 3, untuk mendapatkan koefisien B.
(s 4) A(s 3) B , s = 3, (3 4) 0 B , maka B 1
(s 1)
(s 1)
(3 1)
2
sehingga parsial fraksinya menjadi:
Y (s) 2 ( s 1) 2 (s 3)
untuk mencari solusi Persamaan Deferensial asal, ubah Y(s) dari kawasan s ke kawasan t
menggunakan inverse transformasi dengan bantuan tabel.
1 1 1
Y (s) 3
2 (s 1) 2 (s 3)
1 1
L1 Y (s ) L1 3
2 (s 1) 2 (s 3)
1
3
1 1
1
L
L
2
( s 1) 2
( s 3)
y (t ) 3 e t 1 e3t
2
2
Pada contoh kasus ke-2 (Persamaan Diferensial Linear Tak Homogen) :
d2y
dy
4
4y
sin(t) dt 2 dt
d2y
dy
) L (4
) L (4 y )
L{sin(t)} dt 2 dt
Langsung kita ubah ke kawasan s dengan transformasi laplace :
L(
Dengan kondisi
56
y (0) 1, y(0) 1
s 2Y (s ) 1 s 4sY (s ) 4 4Y (s) 1
s2 1
s5
( s 2)2 Y (s ) 1
2
s 1
Sehingga bentuk Y(s) nya adalah :
s5
( s 2) 2 Y ( s ) 1
s2 1
Y ( s) 1
s 5
( s 2) 2 ( s 2 1) ( s 2)2
Gunakan partial fraction untuk mengubah Y (s)
Y (s) 1
s 5
Cs D E
2
2
2
25 ( s 2) 5 ( s 2)
25(s 1)
(s 2)
4
1
1
1
4
s
3
1
1
1
Y (s)
25 s 2 5
s 2
Y (s) 2 1
14 1
4 s
3 1
9
2
2 15 s 22 25 s
1 25 s 2 1
25 s
Gunakan inverse transform untuk mendapatkan solusi akhir
Y ( s) 29 1
14 1
25 s 2 1 25 s 2 1
4 s
29
Y (s)
25
1
L
14
s 2
y2
14 te 4 cos(t) 3 sin(t)
9 e2 t
25
15
25
25
Soal-soal
A
(s 2) (s 3) s 2
s3
dy
8
y
2
y(0)
y '(0) 0
d y
2
dt 2 dt
2t
1. s 1
2 15
s 2
3 1
25 s 2 15 s 22
25 s 2 1 25 s2 1
1
1
1
14
1
4
s
3
29
1
L Y ( s ) L
2
2
2
25 s
2 15
1 25 s
25 s
25
s
2
25
1
L
57
DAFTAR PUSTAKA
Ayres, Frank, JR,PhD, & Ault, JC, MSc, & Ratna, Lily, Dra. 1999: Persamaan Diferensial
dalam satuan SI metric (seri buku schaum, teori dan soal-soal). Erlangga, Jakarta.
Kartono. 1994. Penuntun Belajar Persamaan Diferensial. Cetakan pertama, Andi Offset,
Yogyakarta.
Spiegel, Murray, PhD. 1994. Matematika Lanjutan Untuk Para Insinyur Dan Ilmuwan.
(alih bahasa : Drs. Koko Martono). Cetakan ketiga. Erlangga, Jakarta.
Croft, Anthony & Davidson, Robert & Hargreaves, Martin. 2001. Engineering Mathematics, A
Foundation For Electronic, Electrical, Communication and Systems Engineers. Third
edition. Pearson, Addison-Wesley. UK.
58