Sawi Fix
Sawi Fix
SAWI HIJAU
Sawi hijau merupakan jenis sayuran yang sudah tidak asing lagi dan sering
dikonsumsi oleh masyarakat Indonesia. Tanaman yang memiliki nama latin
Brassica sinensis L. ini termasuk dalam keluarga Brassicaceae. Ada dua jenis sawi
yang pada umumnya dibudidayakan, yaitu sawi hijau dan sawi putih. Di samping
itu, juga terdapat sawi yang jarang dibudidayakan, seperti sawi keriting, sawi
huma, dan sawi monumen.
Sawi hijau mempunyai batang pendek dengan daun lebar, tak bersayap, dan
berwarna hijau keputih-putihan. Sedangkan, sawi putih berbatang pendek,
berdaun lebar dengan warna hijau tua, bertangkai halus dan panhang, serta
bersayap. Sawi hijau termasuk sayuran yang mempunyai sedikit kalori, tapi
mempunyai serat tinggi dengan vitamin dan mineral yang baik bagi tubuh.
Subdivisi : Angiospermae
Genus : Brassica
5. Mengendalikan kolesterol
Manfaat sawi lainnya terdapat pada daunnya yang berwarna hijau
gelap mengandung jumlah serat yang sangat baik, yang dapat membantu
mengendalikan kolesterol dan juga melindungi terhadap wasir, sembelit
serta penyakit kanker usus besar.
6. Sumber antioksidan
Sawi segar merupakan sumber dari beberapa anti-oksidan dan
mineral seperti vitamin C, vitamin A, vitamin E, karoten seta beberapa
mineral penting lainnya seperti kalsium, zat besi, magnesium, kalium,
seng, selenium dan mangan.
7. Manfaat sawi untuk pasien penyakit Alzheimer
Vitamin K dalam sawi memiliki peran dalam membangun fungsi
massa tulang dengan mengembangkan aktivitas osteotrofik pada tulang.
Hal ini juga bermanfaat pada pasien penyakit alzheimer dengan membatasi
kerusakan saraf pada otak.
8. Mencegah cacat tabung saraf pada bayi
Daun sawi juga merupakan sumber asam folat yang baik. Vitamin
yang larut dalam air memiliki peran penting dalam sintesis DNA dan
ketika diberikan sebelum dan awal kehamilan membantu mencegah cacat
tabung saraf pada bayi.
9. Melawan berbagai macam kanker
Kandungan yang ada pada daun sawi juga bermanfaat dalam
melawan prostat, kanker usus, kanker payudara dan kanker ovarium
5. Budidaya Sawi
Budidaya sawi hijau sebenarnya tidak terlalu sulit, karena prosesnya
hampir sama dengan proses budidaya tanaman lain yang masih dalam satu
keluarga dengan sawi, yakni: broccoli, lobak, kubis bunga serta kubis
krop. Namun demikian, bukan berarti Anda boleh sembarangan dalam
menanam sawi hijau, karena akan memberikan hasil yang kurang
maksimal, jika ada kesalahan dalam proses penanaman. cara menanam
sawi hijau yang baik benar yaitu :
a. PEMBENIHAN
b. PENGOLAHAN TANAH
Secara umum proses pengolahan tanah untuk budidaya
sawi hijau yang dimaksud adalah melakukan penggemburan tanah
b. Penyemaian
Taburkan 2 kg pupuk kandang ditambah 20 kg urea,
10 gr Tsp, dan 7,5 gr Kcl di atas bedengan pembibitan, dua
minggu sebelum benih sawi ditaburkan. Setelah benih sawi
ditabur, tutupi benih tersebut dengan tanah halus setebal 1-2
cm.
c. Transplanting
Transplanting dilakukan dengan mengisi panel
semai pada media semai hingga penuh kemudian dibasahi
dengan air. Jika benih sudah berdaun 2-3 helai, tanaman
sawi sudah dapat dipindah ke panel semai. Untuk setiap
satu lubang tanaman, isi dengan satu benih dan jangan
lebih. Selanjutnya simpanlah panel semai di dalam rumah
bibit hingga siap tanam (3-4 minggu)
d. PENANAMAN
Seminggu sebelum proses penanaman, lakukan pemupukan
terlebih dahulu dengan menggunakan pupuk kandang sebanyak 10
ton untuk setiap hektar lahan, ditambah dengan TSP 100 kg, dan
Kcl 75 kg. Benih yang telah disiapkan, ditanam di atas bedengan
proses
pemeliharaan,
perlu
pula
dilakukan
Bahan :
1 sdm garam
3 btr telur
200 gr sawi hijau, blender dengan sedikit air, saring, ambil sarinya kurang
lebih 100-150 ml (tambahkan bila kurang)
Cara Membuat :
1) Campur terigu dan garam. Aduk hingga rata.
2) Tambahkan tepung sagu, aduk kembali hingga tercampur rata.
3) Di wadah lain, campur sari sawi hijau dengan telur, aduk hingga rata.
4) Tuang campuran sari sawi hijau sedikit demi sedikit ke campuran tepung
sambil diaduk hingga rata. Tambahkan sari sawinya bila adonan dirasa
masih kering.
5) Masukkan adonan ke dalam gilingan mie. Giling dengan nomor yang
besar terlebih dahulu hingga halus. Sesekali beri tepung sagu agar tidak
lengket.
6) Kecilkan nomor gilingan hingga ketebalan yang diinginkan.
7) Cetak mie sesuai selera, bisa bentuk pipih ataupun bulat.
8) Apabila tidak mempunyai gilingan mie, bisa menggunakan rolling pin
untuk menggiling adonan. Giling berulang kali hingga halus dan
ketebalannya sesuai selera.
9) Taburi tepung agar tidak lengket, gulung adonan, kemudian potong tipistipis dengan pisau.
10) Mie sehat tanpa bahan pengawet siap digunakan
Tips:
Bagi mie menjadi beberapa bagian masing-masing 200 gr. Kemas satu per satu
dalam plastik. Simpan mie dalam wadah tertutup dan masukkan kulkas. Karena
mie tanpa pengawet, maka sebaiknya tidak disimpan terlalu lama. Tidak hanya
baik untuk Bumil, Mie Sawi ini juga cocok untuk bekal anak-anak ke sekolah.
Langsung ambil di kulkas, masak sesuai selera. Cepat, sehat, dan praktis!
7. PEMASARAN PRODUK