TUGAS AKHIR
Disusun Oleh:
Kaulan
(H3107017)
12
13
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Indonesia adalah negara yang mempunyai jumlah penduduk yang besar.
Sebagai negara dengan jumlah penduduk yang besar, Indonesia memerlukan
jumlah bahan pangan yang tinggi, terutama bahan pangan pokok. Untuk
menjaga ketahanan pangan dalam negeri, maka dibutuhkan upaya untuk
memenuhi kebutuhan pangan, hal tersebut dapat dilakukan dengan
peningkatan produksi bahan pangan pokok dan diversifikasi bahan pangan
pokok.
Upaya pemerintah untuk menjaga katahan pangan dapat dilakukan
dengan mengurangi konsumsi bahan pangan pokok bangsa Indonesia yaitu
beras, dan sekaligus dapat membangun dan meningkatkan gizi bangsa. Maka
dari itu pemerintantah mencoba memperkenalkan berbagai macam bahan
pangan yang dapat menggantikan bahan pangan pokok sekaligus membangun
gizi bangsa Indonesia. Gandum, jagung dan umbi merupakan komoditas yang
diperkenalkan pemerintah sebagai alternatif bahan pangan pokok. Sebagai
bahan pangan pokok alternatif, gandum, jagung dan umbi mempunyai
kekurangan dan kelebihan dari kandungan gizinya. Walaupun demikian,
beberapa komoditi tersebut bisa digunakan sebagai bahan pangan alternatif
sesuai dengan tingkat ekonomi masyarakat.
Gandum (Triticum aestivum L dan atau Triticum compoctum host)
merupakan serealia yang berasal dari suku padi-padian. Gandum mempunyai
kandungan protein dan karbohidrat yang tidak kalah tinggi dibandingkan
beras. Sebagai bahan pangan pokok alternatif, gandum diolah sedemikian rupa
menjadi produk setengah jadi yang berupa tepung terigu. Proses pengolahan
gandum menjadi tepung terigu melalui beberapa tahapan yang komplek.
Tetapi pada dasarnya pengolahan gandum menjadi tepung terigu adalah proses
penggilingan dan pengayakan.
14
Tepung terigu merupakan salah satu bahan baku yang dapat diolah lebih
lanjut menjadi bahan makanan lain. Tepung terigu dapat diolah menjadi roti,
mie, biskuit, donat, kue, macaroni, spagethi dan sebagainya. Saat ini konsumsi
masyarakat Indonesia terhadap makanan yang berbahan dasar tepung terigu
relatif semakin bertambah selain itu olahan makanan yang berbahan dasar
tepung terigu saat ini sudah menjadi konsumsi masyarakat saat ini.
Sehubungan dengan hal tersebutlah, mendorong tumbuhnya industri
ataupun UKM pengolahan pangan berbahan dasar tepung terigu semakin
berkembang seperti mie instan, biscuit, bakery, kue, dan jajan pasar. Hal
tesebut berdampak semakin bertambahnya kebutuhan konsumsi tepung terigu
tiap tahun. Maka perlu adanya pernyediaan yang mencukupi untuk kebutuhan
masyarakat Indonesia. Berdirinya pabrik penggolahan gandum di Indonesia
dapat memenuhi kebutuhan tepung terigu dalam negeri.
PT. ISM Bogasari Flour Mills divisi Tanjung Priok merupakan salah satu
produsen yang bergerak dalam bidang pengolahan gandum menjadi tepung
terigu. PT. ISM Bogasari Flour Mills divisi Tanjung Priok merupakan
produsen tepung terigu terbesar di dunia. Saat ini PT. ISM Bogasari Flour
Mills memenuhi kebutuhan masyarakat akan tepung terigu sekitas 70% yang
semakin meningkat jumlahnya seiring berkembangnya produk olahan hasil
tepung terigu, selain itu PT. ISM Bogasari Flour Mills divisi Tanjung Priok
tidak hanya memenuhi kebutuhan tepung terigu dalam dalam negeri
melainkan juga memenuhi permintaan tepung terigu luar negeri (komoditas
ekspor). Ada berbagai macam merek tepung terigu diproduksi oleh PT. ISM
Bogasari Flour Mills divisi Tanjung Priok baik untuk konsumen dalam negeri
maupun laur negeri. Tepung terigu yang diproduksi PT. ISM Bogasari Flour
Mills divisi Tanjung Priok pun berbedabeda jenisnya sesuai dengan
kegunaannya. Dengan demikian, konsumen dalam negeri maupun luar negeri
dapat memilih dan menyesuaikan jenis tepung terigu apa yang sesuai dengan
produk olahan tepung terigu yang ingin dihasilkan.
15
B. Tujuan
Tujuan magang yang dilaksanakan oleh mahasiswa adalah :
1. Mengetahui semua aspek produksi tepung terigu dari bahan baku, proses
produksi, pengendalian proses produksi, pengemasan, sanitasi, tata letak
dan pengolahan limbah.
2. Mengetahui mesin dan peralatan yang digunakan untuk memproduksi
tepung terigu di PT. ISM Bogasari Flour Mills divisi Tanjung Priok.
16
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Tepung adalah partikel padat yang berbentuk butiran halus atau sangat
halus tergantung pemakaiannya. Biasanya digunakan untuk keperluan penelitian,
rumah tangga, dan bahan baku industri. Tepung bisa berasal dari bahan nabati
misalnya tepung terigu dari gandum, tapioka dari singkong, maizena dari jagung
atau hewani misalnya tepung tulang dan tepung ikan (Anonima, 2009).
Terigu adalah tepung atau bubuk halus yang berasal dari biji gandum, dan
digunakan sebagai bahan dasar pembuat kue, mie, roti, dan pasta. Kata terigu
dalam bahasa Indonesia diserap dari bahasa Portugis trigo yang berarti gandum.
Tepung terigu roti mengandung protein dalam bentuk gluten, yang berperan dalam
menentukan kekenyalan makanan yang terbuat dari bahan terigu (Anonimb, 2009).
Tepung terigu adalah suatu jenis tepung yang terbuat dari jenis biji-bijian
yaitu gandum dimana biji-bijian tersebut sampai saat ini masih diimpor dari
beberapa negara seperti Australia, Canada, Amerika. Jenis gandum yang diimpor
ada dua macam, yaitu jenis soft dan jenis hard (Anonimc, 2009).
A. Tanaman Gandum
Gandum merupakan tanaman jenis serealia yang termasuk tanaman genus
triticum dari famili granminae. Beberapa Janis gandum yang telah dibudidayakan
dan selanjutnya digunakan sebagai bahan baku industri antara lain Tritcum
aestivum (hard wheat), Ttitivum compactum (soft wheat), gandum durum Triticum
durum (durum wheat). Ketiga jenis gandum tersebut mempunyai karekteristik
yang khas sehinggga dibudidayakan untuk tujuan yang berbeda.
Jenis gandum yang diolah menjadi tepung terigu dan paling banyak
dibudidayakan adalah jenis gandum triticum vulgare. Gandum jenis ini
mempunyai warna kulit biji yang putih, coklat, atau merah dan sebagian besar
untuk membuat roti. Gandum ini paling mudah beradaptasi dengan lingkungan
pertumbuhannya seperti keadaan iklim tanah dan sebagiannya. Gandum jenis
triticum durum tidak banyak dibudidayakan meskipun jenis ini mempunyai sifat
17
khusus yang baik untuk menjadi produk-produk pasta (Suliantri dan Winiati,
1990).
Tanaman gandum sesuai untuk ditanam pada daerah sub tropis yang
mempunyai empat musim yaitu musim dingin, musim semi, musim panas, dan
musim gugur (Anonim, 2005). Penanaman benih gandum akan lebih baik jika
terdapat siklus tanam tiap tahunnya. Jika tahun pertama kita tanam benih gandum,
maka tahun kedua ditanam sorghum, kemudian tahun ketiga tanaman lain yang
mampu menyisakan air dalam tanah. Gandum baik utuk ditanam sebelum musim
semi, karena persediaan air tanah untuk pertumbuhan tanaman gandum dapat
diambil pada musim semi, Cook (1990). Pada musim panas yang mempunyai
suhu lingkungan 180C dengan ketinggian 2300 m di atas permukaan air laut,
tanaman gandum baik digunakan untuk dibudidayakan. Budidaya tanaman
gandum dapat dipengaruhi oleh curah hujan didaerah tersebut. Curah hujan yang
baik untuk pertumbuhan tanaman gandum adalah 750 mm per tahun (Anonim,
2008).
Pada Gambar 1.1 dapat dilihat macam-macam biji gandum, yang
digunakan oleh Bogasari sebagai bahan baku, selain itu juga dapat dilihat struktur
biji gandum pada Gambar 1.2.
Durum Wheat
18
19
larut dalam alkohol tetapi larut dalam basa atau asam encer). Kandungan protein
dapat berbeda-beda tergantung jenis dan tempat gandum tersebut tumbuh.
Karbohidrat yang terdapat dalam gadum sebagian besar adalah pati, dan
pati merupakan senyawa yang tidak larut dalam air (Makfoel, 1982). Pati tersusun
atas dua fraksi yaitu amilosa dan amilopektin. Jika pati gandum dimasak akan
membentuk pasta kental yang mengandung bagian-bagian pendek dan apabila
didinginkan akan membentuk gel yang buram (Deman, 1997).
B. Proses Pengolahan
Gandum sering digunakan pada instansi industri dalam bentuk tepung.
Penggilingan gandum menurut Buckle dkk (1978), merupakan proses yang sangat
berbeda dengan penggilingan beras, dan tujuan utama penggilingan gandum
adalah:
1. Memisahkan endosperm dari dedak dan lembaga (germ).
2. Menghancurkan endosperm menjadi ukuran tepung (100 mesh).
Tahap-tahap dalam penggilingan gandum secara garis besar meliputi:
1. Tahap pembersihan (Cleaning process)
Pemberihan dimaksudkan untuk menghindarkan benda-benda lain dan
berbagai kotoran yang menempel pada butiran biji gandum, dan juga
memisahkan bagian-bagian yang tidak seragam (Makfoeld, 1982). Berbagai
peralatan pembersihan yang sering digunakan antara lain pemisah separator,
pemisah magnet (magnet separator), dan pneumatik separator.
2. Tahap pemberian air (Conditioning process)
Pemberian sedikit air pada biji gandum akan melunakkan bagian lapis
luar dan butir endosperm agak lunak. Hal ini akan memudahkan dalam
penggilingan. Selain hal itu, juga diharapkan adanya perubahan tektur dan
struktur endosperm, dan juga untuk mendapatkan biji dengan kekerasan
kandungann air yang seragam. Menurut Makfoeld (1982), perlakuan dalam
conditioning melalui empat tahap yaitu pemanasan pada suhu tertentu,
penambahan air dipertahankan dalam waktu tertentu, didinginkan pada suhu
kamar, dan didiamkan pada suhu tangki.
20
3. Tahap penggilingan
Tahap utama dari penggilingan adalah memisahkan endosperm dari
lapisan bran dan mereduksi endosperm menjadi tepung. Penggilingan ini
diharapkan mampu memperoleh tingkat ekstraksi yang tinggi dan kualitas
tepung yang baik. Menurut Gaman (1994), tahap penggilingan dibagi menjadi
tiga proses yaitu :
a. Proses pemecahan
Biji gandum akan mengalami proses pemecahan dimana biji akan
terkelupas dan endosperm yang pecah akan dibagi menjadi tiga fraksi
yaitu partikel kasar sekam yang dilekati endosperm, partikel endosperm
yang kasar (semolina), dan sejumlah partikel halus endosperm (tepung).
Pada proses pemecahan ini, diusahan agar bran tidak hancur.
b. Pengecilan ukuran
Hasil pada proses pemecahan (semolina) akan direduksi menjadi
tepung yaitu dengan melewati roll pengecil ukuran yang berupa penggilas
yang halus.
c. Pengayakan
Hasil dari roll pengecil ukuran akan diayak dan dipisahkan menjadi
partikel halus (tepung) dan partikel yang lebih besar dari tepung akan
dilewatkan kembali ke roll pengecil ukuran berikutnya.
C. Pengendalian Mutu
Sistem mutu menurut ISO 9000 dalam Kadarisman (1994) mencakup:
1. Mutu adalah gambaran dan karakteristik menyeluruh produk atau jasa, yang
menunjukan kemampuannya dalam memenuhi kebutuhan-kebutuhan yang
ditentukan (tersurat) maupun yang tersirat.
2. Kebijakan Mutu adalah keseluruhan maksud dan tujuan organisasi
(perusahaan) yang berkaitan dengan mutu yang secara formal dinyatakan
oleh pimpinan puncak.
3. Manajemen Mutu adalah seluruh aspek fungsi manajemen yang
menetapkan dan melaksanakan kebijakan mutu yang telah dinyatakan oleh
pimpinan puncak.
21
mikroba).
Sedangkan
secara
eksternal
(citra
perusahaan)
22
Produksi
Makanan
yang
Baik
(CPMB)
atau
Good
23
BAB III
TATALAKSANA PELAKSANAAN MAGANG
24
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Profil Perusahaan
PT. ISM Tbk. Bogasi Flour Mills didirikan oleh Soedono Salim,
Sudwikatmono, Dhuhar Susanto, Dan Ibrahim Risjad pada tanggal 7 Agustus
1970. Selama satu tahun proses konstruksi dan pembangunan pabrik, maka
dengan notarial, terbentuklah perusahaan tepung terigu pertama di Indonesia
dengan nama PT. Bogasari Flour Mills dilatar belakangi kerana rendahnya
mutu tepung terigu yang import pemerintah, akibatnya jarak transportasi yang
jauh. Jika mutu tepung terigu dianggap tidak baik lagi, maka tepung tersebut
dibuang ditengah laut, sehingga tidak dapat dijual ke konsumen dan akibatnya
pemerintah mengalami kerugian atas biaya yang telah dikeluarkan. Selain itu,
karena biaya import tepung terigu (Dian, 2008).
Tanggal 29 November 1971 proses produksi penggilingan gandum
pertama kali dilakukan melalui pabrik yang berlokasi di wilayah Cilincing,
Tanjung Priok, Jakarta Utara yang diresmikan oleh presiden saat itu
(Soeharto) yang mempunyai area 33 ha dengan kapasitas produksi sebesar
650 ton gandum. Pabrik kedua yang didirikan pada tanggal 10 Juli 1972
berlokasi dikawasan Tanjung Perak, Jawa Timur dengan luas 3,3 ha untuk
memenuhi tingkat permintaan pasar. Sejak Januari 1977, Bogasari melengkapi
organisasi dengan divisi tekstil yang memproduksi kantong terigu di
Citeureup, Bogor, (Dian, 2008).
Bogasari mengoperasikan pabrik pasta sejak tahun 1991 yang
menghasilakn spaghetti dan makaroni. Produk-produk pasta yang dijual
dibawah merk Bogasari dan La Fonte itu menjangkau pasar domestik dan
manca Negara. Pada tanggal 28 juli 1992 PT. Bogasari Flour Mills berubah
menjadi PT. Indosement Tunggal Prakarsa Bogasari Flour Mills, dengan
menjadi divisi makanan dari perusahaan semen itu. Seiring dengan kebijakan
yang dikeluarkan pemerintah yang mengakibatkan lahirnya banyak industri
penggilingan tepung terigu baru, dan melihat pasar yang semakin bersaing,
25
pada 30 Juni 1995 PT. Indosement Tunggal Prakarsa Bogasari Flour Mills
pun diakuisisi kembali. kali ini oleh PT. Indofood Sukses Makmur Tbk., yang
kemudian berubah menjadi PT. ISM Tbk. Bogasari Flour Mills. Nama inilah
yang berlaku sampai dengan saat ini (Dian, 2008).
Kapasitas penggilingan awal dengan dua fasilitas penggilingan yaitu
mill A dan B adalah 650 ton gandum per hari. Tahun pertama, total produksi
yang dihasilkan pabrik di Jakarta mencapai 200.000 ton tepung terigu. Tahun
1973, Bogasari Jakarta mengoperasikan fasilitas peggilingan baru yaitu mill C.
Mill D dan E mulai dioperasikan pada tahun 1975, mill F dan G mulai
beroperasi pada tahun 1978, mill H, I, J beroperasi pada tahun 1983, lalu mill
K dan L beroperasi pada tahun 1992 serta yang terakhir adalah mill M, N, O
yang mulai beroperasi pada tahun 1996 (Dian, 2008).
Kapasitas produksi tepung terigu sebesar 3,6 juta metrik ton per tahun
dari kapasitas sebanyak 4,7 juta metrik ton per tahun atau sekitas 16 ribu
metrik ton per hari. Produksi dengan kapasitas besar ini didukung dengan
adanya fasilitas alat pengolahan modern, dengan silo gandum berjumlah 140
buah dengan kapasitas tampung 400.000 metrik ton, dengan 15 mill unit yang
siap beroperasi (Dian, 2008).
PT. ISM Tbk. Bogasari Flour Mills juga menghasilkan produk
sampingan, selain menghasilkan tepung terigu. Produk sampingan ini berupa
sisa olahan penggilingan gandum ataupun hasil gagal dari proses produksi
tesebut (Bogasari, 2005). Hasil produk sampingan (by product) tersebut
berupa bran, pollard, pellet, dan industrial flour. Bran dan pollard diolah
menjadi pellet untuk pakan ternak sedangkan tepung industri pada umumnya
dimanfaatkan untuk dibuat lem (perekat) diindustri kayu lapis. Dengan
demikian dapat dikatakan bahwa bahan baku (raw material) digunakan
seluruhnya baik hasil utama maupun hasil sampingan yang dapat diolah
menjadi produk lain (Dian, 2008).
Pada tanggal 19 September 1999, untuk pertama kalinya PT. ISM Tbk.
Bogasari Flour Mills mengekspor tapung terigu ke Singapura dengan kiriman
sebanyak 860 karung. Tanggal 1 Desember 1996, PT. ISM Tbk. Bogasari
26
Flour Mills memperoleh sertifikat ISO 9001 dari SGS Internasional (Inggris)
dan SUKOFINDO yang terbatas pada manajemen mutu, produksi dan instalasi
serta mencakup Contact Review, Control Dokument, Perchasing, Proses
Control, Handling Storange, Packing And Delivery Serta Internal Quality
Audits (Bogasari, 2005). Dan pada tahun 2007 PT. ISM Tbk. Bogasari Flour
Mills memperoleh sertifikat ISO 22000 (Bogasari, 2010).
1. Lokasi Perusahaan
PT. ISM Tbk. Bogasari Flour Mills terletak di jl. Raya Cilincing
no.1, Tanjung Priok, Jakarta Utara14110. PT. ISM Tbk. Bogasari Fluor
Mills memiliki luas lahan kurang lebih 33 ha, yang berbatasan dengan:
Sebelah utara : PT. Dok Kodja, PT. Sarpindo dan laut jawa.
Sebelah timur : Jalan pelabuhan sarpindo dan PT. Easterm Polyester
Sebelah selatan : Jalan Raya Cilincing
Sebelah barat : Kali Kersek Dan Depo Pertamina
Lokasi pabrik Bogasari yang dekat dengan laut ini sangat strategis,
sehingga dapat membangun dermaga sendiri yang memudahkan proses
loading dan unloading. Karena setelah loading gandum langsung dapat
dimasukkan silo melalui jalur transfer yang telah tersedia. Demikian pula
dengan proses unloading, pellet dapat langsung dimasukkan ke dalam
kapal melalui jalur transfer.
2. Ketenagakerjaan
Berdasarkan kesepakatan kerja bersama, pada tanggal 30 Juni 1980,
antara PT. ISM Tbk. Bogasari Flour Mills Jakarta-Surabaya dengan serikat
pekerja (SPSI terkait tenaga kerja PT. ISM Tbk. Bogasari Flour Mills,
tahun 2005-2007, bahwa definisi tenaga kerja adalah semua orang yang
mempunyai hubungan kerja dengan perusahaan dan mendapat upah dari
perusahann serta terdaftar sebagai pekerja tetap (bulanan) (Dian, 2008).
PT. ISM Tbk. Bogasari Flour Mills memiliki jumlah karyawan
sebanyak kurang lebih 2.200 karyawan. Dan hampir 90% dari jumlah
karyawan tersebut adalah laki-laki. Tenaga kerja dibagi menjadi dua, yaitu
karyawan harian dan karyawan bulanan. Karyawan harian umumnya
27
: 08.00-16.00
Shift sore
: 16.00-24.00
dan
28
B. Bahan Baku
Gandum merupakan bahan baku utama dalam pembuatan tepung terigu.
Secara umum, biji gandum berbentuk oval dengan panjang antara 6-8 mm dan
diameter biji antara 2-3 mm, biji gandum mempunyai lekukan dibagian tengah
yang disebut crease. Pada ujungnya terdapat rambut halus yang disebut hair of
brush. Gandum terdiri dari tiga bagian penting yaitu:
1. Endosperm
Endosperm merupakan bagian yang terbesar dari biji gandum (8083%) yang banyak mengandung protein, pati, dan air. Pada proses
penggilingan, bagian inilah yang akan diambil sebanyak-banyaknya untuk
diubah menjadi tepung terigu dengan tingkat kehalusan tertentu. Pada
bagian ini juga terdapat zat abu yang kandungannya akan semakin kecil
jika mendekati inti dan akan semakin besar jika mendekati kulit
(Anonimd,2009).
2. Bran
Bran merupakan kulit luar gandum dan terdapat sebanyak 14,5% dari
total keseluruhan gandum. Bran terdiri dari 5 lapisan yaitu epidermis
(3,9%), epikarp (0,9%), endokarp (0,9%), testa (0,6%), dan aleuron (9%).
Bran memiliki granulasi lebih besar dibanding pollard, serta memiliki
kandungan protein dan kadar serat tinggi sehingga baik dikonsumsi ternak
besar. Epidermis merupakan bagian terluar biji gandum, mengandung
banyak debu yang apabila terkena air akan menjadi liat dan tidak mudah
pecah. Fenomena inilah yang dimanfaatkan pada penggilingan gandum
menjadi tepung terigu agar lapisan epidermis yang terdapat pada biji
gandum tidak hancur dan mengotori tepung terigu yang dihasilkan.
Kebanyakan protein yang terkandung dalam bran adalah protein larut
(albumin dan globulin) (Anonimd,2009).
29
3. Lembaga (Germ)
Lembaga terdapat pada biji gandum sebesar 2,5-3%. Lembaga
merupakan cadangan makanan yang mengandung banyak lemak dan
terdapat bagian yang selnya masih hidup bahkan setelah pemanenan. Di
sekeliling bagian yang masih hidup terdapat sedikit molekul glukosa,
mineral, protein, dan enzim. Pada kondisi yang baik, akan terjadi
perkecambahan yaitu biji gandum akan tumbuh menjadi tanaman gandum
yang baru. Perkecambahan merupakan salah satu hal yang harus dihindari
pada tahap penyimpanan biji gandum. Perkecambahan ini dipengaruhi
oleh beberapa faktor, diantaranya kondisi kelembapan yang tinggi, suhu
yang
relatif
hangat
dan
kandungan
oksigen
yang
melimpah
(Anonimd,2009).
Biji gandum mempunyai keistimewaan dari pada jenis serelia lainnya
karena kandungan protein glutenin dan gliadin yang dimilikinya. Kedua
protein ini termasuk yang tidak larut dalam air (insoluble), glutenin adalah
protein yang mempengaruhi kekuatan meregang adonan sedangkan gliadin
merupakan protein yang mempengaruhi kemampuan meregang (elastisitas)
dari adonan (Anonim, 2002).
Berdasarkan tekstur kernel, gandum diklasifikasikan menjadi hard, soft,
dan durum. Sementara itu berdasarkan warna bran, gandum diklasifikasikan
menjadi red (merah) dan white (putih). Untuk musim tanam, gandum dibagi
menjadi winter (musim dingin) dan spring (musim semi). Namun, secara
umum gandum diklasifikasikan menjadi hard wheat, soft wheat dan durum
wheat (Anonimd, 2009) .
Jenis gandum yang digunakan oleh Bogasari tergantung pada jenis
tepung yang akan diolah, yang disesuaikan dengan kebutuhan pasar. Gandum
yang di gunakan oleh bogasari biasanya di import dari Australia, Canada,
Amerika serikat, dan Eropa timur lainnya. Jenis-jenis gandum dari negara
pengekpor antara lain:
a. Australia : Australia Prime Hard, Australia Hard, Australia Prime White,
Australia Standar White, Australia Soft, Australia Durum.
30
31
32
Kapal
Neuro
Belt conveyor
Elevator
Separator
Timbangan
Bucket elevator
Silo
Gambar 1.3 Diagram Proses Transfer Gandum
33
udara yang digunakan saat hujan saja. Pemindahan dilakukan ketika gandum
mengalami penyimpanan yang lama (lebih dari 1 bulan) (Dian, 2008).
Desain bagian bawah silo berbentuk kerucut dengan sudut kemiringan
45, hal tersebut dimaksudkan agar proses pengeluran gandum dari dalam silo
dapat berjalan dengan lancar dan tidak ada biji gandum yang tersisa didalam
silo. Selain itu gandum yang masuk terlebih dahulu akan keluar terlebih
dahulu pula.
Gandum yang berada didalam silo biasanya disimpan dalam waktu
maksimal 3-4 bulan. Pihak QC tiap bulan mengecek gandum yang disimpan
dalam silo, jika terdapat kutu atau telur kutu akan segera dilakukan fumigasi
yang dapat dilakukan dengan cara fumugasi dalam bentuk tabur, tentunya obat
yang digunakan adalah food gread.
34
35
36
plastik , debu, serbuk besi dan benda logam. Proses first cleaning dimulai
dari raw wheat bin sampai buffer bin. Gandum yang disimpan, akan
dikeluarkan dengan menggunakan volumetric. Volumetric berfungsi untuk
mengatur kapasitas keluarnya gandum dari raw wheat bin berdasarkan
volume berat (ton/jam). Volumetrik juga berfungsi untuk gristing
(pencampuran gandum) yang selanjutnya menuju ke magnet separator
melalui screw conveyor kemudian diangkut keatas menggunakan bucket
elevator kemudian menggunakan screw conveyor lagi. Setelah melewati
magnet separator, gandum akan masuk kedalam hopper yang berfungsi
untuk menampung gandum sementara yang akan dikirim ke proses
selanjutnya. Dari hopper, kemudian gandum akan ditimbang, untuk
mengetahui berapa berat gandum, apakah sudah sesuai dengan kapasitas
yang diminta atau sudahkah sesuai dengan setingan.
Setelah gandum ditimbang kemudian gandum masuk ke separator
untuk memisahkan offal berdasarkan ukuran. Kemudian setelah dari
separator, gandum menuju ke TRC (Tarara classifier), didalam TRC ini
gandum dibagi gandum yang berat dan batu akan menuju ke dry stoner,
kemudian untuk gandum yang ringan, broken wheat, black spot menuju ke
carter day, carter day (treuer) untuk memisahkan offal yang berukuran
panjang (long corn) dan bulat (round corn). Kemudian gandum yang pass
through dari dry stoner dan carter day (treuer) akan masuk ke scourer.
Gandum yang masuk dalam scourer akan dibersihkan dari debu, kemudian
gandum akan masuk ke TRR (Tarara). Didalam TRR gandum akan
dipisahkan dari debu dan kulit, yang masih menempel pada gandum.
Setelah gandum melewati TRR, akan dibawa oleh screw conveyor dan
diangkut ke atas oleh bucket elevator menuju impact destroyer. Setelah
dari impact destroyer kemudian menuju ke buffer bin.
3. Dampening
Dampening adalah proses penambahan sejumlah air kedalam
gandum. Jadi dampener adalah seperangkat mesin yang berfungsi untuk
37
Keterangan:
W
M2
M1
38
39
5. Second cleaning
Pada Second cleaning mesin yang digunakan yaitu scourer dan
TRR (Tarara). Gandum dari tempering bin menuju ke scourer, didalam
scourer gandum akan dibersihkan dari debu yang masih melekat,
kemudian setelah dari scourer menuju ke TRR, didalam TRR gandum
dipisahkan dari debu dan kulit gandum yang terkelupas. Tujuan second
cleaning ini yaitu membersihkan dan memisahkan debu atau kulit gandum
yang terkelupas yang masih melekat pada gandum dari proses sebelumnya,
sebelum masuk ke hopper dan akan masuk ke proses penggilingan dengan
roll mill.
6. Milling
Milling adalah penggilingan gandum untuk mendapatkan tepung
sesuai dengan quality guide. Prinsip utama dari proses milling yaitu
memisahkan endosperm dari bran dan germ dan mereduksi endosperm
tersebut menjadi tepung dengan ektraksi yang tinggi. Dan tujuan dari
proses milling yaitu mendapatkan tepung sebanyak-banyaknya dengan
proses yang efisien dan desuai dengan quality guide.
Proses milling di mill AB terdiri dari dua proses yaitu proses
breaking, dan proses reduksi.
a. Proses breaking
Proses breaking berfungsi untuk memecah biji gandum dan
menggores bagian-bagian endosperm atau tepung sehingga lepas dari
bagian kulit. Pada proses breaking endosperm terpecah menjadi
semolina, middling, dan tepung.
Pada proses first break, gandum akan dibuka, endosperm akan
dipecahkan dalam ukuran yang lebih besar. Kemudian pada proses
break selanjutnya, gandum akan dipisahkan dari bran sebersih
mungkin. Semakin tinggi tingkatan break maka akan semakin sedikit
endosperm yang menempel pada bran sehingga proses yang ada
merupakan proses finishing, yaitu proses untuk merealese sisa
endosperm dari bran dan menjadikan middling dan tepung. Endosperm
40
ini adalah yang paling dekat dengan bran dan mempunyai ash content
(kadar abu) yang tinggi (Adityo dkk, 2002).
Dalam proses break ini, menggunakan break roll mill yang
bentuknya bergerigi dimaksudkan untuk mengoyak biji gandum agar
pecah.
b. Proses reduksi
Proses reduksi terbagi lagi menjadi :
1) Proses sizing yaitu untuk mereduksi semolina menjadi middling dan
tepung.
2) Proses middling yaitu proses untuk mereduksi middling menjadi
tepung.
3) Proses talling yaitu proses untuk mereduksi middling yang
bercampur bran menjadi tepung.
Tepung yang dihasilkan pada proses sizing tidak terlalu banyak
sedangkan pada proses middling akan dihasilkan tepung sebanyak
mungkin. Tepung lain banyak diekstraksi dari bagian pertama reduksi
middling, selanjutnya pada bagian akhir proses reduksi maka ekstraksi
tepung makin berkurang karena middling semakin halus dan sticky
serta terdapat kemungkinan terbentuknya bran powder.
Proses reduksi menggunakan reduction roll atau smooth roll dan
scratch roll karena permukaannya halus tanpa gerigi. Ada hal-hal yang
perlu diperhatikan pada proses reduksi ini yaitu pengaturan grinding
pada reduction roll yang tergantung pada:
1) Tingkat granulasi tepung yang diinginkan.
Semakin rapat adjustment grinding dan tekanan roll maka semakin
halus pula tepung yang dihasilkan.
2) Banyaknya flake endosperm yang terjadi
Tepung yang berbentuk flake akan sulit diayak dan akan
mengurangi ekstraksi.
41
42
lolos bersama tepung. Selain itu jumlah tepung yang sedikit tidak
mampu tekanan berat sehingga proses pengayakan tidak dapat berjalan
sempurna dan lebih lama.
Pada plan sifter lapisan ayakan terakhir mempunyai ukuran mikron
yang lebih tinggi dari pada yang di atasnya (ayakan dengan mikron
terendah berada pada nomor dua dari bawah), hal tesebut dimasudkan pada
ayakan dengan mikron terendah tersebut masih ada tekanan berat yang
cukup sehingga akan diperoleh tepung dengan granulasi yang diinginkan
dan tidak ada campuran bran atau pollard.
(Ayus, 2004)
8. Pemilihan stream.
Stream adalah jalur tepung dari proses pengayakan yang digunakan
untuk jalur tepung reguler dan tepung spesial. Jumlah stream di mill A ada
54 jalur, begitu juga di mill B. Pada saat produksi tepung spesial hanya
dipilih beberapa stream dari 54 stream yang digunakan.
Dalam produksi tepung spesial setiap brand memiliki stream yang
berbeda-beda untuk memperoleh quality guide yang sudah ditetapkan dan
berdasarkan permintaan konsumen. Maka dari itu perlu penentuan stream
yang dipakai untuk masing-masing brand. Stream yang digunakan untuk
tepung terigu spesial di mill AB dapat dilihat pada Tabel 1.1.
43
Stream
44
45
Bread talk N
BTN (Sing)
BTE
BTE (Sing)
J.Co
BRD-BKRY
J-Crown
FSA
PZA Flour
BTM B
BRD Pao
KY-11
Pao-Pao
CNG 1
C&G1
Moisture
min-max
13,5-14,0
13,5-14,0
13,5-14,0
13,5-14,0
13,8-14,3
13,8-14,3
13,8-14,3
13,8-14,3
13,5-14,1
13,5-14,1
13,5-14,1
13,5-14,1
13,5-14,1
Max.14,0
Max.14,0
KY-13
Max.14,3
Brand
E.
Target
13,8
13,8
13,8
13,8
14,0
14,0
14,0
14,0
13,8
13,8
13,8
13,8
13,8
Ash
max-min
0,53-0,58
0,53-0,58
0,43-0,47
0,43-0,47
0,43-0,47
0,43-0,47
0,43-0,47
0,41-0,45
0,56-0,59
0,56-0,59
0,43-0,47
0,43-0,47
0,43-0,47
Max.0,45(d.b)
Max.0,45(d.b)
Target
Protein
0,55
0,55
0,45
0,45
0,45
0,45
0,45
0,43
0,57
0,57
0,45
0,45
0,45
13,5-16,0
Min.14,0
13,6-14,2
Min. 14,0
13,6-14,3
13,6-14,3
14,1-14,8
12,0-13,2
12,0-12,5
Min. 11,6
11,0-12,2
10,5-12,0
10,5-12,0
10,5-11,4
10,5-11,4
(d.b)
14,0-15,0
(d.b)
0,46-0,53(d.b)
%WA
62-66
62-66
62-66
62-66
62-66
min.64
58-62
46
2. Magnet Separator
Magnet Separator, yang dapat dilihat pada Gambar 1.5 adalah alat
yang digunakan untuk mencegah agar logam-logam ikutan tidak
bercampur di dalam gandum yang akan diproduksi dan logam ikutan tidak
bercampur di dalam produk yang di feed back atau yang akan diproduksi
lagi. Alat ini berfungsi juga pula sebagai pengaman mesin berikutnya.
Posisi magnet separator berada pada awal pembersihan (sebelum
separator) serta sebelum roll mill.
gandum,
menggerus,
menghaluskan
bagian
endosperm
dan
kulit.
b. Scratch roll berfungsi
endosperm yang kasar yang masih melekat pada pemotongan kulit dan
membantu proses sifting untuk memisahkan germ karena pada waktu
47
di pres oleh scratch roll, germ yang tercampur semolina menjadi germ
gepeng dan semolina hancur.
c. Reduction roll berfungsi menggiling atau menghancurkan endosperm
atau tepung kasar untuk dijadikan tepung yang halus.
Cara kerja roll mill adalah gandum masuk melalaui feed glass dan
menumpuk sementara di hopper. Berat dari produk yang menumpuk akan
membebani plat sehingga mocro switch tersentuh dan selenoid valve
bekerja menyebabkan pneumatic circuit berfungsi menggerakan milling
roll sehingga feeding roll berputar. Feeding valve terbuka, lalu keluarlah
produk, karena bergerak feeding float maka aliran produk dapat terkontrol.
Produk yang sudak tergiling jatuh dan diteruskan oleh worm conveyor
menuju pipa pneumatik (Dian, 2008).
48
49
50
6. Carter Day
Carter Day, yang dapat dilihat Pada Gambar 1.9 adalah satuan
unit mesin yang berfungsi untuk memisahkan gandum dengan pertikel lain
berdasarkan ukuran dan bentuk (selai, haver, tangkai-tangkai, dan sampah
yang berbentuk panjang) dan pertikel lain long corn, round corn.
Mesin ini dibagi menjadi dua yaitu disc separator dan triuer/cylinder
sepator. Triuer memisahkan gandum dengan cara menempatkan slinder
bertatik yang berputar. Bagian-bagian triuer adalah silinder bertatik dan
tray dengan conveyor screw di dalamnya. Triuer terdiri dari 2 macam yaitu
long corn dan round corn. Long corn akan memisahkan gandum dari
kotoran yang berukuran besar seperti barlay, biji bunga matahari, dan
material asing yang berukuran lebih besar dari gandum. Sedangkan round
corn akan memisahkan gandum dari material yang berukuran lebih kecil
dari gandum seperti gandum pecah.
51
kedepan sedangkan partikel yang ringan akan jatuh kebelakang. Mesin ini
digunakan untuk memisahkan batu dari gandum.
8. Separator
Separator, yang dapat dilihat pada Gambar 1.11 adalah satuan unit
mesin pembersih gandum untuk memisahkan offal yang ukurannya lebih
besar dari pada gandum (saringan bagian atas) dan offal yang ukurannya
lebih kecil dari pada gandum (saringan bagian bawah). Pada mesin
separator terdapat dua ayakan yaitu pada bagian atas dan bagian bawah,
untuk bagian atas lubang ayakan berbentuk lonjong (elips) dan untuk
bagian bawah lubang ayakan berbentuk segitiga.
Cara kerja separator yaitu saat gandum masuk akan melewati
splitter yang berfungsi agar gandum jatuh konstan dan secara merata ke
separator, supaya tidak terjadi penumpukan pada ayakan. Kemudian dari
splitter gandum akan turun kebawah sampai clute sebelum gandum ke
diayakan pertama, kemudian masuk diayakan pertama (atas) gandum akan
dipisahkan dari impurities yang ukurannya lebih besar dari gandum seperti
kedelai, biji bunga matahari, jagung, batang-batang. Pada ayakan pertama
impurities (offal) yang ukurannya lebih besar dari gandum akan talling
menuju outlet pembuangan, kemudian gandum dan offal yang lebih kecil
akan pass through menuju ayakan yang kedua (bawah). Pada ayakan yang
52
kedua gandum dipisahkan dari offal yang ukuran lebih kecil, offal yang
tersebut akan talling menuju tempat pembungan, dan gandum akan masuk
keproses pembersihan berikutnya (Dian, 2008).
53
54
55
motor vibrating maka semolina akan pass through sementara bran atau
pollard akan talling ke outlet belakang kerena adanya hisapan aliran udara
aspirasi (Dian, 2008).
Scourer
Scourer, yang dapat dilihat pada Gambar 1.15 adalah satuan unit
mesin yang berfungsi untuk membersihkan debu yang masih melekat pada
kulit gandum. Prinsip kerja dari scourer yaitu dengan gesekan antara
beater dengan gandum untuk menghilangkan debu yang melekat pada biji
gandum. Cara kerja dari mesin scourer yaitu gandum yang masuk melalui
inlet akan langsung dipoles dan bergesekan dengan beater, untuk
dihilangkan debunya. Beater selain digunakan untuk membersihkan
gandum juga untuk mendorong gundum dari inlet ke outlet dan masuk ke
tarara.
56
57
pencemaran benda asing ditransfer ke flour silo. Fungsi dari rebolt sifter
yaitu untuk pengayakan terakhir untuk memisahkan kotoran yang mungkin
terbawa dalam tepung, sehinggga tepung yang dihasilkan benar-benar
bersih dari bran, pollard serta kotoran lainnya.
58
1. Horisontal
a. Screw Conveyor
Merupakan alat untuk mentransfer produk secara horizontal
dengan menggunakan blade atau screw sebagai alat pemindah produk.
Screw conveyor ini memiliki poros yang berputar yang dikelilingi oleh
blade yang berbentuk helical spiral. Susunan poros dan blade ini
berada di dalam casing conveyor (Dian, 2008).
b. Chain Conveyor
Merupakan alat yang digunakan untuk mentransfer produk
secara horizontal dengan menggunakan chain (rantai) sebagai alat
pemindah produk. Rangkaian rantai digerakan oleh roda gigi, yang
diputar oleh motor. Rangkaian rantai bergerak secara horizontal di
dalam casing (housing conveyor) (Dian, 2008).
59
c. Belt Conveyor
Merupakan alat yang digunakan untuk mentransfer produk
secara horizontal. Belt berputar pada pulley yang di gerakkan oleh
motor penggerak. Produk diletakkan di atas permukaan belt, sehingga
ketika belt bergerak secara horizontal maka produk yang berada diatas
belt akan bergerak secara horizontal dan menuju outlet (Dian, 2008)..
d. Blower
Alat ini digunakan pada blowing system dan suction system
karena tekanan udara yang di hasilkannya tinggi. Prinsipnya ialah
menghempaskan produk dengan bantuan angin (Dian, 2008)..
2. Vertikal
Alat transportasi secara vertikal, terdapat bucket elevator yaitu
untuk mentransfer produk dengan menggunakan mangkok-mangkok
(bucket) sebgai alat pemindak produk. Mangkok tersebut terpasang pada
belt yang berputar ke arah vertikal. Mangkok terpasang pada belt sehingga
mangkok akan ikut bergerak ke atas. Produk yang masuk melalui inlet
akan ditampung oleh mangkok dan dibawa ke atas untuk dibawa kembali
(discharge) ke outlet (Dian, 2008)..
suatu
alat
untuk
mentransfer
produk
dengan
60
2. Cyclone
Merupakan alat yang digunakan untuk memisahkan produk dari
udara sebagai media transfer pada pneumatic conveying system, berbentuk
kerucut dan pada bagian bawahnya dilengkapi dengan airlock. Prinsip
kerja dari cyclone adalah campuran produk dan udara akan mengalami
gaya sentrifugasi mengikuti permukaan dinding cyclon dan akan bergerak
turun kerena gaya gravitasi. Produk akan masuk kedalam kantong atau
mangkok airlock sementara udara akan terpisah dari produk dan bergerak
ke atas kerena perbedaan berat dan bantuan dari aspirasi proses (Ayus,
2004 dan Dian, 2008).
3. Airlock
Merupakan alat yang berfungsi untuk mengunci udara. Prinsip kerja
dari airlock yaitu produk yang berasal dari cylone yang memiliki tekanan
lebih tinggi akan masuk kantong rotary valve selanjutnya akan dipisahkan
kedaerah yang memiliki tekanan yang lebih rendah tanpa terjadi
penurunan tekanan didaerah asal selama efektifitas dari airlock masih
bagus (tidak bocor), udara tidak akan melewati airlock karena dihalangi
oleh produk di dalam kantong dan malewati space yang sangat tipis (Dian,
2008).
4. Filter
Merupakan alat yang digunakan untuk menyaring udara dan debu
yang berasal dari pneumatic conveying system dan aspiration system dari
line transpotrasi agar udara yang dikeluarkan menjadi bersih. Prinsip kerja
dari filter adalah udara sebagai media transportasi yang mengandung debu,
impurities dari tepung akan diblowing atau dihisap oleh aspiration fan ke
dalam filter dan disaring melalui sieve. Udara bersih akan melawati sieve
dan dibuang ke udara luar sedangkan debu atau impurities dari tepung
akan lengket dan jatuh ke bawah masuk rotary valve yang selanjutnya
dikirim untuk dikirim lebih lanjut (Dian, 2008).
61
62
moisture pada roll break 1 (B1) yaitu dengan cara moisture tepung terigu
pada quality guide ditambah kadar air 1,5-2%. Penambahan kadar air 1,52% itu dilakukan karena pada saat proses milling gandum air yang akan
hilang antara 1,5-2%.
Apabila pada saat produksi tepung terigu kadar air tidak sesuai
dengan quality guide, maka pengendalian yang dilakukan yaitu dengan
blending gandum yang sedang diproduksi dengan gandum yang masih
kering yang berada pada bagian bawah tempering bin yang lain,
pencampuran gandum dilakukan dengan mengetur volumetrik yang berada
dibawah tempering bin. Selain itu juga dapat dilakukan dengan
penambahan air pada proses second dampening. Proses second dampening
di mill AB digunakan hanya apabila pada saat proses produksi kadar air
tepung yang sedang diproduksi kurang ternyata tidak sesuai dengan quality
guide.
Selain moisture test, kontrol proses sample to tempering bin
merupakan langkah awal untuk mengetahui apakah kadar air gandum pada
saat masih dalam proses conditioning sudah sesuai dengan target.
2. Pengendalian kadar abu
Kontrol proses paker test dilakukan untuk mengetahui kebersihan
tepung dan untuk mengetahui apakah terjadi kebocoran pada saluran
tepung. Sedangkan kontrol proses granulasi test yaitu mengetahui apakah
ayakan pada sifter ada yang bocor, hal tersebut dapat dilihat dari tepung
yang dihasilkan apakah ada benda asing yang terikut pada tepung seperti
bran atau pollard. Apabila dari hasil paker & granulation test ada banyak
bran atau pollard yang tercampur dengan dengan tepung, maka hal
tersebut mengindikasikan bahwa ada ayakan sifter yang bocor, dan
tindakan pencegahannya yaitu sifter akan dibongkar dan dicari ayakan
yang bocor untuk diganti atau diperbaiki. Apabila ada banyak bran atau
pollard yang tercampur pada tepung, maka kadar abu dalam tepung
semakin tinggi, sehingga tidak sesuai dengan quality guide.
63
3. Monitoring offal
Kontrol proses ini dilakukan untuk memastikan semua peralatan
cleaning dalan keadaan baik, dan tidak ada gandum yang ikut terbuang
bersama offal, apabila ada gandum ada yang terbuang bersama dengan
offal hal tersebut mengindikasikan bahwa biasanya terjadi kebocoran pada
ayakan separator. Hal tersebut akan mengakibatkan banyak gandum yang
ikut terbuang bersama offal, sehingga efisiensi produksi akan menurun.
oleh karena itu tindakan yang dilakukan apabila ada gandum yang ikut
terbuang bersama offal, maka akan segera dilakukan pengecekan terhadap
mesin-mesin cleaning, dan biasanya ayakan separator mengalami
kebocoran, sehingga mesin separator akan hentikan sementara untuk
diperbaiki.
Dalam kontrol monitoring offal sudah ada standar penentuan berat
offal yang tercampur dengan gandum, yaitu berat offal maksimal 2% dari
berat gandum. Apabila berat offal lebih dari 2%, itu artinya gandum
tersebut termasuk gandum yang jelek.
4. Cleaning magnet
Kontrol proses magnet ini dilakukan untuk membersihkan magnet
dari serbuk-serbuk besi, kawat, ring, dan logam besi yang menempel pada
magnet separator yang ikut tecampur dengan biji gandum, kontrol magnet
ini untuk mengetahui apakah magnet separator masih berfungsi dengan
baik atau tidak. Dalam pembersihan magnet separator harus dipastikan
magnet dibersihkan sampai bersih dari serbuk-serbuk besi, kawat, dan
ring, sehingga magnet separator dapat berkerja dengan baik. Apabila
magnet separator tidak dapat bekerja dengan baik maka akan ada serbukserbuk besi yang terikut bersama gandum, sehingga akan berdampak pada
produk yang dihasilkan akan mengandung logam besi. Selain untuk
mencegah agar produk tidak mengandung logam besi dengan kontrol
proses cleaning magnet, sebelum gandum masuk ke roll mill, juga
dipasang magnet yang berfungsi sama seperti magnet separator.
64
5. Release test
Tujuan release test ini adalah untuk menyeimbangkan roll satu
dengan roll yang lain pada saat proses milling agar tidak terjadi over lot.
Dalam kontrol proses release test ini sudah ditetapkan standar pengukuran
release test pada B1, B2, dan B3G dalam satuan ampare (A), dari setiap
jenis gandum yang digiling, standar pengukuran release test dapat dilihat
pada Tabel 1.3.
Tabel 1.3 Standar Hasil Pengukuran Release Test
Roll
Hard
Medium
Soft
B1
33
35
37
1180
B2
62
65
67
1180
B3G
41
43
46
1180
Apabila roll mill terjadi over lot, maka proses milling tidak dapat
berjalan dengan baik, sehingga efisiensi produksi akan menurun. Tindakan
yang dilakukan apabila roll mill terjadi over lot, akan dilakukan
pengesetan roll mill sesuai dengan standar pengukuran release test.
I. Pengawasan Mutu
Untuk pengawasan mutu terhadap bahan baku, gandum perlu diuji
terlebih dahulu untuk menentukan apakah layak untuk diproduksi. Apabila
mutu gandum tidak sesuai dengan quality guide yang telah ditentukan, maka
akan terjadi penurunan kualitas produk yang dihasilkan. Pengawasan mutu
gandum dilakukan dengan analisis :
1. Test weight
Test weight adalah pengukuran berat jenis gandum dengan
menggunakan standar unit dari pengukuran kg per hektoliter (hektoliter =
100 liter).
65
66
mengetahui kandungan moisture, protein, dan kadar abu (ash) dari tepung
terigu yang sedang diproduksi. Tujuan dari sample flour to lab yaitu untuk
mengontrol kandungan moisture, protein, dan kadar abu (ash) dari tepung
terigu apakah sudah sesuai dengan quality guide yang sudah ditentukan.
Prosedur sample flour to lab yaitu tepung diambil dari rebolt sifter, kemudian
sampel dikirim ke laboratorium, di laboratorium dianalisa kandungan
moisture, protein, dan kadar abu (ash). bila analisa sudah selesai karyawan
produksi mengambil hasil analisa ke laboratorium, dan di catat hasilnya.
Untuk pengawasan mutu pada produk dilakukan dengan menganalisis
tepung terigu yang diambil dari line transfer dari departmen mill
ke
67
J. HACCP
Untuk menjamin keamanan produk, dalam proses produksi Bogasari
menerapkan GMP (Good Manufacturing Practices) dan penerapan analisis
bahaya dan titik kendali kritis (HACCP- Hazard Analysis and Critical Control
Point).
HACCP merupakan analisis yang dilakukan terhadap bahan baku,
proses dan produk untuk menentukan komponen, kondisis atau tahapan proses
yang harus mendapatkan pengawasan ketat untuk menjamin bahwa produk
68
yang dihasilakn aman dan memenuhi syarat yang telah ditetapkan. HACCP
merupakan system pengawasan yang bersifat mencegah (Fardiaz, 1996).
HACCP merupakan pendekatan yang rasional menjamin bahwa
pangan berada dalam kondisi aman untuk dikonsumsi. Menurut Bryan (1990).
Konsep HACCP dapat diterapkan dalam seluruh mata rantai produksi
makanan. HACCP pada umumnya diterapkan pada industri pengolahan
pangan, yang pada prinsipnya dapat dilakukan mulai dari penyedian bahan
baku, proses produksi sampai distribusi. Karena beberapa kontaminasi seperi
pestisida, logam berat, dan mikotoksin dapat mencemari bahan baku saat
produksi, sulit dihilangkan dengan proses pengolahan.
Keuntungan HACCP ini adalah industri dapat mengetahui titik ktitis
yang dapat membahayakan produk, sehingga produk akhir yang dihasilkan
benar-benar produk yang aman untuk dikonsumsi. Beberapa ujuan khusus
adanya penerapan HACCP ini, menurut Fardiaz (1997), antara alain:
1. Mengevaluasi cara memeproduksi makanan untuk mengetahui bahaya
yang timbul dari makanan.
2. Memperbaiki
cara
memeprodukasi
makanan
dengan
memberikan
69
70
penting
dalam
sisten
kekebalamn
tubuh
(imunitas),
71
akan jatuh kedalam tepung dan akan tercampur rata dengan bantuan screw
conveyor.
L. Pengemasan
Proses pengemasan tepung terigu dilakukan dibeberapa tempat atau
departmen tergantung ukuran dan kemasannya, di Bogasari pengemasan
tepung terigu dalam bentuk kemasan 25 kilogram, kemasan 1-2 kilogram
(costumer packiging), dan bulk (curah) yang menggunakan truk.
1. FSBP (Flour Silo Bulk Packaging)
Merupakan departemen yang menangani pengemasan tepung terigu
yang akan didistribusikan ke konsumen maupun produsen lain. Proses
distribusi tepung terigu ini dibagi menjadi dua macam, yaitu dengan
pengemas (karung berbahan plastik maupun kain), dan langsung ketangki
truk (bulk packaging) atau disebut juga distribusi dengan sistem curah.
Distribusi dengan system curah biasanya digunakan untuk perusahaanperusahaan, karena dengan sistem curah ini tepung terigu nantinya akan
diolah lagi dalam jumlah yang besar, selain itu dengan sistem ini lebih
menghemat biaya. Jika menggunakan sistem curah, perusahaan yang akan
menerima juga harus mempunyai tangki yang sama.
Proses dalam FSBP merupakan tindak lanjut dari proses milling,
setelah dari milling, baik tepung terigu maupun by product (bran, pollard,
tepung industri) masuk melalui sistem transportasi elevator, maupun screw
conveyor, kemudian akan masuk flour silo yang sebelumnya diatur oleh
FAM (badan yang mengatur jumlah tepung yang akan dikemas atau
didistribusikan).
Flour silo terdiri dari 56 unit yang dibagi menjadi empat bagian,
setiap silo menampung jenis tepung yang berbeda-beda. Flour silo terdiri
dari 4 group, yaitu group A, B, C, D yang masing-masing group terdiri
dari 14 silo, silo pada group A digunakan untuk tepung spesial.
Proses pengemasan tepung terigu diawali dari flour silo kemudian
masuk ke shifter, yaitu mesin pengayak yang memisahkan tepung terigu
72
73
74
75
4. Consumer Packaging
Consumer packaging merupakan pengepakan tepung terigu dengan
kemasan 1-2 kg dari berbagai merk tepung terigu, baik kemasan primer
maupun kemasan sekunder dilakukan disini. Pada kemasan primer ada dua
jenis kemasan yang di gunakan, yaitu kemasan yang terbuat dari plastik
ekonomis (transparan) dan premium (memiliki warna dan ketebalan lebih).
Sedangkan untuk kemasan sekunder menggunakan kardus. Perbedaan
antara kemasan premium dan ekonomis tidak ada, hanya berbeda pada
jenis pengemasnya sedangkan kualitas tepung terigu yang dikemas sama.
Tujuan dari pembedaaan bahan pengemas ini adalah untuk pemasaran
dimana kemasan premium harganya lebih mahal daripada kemasan
ekonomis. Proses pengemasan berawal dari tepung terigu dari silo,
kemudian masuk ke filter, masuk ke packing sementara, kemudian masuk
ke rebow filter, setelah itu ke packer, dan terakhir masuk kegudang.
M. Tata Letak
Tata letak bangunan, antara bangunan satu dengan yang lain di PT. ISM
Bogasari Fluor Mills sudah dirancang dengan baik, hal tersebut bertujuan
supaya proses pengolahan dapat berjalan dengan lancar dan efisien. Secara
keseluruhan bangunan di PT. ISM Bogasari Fluor Mills terdiri 49 bangunan,
terdiri dari jetty berjumlah 2, wheat silo berjumlah 2, pellet silo berjumlah 2,
pelletizing berjumlah 2, mill berjumlah 7, pengemasan dan pengepakan
berjumlah 4, penyimpanan produk berjumlah 6, gedung kantor berjumlah 7,
stasiun power berjumlah 2, stasiun gass berjumlah 2, laboratorium center,
pasta plant, gedung milling training center, pasta store, material pasta, empaty
bag storage, FAM, general store, general workshop, BBC, masjid, klinik, dan
ruang serbaguna. Untuk tata letak bangunan lebih jelasnya dapat dilihat pada
Gambar 1.19 denah PT. ISM Bogasari Fluor Mills.
76
77
78
79
80
81
N. Pelletizing
Merupakan departemen yang bertugas mengolah limbah (by product)
sisa dari proses pengolahan gandum. Hasil sisa pengolahan gandum yang
berupa bran, pollar, dan industry flour dari mill ditranfer ke pelletizing
melalui line yang sebelumnya melawati FAM kemudian akan di olah menjadi
pellet di departemen pelletizing. Pellet merupakan produk makanan ternak
yang diolah dari bahan dasar bran, polard dan IF. Jika dilihat dengan kasat
mata, polard mempunyai tekstur yang lebih halus dibandingkan dengan bran
dan IF lebih halus dari pollard. Pellet dibuat dari campuran ketiga bahan
tersebut, jika kapasitas produk bran sedikit dalam komposisi pembuatan pellet,
maka pellet yang dihasilkan akan mudah hancur, sedangkan jika kapasitas
produk pollard banyak dalam komposisi penbuatan pellet, maka tekstur pellet
yang dihasilkan akan keras. Dalam pembuatan pellet PT. ISM Bogasari Flour
Mills mempunyai kulitas target dalam pembuatan pellet, yaitu moisture 13 %,
tingkat kekerasan (hardness) 7 kg, kandungan protein min. 14,5 %, dan
kelembutan (starch). Pellet yang diproduksi PT. ISM Bogasari Flour Mills
diekspor keluar negeri, antara lain di negara Korea, Jepang, dan Filiphina.
Pelletizing mempunyai dua tempat, yaitu di pelletizing A dan pelletizing
B. Pelletizing A masih di operasionalkan dengan cara manual, namun di
pelletizing B sudah menggunakan sistem komputerisasi, jadi semua proses di
opersionalkan dengan komputer. Proses pembutan pellet di pelletizing berawal
dari datangnya bahan dari proses milling melalui chain conveyer, masuk ke
airlock. Airlock berfungsi menstabilkan aliran bahan dan menghambat
masuknya udara yang dapat mengganggu lajunya bahan yang akan masuk.
Setelah masuk ke airlock, semua bahan baik bran maupun polard masuk ke
penampungan atau over melewati magnet separator, bahan yang tidak sempat
masuk akan dibawa oleh blower dan masuk ke filter untuk dikembalikan ke
proses awal. Selama diover, semua bahan akan dicampur (mixing).
Penampungan ini mampu menampung bahan sampai 16 ton/jam. Setelah
semua bahan tercampur, maka proses selanjutnya adalah pengepresan. Proses
pengepresan ini menggunakan mesin yang berjumlah 4 unit, masing-masing
82
83
84
keluar dari silo melalui belt conveyor, kemudian dibawa melalui elevator,
kebelt conveyor lagi masuk ketimbangan. Kemudian masuk ke kendaraan
distribusi, bisa masuk ke truk atau kapal. Semua menggunakan sistem curah
tanpa dikemas terlebih dahulu.
O. Sanitasi
Sanitasi dalam industri pangan merupakan hal yang sangat penting,
karena untuk menghindari kerusakan pada produk akibat kontaminasi
mikroorganisme ataupun hama. Sehingga dapat dihasilkan produk yang aman
untuk dipasarkan. Sanitasi di PT. ISM Bogasari Flour Mills yang meliputi
sanitasi bahan baku dan produk akhir, sanitasi peralatan dan mesin, sanitasi
lingkungan produksi, sanitasi pekerja, dan sanitasi lingkungan pabrik.
1. Sanitasi bahan baku
Sanitasi bahan baku yang berupa gandum merupakan hal yang sangat
penting karena akan berpengaruh terhadap produk akhir. oleh karena itu
untuk menunjang sanitasi yang baik maka tempat penyimpan gandum yaitu
silo selalu dibersihkan ketika sedang kosong. Pembersihan silo dilakukan
oleh karyawan bagian wheat silo.
Caranya yaitu dengan mamasuki silo melalui lubang yang terletak 3
meter dari dasar silo, silo dibersihkan dari debu dengan cara discrab
mengunakan
scrabber
dan
setelah
itu
di
fogging,
agar
tidak
85
86
penyimpanan
bahan
baku,
tempat
pengolahan,
tempat
87
88
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
1. PT. ISM Bogasari Flour Mills Tanjung Priok Jakarta Utara selain
memproduksi tepung terigu regular juga memproduksi tepung terigu
spasial dengan brand Bread Talk N, BTN (Sing), BTE, BTE (Sing), J.Co,
BRD-BKRY, J-Crown, FSA, PZA, BTM B, BRD Pao, KY-11, Pao-Pao,
CNG 1, KY-13, C&G1.
2. Tepung terigu spesial merupakan tepung terigu yang mempunyai kadar
abu yang rendah, dan tidak ditambah additive (fortifikasi).
3. Produksi tepung terigu spesial di Bogasari lakukan di mill AB, kerana mill
AB merupakan mill yang memang dirancang untuk memproduksi gandum
hard. Mill A dan B memiliki kapasitas produksi masing-masing
21ton/jam, atau 500 ton/hari.
4. Proses produksi tepung terigu spesial pada intinya terdiri dari delapan
tahap yaitu pre cleaning, fisrt cleaning, dampening, conditioning, second
cleaning, milling, pengayakan, dan pemilihan stream.
5. Bahan baku pembuatan tepug terigu adalah gandum, dan diimport dari
Australia, Canada, Amerika, dan Eropa Timur.
6. Mesin yang digunakan untuk produksi tepung terigu di PT. ISM Bogasari
Flour Mills buatan ITALY dengan merk OCRIM.
7. Pengendalian dan pengawasan mutu dalam proses produksi dilakukan
dengan melakukan kontrol proses. Kontrol proses dalam produksi
meliputi moisture test, monitoring offal, sampel to tempering bin,
cleaning magnet, release test, paker & granulasi test. Dan untuk
pengawasan mutu dalam proses produksi yaitu dengan sampel flour to
lab.
8. Untuk menjamin mutu tepung terigu dan keamanan produk tepung terigu
dalam produksi PT. ISM Bogasari Flour Mills menerapkan GMP dan
HACCP.
89
9. Pengemasan tepung terigu di PT. ISM Bogasari Flour Mills ditangani oleh
departemen FSBP, BSBP, dan costumer packing.
10. Sanitasi di PT. ISM Bogasari Flour Mills yang meliputi sanitasi bahan
baku dan produk akhir, sanitasi peralatan dan mesin, sanitasi lingkungan
produksi, sanitasi pekerja, dan sanitasi lingkungan pabrik.
11. Pengolahan limbah (by produck) di PT. ISM Bogasari Flour Mills
ditangani oleh departemen pelletizing, yang mengolah limbah menjadi
pellet untuk makanan ternak.
B. Saran
1. Perlu adanya peningkatan kedisiplinan karyawan dalam penggunaan alat
pelindung diri selama bekerja diarea mill.
2. Perlu adanya peningkatan hubungan dan komunikasi yang baik antara
atasan dan bawahan, agar tercipta hubungan dan komunikasi yang lebih
baik sehingga dapat meningkatkan produktivitas dan kerjasama dalam tim
(khususnya di mill AB).
90
DAFTAR PUSTAKA
Adityo, Aryono dkk. 2002. Laporan Pembahasan Modul II. Jakarta: Milling
Training Centre PT. ISM Bogasari Flour Mills.
Anonim. 2002. Milling for Non Milling Personel. Jakarta: PT ISM Bogasari Flour
Mills.
Anonim.2005.http://elcom.umy.ac.1d/elshool/mualliminmuhammadiyah/file.php/
1/materi/Geografi/CUACA%20DAN%20IKLIM.pdf. Diakses tanggal 15
Januari 2008
Anonim. 2008. http://www.sabah.net.my/juipri/IKLIM.HTML. Diakses tanggal 7
Januari 2008.
Anonima. 2009. http://id.wikipedia.org/wiki/Tepung.
Desember 2009 .
Diakses
tanggal
29
Anonimb.2009.http://www.dapurdeddyrustandi.com/bypass200901/index.php?viw
=article&catid=41%3Abahan&id=67%3Atepungterigu&format=pdf&opti
on=com_content&Itemid=55. Diakses tanggal 29 Desember 2009.
Anonimc.2009.
http://id.wikibooks.org/wiki/Resep:Tepung_terigu.
tanggal 29 Desember 2009.
Diakses
91