A. PENDAHULUAN
Studi tentang air dirasakan semakin penting, terutama di negara-negara
berkembang yang masih masalah budaya dan teknologi dalam penelolaan air
yang sesuai dengan lingkungannya. Cabang ilmu yang mempelajari tentang air
tersebut adalah Hidrologi. Secara etimologi, berasal dari dua kata, yaitu hidro =
air, dan logos = ilmu. Dengan demikian secara umum hidrologi dapat berarti ilmu
yang mempelajari tentang air.
Konsep yang umum itu, kini telah berkembang sehingga cakupan obyek
hidrologi menjadi lebih jelas. Menurut Marta dan Adidarma (1983), bahwa
hidrologi adalah ilmu yang mempelajari tentang terjadinya, pergerakan dan
distribusi air di bumi, baik di atas maupun dibawah permukaan bumi, tentang
sifat fisik, kimia air serta reaksinya terhadap lingkungan dan hubunganya
dengan kehidupan.
es, hujan, dan embun. Air hujan yang jatuh kadang-kadang tertahan oleh tajuk
(ujung-ujung daun), oleh daunnya sendiri atau oleh bangunan dan sebagainya.
Hal ini diberi istilah intersepsi. Besarnya intersepsi pada tanaman, tergantung
dari jenis tanaman, tingkat pertumbuhan, tetapi biasanya berkisar 1 mm pada
hujan-hujan pertama. Kemudian sekitar 20% pada hujan-hujan berikutnya.
Air hujan yang mencapai tanah, sebagian berinfiltrasi (menembus permukaan
tanah), sebagian lagi menjadi aliran air di atas permukaan (over land flor)
kemudian terkumpul pada saluran. Aliran air ini disebut surface run off.
Hasil infiltrasi sebagian besar menjadi aliran air bawah permukaan (interflow/sub
surface flor/through flor). Dan sebagian lagi akan mebasahi tanah. Air yang
menjadi bagian dari tanah dan berada dalam pori-pori tanah disebut air soil.
Apabila kapasitas kebasahan tanah/soil moisture ini terlampaui, maka kelebihan
airnya akan berperkolasi (mengalir vertical) mencapai air tanah. Aliran air tanah
(ground water flow) akan menjadi sesuai dengan hokum-hukum fisika. Air yang
mengalir itu pada suatu situasi dan kondisi tertentu akan mencapai danau,
sungai, laut menjadi depression storage (simpanan air yang disebabkan oleh
kubangan/cekungan), saluran dan sebagainya, mencari tempat lebih rendah.
Sirkulasi air yang berpola siklus itu tidak pernah berhenti dari atmosfir ke bumi
dan kembali ke atmosfir melalui kondensasi, presipitasi, evaporasi, dan
transpirasi.Pemanasan air samudera oleh sinar matahari merupakan kunci
proses siklus hidrologi tersebut dapat berjalan secara kontinu. Air berevaporasi,
kemudian jatuh sebagai presipitasi dalam bentuk hujan, salju, hujan batu, hujan
es dan salju (sleet), hujan gerimis atau kabut. Pada perjalanan menuju bumi
beberapa presipitasi dapat berevaporasi kembali ke atas atau langsung jatuh
yang kemudian diintersepsi oleh tanaman sebelum mencapai tanah. Setelah
mencapai tanah, siklus hidrologi terus bergerak secara kontinu dalam tiga cara
yang berbeda:
1. Evaporasi / transpirasi
Air yang ada di laut, di daratan, di sungai, di tanaman, dsb. kemudian akan
menguap ke angkasa (atmosfer) dan kemudian akan menjadi awan. Pada
keadaan jenuh uap air (awan) itu akan menjadi bintik-bintik air yang
selanjutnya akan turun (precipitation) dalam bentuk hujan, salju, es. Ketika
air dipanaskan oleh sinar matahari, permukaan molekul-molekul air memiliki
cukup energi untuk melepaskan ikatan molekul air tersebut dan kemudian
terlepas dan mengembang sebagai uap air yang tidak terlihat di atmosfir.
Sekitar 95.000 mil kubik air menguap ke angkasa setiap tahunnya. Hampir
80.000 mil kubik menguapnya dari lautan. Hanya 15.000 mil kubik berasal
dari daratan, danau, sungai, dan lahan yang basah, dan yang paling penting
juga berasal dari tranpirasi oleh daun tanaman yang hidup. Proses
semuanya itu disebut Evapotranspirasi.
kecenderungan disebut sebagai air tanah dangkal (Padahal dangkal atau dalam
itu sangat relatif).
Air tanah tertekan adalah airtanah terhalang inilah yang seringkali disebut
sebagai
air
sumur
artesis
(artesian
well).
Pola
pergerakannya
yang
Todd (1980) dalam Hartono (1999:7) menyatakan tidak semua formasi litologi
dan kondisi geomorfologi merupakan akifer yang baik. Berdasarkan pengamatan
lapangan, akifer dijumpai pada bentuk lahan sebagai berikut:
a. Lintasan air (water course), materialnya terdiri dari aluvium yang mengendap
di sepanjang alur sungai sebagai bentuk lahan dataran banjir serta tanggul
alam. Bahan aluvium itu biasanya berupa pasir dan karikil.
b. Lembah yang terkubur (burried valley) atau lembah yang ditinggalkan
aluvium yang berasal dari berbagai bahan induk sehingga merupakan akifer
yang baik.
d. Lembah antar pegunungan (intermontane valley), yaitu lembah yang berada
diantara dua pegunungan, materialnya berasal dari hasil erosi dan gerak
massa batuan dari pegunungan di sekitarnya.
e. Batu gamping (limestone), air tanah terperangkap dalam retakan-retakan
atau diaklas-diaklas. Porositas batu gamping ini bersifat sekunder.
f. Batuan vulkanik, terutama yang bersifat basal. Sewaktu aliran basal ini
mengalir , ia mengeluarkan gas-gas. Bekas-bekas gas keluar itulah yang
merupakan lubang atau pori-pori dapat terisi air.
melalui
tanah/batuan.
lubang
pori
tanah/batuan
atau
celah/rekahan
pada
Proses penyusupan ini akan berakumulasi pada satu titik dimana air tersebut
menemui suatu lapisan atau struktur batuan yang bersifat kedap air
(impermeabel). Titik akumulasi ini akan membentuk suatu zona jenuh air
(saturated zone) yang seringkali disebut sebagai daerah luahan airtanah
(discharge zone). Perbedaan kondisi fisik secara alami akan mengakibatkan air
dalam zonasi ini akan bergerak/mengalir baik secara gravitasi, perbedaan
tekanan, kontrol struktur batuan dan parameter lainnya. Kondisi inilah yang
disebut sebagai aliran airtanah. Daerah aliran airtanah ini selanjutnya disebut
sebagai daerah aliran (flow zone).
Dalam perjalananya aliran airtanah ini seringkali melewati suatu lapisan akifer
yang diatasnya memiliki lapisan penutup yang bersifat kedap air (impermeabel)
hal ini mengakibatkan perubahan tekanan antara airtanah yang berada di bawah
lapisan penutup dan airtanah yang berada diatasnya.
Disamping air tanah bergerak dari atas ke bawah, air tanah juga bergerak dari
bawah ke atas (gaya kapiler). Air bergerak horisontal pada dasarnya mengikuti
hukum hidrolika, air bergerak horisontal karena adanya perbedaan gradien
hidrolik. Gerakan air tanah mengikuti hukum Darcy yang berbunyi volume air
tanah yang melalui batuan berbanding lurus dengan tekanan dan berbanding
terbalik dengan tebal lapisan (Utaya, 1990:35).
kesalah-pengertian
tentang
sumberdaya yang
dikelola.
Kesalah-
melebihi pemasukan, maka saldo tabungan akan terus berkurang). Jika ini
hal ini terjadi, maka kondisi demikian disebut pengambilan berlebih (over
exploitation) , dan penambangan air tanah terjadi.
4. Mutu air tanah
Sifat fisika dan komposisi kimia air tanah yang menentukan mutu air tanah
secara alami sangat dipengaruhi oleh jenis litologi penyusun akuifer, jenis
tanah/batuan yang dilalui air tanah, serta jenis air asal air tanah. Mutu
tersebut akan berubah manakala terjadi intervensi manusia terhadap air
tanah, seperti pengambilan air tanah yang berlebihan, pembuangan libah, dll
Air tanah dangkal rawan (vulnerable) terhadap pencemaran dari zat-zat
pencemar
dari
permukaan.
Namun
karena
tanah/batuan
bersifat
Dengan bantuan grafik ini, hasil analisis komposisi isotop alam dan kandungan
unsur kimia dari contoh air tanah yang dikumpulkan dapat mengungkap antara
lain: daerah resapan air tanah, asal usul air tanah, hubungan antara air tanah
dengan air permukaan, garis muka dan mekanisme intrusi air laut. Jenis isotop
alam yang paling penting dan sering digunakan adalah: O-18, H-2, H-3, dan C14.
usaha
hotel
dan
lain-lain;
kelembagaan
usaha
hotel
dan
lain-lain;
kelembagaan