PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Ilmu dan praktik keperawatan adalah dua hal yang sangat perlu
dikembangkan oleh perawat untuk dapat memberikan asuhan keperawatan
yang professional. Perawat yang berada pada tingkat praktisi, peneliti atau
pendidik atau pada posisi lain diharapkan untuk dapat mengembangkan usaha
penerapan teori keperawatan yang sudah ada dalam ke dalam praktik
keperawatan yang baik dan benar. Teori keperawatan yang telah ada
sebenarnya dapat membantu mengarahkan praktik keperawatan menuju
asuhan keperawatan yang lebih baik.
Teori keperawatan merupakan suatu teori yang berkembang yang
didasarkan
pada
pengetahuan
ilmu
keperawatan
bukan
berdasarkan
pasien yang baru keluar dari ruang ICU. Penerapan teori model watson
dipercaya dapat meningkatkan kualitas hidup . Karena penerapan model
caring ini memandang manusia sebagai mahkluk yang holistik: biologis,
psikologis,
sosial,
spiritual,
kultural.
Model
teori
caring
Watson
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Teori Keperawatan
Teori keperawatan adalah suatu kerangka kerja yang terorganisir konsep
dan tujuan yang dirancang untuk memandu praktik keperawatan.Profesional
keperawatan
menerapkan
Teori
Keperawatan
untuk
menggambarkan,
theory
menyediakan
arti-arti,
kalimat-kalimat,
situasi
struktur
sains
(science)
dan
ilmu-ilmu
alam,
teori
mengalami
melakukan
proses
induksi:
dengan
memeriksa
berbagai
hasil
nilai akan memberikan fondasi yang kokoh untuk ilmu asuhan keperawatan.
Dasar seni dapat membantu perawat untuk mengembangkan visi mereka serta
nilai-nilai dunia dan untuk mengembangkan ketrampilan berfikir kritis.
Pengembangan ketrampilan ini dibutuhkan dalam asuhan keperawatan dimana
focusnya lebih kepada peningkatan kesehatan daripada pengobatan penyakit.
Asumsi Watson
Watson mengusulkan 7 asumsi tentang ilmu perawatan dan 10 carative
factor utama yang membentuk teorinya. Dasar asumsinya adalah :
1. Asuhan keperawatan dapat dutujukan secara efektif dan dapat
dipraktekkan hanya secara interpersonal.
2. Asuhan keperawatan terdiri dari carative factor yang menghasilkan
kepuasan pada kebutuhan manusia tertentu.
3. Efektifitas
asuhan
keperawatan
meningkatkan
kesehatan
dan
Dalam penilaian Watson, penyakit mungkin diobati, tapi sakit akan tetap
ada tanpa perawatan sehingga sehat tidak tercapai. Asuhan merupakan intisari
keperawatan dan mengandung arti responsive antara perawat dan pasien.
Asuhan dapat membantu seseorang lebih terkontrol, lebih berpengetahuan
dan dapat meningkatkan kesehatan.
Struktur asuhan dibangun oleh 10 carative factor, yaitu :
1. Pembentukan nilai humanistic-altruisticsistem
2. Penamaan Faith hope (kepercayaan harapan)
3. Mengembangkan sensitivitas untuk diri sendiri dan orang lain.
4. Membangun hubungan helping trust.
5. Meningkatkan dan menerima pengekspresian perasaan baik positif
maupun negative.
6. Menggunakan metode pemecahan masalah yang sistematik dalam
pengambilan keputusan.
7. Peningkatan pengalaman belajar-mengajar interpersonal.
8. Menyediakan dukungan melindungi dan atau memperbaiki lingkungan
mental, fisik, sosiokultural dan spiritual.
9. Membantu dengan memenuhi kebutuhan dasar manusia.
10. Menghargai untuk kekuatan eksistensial- phenomenological.
BAB III
STUDI KASUS
Tn.A, 56 thn dipindahkan dari ruang ICU ke ruang kelas tiga. Saat ini
kondisi klien cukup tenang, sekitar jam 22.00 WIB istri klien datang dengan
membawa seperangkat peralatan tidur. Perawat jaga malam menegur dengan nada
tinggi Apakah ibu tidak tahu peraturan Rumah Sakit? Siapa yang mengijinkan
ibu masuk? pasiennya marah pada perawat jaga malam dengan ungkapan kasar,
Suster tidak punya perasaan . Dan menyebabkan perawat semakin marah serta
memanggil keamanan untuk mengusir istri pasien untuk segera membawa
peralatan tidurnya keluar dari ruang perawatan
BAB IV
PEMBAHASAN
(APLIKASI TEORI PHILOSOPHICAL AND SCIENCEOF CARING
PADA KASUS)
Ada beberapa teori yang berkembang pada level metateori, salah satunya
adalah teori philosophycal and science of caring yang dikemukakan oleh Watson.
Watson mengemukakan bahwa asuhan keperawatan didasarkan pada filosofi
humanistik dan sistem nilai yang tertuang dalam sepuluh carative factors. Sepuluh
carative factors disini merupakan suatu kerangka untuk memberikan suatu bentuk
dan focus terhadap fenomena keperawatan yang dinilai masih global dan sulit
untuk diaplikasikan langsung dan perlu spesifikasi lebih lanjut dalam
pelaksanaannya. Sepuluh carative factor tersebut merupakan sebuah struktur
interkoneksi dan hasil observasi secara global dalam keperawatan.
Aplikasi teori keperawatan pada level metateori memang sulit, akan tetapi
secara tersirat dapat dilihat pada aplikasi asuhan keperawatan sehari-hari secara
terintegrasi. Karena metateori sulit diaplikasi secara independen dalam asuhan
keperawatan, sehingga perlu diintegrasikan dengan teori keperawatan lain.
Berikut ini akan dibahas mengenai aplikasi metateori yang dikemukakan oleh
Watson dalam asuhan keperawatan pasien dengan hipertensi.
Pasien yang pernah dirawat di ICU adalah pasien dengan penyakit kronis
tertentu dan degenerative yang perlu pengawasan ketat dan mengancam jiwa
dapat mempengaruhi kualitas hidup dari pasien. Beberapa penelitian menetapkan
bahwa penyakit kronis dan degenerative menghasilkan kualitas hidup yang
negative. Kualitas hidup didefinisikan semua situasi dan factor factor yang dapat
mempengaruhi
perawatan diri, kepercayaan diri, perilaku positif pada orang lain dan kehidupan,
partisipasi sosial, tidak merasakan sakit, memahami hidup, kepuasan dan
kenyaman kerja.
Meskipun terdapat kemungkinan orang yang pernah dirawat di ruang
intensif dapat mempertahankan kualitas hidup yang baik dengan dukungan
pelayanan kesehatan yang baik, namun kualitas hidup ini bisa rusak, muncul
komplikasi dan
pencegahan.
Individu dengan penyakit kronis memerlukan dukungan, penerimaan, dan
pemahaman sehingga mereka bisa mengatur gaya hidup sehat mereka dan
mengatasi masalah mereka.
dukungan
melindungi
dan
atau
memperbaiki
ginjal
mempengaruhi tekanan darah. Hal tersebut telah berjalan selama 30 tahun dengan
tekanan darah yang selalu tidak stabil. Dalam kasus tidak ditunjukkan bagaimana
kondisi fisik pasien, emosi dan kualitas hidup dari pasien tersebut.
Penyakit
hipertensi sekunder seperti pada kasus tidak bisa disembuhkan tetapi bisa di
stabilkan dengan terapi yang meliputi modifikasi diet, perubahan gaya hidup,
latihan, dan tentunya dukungan dari perawat dengan melakukan kunjungan
rumah.
Pada penelitian yang dilakukan oleh Erci et al (2003), perawat yang
melakukan kunjungan rumah pada pasien hipertensi dengan tujuan meningkatkan
kualitas hidup mereka dibekali terlebih dahulu dengan pemahaman dan pelatihan
tentang model Caring dari Watson. Pada pertemuan mereka dengan pasien,
mereka memberi tahu tentang tujuan mereka datang yaitu membantu mereka
mengatasi hipertensi dengan memeberikankeyakinan dan harapan bahwa itu
semua akan berlalu. Perawat membuat hubungan tersebut hubungan yang saling
membantu dan saling percaya bahwa pasien dapat mengatasi hipertensinya.
Perawat memberikan edukasi mengenai hipertensi, peningkatan kesehatan diri,
dan system kepercayaan. Pasien di yakinkan bahwa perawat akanada dan selalu
mendukung pasien untuk mengekspresikan perasaan mereka baik positif maupun
negative. Pasien dibantu untuk mengunakan cara kreatif untuk menggunakan
dirinya sebagai bagian dari proses caring. Perawat dapat menggunakan seni dari
caring-healing process pemenuhan kebutuhan dasar secara holistic.
Perawat memberikan pemikiran secara logis dan benar mengenai penyakit
pasien dan juga pasien dikuti selalu pengobatan medisnya, diet hipertensi, dan
pasien dilindungi dari posisi yang berisiko dari hipertensi.
Pada penilitian yang dilakukan oleh Erci et al (2003) Perawatan
berdasarkan caring theory ini dilakukan satu kali dalam semingguselama 3 bulan
ternyata dapat menurunkan tekanan darah dengan hasil perbedaan yang signifikan
serta komponen kualitas hidup yang lain seperti aktifitas fisik yang meningkat,
penurunan gejala, dan interaksi dengan pelayanan kesehatan menjadi lebih baik.
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Metateori merupakan level teori yang paling tinggi dibandingkan yang
lainnya dan dijadikan sebagai dasar pengembangan teori-teori selanjutnya.
Metateori berfokus pada filosofi yang mengakomodasi berbagai sudut
pandang mengenai teori keperawatan. Aplikasi teori keperawatan pada level
meteteori memang sulit, akan tetapi secara tersirat dapat dilihat pada aplikasi
asuhan keperawatan sehari-hari. Dalam pelaksanaanya metateori terintegrasi
dengan teori keperawatan lain yang dapat mendefinisikan metateori menjadi
sebuah teori yang aplikatif. Dalam hal ini, Watson mengemukakan teori
philosophycal and science caring yang berada pada level metateori, dimana
dalam aplikasinya didukung dengan teorinya yang lain yaitu clinical caritas
caring yang lebih aplikatif dalam proses asuhan keperawatan. Hal ini
menunjukkan bahwa sebuah metateori dapat dilihat hasilnya dari pelaksanaan
level teori dibawahnya.
5.2 Saran
a. Perlu dilakukan penelitian secara spesifik terhadap metateori agar terlahir
teori-teori baru yang aplikatif
b. Pengkajian ulang atau kritisi terhadap metateori sangat penting untuk
mengembangkan teori keperawatan
DAFTAR PUSTAKA
1. Alligood &Tomey (2006) Nursing theory and their works 7th edition. USA :
Mosby
2. Current
nursing
(2011).
Jean
Watson's
Philosophy
of
Nursing.http://currentnursing.com/nursing_theory/Watson.htmldiakses
tanggal 10September 2014
3. Erci. B. et all (2003). The effectiveness of Watsons Caring Model on the
quality of life and blood pressure of patients with hypertension. Journal Of
Advanced Nursing, 41(2), 130-139
4. Bates, M.J. (2005), An introduction to metatheories, theories, and models
dalam Theories of Information Behavior, ed. K.E. Fisher, S. Erdelez dan L.
McKechnie, Asist Monograph Series, Medford, N.J : Information Today Inc.,
hal. 1 24.
5. Ben-Ari, M. (2005), Just A Theory : Exploring the Nature of Science, New
York : Promotheus Books.
6. Watson,
Jean.
(2004).
Theory
of
human
caring.