PEDOMAN
MANAJEMEN FASILITAS DAN KESELAMATAN
KATA PENGANTAR
i
Dengan mengucap puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa, berkat hasil
kerja keras Tim MFKRumah Sakit Tk III Baladhika Husada , maka sebuah buku
Pedoman Manajemen Fasilitas dan Keselamatan Rumah Sakit Tk. III Baladhika
Husada telah diterbitkan.
MFKdi Rumah Sakit Tk III Baladhika Husada merupakan cerminan dari
mutu rumah sakit, sehingga K3 RSmerupakan suatu hal yang harus
diperhatikan untuk peningkatan mutu pelayanan rumah sakit dan karena
dampaknya yang cukup luas pada masyarakat sekitar rumah sakit. Maka hal
ini perlu diperhatikan terutama oleh pihak Manajemen Rumah Sakit.
Buku Pedoman MFK di Rumah Sakit Tk. III Baladhika Husada ini dibuat
untuk menjadi acuan Tim MFK Rumah Sakit Tk III Baladhika Husada sebagai
bahan untuk melaksanakan dan memantau kegiatan MFK pada Rumah Sakit Tk
III Baladhika Husada sehingga dapat dilaksanakan dengan sebaik-baiknya.
Dengan mengambil materi mengenai hal - hal yang terkait dengan program
MFK di Rumah Sakit Tk III Baladhika Husada serta tata laksana kerja pada
masing-masing bagian dan sudah dilaksanakan di Rumah Sakit Tk III Baladhika
Husada. Buku ini disusun dengan acuan pada Departemen Kesehatan RI serta
beberapa referensi kegiatan MFK yang sudah dilakukan di Rumah Sakit Tk III
Baladhika Husada selama ini.
Betapapun baiknya sebuah buku pedoman, tanpa pelaksanaan yang
konsisten dan menyeluruh oleh semua pihak yang terlibat, maka tujuan
pedoman ini tidak akan tercapai. Buku pedoman ini secara terus menerus
diperbaharui dan diharapkan dapat disebarluaskan kepada seluruh jajaran
yang terkait yang mengabdi di Rumah Sakit Tk III Baladhika Husada.
Akhirnya kami ucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah
memberikan masukan demi terlaksananya penerbitan buku Pedoman dan Tata
Laksana ini. Kami sadar bahwa buku ini masih jauh dari sempurna, koreksi dari
para pembaca sangat diharapkan dan semoga buku ini dapat dipergunakan
sebagai Pedoman dan Tata Laksana khususnya dan pihak lain yang terkait
dengan MFK pada umumnya.
Jember,
Januari 2015
ii
DAFTAR ISI
Lampiran
KATA
PENGANTAR.
...................
.............
DAFTAR
ISI......
.............
....................
BAB
I
PENDAHULUAN..............................
....................
A.
Latar
Belakang......
.....................
B.
Tujuan
..............................
C.
Ruang
Lingkup.........
...................
D.
Dasar
Kebijakan.....................................
................
BAB
II
GAMBARAN
UMUM
RUMAH
SAKIT.................
A.
Gambaran
Umum...............
...........
1.
Jenis
Kegiatan
Manajemen
Fasilitas
dan
Keselamatan.......................
2. Jenis Kegiatan Rumah Sakit Tk. III Baladhika
Husada.............
BAB III
VISI, MISI, FALSAFAH, NILAI DAN TUJUAN
RS......................................
A.
Visi
................................
B.
Misi
...............................
C.
Falsafah
..............................
D.
Nilai
..............................
E.
Tujuan.................
...............................
BAB
IV
STRUKTUR
ORGANISASI
iii
I
ii
1
1
2
2
3
3
3
3
4
9
9
9
9
9
10
10
10
11
12
12
12
13
13
13
14
15
15
16
17
17
18
18
18
21
21
21
24
49
51
53
53
54
54
54
55
57
MFK.............................
A.
Struktur
Organisasi
MFK...............................
B.
Susunan Tim MFK Rumah Sakit Tk. III Baladhika
Husada..............
BAB
V
URAIAN
JABATAN
MFK............................
A.
Uraian
Jabatan
MFK...........................
.....
1.
Ketua
MFK.....
.....................
2.
Sekretaris
...........................
3.
Koordinator
bidang
keselamatan
dan
keamanan.............
4.
Koordinator
bidang
bahan
berbahaya
dan
beracun............
5.
Koordinator
bidang
manajemen
emergensi............
6.
Koordinator
bidang
pengamanan
dan
kebakaran............
h.
Koordinator
bidang
Peralatan
medis...............
i.
Koordinator
bidang
sistem
utilitas.................
j.
Koordinator
bidang
pendidikan
dan
pelatihan............
k.
Koordinator
bidang
monitoring
dan
evaluasi..............
BAB VI
POLA KETENAGAAN MFKRUMAH SAKIT TK. III BALADHIKA
HUSADA.............
BAB VII
TATA LAKSANA MANAJEMEN FASILITAS DAN
KESELAMATAN..........
A.
Keselamatan
dan
keamanan.......................
.
1. Pencegahan risiko dan bahaya yang dapat terjadi di
rumah sakit......
2.
Perlindungan
kesehatan
petugas
rumah
sakit............
3.
Perlengkapan
keamanan
pasien....................
B.
B3
(bahan
berbahaya
dan
beracun)
......................
1.
Perencanaan
B3.................
.........
2.
Penyimpanan
B3.................
iv
57
58
60
62
65
65
66
66
66
66
66
68
70
73
80
81
81
81
85
85
85
85
86
86
86
89
89
90
91
91
92
10
4
10
4
10
4
10
5
10
5
10
5
10
6
........
3.
Distribusi
B3.
............................
4.
Penggunaan
B3.................
..........
5.
Pengelolaan
limbah
B3.......................
6.
Pembuangan
limbah
B3
di
unit
laboratorium.............
7.
Pembuangan
limbah
B3
di
Unit
dialiyis...............
8.
Pembuangan
limbah
B3
di
unit
farmasi.................
9.
Paparan
/
kecelakaan
B3......................
10.
Pengadaan
B3..............
...........
11.
Spill
kit.....
......................
C.
Manajemen
emergensi..............
...........
1.
Pengertian
..........................
2.
Tujuan
...........................
3.
Pengaturan
jaga...............
...........
4.
Denah
ruangan.....
...................
5.
Fasilitas
keselamatan.......
................
6.
Sandi
penanggulangan
kebakaran/bencana............
7.
Uraian
tugas
Tim................
........
8.
Evakuasi
dan
penyelamatan..............
.......
9.
Penanggulangan
bencana....................
.
10.Sarana-sarana
v
penanggulangan..............
...
D.
Pengamanan
dan
kebakaran.......................
.
1.
Tujuan
...........................
2.
Penatalaksanaan
pengamanan
dan
kebakaran.............
E.
Peralatan
medis...........
.................
1.
Tujuan
...........................
2.
Penatalaksanaan
peralatan
medis..................
F.
Sistem
Utilitas.......
.....................
1.
Tujuan
.............................
2.
Penatalaksanaan
Sistem
Utilitas...................
G.
Sanitasi
Rumah
Sakit...................
......
1.
Penyediaan
air
bersih..................
....
2.
Toilet
dan
Kamar
mandi.....................
3.
Pengolahan
limbah..............
..........
4.
Sampah
RS...........
.................
Tata
laksana
sanitasi
lingkungan.....................
BAB
VIII
MONITORING
DAN
EVALUASI.....................
A.
Monitoring
dan
evaluasi.................
......
1.
Keselamatan
dan
keamanan....................
2.
B3
(bahan
berbahaya
dan
beracun)
.................
3.
Manajemen
vi
emergensi..............
.........
4.
Pengamanan
dan
kebakaran....................
5.
Peralatan
medis............
..............
6.
Sistem
utilitas....
....................
BAB
IX
PENUTUP..
............................
LAMPIRAN
................................
vii
BAB I
PENDAHULUAN
A.
LATAR BELAKANG.
Sebagai institusi kesehatan dalam menjalankan fungsi dan
tugasnya, Rumah Sakit Tk. III Baladhika Husada wajib memenuhi
ketentuan/peraturan perundang-undangan yang berlaku, oleh Kepala
Rumah Sakit Tk. III Baladhika Husada secara operasional dituangkan
dalam berbagai kebijakan umum tentang program kegiatan disetiap unit
pelayanan maupun unit terkait. Sebagian dari program kegiatan tersebut
ada yang harus dilaksanakan secara terpadu yang melibatkan berbagai
unit pelayanan di lingkungan Rumah Sakit Tk. III Baladhika Husada salah
satu diantaranya adalah program Manajemen Fasilitas dan Keselamatan.
Di lingkungan Rumah Sakit Tk. III Baladhika Husada sendiri selalu ada
kemungkinan terjadinya kecelakaaan kerja dalam pengoperasian
peralatan kedokteran serta penunjang medik lainnya, bahkan resiko
terjadinya penyakit akibat kerja dapat pula timbul penyebabnya bisa dari
fasilitas yang dimiliki rumah sakit atau sebagian besar disebabkan faktor
ketidak hati-hatian manusianya, dipihak lain setiap sumber daya manusia
yang bekerja di rumah sakit berhak mendapatkan perlindungan atas
keselamatan profesinya/pekerjaannya, terjamin keamanan pemakaian
peralatan penunjang medik dan non medik yang terdapat di rumah sakit
termasuk pasien dan pengunjung yang mendatangi Rumah Sakit Tk. III
Baladhika Husada.
Karena itu lingkungan kerja yang sehat dan aman bagi petugas dan
pengunjung Rumah Sakit Tk. III Baladhika Husada, dapat diwujudkan
dengan pelaksanaan keselamatan keamanan kerja yang dijalankan
dengan baik dan konsisten. Dengan lingkungan yang sehat, petugas
dapat bekerja tanpa resiko cedera sehingga dapat melayani pasien
dengan sebaik-baiknya. Juga dapat menciptakan lingkungan aman dan
bebas dari pencemaran limbah berbahaya dan beracun.
Pada akhirnya tercipta suatu kesejahteraaan pegawai yang juga
dapat menekan biaya untuk angka kesakitan yang timbul pada petugas
sehingga dapat meningkatkan mutu pelayanan Rumah Sakit. Untuk itu
perlu menyusun pedoman Manajemen Fasilitas dan Keselamatan sebagai
panduan dalam pengelolaaan K3 RS.
B.
TUJUAN.
1.
Tujuan umum
Tujuan umum dari pedoman kesehatan dan Keselamatan kerja ini
adalah sebagai dasar untuk memberikan pedoman kepada petugas
Rumah Sakit Tk. III Baladhika Husada khususnya petugas yang
berhubungan dengan Fasilitas dan Keselamatan Rumah Sakit.
2.
Tujuan Khusus
a.
Memelihara dan meningkatkan derajat kesehatan kerja
pegawai di semua unit kerja ke tingkat setinggi-tingginya baik fisik,
mental maupun kesejahteraan sosialnya.
b.
Mencegah timbulnya gangguan kesehatan pada petugas
berupa kecelakaan dan penyakit akibat kerja yang diakibatkan oleh
keadaan/kondisi lingkungan kerjanya.
c.
Memberikan pekerjaan dan perlindungan bagi petugas di
dalam pekerjaannya dari kemungkinan bahaya yang disebabkan
oleh faktor-faktor yang membahayakan kesehatan.
d.
Menempatkan dan memelihara pekerja di suatu lingkungan
pekerjaan yang sesuai dengan kemampuan fisik dan psikis
pekerjanya.
C.
RUANG LINGKUP.
Ruang lingkup Kesehatan dan Keselamatan kerja Rumah Sakit Tk.
III Baladhika Husada yaitu merupakan kegiatan untuk menyediakan
fasilitas yang aman, berfungsi dan menunjang kebutuhan pasien,
keluarga dan staf serta pengunjung. Dan yang menjadi fokus kegiatan
MFK adalah fasilitas gedung, bahan berbahaya, manajemen emergensi,
pengamanan kebakaran, peralatan medis dan sistim utilitas. Secara
khusus kegiatan MFK berupaya untuk:
1.
Mengurangi dan mengendalikan bahaya dan resiko
2.
Mencegah kecelakaan dan cidera
3.
Memelihara kondisi yang aman
D.
DASAR KEBIJAKAN.
a. Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1970 tentang Keselamatan Kerja.
b. Undang-Undang No. 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan.
c. Peraturan Menteri Tenaga Kerja RI No. Per. 05 / Men / 1996, tentang
Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja (SMK3 RS).
d. Keputusan Menteri Kesehatan No. 1087/MENKES/SK/VIII/2010,
tentang Standar Kesehatan dan Keselamatan Kerja di Rumah Sakit.
e. Keputusan Menteri Kesehatan No.1204/MENKES/SK/X/2004, tentang
Persyaratan Kesehatan Lingkungan Rumah Sakit.
f. Peraturan Menteri Kesehatan RI No. 472/MENKES/PER/V/1996,
tentang Pengamanan Bahan Berbahaya Bagi Kesehatan.
g. Peraturan Menteri Tenaga Kerja No. 02/MEN/1980, tentang
Pemeriksaan Tenaga dan Penyelenggaraan Keselamatan Kerja.
h. Peraturan Menteri Tenaga Kerja No. 04/Men/1980, tentang Syaratsyarat Pemasangan dan Pemeliharaan Alat Pemadam Api Ringan (APAR).
i. Peraturan Kasad No. 74 tahun 2014 tanggal 2 Desember 2014
tentang Organisasi dan tugas Detasemen Kesehatan Wilayah Malang
(Orgas Denkesyah).
j. Surat Ketetapan Komandan Denkesyah 05.04.03 Malang No.
SK/11/I/2015 tanggal 02 Januari 2015 tentang Organisasi dan Tugas
Rumkit Tk. III Baladhika Husada.
k. Surat Ketetapan Karumkit Tk. III Baladhika Husada No. SK/
/I/2015
tanggal
Januari 2015 tentang Organisasi dan tugas Urjangmed
Rumkit Tk. III Baladhika Husada.
BAB II
GAMBARAN UMUM RUMAH SAKIT
A.
GAMBARAN UMUM.
Rumah Sakit Tk. III Baladhika Husada merupakan rumah sakit di
lingkungan Korem 083, dan juga berfungsi sebagai rumah sakit integrasi
bagi masyarakat umum, TNI dan keluarganya di wilayah Jawa Timur.
Dalam perjalanannya, Rumah Sakit Tk. III Baladhika Husada mengalami
perubahan dan perkembangan baik secara fisik bangunan, fasilitas
kesehatan maupun nama dan status rumah sakit.
Rumah sakit ini memulai sejarahnya sejak pertengahan tahun 1946
dengan Kepala Rumah Sakit Letkol. Dr. Soebandi. Pada tahun 2003 dengan
Skep Pangdam V/Brw Nomor : Skep/147/VIII/2003 tanggal 26Agustus2003
tentang Perubahan nama Rumah sakit DKT Jember menjadi Rumah Sakit Tk.
III Baladhika Husada dengan status tanah dan bangunan milik TNI-AD.
Dengan luas bangunan saat itu 2.727.87 m2 dengan jumlah tempat tidur
sebanyak 100 dengan rincian :
1. Ruang Perawatan VIP
= 2 TT
2.
Ruang Pavilliun
= 25 TT
3.
Ruang perawatan kelas I A
= 19 TT
4.
Ruang perawatan kelas I B
= 54 TT
Rumah Sakit Tk.III Baladhika Husada adalah Satker dibawah jajaran
Denkesyah 05.04.03 Malang dan merupakan Satker sandaran bagi Satker
didaerah timur Kodam V/Brawijaya dan untuk pengembangan selanjutnya,
sesuai harapan masyarakat sekitar Rumah Sakit Baladhika Husada juga
melayani masyarakat umum.
Rumah Sakit Tk.III Baladhika Husada sesuai Keputusan Menkes RI
no.NK.03.05/I/2422/11 tentang Rumah Sakit Umum Tingkat III 05.04.03
Baladhika Husada Jember Propinsi Jawa Timur ditetapkan sebagai Rumah
Sakit Umum Kelas C.
B.
4)
Manajemen Emergensi.
Respons terhadap epidemi, bencana dan
direncanakan dan dijalankan secara efektif.
keadaan
darurat
Pengamanan Kebakaran.
Properti dan para penghuni rumah sakit dilindungi dari bahaya
kebakaran dan asap.
5) Peralatan Medis.
Peralatan dipilih, dipelihara dan digunakan dengan cara sedemikian
rupa agar mengurangi risiko.
6) Sistem Utilitas.
Listrik, air dan system utilitas lainnya dipelihara sehingga risiko
kegagalan dalam kegiatan kerja dapat diminimalkan.
b.
Jenis kegiatan Rumah Sakit Tk. III Baladhika Husada
Jenis kegiatan rumah sakit yaitu kegiatan rumah sakit Tk. III Baladhika
Husada yang merupakan Rumah Sakit tipe C.
1) Pelayanan utama
a) Rawat jalan
Pelayanan rawat jalan terdiri dari 5 Klinik dan pelayanan gawat
darurat.
b) Rawat Inap
Jumlah ruangan perawatan di Rumah Sakit Tk. III Baladhika Husada
sebanyak 8 ruangan yaitu:
(1)
Ruangan ICU.
(2)
Ruang Perawatan anak / Nusa Indah.
(3)
Ruang Perawatan Interne Wanita / Anggrek.
(4)
Ruang Perawatan Interne Pria / Teratai.
(5)
Ruang Perawatan Bedah / Mawar.
(6)
Ruang Perawatan Kebidanan / Dahlia.
(7)
Ruang Paviliun / Melati
2) Pelayanan Penunjang
Pelayanan penunjang terdiri dari:
a) Laboratorium klinik.
5
b) Radiologi
Pemeriksaan radiologi di Rumah Sakit Tk. III Baladhika Husada terdiri
dari pemeriksaan X-ray dan USG
c) Farmasi
Guna mendukung pelayanan obat-obatan bagi pasien anggota TNI
dan pasien dari masyarakat umum, maka pelayanan obat-obatan di
Rumah Sakit Tk. III Baldhika Husada dikelola oleh Instalasi Farmasi.
d) Kamar Operasi dan Persalinan
(1) Pelayanan kamar operasi dilaksanakan oleh Instalasi Kamar Bedah,
meliputi pelayanan bedah umum, bedah ortopedi.
(2)
Kamar persalinan dipakai untuk pelaksanaan kegiatan
persalinan normal, kuret dan tindakan lain di SMF Obsgyn.
3) Sarana Penunjang Non Medik
Dapur/ruang gizi
Ruang pencucian/laundry
a)
b)
4)
Tenaga Kerja
Rumah Sakit Tk III Baladhika Husada mempekerjakan tenaga kerja dengan
latar belakang status kepegawaian dan latar belakang pendidikan dari
berbagai disiplin ilmu serta strata pendidikan yang berbeda-beda, yaitu
terdiri dari:
a)
Organik militer
b)
Organik PNS
c)
Karyawan Harian Lepas/honorer
5)
a)
b)
c)
d)
6)
Perijinan
Rumah Sakit Tk. III Baladhika Husada telah berdiri sejak tahun 1887, dari
tahun ke tahun selalu melakukan penyempurnaan pada sarana dan
prasarana serta sumber daya manusia. Adapun daftar peirijinan disajikan
pada tabel berikut:
NO
IZIN
1.
Izin Operasional RS
2.
Izin Gangguan
3.
NO IZIN
MASA
BERLAK
U
Nomor : 188.45/252/012/2011
Nomor : 503/072HO/35.09.512/2015
Nomor :
700/14/PENG.PTR/421/2016
2018
KET
4.
5.
6.
Pemanfaatan Tenaga
Nuklir
Dalam proses
Izin Pembuangan
Limbah Cair
Surat Keterangan
Pemeriksaan Alat
Pemadam Kebakaran
Nomor :
660.1/258/35.09.512/2015
Nomor : 001/WJK/DJ/III/JR/2015
7.
Izin Genset
8.
Izin Incenerator
9.
2018
Nomor :
700/09/PENG.MD/421/2016
PKS dengan Dinas PU. Cipta
karya : Nomor
658.1/1299/35.09.416/2015
Nomor :
700/09/PENG/LSTR/421/2016
7)
Sarana dan Prasarana
a)
Kebutuhan air
Kebutuhan air bersih rata-rata perhari yang digunakan adalah sebagai
berikut:
(1) Instalasi Rawat Jalan
: 26,25 meter kubik
(2) Instalasi Rawat Inap
: 131,125 meter kubik
(3) Instalasi Penunjang dan staf
: 105 meter kubik
Untuk memenuhi kebutuhan air bersih Rumah Sakit Tk. III Baladhika
Husada hanya menggunakan sumber air tanah dan PDAM.
b)
Jenis limbah
(1)
Limbah padat
Jenis limbah yang dihasilkan terbagi menjadi sampah medis dan non
medis. Untuk pemusnahan sampah medis padat dilak sedangkan sampah
Non medis/limbah domestik diangkut oleh dinas kebersihan kota Jember.
(2)
Limbah cair
Limbah cair Rumah Sakit diolah di IPAL Rumah Sakit Tk III Baladhika
Husada sedangkan limbah hasil radiologi diolah oleh pihak ketiga yang
telah berijin dari Kementerian Lingkungan Hidup.
c)
Penggunaan Energi
Rumah Sakit Tk. III Baladhika Husada dalam penggunaan listriknya
bergantung pada PLN sedangkan cadangannya berupa 2 genzet yang
masing-masing kemampuannya sebesar 250 Kva.
BAB III
VISI, MISI, FALSAFAH, NILAI DAN TUJUAN RS
A.
VISI.
Menjadi Rumah Sakit Kepercayaan dan Kebanggaan Prajurit, PNS, dan
Keluarganya wilayah Kodam V/Brawijaya serta masyarakat umum di
wilayah Jember dan sekitarnya.
B.
MISI.
1.
Menyelenggarakan dukungan kesehatan yang handal
2.
Memberikan pelayanan kesehatan yang prima .
3.
Meningkatkan kualitas sumber daya yang dimiliki melalui
pendidikan dan pelatihan yang berkelanjutan sesuai bidang dan
profesinya.
C.
FALSAFAH.
Falsafah Rumah Sakit Tk. III Baladhika Husada yaitu :
Profesional,empati,dedikasi ,universal,loyal,inisiatif.
D.
NILAI.
Untuk mewujudkan visi dan misi, Rumah Sakit Tk. III Baladhika Husada
menganut nilai-nilai yang berpihak kepada kepentingan Prajurit, PNS, dan
keluarganya serta masyarakat umum yaitu:
1.
2.
3.
4.
Non diskriminatif
Tidak ada perbedaan dalam pelayanan baik Dinas maupun Umum
semuanya memiliki kesempatan yang sama kecuali kasusnya.
Profesional
Pelayanan diberikan sesuai bidang ilmu pengetahuan yang dimiliki.
Solid
Pelayanan diberikan atas dasar kerjasama dan kekompakan
dengan memperhatikan koordinasi, integritas dan berlanjut.
Komitmen
8
5.
E.
TUJUAN.
Tujuan Rumah Sakit Tk. III Baladhika Husada yaitu:
1.
Membangun budaya organisasi yang kondusif dan sense of service.
2.
Mewujudkan pelayanan kesehatan prima berbasis kepuasan
pelanggan.
3.
Menyelenggarakan pelayanan kesehatan yang terintegrasi sesuai
standar, menuju persaingan di tingkat Nasional.
4.
Mengintegrasikan pelayanan dan pendidikan untuk meningkatkan
mutu pelayanan dengan mengikuti perkembangan ilmu pengetahuan dan
teknologi kedokteran.
BAB IV
TATA LAKSANA MANAJEMEN FASILITAS DAN KESELAMATAN
A.
g.
h.
b.
(1)
(2)
3)
HbsAg
Anti HIV (dengan surat pernyataan).
(e)
SGOT
(f)
SGPT
(g)
Gamma GT
(h)
Foto Thorax
b)
Pemeriksaan Kesehatan berkala 2 tahunan yaitu
pemeriksaan yang dilakukan setiap 2 tahun sekali bagi
petugas yang bekerja di Unit Pelayanan Pasien secara
langsung.
Pemeriksaan ini dilakukan untuk bagian:
(1)
Rekam Medis
(2)
Gizi
(3)
Administrasi Rawat Jalan
(4)
Administrasi Rawat Inap
(5)
Informasi
(6)
Pengemudi
(7)
Fisioterapi
(8)
Ekspedisi
(9)
Keamanan
4)
b)
sesuai dengan hasil pemeriksaan laboratorium pada saat petugas
mengalami kecelakaan kerja pada hubungan kerja.
c)
pemberian vaksinasi bagi petugas tiga kali dengan jadwal 0-1-3
(vaksin kedua berjarak 1 bulan dari vaksin pertama, dan vaksin ketiga
berjarak dua bulan dari vaksin kedua), kemudian dilanjutkan pemeriksaan
laboratorium titer Anti Hepatitis B 1 bulan setelah pemberian vaksin
ketiga.
14
5)
a)
Jenis Kecelakaan yang ditangani oleh Rumah Sakit terhadap
petugas:
(1)
kecelakaan yang terjadi berhubung dengan
hubungan kerja / termasuk Penyakit yang
timbul
karena hubungan kerja.
(2)
kecelakaan yang terjadi
dalam perjalanan
berangkat dari rumah menuju tempat kerja dan pulang
ke rumah melalui jalan yang biasa atau wajar dilalui.
b)
Dalam melakukan penanganan terhadap petugas yang mengalami
kecelakaan kerja yang dilakukan oleh rumah sakit adalah :
(1)
Promosi Kesehatan
(a) Melakukan sosialisasi tentang keselamatan
kerja terhadap petugas sebelum melakukan
pekerjaannya.
(b)Pemberian Informasi tentang pencegahan
terjadinya kecelakaan tertusuk jarum melalui
pamflet ditempatkan di tempat kerja masingmasing.
(c) Menekankan
tentang
Pemakaian
alat
pelindung diri yang tepat terhadap petugas.
(2)
(b)
Bila
SGPT
sebelumnya
normal,
pantau SGPT selama 6 bulan, bila SGPT
abnormal kemungkinan terjadi penularan
dan rujuk ke dokter spesialis penyakit
dalam.
6)
(c)
Jika
setelah
3
bulan
terjadi
serokonversi yaitu Anti HCV menjadi positif
lakukan pemantauan
SGPT selama 6
bulan.
(d)
Setelah
pemberian
antiretroviral
lakukan pemantauan hasil pemeriksaan
laboratorium setiap 3 bulan selama 1
tahun.
b)
Setiap petugas yang mengalami kecelakaan kerja
tersebut terus dipantau perkembangan status kesehatan
karyawan selama periode pemantauan dan diserahkan ke
Kaur Tuud dan MFK. Kaur Tuud bersama dengan Pimpinan
Rumah Sakit Tk III Baladhika Husada akan memutuskan
pengobatan selanjutnya bila petugas tersebut positif tertular.
c)
Jika ditemukan kasus khusus akan ditindak lanjuti
bersama Dokter Spesialis.
7)
Pencegahan
dan
pengendalian
benda
tajam
serta
penanganan kecelakaan kerja akibat benda tajam/tertusuk jarum.
Pengertian:
a)
Hazard
ialah
benda
atau
bahan
berpotensi
menimbulkan bahaya pada keselamatan dan kesehatan saat
kerja khususnya pada pemberi pelayanan ataupun penerima
pelayanan pada umumnya.
b)
Yang dimaksud dengan terkena benda tajam adalah
luka tusuk / iris pada karyawan / petugas yang ditimbulkan
oleh benda tajam.
c)
Benda tajam adalah semua benda tajam yang berada
di rumah sakit, baik yang telah digunakan terhadap pasien
yang menderita atau diduga menderita hepatitis B / C dan
atau HIV, antara lain jarum, pisau, gunting, maupun benda
lain yang berpotensi menimbulkan luka.
Panduan Pencegahan dan Penanganan Tertusuk jarum dan
sejenisnya di peruntukkan khususnya bagi petugas yang
berhubungan dengan jarum dan cairan tubuh infeksius,
mencakup unit kerja keperawatan, klinikal (Dokter,
Laboratorium, Fisioterapi, Rehabilitasi Medis, Radiologi), CS
(petugas kebersihan), laundry.
Tujuan pencegahan dan penanganan tertusuk jarum dan
sejenisnya adalah:
a)
Mencegah terjadinya infeksi nosokomial pada pasien,
keluarga, pengunjung, dan petugas pemberi pelayanan
kesehatan dari benda/bahan infeksius dan microorganisme
(Bakteri, kuman, dan Virus) melalui cara kontak, terciprat,
dan sebagainya.
b)
Menjaga kesehatan dan keselamatan petugas.
c)
Mencegah
terjadinya
cidera
akibat
paparan
bahan/benda berpotensi bahaya meliputi, bahan /benda
potensi bahaya (cairan tubuh infeksius) melalui cara kontak,
ataupun terciprat, dsb.
17
sejenisnya.
(2)
Kenali Prosedur /Tindakan
tertusuk jarum atau sejenisnya
(3)
(a)
(b)
yang
berakibat
Hazards lainnya
Pasien anak/gelisah/agresife/uncontrol
Petugas lainnya/diri sendiri
18
(c)
Cairan tubuh infeksius (Darah, Urine, Feses,
Cairan lambung, Cairan luka/exudates dll)
(d)
Mikroorganisme
Virus
Bakteri
Kuman
b)
c)
Hindari
tangan
asisten
secara
langsung di daerah penjahitan.
(2)
Jaga Jarak aman
tangan dengan lubang
pembuangan box jarum bekas saat buang jarum bekas
pakai (Jarak Aman > 10 cm.)
(3)
Jangan paksakan membuang jarum bekas pakai,
saat isi box jarum bekas penuh.
(4)
Segera ganti box pembuangan jarum bekas jika
telah mencapai isi 2/3 bagian dari box jarum bekas.
(5)
Dekatkan Lokasi/letak box jarum bekas saat
tindakan.
d)
Penanganan
tertusuk
jarum
bekas
dan
sejenisnya
Penanganan tertusuk jarum dan sejenisnya di gambarkan
pada alur sebagai berikut dbawah ini:
ALUR PENANGANAN TERTUSUK JARUM
Korban
1. Luka dipijit dan cuci dengan air
2. Lapor atasan atau PJ
3. Segera ke UGD dan membawa
barang bukti.
4. Mengisi
formulir
kejadian
(bisa
Pasien
2. Pencatatan medis
pernah
Ya
Tidak
diperiksa
untuk pemeriksaan
PPIN
Ada
Lihat catatan
medis
Data
Setuju
sumber
Tidak
diperiksa
benda
Ya
tajam?
Tidak
Terinfeksi
atau
tidak
Ya
Pasien
Tidak
diperiksa
Selesai
Selesai
e)
Prosedur penanganan korban tertusuk jarum dan
sejenisnya:
(1)
Lokasi Kejadian
(a)
Segera isolasi benda tajam yang mengenai petugas dan
ditempatkan dalam wadah yang tahan terhadap tusukan sebagai barang
bukti.
(b)
Petugas yang terkena benda tajam harus segera melapor kepada
Penanggung Jawab Ruangan (perawat) / Dokter Jaga. Dalam waktu 1 X 24
jam harus menyerahkan barang bukti tersebut kepada Tim Pengendali
Infeksi Nosokomial.
(c)
Bila tersedia fasilitas untuk melakukan pembersihan luka, segera
lakukan pembersihan luka dengan cara luka tersebut segera dicuci
dengan sabun antiseptik dan air mengalir selanjutnya diberi antiseptik
lokal. Bila terjadi percikan darah pada mukosa hidung dan mulut segera
dibilas dengan guyuran air, bila percikan darah mengenai mata lakukan
irigasi / pencucian mata dengan menggunakan larutan garam fisiologis
(Na Cl 0,9%) atau air steril. Sebagai catatan daerah yang terkena benda
tajam tidak boleh dihisap dengan mulut.
(d)
Penanggung jawab ruangan harus membuat laporan kejadian
(berita acara) yang berisi informasi kejadian, data medis karyawan dan
data medis pasien yang menjadi sumber penularan. Bila data tidak ada,
dilakukan pemeriksaan HBsAG, anti HCV dan anti HIV.
(e)
Rujuk petugas yang tertusuk benda tajam tsb beserta Laporan
Kejadian ke UGD untuk penanganan lebih lanjut.
(f)
Laporan kejadian / berita acara ditanda tangani oleh Penanggung
jawab ruangan / dokter jaga dan petugas yang terkena benda tajam dan
kemudian dilaporkan/diserahkan ke Kaur Tuud dalam waktu 1 x 24 jam.
(2)
Staf UGD
(a)
Segera cuci luka bila belum dilakukan di lokasi kejadian.
(b)
Dokter UGD akan memeriksa pasien untuk menentukan status
kesehatan petugas.
(c)
Dokter UGD akan memutuskan penanganan selanjutnya dengan
mengikuti ketentuan sbb :
21
Bila HBsAg negatif dan tidak kebal, dalam waktu 24 jam lakukan
pemberian HBIG (Hepatitis B Imunoglobulin) dengan dosis 0.06 ml/kg.
Dilanjutkan dengan pemberian vaksinasi hepatitis B sebanyak 3 kali.
Bila sudah kebal, tetapi titer anti HBs < 100 mIU/ml, diberi booster
Jika Anti HBsAg positif dengan titer > 100 mlU/ml tidak perlu
dilakukan tindakan.
Tercemar Hepatitis C (HCV Positif)
Ulang pemeriksaan Anti HCV 3 bulan kemudian, jika hasil Anti HCV
tetap negatif berarti tidak terjadi penularan.
Bila hasil SGPT tetap normal berarti telah terjadi penularan dan
telah sembuh
Contohnya:
(1)Umur
(2) Jenis kelamin
(3)Kekuatan otot
(4)Bentuk dan Ukuran tubuh
(1)
(2)
(3)
(4)
(5)
Penyakit
Gizi
Lingkungan kerja
Sosial ekonomi
Adat istiadat
b)
Anthropometri.
Adalah ilmu yang mempelajari ukuran-ukuran tubuh manusia secara
sistematis. Ketidakserasian antara ukuran tubuh manusia dengan tempat
kerja akan mempengaruhi sikap tubuh saat bekerja sehingga dapat
menyebabkan berbagai gangguan muskuloskeletal, mulai dari nyeri
sampai cedera otot dan memperbesar resiko untuk terjadinya kecelakaan
kerja. Secara teoritis semua peralatan harus di desain untuk
mengakomodasi semua individu, dari yang paling kecil sampai yang paling
besar. Pendekatan yang umum dilakukan adalah mendesain peralatan
atau tempat kerja untuk persentil tertentu dari populasi. Otomatisasi di
tempat kerja tetap harus memperhitungkan ukuran ukuran tubuh
manusia dalam rancangan tempat kerja. Penggunaan data anthropometri
misalnya jarak, jangkauan, postur, kekuatan.
c)
d)
Keterkaitan manusia dan peralatan.
Manusia sebagai pengarah atau pengendali jalannya peralatan dan
peralatan sebagai sarana kerja manusia.
e)
Pengorganisasian kerja.
Menyangkut: Waktu kerja, waktu istirahat dan kerja lembur.
f)
(1)
(2)
(3)
(4)
g)
Kelelahan kerja
(1)
Kelelahan otot
(2)
Kelelahan umum
h)
CTD ( Cumulative trauma disorder ).
Kerusakan trauma cumulative. Penyakit ini timbul karena terkumpulnya
kerusakan kerusakan kecil akibat trauma berulang yang membentuk
kerusakan yang cukup besar dan menimbulkan rasa sakit (rasa nyeri,
kesemutan, dan pembengkakan).
i)
Kesegaran jasmani dan musik.
Kegiatan kesegaran jasmani perlu disesuaikan dengan situasi, kondisi dan
kebutuhan masing masing perusahaan. Pengadaan musik di tempat
kerja sebaiknya dilakukan untuk jenis pekerjaan yang monoton dan
pekerjaan tangan ( manual work ) yang berulang serta pekerjaan lain yang
memerlukan aktivitas mental.
Tata laksana ergonomi:
a)
Sikap tubuh yang benar saat bekerja
(1)
Tidak membungkuk.
(2)
Tidak jongkok.
(3)
Tidak memutar tubuh.
(4)
Tinggi tempat kerja antara tinggi pusat dan tinggi sikut.
(5)
Tidak meraih obyek atau alat kerja melebihi tinggi bahu.
(6)
Letak obyek pada lapang pandang (30 derajat dari masingmasing mata 60 derajat)
b)
Sikap tubuh yang benar saat duduk
(1)
Duduk sedekat mungkin dengan area pekerjaan.
(2)
Duduk di kursi dengan kedua kaki menempel di lantai.
(3)
Duduklah di kursi dengan sandaran punggung sesuai bentuk
tulang belakang.
(4)
Pertahankan posisi duduk yang benar saat bekerja.
c)
(1)
Taruh satu kaki di pijakan dengan posisi lebih tinggi 15 cm
dan bergantian saat aktifitas berdiri lama.
(2)
Jaga posisi bekerja anda pada ketinggian yang sesuai.
(3)
Ganti posisi secara teratur.
(4)
Berdiri pada alas yang nyaman.
d)
25
(2)
Kerja statis
Kontraksi otot terjadi untuk waktu yang lama, biasanya untuk
mempertahankan posisi tubuh tertentu. Di banding kerja dinamis, maka
kerja statis konsumsi energi lebih tinggi, frekwensi jantung lebih cepat dan
memerlukan waktu istirahat yang lebih panjang. Daya tahan untuk bekerja
secara statis jauh lebih kecil dari pada kerja dinamis, karena terjadinya
hambatan pada aliran darah, sehingga menghambat pertukaran oksigen.
g)
Kerja Shift
Dalam merancang kerja shift perlu diperhatikan berbagai hal:
(1)
Kemampuan pekerja untuk beradaptasi.
(2)
Pemeriksaan kesehatan yang perlu dilakukan.
(3)
Pola pergantian shift.
h)
a)
b)
Pemilihan APD
Aspek-aspek lain yang diperlukan dalam pemilihan alat pelindung diri:
(1)
Bentuk cukup menarik.
(2)
Dapat dipakai secara fleksibel.
(3)
Tahan untuk pemakaian yang cukup lama dan tidak
menyebabkan rasa ketidaknyamanan yang berlebihan.
(4)
Dapat memberikan perlindungan yang ada terhadap bahaya
yang spesifik yang dihadapi oleh tenaga kerja.
(5)
Tidak menimbulkan bahaya tambahan bagi pemakainya yang
disebabkan bentuk dan bahannya tidak tepat atau salah dalam
penggunannya.
c)
Macam-macam APD
(1)
Perawatan Umum dan Gigi
(a)
Masker: untuk menghindari kontaminasi penyakit melalui alat
pernapasan. Masker dipasang menutup mulut dan lubang hidung
dan kedua tali diikat ke belakang dengan rapi. Digunakan pada saat
menghadapi pasien yang mempunyai kemungkinan penularan
penyakit melalui udara dan diri si petugas bila mengalami flu.
27
(b)
Baju khusus (SKORT): untuk menghindari kontaminasi
penyakit menular. Baju khusus (SKORT) dipakai menutup bagian
belakang dengan rapi digunakan pada saat ada tindakan di kamar
(misal: kemoterapi).
(c)
Sarung tangan: untuk melindungi tangan dari alat tajam.
(d)
Khusus untuk poli gigi, tidak menggunakan apron/baju
khusus.
(2) Perawatan Khusus (Kebidanan)
(a)
Masker:
untuk
menghindari
kontaminasi
penyakit melalui alat pernapasan. Masker dipasang menutup mulut
dan lubang hidung dan kedua tali diikat ke belakang dengan rapi.
Digunakan pada saat menghadapi pasien yang mempunyai
kemungkinan penularan penyakit melalui udara dan diri si petugas
bila mengalami flu.
(b)
Baju khusus (SKORT): untuk menghindari
kontaminasi penyakit menular dan untuk menghindari kontaminasi
penyakit melalui kontak langsung. Baju khusus (SKORT) dipakai
menutup bagian belakang dengan rapi digunakan pada saat ada
tindakan di kamar bersalin/kamar bayi.
(c)
Sarung tangan: untuk menghindari kontaminasi
penyakit melalui kontak langsung dan untuk melindungi tangan
dari alat tajam. Sarung tangan dipakai sesuai ukuran masing
masing tangan petugas digunakan pada saat ada tindakan di
kamar bersalin/kamar bayi.
(d)
Sandal: untuk melindungi kuman yang terbawa.
Sandal dipakai oleh seluruh petugas kamar bersalin/kamar bayi
selama bertugas.
(e)
Sepatu tertutup: untuk menghindari kaki dari
percikan percikan darah. Sepatu tertutup digunakan pada saat
menolong persalinan normal.
(f)
Kacamata (goggle): untuk melindungi mata dari
percikan percikan darah/bahan lain. Kacamata (goggle)
digunakan pada saat menolong persalinan normal.
(3)
(c)
Kacamata (goggle): untuk melindungi mata dari
percikan darah/bahan lain. Kacamata (goggle) digunakan
pada saat membersihkan bahan/alat kotor
(4)
Gizi
(a)
Celemek: untuk melindungi tubuh dari percikan air
pada saat membersihkan alat dan memasak. Celemek
digunakan pada saat bekerja di dapur atau sedang
membersihkan peralatan masak.
(b)
Safety shoes untuk melindungi kaki menghindari agar
tidak terpeleset pada saat bekerja di dapur. Safety shoes
digunakan pada saat bekerja di dapur.
(c)
Kain lap: untuk melindungi tangan agar terhindar dari
panasnya alat. Kain lap digunakan untuk memegang
peralatan yang panas.
(d)
Tutup kepala: untuk melindungi rambut. Tutup kepala
digunakan pada saat bekerja.
(e)
Sarung tangan plastik: untuk melindungi tangan agar
terhindar dari kotoran. Sarung tangan plastik digunakan pada
saat meracik buah atau makanan matang
(5)
Radiologi
(a)
Apron: untuk proteksi bahaya radiasi. Apron digunakan
pada saat melakukan tindakan.
(b)
Film badge: untuk mendeteksi banyaknya radiasi yang
diterima. Film badge dikenakan pada saat melakukan
tindakan.
(c)
Kacamata Pb: untuk melindungi mata dari bahaya
radiasi. Kacamata Pb digunakan pada saat melakukan
tindakan fluoroscopy.
(6)
Laboratorium
(a)
Jas Lab: untuk melindungi tubuh dari percikan reagen
atau bahan lain. Jas lab digunakan pada saat bertugas di
laboratorium.
(b)
Sarung tangan: untuk menghindari kontaminasi
penyakit melalui kontak langsung dan untuk melindungi
tangan dari alat tajam. Sarung tangan digunakan pada saat
melakukan tindakan.
(c)
Masker: untuk menghindari kontaminasi penyakit
melalui alat pernapasan. Masker digunakan pada saat
bertugas di laboratorium saat karyawan sedang terkena flu.
(7)
Housekeeping
(a)
Sabuk pengaman: untuk melindungi diri agar tidak terjatuh
dari tempat yang tinggi. Sabuk pengaman digunakan pada saat
membersihkan daerah/gedung yang tinggi.
29
(b)
Sarung tangan: untuk menghindari kontaminasi penyakit
melalui kontak langsung. Sarung tangan digunakan pada saat
membersihkan toilet atau bila mencampur bahan pembersih.
(c)
Masker: untuk menghindari kontaminasi penyakit melalui alat
pernapasan. Masker digunakan pada saat membersihkan toilet atau
bila mencampur bahan pembersih.
(8)
Laundry
(a)
Baju khusus: untuk melindungi tubuh dari kontaminasi
penyakit. Baju khusus digunakan pada saat mengambil bahan kotor
(misal : laken kotor).
(b)
Sarung tangan: untuk menghindari kontaminasi penyakit
melalui kontak langsung. Sarung tangan digunakan pada saat
memisahkan bahan.
(c)
Masker: untuk menghindari kontaminasi penyakit melalui alat
pernapasan. Masker digunakan pada saat memisahkan atau
mengambil bahan kotor (misal : laken kotor).
(9)
Maintenance
(a)
Earmuff: untuk melindungi telinga dari kebisingan. Earmuff
digunakan pada saat di daerah bising.
(b)
Kedok: untuk melindungi mata dari percikan api las. Kedok
digunakan pada saat mengelas.
(c)
Masker: untuk melindungi tersedotnya debu atau partikel
kecil ke saluran pernapasan. Masker digunakan pada saat
membersihkan daerah berbau atau menggergaji sesuatu.
(d)
Sarung tangan karet: untuk melindungi tangan dari kotoran.
Sabuk pengaman digunakan pada saat memperbaiki di daerah
yang tinggi.
(e)
Sabuk pengaman: untuk melindungi agar tidak terjatuh dari
tempat tinggi. Sarung tangan digunakan pada saat memperbaiki
daerah yang kotor
(10) Rekam Medis
Masker: untuk melindungi terhisapnya debu ke saluran pernapasan.
Masker digunakan pada saat mengambil dan menyusun berkas.
(11) Farmasi
(a)
Masker: untuk melindungi terhisapnya serbuk obat ke saluran
pernapasan. Masker digunakan pada saat meracik obat
(b)
Sarung tangan karet: untuk melindungi tangan dari obat.
Sarung tangan karet digunakan pada saat meracik obat.
30
c.
8)
Tenaga listrik pengganti di ruang dan peralatan medis yang
vital
Jaminan ketersediaan supply listrik cadangan sangat
dibutuhkan saat aliran listrik dari PLN terputus, terutama di
ruang-ruang dan pada peralatan medis yang vital, dimana
supply listrik tidak boleh terputus. Tenaga listrik pengganti
berupa Genset, di mana ketersediaannya harus memiliki
persyaratan:
a)
Memiliki kapasitas (KVA) yang memadai sesuai dengan
kebutuhan ruangan/ alat.
b)
Pemeliharaan dan pengecekan kondisi dilakukan secara
rutin atau
berkala.
Jenis ruangan yang harus memiliki tenaga listrik pengganti
tersebut adalah:
a)
R. ICU
b)
R. UGD
c)
R. Bedah
d)
R. Emergency
e)
R. Laboratorium
f)
R. Radiologi (daerah tertentu seperti: alat yang
menggunakan system computer untuk penyimpan data )
g)
R. Sentral Komputer
2.
c.
Penyimpanan B3
1)
Penyimpanan B3 berada di gudang dan berada di bawah
koordinator pengadaan Rumah Sakit Tk. III Baladhika Husada.
2)
Masing-masing unit atau bagian yang memerlukan B3 menyimpan
di masing-masing ruangan di gudang antara dan penanganan bahan
kimia berbahaya di ruangan-ruangan yang memiliki B3 agar terjamin
keamanannya dan tidak terjadi kontaminasi.
3)
Pengawasan audit bahan kimia berbahaya sehubungan dengan
penggunaan alat-alat pelindung diri ( APD ) oleh semua Kepala Bagian
dan Kepala Unit yang mempunyai gudang antara yang berisi B3 di
ruangannya.
4)
Pengendalian Lingkungan Kerja yang aman terhadap bahan-bahan
B3 dengan cara sosialisasi prosedur penanganan kebocoran dan
tumpahan serta penyakit-penyakit akibat kerja yang disebabkan faktor
kimia dan cara pencegahannya pada waktu sosialisasi.
5)
Penyimpanan B3 utama diserahkan kepada bagian logistik.
6)
Penyimpanan di gudang utama B3 ini berlaku untuk bahan-bahan
yang bersifat korosif, eksplosif dan flammable.
7)
Masing-masing unit kerja yang mempunyai B3 harus mempunyai
gudang antara yang berfungsi untuk menyimpan B3 dalam jumlah kecil.
8)
Prosedur permintaan dari unit kerja ke bagian pengadaan
ditentukan oleh bagian pengadaan.
Distribusi B3
1)
Jadwal pengambilan untuk masing-masing bagian atau unit
yang mempunyai B3 ditentukan oleh bagian logistik.
34
d.
Penggunaan B3
Unit / ruangan yang memerlukan, menyimpan, menggunakan B3,
memiliki bahan kimia B3 di ruangannya masing-masing,
mempunyai tanggungjawab sebagai pengguna B3 adalah:
1)
Melaporkan, mengawasi pengadaan B3 di masing-masing
ruangan: jadwal permintaan, ketersediaan barang B3 dari gudang
pengadaan dan MSDS barang B3.
2)
Melaporkan, mengawasi petugas / staf ruangan yang lalai
dan tidak menggunakan APD.
3)
Melaporkan,
mengawasi
jumlah
petugas
yang
terkontaminasi paparan B3 akibat kerja.
4)
Mengevaluasi pelaksanaan pengelolaan B3 di ruangan
masing-masing.
e.
Pengelolaan Limbah B3
Limbah adalah bahan sisa pada suatu kegiatan dan atau proses
produksi. Limbah bahan berbahaya dan beracun (B3) adalah setiap
limbah yang mengandung bahan berbahaya dan atau beracun
yang karena sifatnya dan atau konsentrasinya dan atau jumlahnya,
baik secara langsung maupun tidak langsung dapat merusak dan
atau
mencemarkan
lingkungan
hidup
dan
atau
dapat
membahayakan kesehatan manusia. Limbah B3 dari rumah sakit
merupakan salah satu aspek yang sangat penting di dalam
menunjang citra pelayanan rumah sakit dan melindungi,
memelihara dan meningkatkan kesehatan tidak saja pasien,
petugas kesehatan, tetapi juga masyarakat sekitar rumah sakit.
f.
NO
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
KOH 10%
H2O2 3%
g.
X
X
h.
Paparan / Kecelakaan B3
Pengertian Paparan Kontaminasi dengan bahan B3 adalah
kecelakaan kerja pada saat petugas sedang menangani bahan B3 saat
bekerja secara tidak di sengaja. Bahan B3 tersebut tumpah, terciprat atau
mengkontaminasi kontak langsung pada kulit, kulit luka/mata, terhirup,
tertelan atau tidak sengaja termakan/terminum bahan B3 di lingkungan
kerjanya.
1)
2)
a)
Menentukan penanganan yang baik dan benar
b)
Mengurangi resiko bahaya yang lebih besar bila terjadi
kontaminasi
c)
Mencegah terjadinya kontaminasi lanjutan atau efek
samping cairan.
a)
Penanganan bila terjadi kontak langsung harus dilakukan
sesegera mungkin.
b)
Penanganan bila terjadi kontak langsung sesuai dengan
Lembar Data Pengaman
c)
Setiap unit kerja yang mempunyai B3 harus membuat
prosedur penanganan akibat kontaminasi.
d)
Pedoman
pembuatan
prosedur
penanganan
akibat
kontaminasi B3 dapat dilihat pada MSDS masing-masing zat.
38
e)
Petugas yang bekerja dengan menggunakan B3 harus
memakai alat pelindung diri yang telah ditetapkan.
f)
Kontaminasi akibat kerja dengan menggunakan B3 harus
dilaporkan kepada MFK.
g)
Penanganan akhir untuk setiap kontaminasi yang terjadi
harus ditangani di UGD dan dilaporkan kepada Tim K3 Rumkit
Ba;adhika Husada.
3)
Prosedur penanganan kontak langsung paparan B3
pada kulit atau kulit luka akibat gelas atau objek tajam:
a)
Tanggalkan sarung tangan
b)
Bilas kulit yang terkena paparan B3 langsung di bawah
air mengalir
c)
Bersihkan
kulit
dari
sisa
bahan
B3
dengan
menggunakan sabun cair antiseptik
d)
Bilas kulit dengan menggunakan air mengalir
e)
Jika kulit tidak sobek, seka area dengan kassa yang
dibasahi larutan chlorin 5% dan bilas dengan air hangat. Jika
kulit sobek, pakai H2O2 3%
f)
Keringkan kulit dengan kertas tissue
g)
Tanggalkan seluruh pakaian pelindung
h)
Catat jenis bahan B3 yang terpapar dan kemungkinan
disiapkan antidot khusus (lihat MSDS)
i)
Laporkan ke kepala seksi dan periksa ke Unit Gawat
Darurat
j)
Lengkapi format kecelakaan yang disediakan UGD
4)
B3:
a)
Bila tertusuk jarum yang mengandung obat kemoterapi
atau telah terkontaminasi, jangan segera mengangkat jarum
b)
Tarik plunger kembali untuk menghisap obat-obat yang
mungkin telah terinjeksi. Jangan menghisap langsung dengan
mulut
c)
Angkat jarum dari kulit dan tutup jarum, kemudian
dibuang
d)
Tanggalkan sarung tangan
e)
Keluarkan darah tempat tersuntik dengan pijitan keras
di bawah air mengalir
f)
Jika perlu, gunakan syringe dan jarum baru untuk
mengambil obat dari jaringan
g)
Bilas kulit dengan air mengalir
h)
Bersihkan kulit dengan cairan sabun dan bilas lagi
dengan air mengalir
i)
Tanggalkan semua pakaian pelindung
j)
Catat jenis obat dan perkiraan jumlah obat yang
terinjeksi
k)
Laporkan ke kepala seksi dan periksa ke Unit Gawat
Darurat
39
l)
Suntikkan antidote yang spesifik jika perlu (sesuai
MSDS)
m)
Lengkapi format kecelakaan
5)
6)
j.
Pengadaan B3
Perlu diperhatikan sebelum menggunakan bahan kimia yaitu
perhatikan label nama kimia, baca isi / bahan aktif bahan kimia, baca
aturan pakainya, bila ada, pelajari MSDS nya, gunakan APD (Alat
Pelindung Diri), tutup rapat botol / wadah, simpan di tempat yang aman,
hindari api.
1)
2)
yang
menyimpan,
a)
Jumlah kuantitas barang B3 di gudang antara dan
pemakaian hariannya
b)
Melakukan stock opname di ruangan masing-masing
sesuai dengan jumlah kebutuhan pemakaian
c)
Mencatat, memperhatikan, menilai kualitas barang B3
mengenai tanggal kadaluwarsa, cara pemakaian barang B3
agar terjamin keamanan dan keselamatan kerja bagi
pemakai barang B3, dimana semua petugas yang memiliki,
menyimpan, memakai barang B3 wajib bertanggungjawab di
masing-masing ruangannya.
3)
k.
Spill kit
1)
Spill kit adalah perlengkapan yang digunakan untuk
menangani tumpahan :
a)
B3 / Bahan berbahaya dan Beracun (Cairan kimia
berbahaya yang bersifat mudah meledak, mudah terbakar,
korosif, dapat mengganggu kesehatan dan mencemarkan
lingkungan)
41
2)
b)
Bahan infeksius (Cairan yang dihasilkan dari tubuh
pasien seperti darah, tinja, urin, sputum,muntahan dll).
Prosedur
a)
Siapa yang melaporkan tumpahan:
(1)
Tenaga kesehatan / non kesehatan (petugas
Rumah Sakit Tk. III Baladhika Husada, kontraktor) yang
pertama kali menemukan tumpahan.
(2)
Pasien, pengunjung / keluarga pasien yang
datang ke Rumah Sakit Tk. III Baladhika Husada.
b)
Siapa yang melakukan penanganan tumpahan:
(1)
Tenaga kesehatan (petugas Rumah Sakit Tk. III
Baladhika Husada) yang pertama kali menemukan
tumpahan.
(2)
Tenaga non kesehatan ( kontraktor )
3)
JUMLAH
Kantong ungu
Masker hijau
Sarung tangan ungu
Gaun / apron plastic
Tutup kepala
Sepatu
Kacamata google
Air bersih
Tisu towel / kain lap
Tanda peringatan
Sapu dan pengki
Formulir laporan kejadian
Wadah botol untuk pecahan kaca
Cairan cuka
Cairan basa ( Na OH )
Penjapit / pinset
2 buah
2 buah
2 pasang
2 buah
2 buah
1 buah
1 botol
1 boks
1 sign board
1 set
1 lembar
1 botol
1 botol
1 botol
1 buah
KETERANGA
N
Sekali pakai
Sekali pakai
Sekali pakai
Sekali pakai
Sekali pakai
Sekali pakai
Sekali pakai
Sekali pakai
DAFTAR ISI
KOTAK TUMPAHAN BAHAN INFEKSIUS
N
O
1
2
3
JUMLAH
Kantong kuning
Masker hijau
Sarung tangan medis
2 buah
2 buah
2 pasang
42
KETERANGA
N
Sekali pakai
Sekali pakai
Sekali pakai
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
2 buah
2 buah
1 botol
1 botol
1 botol
1 boks
1 sign board
1 set
1 lembar
1 botol
1 buah
Sekali pakai
Sekali pakai
Sekali
Sekali
Sekali
Sekali
pakai
pakai
pakai
pakai
Sekali pakai
Penanganan tumpahan:
a) Amankan area tumpahan dengan tanda/kursi.
b) Buka spill kit, pasang tanda peringatan di area tumpahan.
c) Gunakan APD (masker, sarung tangan, gaun, tutup kepala,
sepatu, kacamata google)
d) Batasi penyebaran tumpahan dengan tisu/kain lap sekali
pakai:
(1) Untuk tumpahan B3 dalam bentuk cairan, serap
dengan tisu/kain lap sekali pakai untuk menutupi
tumpahan lalu masukan kedalam kantong ungu.
(2) Untuk tumpahan B3 dalam bentuk serbuk, basahi
tisu/kain lap sekali pakai dengan air untuk menutupi
tumpahan serbuk lalu sapu dan masukan kedalam
kantong ungu.
e) Bersihkan area tumpahan dengan cara:
(1) bersihkan
material
tumpahan
dengan
menggunakan skop atau sapu dan pengki kecil sampai
benar-benar bersih.
(2) Buang bahan penyerap bahan tumpahan tadi
dengan kantong ungu.
(3) dekontaminasi area tumpahan dengan detergen
sebanyak 3 kali lalu semprotkan disinfektan, biarkan
selama 2 menit kemudian keringkan dengan tisu/kain
lap sekali pakai lalu buang ke kantong ungu.
(4) Lakukan hal di atas 3 kali berturut-turut sampai
benar-benar bersih.
(5) Lepaskan APD dan masukan kedalam kantong
ungu.
(6) Cuci tangan dengan sabun dan air mengalir.
(7) Laporkan kebagian Urdal rumah sakit untuk
pembersihan lebih lanjut.
5)
MANAJEMEN EMERGENSI
a.
Pengertian
1)
Keadaan darurat/bencana adalah setiap kejadian yang dapat
menimbulkan gangguan terhadap kelancaran operasional/kegiatan
di lingkungan Rumah Sakit Tk. III Baladhika Husada: Kebakaran,
Gangguan tenaga, Gangguan Keamanan (huru-hara), Bencana
alam (Gempa Bumi), Bencana massal, dll.
2)
Tanggap
darurat
adalah
penanganan
keadaan
darurat/bencana secara darurat setiap terjadi kejadian, yang terjadi
di rumah sakit, antara lain: kejadian kebakaran, kecelakaan,
peledakan, gangguan.
b.
Tujuan
1)
Membentuk peningkatan suatu kesadaran dan kewaspadaan
bencana serta langkah tindak petugas Rumah Sakit Tk. III
Baladhika Husada, para penyewa ruangan dan kontraktor jika
terjadi keadaan darurat Kebakaran, bencana dan evakuasi.
2)
Sebagai pedoman agar tugas-tugas Tim Penanggulangan
Kebakaran/Bencana (TPB) Rumah Sakit Tk. III Baladhika Husada,
dapat terlaksana sesuai dengan Pedoman dan standar prosedur
operasional yang ada.
3)
Sebagai pedoman atau petunjuk bagi pejabat K3 RSatau
yang
tercantum
dalam
Organisasi
tim
Penanggulangan
Kebakaran/Bencana, sehingga mekanisme penanggulangannya
dapat berjalan dengan lancar, efektif dan efesien dibawah satu
komando.
c.
Pengaturan jaga
Dilakukan 24 jam dengan pengaturan jaga dibagi dalam 3 Shif dan
masing-masing Shif dipimpin seorang Komandan Regu atau Penanggung
jawab ruangan.
d.
Denah Ruangan
Denah ruangan yang didalamnya termuat jalur evakuasi, tempat
APAR, ruangan beresiko, dimana denah tersebut berada disetiap ruangan
maupun ruangan perawatan serta ruangan area publik.
e.
Fasilitas keselamatan
44
NO
.
1.
Jika pasien UGD telah mencapai jumlah > 100 orang, maka mulai
dipersiapkan
rujukan
ke
rumah
sakit
terdekat.
Tim
Penanggulangan Kebakaran/Bencana sbb:
SEBUTAN
TUGAS
JABATAN STRUKTURAL
JABATAN
POKOK
Komandan
Kepala Rumah Sakit Tk III Pimpinan tertinggi dalam
Baladhika Husada
operasi Penanggulangan
Keadaan Darurat.
2.
Wakil.
Komandan
3.
Komandan
Ruangan
4.
Tim
Pemadam
Api
Menanggulangi keadaan
darurat pada tingkat awal,
mengatur pelaksanaan
evakuasi/ penyelamatan
ruangan ybs.
6.
Pj. Dokter UGD/Tim Kode Biru
Pj. Perawat UGD
Tim Medis
7.
8.
9.
Pj. teleponis
Pj. Humas
Tim
Komunikasi
Mengatur mekanisme
sistem perawatan /
pertolongan terhadap
pasien / korban.
Pj Piket
Melaksanakan komunikasi
intern dan ekstern.
Bagian Tehnik
Mengamankan
evakuasi
dan
arus
lalu
lintas
kendaraan.
Tim
Pengamanan
Bagian
Engineering
g.
Wakil Komandan:
a)
Memimpin dan mengkoordinir area tiap ruangan
melaksanakan tugas.
b)
Mengambil alih tugas Komandan bila tidak hadir atau
berhalangan.
3)
c)
Berikan laporan-laporan singkat dan jelas tentang
situasi terakhir
4)
5)
Tim Evakuasi:
a)
Memimpin & mengkoordinir regu evakuasi tiap-tiap
ruangan jika diperlukan, agar evakuasi ini dapat berlangsung
dengan tenang & tertib.
b)
Selalu berkomunikasi dengan
komandan untuk
memberikan laporan-laporan tentang situasi terakhir serta
menerima instruksi dari komandan dengan jelas dan pasti.
c)
Membantu
petugas
P3K
untuk
memberikan
pertolongan bila terjadi kecelakaan.
d)
Melakukan pencatatan data-data evakuasi yang
diperlukan.
Tim Medis:
a)
Bekerjasama dengan Komandan dalam memutuskan
untuk meminta bantuan ambulance.
b)
Bekerjasama
dengan
bagian
evakuasi
untuk
memberikan bantuan jika terjadi kecelakaan pada saat
evakuasi.
c)
Memberikan
pertolongan
pertama,
jika
terjadi
kecelakaan pada saat evakuasi.
d)
Menentukan prioritas pasien yang akan di evakuasi
terlebih dahulu dan mendampingi evakuasi pasien dengan
kondisi buruk.
6)
Tim Komunikasi:
a)
Memimpin para operator telepon untuk berkomunikasi
dengan pemakai ruangan maupun para tamu dan menjaga
agar mereka tetap tenang serta mengikuti petunjuk-petunjuk
yang ada.
b)
Selalu siap untuk menghubungi unit luar (Ambulance,
Pemadam
kebakaran,
Kepolisian)
atas
permintaan
Komandan.
c)
Menjaga agar selalu ada komunikasi dengan
Komandan sehingga selalu siap untuk hal-hal yang
diperlukan.
7)
Tim Pengamanan:
a)
Memimpin dan mengkoordinir regu pengaman, baik
diluar gedung maupun didalam gedung agar situasi dapat
dikuasai & dijaga agar selalu tertib aman terkendali.
b)
Selalu berkomunikasi dengan Komandan untuk
memberikan laporan-laporan tentang situasi terakhir serta
menerima instruksi dari Komandan.
c)
Mempersiapkan semua peralatan yang diperlukan
untuk tugas-tugas pengamanan.
47
8)
h.
Bagian Engineering:
a)
Memastikan semua sistem listrik & yg berkaitan dgn
pekerjaan teknik berjalan dgn baik.
(1) Generator.
(2) Lampu penerangan
(3) Komunikasi dll.
b)
Selalu
berkomunikasi
dgn
Komandan
untuk
memberikan laporan tentang situasi terakhir yang terkait dgn
tugas bagian engineering.
(b)
Jangan membawa atau memakai barangbarang yang dapat menyulitkan pelaksanaan
evakuasi. Berikan prioritas kepada orang yang
paling lemah fisiknya.
(c)
Apabila hendak membuka pintu, rabalah
dan rasakan terlebih dahulu pintunya, untuk
menyakinkan bahwa di balik pintu tidak ada api.
(d)
Menuruni tangga dengan cara berjajar dan
berturut-turut sesuai lebar/kapasitas tangga.
(e)
Bila memungkinkan, tutuplah semua pintu
dan jendela untuk menghambat rambatan api.
48
(f)
Apabila terperangkap asap, bernafaslah
dengan
pendek-pendek
melalui
hidung,
bergeraklah dengan cara merangkak karena asap
cenderung berada di bagian atas. Apabila
terpaksa harus menerobos asap, tahanlah nafas,
kalau perlu pakai masker yang berada di Kotak
Perlengkapan Pemadam. Keluar menuju halaman
dan berkumpul di tempat yang cukup aman serta
melapor
kepada
Komandan
Regu
Evakuasi/Komandan ruangan masing-masing.
2)
Penyelamatan.
Pelaksanaan penyelamatan di tiap ruangan, dikoordinir oleh
Komandan ruangan masing-masing,
dilaksanakan bersamaan
dengan pelaksanaan evakuasi personil, material dan dokumen
yang perlu diamankan:
a)
Penyelamatan/pengamanan personil:
(1)
Bila
memungkinkan,
berikan
pertolongan
pertama ditempat kepada korban.
(2)
Korban segera dibawa ke tempat yang aman
dengan melalui jalur evakuasi untuk selanjutnya
diserahkan kepada Team Medis.
(3)
Mengamankan petugas maupun pengunjung dari
lokasi kebakaran agar tidak terjadi korban jiwa.
(4)
Mengamankan pasien-pasien, terutama yang
memerlukan perawatan khusus yang lebih aman dari
kebakaran.
b)
Pengamanan material:
(1)
Amankan
material
sesuai
prioritas
yang
ditentukan oleh masing-masing bagian.
(2)
Siapkan tempat atau wadah yang siap pakai
untuk material yang perlu diselamatkan pada setiap
bagian (troly barang) tempat pengungsian material
dialokasikan ditempat yang tidak mudah terjangkau
oleh api.
c)
Pengamanan dokumen:
(1)
Jika
memungkinkan
seleksi/pilih
dokumendokumen yang penting untuk diselamatkan, dokumen
tidak penting tidak perlu dibawa karena akan
menyulitkan dalam pelaksanaan penyelamatan.
(2)
Membawa dokumen yang perlu disesuaikan
dengan batas kemampuan (jangan melebihi batas
kemampuan).
(3)
Berjalan dengan cepat tetapi tidak lari, melalui
jalur evakuasi yang ada (koridor, tangga).
(4)
Himpun
semua
dokumen
yang
berhasil
diselamatkan pada tempat berkumpul.
49
3)
i.
Penanggulangan bencana
1)
Prosedur pelaksanaan tanggap darurat penanggulangan
Bencana
50
a)
Jika keadaan darurat/bencana terjadi didalam rumah
sakit maka:
b)
Hubungi ke Posko Keamanan/Piket Ext. 123, untuk
menginformasikan kejadian tersebut (Apa yang terjadi dan
lokasi/tempat kejadiannya)
c)
Pawas Lapor/Hubungi ke Komandan.
d)
Komandan:
(1)
Segera ke Posko Keamanan (stand by) dan ambil
alih komando penanggulangan bencana.
(2)
Lakukan
langkah
pencegahan
atau
penangananya atas kejadian tersebut sesuai Standar
Prosedur Operasional (SPO).
2)
Prosedur pelaksanaan tanggap darurat penanggulangan
bencana massal.
a)
Jika korban massal yang berlangsung dibawa ke Rumah
Sakit Tk. III Baladhika Husada, maka:
(1)
Penanggulangan Bencana Massal diambil alih
komandonya oleh Komandan UGD (dokter jaga UGD).
(2)
Komandan UGD akan memerintahkan operator
untuk paging kode bencana.
(3)
Seluruh speaker didalam rumah sakit akan
berbunyi dan terdengar di semua ruangan.
(4)
Seluruh anggota Tim melakukan penanganan
sesuai Prosedur tugas & tanggung jawabnya masingmasing sesuai komando dari Komandan UGD.
(5)
Jika pasien melebihi 200 orang, maka Dokter jaga
atau penanggung jawab UGD saat itu, akan melapor
dan meminta persetujuan kepada Kasub Instal Gadar,
bahwa pasien berikutnya akan dialihkan ke rumah
sakit lain yang terdekat.
N
O
SEBUTAN
JABATAN
1.
Komandan
UGD
(6)
Tim
sbb:
JAB.
STRUKTUR
AL
Dokter Jaga a.
UGD
b.
c.
d.
e.
f.
g. Memantau
pelaksanaan
penanganan
korban.
h. Memastikan keterlibatan unit pendukung
dalam penanganan pada korban.
i. Memantau status siaga dan menetapkan
tingkat siaga berikutnya bila perlu.
j. Meminta kepada Kasub Instal Gadar untuk
menutup
UGD
bila
jumlah
korban
mencapai 200 orang.
2.
Wakil
komandan
UGD
Pj. Perawat
UGD
3.
Perawat
Pengganti
( DO )
Perawat
Pengganti
a. Memastikan
terlaksananya
mobilisasi
tenaga bantuan dan ketersediaan tenaga.
b. Memastikan
ketersediaan
kamar
perawatan.
c. Memastikan ketersediaan obat-obatan dan
logistik.
d. Memastikan kesiapan kamar operasi dan
ICU.
e. Menjadi penghubung pasien yang sudah
ditangani dan perawat ruang perawatan.
4.
Tim Medis
Melakukan pemeriksaan
korban sesuai prioritas
5.
Pj. Ruang
Bedah.
Dokter
Umum dan
Spesialis
Pj. Ruang
Bedah
6.
Pj. Ruang
ICU
Pj. Ruang
ICU
7.
Tim
Komunikas
i
Humas.
Operator
a. Mengkoordinasi
pemberian
informasi
kepada keluarga, Kepolisian dan Media
masa.
b. Melaksanakan komunikasi intern dan
ekstern.
c. Menjamin
tersedianya
cadangan
komunikasi
d. Membantu menghubungi RS rujukan.
dan
pertolongan
52
8.
Pj. Logistik
Pj. Logistik
9.
Pj. Farmasi
Pj. Farmasi
10 Tim
. Radiologi
Pj.
Radiologi
Menjamin
bid.Radiologi.
11 Tim
. Laboratori
um
Pj.
Laboratoriu
m
Menjamin
kelancaran
pengambilan
pemeriksaan sampling darah dan pengiriman
hasil.
12 Tim
. Administra
si
Pj.Administr
asi
13 Tim
. Keamanan
Piket,
Urpam
14 Tim Tehnik
.
Bag. Tehnik
15 Tim
. transporta
si
Pj.
Transportas
i
Menyiapkan
ambulance,
kendaraan
operasional lain dan penderita yang akan
dirujuk ke rumah sakit lain.
kelancaran
Pemeriksaan
TINGKAT
SIAGA
Siaga 1
20 40
Korban
Siaga 2
41 60
korban
PETUGAS YG
HARUS DINAS
PEJABAT YG
DIHUBUNGI
Semua dokter
jaga
yang
bertugas
b.
Dokter
Spesialis
bidang
terkait
c.
Perawat
tambahan
dari
unit lain
d.
Perawat
pengganti
e.
Petugas
Humas
f.
Petugas Kamar
Bedah bila ada
kasus yang perlu
tindakan operasi
a. Penanggung
jawab UGD
b. Kepala perawat
UGD
c. Kasub
Instal
Gadar
d. Manajer
Keperawatan
e. Koordinator
Kelompok Staf
Medis Lain
a.
KEBUTUHAN
TENAGA
a.
b.
c.
d.
e.
f.
g.
h.
i.
j.
a.
b.
c.
d.
e.
f.
g.
h.
i.
j.
Siaga 3
61 100
korban
a.
b.
c.
d.
3 dokter umum
8 perawat
2 Pekarya
1 petugas
Laboratorium
1
petugas
Farmasi
1
petugas
Radiologi
2 petugas
Administrasi
1 petugas
Transportasi
1
petugas
Logistik
1
petugas
Operator
5 dokter umum
10 perawat
2 pekarya
2 petugas
Laboratorium
2 petugas
Farmasi
2 petugas
Radiologi
2 petugas
Administrasi
2 petugas
Transportasi
2 petugas
Logistik
1 petugas
Operator
7 dokter umum
12 perawat
3 pekarya
2 petugas
Laboratorium
e. 3 petugas
Farmasi
tambahan
dari
asrama
dan
dengan
domisili
terdekat
c. Pekarya
tambahan
dari
unit lain
f. 2 petugas
Radiologi
g. 3 petugas
Administrasi
h. 2 petugas
Transportasi
i. 2 petugas
Logistik
j. 1 petugas
Operator
Jika mobilisasi tenaga tsb diatas ternyata masih kurang, karena sesuatu
hal, maka tenaga kesehatan/medis maupun non kesehatan/medis yang
seharusnya lepas tugas, akan diperpanjang jam tugasnya.
b)
c)
d)
Pedoman jika terjadi kecelakaan di Rumah Sakit Tk. III Baladhika
Husada
Apabila terjadi suatu kecelakaan di areal Rumah Sakit Tk. III Baladhika
Husada yang dilakukan adalah:
(1)
Penemu Pertama segera menghubungi Operator Ext. 102
atau piket 123
dengan menyebutkan lokasi kejadian, nama
pelapor/bagian.
(2)
Operator: Lakukan paging pemanggilan Tim Kode Biru.
(3)
Sementara menunggu Tim Kode Biru datang, lakukanlah
tindakan pertolongan pertama (P3K) kepada korban.
(4)
Tim kode biru yang datang segera melakukan resusitasi BHD
(Bantuan Hidup Dasar)/BHL (Bantuan Hidup Lanjut).
(5)
Bila pasien telah stabil, bawa ke IGD.
55
e)
Pedoman jika terjadi gangguan tenaga
Apabila terjadi gangguan tenaga, seperti terputusnya aliran listrik, segera
laporkan kepada Urdal. Sambil menunggu perbaikan atau menghidupkan
GENSET, seluruh petugas agar mengikuti petunjuk-petunjuk sebagai
berikut: Tetaplah tenang dan usahakan membuka gorden agar
cahaya/sinar alam dapat masuk. Tunggu instruksi dari Komandan ruangan
yang akan selalu berhubungan dengan Bagian Urdal /Komandan.
Sarana-sarana penanggulangan
1) Sarana penyelamatan diri sbb :
a)
Kode Bangunan.
b)
Jalur Evakuasi.
c)
Dilingkungan Rumah Sakit Tk. III Baladhika Husada telah
tersedia jalur-jalur evakuasi berupa lorong/gang, baik yang menuju
ke keluar ruangan atau menuju tempat berkumpul evakuasi di
lahan tanah kosong.
2) Sumber listrik darurat sbb:
a)
Genset.
b)
Security Sistem (kamera CCTV + petugas keamanan 24 jam).
56
f)
Lakukan patroli secara rutin didaerah tempat gas dapur
Elpiji dari kemungkinan orang merokok serta daerah yang
rawan terhadap kebakaran.
g)
Jangan menyimpan sembarangan benda-benda yang
mudah terbakar.
h)
Larang atau tidak diberikan ijin/ingatkan setiap pekerja
yang pekerjaanya menimbulkan api, tetapi ia tidak
melengkapi alat keselamatan dan keamanan kebakaran.
i)
Larangan merokok di areal rumah sakit. Kebijakan
larangan merokok di seluruh area rumah sakit kepada staf,
pasien/ keluarganya dan pengunjung, dan di tiap akses
masuk ke rumah sakit dipasang poster larangan merokok
sebagai informasi pada staf, pasien dan pengunjung rumah
sakit.
Jika kedapatan orang merokok dilingkungan Rumah Sakit Tk.
III Baladhika Husada, maka:
(1)
Petugas Kemanan yang terdekat menegur. jika
ingin meneruskan rokoknya arahkan keluar areal
Rumah Sakit Tk. III Baladhika Husada, jika perokok
tidak mau keluar dari areal Rumah Sakit Tk. III
Baladhika Husada, maka perintahkan rokoknya
dimatikan.
(2)
Petugas Piket akan melakukan patroli diareal
Rumah Sakit Tk. III Baladhika Husada dengan
dilengkapi Atribut dibaju sragamnya.
(3)
Petugas Piket setiap melakukan patroli membawa
buku yang telah disediakan, untuk mencatat hasil
temuan orang yang merokok di lingkungan Rumah
Sakit Tk. III Baladhika Husada.
(4)
Tindak lanjut hasil temuan akan disampaikan ke
pimpinan masing-masing Devisi atau Departemennya
untuk diberikan arahan agar tidak mengulangi hal yang
sama.
(5)
Hasil temuan Petugas Piket disampaikan ke
Urpam dan Urpam mencatat kedalam form yang telah
disediakan.
(6)
Posko pengaduan larangan merokok dimasingmasing pos telah disiapkan formulir pengaduan, bagi
siapapun jika ingin mengadukan bisa mengisi form
tersebut dan pihak Keamanan akan menindak lanjuti
berupa peneguran. jika
pelakunya karyawan dan
berulang kali diperingatkan oleh Urpam tetapi tidak
ada perubahan, maka kasusnya akan disampaikan
kepada Kaur Tuud.
58
(7)
Guna menghindari kesalafahaman maka pola
yang
dilakukan
oleh
Petugas
Piket
adalah
pendekatan/persuasif.
2)
4)
(3)
Jangan menunggu alat
berbunyi tim baru berkerja.
5)
Proteksi
kebakaran
Penanggulangan Kebakaran
a)
Kebakaran dalam jam kerja pukul 07.00 s/d 15.30 wib.
(1)
Bila terjadi kebakaran pada saat jam kerja yang
bertanggung jawab sebagai komandan adalah Kepala
Rumah Sakit.
(2)
Kepala Rumah Sakit berkoordinasi dengan Ketua
Tim Penanggulangan Bencana.
(3)
ketua TPB melakukan koordinasi dengan seluruh
unit kerja yang ada di Rumah Sakit Tk. III Baladhika
Husada.
(4)
Bila diperlukan Ketua TPB melakukan koordinasi
dengan Polisi, PMI, Dinas Damkar, Kodim 0824 dan
Dinkes Pemda Jember.
b)
c)
d)
Paska Kebakaran
Untuk mengadakan evaluasi sampai sejauh mana
akibat yang ditimbulkan setelah kebakaran dapat
60
dipadamkan,
maka
Komandan
segera
memanggil/mengumpulkan
Tim
Penanggulangan
Bencana untuk melaksanakan fungsi-fungsi yang
terkait guna mengambil langkah-langkah Sebagai
berikut:
(2)
Pengamanan atas bangunan yang terbakar
(3)
Penyelidikan mengenai sebab-sebab terjadinya
kebakaran untuk menentukan usaha-usaha agar
kejadian yang serupa tidak terulang kembali.
(4)
Mengadakan survey untuk menilai kerugian yang
timbul.
(5)
Mengadakan
penelitian/pemeriksaan
teknis
sehubungan
dengan
kondisi
bangunan
dan
penggunaan kembali.
(6)
Mengadakan penelitian sehubungan dengan
usaha pembenahan dan rehabilitasi bangunan.
(7)
Mengambil langkah dalam usaha memberikan
pelayanan perawatan pasien.
5. PERALATAN MEDIS.
a.
Tujuan
Untuk memastikan peralatan yang dipergunakan oleh pasien
dalam keadaan aman, selalu tersedia dan siap pakai, akurat, dan dapat
dijangkau.
b.
SISTEM UTILITAS
a.
Tujuan.
Tujuan berikut ini untuk memastikan keselamatan fisik pasien,
pengunjung, dan staf, dan mencegah kehilangan kepemilikan, gangguan
kesehatan mapunKeselamatan mereka:
1)
Secara efektif mengelola risiko pada sistim utilitas dengan
menggunakan kemampuan terbaik rumah sakit.
2)
Mengoptimalkan sumber-sumber dengan pengelolaan sistem
utilitas secara efisien dan pengelolaan lifecycle dari alat-alat
tersebut.
3)
Meningkatkan kemampuan
staf
dengan pendidikan
pelatihan mengenai sistem utilitas yang efektif.
4)
Meningkatkan keselamatan pasien dengan menyiapkan
lingkungan rumah sakit yang aman.
b.
62
4)
Bila terjadi kegagalan pada sisitem utilitas, maka staf
bersangkutan
di
unit pelayanan segera melaporkan via
telephone ke Urdal untuk dilakukan perbaikan maupun tindakan
lain dalam rangka meningkatkan proses pelayanan.
5)
Area penyiapan makanan dilakukan pengujian untuk
mencegah adanya kemungkinan kontaminasi pada sistem utilitas
(dari sistem utilitas saluran air kotor)
6)
Penempatan tabung gas ditempatkan pada
area yang
aman dari api, dengan penempatan yang diatur sedemikian rupa
dan teridentifikasi baik untuk mencegah jatuhnya tabung dan
kebocoran, serta akses masuk dibatasi.
7)
Jalur listrik dalam keadaan aman
meminimalkan kemungkinan terkoyak.
c.
1.
Listrik
PLN
Air
LOKASI
Seluruh
RS
Genzet central
(250
KVA) 2 buah no
break systemotomatis.
2.
dibungkus
AREA
SUPLAY
Induk di utara
ruang OK dan
Sebelah Ruang
unit
Kemoterapi
Depan
Dapur
Depan
Bekum
Belakang
IGD
Utara ruang
Dahlia
Sebelah
timur
Paviliun
63
sehingga
Untuk
seluruh
rumah sakit
Nusa Indah.
3.
Pendingin
Positeve
presure Air
AC
Exhause fan
Seluruh kamar
operasi
4.
Saluran air
kotor
5.
Gas Medis
6.
Nurse Call
Dari seluruh
ruangan RS
disalurkan ke
Ipal
Tabung
cylinder
Nurse call
Seluruh unit
pelayanan
R.Teratai
,R.Anggrek.s
eluruh ruang
VIP
Rawat Inap
Perkantoran
7.
Seluruh
RS
area
7.
Komputer
Komputer
8.
Telephone
Area
Telephone direct perkantoran
dan extention
dan pelayanan
Area
perkantoran
dan
pelayanan
64
10)
Toilet pengunjung harus terletak di tempat yang
mudah dijangkau dan ada penunjuk arah.
11)
Harus
dilengkapi
dengan
peringatan
untuk
memelihara kebersihan.
12)
Tidak terdapat tempat penampungan atau genangan
air yang dapat menjadi tempat perindukan nyamuk.
13)
Tersedia
toilet
untuk
pengunjung
dengan
perbandingan :
a)
1 toilet untuk 1-40 pengunjung wanita
b)
1 toilet untuk 1-60 pengunjung pria
14)
Perbandingan Jumlah tempat tidur pasien dengan
jumlah toilet dan jumlah kamar mandi :
N
JML TEMPAT TIDUR
JUMLAH
JUMLAH KAMAR
TOILET
MANDI
1 1 s.d. 15
1
1
2 16 s.d. 30
2
2
3 31 s.d. 50
3
3
4 51 s.d. 75
4
4
5
Setiap penambahan 25 tempat tidur tambah 1 toilet dan 1
km. mandi
15)
dan
N
o
1
2
3
4
5
c.
Pengolahan Limbah
Pengolahan limbah di RS yaitu dengan menggunakan Sistem
Aerobik. Limbah cair yang dihasilkan dari seluruh ruangan di
tampung pada spric tank yang berada di titik-titk tertentu.
Kemudian limbah tersebut disaring dan dihomogenkan dengan
proses aerasi. Setelah dilakukan aerasi maka limbah akan diuraikan
dengan menggunakan bahan kimia yaitu kaporit, PAC, Soda Api
dan akan ditampung di bak pembuangan akhir untuk dilakukan
pemeriksaan kualitas kimia.
Pemeriksaan kualitas air limbah dilakukan 1 x dalam sebulan
dengan jenis pemeriksaan Kimiawi.
d.
Sampah RS
Salah satu penyebab aspek yang ada dan sangat penting dalam
menunjang terhadap pelayanan rumah sakit adalah:
66
1)
Sampah yang di hasilkan dari rumah sakit harus di kelola
secara baik dan benar sehingga tidak menimbukan ganguan
kesehatan terhadap lingkungan yang ada di sekitarnya.
2)
Gangguan hama serangga dan tikus juga harus di tangani
secara baik dan benar sehingga tidak ada gangguan di lingkungan
rumah sakit.
3)
Pembersihan ruangan yang ada di rumah sakit harus di
lakukan setiap hari.
4)
Perawatan Taman baik dalam dan luar gedung harus
dilakukan dengan baik.
Landasan
Hukum
Keputusan
Menteri
1204/Menkes/SK/X/2004 tentang Persyaratan
Rumah Sakit.
Kesehatan
kesehatan
RI
No.
lingkungan
Sekali dalam sehari, oleh kontraktor yang ditunjuk RS. Pantai Indah
Kapuk sampah medis tersebut akan diambil untuk dimusnahkan / dibakar
di incenerator pihak luar.
c.
(2)
e.
Pembersihan toilet:
(1)
Angkat kantong plastik sampah lama dan ganti
dengan kantong plastik sampah yang baru sesuai
kebutuhannya (warna hitam).
70
(2)
Lap seluruh perlengakapan toilet : wastafel, kaca,
closed. Shower,dan lain-lain secara menyeluruh
dengan bahan cairan pembersih dari masing-masing
perlengkapan.
(3)
Pel lantai dengan menggunakan air bersih yang
diberikan cairan pembersih lantai dari sudut yang
paling dalam sampai ke depan pintu toilet secara
merata dengan kain pel.
(4)
Pastikan toilet dalam keadaan bersih dan kering
sebelum meninggalkan ruangan.
(5)
Setelah
selesai
melakukan
pembersihan,
masukkan peralatan ke dalam troli lalu di bawa ke
tempat cuci untuk dibersihkan.
(6)
Cuci tangan setelah selesai melakukan
pekerjaan.
2)
Pembersihan mingguan.
a)
Pembersihan ruangan mingguan :
(1)
Siapkan seluruh peralatan dan cairan pembersih
sebelum pekerjaan dimulai.
(2)
Gunakan alat pelindung diri (sarung tangan karet
dan masker).
(3)
Angkat kantong plastik sampah lama dan cuci
tempat sampah kemudian ganti kantong plastik
sampah dengan yang baru (plastik hitam).
(4)
Bersihkan bagian atas (plafond, penutup lampu,
gril AC, dan Exhaust) dengan kain lap yang telah di beri
cairan pembersih.
(5)
Bersihkan dinding dengan kain lap yang telah
diberi cairan pembersih dinding dan kaca jendela
dengan kanebo yang telah diberi pembersih kaca.
(6)
Bersihkan seluruh perlengkapan kamar ; meja,
matras, TV, telephone, lukisan, kursi, panel lampu,
jendela, pintu dan tempat tidur dan lain-lain dengan
menggunakan kain lap yang telah diberikan cairan
pembersih sesuai dengan fungsinya.
(7)
Bersihkan lantai searah jarum jam sampai ke
sudut ruangan dengan menggunakan sapu dan alat
pengumpul debu.
(8)
Lakukan pengepelan dengan menggunakan air
yang telah dicampur dengan cairan pembersih lantai
secara merata.
b)
71
g.
h.
3)
Pelaksana pembersihan tumpahan cairan dilakukan oleh
kontraktor yang di tunjuk dan dikerjakan jika terjadi tumpahan
cairan.
4)
Pengawasan dilakukan oleh unit Urdal.
5)
Peralatan dan bahan kimia yang digunakan.
i.
Logistik.
Kebutuhan logistik di bagian Urdal di antara lain:
1)
tissue
2)
Cairan pembersih ruangan
3)
Cairan Disinfektan
4)
Hands soap
5)
Cairan pembasmi hama dan serangga
6)
Pupuk tanaman
7)
Dll.
j.
Keselamatan pasien
Dalam melakukan penanganan sanitasi lingkungan bagian Urdal
memastikan bahwa setiap kegiatan harus menggunakan APD (alat
pelindung diri) dan papan tanda peringatan misalkan :
1)
Setiap kali melakukan proses pengepelan tidak boleh ada
lantai yang licin dan harus pasang tanda peringatan.
2)
Di dalam melakukan penyemprotan hama dan serangga di
pastikan ruangan harus dalam keadaan kosong sehingga tidak
menggangu pasien, petugas, dan pengunjung lainnya.
k.
Penanganan Sampah.
Tata cara pelaksanaan :
1)
Tempat pengumpul sampah di RS memiliki syarat sbb :
a)
Terbuat dari bahan yang kuat, ringan, tahan karat,
kedap air dan permukaan halus bagian dalamnya.
b)
Mempunyai tutup yang mudah dibuka dan ditutup
tanpa mengotori tangan.
Terdapat min. 1 (satu) buah untuk setiap kamar dan setiap
radius 20 m di Ruang Tunggu terbuka (public area).
c)
Sampah dari setiap ruangan harus dipisahkan sesuai
dengan katagori atau jenis sampah ke dalam tempat sampah
yang sudah diberi kantong plastik dengan ketentuan :
(1)
Tong sampah dengan kantong
plastik warna hitam untuk sampah non medis.
(2)
Tong sampah dengan kantong
plastik warna kuning untuk sampah medis.
(3)
Box khusus untuk limbah
infeksius berupa benda tajam (spuit, cartridge dll).
2)
Setelah sampah terisi dengan 3/4 bagian diangkut dan
dikumpulkan sampah sementara (TPS) dengan menggunakan
trolley oleh petugas kebersihan yang telah menggunakan Alat
76
BAB VIII
MONITORING DAN EVALUASI
1.
5)
Manajemen Keselamatan dan keamanan Rumah sakit ini di
evaluasi setiap 2 tahun seka li oleh koordinator dan MFK.
b.
c.
Manajemen Emergensi
1)
Koordinator kebakaran pada
tim K3 dan
Bidang
pelayanan medis
melakukan pengujian/ simulasi terhadap
disaster plan setiap tahun baik untuk penanganan bencana internal
maupun external.
2)
Ketika rumah sakit menghadapi bencana yang sebenarnya
dan dilakukan debriefing, maka hal ini merupakan salah satu
bentuk dari pengujian tahunan yang dilakukan.
d.
e.
Peralatan medis
1)
Kordinator pengamanan peralatan medis menyusun rencana
inspeksi yang selanjutnya membuat dokumentasi hasil inspeksi dan
menyusun laporan dengan rekomendasinya
2)
Anggota pengamanan peralatan medis melakukan inspeksi
regular setiap bulan dan melakukan pengelolaan resiko untuk
setiap alat yang ada
3)
Dari hasil inspeksi, Kaur Jangmedmenyusun rencana
pemeliharaan alat.
79
4)
Membuat laporan hasil inspeksi dan pemeliharaan setiap
6 bulan
yang
juga digunakan sebagai bahan penyusunan
kebutuhan peralatan medis rumah sakit.
5)
Evaluasi pendidikan dan
ujian
staf
pengguna alat
dikoordinasikan oleh Kepala instalasi kepada Ka Instaldik yang
dilakukan setiap 2 tahun.
f.
Sistem utilitas
1)
Koordinator dan tim melakukan inspeksi setiap bulan
terhadap sisitem utilitas yang ada.
2)
Hasil kegiatan inspeksi dibuktikan dengan dokumentasi, yang
menjadi bahan untuk membuat program pemeliharaan maupun
pengembangan sisitem utilitas rumah sakit
3)
Kegiatan proses pemeliharaan
didokumentasi yang
digunakan untuk menyusun laporan perkembangan sistem utilitas
rumah sakit setiap 6 bulan
4)
Pengujian terhadap sistem utilitas, seperti back up listrik
(genzet) dan air (sumur BOR) setiap tahun. Pengujian terhadap
sumur BOR untuk memantau kualitas air, proses pengujian
didokumetasikan untuk memastikan perkembangan system tsb.
BAB IX
PENUTUP
Demikian Pedoman Manajemen Fasilitas dan Keselamatan Rumah Sakit Tk. III
Baladhika Husada dibuat sebagai acuan dalam melaksanakan manajemen
fasilitasdan keselamatan di Rumah Sakit Tk III Baladhika Husada.
Jember,
Januari 2015
80
LAMPIRAN
SIMBOL B3
N
Arti simbol dan APD Simbol
o.
yang digunakan
1
Simbol B3 bersifat
mudah meledak
(explosive)
N
o.
6
81
Sarung
tangan,
google, masker
Simbol B3 bersifat
oksidasi (oxsidizing)
APD yang digunakan :
Sarung
tangan,
google, masker
Simbol B3 bersifat
mudah menyala
(flammable)
Jauhkan dari api
Simbol B3 bersifat
beracun (toxic)
APD yang digunakan :
Sarung
tangan,
google, masker
Simbol B3 bersifat
iritasi (irritant)
APD yang digunakan :
Sarung
tangan,
google, masker
1
0
Simbol B3 bersifat
berbahaya
bagi
lingkungan
(dangerous
for
environment)
APD
yang
digunakan :
Sarung
tangan,
google, masker
Simbol B3 bersifat
karsinogenik,
teratogenik
dan
mutagenik
(carcinogenic,
tetragenic,
mutagenic)
APD
yang
digunakan :
Sarung
tangan,
google, masker
Simbol B3 bersifat
bahaya lain berupa
gas bertekanan
(pressure gas)
Jauhkan dari api
Simbol B3 Klasifikasi
bersifat
berbahaya
(harmful)
APD
yang
digunakan :
Sarung
tangan,
google, masker
CONTOH:
Rumus Kimia
Berat Molekul
Tipe Bahaya
Kebakaran
: C2H5OH
: 45.1
Bahaya
Penandaan:
Pemadam api
Manajemen Kebakaran
Air
Dilarang merokok
Hindarkan dari nyala api,
Tabung CO2
percikan api
Pencegah
Pemaparan
Gejala
Pertolongan pertama
an
1. Inhalasi
sakit kepala bawa ke udara segar, istirahat
Ventilasi
Lokal
Pusing
bawa ke UGD jika perlu
exhaust
Pakai
Batuk
masker
singkirkan bahan pakaian yangSarung
2. Kulit
kemerahan terkontaminasi
tangan
aliri dengan banyak air
Kacamata
3. Mata
Sakit
cuci mata dengan banyak air
pelindung
Merah
bawa ke UGD jika perlu
pakai
4. Tertelan
sakit kepala cuci mulut dengan banyak air
masker
Pusing
bawa ke UGD jika perlu
Manajemen tumpahan
- Kumpulkan bahan yang terkena tumpahan
- Buang di sampah medis
- Bersihkan lantai/wadah dengan banyak air
Penyimpanan
Simpan di tempat tahan api, pisahkan dengan oksidator
Untuk semua kasus pemaparan parah, setelah penanganan
Perhatian
pertama, segera bawa ke UGD
Air
Tabung
Nitrogen oksida CO2
sulfur oksida
Pemaparan Gejala
1. Inhalasi iritasi saluran
Nafas
Batuk
Bersin
2. Kulit
iritasi
Merah
3. Mata
iritasi berat
Merah
mata berair
4. Tertelan Melilit
Diare
Dilarang merokok
Manajemen tumpahan
- Jauhkan orang lain dari daerah
tumpahan
- Pakai alat pelindung kerja, sarung tangan dan alat pelindung
nafas
- Serap sisa tumpahan dengan handuk penyerap atau bantal
penyerap
- Hindari dari menghirup debu
tumpahan
- Bersihkan bahan yang tersisa dengan deterjen dan banyak
air
- Buang limbah di kantong plastik ungu khusus obat sitostatika
Penyimpanan
Simpan di tempat kering, gelap, dan sejuk (2-8 C).
Perhatian Untuk semua kasus pemaparan, setelah penanganan pertama,
84
sakit kepala
Pusing
Batuk
2. Kulit
kemerahan
3. Mata
Sakit
Merah
4. Tertelan
Pencegahan
Ventila
bawa ke udara segar, istirahat
si
Lokal
bawa ke UGD jika perlu
exhaust
Pakai
masker
singkirkan bahan pakaian yangSarung
terkontaminasi
tangan
aliri dengan banyak air
Kacamata
cuci mata dengan banyak air
pelindung
bawa ke UGD jika perlu
pakai
cuci mulut dengan banyak air
masker
bawa ke UGD jika perlu
sakit kepala
Pusing
Manajemen tumpahan
- Kumpulkan bahan yang terkena
tumpahan
- Buang di sampah medis
- Bersihkan lantai/wadah dengan
banyak air
Penyimpanan
Simpan di tempat tahan api, pisahkan dengan NaOH, pelarut
organik
Untuk semua kasus pemaparan parah, setelah penanganan
Perhatian
pertama, segera bawa ke UGD
85
86
3. Mata
Kemerahan
Nyeri
Pandangan
kabur
Pusing,gelisa
pakai
4. Tertelan
h
Cegah pasien muntah
masker
Beri
korban
minum
activated
Mual,muntah charcoal (20-40 g
Kram
Dalam
10% Segera bawa ke
lambung
slirty),
UGD.
Manajemen tumpahan
- Kumpulkan bahan yang terkena tumpahan
- Buang di sampah medis,
- Bersihkan lantai/wadah dengan banyak air
Dilarang
buang ke
dalam Air
kotor,
dalam
saluran
karena
Bahaya meledak.
87
Penyimpanan
Simpan di tempat tahan api, pisahkan dengan oksidator
Temperatur <
25C
Untuk semua kasus pemaparan parah, setelah penanganan
Perhatian
pertama, segera bawa
: CH3COOH
: 60
Bahaya
+
Penandaan:
Pemadam Api
Serbuk Kimia
Manajemen Kebakaran
* Hindarkan dari nyala api,
percikan api,
Dilarang merokok.
* Kasus kebakaran: jaga
wadah tetap
Dingin
dengan
penyemprotan air
* Diatas suhu 40 C , system
tertutup,
Ventilasi, alat listrik
pelindung
Peledakan.
Gejala
/Pertolongan
Pemaparan
Bahaya
Pertama
Pencegahan
Rasa
pedih/terbaka Bawa ke udara
r di hidung,segar, istirahat,
nyeri
telan,posisi setengahVentilasi,
Local
exhaust,
batuk, sesaktegak,
cepatpelindung
pernafasan
/
1. Inhalasi
nafas
bawa ke dokter. masker.
Lepas baju yang
terkontaminasi,
Kemerahan, cuci
kulit
nyeri
dengan banyak
melepuh, lukaair / shower,
bakar seriusbawa ke dokter /
2. Kulit
(grade 3)
UGD
Sarung tangan
Kemerahan,
nyeri,
pandangan
Cuci
mata
kabur,
dengan
air
merusak
banyak,
cepat
jaringan
bawa ke dokter
3. Mata
mata.
UGD
Pelindung muka
Kram
lambung,
Kumur-kumur,
diare,
minum
air
muntah,
banyak,
cepat
merusak selbawa ke dokter
4. Penelanan
pencernaan UGD
Manajemen tumpahan
88
89
90