METODOLOGI
Runway designation/number/azimuth.
Penomoran pada landas pacu harus dilengkapi dalam membantu
panjang
runway/ARFL
adalah
panjang
runway
yang
A
18 m
23 m
30 m
-
B
18 m
23 m
30 m
-
Codeletter
C
D
23 m
30 m
30 m
45 m
45 m
45 m
E
45 m
F
60
Catatan : 1
2.
I 1/
Uraian
Instrumen non-presisi dangaris tengahrunway visual(m)
1. Holdline
38
60
2. Garis tengah taxiway / taxilane (D)
45
67,5
3. Area parkir pesawat(G)
27,5 60
Instrumen presisi dan garis tengah runway visual (m)
1. Holdline
53
75
2. Garis tengahtaxiway / taxilane (D)
60
75
3. Area parkir pesawat(G)
120 120
60
72
75
60
90
120
75
120
150
75
90
120
75
105
120
75
120
150
Keterangan :
Categories A = Kecepatan pesawat 91 knots.
Categories B = Kecepatan pesawat 91 knots V 121 knots.
Runway separation standards for aircraft approach categories C&D
Penggolongan Pesawat
I
II
III
IV
V
U r a i dangaris
an
Instrumen non-presisi
tengahRunway visual(m)
1. Holdline
75
75
75
75
75
2. Garis tengah taxiway / taxilane (D)
90
90
120 120 2/
3. Area parkir pesawat (G)
120 120 150 150 150
Instrumen presisi dan garis tengah runway visual (m)
75
75
75
75
85
1. Holdline
120 120 120 120 2/
2. Garis tengah taxiway / taxilane (D)
150 150 150 150 150
3. Area parkir pesawat (G)
Keterangan:
VI
75
180
150
98
180
150
b. Paralel Runways
Pararlel Runway disediakan oleh Aedrome operartor harus berkonsultasi ke
Direktorat Jenderal Perhubungan Udara berkenaan pada prosedur ruang
udara dan pelayanan lalu lintas dengan pengoperasian beberapa runway.
a).
Code
Penggolongan
Letter
Pesawat
Lebar shoulder(m)
A
B
C
D
E
F
I
II
III
IV
V
VI
3
3
6
7,5
10,5
12
shoulder(%)
2,5
2,5
2,5
2,5
2,5
2,5
Area putaran untuk pesawat dilengkapi beberapa titik dirunway, lebar dari area
putaran harus terbebas dari rintangan terutama roda pesawat yang digunakan di
runway sampai dengan tepi dari titik area putaran, dan itu tidak kurang dari ketetapan
jarak seperti dalam table berikut:
Turning area
Code
Letter
A
B
C
D
E
F
Penggolongan pesawat
I
II
III
IV
V
VI
antara maksimum dan minimum elevasi sepanjang garis tengah runway dengan
panjang runway, Maksimumk emiringannya adalah:
Kemiringan memanjang maksimum runway
Runway
Pada Bagian
Code
Penggolongan
Gradient
Landasan
Letter
A
Pesawat
I
(m)
2
(%)
2
landasan
- (%)
II
III
IV
V
VI
2
1
1
1
1
2
1,5
1,5
1,25
1,25
0.8
0.8
0.8
0.8
B
C
D
E
F
min
landasan
1,5(m)
1,5
2
2
3
3
Jari-jari
Jarak antara2
Code
Penggolongan
Berurutan
Peralihan
Purva Vertikal
PerubahanSudut
Letter
Pesawat
(m)
(%)/(m)
Minimum (m)
Berurutan (m)
A
B
C
D
E
F
I
II
III
IV
V
VI
2
2
1,5
1,5
1,5
1,5
0,4/30
0,4/30
0,2/30
0,2/30
0,1/30
0,1/30
7.500
7.500
15.000
15.000
30.000
30.000
45
45
45
45
45
45
Jarak antara dua perubahan sudut berurutan (D) tidak boleh lebih dari:
a.
b.
45 m; atau
Jarak dalamu kuran menggunakan formula: D = k (|S1-S2| + |S2 S3|
dimana k (koefisien) adalah:
/100
11
Nilai Koefisien k
Code
Letter
PenggolonganPesawat
Nilai Koefisienk(m)
A
B
C
D
E
F
I
II
III
IV
V
VI
50
50
150
150
300
300
S1, S2 dan S3 adalah persentase tiga kemiringan berurutan yang nyata seperti
gambar 3.3.2 berikut,
_
Kemiringan melintang pada beberapa bagian dari runway harus cukup memadai
untuk menghindari penambahan air dan harus disesuaikan dengan table dibawah ini
Kemiringan Melintang Maksimum Runway
Code
Penggolongan
Preferred
Minimumslope
Maximumslope
letter
A
B
C
pesawat
I
II
III
Slope
2
2
1,5
1,5
1,5
1
(%)
2,5
2,5
2
12
D
E
F
IV
V
VI
1,5
1,5
1,5
1
1
1
2
2
2
Penggolong anpesawat
A
B
C
D
E
F
I
II
III
IV
V
VI
1,5
2
3
3
3
3
g. Runway Surface.
Permukaan landas pacu (runway)
(performance) agar pengoperasian suatu fasilitas teknik Bandar Udara dapat dipenuhi
unsure keselamatan penerbangan yaitu:
a.
Pavement Clasification
Index(PCI).
Penelitian dilaksanakan secara visual pada
= Sempurna
= Sangat baik
= Baik
100%
85%
70%
55%
40%
25%
10%
100%
85%
70%
55%
40%
25%
10%
13
55%-40%
= Cukup
<40%
= Buruk
3,6 6,6
BaikSedang
6,610,9
Jelek
Sangat Jelek
10,9 17,6
Diambil nilai 6,6 10,9 (kondisi sedang) untuk minimal operasi permukaan
perkerasan.
c.
Kemungkinan
ResikoYang Terjadi
kecelakaan sangat kecil,
permukaan
14
h. Runway Strength.
Runway harus sanggup dan tetap melayani lalu lintas dari pesawat dirunway yang
dikehendaki.
Kemampuan runway
PCN > ACN < 1,1 PCN (untuk Flexible)
PCN > ACN < 1,05 PCN (untuk Rigid)
PCN = ACNMin + ( ACNMax-ACNMin ) x
15
Faktor range
1.2 - 1.6
1.2 - 1.6
1.0 - 1.2
1.0 - 1.2
1.2 - 1.6
N/A
1,0
N/A
Untuk lebih detail nilai ACN dapat dilihat pada table ICAO, Part3.
i. Runwaystrips/Jalurlandaspacu.
Runway strip
No
1.
Uraian
Lebar minimum termasuk
Landasan
instrument (m)
landasan (Ws)
Pendekatan presisi
2.
A/I
Codeletter/ Penggolonganpesawat
B/
C / III D / IV E / V F/ VI
II
15
30
30
30
30
15
0
51
30
0
030
30
0
30
0
06
58
015
0150
0150
0150
Kategori I
12
12
12
12
Kategori II
0-
0-
12
0
12
0
12
0
12
0
Pendekatan non-presisi
Kategori III
3.
4.
12
120
12
12
Landasan
Instrument
termasuk landasan
(m)
15
15
15
15
Landasan non-instrument
06
06
0150
0150
0150
0150
Slope
1,75
1,75
1,75
1,75
<3
<
kemiringan
memanjang
pertama
dari
<5
tepi
landasan,
bahu
landasan,
Maksimum
diluar
bagiandan
<5
yang diratakan
3
<
5
<
5
< 2,5
< 2,5
< 2,5
< 2,5
<5
<5
<5
<5
<5
<5
<5
<5
Syarat 0,8% pada kedua ujung landasan tidak berlaku untuk over un/ stopway.
b.
Penggolongan
Lebar
Panjang
Letter
Pesawat
Stopways (m)
Stopway (m)
A
B
C
D
E
F
c.
I
II
III
IV
V
VI
18
23
30
30
45
45
30
30
60
60
60
60
Kemiringan
Stopway (%)/ (m)
0,3 per 30
0,3 per 30
0,3 per 30
0,3 per 30
d.
A/I
4,5-5,25
Codeletter/Penggolonganpesawat
B/ II
C / III
D / IV
E/V
4,5-5,25
7,5-12
7,5
7,5
F/ VI
7,5
g
parkirdenganpesawatyangbergerak
Jarak
minimum antara holding bay
dengangaristengahlandasan
a. landasaninstrument(m)
b. landasannon-instrument(m)
oPendekatannon-presisi
oPendekatanpresisikategoriI
oPendekatan presisi kategori II
30
40
75
75
75
75
40
60
40
60
75
90
90
75
90
90
75
90
90
75
90
90
danIII
a.
Positions.
- Terletak pada pertemuan landas pacu dengan taxiway.
- Terletak pada pertemuan 2 landaspacu dimana salah satu landasannya
Digunakan sebagai taxiway.
b.
Dimension.
Harus dapat menampung sejumlah posisi pesawat sehingga memungkinkan
jumlah keberangkatan pesawat yang maksimum.
U r aantara
i a n holding bay
Jarak minimum
A/I
dengan
garistengah
landasan
a.landasan
instrument
(m)
b.landasan non-instrument (m)
Lebarminimum(m)atau(2kalilebar
90
60
90
60
90
90
90
90
90
90
90
90
Runway
Kemiringan
memanjang
18
23
5
30
5
45
5
45
5
60
5
maksimum
Kemiringan
melintang
maksimum
c.
l. Runway Marking.
Disesuaikan dengan SKEP DIRJENNo.SKEP/11/1/2001tentang standar marka dan
rambu pada daerah pergerakan pesawat udara di Bandar udara, meliputi:
a. Runway side stripe marking
b. Runwaydesignationmarking
c. Thresholdmarking
d. Runwaycentreline marking
e. Aiming pointmarking
f. Touchdownzonemarking
g. Displacedthresholdmarking
h. Pre-thresholdmarking
Lebar Taxiway
Code letter
A
B
Pesawat
I
II
(m)
7.5
10.5
15A
III
18 B
18 C
4.5 B
IV
4.5
E
F
V
VI
23 D
25
30
4.5
4.5
Keterangan:
a. Bila taxiway digunakan pesawat dengan roda dasar kurang dari 18 m.
b. Bila taxiway digunakan pesawat dengan seperempat roda dasar lebih dari 18 m.
c. Bila taxiwaydigunakanpesawatdenganroda putarankurangdari9 m.
d. Bila taxiway untuk pesawat dengan seperempat roda putaran lebih dari 9 m.
Uraian
Garis tengahtaxiway (m)
a. Taxiway paralel / garis tengah taxilane 21
b. Fixed or movable object 1 dan 2/
13,5
Garis tengahtaxilane
a. Garis tengahparalel taxilane (m)
19,5
b. Fixed or movable object 1 dan 2/
12
Penggolongan Pesawat
II
III
IV
V
VI
32
20
46,5
28,5
65,5
39,5
81
48,5
99
59
29,5
17,5
42,5
24,5
60
34
74,5
42
91
51
a. Taxiway Shoulders.
Bagian yang lurus dari taxiway harus dilengkapi dengan bahu dengan luasan simetris
pada setiap sisi dari taxiway jadi lebar dari keseluruhan taxiway dan bahu pada
bagian lurus minimum seperti dalam table 3.1.18 berikut,
Apabila pada taxiway dengan penggolongan pesawat III, IV, V dan VI untuk jenis
pesawat jet propelled, harus menggunakan lebar bahu. Lebar bahu taxiway pada
masing-masing ukuran minimum.
Penggolongan Pesawat
A
B
C
D
E
F
I
II
III
IV
V
VI
25
25
25
38
44
60
Penggolongan
Pesawat
A
B
C
D
E
F
I
II
III
IV
V
VI
Kemiringan
Memanjang
(%)
3
3
1,5
1,5
1,5
1,5
Perubahan Maksimum
Kemiringan(%)/(M)
1 per25
1 per25
1 per30
1 per30
1 per30
1 per30
Jari-Jari
Peralihan
Minimum(M)
2500
2500
3000
3000
3000
3000
c. Transverse Slope.
Kemiringan melintang taxiway harus cukup memadai untuk mencegah penambahan
air dan tidak kurang dari 1%, nilai maksimum nya adalah:
Kemiringan Melintang Maksimum Taxiway
Code Letter
A
B
C
D
E
F
Penggolongan Pesawat
I
II
III
IV
V
VI
d. Taxiway Surface.
Lapisan permukaan taxiway sama dengan landas pacu (runway)
e. Taxiway Strenght.
Pada kekuatan taxiwaysama dengan landas pacu (runway)
f. Taxiway Sight Distance
Jarak pandang dari titik dengan ketinggian (h) 1,5 m sampai 2 m diatas taxiway harus
dapat melihat permukaan pesawat sampai jarak (d) minimum dari titik tersebut.
Jarak Pandang Taxiway
Code Letter
Penggolongan Pesawat
A
I
B
II
ra
C
III
D
IV
k
E
V
F
VI
Taxiway Minimum Separation Distance.
g. Ja
Pemisahan jarak minimum antara garis tengah taxiway sampai parker taxiway
dengan:
a. Garis tengah runway;
b. Garis tengah taxiway;
c.
Pemisahan jarak antara garis tengah dari taxiway dan garis tengah dari runway, garis
tengah sejajar runway memiliki dimensi minimum yang spesifik dalam table berikut,
kecuali untuk operasi dengan jarak pemisahan
pemisahan jarak lebih rendah enderung tidak mempengaruhi keamanan dalam operasi
penerbangan.
Codeleter
/Penggolongan
Pesawat
h.
Landasan
NonInstrumen
Landasan Instrumen
Garis
Tengah
Taxiway
pada
Garis
Tengah
Taxiway
(m)
Garis
Tengah
Taxiway
pada Suatu
Obyek
Tetap(m)
Pesawat
Udara
yang
berada di
garis
tengah
Taxiway
dengan
obyek
tetap(m)
A/ I
82,5
82,5
37,5
47,5
23,75
16,25
12
B/ II
87
87
42
52
33,5
21,5
16,5
C / III
168
93
44
26
24.5
D / IV
176
176
101
101
66,5
40,5
36
E/V
182,5
107,5
80
47.5
42,5
F/ VI
190
115
97,5
57,5
50,5
Kecepatan pesawat
Jari-jari
Penggolongan
minimum
pesawat
(km/jam)
belokan jalan
dengan runway
A/I
B / II
C / III
D
/
E/V
F / VI
65
65
93
93
93
93
275 (m)
pesawat
275
550
550
550
550
30
30
30
30
30
30
i. TaxiwayCurves.
Perubahan arah dalam taxiway harus memenuhi radius minimum, penetapan rencana
kecepatan minimum terdapat dalam table berikut:
Kurva Taxiway
k.
Dimensi Fillet
Dimensi
Taxiway
Codeletter/
Penggolonga
n pesawat
A/I
B/ II
C / III
D/
EIV
/V
F/ VI
Putaran
taxiway
(R)
(m)
Panjangdari
peralihankefillet
(L)(m)
2
2,
2
3
04
45
54
5
15
15
45
75
75
75
Fillet
Jari-jari fillet
untuk jugmental
oveerstering
symetrical
widdening(F)
(m)
18,75
17,75
20,4
31,533
31,533
31,533
Jari-jari fillet
untuk
jugmental
oveerstering
one side
widdening
(F)(m)
18,
75
17,
1
298 30
29 30
29 30
Jari-jari fillet
untuk
tracking
centreline
(F) (m)
18
16,5
16,5
25
25
25
Lebar
parallel
taxiway
(W )(m)
Codeletter/
Penggolonga
n pesawat
Lebar
runway
(Wr)
(m)
A/I
18
15
B/ II
23
18
C / III
30
D / IV
45
E/V
F/ VI
Lebardar
Jari-Jari
i
dankelua
r taxiway
(WT1)(m)
Fillet
R(m)
R (m)
r (m)
r (m)
r (m)
30
30
41,5
23
26,5
26,5
30
39
25
25
30
41,5
25
30
41,5
30
26,5
30
41,5
53
25
35
60
71,5
35
55
45
30
23
60
45
18
60
60
71,5
35
55
60
60
75
45
50
l. Exittaxiway.
Lokasi jalankeluar pesawat pada jarak 450 m 650 m ambang landasan
m. Taxiway Strips.
Jarak minimum bagian tengah dari garis tengah taxiway seperti dalam table 3.1.27
berikut.
Taxiway
Strip
Jarak Minimum
Code Letter /
Penggolongan
Garis TengahTaxiway
Pesawat
(HarusGraded Area)
A/ I
B / II
C / III
D
/
E/V
F / VI
(M)
11
12,5
12,5
19
22
30
Maksimum
Kemiringan Keatas
Yang Diratakan (%)
3
3
2,5
2,5
2,5
2,5
Maksimum
Kemiringan
Kebawah Yang
Diratakan
5 (%)
5
5
5
5
5
Kemiringan jarak taxiway harus dibuat sedemikian agar air dapat mengalir lancar
pada tepi landas pacu, dan area yang diratakan harus mempunyai kemiringan
melintang maksimum:
Jarak lurus minimum setelah belokan sehingga pesawat dapat berhenti penuh sebelum
melalui persimpangan dengan pesawat lain adalah :
Penggolongan Pesawat
I
II
III
IV
V
VI
Belokan (M)
35
35
75
75
75
75
n. Taxiway Marking.
Disesuaikan dengan SKEP DIRJEN No.SKEP/11/1/2001 tentang standar marka dan
rambu pada daerah pergerakan pesawat udara di Bandar udara, meliputi:
1. Taxiway centreline marking
2. Runway holding position marking
3. Taxiway edge marking
4. Taxiway shoulder marking
5.
6.
7.
2.2.3 Apron
Tempat pelataran parker pesawat harus tidak melanggar pembatas rintangan yang
berada dipermukaan dan terutama didalam. Ukuran pelataran parker pesawat harus
cukup untuk dapat melayani arus lalulintas maksimum yang diperlukan
a. Dimension (Length, width).
Dimensi Apron
Ura ia n
1. Dimensiuntuksatupesawat
a. Sleftaxing(45taxiing)
oPanjang(m)
oLebar(m)
b. Nosein
oPanjang(m)
oLebar(m)
c. Clereance antar pesawat
dengan pesawat di Apron
Penggolonganpesawat
II
III
IV
V
40
25
40
25
70
55
95
45
190
70
190
70
190
70
4,5
4,5
4,5
4,5
+ 1/2
+ 1/2
+ 1/2
+ 1/2
+ 1/2
VI
2. Slope/Kemiringan
a.
DitempatPesawatParkir,
Maksimum
b. DidaerahPemuatanBahan
BakarPesawat
=
=
X3
Posisimaksimumdariekorpesawatsampaigaristengahrunway
Posisidarigaristengahrunwaysampaibangunan terminal
(X2= X1+panjangmaksimumpesawat)
Posisiujungsayappesawatyangberadadisisibangunanterminalsamp
ai
garistengahrunway
(X3= X1 jarakantarduapesawat)
X4
= Posisi ujung dari parkiran pesawat sampai dengan garis tengah runway
(X4 = X3 Lebar maksimum pesawat/2)
Urai an
Jarak bebas antar pesawat yang
A/I
CodeLetter/PenggolonganPesawat
B/II
C/III
D/IV
E/V
F/ VI
10
10
10
15
15
15
4,5
4,5
7,5
7,5
10
10
berada di lead-in
garis dan
Jarak antara pesawat yang
4,5
4,5
7,5
7,5
10
10
4,5
4,5
7,5
7,5
10
10
15
15
15
15
15
15
b. Strenght.
Kekuatan setiap bagian dari pelataran parker pesawat harus mampu menahan beban
lalulintas pesawat yang dilayani (minimal sama dengan runway), dengan
pertimbangan tertentu dari pelataran parker pesawat bahwa bagian-bagian bergantung
pada tingkat tingginya lalulintas pesawat, dan beban lalulintas yang lebih padat akibat
pesawat yang bergerak lambat atau diam, sehingga lebih tinggi dari pada runway
yang mengakibatkan tegangan pada perkerasan apron
c. Ground Support Equipment.
Jarak bebas antara tepi apron dan bangunan
terminal:
Untuk pesawat udara Jet lebar minimum 25m (GSE lane 20m + embedded piping
zone 5m). Untuk pesawat udara Propeller lebar minimum 20m (GSE lane15m +e
mbedded piping zone 5m).
d. Apron Marking.
Disesuaikan SKEP DIRJEN No.SKEP/11/1/2001 tentang standar marka dan rambu
pada daerah pergerakan pesawat udara di Bandar udara, meliputi:
1. Apron safetyline marking
2. Apronlead-indanlead-outline marking
3. Aircrafts top line marking
8.
9.
Surface
RUNWAY CLASSIFICATION
Precision
Non-precision
Non-instrument
approach
approach
codenumber
codenumber
Codenumber
category
I-II
1
2
3
4
1,2
3
4
1,2 3,4 3,4
AndDimention
CONICAL
Slope(%)
5
Height(m)
35
INNERHORIZONTA
Height(m)
45
Radius(m)
2000
INNERAPPROACH
Width(m)
Distance
Length(m)
fromthreshold(m)
Slope(%)
APPROACH
Length of inner edge 60
Distance from
(m)
30
Divergence
threshold (m)(each
10
5
55
5
75
5
100
5
60
5
75
5
100
5
60
5
100
5
100
45
45
45
45
45
45
45
45
45
2500 4000 4000 3500 4000 4000 3500 4000 4000
-
90
60
900
2,5
120
60
900
2
120
60
900
2
80
150
150
150
300
300
150
300
300
60
60
60
60
60
60
60
60
60
10
10
10
15
15
15
15
15
15
side) section
(%)
First
Length ( m)
1600 2500 3000 3000 2500 3000 3000
Slope (%)
5
4
3,33 2,5 3,33 2
2
Second section
Length (m)
3600 3600
Slope (%)
2,5 2,5
Horizontal section
Length (m)
8400 8400
Totallength (m)
1500 1500
TRANSITIONAL
Slope(%)
20
20 14,3 14,3 20
14,3 14,3
INNERTRANSITIO
Slope (%)
BALKEDLANDING
Length of inner edge (m)
Distance from
threshold (m)(each
Divergence
side)
Slope(%)
(%)
-
33,3 33,3
90
120
120
1800 1800
10
10
10
3,33 3,33
II
III
IV
VI
Lengthof inneredge(m)
60
80
180
180
180
180
Distancefromrunwayend(m)
30
60
60
60
60
60
10
10
12.5
12.5
12.5
12.5
FinalWidth
380
580
1200
1200
1200
1200
Length
1600
2500
15000
15000
15000
15000
Divergen(eachside)(%)
Slope
2.1.5 Drainage.
Lokasi Bandar udara merupakan suatu area yang luas dengan permukaan yang
rata, oleh karena itu pengolahan air hujan adalah suatu hal yang harus
diperhatikan (Analisa dampak Lingkungan).
Data yang harus diperhatikan pertama-tama adalah:
a. Peta garis permukaan laut dari Bandar udara dan area yang bersebelahan,
b. Tata ruang pengeringan yang diperlukan, seperti runway, taxiway, apron dan
area bangunan lainnya.
c. Data curah hujan, seperti frekuensi, intensitas dan jangka waktu angin topan.
Dalam desain langkah awal adalah harus melakukan penelitian menyeluruh
seperti (Analisa Dampak Lingkungan terhadap banjir dsb.),karena itu
untukmenentukan arah arus umum dan untuk menempatkan anak sungai/aliran
alami. Keberadaan tentang segala konstruksi local utama yang mempengaruhi
pengeringan harus jelas dari peta tersebut.
perhitungan
didasarkan
pada
ketentuan
dalam
SKEP
Jumlah
Penumpang
Waktu
Sibuk
Kerb.
Lebar kerb keberangkatan untuk jumlah penumpang waktu sibuk dibawah
100 oranga dalah 5m dan 10m untuk jumlah penumpang waktu sibuk
diatas 100orang.
Secara umum panjang kerb keberangkatan adalah panjang bagian depan
yang bersisian dengan jalan dari bangunan terminal tersebut.
(orang)
(m)
Sepanjang
100
10
Bangunan
100
2.
Panjang
(m)
Hall Keberangkatan.
Hall Keberangkatan harus cukup luas untuk menampung penumpang
dating pada waktu sibuk sebelum mereka masuk menuju ke check-in
area.
A
a
b
f
=
=
=
=
Luas
hall
keberangkatan
(m2) pada waktu sibuk
Jumlah
penumpang
berangkat
Jumlah penumpang transfer
Jumlah pengantar/penumpang (2 orang)
Hasil
Perhitungan
Luas
Hall
Keberangkatan
Besar Terminal
Kecil
Sedang
Menengah
Besar
3.
Security Gate.
Jumlah gate disesuaikan dengan banyaknya pintu masuk menuju area
steril. Jenis yang digunakan dapat berupa walk through metal detector,
hand held metal detector serta bagga gex-ray machine. Minimal tersedia
masing-masing
4.
u.i
v.k
A
C
U
i
v
k
=
=
=
=
=
=
Luas
ruang
tunggu keberangkatan
Jumlah
penumpang
dating pada waktu sibuk
Rata-rata waktu menunggu terlama (60menit)
Proporsi penumpang menunggu terlama (0,6)
Rata-rata waktu menunggu tercepat (20menit)
Proporsi penumpang menunggu tercepat (0,4)
5.
Check-in Area.
Check-in area harus cukup untuk menampung penumpang waktu sibuk
selama mengantri untuk check-in.
A
a
=
=
Luas
area
check-in (m2)
Jumlah
penumpang
berangkat pada waktu sibuk
Check-in Counter.
Meja check-in counter harus dirancang dengan untuk dapat menampung
segala peralatan yang dibutuhkan untuk check-in (komputer, printer, dll)
dan memungkinkan gerakan petugas yang efisien.
a +
N
a
b
=
=
=
Jumlah
Jumlah meja
penumpang berangkat pada waktu sibuk
Jumlah penumpang transfer (20%)
t1
Besar Terminal
Kecil
Sedang
Menengah
Besar
7. Timbang Bagasi.
8.
passport
diperlukan
untuk
terminal
penumpang
( a + b ) t2
N = -------------- ( + 10 % )
60
N=
a=
b=
t2 =
9.
b.
c.
d.
2)
3)
e.
N
a
Tabel 6.0
Hasil Perhitungan Jumlah Tempat Duduk
Besar Terminal
Jumlah Tempat Duduk
Kecil
19
Sedang
20 37
Menengah
38 184
Besar
185 550
3. Fasilitas Umum
Untuk toilet, diasumsikan bahwa 20% dari penumpang waktu sibuk
menggunakan fasilitas toilet. Kebutuhan ruang per orang ~ 1 m2
Penempatan toilet pada ruang tunggu, hall keberangkatan, hall
kedatangan.
Untuk toilet para penyandang cacat besar pintu mempertimbangkan
lebar kursi roda. Toilet untuk usia lanjut perlu dipasangi railing di
dinding yang memudahkan para lansia berpegangan.
A = P x 0,2 x 1 m2 + 10%
N
jumlah toilet
jumlah penumpang waktu sibuk
Tabel 6.1
Jenis Ruang
Public concourse
Check-in
Consession
Ruang kantor
Ruang kontrol
Kounter penerbangan
Koridor
Hall keberangkatan
CIP
Area bagasi
Bea cukai
Imigrasi
Karantina
Toilet
Intensitas Penyinaran
100 150 lux
200 250 lux
200 250 lux
250 300 lux
200 250 lux
150 200 lux
75 100 lux
200 250 lux
200 250 lux
250 300 lux
200 250 lux
200 250 lux
200 250 lux
100 150 lux
5. Pengkondisian Udara
Udara dalam ruang terminal menggunakan sistem pengkondisian
udara (AC) untuk kenyamanan penumpang.
No
Parameter AC
Nilai
27
55
b.
Jenis Ruang
Intensitas penyinaran
15
< 40
0,8
0,8
Lift
Escalator
1
0,5
Sudut tangga ( o )
25
7. Gudang
2.2.2 Kedatangan
1. Baggage Conveyor Belt.
Tergantung dari jenis dan jumlah seat pesawat udara yang dapat dilayani
pada satu waktu.
Idealnya satu baggage claim tidak melayani 2 pesawat udara pada saat
yang bersamaan.
( pxn )
L=
x 20 menit
60 menit
=
L
( pxn )
3
= panjang conveyor belt
Ketentuan :
L > 12 m menggunakan tipe circle
L 3 m menggunakan gravity roller
F27 30
1
2
F28 600
Seat
52
60
65
85
115
8
12
12
14
12
Panjang
Conveyor
Belt
Minimum (m)
3
4
4
5
4
Jenis
Conveyor
Belt
Gravity
roller
Linier
DC9 32
3
B737 200
4
DC10 40
5
6
B747 300
Linier
127
20
86
14
125
20
295
40
14
310
408
561
48
55
60
16
19
20
Linier
Linier
Circle
Circle
keaslian
paspor
dan
maksud
tujuan
kedatangan
4.
Hall
Besar Terminal
Kecil
Sedang
Menengah
Besar
Kedatangan
Hall kedatangan harus cukup luas untuk menampung penumpang serta penjemput penumpang
pada waktu sibuk. Area ini dapat pula mempunyai fasilitas komersial.
A = 0,375 (b+c+2.c.f) + 10%
= Luas area hall keberangkatan (m2)
= jumlah penumpang transfer
= jumlah penumpang datang pada waktu sibuk
= jumlah pengunjung per penumpang (2 orang)
Penumpang Waktu Sibuk Lebar Kerb Minimal
Panjang
(orang)
(m)
(m)
100
5
Sepanjang
Bangunan
Hasil Perhitungan Luas Hall Kedatangan
10Kedatangan (m2Terminal
Terminal 100
Luas Hall
)
Kecil
108
Sedang
109 215
Menengah
216 1073
Besar
1074 3218
A
b
c
f
5. Kerb Kedatangan
Lebar kerb kedatangan sama seperti pada terminal keberangkatan dan
panjang kerb sepanjang sisi luar bangunan terminal kedatangan yang
bersisian dengan jalan umum.
Hasil Perhitungan Lebar Kerb
6. Rambu (Sign)
Rambu / graphic sign pada terminal kedatangan pada intinya sama
dengan pada terminal keberangkatan, yang membedakan hanya isi
informasinya (mengenai kedatangan).
7.
Besar Terminal
Kecil
Sedang
Menengah
Besar
Jenis Ruang
Intensitas Penyinaran
Public concourse
Check-in
Consession
Ruang kantor
Ruang kontrol
Kounter penerbangan
Koridor
Hall keberangkatan
CIP
Area bagasi
Bea cukai
Imigrasi
Karantina
Toilet
8. Pe
9. Pengkondisian Udara
Standar pengkondisian udara dalam ruangan pada terminal kedatangan
mempunyai
acuan
keberangkatan.
yang
bangunan terminal
9.
No
Parameter AC
Nilai
27
55
b.
Jenis Ruang
Intensitas penyinaran
15
< 40
0,8
0,8
0,5
Lift
Escalator
3
10.
Sudut tangga ( )
25
Gudang
Untuk gudang kantor dan operasional bandar udara (bukan gudang
kargo). Sebagai tempat penyimpanan peralatan perawatan dan
perbaikan gedung atau yang berkaitan dengan operasional gedung di
dalam lingkungan bandar udara. Luas gudang diambil 20-30 m 2 untuk
tiap 1000 m2 gedung terminal. Bila jarak antar terminal jauh, maka
gudang di buat untuk melayani tiap-tiap terminal.
Tabel 7.3
Standar Luas Gedung Peralatan / Perawatan Terminal
Jenis ruangan
Gudang peralatan/perawatan terminal
Bentuk Terminal
Menyatu
Menyatu atau terpisah
Terpisah
Unit Lluasan Gudang
(ton/m2) (P)
2
3,3
6,8
11,5
15,5
Bentuk terminal
Ukuran (meter)
Menyatu
Kedalaman Standar Terminal Kargo (t)
Gudang airline
Terpisah
15 30
15 20
Gudang agen kargo
Kedalaman Standar Sisi Darat ( v)
Airline gudang agen kargo
10 15
40
20 25
15
Z =Q+S+x+y
Q = N/P
Q
S
kargo
= kedalaman standar sisi darat
r = 0,5
U = Q. S
x = U.v
y = U.w
W
x
y
Tabel 7.4
Hasil Perhitungan Luas Terminal Kargo
Volume Kargo Rencana
Luas Total Terminal Hargo (m2)
Bentuk
Ada Jalur
Tidak ada Jalur
GSE
GSE
(Ton)
1.000
2.063
2.250
Menyatu
2.000
2.500
2.728
Menyatu
5.000
3.034
3.309
Menyatu
10.000
3.189
3.334
Terpisah
50.000
11.828
12.366
Terpisah
2.2.4 Elemen Penunjang Operasional Terminal
1. Sistem Plumbing
Kebutuhan Air Bersih :
a. Kebutuhan air untuk penumpang = 20 l/hari.
b. Kebutuhan air untuk karyawan bandar udara = 100 l/karyawan/hari
c. Jumlah karyawan = 1/200 x jumlah penumpang tahunan
d. Kebutuhan air untuk hangar 500 1000 l / pesawat udara masuk hanggar /
hari
e. kebocoran 20%.
Dengan Hangar
738.012
492.012
246.012
24.612
12.312
2.472
2.471
No.
1
2
3
4
5
6
7
8
Pintu masuk
Hall keberangkatan
Koridor
Check-in area
Check-in counter
Ruang tunggu
Passport gate
Boarding room
1
1
1
1
1
1
1
1
Panjang (m)
70,67
Lebar (m)
64,94
MD-11
(IATA, Airport Development
61,37
51,97
3.189,4
JENIS PESAWAT
LEBAR
UDARA
DIBUTUHKAN (L)
KEDALAMAN
BANGUNAN (P)
LUAS AREA
90 m
100 m
9.000 m2
Small Jet
55 m
70 m
3.850 m2
Propeller
50 m
60 m
3.000 m2
Besar Terminal
Fasilitas
PKP-PK
Luas Bangunan
Minimal (m2)
Kecil
(PWS 50 orang)
1
2
35
35
Kebutuhan
Volume Bak 3
Air Minimal (m )
10
10
3
4
5
35
55
55
10
10
20
6
7
8
9
10
90
110
152
185
240
30
50
60
80
100
Sedang
(PWS 51-100 orang)
Menengah
(PWS 101-500 orang)
Besar
(PWS 501-1.500 orang)
2. Menara Kontrol
a. Letak menara kontrol sedekat mungkin dengan titik tengah bandar udara
dimana pesawat udara melakukan pergerakan.
b. Tidak ada obstacle untuk melihat seluruh pergerakan pesawat udara di bandar
udara.
c. Ketinggian dinding kabin 1,5 m dari lantai kabin.
d. Tinggi menara kontrol tidak boleh terlalu tinggi sehingga menjadi obstacle bagi
operasi penerbangan di bandar udara tersebut.
e. Kaca menara kontrol menggunakan kaca yang non-reflektif (ray-ban).
3. Stasiun Meterorologi
a. Lokasi harus mempunyai pandangan jelas ke bandar udara
b. Aksesibilitas tinggi (mudah dicapai)
c. Apabila bandar udara mempunyai dua landasan maka letak stasiun berada di
antara kedua landasan.
4. Gedung NDB
a. Luas gedung : 24, 48, 96 m2.
b. Tidak boleh ada struktur metal pada radius 300 m dari titik tengah lahan
NDB, yang melebihi ketinggian 3o dari titik tengah dasar antena NDB.
c. Lahan NDB harus rata dan berdrainase baik.
d. Luas tapak minimal untuk areal NDB adalah 100x100 m
Gambar 3.6
Tapak Standar NDB (Standar Bangunan Operasi, Direktorat Perhubungan Udara
5. Gedung VOR
a. Luas lahan : 200 x 200 m
b. Sampai dengan radius 600 m, bangunan dan benda tumbuh lainnya di batasi
besar dan tingginya sampai maksimum 1o.
c. Tidak boleh ada jaringan tegangan tinggi pada jarak tangensial minimal 2.000
m.
6. Gedung DME
Ditempatkan pada lokasi yang sama dengan VOR atau bisa digabung menjadi
satu.
Kebutuhan ruang untuk DME / VOR
a. Ruang peralatan;
b. Ruang genset / ruang battery;
c. Ruang kerja / kantor;
d. Ruang penunjang: gudang, toilet.
2.2.8 Gedung Teknis Penunjang
1. Power House
Standar Luas Bangunan Power House Dengan Kapasitas
15kva Sampai 3x250 Kva
Luas Ruang (m2)
No
Jenis ruang
1
2
Ruang genset
Ruang transformer/substation
3 x 250 KVA
84
45
500 KVA
49
21
100 KVA
30
-
1525 KVA
16
-
3
4
5
6
7
8
9
Ruang CCR
Ruang panel genset
Ruang kerja/kantor
Ruang istirahat
Gudang
Toilet
Ruang tunggu + teras
Jumlah
Sumber : SKEP 347/XII/99
42
18
18
12
3
18
240
20
15
9
6
120
18
48
8
24
Tabel 8.0
Luas Ruang Power House Tanpa Ruang Penunjang
No.
1
2
Kapasitas Genset
3 x 250 KVA
500 KVA dengan cadangan 300 KVA
100 KVA dengan cadangan 50
3
KVA
4
2 x 15 25 KVA
Sumber : SKEP 347/XII/99
bakar
Peralatan pemadam kebakaran
Gedung pemeliharaan
Ruang kerja/kantor
Garasi dan gudang peralatan suku cadang
Pengolahan limbah
Luas Area stasiun bahan bakar berdasarkan jumlah tangki
Dimensi Tangki
Kapasitas
Tangki
2 Unit
4 Unit
Luas
Diameter
Tinggi
6 Unit
Luas
Luas
X
Area
Area
Area
Kl
(kiloliter)
5
10
20
50
100
300
500
1000
2000
3000 -4000
M2
M2
M2
2.2
2.3
2.7
3.9
5.4
7.8
9.7
11.7
15.5
19.4
2.5
3.9
4.7
6.2
6.2
7.7
7.7
10.8
12.3
15.2
55
55
60
65
70
80
90
100
130
150
25
25
30
35
40
50
60
70
80
100
1,375
1,375
1,800
2,275
2,800
4,000
5,400
7,000
10,400
15,000
55
55
60
65
70
80
90
100
130
150
30
30
35
40
45
60
70
85
110
140
1,650
1,650
2,100
2,600
3,150
4,800
6,300
8,500
14,000
21,000
55
55
60
65
70
80
90
100
150
150
35
35
40
45
55
75
85
105
150
180
1,925
1,925
2,400
2,925
3,950
6,000
7,650
7,650
10,500
Pemakai
Pejabat eselon II atau pegawai gol. IV-d keatas
Pejabat eselon III atau pegawai gol IV-a sampai
IV-c
Pejabat eselon IV atau pegawai gol. III-a
sampai III-d
Pegawai gol. III-d kebawah
Sumber : SKEP 347/XII/9
Luas Lahan
(m2)
350
Luas
Bangunan (m2)
120
200
70
120
100
50
36
No
Jenis Jalan
Fungsi
Penghubung jalan
umum
Dan bandar udara
Jalan masuk
Jalan inspeksi
a.
b.
a.
3
Jalan operasi
Jalan Service
Jalan
lingkungan
b.
a.
b.
a.
b.
Lebar
Perkerasan
(M)
Variabel
Lebar
Bahu
Jalan
(M)
Variabel
Lebar
Saluran
(M)
Variabel
3 5,5
0,5
1,5
6
13
1
1,5
0,7
1
34
5
1
1,5
0,5
1
Untuk pemeliharaan
Jalan PKP-PK
Untuk PKP-PK
Untuk kendaraan
fasilitas
dasar bandar udara
Umum
Di depan terminal
Untuk Kendaraan
pribadi
PKP - PK
2. Tempat Parkir
Sedekat mungkin dengan terminal / kawasan yang dilayani. Daya tampung di
hitung dari jumlah penumpang waktu sibuk
E
f
A
I
h
=
=
=
=
=
A
= Exf
I
= Axh
jumlah penumpang jam sibuk
jumlah kendaraan per penumpang (0,8)
jumlah kendaraan yang parkir
luas lahan parkir
kebutuhan lahan parkir / kendaraan (35 m2)
Tabel 8.1
Hasil Perhitungan Luas Area Parkir
Penumpang waktu sibuk (E)
A = Ex0,8
50
40
51 100
41 80
101 500
81 400
501 1500
401 1200
I =Ax35m2
1400
1.435 - 2.800
2.835 - 14.000
17.535 - 42.000
Gambar 3.7
No.
I.
KELOMPOK A
KELOMPOK B
KELOMPOK C
MEKANIKAL
1.Plumbing system
1. Plumbing system
1. Plumbing system
2.Timbangan
2. AC Split / Window
3.Gravity Roller
3. Conveyor BeltSystem +
4.Reffuller System
Gravity Roller
4. Fire Hydrant,Extinguisher
Window
3. Conveyor BeltSystem +
Gravity Roller
5. Ventilasi System
4. Timbangan
6. Trolly Barang
5. Belalai Gajah
7. Timbangan
8. Reffuller System
7. Escalator danelevator
8. Ventilasi System
9. SewageTreatment Plant
II.
(STP)
ELEKTRICAL
1. Telepon
1. Telepon PABX
1. Telepon PABX
2. Lighting Fixture
3. Graphicsign
/ Armature
3. Graphicsign
(CCTV
4. Publik Address
5.
System (PAS)
4. Graphicsign
Lampu
Penerangan
Jalan / Parkir
6. Hand Held Metal
Detector
7. Penangkal Petir
(PAS)
(BAS)
6. Flight Information Display
system (FIDS)
6. Intercom System
7. Intercom System
9. MasterTV
9. MasterTV
(CCTV)
18.Integrated Ground
Communication System
1. Checkin Counter
1. Checkin Counter
2. Kursi TungguTerminal
2. Kursi TungguTerminal
3. Karya Seni
3. Karya Seni