Anda di halaman 1dari 4

Keputusan Beruang Yunior

Di sebuah hutan hiduplah sekeluarga beruang yang gembira. Ada Papa Beruang, Mama Beruang, dan anak beruang yang masih muda,
Beruang Yunior.
Pada suatu pagi yang cerah, Beruang Yunior mendapat tahu bahwa ia dapat adik perempuan! Adik Beruang baru saja lahir. Dia kecil dan
imut, berbulu coklat muda, kata Papa Beruang warnanya akan menjadi lebih pekat sewaktu adik semakin besar. Beruang Yunior pergi memetik
buah beri yang lezat untuk Mama Beruang. Dia memeluk Mama Beruang erat-erat dan melemparkan kecupan kepada Adik Beruang.
Sepanjang ingatan Beruang Yunior, setiap sore Papa dan Mama Beruang mengajaknya menangkap ikan di sungai di luar hutan. Dia bermainmain di air, melompat dari batu ke
batu sementara Papa dan Mama
menangkap ikan untuk makan
malam. Beruang Yunior senang sekali
bermain-main di sungai.
Ketika hari sudah sore, Yunior
mengintip ke dalam gua untuk melihat
apakah Papa dan Mama sudah
siap untuk pergi. Ia melihat mereka
berbicara dengan suara perlahan,
kemudian Mama Beruang menepuknepuk Adik Beruang, yang sedang
tertidur di sudut ruangan, dan Papa
Beruang memberinya kecupan.
Yunior, tolong tinggal di gua sore ini
dan menjaga Adik Beruang sementara
Papa dan Mama pergi mencari makan
malam, Mama Beruang berkata
kepada Yunior. Bisakah kamu
melakukannya?
Te-tetapi pergi ke sungai adalah
kesukaanku! airmata mulai Yunior
memenuhi matanya. Aku sudah
cukup besar untuk belajar menangkap
ikan, juga. Tolong, tidak bisakah aku
ikut?

Yunior, Adik Beruang tidak bisa ditinggal sendirian di gua, Papa Beruang menjelaskan sambil merangkul bahu Yunior. Papa tahu kamu
sangat senang pergi dengan kami, tapi minggu ini Papa dan Mama perlu kamu menjaga Adik sebentar setiap sore sementara kami mencari
ikan. Tidak lama lagi kita bisa mengajak Adik, kemudian kita berempat bisa pergi ke sungai bersama-sama. Bukankah itu menyenangkan?
Iya, kata Yunior, air mata mengalir ke hidungnya. Ia berbalik pergi ke gua, tetapi Papa Beruang memanggilnya. Yunior, jika kamu
patuh, bahkan jika kamu tidak merasa ingin melakukannya, kamu akan menjadi lebih gembira. Dan seringkali, karena kamu patuh, kamu
akan memperoleh berkat.
Yunior mengangkat
bahunya. Baginya tidak ada
yang lebih menyenangkan
daripada bermain-main di
sungai dengan orang tuanya.
Ia duduk di dekat Adik,
yang tidur nyenyak sambil
tersenyum. Kelihatannya ia
tidak akan terjaga berjamjam lamanya.
Kemudian timbul sebuah
gagasan! Mungkin aku bisa
mengikuti Papa dan Mama
ke sungai dan bermainmain tanpa terlihat oleh
mereka, pikirnya. Ia berdiri
dan meninggalkan gua. Ia
dapat melihat Papa dan
Mama berjalan menyusuri
pematang yang menuju ke
luar hutan. Aku masih bisa
mengejar mereka, pikirnya.
Kemudian dia berpikir
tentang mengapa Papa dan
Mama memintanya agar
menjaga Adik Beruang. Jika
dia tidak patuh dan sesuatu
yang buruk terjadi pada
Adik Beruang, dia pasti akan
sedih sekali.

Yunior bergegas pulang ke gua dan


memeriksa Adik Beruang. Dia masih tidur
nyenyak.
Yunior berpikir sejenak dan akhirnya
memutuskan. Papa dan Mama pasti sedih
sekali jika aku tidak patuh, katanya kepada
dirinya sendiri. Dan seharusnya aku senang
menjaga adikku. Dia menatap Adik Beruang
yang terlihat sangat imut, meringkuk dan
puas. Dia menunduk dan mengecup pipi Adik
Beruang.
Yunior merasa gembira dengan keputusannya mematuhi. Dia memutuskan akan mencoba membuat mainan untuk Adik Beruang
supaya ia bisa bermain ketika sudah bangun.
Beberapa jam kemudian, Papa dan
Mama Beruang pulang dengan ikan segar
untuk makan malam. Ikannya enak sekali,
dan Yunior makan hingga kenyang. Yunior
memperlihatkan kepada Papa dan Mama
mainan yang dibuatnya untuk Adik Beruang
sore itu. Adik Beruang sangat menyukainya
dan bermain-main dengannya hingga ia jatuh
tertidur.
Terima kasih sudah menjaga Adik, Yunior,
kata Mama Bear.
Dan untuk mainan yang kamu buat
untuknya, kata Papa Beruang.
Minggu berikutnya, Yunior tinggal di rumah
di sore hari dan menjaga Adik sementara Papa
dan Mama pergi mencari ikan. Setiap sore ia
menyibukkan diri sementara Adik terlelap.
Ia mengumpulkan buah beri yang ada di
dekat gua hari yang pertama, kemudian hari
kedua dia memanjat pohon, lalu dia membuat
mainan lagi untuk Adik, dan bahkan istirahat
siang pada suatu ketika.

Akhirnya tibalah hari di mana Mama Beruang


berkata bahwa Adik Beruang sudah cukup besar
untuk ikut ke sungai. Yunior senang sekali. Ketika
mereka tiba di sungai, Papa Beruang menempatkan
Adik di batang pohon yang terbelah dua. Ia duduk
memperhatikan air sungai yang mengalir, tersenyum
dan melambai-lambai kepada Papa dan Mama.
Yunior bercampang-cempung di tepi sungai dan
melompat-lompat di bebatuan kegemarannya. Ia
melompat-lompat di tepian sungai menuju ilalang
tinggi yang ada di dekat situ.
Setibanya di sana, dia terpesona. Persis di sebelah
ilalang yang tinggi itu terdapat lobang yang dangkal,
penuh dengan air. Coba terka ada apa di dalamnya?
Ikan! Ikan! Aku akan menangkap ikanku sendiri!
Matanya membesar dan bersinar-sinar ketika dengan
hati-hati ia menyendok ikannya dan membawanya
kepada Papa dan Mama Beruang.
Tangkapan ikanku yang pertama! serunya
dengan bangga.
Yunior, ikan itu besar sekali! Papa berkata dengan
bangga.
Papa, aku senang sudah mematuhi dan menunggu
hingga kita semua bisa pergi bersama-sama. Ini benarbenar istimewa.
Papa mengedipkan mata ke Yunior. Yunior
berjalan menuju ke Adik dan memperlihatkan hasil
tangkapannya. Ia merasa bahwa kejadian yang
istimewa itu adalah karena dia patuh.
Seraya dia bertumbuh, Beruang Yunior belajar
bahwa setiap kali dia patuh, bahkan jika upahnya
tidak besar atau bukan sesuatu yang menyenangkan
yang dapat dilihat atau dirasakannya, seringkali dia
merasa lebih gembira di dalam hatinya. Tetapi itu
selalu layak untuk dilakukan.
Author unknown. Illustrations by Nicole. Colors by Catherine Lynch. Design by Stefan Merour.
Published by My Wonder Studio. Copyright 2013 by The Family International

Anda mungkin juga menyukai