Anda di halaman 1dari 13

BAB I

PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Para ahli geografi mempelajari permukaan bumi dan bagaimana manusia
memengaruhi secara dipengaruhi serta dipengaruhi oleh lingkungan fisiknya. Geografi dibagi
ke dalam dua spesialisasi pokok: Geografi fisik dan Geografi budaya (manusia). Para ahli
geografi fisik mengkaji asfek-asfek fisik bumi yang meliputi iklim, tanah, sumber-sumber air,
penyebaran tanaman dan binatang, dan bentuk-bentuk tanah. Para ahli geografi budaya (ahli
kependudukan-demografer) tertarik dengan penyebaran penduduk pada suatu wilayah
tertentu. Mereka bukan hanya tertarik dengan tempat tinggal dimana mereka hidup, namun
juga mengapa mereka tinggal disana, yakni faktor-faktor apa yang mempengaruhi. Daya tarik
utama kedua dari ahli geografi budaya adalah interaksi manusia dengan lingkungan fisiknya.
Mereka mengkaji bagaimana manusia memanfaatkan dan mengubah permukaan bumi bahkan
juga bagaimana permukaan bumi memengaruhi budaya manusia, kegiatan mencari nafkah,
pola-pola perkampungan, pembangunan ekonomi, organisasi politik, pemanfaatan sumbersumber daya, komunikasi, dan transportasi.
Jika pemandangan tak cukup jelas terlihat dari bawah, naiklah ke atas niscaya
pemandangan akan terlihat lebih jelas. Perinsip seperti itulah yang digunakan dalam
pengidraan jauh. Teknologi ini telah berkembang sedmikian rupa sehingga lebih
memsyarakat.
Informasi keruangan saat ini sangat penting untuk beragam kepentingan. Informasi
keruangan dahulu hanya diperoleh dan disajikan dalam bentuk simbol-simbol sederhana.
Penyajian informasi keruangan yang diwujudkan dalam bentuk simbol dikenal denganpeta.
Selain peta. Saat ini informasi keruangan dapat disajikan dalam bentuk foro udara atau citra.
Foto udara diperoleh dari penginderaan jauh. Penginderaan jauh dikenal dengan teknik untuk
memperoleh menganalisis permukaan bumi menggunaka sensor.
1.2. Rumusan Masalah
Pengertian Penginderaan Jauh.
Komponen-Komponen Penginderaan Jauh
Manfaat Penginderaan Jauh.
Keunggulan Indera Jauh
1

1.3. Tujuan Penulisan


Siswa Mengetahui Pengertian Dari Penginderaan Jauh.
Siswa Mengetahui Komponen-Komponen Penginderaan Jauh
Siswa Mengetahui Manfaat Penginderaan Jauh.
Siswa Mengetahui Keunggulan Indera Jauh
Siswa Mengetahui Kekurangan Indera Jauh

BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Penginderaan Jauh
Penginderaan jauh (disingkat inderaja) adalah ilmu atau seni untuk memperolh
informasi tentang objek, daerah atau gejala dengan jalan menganalisis data yang diperoleh
menggunakan alat tanpa kontak langsung terhadap objek atau gejala atau daerah yang dikaji
(Lillesand dan keifer, hal. 56). Jadi, penginderaan jauh adalah pengukuran atau akuisisi data
dari sebuah objek atau fenomena oleh sebuah alat yang tidak secara fisik melakukan kontak
dengan objek tersebut atau pengukuran atau akuisisi data dari sebuah objek atau fenomena
oleh sebuah alat dari jarak jauh, (misalnya dari pesawat, pesawat luar angkasa, satelit, kapal
atau alat lain.
Contoh dari penginderaan jauh antara lain satelit pengamatan bumi, satelit cuaca,
memonitor janin dengan ultrasonik dan wahana luar angkasa yang memantau planet dari
orbit. Inderaja berasal dari bahasa Inggris remote sensing, bahasa Perancis tldtection,
bahasa Jerman fernerkundung, bahasa Portugis sensoriamento remota, bahasa Spanyol
percepcion remote dan bahasa Rusia distangtionaya. Di masa modern, istilah penginderaan
jauh mengacu kepada teknik yang melibatkan instrumen di pesawat atau pesawat luar
angkasa dan dibedakan dengan penginderaan lainnya seperti penginderaan medis atau
fotogrametri. Walaupun semua hal yang berhubungan dengan astronomi sebenarnya adalah
penerapan dari penginderaan jauh (faktanya merupakan penginderaan jauh yang intensif),
istilah "penginderaan jauh" umumnya lebih kepada yang berhubungan dengan teresterial dan
pengamatan cuaca.
2.2 Penginderaan Jauh Menurut Para Ahli
a. Menurut Lillesand dan Kiefer (1979)(2007)
Penginderaan Jauh adalah ilmu dan seni untuk memperoleh informasi tentang obyek,
wilayah, atau gejala dengan cara menganalisis data yang diperoleh dengan menggunakan
alat tanpa kontak langsung terhadap obyek, wilayah, atau gejala yang dikaji.
b. Menurut Colwell (1984)
Penginderaaan Jauh yaitu suatu pengukuran atau perolehan data pada objek di permukaan
bumi dari satelit atau instrumen lain di atas atau jauh dari objek yang diindera.

c. Menurut Curran (1985)


Penginderaan Jauh yaitu penggunaan sensor radiasi elektromagnetik untuk merekam
gambar lingkungan bumi yang dapat diinterpretasikan sehingga menghasilkan informasi
yang berguna.
d. Menurut American Society of Photogrammetry (1983)
Penginderaan jauh merupakan pengukuran atau perolehan informasi dari beberapa sifat
objek atau fenomena, dengan menggunakan alat perekam yang secara fisik tidak terjadi
kontak langsung dengan objek atau fenomena yang dikaji.
e. Menurut Avery (1985)
Penginderaan

jauh

merupakan

upaya

untuk

memperoleh,

menunjukkan

(mengidentifikasi) dan menganalisis objek dengan sensor pada posisi pengamatan daerah
kajian.
f. Menurut Lindgren (1985)
Penginderaan jauh yaitu berbagai teknik yang dikembangkan untuk perolehan dan
analisis informasi tentang bumi.
2.3 Komponen-Komponen Penginderaan Jauh
a. Sumber Tenaga
Sumber tenaga dalam proses inderaja terdiri atas:
Sistem pasif adalah sistem yang menggunakan sinar matahari
Sistem aktif adalah sistem yang menggunakan tenaga buatan seperti gelombang
mikro. Jumlah tenaga yang diterima oleh obyek di setiap tempat berbeda-beda,
hal ini dipengaruhi oleh beberapa faktor, antara lain:
1. Waktu penyinaran
Jumlah energi yang diterima oleh objek pada saat matahari tegak lurus (siang hari)
lebih besar daripada saat posisi miring (sore hari). Makin banyak energi yang diterima
objek, makin cerah warna obyek tersebut.
2. Bentuk permukaan bumi
Permukaan bumi yang bertopografi halus dan memiliki warna cerah pada
permukaannya lebih banyak memantulkan sinar matahari dibandingkan permukaan
yang bertopografi kasar dan berwarna gelap. Sehingga daerah bertopografi halus dan
cerah terlihat lebih terang dan jelas.

3. Keadaan cuaca
Kondisi cuaca pada saat pemotretan mempengaruhi kemampuan sumber tenaga dalam
memancarkan

dan

memantulkan.

Misalnya

kondisi

udara

yang

berkabut

menyebabkan hasil inderaja menjadi tidak begitu jelas atau bahkan tidak terlihat.
b. Atmosfer
Lapisan udara yang terdiri atas berbagai jenis gas, seperti O2, CO2, nitrogen,
hidrogen dan helium. Molekul-molekul gas yang terdapat di dalam atmosfer tersebut dapat
menyerap, memantulkan dan melewatkan radiasi elektromagnetik.Di dalam inderaja terdapat
istilah Jendela Atmosfer, yaitu bagian spektrum elektromagnetik yang dapat mencapai bumi.
Keadaan di atmosfer dapat menjadi penghalang pancaran sumber tenaga yang mencapai ke
permukaan bumi. Kondisi cuaca yang berawan menyebabkan sumber tenaga tidak dapat
mencapai permukaan bumi.
c. Interaksi antara tenaga dan objek
Interaksi antara tenaga dan obyek dapat dilihat dari rona yang dihasilkan oleh foto
udara. Tiap-tiap obyek memiliki karakterisitik yang berbeda dalam memantulkan atau
memancarkan tenaga ke sensor.
Objek yang mempunyai daya pantul tinggi akan terilhat cerah pada citra, sedangkan
obyek yang daya pantulnya rendah akan terlihat gelap pada citra. Contoh: Permukaan puncak
gunung yang tertutup oleh salju mempunyai daya pantul tinggi yang terlihat lebih cerah,
daripada permukaan puncak gunung yang tertutup oleh lahar dingin.
d.Sensor
Sensor merupakan alat pemantau yang dipasang pada wahana, baik pesawat maupun satelit.
Sensor dapat dibedakan menjadi dua:
1. Sensor fotografik, merekam obyek melalui proses kimiawi. Sensor ini menghasilkan
foto. Sensor yang dipasang pada pesawat menghasilkan citra foto (foto udara), sensor
yang dipasang pada satelit menghasilkan citra satelit (foto satelit)
2. Sensor elektronik, bekerja secara elektrik dalam bentuk sinyal. Sinyal elektrik ini
direkam dalam pada pita magnetik yang kemudian dapat diproses menjadi data visual
atau data digital dengan menggunakan komputer. Kemudian lebih dikenal dengan
sebutan citra.

e. Wahana
Adalah kendaraan/media yang digunakan untuk membawa sensor guna mendapatkan
inderaja. Berdasarkan ketinggian persedaran dan tempat pemantauannya di angkasa, wahana
dapat dibedakan menjadi tiga kelompok:
1. Pesawat terbang rendah sampai menengah yang ketinggian peredarannya antara 1.000
9.000 meter di atas permukaan bumi
2. Pesawat terbang tinggi, yaitu pesawat yang ketinggian peredarannyalebih dari 18.000
meter di atas permukaan bumi
3. Satelit, wahana yang peredarannya antara 400 km 900 km diluar atmosfer bumi.
f. Perolehan Data
Data yang diperoleh dari inderaja ada 2 jenis:
1. Data manual, didapatkan melalui kegiatan interpretasi citra. Guna melakukan
interpretasi citra secara manual diperlukan alat bantu bernama stereoskop. Stereoskop
dapat digunakan untuk melihat objek dalam bentuk tiga dimensi.
2. Data numerik (digital), diperoleh melalui penggunaan software khusus penginderaan
jauh yang diterapkan pada computer.
g. Pengguna Data
Pengguna data merupakan komponen akhir yang penting dalam sistem inderaja, yaitu
orang atau lembaga yang memanfaatkan hasil inderaja. Jika tidak ada pengguna, maka data
inderaja tidak ada manfaatnya. Salah satu lembaga yang menggunakan data inderaja misalnya
adalah:
1. Bidang militer
2. Bidang kependudukan
3. Bidang pemetaan
4. Bidang meteorologi dan klimatologi
h. Teknik pengumpulan data
Data dapat dikumpulkan dengan berbagai macam peralatan tergantung kepada objek
atau fenomena yang sedang diamati. Umumnya teknik-teknik penginderaan jauh
memanfaatkan radiasi elektromagnetik yang dipancarkan atau dipantulkan oleh objek yang
diamati dalam frekuensi tertentu seperti inframerah, cahaya tampak, gelombang mikro, dsb.
Hal ini memungkinkan karena faktanya objek yang diamati (tumbuhan, rumah, permukaan
6

air, udara dll) memancarkan atau memantulkan radiasi dalam panjang gelombang dan
intensitas yang berbeda-beda. Metode penginderaan jauh lainnya antara lain yaitu melalui
gelombang suara, gravitasi atau medan magnet.
2.4 Keunggulan Inderaja
Menurut Sutanto (1994:18-23), penggunaan penginderaan jauh baik diukur dari
jumlah bidang penggunaannya maupun dari frekuensi penggunaannya pada tiap bidang
mengalami pengingkatan dengan pesat. Hal ini disebabkan oleh beberapa faktor antara lain :
1. Citra menggambarkan obyek, daerah, dan gejala di permukaan bumi dengan; wujud
dan letak obyek yang mirip ujud dan letak di permukaan bumi, relatif lengkap,
meliputi daerah yang luas, serta bersifat permanen.
2. Dari jenis citra tertentu dapat ditimbulkan gambaran tiga dimensional apabila
pengamatannya dilakukan dengan alat yang disebut stereoskop.
3. Karaktersitik obyek yang tidak tampak dapat diwujudkan dalam bentukcitra sehingga
dimungkinkan pengenalan obyeknya.
4. Citra dapat dibuat secara cepat meskipun untuk daerah yang sulit dijelajahi secara
terestrial.
5. Merupakan satu-satunya cara untuk pemetaan daerah bencana.
6. Citra sering dibuat dengan periode ulang yang pendek.
2.5. Keterbatasan Inderaja
Berupa ketersediaan citra SLAR yang belum sebanyak ketersediaan citra lainnya.
Dari citra yang ada juga belum banyak diketahui serta dimanfaatkan (Lillesand dan Kiefer,
1979). Di samping itu jugaharganya yang relative mahal dari pengadaan citra lainnya
(Curran, 1985)
2.6. Kelemahan Inderaja
Walaupun mempunyai banyak kelebihan, penginderaan jauh juga memiliki kelemahan antara
lain sebagai berikut:
1. Orang yang menggunakan harus memiliki keahlian khusus;
2. Peralatan yang digunakan mahal;
3. Sulit untuk memperoleh citra foto ataupun citra nonfoto;

2.7. Manfaat Penginderaan Jauh


A. Bidang Kelautan (Seasat, MOS)
1. Pengamatan sifat fisis air laut.
2. Pengamatan pasang surut air laut dan gelombang laut.
3. Pemetaan perubahan pantai, abrasi, sedimentasi, dan lain-lain.
B. Bidang hidrologi (Landsat, SPOT)
1. Pemanfaatan daerah aliran sungai (DAS) dan konservasi sungai.
2. Pemetaan sungai dan studi sedimentasi sungai.
3. Pemanfaatan luas daerah dan intensitas banjir.
C. Bidang geologi
1. Menentukan struktur geologi dan macamnya.
2. Pemantauan daerah bencana (gempa, kebakaran) dan pemantauan debu vulkanik.
3. Pemantauan distribusi sumber daya alam.
4. Pemantauan pencemaran laut dan lapisan minyak di laut.
5. Pemanfaatan di bidang pertahanan dan militer.
6. Pemantauan permukaan, di samping pemotretan dengan pesawat terbang dan
aplikasisistem informasi geografi (SIG).
D. Bidang meteorologi dan klimatologi (NOAA)
1. Membantu analisis cuaca dengan menentukan daerah tekanan rendah dan

daerah

bertekanan tinggi, daerah hujan, dan badai siklon.


2. Mengetahui sistem atau pola angin permukaan.
3. Permodelan meteorologi dan data klimatologi.
4. Untuk pengamatan iklim suatu daerah melalui pengamatan tingkat kewarnaan dan
kandungan air di udara.
E. Bidang oseanografi
1. Pengamatan sifat fisis air seperti suhu, warna, kadar garam dan arus laut.
2. Pengamatan pasang srut dengan gelombang laut (tinggi, frekuensi, arah).
3. Mencari distribusi suhu permukaan.
4. Studi perubahan pasir pantai akibat erosi dan sedimentasi.

2.8. Interpretasi Penginderaan Jauh


Interpretasi foto udara adalah kegiatan pemeriksaan gambaran fotografis melalui cara
penafsiran dan pengkajian, yang bertujuan mengenal objek serta menimbang arti dari objek
yang bersangkutan. Prinsip pengenalan objek pada foto udara didasarkan atas penyelidikan
ciri-ciri objek yang disebut karakteristik objek atau atributnya. Karakteristik objek yang
tergambar pada foto udara dalam rangka pengenalan objek ini dinamakan sebagai kunci
interpretasi, yaitu :
a. Rona atau tone
Merupakan unsure pengenalan yang amat penting. Pengenalan ini berdasarkan tingkat
kecerahan atau kegelapan dari objek. Objek yang banyak memantulkan sinar akan
nampak putih cerah pada foto udara, sedangkan objek yang menyerap sinar akan
menghasilkan rona abu-abu gelap atau abu-abu tua sampai hitam. Pada tumbuhan,
rona dipengaruhi oleh klorofil pada daun. Makin rimbun dan hijau daun, makin gelap
ronanya.
b. Bentuk
Merupakan konfigurasi atau kerangka objek. Ciri khas dari kenampakan objek dapat
dilihat melalui bentuk. Masing-masing objek mempunyai bentuk yang berbeda,
sehingga dengan melihat bentuknya kita dapat mengidentifikasi secara langsung
objeknya.
c. Ukuran
Tiap objek mempunyai ukuran yang berbeda-beda, penentuannya berdasarkan pada
skala foto udara. Ukuran meliputi : panjang, lebar, tinggi, luas, volume, dan
kemiringan. Semua itu harus dipertimbangkan dalam proses identifikasi supaya tidak
terjadi kesalahan. Sebagai contoh, bangunan rumah mempunyai luasan yang lebih
kecil disbanding dengan bangunan kantor.
d. Tekstur
Merupakan hubungan tiap-tiap rona yang dibentuk oleh bermacam-macam objek pada
foto udara. Tekstur dapat dibedakan melalui tingkat kekasarannya, meliputi : kasar,
sedang, halus, berbulu akar dan bintik-bintik. Sebagai contoh, hutan mempunyai
tekstur kasar, sedangkan sawah mempunyai tekstur sedang hingga halus.
e. Pola
Merupakan rangkaian bentuk dari objek dilihat dari hubungan susunan spasinya.
Sebagai contoh, sungai mempunyai pola memanjang tidak beraturan, sedangkan
saluran atau kanal, memanjang tetapi beraturan.
9

f. Bayangan
Berfungsi untuk memperjelas kenampakan atau profil suatu objek. Objek yang
tergambar tegak lurus pada foto udara seringkali sulit dikenali, bahkan tidak jelas
kenampakannya. Pendekatan yang dilakukan adalah dengan melihat bayangan objek
tersebut.
g. Situs
Merupakan lokasi objek dalam hubungannya dengan objek lain. Pengenalan situs ini
penting karena sangat membantu dalam proses identifikasi, khususnya untuk objek
yang sangat kecil dan tidak nampak, sehingga objek tersebut perlu didekati dengan
objek disekitarnya. Sebagai contoh, sungai yang mempunyai alur sangat kecil dan
tidak nampak, pengenalannya perlu didekati dengan pola vegetasi yang memanjang
membentuk pola aliran sungai di kanan kirinya.
h. Asosiasi
Merupakan keterkaitan antara suatu objek dengan objek yanh lainnya pada foto udara.
Sebagai contoh, pemukiman transmigrasi berasosiasi dengan ladang atau tegalan.
Karakteristik objek di atas digunakan untuk foto udara atau citra yang tidak berwarna
atau hitam putih. Untuk foto udara atau citra yang berwarna, selain menggunakan 8
karakteristik di atas biasanya ditambah dengan warna.
Kegiatan interpretasi foto udara merupakan kegiatan pengenalan dan menimbang arti objek
pada foto udara. Kegiatan tersebut mempunyai tiga tahapan, meliputi:
1. Deteksi, merupakan kegiatan yang dimulai dari mengenali objek dengan cara
menguraikan atau memisahkan objek berdasarkan rona atau warnanya, kemudian
delineasi atau penarikan garis batas masing-masing objek yang memiliki rona atau
warna yang sama.
2. Identifikasi, merupakan kegiatan mengenali objek berdasarkan karakteristik
selanjutnya, meliputi : bentuk, ukuran, tekstur, pola, situs, dan lain sebagainya,
kemudian mengklasifikasikan bentuk tersebut sesuai dengan maksud dan tujuan
interpretasi.
3. Analisi, merupakan kegiatan mengkaji pola dan susunan keruangan pada objek
penelitian untuk menarik kesimpulan.
Interpretasi foto udara dilakukan dalam suatu ruangan dengan disertai cahaya, baik
cahaya langsung dari sinar matahari maupun cahaya lampu. Dengan demikian, kegiatan
10

interpretasi dapat dilakukan kapanpun juga dan dalam waktu yang tidak ditentukan.
Interpretasi di maksudkan untuk identifikasi atau pengenalan bentang alam dan bentang
budaya pada citra atau foto udara. Kegiata interpretasi pada foto udara dilakukan dengan cara
melapisi dengan plastic transparan agar citra atau foto udara tetap bersih dan awet. Alat dan
bahan yang digunakan dalam interpretasi meliputi:
1. Citra atau foto udara
2. Stereoskop
3. Suryakanta (lup atau alat pembesar)
4. Plastik transparan
5. Tints OHP pen dengan 4 warna: hitam, biru, hijau, dan merah
6. Penggaris
7. Spiritus untuk menghapus tinta
8. Kapas atau cutton buds
9. Kertas HVS atau folio bergaris untuk membuat table kunci interpretasi
10. Selotip
11. Ketas kalkir untuk menggambar atau memindahkan hasil interpretasi
2.9. Keistimewaan Citra Penginderaan Jauh
Kelengkapan informasi yang disajikan pada citra penginderaan jauh mempunyai daya
tarik tersendiri bagi para ilmuwan dan peneliti dari berbagai bidang keahlian untuk dapat
memanfaatkan

secara

sendiri

(monodisipliner)

atau

gabungan

beberapa

bidang

(multidisipliner).
Jika dibandingkan dengan survei lapangan, penginderaan jarak jauh lebih unggul dan
bermanfaat bagi pengkajian dan pengelolaan wilayah atau sumber daya alam. Survei
lapangan memerlukan waktu, tenaga, dan biaya yang lebih besar jika dibandingkan dengan
penginderaan jarak jauh. Selain itu, data yang dihasilkan penginderaan jauh lebih valid.
Beberapa keistimewaan citra penginderaan jauh di antaranya adalah :
1. Menyajikan gambaran objek secara lengkap dengan kenampakan yang nyata seperti
kenampakan sebenarnya di lapangan.
2. Waktu pembuatan yang relatif cepat.
3. Biaya relatif lebih murah dibandingkan dengan pengukuran langsung di lapangan.
4. Dapat digunakan untuk memonitor objek lapangan, seperti : informasi bencana banjir,
gempa bumi, kebakaran hutan, dan bencana alam lainnya.

11

BAB III
PENUTUP
3.1. Kesimpulan.
Penginderaan jauh (disingkat inderaja) adalah pengukuran atau akuisisi data dari
sebuah objek atau fenomena oleh sebuah alat yang tidak secara fisik melakukan kontak
dengan objek tersebut atau pengukuran atau akuisisi data dari sebuah objek atau fenomena
oleh sebuah alat dari jarak jauh, (misalnya dari pesawat, pesawat luar angkasa, satelit, kapal
atau alat lain.
Komponen- komponen yang terdapat pada penginderaan jauh antara lain: Sumber
Tenaga, Atmosfer, Interaksi antara tenaga elektromagnetik dan atmosfer, Sensor dan Wahana,
Perolehan Data, Pengguna Data, Teknik pengumpulan data.
Citra menggambarkan obyek, daerah, dan gejala di permukaan bumi dengan; wujud dan letak
obyek yang mirip ujud dan letak di permukaan bumi, relatif lengkap, meliputi daerah yang
luas, serta bersifat permanen.

12

DAFTAR PUSTAKA
Lillesland, Thomas. M dan Ralph W. Kiefer. 2007. Penginderaan Jauh dan Interpretasi Citra.
Yogyakarta:Gadjah Mada University Press.
Sutanto. 1979. Pengetahuan Dasar Interpretasi Citra. Yogyakarta: Gadjah Mada University
Press
Prasongko, Eko Titis. Hendrawansyah, Rudi. 2009. Geografi Untuk siswa menengah atasMadrasah Aliah, Kelas XII. Jakarta: Pusat Perbukuan
Wiji, Eny Lestari.2002. Geografi SMA kelas XII. Sukoharjo: CV Willian.
Hartono.2007. Geografi XII. Bandung: CV CITRA PRAYA.

13

Anda mungkin juga menyukai