mencakup tentang mikrokosmos/ benda-benda yang mempunyai ukuran yang sangat kecil,
contohnya: atom, elektron, sel. Sedangkan makrokosmos adalah benda-benda yang
ukurannya sangat besar, contohnya: bintang, planet, galaksi.
Para ahli astronomi menggunakan istilah alam semesta sebagai ruang angkasa dan bendabenda langit yang ada didalamnya. Alam semesta atau universum dalam terminologi ilmu
astronomi adalah ruang angkasa dengan segala zat dan energi yang ada didalamnya
Pada mulanya, mereka Bumi sebagai pusat alam semesta. Kemudian, bumi hanyalah sebuah
planet, dan yakin bahwa mataharilah sebagai pusat. Akhirnya mereka tau bahwa Matahari
hanyalah sebuah bintang biasa, yang merupakan anggota dari sebuah gugusan bintang(galaksi
dan meyakini bahwa galaksi inilah Alam Semesta. Setelah itu, mereka menemukan lagi
bahwa galaksi ini hanyalah satu dari sedemikian banyak galaksi yang membentuk alam
semesta. Kenyataan inilah yang kita yakini saat ini.
A. Teori Kabut
Imanuel Kant (1724-1804) ahli filsafat bangsa Jerman dan Piere SimonLaplace (17491827) ahli astronomi bangsa Perancis.
Kant mengemukakan teorinya tahun 1755, sedangkan Laplace mengemukakan tahun 1796
dengan nama Nebular Hypothesis.
Pada akhir abad ke-19 teori kabut disanggah oleh beberapa ahli seperti James Clark
Maxwell yang memeberikan kesimpulan bahwa bila bahan pembentuk planet terdistribusi
disekitar matahari membentuk suatu cakram atau suatu piringan, maka gaya yang disebabkan
oleh perbedaan perputaran (kecepatan anguler) akan mencegah terjadinya pembekuan planet.
Pada abad ke-20 percobaan dilakukan untuk membuktikan terbentuknya cincin-cincin
Laplace, menunjukkan bahwa medan magnet dan medan listrik matahari tekah merusak
proses pembekuan batu-batuan. Jadi tidak ada alasan yang kuat untuk menyatakan bahwa
cincin gas dapat membeku membantuk planet.
B. Teori Ledakan Maha Dahsyat (Big Bang)
Pada awal abad ke-21 muncul teori ledakan maha dahsyat Big Bang, membentuk
keseluruhan alam semesta sekitar 15 milyar tahun yang lalu. Jagat raya tercipta dari suatu
ketaidaan sebagai hasil dari ledakan satu titik tunggal. Pada awalnya alam semesta ini berupa
satu massa maha padat. Massa maha padat ini dapat dianggap suatu atom maha padat dengan
ukuran maha kecil yang kemudian mengalami reaksi radioaktif dan akhirnya mneghasilkan
ledakan maha dahsyat.
PEMBENTUKAN ALAM SEMESTA DALAM PERSPEKTIF SAINS
Pemahaman manusia tentang alam semesta mempergunakan seluruh pengetahuan di
bumi, berbagai prinsip-prinsip, kepercayaan umum dalam sains (seperti ketidakpastian
Heisenberg tentang pengukuran simultan dimensi ruang dan waktu), serta berbagai aturan
untuk keperluan praktis. Melalui sebuah kerangka besar gagasan yang menghubungkan
berbagai fenomena (teori relativitas umum, teori kinetik materi, teori relativitas khusus) coba
dikemukakan satu penjelasan. Berbagai hipotesa, gagasan awal atau tentatif dikemukakan
untuk menjelaskan fenomena. Tentu gagasan tersebut masih perlu diuji kebenarannya untuk
dapat dikatakan sebuah hukum.
Dunia fisika membahas konsep energi, hukum konservasi, konsep gerak gelombang,
dan konsep medan. Pembahasan Mekanika pun sangat luas, dari Mekanika klasik ke
Mekanika Kuantum Relativistik. Mekanika Kuantum Relativistik mengakomodasi
pemecahan persoalan mekanika semua benda, Mekanika kuantum melayani persoalan
mekanika untuk semua massa yang kecepatannya kurang dari kecepatan cahaya. Mekanika
Relativistik memecahkan persoalan mekanika massa yang lebih besar dari 10-27 kg dan bagi
semua kecepatan. Mekanika Newton (disebut juga mekanika klasik) menjelaskan fenomena
benda yang relatif besar, dengan kecepatan relatif rendah, tapi juga bisa dipergunakan sebagai
pendekatan fenomena benda mikroskopik.
Mekanika statistik (kuantum klasik) adalah suatu teknik statistik untuk interaksi benda
dalam jumlah besar untuk menjelaskan fenomena yang besar, teori kinetik dan termodinamik.
Dalam penjelajahan akal manusia di dunia elektromagnet dikenal persamaan Maxwell untuk
mendeskripsikan kelakuan medan elektromagnet, juga teori tentang hubungan cahaya dan
elektromagnet. Dalam pembahasan interaksi partikel, ada prinsip larangan Pauli, interaksi
gravitasi, dan interaksi elektromagnet. Medan menyebabkan gaya; medan-gravitasi
menyebabkan gaya gravitasi, medan-listrik menyebabkan gaya listrik dan sebagainya.
Demikianlah, metode sains mencoba dengan lebih cermat menerangkan realitas alam semesta
yang berisi banyak sekali benda langit (dan lebih banyak lagi yang belum ditemukan).
Pengetahuan tentang luas alam semesta dibatasi oleh keberadaan objek berdaya besar,
seperti Quasar atau inti galaksi, sebagai penuntun tepi alam semesta yang bisa diamati; selain
itu juga dibatasi oleh kecepatan cahaya dan usia alam semesta (15 miliar tahun). Itulah
sebabnya ruang alam semesta yang pernah diamati manusia berdimensi 15-20 miliar tahun
cahaya. Namun, banyak benda langit yang tak memancarkan cahaya dan tak bisa dideteksi
keberadaannya, protoplanet misalnya. Menurut taksiran, sekitar 90% objek di alam semesta
belum atau tak akan terdeteksi secara langsung. Keberadaannya objek gelap ini diyakini
karena secara dinamika mengganggu orbit objek-objek yang teramati, lewat gravitasi.
Berbicara tentang daya objek, dalam kehidupan sehari-hari ada lampu penerangan
berdaya 10 watt, 75 watt dan sebagainya; sedangkan Matahari berdaya 1026 watt dan berjarak
satu sa* dari Bumi, menghangatinya. Jika kita lihat, lampu-lampu kota dengan daya lebih
besarlah yang tampak terang. Menurut hukum cahaya, terang lampu akan melemah sebanding
dengan jarak kuadrat, jadi sebuah lampu pada jarak 1 meter tampak 4 kali lebih terang
dibandingkan pada jarak 2 meter, dan apabila dilihat pada jarak 5 meter tampak 25 kali lebih
redup.
Maka, kemampuan mata manusia mengamati bintang lemah terbatas. Ukuran kolektor
cahaya juga akan membatasi skala terang objek yang bisa diamati. Untuk pengamatan objek
langit yang lebih lemah dipergunakan kolektor atau teleskop yang lebih besar. Teleskop yang
besar pun mempunyai keterbatasan dalam mengamati obyek langit yang lemah, walaupun
berhasil mendeteksi obyek langit yang berjuta atau bermiliar kali lebih lemah dari bintang
terlemah yang bisa dideteksi manusia. Makin jauh jarak galaksi, berarti pengamatan kita juga
merupakan pengamatan masa silam galaksi tersebut. Cahaya merupakan fosil informasi
pembentukan alam semesta yang berguna, dan manusia berupaya menangkapnya untuk
mengetahui prosesnya hingga takdir di masa depan yang sangat jauh, yang akan dilalui
melalui hukum-hukum alam ciptaan-Nya. Pengetahuan kita tentang hal tersebut sangat
bergantung pada pengetahuan kita tentang hukum alam ciptaan-Nya; sudah lengkap dan
sudah sempurnakah, ataukah baru sebagian kecil, sehingga mungkin bisa membentuk
ekstrapolasi persepsi yang salah.
KESIMPULAN
Dari pembahasan tentang perkembangan pemikiran tentang terbentuknya alam raya,
yang diungkapkan melalui pendapat / pemikiran dari berbagai peradaban bangsa, teori-teori
yang dikemukakan dari beberapa ilmuan, maka dapat disimpulkan bahwa perkembangan
pemikiran tentang terbentuknya alam semesta sudah sejak lama telah menjadi bagian
pemikiran manusia, begitu juga pendapat-pendapat dari berbagai peradaban bangsa, begitu
banyak teori-teori yang muncul tentang terbentuknya alam raya ini.
Dari sekian banyak teori-teori yang dikemukakan oleh para ilmuan ternyata ilmuan
modern menyetujui bahwa Teori Ledakan Maha Dahsyat (Teori Big Bang) merupakan satu-
satunya penjelasan masuk akal dan yang dapat dibuktikan mengenai asal mula alam semesta
dan bagaimana alam semesta muncul menjadi ada. Namun perlu kita sadari bahwa jauh
sebelum para ahli mengemukakan teori Big Bang.
Teori Big Bang adalah teori yang membantah paham materialisme yang menyatakan bahwa
keberadaan alam semesta ini tunggal. Tidak berawal dan tidak berakhir.Dengan bahasa
sederhana, teori ini menunjukkan keberadaan Sang Pencipa dan alam semesta ini adalah
ciptaan NYA. Menurut Teori Big Bang, Bumi ini sudah berusia kira-kira 13,7 Miliyar
tahun. Pada awal terbentuknya alam semesta telah terjadi sebuah fenomena Ledakan Besar.
Ledakan raksasa yang menandai permulaan alam semesta ini dinamakan 'Big Bang', dan
teorinya dikenal dengan nama tersebut. Perlu dikemukakan bahwa 'volume nol' merupakan
pernyataan teoritis yang digunakan untuk memudahkan pemahaman. Ilmu pengetahuan dapat
mendefinisikan konsep 'ketiadaan', yang berada di luar batas pemahaman manusia, hanya
dengan menyatakannya sebagai 'titik bervolume nol'. Sebenarnya, 'sebuah titik tak bervolume'
berarti 'ketiadaan'. Demikianlah alam semesta muncul menjadi ada dari ketiadaan. Dengan
kata lain, ia telah diciptakan.
Teori Big Bang menunjukkan bahwa semua benda di alam semesta pada awalnya adalah satu
wujud, dan kemudian terpisah-pisah. Ini diartikan bahwa keseluruhan materi diciptakan
melalui Big Bang atau ledakan raksasa dari satu titik tunggal, dan membentuk alam semesta
kini dengan cara pemisahan satu dari yang lain.
Georges Lemaitre adalah seorang yang mengusulkan teori Big Bang. Ia adalah seorang
Biarawan Katolik Romawi Belgia. Sedangkan Alexander Friedmann adalah orang yang telah
mengajukan persamaan dari Teori Big Bang.
Alam Semesta di Mata Masyarakat Abad ke-19
Abad ke-19 adalah abad yang menganut paham materialis. Mereka meyakini bahwa alam ini
tidak diciptakan dan akan terus menerus ada selamanya. Hal ini dapat dipahami dari goresan
tinta Goerge Plitzer dalam bukunya Principes Foundamentaux de Philosophie. Ia
menuliskan dengan jelas bahwa alam ini bukanlah bagian dari yang diciptakan. Andaikata ia
diciptakan, ia sudah pasti diciptakan oleh Tuhan dengan seketika dan dari ketiadaan.
Pandangan Astronom Tentang Alam
Keyakinan masyarakat pada saat itu sepakat menyatakan bumi ini statis. Hingga akhirnya,
para astronomi menemukan hal yang aneh. Mereka melihat bahwa bintang-bintang bergerak
berdasarkan amatan mereka dengan menggunakan teleskop raksasa. Bintang-bintang yang
disaksikan memiliki warna merah sesuai dengan jaraknya.
Dengan penemuan ini, mereka mengaitkannya dengan kajian ilmu fisika yang menunjukkan
bahwa bintang-bintang itu bergerak menjauhi. Dengan berani, Hubble, astronomi Amerika
menjustifikasi jika cahaya dari bintang-bintang cenderung ke warna merah, maka itu
menunjukkan bahwa bintang-bintang itu menjauhi manusia. Artinya, bumi ini bergerak dan
terus menerus mengembang.
Cukup banyak bukti yang mendukung kebenaran teori ini. Kerangka model teori ini
bergantung pada relativitas umum Einstein dan beberapa asumsi-asumsi sederhana, seperti
homogenitas dan isotropi ruang. Persamaan yang mendeksripsikan teori Ledakan Dahsyat
dirumuskan oleh Alexander Friedmann. Setelah Edwin Hubble pada tahun 1929 menemukan
bahwa jarak bumi dengan galaksi yang sangat jauh umumnya berbanding lurus dengan
geseran merahnya, sebagaimana yang disugesti oleh Lemaitre pada tahun 1927, pengamatan
ini dianggap mengindikasikan bahwa semua galaksi dan gugus bintang yang sangat jauh
memiliki kecepatan tampak yang secara langsung menjauhi titik pandang kita. Terlihat
semakin jauh, semakin cepat kecepatan tampaknya.
1. Galaksi
Ada satu Hipotesis (dugaan sementara yang harus teruji kebenarannya sehingga ia menjadi
teori), yaitu hipotesis Fowler (1957), menurutnya 12 ribu tahun yang lalu, galaksi kita tidak
seperti keadaan seperti sekarang ini, ia masih berupa kabut gas hidrogen yang sangat besar
yang berada di ruang angkasayang bergerak perlahan melakukan rotasi sehingga
keseluruhannya berbentuk bulat, karena gaya beratnya maka ia mengadakan kontraksi dan
kondensasi sambil terus berputar pada sumbunya. Saat kontraksi massa bagian luar banyak
yang tertinggal. Bagian yang berkisar (berputar) lambat dan mempunyai berat jenis yang
besar akan membentuk bintang-bintang. Dengan cara yang sama bagian luar yang tertinggal
juga mengadakan kondensasi sehingga terbentuklah planet. Demikian juga planet membentuk
satelit bulan. Galaksi, tempat matahari kita berinduk diberi nama MILKY WAY atau BIMA
SAKTI.
Macam-Macam Galaksi
Dari hasil pengamatan selanjutnya, ternyata di alam semesta terdapat beribu-ribu galaksi
dengan berbagai bentuk dan ukuran yakni :
a. Galaksi Elips
Galaksi Elips merupakan galaksi yang sudah tua, terbentuk dari bintang-bintang yang sudah
tua, lebih redup dibandingkan tipe spiral dengan banyak bintang merah besar, pambentukan
bintang baru sudah berhenti.
b. Galaksi Spiral
Galaksi Spiral berbentuk spiral amat besar dengan inti di tengah (nukleus)dan lengan spiral
dan cakram (disk). Pada lengan ini terkonsentrasi debu dan gas (nebulae) dimana terdapat
pembentukan bintang aktif, bila dilihat dari samping, galaksi ini tampak seperti elips
berlengan dan dikelilingi atmosfer bercahaya, serta terdapat lingkaran-lingkaran kumpulan
beribu-ribu bintang yang disebut Globular Cluster. Jumlah galaksi ini kurang lebih 80% dari
galaksi yang ada. Salah satu contoh galaksi spiral adalah galaksi Canes Venatici.
c. Galaksi Tak Beraturan
Galaksi Tak Beraturan terdiri dari bermiliar-miliar bintang muda berwarna putih kebiruan dan
bintang raksasa biru yang sangat panas. Diantara bintang-bintang tersebut bertebaran gas dan
debu luar angkasa. Banyaknya galaksi berbentuk tak beraturan ialah 3%.
Bima Sakti
Induk dari matahari kita ialah galaksi Bima Sakti atau Milky Way, karena berdasarkan
pengamatan, Galaksi Bima Sakti bila dilihat dari atas berwujud seperti spiral raksasa yang
berputar. Dari samping terlihat seperti elips yang sangat besar. Bintang-bintang bertebaran
dalam lengan spiral, diantaranya matahari kita. Jaraknya 30.000 tahun cahaya dari pusat
galaksi atau 20.000 tahun cahaya dari ujung atau pinggir galaksi. Galaksi Bima Sakti bergaris
tengah 100.000 tahun cahaya. Makin ke tengah, tebaran bintang makin merapat dan
diperkirakan pusat galaksi merupakan bola bintang raksasa sehingga galaksi ini berbentuk
bulat pipih seperti kue cucur.
2. Tata Surya
Terdiri dari benda-benda seperti meteor-meteor, planet, satelit, komet-komet, debu dan gas
antar planet yang beredar mengelilingi matahari sebagai pusatnya. Banyak teori yang
dikemukakan tentang terbentuknya tata surya namun dari beberapa teori tersebut belum ada
satu pun yang diterima oleh semua pihak, teori-teori tersebut diantaranya :
a. Hipotesis Nebular
Dikemukakan oleh Kant dan Laplace (1796) yang meyakini terbentuknya tata surya
merupakan kondensasi awan panas atau kabut gas yang sangat panas, yang sebagian terpisah
dan merupakan cicin yang mengelilingi pusat. Pusatnya itu menjadi sebuah bintang atau
matahari. Bagian yang mengelilingi pusat tersebut berkondensasi membentuk suatu formula
yang serupa dengan terbentuknya matahari tadi, setelah mendingin, benda-benda ini akan
menjadi planet-planet seperti bumi dengan benda-benda yang mengelilinginya.
b. Hipotesis planettesimal
Dikemukakan oleh Chamberlain dan Moulton. Hipotesis ini bertitik tolak dari pemikiran
yang sama dengan teori Nebular yang menyatakan bahwa system tata surya terbentuk dari
kabut gas yang sangat besar, berkondensasi, perbedaannya ialah terletak pada asumsi bahwa
terbentuknya planet-planet itu tidak harus dari satu badan, tetapi diasumsikan adanya bintang
besar lain yang kebetulan sedang lewat di dekat bintang yang merupakan bagian dari tata
surya kita. Kabut gas dari bintang lain itu sebagian terpengaruh oleh daya tarik matahari kita
dan setelah mendingin terbentuklah benda-benda yang disebut Planettesemal. Planettesemal
merupakan benda-benda kecil yang padat. Teori ini merupakan jawaban dari pertanyaan
mengapa ada satelit-satelit pada Jupiter maupun saturnus yang orbitnya berlawanan rotasi
planet itu.
c. Teori Tidal atau teori pasang surut
Dikemukakan oleh James dan Harold Jeffreys (1919). Menurutnya planet merupakan pecikan
dari matahari yang disebut Tidal. Tidal yang besar akan menjadi planet baru disebabkan
karena bergerak mendekatnya dua matahari, hal ini jarang sekali terjadi. Seperti dalam teori
diatas bahwa dua bintang yang saling mendekat akan membentuk planet yang baru.
d. Teori Bintang Kembar
Berpendapat bahwa dulu matahari adalah sepasang bintang kembar. Oleh suatu sebab salah
satu bintang meledak akibat gaya tarik gravitasi, bintang yang satunya sekarang menjadi
matahari, pecahannya tetap beredar mengelilinginya.
e. Teori Creatio Continua
Dikemukakan Fred Hoyle, Bondi dan Gold. Berpendapat bahwa saat diciptakan alam semesta
ini tidak ada, alam semesta ada dan selamanya tetap ada setelah diciptakan. Setiap saat ada
partikel yang dilahirkan dan ada yang lenyap, yang kemudian mengembun menjadi kabut,
bintang dan jasad alam semesta, karena partikel yang lebih besar daripada partikel yang
lenyap, maka jumlah materi makin bertambah dan mengakibatkan pemuaian alam semesta.
Penegmbangan tersebut mencapai titik batas 10 milyar tahun, dalam kurun waktu tersebut
akan menghasilkan kabut-kabut baru. Teori ini berpendapat bahwa 90 % materi alam semesta
ialah hedrogen yang akhirnya membentuk helium dan zat-zat lainnya.
f. Teori G.P. Kuiper (1950)
Teori ini didasari keadaan yang ditemui di luar tata surya yang mengandaikan matahari serta
semua planet berasal dari gas purba di ruang angkasa, proses terlahirnya bintang dikarenakan
banyaknya kabut gas, yang lambat laun memampatkan diri menjadi massa yang semakin
lama semakin padat dikarenakan gaya gravitasi molekul tersebut. Satu atau dua materi
memadat di tengah dan gumpalan kecil melesat di sekeitarnya. Gumpalan tengah menjadi
matahari dan gumpalan kecil menjadi bakal planet. Matahari yang sudah menjadi padat
menyala dengan adanya api nuklir dan kemudian mendorong gas yang masih membungkus
planet menjadi sirna sehingga tampak telanjang.
1. Susunan Tata Surya
Tata Surya berarti adanya suatu organisasi yang teratur dengan matahari sebagai induk. Pada
zaman yunani kuno, orang-orang yunani mengenal lima planet yang dilakukan dengan
pengamatan secara kasar, planet tersebut ialah Merkurius, Venus, Mars, Jupiter, dan Saturnus
dengan bumi sebagai pusatnya, namun pada abad ke-16 Nicolas Copernicus ( ilmuwan
Polandia ) berhasil mengubah pandangan salah yang dianut selama berabad-abd tersebut,
menurutnya bumi ialah planet sama halnya seperti planet lain, bumi beredar mengelilingi
matahari sebagai pusatnya ( heliosentris ), pandangan tersebut didasari perhitungan yang
sistematis yakni berkat bantuan teropong sebagai alat pengamat dan dengan berkembangnya
matematika dan fisika sebagai sarana penunjang sehingga dapat mengamati planet-planet
lainnya termasuk planet Pluto sebagai planet terjauh.
Planet-planet dapat dikelompokan menjadi dua, yakni planet dalam dan planet luar. Planet
dalam yakni planet yang dekat dengan matahari, yakni : merkurius, venus, bumi dan mars.
Planet Luar yakni terdiri dari Jupiter, Saturnus, Uranus, neptunus dan Pluto. Planet dalam
umumnya lebih kecil dari [lanet luar, namun mempunyai massa jenis yang lebih besar.
Peredaran planet mengelilingi matahri disebut gerak revolusi. Disamping itu planet-planet
beredar mengelilingi sumbunya disebut gerak rotasi yang menyebabkan timbulnya peredaran
siang dan malam. Gerak revolusi dan gerak rotasi searah jarum jam yakni dari timur ke barat.
Waktu untuk satu putaran revolusi disebut kala revolusi yakni 365 hari dan waktu satu
putaran rotasi disebut kala rotasi yakni 24 jam.
dari kromosfer ialah korona. Korona berupa sinar kemilauan yang tebalnya kadang-kadang
meleihi garis tengah matahari itu sendiri. Korona tampak jelas (berwarna putih perak)
mengelilingi matahari pada waktu terjadi gerhana matahari, karena fotosfer dan kromosfer
terhalang oleh bulan.
Matahari sangat penting bagi kehidupan di muka bumi karena :
1) Merupakan sumber energi (sinar panas). Energi yang terkandung dalam batbara dan
minyak bumi sebenarnya juga berasal dati matahari;
2) Mengontrol stabilitas peredaran bumi yang juga berarti mengontrol terjadinya siang dan
malam, bulan, tahun serta mengontrol peredarana planet lainnya.
1. Planet Merkurius
Planet merkurius merupakan planet terkecil dan terdekat dengan matahari. Merkurius tidak
mempunyai satelit atau bulan dan juga hawa atau udara. Planet ini mengandung albedo, yaitu
perbandingan antara cahaya yang dipantulkan dengan yang diterima dari matahari sebesar
0,07. Ini berarti 0,93 atau 93% cahaya yang berasal dari matahari diserapknya.
Garis tengahnya 4.500 km lebih besar daripada garis tengah bulan yang hanya 3.160 km.
karena letaknya yang begitu dekat dengan matahari maka bagian yang menghadap matahari
sangat panas, sebaliknya yang tidak menghadap matahari dingin sekali. Hal ini disebabkan
karena Merkurius tidak memiliki atmosfer dan bulan (satelit). Diperkirakan tidak ada
kehidupan sama sekali di Merkurius.
Merkurius mengadakan rotasi dalam waktu 58,6 hari. Ini berarti panjang siang harinya lebih
dari 28 hari, demikian juga pada malam harinya. Merkurius mengelilingi matahari dalam
waktu 88 hari.
2. Planet Venus
Planet ini dinamakan Venus karena bila dilihat dari bumi merupakan planet yang paling
banyak memantulkan cahaya matahari akibat sifat dari permukaanya. Orang Yunani
menganggap keadaan planet itu sangat cantik seperti dewi kecantikan mereka (Venus).
Planet ini lebih kecil dari bumi, mempunyai albedo 0,8 atau 20% cahaya matahari yang
datang akan diserapnya. Planet ini diliputi awan tebal (atmosfer) yang mungkin terjadi dari
karbon dioksida, tetapi tidak mengandung uap air dan oksigen. Planet ini juga tidak
mempunyai satelit.
Venus menempati urutan kedua terdekat dengan matahari. Planet ini terkenal sebagai bintang
kejora yang bersinar terang pada waktu sore atau pagi hari. Besarnya hampir sama dengan
bumi, bergaris tengah 12.320 km, sedangkan bumi bergaris tengah 12.640 km. rorasi Venus
kurang lebih 247 hari dan berevolusi (mengelilingi matahari) selama 225 hari, artinya 1 tahun
venus adalah 225 hari.
Dengan analisis spektrum atas cahaya yang datang dari Venus, dapat diketahui bahwa di sana
terdapat oksigen. Atas dasar analogi bahwa keberadaan gas oksigen yang tetap jumlahnya di
udara disebabkan oleh tumbuhan yang mengadakan fotosintesis maka dapat diperkirakan
bahwa di Venus pun ada kehidupan. Rotasi Venus berlawanan dengan rotasi bumi, bumi
berotasi dengan arah barat-timur, sedangkan venus rotasinya timur-barat.
3. Planet Bumi dan Bulannya
a. Bumi
Bumi menempati urutan ketiga terdekat dengan matahari. Besarnya hampir sama dengan
venus dan bergaris tengah 7.900 mil atau 12.646 km.jarak antara bumi dengan matahari ialah
149 juta km. jarak ini dijadikan satuan jarak astronomical Unit (AU). Jadi, 1 AU = 149 juta
km.
Bumi mengadakan rotasi 24 jam, berarti satu hari bumi lamanya ialah 24 jam, sedangkan satu
hari venus ialah 247 kali dari bumi, yakni 247 x 24 jam. Bumi mengadakan revolusi selama
365 hari. Satu kali putaran mengelilingi matahari disebut juga satu tahun . sekarang mari
kita bandingkan dengan 1 tahun merkurius = 88 hari bumi, sedangkan 1 tahun mars = 1,9
tahun bumi. Berat jenis rata-rata bumi ialah 5,52.
b. Bulan
Bulan merupakan satu-satuan satelit bumi dan tidak memiliki atmosfer. Jarak bulan dengan
bumi adalah 240 ribu mil= 384 ribu km dan bargaris tengah 2.160 mil atau 3,456 km. jarak
terjauh bulan dari pusat bumi 406.700 km dan jarak terdekatnya 356.400 km.
Pada permukaan bulan, terdapat gunung-gunung dan dataran rendah seperti bumi. Namun
lubang-lubang kepundannya tampak besar-besar sampai ada yang bergaris tengah 8 km.
Oleh karena bulan tidak beratmosfer maka raut permukaan bulan tetap abadi sebab tidak ada
erosi. Tidak adanya atmosfer dapat dibuktikan dengan tidak dibiaskannya sama sekali sinar
bintang yang datangnya dari belakang bulan ke bumi. Sinarnya merupakan pantulan sinar
matahari sehinga dengan pantulan itu permukaan bulan dapat berubah-ubah. Perubahan
penampakan bulan disebut fase. Fase bulan terjadi karena bulan mengitari bumi (revolusi).
Ada delapan fase bulan, yakni :
a. Fase bulan baru, terjadi pada kedudukan dengan urutan matahari bulan-bumi (konjungsi)
b. Fase bulan sabit, terjadi pada kedudukan setelah konjungsi dan akan memasuki
kedudukan kuartir
c. Fase bulan setengah penuh, terjadi pada kedudukan bulan-bumi tegak lurus pada
matahari bumi (kuartir)
d. Fase bulan bungkuk, terjadi pada kedudukan setelah kuartir dan akan memasuki
kedudukan oposisi
e. Fase bulan purnama, terjadi pada kedudukan dengan urutan matahari bumi-bulan
(oposisi)
f. Fase bulan bungkuk, terjadi pada kedudukan oposisi dan akan memasuki kedudukan
kuartir
g. Fase bulan setengah penuh, terjadi pada kedudukan bulan bumi tegak lurus pada
matahari-bumi
h. Fase bulan sabit, terjadi pada keadaan setelah kuartir dan akan memasuki kedudukan
konjungsi.
Dalam kalender yang mendasarkan pada peredaran bulan sebagai acuannya, tanggal diambil
pada saat bulan baru atau disebut bulan mati. Pada saat tersebut bulan berada diantara bumi
dan matahari sehingga tidak ada cahaya matahari yang bisa dipantulkan bulan ke bumi.
Kemudian, karena bulan bergerak mengelilingi bumi, makin lama semakin banyak
permukaan bulan yang tampak disinari matahari., bulan mulai kelihatan sebagai bulan sabit.
Dan ini langsung sampai sekitar tanggal 7, yakni saat bulan dalam keadaan setengah penuh.
Antara tanggal 7 dan tanggal 15, permukaan bulan yang disinari matahari semakin banyak.
Keadaan ini disebut bulan bungkuk.
Saat bulan purnama, yaitu sekitar tanggal 14, bumi berada diantara bulan dan matahari. Pada
kedudukan ini bulan bersinar penuh, karena bulan berada persis di belakang bumi, apabila
dilihat dari matahari. Setelah bulan purnama berlangsung, bulan memasuki fase bungkuk lagi,
kemudian menjadi setengah penuh pad atangga 21, dan menjadi bulan sabit lagi sampai bulan
baru berikutnya.
Perhitungan tahun menurut bulan mengelilingi bumi disebut perhitungan qamariah (bahasa
Arab, qamar = bulan). Penanggalan Hijriah dasarnya adalah peredaran bulan mengelilingi
bumi. Perhitungan kapan mulai bulan baru dan kapan pula akhirnya bulan ramadhan bagi
umat islam menjadi sangat penting. Meningat pada bulan ramadhan umat Islam berpuasa,
kemudian setelah bulan Ramadhan berakhir, umat islam dilarang berpuasa. Oleh sebab itu,
pemeluk agama Islam harus mengetahui secara tepat kapan mulai dan kapan berakhirnya
bulan Ramadhan tersebut. Perhitungan tahun menurut peredaran bumi mengitari matahari
disebut perhitungan Syamsiah (bahan arab, Syam = matahari). Contohnya penanggalan
Masehi.
Gerhana bulan
Apabila permukana bulan terkena oleh bayang-bayang bumi maka akan terjadi gerhana bulan
dan bila bumi yang terkena bayangan bulan maka terjadilah gerhana matahari. Para ilmuwan
telah dapat memperhitungkan dengan akurat, kapan akan terjadi gerhana bulan, tidak saja
pada tahun berapa, tapi hari, tanggal, jam bahkan perhitungan detiknya.
4. Planet Mars
Planet ini diberi nama sesuai dengan nama Dewa Pernah orang Yunani, karena planet ini
berwarna kemerah-merahan seperti darah yang diduga tanahnya mengandung banyak besi
oksigen. Pada permukana planet ini didapatkan warna-warna hijau, biru dan sawo matang
yang selalu berubah sepanjang tahun.
Dugaan ini bertolak pada kenyataan-kenyataan berikut ini : Berdasarkan pengamatan melalui
teropong dan foto, pada permukana Mars terdapat semacam kanal (saluran atau dam air) yang
sangat panjang dan lurus sekali. Kanal ini menghubungkan bagian Mars yang tertutup salju
dengan bagian yang panas. Bila kanal ini buatan alam, apakah mungkin selurus itu? Mars
tampaknya diselubungi oleh atmosfer. Dugaan ini bertolak dari kenyataan bahwa permukaan
Mars dari waktu ke waktu selalu tampak berbah, baik berubah dalam bentuk atau gambar
maupun wa rnanya. Fenomena ini mengarah kepada adanya tumbuhan pada permukaanya
dan adanya awan yang menyelubungi seperti layaknya di bumi.
Penelitian terakhir menunjukkan bahwa pada planet Mars terdapat uap air meskipun dalam
jumlah yang sangat kecil, tetapi para pakar lebih cenderung mengatakan bahwa perubahan
warna permukana planet disebabkan oleh angin pasir, bukan oleh organisme.
Hal lain yang menarik di planet ini adalah adanya dua buah bulan dan biasa disebut dengan
nama satelit. Satelit yang kecil diberi nama phobos. Satelit ini dekat dengan planet Mars dan
hanya berjarak 3.700 mil (dibandingkan dengan jarak bumi-bulan, 240 ribu mil). Garis
tengah 10 mil (16 km). ia mengadakan revolusi mengelilingi Mars dalam waktu 7 jam 39
menit, dan anehnya ia terbit dari barat, terbenam di Timur. Phobos dalam satu hari Mars,
terbit dan terbenam sebanyak 3 kali.
Satelit yang besar dinamakan deimos. Satelit ini terbit ari timur dan terbenam di sebelah barat
setelah beberapa hari. Hal ini disebabkan karena revolusi satelit Deimos hanya berbeda
sedikit lebih cepat daripada rotasi Mars.
Fakta lain yang perlu dicatat tentang mars adalah :
a. Jarak mars ke matahari adalah 1,52 AU;
b. Bergaris tengah 3.920 mil (setengah dari bumi);
c. Bere volusi 1,9 tahun;
d. Berotasi 24 hari 37 menit;
e. Perlu pula diketahui, bahwa menurut data yang dikirim oleh Mariner-4, di Mars tak ada
oksigen, hampir tak ada air sedangkan kutub es yang diperkirakan mengandung banyak air,
ternyata tak lebih dari lapisan salju yang sangat tipis. Ini pula kiranya yang menjadi sebab,
mengapa pada waktu tertentu kutub yang berwarna putih itu lenyap dari pandangan mata.
5. Planet Jupiter
Jupiter merupakan planet terbesar dalam tata surya kita. Ia bergaris tengah 86.600 mil atau
138.560 km, mengadakan rotasi dengan cepat yaitu 10 jam (bandingkan 24 jam untuk Bumi
dan 247 hari untuk Venus). Jupiter tampak sebagai bintang yang terang yang muncul di
tengah malam. Akibat berotasi dengan cepat, bagian ekuator lainnya menjadi sedikit
mengembang dan mebentuk sabuk yang jelas.
Berdasarkan analisis spektroskopis, planet ini mengandung gas metana dan amo niak dalam
jmlah banyak, begitu juga gas hidrogen. Albedonnya 0,44 Bercak kemerahan bergaris tengah
30.000 mil di bagian Selatan (telah diketahui dari tahun 1831) diperkirakan adalah suatu
kawah yang masih hidup (karena warnanya berubah-ubah). Planet ini mempunyai 14 satelit
atau bulan.
Massa planet ini sangat besar, hampir 300 kali massa bumi dan gravitasinya, yaitu 2,6 kali
gravitasi bumi. Artinya, bila suatu benda di bumi beratnya 100 kg maka berat benda tersebut
di JUPiter menjadi 260 kg. akibat selanjutnya, ia memiliki daya tarik yang sangat kuat
sehingga mampu menarik 12 satelit atau bulan yang berukuran sangat besar. Dua diantaranya
lebih besar daripada planet Merkurius. Tiga darinya beredar berlawanan arah dengan
sembilan lainnya. Bulan-bulan tersebut memiliki lapisan atmosfer yang cukup tebal.
6. Planet Saturnus
Planet terbesar kedua setelah Jupiter ialah Saturnus, karena planet ini bergaris tengah 74.000
mil atau 118. 400 km dengan kecepatan rotasi yang sama dengan Jupiter. Planet ini juga
memiliki lapisan atmosfer yang terdiri dari gas etan, amoniak dan hidrogen yang bersuhu
rata-rata 1030 C, tetapi suhu pada permukaanya sangat rendah, yakni 2430 F. walaupun
demikian, massa jenisnya sangat kecil bila dibandingkan dengan air yakni 0,75 g/cm3.
Yang paling menarik dari planet ini ialah ditemukannya sabuk putih yang melilit ekuatornya
dengan jarak dari permukaan sejauh 7.000 mil sampai kurang lebih 37.000 mil. Sabuk ini
berbentuk pipih setebal 10 mil, dan berupa debu. Sabuk ini ternyata berputar mengelilingi
planet dengan kecepatan yang berbeda, sabuk bagian dalam jauh lebih cepat daripada bagian
luarnya. Sabuk atau cincin in I diduga berasal dari satelit yang tidak pernah terbentuk, karena
gaya ganggu Saturnus yang besar, akibat letaknya yang terlalu dekat dengan Saturnus
sehingga calon satelit itu menjadi tidak stabil.
Saturnus mempunyai 10 satelit dan yang terbesar ialah titan (besarnya 2 kali bulan-bumi).
Phoebe yang bergerak berlawanan arah dengan sembilan satelit lainnya, menunjukkan bahwa
phoebe bukan anak kandung saturnus. Keanehan phoebe dan sabuk raksasa itu memperkuat
Teori Tidal. Keanehan lainnya ialah sabuk Saturnus itu itu mengembang dan merapat pada
permukaan planet 15 tahun sekali.
7. Planet Uranus
Planet ini ditemukan secara tak sengaja oleh Herschel dan keluarga pada tahun 1781, ketika
mereka sedang mengamati Saturnus. Besarnya Uranus kurang dari setengah saturnus dengan
garis tengah 50. 560 km atau 4 kali bumi. Oleh karenanya, planet ini merupakan planet
pertama yang dapat ditangkap oleh teleskop, karena letaknya yang cukup jauh dari matahari.
Uranus memiliki lima satelit. Berbeda dengan planet lain, rotasi Uranus bergerak dari Timur
ke Barat. Jarak ke matahari adalah 2.860 juta km atau 19,2 AU, dan mengelilinginya dalam
waktu 84 tahun. Kecepatan rotasi 10 jam 47 menit. Berdasarkan pengamatan pesawat
Voyager pada bulan Januari 1986, Uranus memiliki 14 satelit. Sama seperti Venus, rotasinya
berlawanan arah dengan rotasi bumi.
8. Planet Neptunus
Neptunus ditemukan pada saat para astronom mengamati planet baru Uranus yang orbitannya
agak menyimpang dari perhitungan. Berdasarkan Hukum Newton (gaya tarik menarik antara
dua benda) diperkirakan ada benda langit besar lain yang mempengaruhi orbit Uranus.
Ternyata pengaruh tersebut disebabkan adanya Neptunus yang merupakan planet terbesar
ketiga pad atahun 1846. Planet ini, jika dilihat dengan teleskop dari bumi berwarna kebirubiruan. Dari spektrum cahayanya, planet ini diketahui mempunyai atmosfer yang sebagian
besar terdiri dari gas metana.
Neptunus mempunyai dua satelit, satu diantaranya disebut Triton.satelit Triton beredar
berlawanan arah dengan gerak rotasi Neptunus. Jarak ke matahari adalah 30,1 AU atau 4,470
juta km, bergaris tengah 28.000 mil dan mengelilingi matahari dalam waktu 165 tahun sekali
putar.
C. BENDA-BENDA LANGIT LAIN DARI TATA SURYA
1. Asteroida atau Planetoid
Pada tahun 1801, piazzi seorang astronom Italia melalui pengamatan teleskopnya,
menemukan benda langit yang berdiameter 500 mil atau 900 km (bulan berdiameter 2.160
mil atau 3.000 km) beredar mengelilingi matahari.
Pada masa ini, benda semacam itu telah diketahui sebanyak 2.000 buah, berbentuk bulatbulat kecil, yang terbesar disebut ceres dengan diameter 750 km. benda-benda langit yang
terkecil yang bisa diamati adalah yang berdiamter 1 mil. Kelompok benda langit ini disebut
planetoida atau bkan planet untuk membedakannya dengan sembilan planet utama yang telah
dijelaskan tadi. Bila seluruh massa planetoida ini dikumpulkan, jumlahnya tidak lebih dari
2% dari massa bulan.
Einstein juga mengakui bahwa bumi ini mengembang. Artinya, jika alam ini ditarik mundur
ke belakang, pasti memiliki satu titik tunggal. Hal ini berdasarkan perhitungan yang
menunjukkan bahwa titik tunggal tersebut berisi semua materi alam semesta dan mesti
memiliki volume nol dan kepadatan tak terhingga. Alam ini terbentuk melalui ledakan titik
tunggal bervolume nol. Ledakan itu dikenal dengan nama Big Bang.
Dari teori Big Bang yang diungkapkan oleh para astronomi dan fisikawan menunjukkan
bahwa bumi ini ada yang menciptakan. Karena, volume nol menunjukkan bahwa bumi
awalnya tidak ada, kemudian diadakan. Sayangnya, fakta ini baru ditemukan pada abad ke-
20. Meski demikian, teori Big Bang mengingatkan manusia bahwa bumi tidak statis dan ada
yang menciptakannya. Yaitu, Tuhan.
5. antara satu dan dua miliar tahun setelah terjadinya dentuman besar, protogalaksi
melahirkan bintang-bintang yang lambat laun berkembang menjadi raksasa merah dan
supernova yang merupakan bahan baku kelahiran bintang-bintang baru dalam galaksi.
6. satu diantara miliaran galaksi yang terbentuk adalah galaksi bimasakti yang didalamnya
adalah tata surya kita dengan matahari sebagai bintang yang terdekat dengan bumi.
DAFTAR PUSTAKA
Trianto. 2007. Wawasan Ilmu Alamiah Dasar Prespektif Islam dan Barat. Jakarta: Prestasi Pustaka
Baiquni, Ahmad. 1997. Al-Quran dan Ilmu Pengetahuan Kealaman. Yogyakarta: PT. Dana Bhakti
Primayasa
Mawardi, Nur Hidayat. 2000. Ilmu Alamiah Dasar, Ilmu Sosial Dasar, Ilmu Budaya Dasar. Jakarta:
CV Pustaka Setia
http://efrialdy.wordpress.com/2009/07/01/al-qur%E2%80%99an-sains-dan-alam-semesta/
http://www.keajaibanalquran.com/earth_formationofrain.html