Anda di halaman 1dari 15

TUGAS SISTEM EKONOMI INDONESIA

DAMPAK PENGANGGURAN BAGI


PEMBANGUNAN DI INDONESIA

DISUSUN OLEH :
NAMA

: NURMALITA

NIM

: 06101005010

DOSEN PENGASUH : Dra. Sri Artati Waluyati, M.Si

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN


UNIVERSITAS SRIWIJAYA
TAHUN AKADEMIK 2010/2011

DAFTAR ISI
Kata Pengantari
Bab I : Pendahuluan1
1.1. Latar Belakang...1
1.2. Tujuan Penelitian.1

Bab II : Permasalahan.2
2.1 Pembatasan Masalah2
2.2 Perumusan Masalah.....2
Bab III : Pembahasan..3
3.1 Pengertian Pengangguran.3
3.2 Dampak Pengangguran Bagi Pembangunan.4
3.3 Usaha Pemerintah Mengatasi pengangguran....5
Bab IV : Penutup.6
4.1 Kesimpulan6
4.2 Saran..6
Daftar Pustaka

Kata Pengantar
Alhamdulillah, segala puji serta syukur kita panjatkan ke hadirat Illahi Rabbi,
yang senantiasa memberikan curahan kasih rahmat-Nya kepada hamba-Nya, yang benarbenar ingin mencari ridha serta inayah-Nya. Tidak lupa rahmat serta keselamatan semoga
tercurah limpah kepada paduka alam, uswah kehidupan muslim serta penutup para Nabi
dan Rasul Allah, yakni Nabi Muhammad Saw. Akhirnya atas izin Allah SWT makalah ini
dapat diselesaikan.
Makalah ini disusun agar pembaca dapat melihat seberapa besar dampak
pengangguran bagi pembangunan di Indonesia yang penulis sajikan dari berdasarkan
pengamatan dari berbagai sumber. Makalah ini penulis sampaikan kepada dosen mata
kuliah Sistem Ekonomi Indonesia sebagai salah satu tugas mata kuliah tersebut.Tidak
lupa saya ucapkan terima kasih kepada Bapak/Ibu dosen yang telah berjasa mencurahkan
ilmu kepada penulis.
Penulis memohon kepada dosen khususnya, umumnya para pembaca barang kali
menemukan kesalahan atau kekurangan dalam karya tulis ini baik dari segi bahasan
maupun isinya harap maklum. Selain itu, penulis mengharapkan kritik dan saran yang
bersifat membangun kepada semua pembaca demi lebih baiknya karya-karya tulis yang
akan datang.

Palembang, 16 November 2010

Penulis

BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Ilmu pengetahuan dan teknologi selalu berkembang dan mengalami kemajuan,
sesuai dengan perkembangan zaman dan perkembangan cara berpikir manusia. Bangsa
Indonesia sebagai salah satu negara berkembang tidak akan bisa maju selama belum
memperbaiki kualitas sumber daya manusia bangsa kita. Kualitas hidup bangsa dapat
meningkat jika ditunjang dengan sistem pendidikan yang mapan. Dengan sistem
pendidikan yang mapan, memungkinkan kita berpikir kritis, kreatif, dan produktif.
Dan pengangguran adalah suatu masalah berat yang muncul pada negara
berkembang seperti Indonesia. Setiap tahun jumlah pengangguran terus meningkat
sehingga menimbulkan banyak dampak negative bagi pembangunan di Indonesia. Hal itu
sangat bertolak belakang dengan tujuan negara kita seperti yang tercantum pada
pembukaan UUD alinea keempat yaitu mewujudkan kesejahteraan umum. Berbagai
usaha pemerintah pun dicanangkan untuk mengatasi pengangguran itu Sehingga
Indonesia mampu menekan pertambahan jumlah pengangguaran itu sendiri.

1.2 Tujuan Penelitian


Ada pun dilakukannya penelitian ini agar kami sebagai mahasiswa dapat lebih
mengetahui apa saja yang menjadi dampak pengangguran itu dan bisa meningkatkan
SDM bangsa kita ini dan tidak malah menambah jumlah pengangguran itu sendiri.

BAB II PERMASALAHAN

2.1 Pembatasan masalah


Untuk memperjelas ruang lingkup pembahasan, maka masalah yang akan dibahas
dibatasi pada masalah :
a. Pengertian dari pengangguran dan penyebabnya
b. Dampak pengangguran bagi pembangunan di Indonesia
c. Usaha pemerintah untuk mengatasi pengangguran di Indonesia.

2.2 Perumusan Masalah


Berdasarkan latar belakang dan pembatasan masalah tersebut, masalah-masalah yang
dibahas dapat dirumuskan sebagai berikut :
a. Apakah pengertian pengangguran dan penyebab terjadinya pengangguran?
b. Bagaimana dampak dari pengangguran bagi pembangunan di Indonesia?
c. Bagaimanan usaha pemerintah dalam mengatasi masalah pengangguran di Indonesia?

BAB III PEMBAHASAN

3.1 Pengertian Pengangguran

Pengangguran adalah angkatan kerja yang tidak bekerja dan sedang aktif mencari
pekerjaan. Pengangguran akan merugikan negara dan memberatkan keluarga karena
kebutuhannya menjadi beban keluarga yang sudah bekerja.
Indikator tingkat beban ini disebut dependency ratio, yang dihitung dengan cara :
Dependency Ratio (DR) = Penduduk Luar Usia Kerja / Penduduk Usia kerja
Makin tinggi tingkat Dependency Ratio (DR), makin buruk tingkat beban yang
harus ditanggung setiap penduduk produktif.
Didalam ilmu ekonomi pengangguran ada beberapa jenis, antara lain sebagai berikut :
a) Pengangguran Siklis adalah pengguran yang disebakan oleh merosotnya
perekonomian atau resesi ekonomi di suatu negara.
b) Pengangguran Struktural adalah pengangguran yang terjadi karena tidak
sesuainya jenis pekerjaan yang diminta dengan yang ditawarkan.
c) Pengangguran Teknologi adalh pengangguran yang disebabkan oleh adanya
modernisasi dalam berproduksi.
d) Penggangguran Musiman adalah pengangguran yang terjadi karena pergantian
musim. Biasanya terjadi di daerah pertanian.
e) Pengangguran Friksional adalah pengganguran yang terjadi karena adnya
pergeseran antara permintaan dan penawaran tenaga kerja. Misalnya, tenaga kerja
yang keluar dari perkerjaan karena ingin mendapatkan pekerjaan yang lebih baik.
f) Pengangguran Terbuka adalah pengangguran yang terjadi karena kesempatan
kerja lebih sedikit jika dibandingkan dengan angkatan kerja.
Tingginya angka pengangguarn yang terjadi di suatu negara dapat dhitung menggunakan
rumus berikut:
Angka Pengangguran = jumlah penganggur / Jumlah Angkatan Kerja X 100 %

Secara umum pengangguran dapat terjadi karena beberapa factor, baik dari dalam diri
pencari kerja maupun

kondisi lingkungan. Faktor-faktor

pengangguran, antara lain :


a) Tidak ada lowongan pekerjaan
b) Tidak memenuhi persyaratan

penyebab terjadinya

c) Tidak ada kecocokan upah


d) Informasi tidak lengkap
e) Terjadinya pemutusan hubungan kerja (PHK)

3.2 Dampak Pengangguran Bagi Pembangunan di Indonesia


Masalah ketenagakerjaan di Indonesia sekarang ini sudah mencapai kondisi yang
memprihatinkan. Hal tersebut ditandai dengan jumlah pengangguran dan setengah
pengangguran yang besar serta pendapatan yang relatif rendah dan kurang merata.
Sebaliknya, pengangguran dan setengah pengangguran yang tinggi merupakan
pemborosan sumber daya dan potensi yang ada. Banyaknya pengangguran juga akan
menjadi beban keluarga dan masyarakat, sumber utama kemiskinan, mendorong
peningkatan keresahan sosialdan krim9inal, serta menghambat pembangunan dalam
jangka panjang.
Pengangguran yang besar menunjukan tingkat produktivitas masyarakatnay
rendah. Rendahnya tingkat produktifitas masyarakat mengakibatkan tingkat pendapatan
yang mereka terima juga rendah . Tingkat pendapatan masyarakat yang rendah
mengakibatkan konsumsi dan tabungan yang rendah pula. Hal tersebut akan berakibat
pada turunnya permintaan barang dan jasa yang dihasilkan oleh perusahaan. Akibat
selanjutnya, adalah turunnya penerimaan badan usaha dan turunya penerimaan
pemerintah dari sektor pajak.
Di Indonesia, pajak merupakan sektor penerimaan nonmigas yang cukup besar
nilainya. Pajak digunakan untuk membiayai pengeluaran rutin dan pengeluaran
pembangunan yang dilakukan oleh pemerintah. Apabila pajak yang diterima oleh
pemerintah turun, hal ini tentu akan mengganggu program pembangunan yang dijalankan
pemerintah karena anggaran pengeluaran untuk pembangunan jumlahnya turun.
Pengangguran tidak hanya membawa dampak bagi pembangunan di Indonesia
tapi juga membawa dampak pada perekonomian Indonesia.

a.) Dampak Pengangguran Terhadap Pembangunan Nasional di


Indonesia
Pengangguran merupakan masalah pokok dalam suatu masyarakat modern. Jika tingkat

pengangguran tinggi, sumber daya menjadi terbuang percuma dan tingkat pendapatan
masyarakat akan merosot. Situasi ini menimbulkan kelesuan ekonomi yang berpengaruh
pula pada emosi masyarakat dan kehidupan keluarga sehari-hari.
Pengangguran berdampak besar terhadap pembangunan nasional. Dampak pengangguran
terhadap pembangunan nasional dapat dilihat melalui hubungan antara pengangguran dan
indikator-indikator berikut ini:
1. Pendapatan Nasional dan Pendapatan per Kapita
Upah merupakan salah satu komponen dalam penghitungan pendapatan nasional. Apabila
tingkat pengangguran semakin tinggi, maka nilai komponen upah akan semakin kecil.
Dengan demikian, nilai pendapatan nasional pun akan semakin kecil.
Pendapatan per kapita adalah pendapatan nasional dibagi jundah penduduk. Oleh karna
itu, nilai pendapatan nasional yang semakin kecil akibat pengangguran akan menurunkan
nilai pendapatan per kapita.
2. Penerimaan Negara
Salah satu sumber penerimaan negara adalah pajak, khususnya pajak penghasilan. Pajak
penghasilan diwajibkan bagi orang-orang yang memiliki pekerjaan. Apabila tingkat
pengangguran meningkat, maka jumlah orang yang membayar pajak penghasilan
berkurang. Akibatnya penerimaan negara pun berkurang.
3. Beban Psikologis
Semakin lama seseorang menganggur, semakin besar beban psikologis yang harus
ditanggung. Secara psikologis, orang yang menganggur mempunyai perasaan tertekan,
sehingga berpengaruh terhadap berbagai perilakunya dalam kehidupan sehari-hari.
Dampak psikologis ini mempunyai efek domino di mana secara sosial, orang
menganggur akan merasa minder karena status sosial yang tidak atau belum jelas.
4. Biaya Sosial
Dengan semakin besarnya jumlah penganggur, semakin besar pula biaya sosial yang
harus dikeluarkan. Biaya sosial itu mencakup biaya atas peningkatan tugas-tugas medis,
biaya keamanan, dan biaya proses peradilan sebagai akibat meningkatnya tindak
kejahatan.

b.) Dampak Pengangguran Terhadap Ekonomi Masyarakat di


Indonesia
Tingginya tingkat pengangguran dalam sebuah perekonomian akan mengakibatkan
kelesuan ekonomi dan merosotnya tingkat kesejahteraan masyarakat sebagai akibat
penurunan pendapatan masyarakat. Dampak pengangguran terhadap ekonomi masyarakat
meliputi hal-hal berikut ini:
a. Pendapatan per kapita
Orang yang menganggur berarti tidak memiliki penghasilan sehingga hidupnya akan
membebani orang lain yang bekerja. Dampaknya adalah terjadinya penurunan
pendapatan per-kapita. Dengan kata lain, bila tingkat pengangguran tinggi maka
pendapatan per kapita akan menurun dan sebaliknya bila tingkat pengangguran rendah
pendapatan per kapita akan meningkat, dengan catatan pendapatan mereka yang masih
bekerja tetap.
b. Pendapatan Negara
Orang yang bekerja mendapatkan balas jasa berupa upah/gaji, Upah/gaji tersebut sebelum
sampai di tangan penerima dipotong pajak penghasilan terlebih dahulu. Pajak ini
merupakan salah satu sumber pendapatan negara sehingga bila tidak banyak orang yang
bekerja maka pendapatan negara dari pemasukan pajak penghasilan cenderung
berkurang.
c. Beban Psikologis
Semakin lama seseorang menganggur semakin besar beban psikologis yang
ditanggungnya. Orang yang memiliki pekerjaan berarti ia memiliki status sosial di
tengah-tengah masyarakat. Seseorang yang tidak memiliki pekerjaan dalam jangka waktu
lama akan merasa rendah diri (minder) karena statusnya yang tidak jelas.
d. Munculnya Biaya Sosial
Tingginya tingkat pengangguran akan menimbulkan pengeluaran berupa biaya-biaya
sosial seperti biaya pengadaan penyuluhan, biaya pelatihan, dan biaya keamanan sebagai
akibat kecenderungan meningkatnya tindak kriminalitas.

Grafik jumlah pengangguran di Indonesia

3.3 Usaha Pemerintah Untuk Mengurangi Jumlah Tenaga Kerja


Pembangunan bangsa Indonesia kedepan sangat tergantung pada kualitas sumber
daya manusia Indonesia yang sehat fisik dan mental serta mempunyai ketrampilan dan
keahlian kerja, sehingga mampu membangun keluarga yang bersangkutan untuk
mempunyai pekerjaan dan penghasilan yang tetap dan layak, sehingga mampu memenuhi
kebutuhan hidup, kesehatan dan pendidikan anggota keluarganya.
Dalam pembangunan Nasional, kebijakan ekonomi makro yang bertumpu pada
sinkronisasi kebijakan fiskal dan moneter harus mengarah pada penciptaan dan perluasan
kesempatan kerja. Untuk menumbuh kembangkan usaha mikro dan usaha kecil yang
mandiri perlu keberpihakan kebijakan termasuk akses, pendamping, pendanaan usaha
kecil dan tingkat suku bunga kecil yang mendukung.

Kebijakan Pemerintah Pusat dengan kebijakan Pemerintah Provinsi dan


Pemerintah Kabupaten/Kota harus merupakan satu kesatuan yang saling mendukung
untuk penciptaan dan perluasan kesempatan kerja.
a.) Gerakan Nasional Penanggulangan Pengangguran (GNPP).
Mengingat 70 persen penganggur didominasi oleh kaum muda, maka diperlukan
penanganan khusus secara terpadu program aksi penciptaan dan perluasan kesempatan
kerja khusus bagi kaum muda oleh semua pihak.
Berdasarkan kondisi diatas perlu dilakukan Gerakan Nasional Penanggulangan
Pengangguran (GNPP) dengan mengerahkan semua unsur-unsur dan potensi di tingkat
nasional dan daerah untuk menyusun kebijakan dan strategi serta melaksanakan program
penanggulangan pengangguran. Salah satu tolok ukur kebijakan nasional dan regional
haruslah keberhasilan dalam perluasan kesempatan kerja atau penurunan pengangguran
dan setengah pengangguran.
Gerakan tersebut dicanangkan dalam satu Deklarasi GNPP yang diadakan di
Jakarta 29 Juni 2004. Lima orang tokoh dari pemerintah provinsi, pemerintah
kabupaten/kota, perwakilan pengusaha, perwakilan perguruan tinggi, menandatangani
deklarasi tersebut, mereka adalah Gubernur Riau H.M. Rusli Zainal; Walikota Pangkal
Pinang Provinsi Kepulauan Bangka Belitung H. Zulkarnaen Karim; Palgunadi; T.
Setyawan,ABAC; pengusaha; DR. J.P. Sitanggang, UPN Veteran Jakarta; Bambang
Ismawan, Bina Swadaya, LSM; mereka adalah sebagian kecil dari para tokoh yang
memandang masalah ketenagakerjaan di Indonesia harus segera ditanggulangi oleh
segenap komponen bangsa.
Menurut para deklarator tersebut, bahwa GNPP ini dimaksudkan untuk
membangun kepekaan dan kepedulian seluruh aparatur dari pusat ke daerah, serta
masyarakat

seluruhnya

untuk

berupaya

mengatasi

pengangguran.

Dalam deklarasi itu ditegaskan, bahwa untuk itu, sesuai dengan Undang-undang Nomor
13 tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan, sebaiknya segera dibentuk Badan Koordinasi
Perluasan Kesempatan Kerja.
Kesadaran dan dukungan sebagaimana diwujudkan dalam kesepakatan GNPP
tersebut, menunjukan suatu kepedulian dari segenap komponen bangsa terhadap masalah
ketenagakerjaan, utamanya upaya penanggulangan pengangguran. Menyadari bahwa

upaya penciptaan kesempatan kerja itu bukan semata fungsi dan tanggung jawab
Depatemen Tenaga Kerja dan Transmigrasi, akan tetapi merupakan tanggung jawab kita
semua, pihak pemerintah baik pusat maupun daerah, dunia usaha, maupun dunia
pendidikan. Oleh karena itu, dalam penyusunan kebijakan dan program masing-masing
pihak, baik pemerintah maupun swasta harus dikaitkan dengan penciptaan kesempatan
kerja yang seluas-luasnya.
b.) Konsepsi.
Sementara itu dalam Raker dengan Komisi VII DPR-RI 11 Pebruari 2004 yang
lalu, Menakertrans Jacob Nuwa Wea dalam penjelasannya juga berkesempatan
memaparkan konsepsi penanggulangan pengangguran di Indonesia, meliputi keadaan
pengangguran dan setengah pengangguran; keadaan angkatan kerja; dan keadaan
kesempatan kerja; serta sasaran yang akan dicapai. Dalam konteks ini kiranya paparan
tersebut

masih

relevan

untuk

diinformasikan.

Dalam salah satu bagian paparannya Menteri menyebutkan, bahwa pembukaan UUD
1945 mengamanatkan: untuk membentuk suatu Pemerintah Negara Indonesia yang
melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia, dan untuk
memajukan kesejahteraan umum dan mencerdaskan kehidupan bangsa . Selanjutnya
secara lebih konkrit pada Pasal 27 ayat (2) menyatakan bahwa : tiap-tiap warga negara
berhak atas pekerjaan dan penghidupan yang layak bagi kemanusiaan dan pada Pasal 28
D ayat (2) menyatakan bahwa: Setiap orang berhak untuk bekerja serta mendapat
imbalan dan perlakuan yang adil dan layak dalam hubungan kerja. Hal ini berarti, bahwa
secara konstitusional, pemerintah berkewajiban untuk menyediakan pekerjaan dalam
jumlah yang cukup, produktif dan remuneratif.. Kedua Pasal UUD 1945 ini perlu menjadi
perhatian bahwa upaya-upaya penanganan pengangguran yang telah dilaksanakan selama
ini masih belum memenuhi harapan, serta mendorong segera dapat dirumuskan Konsepsi
Penanggulangan

Pengangguran.

Selanjutnya Menakertrans menyatakan, Depnakertrans dengan mengikut sertakan pihakpihak terkait sedang menyusun konsepsi penanggulangan pengangguran. Dalam proses
penyusunan ini telah dilakukan beberapa kali pembahasan di lingkungan Depnakertrans
sendiri, dengan Tripartit secara terbatas (Apindo dan beberapa Serikat Pekerja); dan juga

pembahasan

dengan

beberapa

Departemen

dan

Bappenas.

Memperhatikan

kompleksnya permasalahan pengangguran, disadari bahwa penyusunan konsepsi tersebut


masih perlu didiskusikan dan dikembangkan lebih lanjut dengan berbagai pihak yang
lebih luas, antara lain sangat dibutuhkan masukan dan dukungan sepenuhnya dari
Anggotra DPR-RI yang terhormat khususnya Komisi VII; masih memerlukan waktu dan
dukungan

biaya

sehingga

pada

akhirnya

dapat

dirumuskan

suatu

Konsepsi

Penanggulangan Pengangguran di Indonesia yang didukung oleh seluruh komponen


masyarakat, tutur Menteri Jacob Nuwa Wea.
c.) Sasaran
Sasaran yang diharapkan, dirumuskan sebagai berikut :
a) Menurunnya jumlah penganggur terbuka dari 0,96 pesen menjadi 5,5 persen pada
tahun 2009.
b) Menurunnya jumlah setengah penganggur dari 28,65 persen menjadi 20 persen
dari jumlah yang bekerja pada tahun 2009.
c) Meningkatnya jumlah tenaga kerja formal dari 36,71 persen menjadi 60 persen
dari jumlah yang bekerja pada tahun 2009.
d) Menurunnya jumlah angkatan kerja usia sekolah dari 20,54 persen menjadi 15
persen pada tahun 2009.
e) Tingkatkan perluasan lapangan kerja dari 91,65 juta orang menjadi 108,97 juta
orang.
f) Terbangunnya jejaring antara pusat dengan seluruh Kabupaten/kota.
Untuk mencapai hal tersebut disusun strategi, kebijakan dan program-program yang
perlu terus dibahas untuk menjadi kesepakatan semua pihak, meliputi Pengendalian
Jumlah Angkatan kerja peningkatan Kualitas angkatan Kerja; peningkatan Efektivitas
Informasi Pasar Kerja dan Bursa Kerja; pembinaan Hubungan Industrial.
Selain usaha diatas usaha lain yang telah dilakukan pemerintah adalah:
1. Pendidikan Formal, ditempuh melalui jalur formal, baik umum maupaun jurun
dengan melalui berbagai jenjang pendidika. Misalnnya: SD, SMP, SMA, dan
SMK,serta perguruan tinggi

2. Pendidikan Non Formal, ditmpuh melalui berbagai cara seperti latihan kerja,
magang, serta model simbiose mutualistis.

BAB IV PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Pengangguran menimbulkan banyak dampak negative bagi pembangunan di
Indonesia. Seperti terhambatnya pembangunan di berbagai sektor kehidupan, turunnya
pendapatan nasional, meningkatnya kriminalitas, dan kemiskinan. Berbagai upaya pun
dilakukan pemerintah untuk mengatasi masalah ini. Yaitu dengan mengeluarkan
kebijakan-kebijakan yang diharapkan mampu mengurangi jumlah pengangguran yang
terus meningkat tiap tahunnya, dan dengan pendidikan formal serta non formal.

4.2 Saran
Bertolak dari masalah pengangguran di Indonesia, penyusun memberikan saran sebagai
berikut :
1. Kebijakan yang telah dicanangkan oleh pemerintah sebaiknya harus benar-benar
di realisasikan untuk mengurangi dampak dari jumlah pengangguran yang terus
meningkat.

2. Sebagai warga negara yang baik hendaknya terus berupaya unutk meningkatkan
kualitas diri agar tidak menjadi pengangguran yang akan menjadi penghambat
pembangunan negeri ini.

DAFTAR PUSTAKA
Rusdarti dan Kusmuriyanto. 2008.Fenomena Ekonomi Di Sekitar Kita.Solo: PT Tiga
Serangkai Pustaka Mandiri
Majalah Nakertrans Edisi 03 TH.XXIV-Juni 2004
Sumber Internet :
Ekonomi - Yudhistira Ghalia Indonesia
- EKONOMI : - Jilid 2 Oleh Alam S. - ESIS

Anda mungkin juga menyukai