Anda di halaman 1dari 13

DAMPAK PENGANGGURAN BAGI

PEMBANGUNAN DI INDONESIA
DAFTAR ISI
Kata Pengantari
Bab I : Pendahuluan1
1.1; Latar Belakang...1
1.2; Tujuan Penelitian.1

Bab II : Permasalahan.2
2.1 Pembatasan Masalah2
2.2 Perumusan Masalah.....2
Bab III : Pembahasan..3
3.1 Pengertian Pengangguran.3
3.2 Dampak Pengangguran Bagi Pembangunan.4
3.3 Usaha Pemerintah Mengatasi pengangguran....5
Bab IV : Penutup.6
4.1 Kesimpulan6
4.2 Saran..6
Daftar Pustaka

Kata Pengantar
Alhamdulillah, segala puji serta syukur kita panjatkan ke hadirat Illahi Rabbi, yang
senantiasa memberikan curahan kasih rahmat-Nya kepada hamba-Nya, yang benar-benar ingin
mencari ridha serta inayah-Nya. Tidak lupa rahmat serta keselamatan semoga tercurah limpah
kepada paduka alam, uswah kehidupan muslim serta penutup para Nabi dan Rasul Allah, yakni
Nabi Muhammad Saw. Akhirnya atas izin Allah SWT makalah ini dapat diselesaikan.
Makalah ini disusun agar pembaca dapat melihat seberapa besar dampak pengangguran
bagi pembangunan di Indonesia yang penulis sajikan dari berdasarkan pengamatan dari berbagai
sumber. Makalah ini penulis sampaikan kepada dosen mata kuliah Sistem Ekonomi Indonesia
sebagai salah satu tugas mata kuliah tersebut.Tidak lupa saya ucapkan terima kasih kepada
Bapak/Ibu dosen yang telah berjasa mencurahkan ilmu kepada penulis.
Penulis memohon kepada dosen khususnya, umumnya para pembaca barang kali
menemukan kesalahan atau kekurangan dalam karya tulis ini baik dari segi bahasan maupun
isinya harap maklum. Selain itu, penulis mengharapkan kritik dan saran yang bersifat
membangun kepada semua pembaca demi lebih baiknya karya-karya tulis yang akan datang.

Palembang, 16 November 2010

Penulis

BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Ilmu pengetahuan dan teknologi selalu berkembang dan mengalami kemajuan, sesuai
dengan perkembangan zaman dan perkembangan cara berpikir manusia. Bangsa Indonesia
sebagai salah satu negara berkembang tidak akan bisa maju selama belum memperbaiki kualitas
sumber daya manusia bangsa kita. Kualitas hidup bangsa dapat meningkat jika ditunjang dengan
sistem pendidikan yang mapan. Dengan sistem pendidikan yang mapan, memungkinkan kita
berpikir kritis, kreatif, dan produktif.
Dan pengangguran adalah suatu masalah berat yang muncul pada negara berkembang
seperti Indonesia. Setiap tahun jumlah pengangguran terus meningkat sehingga menimbulkan
banyak dampak negative bagi pembangunan di Indonesia. Hal itu sangat bertolak belakang
dengan tujuan negara kita seperti yang tercantum pada pembukaan UUD alinea keempat yaitu
mewujudkan kesejahteraan umum. Berbagai usaha pemerintah pun dicanangkan untuk mengatasi
pengangguran itu Sehingga Indonesia mampu menekan pertambahan jumlah pengangguaran itu
sendiri.

1.2 Tujuan Penelitian


Ada pun dilakukannya penelitian ini agar kami sebagai mahasiswa dapat lebih mengetahui
apa saja yang menjadi dampak pengangguran itu dan bisa meningkatkan SDM bangsa kita ini
dan tidak malah menambah jumlah pengangguran itu sendiri.

BAB II PERMASALAHAN

2.1 Pembatasan masalah


Untuk memperjelas ruang lingkup pembahasan, maka masalah yang akan dibahas dibatasi pada
masalah :
a. Pengertian dari pengangguran dan penyebabnya
b. Dampak pengangguran bagi pembangunan di Indonesia
c. Usaha pemerintah untuk mengatasi pengangguran di Indonesia.

2.2 Perumusan Masalah


Berdasarkan latar belakang dan pembatasan masalah tersebut, masalah-masalah yang dibahas
dapat dirumuskan sebagai berikut :
a. Apakah pengertian pengangguran dan penyebab terjadinya pengangguran?
b. Bagaimana dampak dari pengangguran bagi pembangunan di Indonesia?
c. Bagaimanan usaha pemerintah dalam mengatasi masalah pengangguran di Indonesia?

BAB III PEMBAHASAN

3.1 Pengertian Pengangguran

Pengangguran adalah angkatan kerja yang tidak bekerja dan sedang aktif mencari
pekerjaan. Pengangguran akan merugikan negara dan memberatkan keluarga karena
kebutuhannya menjadi beban keluarga yang sudah bekerja.
Indikator tingkat beban ini disebut dependency ratio, yang dihitung dengan cara :
Dependency Ratio (DR) = Penduduk Luar Usia Kerja / Penduduk Usia kerja
Makin tinggi tingkat Dependency Ratio (DR), makin buruk tingkat beban yang harus
ditanggung setiap penduduk produktif.
Didalam ilmu ekonomi pengangguran ada beberapa jenis, antara lain sebagai berikut :
a; Pengangguran Siklis adalah pengguran yang disebakan oleh merosotnya perekonomian
atau resesi ekonomi di suatu negara.
b; Pengangguran Struktural adalah pengangguran yang terjadi karena tidak sesuainya jenis
pekerjaan yang diminta dengan yang ditawarkan.
c; Pengangguran Teknologi adalh pengangguran yang disebabkan oleh adanya modernisasi
dalam berproduksi.
d; Penggangguran Musiman adalah pengangguran yang terjadi karena pergantian musim.
Biasanya terjadi di daerah pertanian.
e; Pengangguran Friksional adalah pengganguran yang terjadi karena adnya pergeseran
antara permintaan dan penawaran tenaga kerja. Misalnya, tenaga kerja yang keluar dari
perkerjaan karena ingin mendapatkan pekerjaan yang lebih baik.
f; Pengangguran Terbuka adalah pengangguran yang terjadi karena kesempatan kerja lebih
sedikit jika dibandingkan dengan angkatan kerja.
Tingginya angka pengangguarn yang terjadi di suatu negara dapat dhitung menggunakan rumus
berikut:
Angka Pengangguran = jumlah penganggur / Jumlah Angkatan Kerja X 100 %

Secara umum pengangguran dapat terjadi karena beberapa factor, baik dari dalam diri pencari
kerja maupun kondisi lingkungan. Faktor-faktor penyebab terjadinya pengangguran, antara lain :
a; Tidak ada lowongan pekerjaan
b; Tidak memenuhi persyaratan
c; Tidak ada kecocokan upah

d; Informasi tidak lengkap


e; Terjadinya pemutusan hubungan kerja (PHK)

3.2 Dampak Pengangguran Bagi Pembangunan di Indonesia


Masalah ketenagakerjaan di Indonesia sekarang ini sudah mencapai kondisi yang
memprihatinkan. Hal tersebut ditandai dengan jumlah pengangguran dan setengah pengangguran
yang besar serta pendapatan yang relatif rendah dan kurang merata. Sebaliknya, pengangguran
dan setengah pengangguran yang tinggi merupakan pemborosan sumber daya dan potensi yang
ada. Banyaknya pengangguran juga akan menjadi beban keluarga dan masyarakat, sumber utama
kemiskinan, mendorong peningkatan keresahan sosialdan krim9inal, serta menghambat
pembangunan dalam jangka panjang.
Pengangguran yang besar menunjukan tingkat produktivitas masyarakatnay rendah.
Rendahnya tingkat produktifitas masyarakat mengakibatkan tingkat pendapatan yang mereka
terima juga rendah . Tingkat pendapatan masyarakat yang rendah mengakibatkan konsumsi dan
tabungan yang rendah pula. Hal tersebut akan berakibat pada turunnya permintaan barang dan
jasa yang dihasilkan oleh perusahaan. Akibat selanjutnya, adalah turunnya penerimaan badan
usaha dan turunya penerimaan pemerintah dari sektor pajak.
Di Indonesia, pajak merupakan sektor penerimaan nonmigas yang cukup besar nilainya.
Pajak digunakan untuk membiayai pengeluaran rutin dan pengeluaran pembangunan yang
dilakukan oleh pemerintah. Apabila pajak yang diterima oleh pemerintah turun, hal ini tentu akan
mengganggu program pembangunan yang dijalankan pemerintah karena anggaran pengeluaran
untuk pembangunan jumlahnya turun.
Pengangguran tidak hanya membawa dampak bagi pembangunan di Indonesia tapi juga
membawa dampak pada perekonomian Indonesia.

a.) Dampak Pengangguran Terhadap Pembangunan Nasional di Indonesia


Pengangguran merupakan masalah pokok dalam suatu masyarakat modern. Jika tingkat
pengangguran tinggi, sumber daya menjadi terbuang percuma dan tingkat pendapatan
masyarakat akan merosot. Situasi ini menimbulkan kelesuan ekonomi yang berpengaruh pula
pada emosi masyarakat dan kehidupan keluarga sehari-hari.

Pengangguran berdampak besar terhadap pembangunan nasional. Dampak pengangguran


terhadap pembangunan nasional dapat dilihat melalui hubungan antara pengangguran dan
indikator-indikator berikut ini:
1. Pendapatan Nasional dan Pendapatan per Kapita
Upah merupakan salah satu komponen dalam penghitungan pendapatan nasional. Apabila tingkat
pengangguran semakin tinggi, maka nilai komponen upah akan semakin kecil. Dengan demikian,
nilai pendapatan nasional pun akan semakin kecil.
Pendapatan per kapita adalah pendapatan nasional dibagi jundah penduduk. Oleh karna itu, nilai
pendapatan nasional yang semakin kecil akibat pengangguran akan menurunkan nilai pendapatan
per kapita.
2. Penerimaan Negara
Salah satu sumber penerimaan negara adalah pajak, khususnya pajak penghasilan. Pajak
penghasilan diwajibkan bagi orang-orang yang memiliki pekerjaan. Apabila tingkat
pengangguran meningkat, maka jumlah orang yang membayar pajak penghasilan berkurang.
Akibatnya penerimaan negara pun berkurang.
3. Beban Psikologis
Semakin lama seseorang menganggur, semakin besar beban psikologis yang harus ditanggung.
Secara psikologis, orang yang menganggur mempunyai perasaan tertekan, sehingga berpengaruh
terhadap berbagai perilakunya dalam kehidupan sehari-hari. Dampak psikologis ini mempunyai
efek domino di mana secara sosial, orang menganggur akan merasa minder karena status sosial
yang tidak atau belum jelas.
4. Biaya Sosial
Dengan semakin besarnya jumlah penganggur, semakin besar pula biaya sosial yang harus
dikeluarkan. Biaya sosial itu mencakup biaya atas peningkatan tugas-tugas medis, biaya
keamanan, dan biaya proses peradilan sebagai akibat meningkatnya tindak kejahatan.

b.) Dampak Pengangguran Terhadap Ekonomi Masyarakat di Indonesia


Tingginya tingkat pengangguran dalam sebuah perekonomian akan mengakibatkan kelesuan
ekonomi dan merosotnya tingkat kesejahteraan masyarakat sebagai akibat penurunan pendapatan
masyarakat. Dampak pengangguran terhadap ekonomi masyarakat meliputi hal-hal berikut ini:

a. Pendapatan per kapita


Orang yang menganggur berarti tidak memiliki penghasilan sehingga hidupnya akan membebani
orang lain yang bekerja. Dampaknya adalah terjadinya penurunan pendapatan per-kapita.
Dengan kata lain, bila tingkat pengangguran tinggi maka pendapatan per kapita akan menurun
dan sebaliknya bila tingkat pengangguran rendah pendapatan per kapita akan meningkat, dengan
catatan pendapatan mereka yang masih bekerja tetap.
b. Pendapatan Negara
Orang yang bekerja mendapatkan balas jasa berupa upah/gaji, Upah/gaji tersebut sebelum
sampai di tangan penerima dipotong pajak penghasilan terlebih dahulu. Pajak ini merupakan
salah satu sumber pendapatan negara sehingga bila tidak banyak orang yang bekerja maka
pendapatan negara dari pemasukan pajak penghasilan cenderung berkurang.
c. Beban Psikologis
Semakin lama seseorang menganggur semakin besar beban psikologis yang ditanggungnya.
Orang yang memiliki pekerjaan berarti ia memiliki status sosial di tengah-tengah masyarakat.
Seseorang yang tidak memiliki pekerjaan dalam jangka waktu lama akan merasa rendah diri
(minder) karena statusnya yang tidak jelas.
d. Munculnya Biaya Sosial
Tingginya tingkat pengangguran akan menimbulkan pengeluaran berupa biaya-biaya sosial
seperti biaya pengadaan penyuluhan, biaya pelatihan, dan biaya keamanan sebagai akibat
kecenderungan meningkatnya tindak kriminalitas.

Grafik jumlah pengangguran di Indonesia

3.3 Usaha Pemerintah Untuk Mengurangi Jumlah Tenaga Kerja


Pembangunan bangsa Indonesia kedepan sangat tergantung pada kualitas sumber daya
manusia Indonesia yang sehat fisik dan mental serta mempunyai ketrampilan dan keahlian kerja,
sehingga mampu membangun keluarga yang bersangkutan untuk mempunyai pekerjaan dan
penghasilan yang tetap dan layak, sehingga mampu memenuhi kebutuhan hidup, kesehatan dan
pendidikan anggota keluarganya.
Dalam pembangunan Nasional, kebijakan ekonomi makro yang bertumpu pada
sinkronisasi kebijakan fiskal dan moneter harus mengarah pada penciptaan dan perluasan
kesempatan kerja. Untuk menumbuh kembangkan usaha mikro dan usaha kecil yang mandiri
perlu keberpihakan kebijakan termasuk akses, pendamping, pendanaan usaha kecil dan tingkat
suku bunga kecil yang mendukung.
Kebijakan Pemerintah Pusat dengan kebijakan Pemerintah Provinsi dan Pemerintah
Kabupaten/Kota harus merupakan satu kesatuan yang saling mendukung untuk penciptaan dan
perluasan kesempatan kerja.
a.) Gerakan Nasional Penanggulangan Pengangguran (GNPP).
Mengingat 70 persen penganggur didominasi oleh kaum muda, maka diperlukan
penanganan khusus secara terpadu program aksi penciptaan dan perluasan kesempatan kerja
khusus bagi kaum muda oleh semua pihak.
Berdasarkan kondisi diatas perlu dilakukan Gerakan Nasional Penanggulangan
Pengangguran (GNPP) dengan mengerahkan semua unsur-unsur dan potensi di tingkat nasional
dan daerah untuk menyusun kebijakan dan strategi serta melaksanakan program penanggulangan

pengangguran. Salah satu tolok ukur kebijakan nasional dan regional haruslah keberhasilan
dalam perluasan kesempatan kerja atau penurunan pengangguran dan setengah pengangguran.
Gerakan tersebut dicanangkan dalam satu Deklarasi GNPP yang diadakan di Jakarta 29
Juni 2004. Lima orang tokoh dari pemerintah provinsi, pemerintah kabupaten/kota, perwakilan
pengusaha, perwakilan perguruan tinggi, menandatangani deklarasi tersebut, mereka adalah
Gubernur Riau H.M. Rusli Zainal; Walikota Pangkal Pinang Provinsi Kepulauan Bangka
Belitung H. Zulkarnaen Karim; Palgunadi; T. Setyawan,ABAC; pengusaha; DR. J.P. Sitanggang,
UPN Veteran Jakarta; Bambang Ismawan, Bina Swadaya, LSM; mereka adalah sebagian kecil
dari para tokoh yang memandang masalah ketenagakerjaan di Indonesia harus segera
ditanggulangi oleh segenap komponen bangsa.
Menurut para deklarator tersebut, bahwa GNPP ini dimaksudkan untuk membangun
kepekaan dan kepedulian seluruh aparatur dari pusat ke daerah, serta masyarakat seluruhnya
untuk

berupaya

mengatasi

pengangguran.

Dalam deklarasi itu ditegaskan, bahwa untuk itu, sesuai dengan Undang-undang Nomor 13 tahun
2003 tentang Ketenagakerjaan, sebaiknya segera dibentuk Badan Koordinasi Perluasan
Kesempatan Kerja.
Kesadaran dan dukungan sebagaimana diwujudkan dalam kesepakatan GNPP tersebut,
menunjukan suatu kepedulian dari segenap komponen bangsa terhadap masalah ketenagakerjaan,
utamanya upaya penanggulangan pengangguran. Menyadari bahwa upaya penciptaan
kesempatan kerja itu bukan semata fungsi dan tanggung jawab Depatemen Tenaga Kerja dan
Transmigrasi, akan tetapi merupakan tanggung jawab kita semua, pihak pemerintah baik pusat
maupun daerah, dunia usaha, maupun dunia pendidikan. Oleh karena itu, dalam penyusunan
kebijakan dan program masing-masing pihak, baik pemerintah maupun swasta harus dikaitkan
dengan penciptaan kesempatan kerja yang seluas-luasnya.
b.) Konsepsi.
Sementara itu dalam Raker dengan Komisi VII DPR-RI 11 Pebruari 2004 yang lalu,
Menakertrans Jacob Nuwa Wea dalam penjelasannya juga berkesempatan memaparkan konsepsi
penanggulangan pengangguran di Indonesia, meliputi keadaan pengangguran dan setengah
pengangguran; keadaan angkatan kerja; dan keadaan kesempatan kerja; serta sasaran yang akan
dicapai. Dalam konteks ini kiranya paparan tersebut masih relevan untuk diinformasikan.

Dalam salah satu bagian paparannya Menteri menyebutkan, bahwa pembukaan UUD 1945
mengamanatkan: untuk membentuk suatu Pemerintah Negara Indonesia yang melindungi
segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia, dan untuk memajukan
kesejahteraan umum dan mencerdaskan kehidupan bangsa . Selanjutnya secara lebih konkrit
pada Pasal 27 ayat (2) menyatakan bahwa : tiap-tiap warga negara berhak atas pekerjaan dan
penghidupan yang layak bagi kemanusiaan dan pada Pasal 28 D ayat (2) menyatakan bahwa:
Setiap orang berhak untuk bekerja serta mendapat imbalan dan perlakuan yang adil dan layak
dalam hubungan kerja. Hal ini berarti, bahwa secara konstitusional, pemerintah berkewajiban
untuk menyediakan pekerjaan dalam jumlah yang cukup, produktif dan remuneratif.. Kedua
Pasal UUD 1945 ini perlu menjadi perhatian bahwa upaya-upaya penanganan pengangguran
yang telah dilaksanakan selama ini masih belum memenuhi harapan, serta mendorong segera
dapat

dirumuskan

Konsepsi

Penanggulangan

Pengangguran.

Selanjutnya Menakertrans menyatakan, Depnakertrans dengan mengikut sertakan pihak-pihak


terkait sedang menyusun konsepsi penanggulangan pengangguran. Dalam proses penyusunan ini
telah dilakukan beberapa kali pembahasan di lingkungan Depnakertrans sendiri, dengan Tripartit
secara terbatas (Apindo dan beberapa Serikat Pekerja); dan juga pembahasan dengan beberapa
Departemen dan Bappenas. Memperhatikan kompleksnya permasalahan pengangguran,
disadari bahwa penyusunan konsepsi tersebut masih perlu didiskusikan dan dikembangkan lebih
lanjut dengan berbagai pihak yang lebih luas, antara lain sangat dibutuhkan masukan dan
dukungan sepenuhnya dari Anggotra DPR-RI yang terhormat khususnya Komisi VII; masih
memerlukan waktu dan dukungan biaya sehingga pada akhirnya dapat dirumuskan suatu
Konsepsi Penanggulangan Pengangguran di Indonesia yang didukung oleh seluruh komponen
masyarakat, tutur Menteri Jacob Nuwa Wea.
c.) Sasaran
Sasaran yang diharapkan, dirumuskan sebagai berikut :
a; Menurunnya jumlah penganggur terbuka dari 0,96 pesen menjadi 5,5 persen pada tahun
2009.
b; Menurunnya jumlah setengah penganggur dari 28,65 persen menjadi 20 persen dari
jumlah yang bekerja pada tahun 2009.

c; Meningkatnya jumlah tenaga kerja formal dari 36,71 persen menjadi 60 persen dari
jumlah yang bekerja pada tahun 2009.
d; Menurunnya jumlah angkatan kerja usia sekolah dari 20,54 persen menjadi 15 persen
pada tahun 2009.
e; Tingkatkan perluasan lapangan kerja dari 91,65 juta orang menjadi 108,97 juta orang.
f; Terbangunnya jejaring antara pusat dengan seluruh Kabupaten/kota.
Untuk mencapai hal tersebut disusun strategi, kebijakan dan program-program yang perlu
terus dibahas untuk menjadi kesepakatan semua pihak, meliputi Pengendalian Jumlah Angkatan
kerja peningkatan Kualitas angkatan Kerja; peningkatan Efektivitas Informasi Pasar Kerja dan
Bursa Kerja; pembinaan Hubungan Industrial.
Selain usaha diatas usaha lain yang telah dilakukan pemerintah adalah:
1; Pendidikan Formal, ditempuh melalui jalur formal, baik umum maupaun jurun dengan
melalui berbagai jenjang pendidika. Misalnnya: SD, SMP, SMA, dan SMK,serta
perguruan tinggi
2; Pendidikan Non Formal, ditmpuh melalui berbagai cara seperti latihan kerja, magang,
serta model simbiose mutualistis.

BAB IV PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Pengangguran menimbulkan banyak dampak negative bagi pembangunan di Indonesia.
Seperti terhambatnya pembangunan di berbagai sektor kehidupan, turunnya pendapatan nasional,
meningkatnya kriminalitas, dan kemiskinan. Berbagai upaya pun dilakukan pemerintah untuk
mengatasi masalah ini. Yaitu dengan mengeluarkan kebijakan-kebijakan yang diharapkan
mampu mengurangi jumlah pengangguran yang terus meningkat tiap tahunnya, dan dengan
pendidikan formal serta non formal.

4.2 Saran
Bertolak dari masalah pengangguran di Indonesia, penyusun memberikan saran sebagai berikut :

1; Kebijakan yang telah dicanangkan oleh pemerintah sebaiknya harus benar-benar di


realisasikan untuk mengurangi dampak dari jumlah pengangguran yang terus meningkat.
2; Sebagai warga negara yang baik hendaknya terus berupaya unutk meningkatkan kualitas
diri agar tidak menjadi pengangguran yang akan menjadi penghambat pembangunan
negeri ini.

DAFTAR PUSTAKA
Rusdarti dan Kusmuriyanto. 2008.Fenomena Ekonomi Di Sekitar Kita.Solo: PT Tiga Serangkai
Pustaka Mandiri
Majalah Nakertrans Edisi 03 TH.XXIV-Juni 2004
Sumber Internet :
Ekonomi - Yudhistira Ghalia Indonesia
- EKONOMI : - Jilid 2 Oleh Alam S. - ESIS

Anda mungkin juga menyukai